Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran Matematika
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Kelas 3C
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat dan
hidayahnya telah memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Dalam penyusunan tugas makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Kami menyadari bahwa masih banyak kemungkinan kekurangan baik dari
segi penulisan maupun pembahasan dikarenakan keterbatasan kemampuan kami.
Untuk itu masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu kami agar
dapat membenahi kekurangan tersebut.
Adapun tujuan dari penulisan ini untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen pengampu pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Selain itu, dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
khususnya mengenai “Kesulitan Belajar Matematika dan Alternatif
Pemecahannya” yang telah kami sajikan.
Ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran Matematika yang telah memberikan tugas kepada kami untuk
menambah wawasan kami. Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang
sudah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata kami mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada seluruh
pembaca khususnya mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Kesulitan Belajar Matematika.....................................................3
B. Faktor Kesulitan Belajar Matematika...........................................................6
C. Dampak Kesulitan Belajar Matematika........................................................9
D. Tahapan Belajar Matematika......................................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah matematika merupakan tantangan intelektual yang melibatkan
pemecahan masalah atau pencarian solusi matematis untuk suatu permasalahan
tertentu. Masalah matematika dapat berkisar dari sederhana hingga kompleks,
dan seringkali membutuhkan pemahaman mendalam tentang konsep dan
prinsip matematika. Latar belakang dari masalah matematika dapat berasal dari
berbagai bidang, termasuk matematika murni dan terapan. Beberapa masalah
matematika yang terkenal dan telah ada sejak lama termasuk teorema
Pythagoras, teorema Fermat, dan persamaan diferensial.
Selain itu, kolaborasi dan diskusi dengan orang lain, pembacaan literatur
matematika terkait, dan penggunaan perangkat lunak matematika atau
komputer juga bisa menjadi alternatif pemecahan masalah matematika yang
1
efektif. Penting untuk diingat bahwa tidak ada satu metode tunggal yang cocok
untuk semua masalah matematika. Pemecahan masalah matematika sering
melibatkan kombinasi berbagai pendekatan dan teknik untuk mencapai solusi
yang memadai
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kesulitan belajar matematika?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari kesulitan belajar matematika
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kritis, analitis dan sistematis serta kemampuan bekerja sama, namun masih
sulit untuk menginterpretasikan karena dipengaruhi oleh kesulitan belajar.
Proses belajar matematika, selalu mengalami perkembangan yang
berbanding lurus dengan kemajuan sains dan teknologi. Namun hal ini tidak
disadari oleh sebagian siswa disebabkan minimnya informasi mengenai apa
dan bagaimana sebenarnya matematika, karena bagi sebagian siswa
matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit. analitis dan sistematis
serta kemampuan bekerja sama, namun masih sulit untuk
menginterpretasikan dan dipengaruhi oleh ketidakmampuan belajar.
Kesulitan dalam belajar matematika biasanya dikenal dengan istilah
diskalkulia atau kesulitan menghitung. Subini (2013) kesulitan menghitung
merupakan suatu gangguan perkembangan kemampuan aritmatika atau
keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi kehidupan sehari-hari
siswa. Tanda-tanda siswa yang mengalami kesulitan dalam berhitung yaitu
kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka, kesulitan dalam mengikuti
alur suatu hitungan, kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan
separasi, inakurasi dalam komputasi, selalu membuat kesalahan dalam
hitungan yang sama, kesulitan memahami istilah matematika, mengubah
soal tulisan, ke simbol matematika, kesulitan perceptual (kemampuan untuk
memahami symbol dan mengurutkan kelompok angka), dan kesulitan dalam
cara mengoperasikan matematik (+/-/x/:).
Menurut Marylin (2019:46) “Kesulitan belajar matematika terletak pada
keadaan terjadinya perbedaan antara kemampuan aktual dan prestasi aktual
menunjukkan bahwa itu memanifestasikan dirinya dalam tiga bidang
akademik utama yaitu membaca, menulis dan berhitung'. Menurut
Muhammad (2017:33), “Kesulitan belajar adalah suatu kekurangan yang
tidak tampak secara lahiriah”
Menurut Janet W. Lerner (Mulyono, 1996:224-226) adalah Beberapa ciri
anak berkelainan belajar matematika antara lain:
a. Gangguan hubungan ruang
Sebuah konsep hubungan spasial, seperti pemahaman puncak-dasar, atas-
bawah, jauh-dekat, tinggi-rendah, depan-belakang dan awal-akhir,
biasanya anak-anak mempelajari ini sebelum masuk sekolah dasar.
Gangguan yang disebabkan oleh pemahaman hubungan spasial kondisi
internal seperti disfungsi otak dan kondisi eksternal seperti lingkungan
sosial yang tidak mendukung terlaksananya komunikasi yang dapat
menurunkan pemahaman konsep anak Ini. Karena kelainan ini, anak
kesulitan memahami sistem bilangan. Misalnya anak belum mengetahui
jarak antar bilangan, seperti jarak angka 2 dan 3 lebih dekat daripada
jarak antara angka 2 dan 7
4
Kelainan persepsi visual adalah apakah anak sulit atau tidak dapat
melihat objek yang berbeda dalam kaitannya dengan kelompok atau
tempat. Misalnya, seorang anak diminta untuk menjumlahkan dua
kelompok objek yang terdiri dari tiga dan tujuh anggota, dia menghitung
jumlah masing-masing kelompok satu per satu sebelum bergabung
dengan mereka
c. Asosiasi visual-motorik
Asosiasi visual-motor adalah kombinasi dari visual dan tindakan mesin
seorang anak. Misalnya, seorang anak diminta menghitung benda jika dia
menyentuh benda-benda ini satu per satu, dia menjadi baru menyentuh
target ketiga tapi sudah menghitung sampai empat. Kesalahan seperti itu
membuat anak-anak sulit untuk mengerti arti angka
d. Persevarasi
Gangguan yang menetap yaitu konsentrasi pada sesuatu benda dalam
waktu yang relatif lama. Pertama anak dapat menangani masalah dengan
baik, tetapi perhatian dari waktu ke waktu melekat pada objek. Misalnya,
seorang anak diminta mengerjakan suatu soal sebagai berikut:
51=6
52=7
53=8
54=9
44=9
34=9
Siswa berulang kali mengulangi bab 9 tanpa memperhatikan
berhubungan dengan konsep matematika
5
h. IQ kinerja jauh lebih rendah daripada IQ verbal
Tes inteligensi memiliki dua subtes, yaitu subtes verbal dan subtes
performance (presentasi). Tes lisan meliputi tes pengetahuan, persamaan,
aritmatika, kosa kata dan pemahaman. Di samping itu subtes kinerja
meliputi penyelesaian gambar, pencocokan gambar, persiapan blok,
perakitan objek dan pengkodean. Tes kinerja ini sangat terkait
keterampilan persepsi visual, asosiasi motorik visual dan konsep
keruangan.
b. Cacat Tubuh
Kemampuan penglihatan serta pendengaran yang siswa alami mampu
menurunkan daya serap informasi yang dijelaskan oleh guru. Sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Handayani & Mahrita, 2021)
mengemukakan bahwa pancaindra berperan penting terhadap kegiatan
belajar siswa yaitu mata dan telinga. Guru sudah mengurangi gangguan
penglihatan dan pendengaran siswa dengan memindahkan tempat duduk
siswa paling depan. Selain itu, orang tua juga perlu memperhatikan
dengan baik kemampuan pengindraan siswa khususnya penglihatan yang
kurang atau minus dan pendengaran yang terggangu agar siswa dapat
menyerap informasi secara optimal
c. Kecerdasan
Kecerdasan atau intelegensi siswa adalah salah satu faktor yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran
matematika. Kecerdasan siswa dapat berpengaruh dalam percapaian
siswa dalam belajarnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh
6
(Handayani & Mahrita, 2021) bahwa makin rendah kecerdasan atau
intelegensi siswa semakin sulit siswa itu mencapai kesuksesan belajar
dan tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan
siswa
d. Minat
Kesulitan belajar yang timbul disebabkan karena tidak adanya minat
siswa terhadap pelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat (Wahyuni &
Netti, 2021) mengemukakan bahwa minat memiliki pengaruh yang besar
pada aktivitas pembelajaran siswa agar minat belajar siswa dapat
meningkat, guru berusaha membuat pembelajaran agar siswa menjadi
tertarik supaya berkaitan. Dengan topik yang disukai oleh siswa. Selain
itu, pendapat dari (Amallia & Unaenah, 2018) bahwa siswa yang merasa
tidak tertarik dengan matematika menganggap matematika terlalu sulit,
yang sering membingungkan mereka, menggunakan terlalu banyak
rumus, dan siswa tidak suka menghitung bagi siswa yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran matematika
e. Motivasi
Motivasi belajar yang rendah dapat berakibat hilangnya semangat dalam
mengikuti pelajaran matematika sehingga membuat siswa mengalami
kesulitan dalam pembelajaran matematika. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh (Amallia & Unaenah, 2018) bahwa motivasi belajar
siswa yang rendah dapat berpengaruh terhadap perilaku belajar.
Akibatnya siswa memiliki motivasi yang rendah dan tidak mempunyai
semangat untuk mengikuti pelajaran matematika yang dapat
mengakibatkan siswa kesulitan dalam belajar matematika.
7
siswa susah untuk belajar dengan baik. Kondisi rumah yang ramai atau
gaduh dapat menyebabkan siswa kesulitan berkonsentrasi dalam belajar
matematika
8
e. Pengaruh Media Massa
Media massa dapat menimbulkan siswa kesulitan dalam belajarnya.
Faktor ini tidak dapat diremehkan karena faktanya terdapat banyak siswa
yang lebih tertarik terhadap penggunaan media massa daripada belajar.
Penggunaan HP dapat menyebabkan siswa malas dalam mengerjakan PR
matematika. Siswa terlalu banyak menggunakan waktu untuk menonton
TV dan bermain HP sehingga siswa sering melewatkan waktunya untuk
belajar matematika saat dirumah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
(Asriyanti & Purwati, 2020) bahwa faktor media massa membuat siswa
sering melupakan waktu untuk belajar disebabkan keasyikan nonton
televisi dan main HP. Selain itu, siswa yang sering kali menggunakan HP
membuat siswa tersebut menjadi malas dalam belajarnya serta siswa
yang nonton televisi juga membuat siswa menjadi malas belajar
matematika sehingga dapat menghambat proses belajar apabila siswa
terlalu banyak menggunakan waktu untuk menikmati media massa
sehingga melupakan tugas belajarnya.
b. Interaksi sosial
Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar matematika biasanya
sulit beradaptasi dalam situasi yang baru, misalnya kerja kelompok di
dalam kelas. Ketika diajak kerja kelompok di dalam kelas ia lebih banyak
diam karena tidak tahu harus melakukan apa. Peserta didik merasa takut,
jika teman-temannya marah apabila dia melakukan kesalahan. Selain itu
adanya reaksi penolakan dari teman-teman sekelas saat mereka dibagi
tugas menjadi beberapa kelompok. Alasan mereka menolak satu kelompo
karena peserta didik tersebut sangat lambat dalam mengerjakan soal
9
perhitungan. Mereka berpikir jika peserta didik yang mengalami
keterlambatan dalam belajar matematika ada dalam kelompok akan
merugikan kelompok mereka padahal kerjasama merupakan proses
utama dan kegiatan yang pokok bagi seseorang agar dapat melaksanakan
interaksi sosial seperti yang diungkapkan oleh Hall dalam Ginintasasi
(2010)
c. Perilaku Sosial
Peserta didik menunjukkan perilaku sosial yang cenderung negative dan
menimbulkan reaksi orang-orang di sekitarnya. Ejekan dari teman-
temannya merupakan hal yang tidak menyenangkan akibat dari kesulitan
belajar yang dialami peserta didik. Pengalaman yang tidak
menyenangkan yang didapatnya baik di sekolah maupun di rumah
ternyata mempengaruhi perilaku sosial yang ditunjukkan dengan sikap
atau perilaku yang membuat orang-orang di sekitarnya merasa terganggu.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hurlock (2003:156) bahwa salah
satu hal yang dapat mempengaruhi perilaku sosial yaitu pengalaman yang
tidak menyenangkan. Teori tersebut menegaskan, bahwa salah satu
pengalaman tidak menyenangkan yang dirasakan adalah ejekan dari
teman-temannya karena kesulitan belajar matematika yang dialaminya.
10
dengan situasi yang sedang dihadapinya. Selain itu dinamika psikologis
yang ditunjukkan peserta didik berbeda ketika di luar dan di dalam kelas.
Pada saat pembelajaran dimulai, ia memiliki suasana hati yang mudah
berubah/moody, lebih banyak diam, pasif, lebih sering menunduk dan
menunjukkan kecemasan dibandingkan ketika berada di luar kegiatan
pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek merasa lebih
nyaman berada di luar kelas daripada berada di dalam kelas.
11
mungkin terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep
yang lainnya
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menunjukkan ciri-ciri hambatan
dari aktivitas untuk mencapai tujuan, sehingga membutuhkan lebih banyak
usaha untuk mengatasi gangguan tersebut. Kesulitan belajar adalah suatu
kondisi dimana siswa menunjukkan gejala belajar yang tidak ada pencapaian
rasional dan akademik di bawah rata-rata yang ditetapkan. Kesulitan belajar
adalah suatu kondisi dimana siswa menunjukkan gejala belajar yang tidak ada
pencapaian rasional dan akademik di bawah rata-rata. Mata pelajaran
matematika harus diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar agar
siswa dapat memperoleh kemampuan berpikir logis, kritis, analitis dan
sistematis serta kemampuan bekerja sama, namun masih sulit untuk
menginterpretasikan karena dipengaruhi oleh kesulitan belajar. Proses belajar
matematika, selalu mengalami perkembangan yang berbanding lurus dengan
kemajuan sains dan teknologi. Subini kesulitan menghitung merupakan suatu
gangguan perkembangan kemampuan aritmatika atau keterampilan matematika
yang jelas mempengaruhi kehidupan sehari-hari siswa. Tanda-tanda siswa yang
mengalami kesulitan dalam berhitung yaitu kesulitan dalam mempelajari nama-
nama angka, kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan, kesulitan dengan
pengertian konsep kombinasi dan separasi, inakurasi dalam komputasi, selalu
membuat kesalahan dalam hitungan yang sama, kesulitan memahami istilah
matematika, mengubah soal tulisan, ke simbol matematika, kesulitan
perceptual, dan kesulitan dalam cara mengoperasikan matematika.
B. Saran
Berdasarkan makalah ini memiliki saran agar makalah yang telah dibuat
oleh penulis dapat digunakan sebaik-baiknya dan silahkan dikembangkan
sebagai bahan materi untuk peneliti selanjutnya.
13
Diskusi di dalam kelas
Pertanyaan:
Jawaban:
14
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.umm.ac.id/39699/3/jiptummpp-gdl-sitranitas-53561-3-
babii.pdf
15