Anda di halaman 1dari 41

DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR

DALAM MATEMATIKA:

Studi Kasus Seorang Siswa SMK di kota Yogyakarta/Daerah Sleman,


Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Disusun dalam rangka pelaksanaan tugas mata kuliah


Diagnosis, Remediasi, dan Pengayaan dalam
Pembelajaran Matematika

Disusun Oleh :
Lucia Devita Putri (171414051)

Program Studi Pendidikan Matematika,


Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Mei, 2020
Kata pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat segala rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan untuk tugas mata
kuliah Diagnosis, Remediasi, dan Pengayaan dalam Pembelajaran Matematika.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak
yang telah berkontribusi yaitu Richard Setio Panggalewu selaku subjek penelitian
dan Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas ini, serta semua pihak yang telah turut andil membantu
pelaksanaan kegiatan secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Harapan penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca khususnya calon guru dan guru mengenai
langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini,
oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi perbaikan di masa mendatang. Penulis berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar pada mata
pelajaran matematika yang dialami siswa, mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar matematika, serta untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa tersebut.
Langkah-langkah yang penulis lakukan yaitu mencari seorang siswa yang
memiliki kesulitan belajar matematika sebagai subjek penelitian, kemudian
memberikan diagnosis dan remediasi kepada siswa tersebut berdasarkan langkah-
langkah atau tahap-tahap diagnosis dan remediasi.
Hasil dari kegiatan ini yaitu siswa mampu menyelesaikan kesulitan belajar
mereka, terlihat dari hasil postest yang nilainya jauh lebih baik dari pretest.

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................2
Abstrak ...............................................................................................................2
BAB I Pendahuluan ............................................................................................5
A. Latar Belakang............................................................................................5
B. Rumusan Masalah ......................................................................................5
C. Tujuan Kegiatan .........................................................................................5
D. Penjelasan Istilah........................................................................................6
E. Manfaat Kegiatan........................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................8
A. Langkah-langah Diagnosis dan Remediasi..................................................8
B. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar ........................................................9
C. Prosedur Remediasi Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar..........................14
D. Analisis Kesalahan Dalam Pembelajaran Matematika..............................16
E. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar............................................................17
F. Logika Matematika....................................................................................18
G. Kerangka Berpikir.....................................................................................22
BAB III RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN DALAM
PROSES DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA
DALAM MATEMATIKA, UNTUK SISWA YANG MENJADI SUBYEK
DALAM LAPORAN INI..................................................................................24
1. Melaksanakan Diagnosis..............................................................................24
2. Melaksanakan Remediasi.............................................................................25
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN, HASIL KEGIATAN, DAN
PEMBAHASAN................................................................................................26
A. Latar Belakang Subyek............................................................................26
B. Pelaksanaan Kegiatan..............................................................................26
C. Hasil Kegiatan..........................................................................................27
D. Keterbatasan Kegiatan ............................................................................27
E. Pembahasan..............................................................................................28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................31
A. Kesimpulan .............................................................................................31

3
B. Saran untuk Tindak Lanjut .....................................................................31
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................33
LAMPIRAN......................................................................................................34

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu hal yang penting dari proses belajar-mengajar yang efektif ialah
kemampuan guru belajar bersama siswa agar setiap siswa dapat mencapai
tujuan dalam pendidikannya. Dalam proses belajar, setiap siswa memiliki
hak untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Namun pada
kenyataannya, siswa kerap kali mengalami kesulitan dalam pembelajaran.
Pada proses belajar-mengajar di kelas, guru akan memberikan
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dan biasanya
melakukan penyamarataan pembelajaran yang diberikan kepada setiap
siswa. Hal ini mengakibatkan munculnya kesulitan belajar pada beberapa
siswa. Kesulitan siswa tidak hanya pada ranah kognitifnya tetapi juga pada
ranah afektif dan psikomotoriknya. Penanganan kesulitan-kesulitan belajar
siswa tersebut merupakan salah satu tugas guru yang dianggap sulit untuk
dilakukan. Penanganan kesulitan belajar siswa tersebut dapat dilakukan
dengan melaksanakan diagnosis dan remediasi kesulitan belajar pada
siswa. Pada laporan ini penulis akan memaparkan langkah yang dilakukan
oleh penulis dalam menangani kesulitan belajar siswa dalam belajar
matematika terutama pada materi logika matematika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar matematika ?
2. Apa penyebab dari kesulitan belajar siswa dalam belajar matematika ?
3. Bagaimana pemecahan atau penanganan sebab kesulitan belajar siswa
dalam mempelajari matematika ?
4. Apa langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila sebab kesulitan
belajar siswa tidak dapat disembuhkan ?

C. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan yang kami lakukan yaitu :
1. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam belajar matematika
2. Untuk mengetahui penyebab dari kesulitan yang dialami siswa dalam
belajar matematika
5
3. Untuk mengetahui penanganan yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan sebab dari kesulitan belajar siswa
4. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat ditempuh apabila
sebab dari kesulitan belajar siswa tidak dapat disembuhkan

D. Penjelasan Istilah
1. Belajar
“Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia,
dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir,
dan kemampuan lainnya” (Drs. Thursan Hakim, 2005:1).
2. Kesulitan belajar
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai hambatan yang dialami
seorang siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang sudah
ditentukan bagi siswa yang bersangkutan.
3. Diagnosis kesulitan belajar
Diagnosis kesulitan belajar merupakan segala usaha yang dilakukan
untuk menemukan letak kesulitan dan jenis kesulitan yang dihadapi
siswa agar pengajaran perbaikan yang dilakukan dapat dilaksanakan
secara efektif.
4. Remediasi
Ischak dan Wardji (dalam Nur Ayu Nafisa, 2015:4) menjelaskan
bahwa remediasi adalah kegiatan perbaikan yang bertujuan untuk
memberikan bantuan berupa perlakuan pembelajaran kepada siswa
yang lambat, mengalami kesulitan belajar agar secara tuntas dapat
menguasai bahan pelajaran yang diajarkan atau dipelajari.
5. Studi kasus
Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan
secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program,
peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok
orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan
mendalam tentang peristiwa tersebut. Biasanya, peristiwa yang dipilih

6
yang selanjutnya disebut kasus adalah hal yang aktual (real-life
events), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah lewat
(Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, 2017:3)

E. Manfaat Kegiatan
1. Bagi siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan
belajar matematika, khususnya pada materi logika sehingga siswa
mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan.
2. Bagi sekolah atau guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa pada pembelajaran matematika, sehingga
mendapat solusi untuk meningkatkan hasil belajar dan mencapai
ketuntasan belajar matematika siswa.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang kesulitan
belajar matematika yang dialami siswa serta solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya.

7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Langkah-langkah (tahap-tahap) dalam proses diagnosis dan remediasi
kesulitan belajar
Menurut Prof. Thomas (dalam Partowisastro dan Hadisuparto, 1984:35-
37) tahap-tahap dalam proses diagnosis dan remediasi kesulitan belajar:
Tahap 1: Penelaahan Status (Status Assessment)
Tahap ini merupakan tahap identifikasi hakekat dan luas dari
kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Dalam tahap ini ditentukan
apakah anak tersebut mengalami kesulitan belajar atau tidak. Status ini
ditentukan dengan pemberian suatu tes atau cara lain. Pertanyaan pokok
yang dapat dikemukakan dalam tahap ini ialah: “Kalau ada, perbedaan
apakah yang terdapat antara:
1) Hal yang diharapkan untuk dicapai oleh siswa sehubungan dengan
tujuan pendidikan sekolah, dengan
2) Yang benar-benar telah dicapai siswa?”
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin banyak bidang-bidang
dimana siswa yang bersangkutan memperlihatkan kekurangan dan
semakin besar kekurangan itu, semakin beratlah kesulitan belajar yang
diderita siswa tersebut.
Tahap 2: Perkiraan Sebab (Cause Estimation)
Tahap ini merupakan tahap perkiraan alasan atau sebab yang
mendasari pola hasil belajar yang diperlihatkan oleh siswa yang
bersangkutan seperti terungkap dalam tahap 1. Pada tahap ini, penyebab
yang sesungguhnya (letak sumber) dari gejala yang dialami oleh siswa
tersebut, yang terdeteksi pada tahap 1 diselidiki (diperkirakan dan
ditentukan). Pertanyaan pokok dalam hal ini ialah: “Mengapa siswa
tersebut memperlihatkan pola kekuatan dan kelemahan yang khusus
seperti itu?”
Pada tahap inilah teori psikologi menjadi penting. Yang dimaksud
dengan teori dalam hal ini ialah pernyataan mengenai hubungan diantara
faktor-faktor yang beraneka ragam dalam kehidupan seorang manusia. Hal
yang ingin diketahui adalah faktor-faktor lingkungan dan faktor-faktor

8
pribadi manakah yang telah menyebabkan kesulitan siswa tersebut dalam
belajar.
Tahap 3: Pemecahan Kesulitan Dan Penilaiannya (Treatment And
Treatment Evaluation)
Tahap ini merupakan tahap untuk berusaha menghilangkan sebab
dari kesulitan yang dihadapi siswa. Berdasarkan hasil diagnosis yang
dilakukan pada tahap 2 (tahap penentuan letak penyebab yang
sesungguhnya atau dengan kata lain sumber yang sesungguhnya dari
kesulitan tersebut) kemudian dapat ditentukan cara untuk menyembuhkan
kesulitan belajar yang dimiliki siswa. Cara ini bisa berhasil atau juga
tidak.
Apa yang sudah dicoba perlu dievaluasi kesesuaiannya dalam
menyembuhkan kesulitan atau kelemahan yang ada pada siswa. Jika suatu
cara tidak berhasil, perlu dicoba cara lain. Pertanyaan pokok dalam hal ini
ialah: “Bagaimana kita dapat menolong siswa sebaik-baiknya dalam
mengatasi atau mengkompensasikan kesulitan-kesulitannya dalam
belajar?”.

B. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar


M. Entang (1984:19-30) berpendapat bahwa langkah-langkah
pokok prosedur dan tekhnik diagnosis kesulitan belajar :
1. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi
mahasiswa yang diperkirakan mengalami kesulitan adalah sebagai
berikut:
a. Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam satu kelompok yang
diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya
umum maupun yang sifatnya lebih khusus. Caranya ialah dengan
membandingkan posisi atau kedudukan siswa dalam kelompoknya
atau dengan kriteria tingkat ketuntasan penguasan yang telah
ditetapkan sebelumnya (Penilaian Acuan Patokan (PAP)).
b. Tehnik yang dapat ditempuh bermacam-macam antara lain dengan
jalan:

9
- Meneliti nilai ujian yang tercantum dalam catatan akademik
kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas (PAN) atau
dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang
dituntut (PAP).
- Menganalisa hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang
dibuat.
- Observasi pada saat proses belajar mengajar.
- Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada petugas
bimbingan.
- Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial
psikologis yang terdapat pada para siswa.
2. Melokalisasikan Letaknya Kesulitan (Permasalahan)
Setelah menemukan kelas atau individu siswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar, maka persoalan selanjutnya yang perlu ditelaah ialah:
(1) dalam mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi,
(2) pada kawasan tujuan belajar (aspek prilaku) yang manakah
kesulitan itu terjadi, (3) pada bagian (ruang lingkup bahan) yang
manakah kesulitan itu terjadi, dan (4) dalam segi-segi proses belajar
manakah kesulitan itu terjadi.
a. Mendekati Kesulitan Belajar Pada Bidang Studi Tertentu
Dengan jalan membandingkan angka nilai prestasi individu yang
bersangkutan dari semua mata pelajaran yang diikutinya, atau
angka nilai rata-rata prestasi (mean) dari setiap mata pelajaran
kalau kebetulan kasusnya adalah kelas, maka dengan mudah akan
ditemukan pada pelajaran manakah individu atau kelas itu
mengalami kesulitan.
b. Menitik Pada Kawasan Tujuan Belajar dan Bagian Ruang Lingkup
Bahan Pelajaran Manakah Kesulitan terjadi
Seperti yang dikatakan oleh Burton, bahwa pada langkah ini
pendekatan yang paling tepat yaitu menggunakan test diagnostik.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa test diagnostik ini pada
hakekatnya adalah test prestasi belajar ( TPB atau THB). Dalam
keadaan belum tersedianya tes diagnostik yang khusus

10
dipersiapkan untuk mengetahui kesulitan siswa, maka kegiatan
analisa masih tetap dapat dilakukan dengan menggunakan naskah
jawaban ujian tengah semester atau akhir semester.
c. Analisis Terhadap Catatan Mengenai Proses Belajar
Hasil analisa empiris terhadap catatan keterlambatan penyelesaian
tugas/soal, ketidak hadiran (absensi), kurang aktif dan partisipasi,
serta kurang penyesuaian sosial (sosiometris) sudah cukup jelas
menunjukkan posisi dari kasus-kasus yang bersangkutan. Tinjauan
lebih lanjut dapat dilakukan analisa tentang latar belakang atau
sebab-sebabnya.
3. Lokalisasi Jenis Faktor dan Sifat yang Menyebabkan Siwa Mengalami
Berbagai Kesulitan
Secara garis besar sebab kesulitan dapat timbul dari dua hal yaitu:
a. Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri
siswa itu sendiri. Hal ini antara lain disebabkan oleh :
- Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau
kecakapan/bakat khusus tertentu yang dapat diketahui melalui
tes tertentu.
- Kelemahan fisik, pancaindra, syaraf, kecacatan karena sakit
dan sebagainya. Gangguan yang bersifat emosional.
- Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan
pelajaran tertentu.
- Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang
dibutuhkan untuk memahami bahan ajar lebih lanjut.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar yang
menyebabkan timbulnya hambatan atau kesulitan. Faktor ekternal
antara lain meliputi:
- Situsi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang
siswa untuk aktif.
- Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
- Ketidakseragaman pola dan standar administrasi.
- Beban studi yang terlalu berat.
- Metode mengajar yang kurang memadai.

11
- Sering pindah sekolah.
- Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar.
- Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan
aktivitas belajar.
c. Untuk mengenal semua faktor di atas dapat digunakan berbagai
cara dan alat, baik yang dapat dibuat oleh guru maupun yang telah
dibuat oleh orang lain.
Cara dan alat tersebut antara lain :
- Tes kecerdasan.
- Tes bakat khusus.
- Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara
sederhana bisa dibuat oleh guru.
- Inventory.
- Wawancara dengan siswa yang bersangkutan.
- Mengadakan observasi yang intensif baik didalam maupun
diluar kelas.
- Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua
atau teman-temanya jika dipandang perlu.
4. Perkiraan kemungkinan bantuan
Jika telah ditelaah mengenai letak kesulitan yang dialami siswa, jenis
dan sifat kesulitan dengan latar belakangnya, faktor-faktor yang
menyebabkannya, maka akan dapat diperkirakan:
a. Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi
kesulitannya atau tidak.
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan
yang dialami siswa tertentu.
c. Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan.
d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan.
e. Bagaimana cara menolong siswa agar dapat dilaksanakan secara
efektif.
f. Siapa sajakah yang harus ikut serta dalam menolong siswa tersebut
5. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya

12
Langkah ini adalah langkah menyusun satu rencana atau beberapa
alternatif rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu mengatasi
kesulitan yang dialami siswa. Rencana ini berisi :
a. Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan
yang dialami siswa tersebut.
b. Menjaga agar kesulitan yang serupa tidak terulang
Ada baiknya rencana ini didiskusikan dan dikomunikasikan dengan
pihak-pihak yang dipandang berkepentingan yang kelak diperkirakan
akan terlibat dalam pemberian bantuan kepada yang bersangkutan
seperti penasehat akademis, guru, dosen, orang tua, pembimbing
penyuluh dan ahli lain.
6. Tindak Lanjut ( Pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan )
Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran remidial
yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar. Kegiatan tindak lanjut ini dapat
berupa :
a. Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran remidial
untuk mata pelajaran tertentu. Pelaksanaan pengajaran remedial ini
sesuai dengan program yang dibuat pada point 5.
b. Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu dalam
memberikan bantuan kepada siswa dan kepada penyuluh atau guru
yang sedang melaksanakan kegiatan remidial.
c. Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa baik pemahaman
terhadap bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun mencek
tepatguna program remedial yang dilakukan untuk setiap saat
diadakan revisi dan improvisasi.
d. Mentransfer siswa yang menurut perkiraan tidak mungkin ditolong
karena diluar kemampuan dan wewenang guru atau penyuluh.
Transfer khusus tersebut dapat dilakukan kepada orang atau lembaga
lain (psikolog, psikiater, lembaga bimbingan, lembaga psikologi, dan
sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat dan lebih tepat
membantu siswa yang dihadapi.

13
C. Prosedur Remediasi Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar
Menurut M. Entang (1984:31-32) pengajaran remedial merupakan langkah
lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar dan memang kegiatan ini
harus dilandasi dengan kegiatan diagnosis. Dalam melakukan kegiatan
pengajaran remidial, seorang guru dituntut untuk :
1. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih
definitif tentang seorang siswa dengan permasalahan yang
dihadapinya, kelemahan yang dideritanya, letak kelemahannya, faktor
utama penyebab kelemahan tersebut apakah masih bisa ditolong guru
atau memerlukan bantuan orang lain, berapa lama bantuan harus
diberikan, kapan, oleh siapa dan sebagainya.
2. Alternatif tindakan
Jika telah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa yang
memerlukan bantuan, barulah direncanakan alternatif tindakan sesuai
dengan karakteristik kesulitan yang dihadapinya. Alternatif tindakan
ini bisa berupa :
a. Mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberikan
petunjuk antara lain :
- Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat
dalam bahan bacaan.
- Menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap
penting dan merupakan kelemahan bagi siswa yang
bersangkutan.
- Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud
mengarahkan siswa dalam memperlajari bahan tersebut.
- Memberi dorongan dan semangat untuk belajar.
- Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar mempermudah
pemahaman terhadap bahan yang sedang dipelajari.
- Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab
pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.

14
b. Mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan
belajar-mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai tujuan
yang sama baik yang bersifat instruksional maupun efek pengiring.
Demikian pula hendaknya guru memberikan pengarahan tentang
- Kegiatan apa yang harus dikerjakan siswa
- Bahan apa yang dapat menunjang kegiatan yang sedang
dilakukannya.
- Bagian mana yang harus mendapat penekanan khusus.
- Pertanyaan apa yang harus diajukan untuk lebih memusatkan
perhatian terhadap inti masalah.
- Cara yang paling baik untuk menguasai bahan tersebut.
- Dan sebagainya.
c. Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan semata-mata
kesulitan dalam belajar akan tetapi disebabkan juga karena hal lain
seperti kesulitan belajar karena berlatar belakang sikap negatif
terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan belajar yang
salah atau masalah lain dalam hubungan dengan orang tua, teman
sebayanya dan sebagainya, maka :
- Siswa tersebut harus terlebih dahulu diberikan pelayanan
bimbingan dan penyuluhan yang bersifat psikoterapi. Layanan
bimbingan ini bisa dalam bentuk pelayanan individual maupun
bentuk kelompok. Dalam hal ini tidak bisa seluruhnya
ditangani oleh guru bidang studi akan tetapi membutuhkan
seorang konselor, psikiater atau ahli lainnya.
- Jika masalah ini sudah dapat diatasi barulah dilaksanakan
pengajaran remidial seperti pada butir a dan b.
3. Evaluasi Pengajaran Remedial
Pada akhir kegiatan pengajaran remidial hendaknya dilakukan evaluasi
kembali sampai sejauh mana pengajaran remedial tersebut dapat
meningkatkan prestasi siswa. Tujuan utama adalah terpenuhinya
kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan misalnya 75% taraf
penguasan. Bila ternyata masih belum berhasil maka hendaknya

15
dilakukan kembali diagnosis, prognosis dan pengajaran remidial
berikutnya, dan demikian siklus ini berulang terus.

D. Analisis Kesalahan Dalam Pembelajaran Matematika


Klasifikasi jenis kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika
menurut Hadar (dalam Fenny, 2015:14-16), sebagai berikut:
1. Kesalahan data
Kategori ini termasuk kesalahan-kesalahan yang terkait dengan
ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang dikutip
siswa dan merangkum sebagai berikut:
a) Menambah data yang tidak ada hubungannya dengan soal.
b) Mengabaikan data yang penting yang diberikan.
c) Menguraikan syarat-syarat yang sebenarnya tidak dibutuhkan
dalam masalah.
d) Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang sebenarnya.
e) Menggantikan syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang
tidak sesuai.
f) Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain.
g) Salah menyalin soal.
2. Kesalahan mengintepretasikan bahasa
Kategori ini termasuk kesalahan-kesalahan yang berhubungan dengan
terjemahan yang salah dari fakta-fakta matematika dalam satu bahasa
ke bahasa lain, meliputi kesalahan-kesalahan sebagai berikut:
a) Mengubah bahasa sehari-hari ke dalam bentuk persamaan dengan
arti yang berbeda.
b) Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang
berbeda.
c) Salah mengartikan grafik.
3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan
Secara umum yang termasuk kategori ini adalah kesalahan-kesalahan
yang berhubungan dalam penarikan kesimpulan dari suatu informasi
yang diberikan atau dari kesimpulan sebelumnya, antara lain:

16
a) Dari pernyataan implikasi p → q, siswa menarik kesimpulan
sebagai berikut: bila q diketahui maka p pasti terjadi; bila p salah
maka q pasti juga salah.
b) Menyimpulkan yang tidak benar, misalkan memberikan q sebagai
akibat dari p tanpa menjelaskan urutan pembuktian yang benar.
4. Kesalahan dalam menggunakan definisi atau teorema
Kesalahan ini termasuk kesalahan-kesalahan yang berhubungan
dengan penyimpangan prinsip, aturan, teorema, atau definisi pokok
yang khas. Meliputi kesalahan-kesalahan sebagai berikut:
a) Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai.
b) Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan
distributif.
c) Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus, atau
teorema.
5. Penyelesaian tidak diperiksa kembali
Kesalahan ini dapat terjadi jika setiap langkah yang ditempuh oleh
siswa benar akan tetapi hasil akhir yang diberikan bukan penyelesaian
dari soal yang dikerjakan.
6. Kesalahan teknis
Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan sebagai berikut:
a) Kesalahan-kesalahan perhitungan.
b) Kesalahan-kesalahan dalam mengutip data dari tabel.
c) Kesalahan-kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar
dasar.

E. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Menurut Cooney, Davis dan Henderson (dalam Henoki Waruwu,
2009:121-122), telah mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab
kesulitan belajar, di antaranya:
a) Faktor fisiologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini
berkaitan dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun
bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa yang

17
paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem
syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan, ataupun
memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau ada
bagian yang kurang beres pada bagian tertentu dari otak seorang siswa,
maka dengan sendirinya siswa akan mengalami kesulitan belajar.
b) Faktor sosial
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua
dan masyarakat sekeliling akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar
dan kecerdasan siswa sebagaimana ada yang menyatakan bahwa
sekolah adalah cermin masyarakat dan anak adalah gambaran orang
tuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor penyebab kesulitan belajar
yang terkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat
sekeliling yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar
sepenuh hati.
c) Faktor kejiwaan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini terkait
dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa untuk
belajar secara sungguh-sungguh.
d) Faktor intelektual.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini terkait
dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan
siswa. Para guru harus meyakini bahwa setiap siswa mempunyai
tingkat kecerdasan berbeda.
e) Faktor kependidikan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini terkait
dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum.

F. Logika Matematika
Logika matematika merupakan suatu materi yang di ajarkan dikelas XI
sesuai dengan kurikulum 2013. Materi tersebut diuraikan secara ringkas
sebagai berikut
a. Pernyataan Majemuk dan Nilai Kebenarannya

18
Terdapat berbagai jenis kalimat. Kalimat yang dapat ditentukan
“Benar” atau “Salah” oleh semua orang itulah yang disebut suatu
pernyataan. “Benar” atau “Salah” disebut sebagai nilai kebenaran dari
suatu pernyataan. Sedangkan Pernyataan majemuk adalah pernyataan
yang dibentuk dari beberapa pernyataan tunggal (komponen) yang
dirangkai dengan menggunakan kata hubung logika. Berikut adalah
contoh kalimat yang merupakan pernyataan:
1. Presiden Soekarno merupakan orang Indonesia (pernyataan
bernilai benar)
2. Ikan dapat terbang (pernyataan bernilai salah)
Dan berikut adalah contoh yang bukan merupakan pernyataan:
1. Rumah itu bagus (Hanya semua orang yang menyatakan bagus)
2. Dimanakah rumah anda ? (Merupakan kalimat tanya)
Sedangkan contoh pernyataan majemuk adalah :
1. 3 merupakan bilangan prima dan 6 bukan merupakan bilangan
prima
b. Kombinasi Pernyataan: Kata Penghubung “dan“ (Konjungsi)
Sekarang kita akan mempelajari kombinasi pernyataan kata
penghubung “ dan “ dengan melihat contoh soal berikut:
Sekolah SMA Binarry mempunyai dua tim olah raga, yaitu tim bulu
tangkis dan tim voli. Tim bulu tangkis terdiri dari dua orang yaitu
Tantowi Ahmad dan Liliyana Natsir, sedangkan tim voli terdiri atas
Tantowi Ahmad, Sigit Ardian, Dimas, Heru
Dari informasi diatas kita dapat membuat suatu pernyataan
dengan kata hubung dan yaitu :
1. Tantowi Ahmad seorang pemain bulu tangkis dan pemain voli.
2. Liliyana Natsir seorang pemain bulu tangkis dan pemain voli
3. Sigit Ardian seorang pemain bulu tangkis dan pemain voli
Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa suatu
pernyataan yang menggunakan kata hubung dan dapat dikatakatan
suatu pernyataan yang bernilai benar jika kedua pernyataan itu bernilai
benar. Sehingga dapat kita gambarkan dengan tabel kebenaran berikut
ini :

19
Tabel Kebenaran Konjungsi
P Q pq

B B B
B S S
S B S
S S S

c. Kombinasi Pernyataan: Kata Penghubung “atau” (Disjungsi)


Dari contoh pada konjungsi diatas kita dapat juga membuat suatu
pernyataan menggunakan kata hubung atau yaitu
1. Tantowi Ahmad seorang pemain bulu tangkis atau pemain voli
2. Liliyana Natsir seorang pemain bulu tangkis atau pemain voli
3. Sigit Ardian seorang pemain bulu tangkis atau pemain voli
4. Ardi seorang pemain bulu tangkis atau pemain voli
Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa suatu
pernyataan yang menggunakan kata hubung atau dapat dikatakatan
suatu pernyataan yang bernilai salah jika kedua pernyataan itu bernilai
salah. Sehingga dapat kita gambarkan dengan tabel kebenaran berikut
ini:
Tabel Kebenaran Disjungsi
P Q p ∨q

B B B
B S B
S B B
S S S
d. Pernyataan Implikasi
Setiap orang yang mempunyai KTP Jawa Barat adalah warga
Negara Indonesia. Dalam matematika, kalimat tersebut dapat ditulis:
“ Jika seseorang mempunyai KTP Jawa Barat maka ia warga Negara
Indonesia”.
Mudah dipahami bahwa pernyataan ini bernilai benar (B). Namun,
jika kalimat tersebut dibalik menjadi kalimat “ Jika ia warga Negara
Indonesia, maka ia mempunyai KTP Jawa Barat”, maka kalimat ini
bernilai salah (S). Secara abstrak, kalimat “ Jika untuk setiap maka “
akan bernilai benar jika dan hanya jika P Q.

20
Kalimat dalam bentuk jika … maka … disebut sebagai kalimat
implikasi dan ditulis p => q dan dibaca sebagai “ jika p (suatu
pernyataan) maka q (suatu pernyataan)”. Pernyataan implikasi ini
dapat dibentuk dalam tabel kebenaran berikut:

Tabel Kebenaran Implikasi


P Q p => q

B B B
B S S
S B B
S S B

e. Pernyataan Biimplikasi
Pernyataan “ untuk setiap jika dan hanya jika setiap mempunyai
arti maka dan juga maka . Kalimat tersebut disebut sebagai
biimplikasi dan dapat ditulis sebagai p <=> q. Pernyataan ini juga
dapat dibentuk kedalam tabel kebenaran berikut :
Tabel Kebenaran Biimplikasi
P Q p <=> q

B B B
B S S
S B S
S S B
f. Negasi atau Ingkaran
Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang
mempunyai nilai kebenaran yang berbeda dengan pernyataan semula.
Jika p adalah suatu pernyataan, maka negasi dari pernyataan tersebut
ditulis sebagai,
Tabel Negasi
p p
B S
S B
Contoh :
1. Diketahui pernyataan p : bilangan 2 lebih kecil dari 10. Ingkaran
dari pernyataan tersebut adalah:

21
~p: bilangan 2 tidak lebih dari 10
Dalam hal ini p bernilai B dan ~p bernilai S

G. Kerangka berpikir
Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Belajar dapat dilakukan
dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Dalam proses
pembelajaran di kelas, sering terdapat siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Kesulitan belajar adalah hambatan yang dialami seorang siswa
dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan bagi
siswa yang bersangkutan.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit
untuk dipelajari oleh siswa. Kesulitan belajar matematika biasanya
ditunjukkan dengan rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa pada
saat mengikuti tes prestasi belajar matematika. Kesulitan belajar
matematika dapat diidentifikasi melalui kesalahan atau kekeliruan siswa
dalam mengerjakan soal matematika. Kesalahan-kesalahan dalam
mengerjakan soal matematika tersebut meliputi: kesalahan fakta,
kesalahan konsep, kesalahan operasi, kesalahan prinsip, dan kesalahan
dalam penarikan kesimpulan.
Untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam mengerjakan soal
serta mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa, perlu
dilakukan diagnosis kesulitan belajar siswa. Diagnosis kesulitan belajar
adalah usaha yang dilakukan untuk menemukan letak kesulitan dan jenis
kesulitan yang dihadapi siswa, serta merancang dan menentukan langkah
kegiatan remediasi yang sesuai yaitu upaya untuk mengatasi kesulitan
belajar yang dialami siswa. Sehingga kesulitan belajar yang dialami siswa
dapat teratasi dengan baik melalui kegiatan remediasi.
Alur dari penelitian ini adalah mencari subjek penelitian yaitu
seorang siswa yang dianggap mengalami kesulitan belajar, melakukan
wawancara kepada siswa untuk mengetahui materi matematika yang
dianggap sulit, melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam memahami materi tersebut, menganalisis hasil pretest untuk
mengetahui letak kesalahan atau penyebab kesulitan siswa, merancang

22
kegiatan remediasi berdasarkan hasil analisis pretest kemudian
memberikan treatment tersebut kepada siswa, memberikan postest untuk
mengetahui apakah kesulitan belajar siswa sudah teratasi atau belum agar
dapat melanjutkan ke langkah yang berikutnya apabila siswa tidak
mencapai standar nilai yang sudah ditentukan.

BAB III
RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN DALAM
PROSES DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR

23
SISWA DALAM MATEMATIKA, UNTUK SISWA YANG
MENJADI SUBYEK DALAM LAPORAN INI
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Aircraft electricity di SMK
Penerbangan AAG Adisutjipto yang mengalami kesulitan belajar matematika
pada materi logika matematika. Pengambilan subjek penelitian dalam penelitian
ini didasarkan pada hasil wawancara dan tes diagnosis(pretest). Dari 2 siswa
kelas XI yang mengikuti pretest, dipilih satu siswa yang mendapat skor
terendah untuk dijadikan subjek penelitian. Kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti dalam proses diagnosis dan remediasi yaitu :
1. Melaksanakan Diagnosis
a. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui materi yang dianggap
sulit oleh siswa. Wawancara ini dilaksanakan pada pertemuan pertama.
Dari kegiatan wawancara ini harapan peneliti yaitu peneliti dapat
mengetahui materi matematika yang dianggap sulit oleh siswa dan faktor-
faktor penyebab kesulitan belajar siswa materi tersebut menjadi sulit bagi
siswa. Informasi-informasi yang nantinya akan diperoleh tersebut
digunakan sebagai pertimbangan bagi peneliti untuk menentukan
rekomendasi pemecahan masalah dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa.
b. Pretest
Langkah selanjutnya setelah mengetahui materi yang dianggap sulit oleh
siswa yang menjadi subjek, peneliti memberikan pretest untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan letak kesulitan siswa dalam
mengerjakan soal logika matematika. Melalui hasil pretest siswa, peneliti
kemudian menganalisis jawaban dari tiap soal yang telah dikerjakan
siswa. Dari hasil analisis tersebut, peneliti menentukan treatment yang
akan diberikan kepada subjek.
c. Memberikan treatment
Peneliti melakukan treatment kepada subjek, yang akan dilaksanakan
selama dua kali pertemuan. Treatment ini berisi penjelasan materi, contoh
soal, dan latihan soal.
d. Posttest
Postest dilakukan setelah treatment selesai dilaksanakan. Postest ini
dilakukan untuk mengetahui perkembangan tingkat pemahaman subjek
24
mengenai materi yang dianggap sulit setelah diberi treatment dan
mengetahui keberhasilan dari treatment yang diberikan kepada subjek
(siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika).

2. Melaksanakan Remediasi
Jika siswa sudah diberikan treartment, tetapi hasil postest masih belum
memuaskan atau dibawah KKM yang sudah ditentukan maka peneliti akan
memberikan remediasi dengan cara memberi penjelasan ulang materi, latihan
soal, kemudian siswa diberikan tes remediasi.

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN, HASIL KEGIATAN, DAN
PEMBAHASAN

25
A. Latar Belakang Subyek
Nama Lengkap : Richard Setio Panggalewu
Nama Panggil : Richard
Tanggal Lahir : 11 Agustus 2001
Sekolah : SMK Penerbangan AAG
Alamat Sekolah : Komplek Lanud Adisutjipto, Jl. Janti,
Karang Janbe, Maguwoharjo, Depok,
Sleman
B. Pelaksanaan Kegiatan
Peneliti melakukan lima kali pertemuan dengan subjek. Hal pertama
yang dilakukan adalah mencari subjek untuk dianalisis kesulitan belajarnya.
Subjek yang digunakan yaitu siswa SMK kelas XI. Subjek penelitian
merupakan teman peneliti. Subjek dipilih karena subjek mengatakan bahwa
matematika itu sulit dan ia selalu mendapat nilai dibawah KKM atau pas
KKM. Subjek yang peneliti analisis ini menggunakan kurikulum 2013 di
sekolah. Untuk proses analisis kesulitan belajar dari subjek, peneliti melihat
dari materi yang dianggap sulit dipahami oleh subjek. Setelah mendapatkan
subjek, peneliti bertemu dengan subjek untuk melakukan wawancara
mengenai materi yang dianggap sulit oleh subjek dan faktor yang
menyebabkan subjek kesulitan. Wawancara ini dilaksanakan peneliti pada
pertemuan pertama. Dari kegiatan wawancara, subjek mengatakan bahwa
guru yang mengajar ramah dan sikapnya menyenangkan, tetapi subjek masih
tidak dapat memahami materi. Subjek juga mengatakan latihan soal yang
diberikan guru sangat berbeda dengan contoh soal yang dijelaskan sehingga
subjek merasa kesulitan dalam mengerjakan soal, dan subjek menjadi malas
mengikuti pelajaran. Hal tersebut membuat subjek terus menerus merasa
kesulitan pada materi yang tidak dipahaminya tersebut. Dari wawancara yang
dilakukan peneliti tersebut dapat diketahui materi apa yang subjek anggap
sulit. Setelah itu pada pertemuan kedua peneliti melakukan pretest untuk
melihat apakah subjek benar-benar tidak memahami materi tersebut .
Ternyata dari hasil pretest yang peneliti lakukan, subjek mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan pretest tersebut karena hasil pretes kurang baik.

26
Langkah yang dilakukan peneliti untuk membantu subjek adalah
dengan memberikan bimbingan belajar terkait materi yang subjek anggap
sulit. Peneliti memberikan bimbingan belajar sebanyak dua kali pertemuan.
Pada setiap pertemuan bimbingan belajar, peneliti memperhatikan
perkembangan subjek dalam memahami materi tersebut. Setelah melakukan
bimbingan belajar dengan dua kali pertemuan dan dirasa subjek sudah
memahami materi dengan baik, peneliti memberikan posttest kepada subjek
untuk mengukur kemampuan serta melihat perkembangannya apakah subjek
memahami materi yang diberikan. Dari hasil posttest ternyata subjek masih
perlu melakukan proses pembelajaran remediasi karena masih terdapat
kesalahan dalam pengerjaan soal. Oleh karena itu proses pembelajaran
remediasi ini dilakukan agar kesalahan pada posttest yang dikerjakan subjek
tidak terulang kembali.

C. Hasil Kegiatan
Dari kegiatan diagnosis yang sudah dilakukan terhadap subjek
penelitian, hasil yang diperoleh yaitu subjek sudah dapat mengatasi kesulitan
belajar mereka pada materi logika matematika. Hal tersebut bisa dilihat dari
posttest yang dikerjakan oleh subjek mendapat hasil yang lebih baik dari
hasil pretest. Kegiatan ini juga dapat membuat siswa lebih kritis dalam
menyelesaikan permasalahan matematika dengan aktif bertanya.
Hasil yang peneliti peroleh sebagai calon guru dari kegiatan ini yaitu
peneliti dapat mengetahui kesulitan belajar siswa, penyebab dari kesulitan
tersebut, dan cara mengatasinya. Selain itu, kegiatan ini juga melatih peneliti
sebagai calon guru untuk dapat memberikan tindakan yang tepat kepada
siswa yang mengalami kesulitan belajar yaitu melalu diagnosis dan
remediasi.

D. Keterbatasan Kegiatan
Penelitian ini tidak lepas dari berbagai keterbatasan dan kekurangan antara
lain:
1) Semua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tidak diuji
validitasnya karena waktu penelitian yang sangat terbatas.

27
2) Pertemuan bimbingan belajar tidak dapat dilakukan tatap muka karena
sedang terjadi pandemi virus corona yang mengharuskan peneliti dan
subjek penelitian untuk tetap menjaga jarak, sehingga bimbingan belajar
dilakukan secara virtual menggunakan video conference. Selain itu,
sinyal internet yang kadang kurang mendukung juga menjadi penyebab
bimbingan belajar yang dilaksanakan kurang maksimal.

E. Pembahasan
Berdasarkan kegiatan yang sudah dilaksanakan, melalui analisis data
maupun pengamatan terhadap subjek penelitian maka dapat diketahui
kesulitan yang dialami subjek, penyebab kesulitan tersebut, dan proses dalam
mengatasi kesulitan tersebut melalui kegiatan diagnosis dan remediasi.
Analisis dan Pembahasan Terhadap Hasil Kegiatan Diagnosis Kesulitan
Belajar Subjek:
Berdasarkan kegiatan diagnosis kesulitan belajar siswa yang sudah
dilakukan peneliti terhadap subjek yang bernama Richard, melalui
wawancara peneliti dengan subjek ia mengungkapkan bahwa ia kesulitan
dalam memahami pelajaran matematika khususnya pada materi logika.
Untuk mengetahui lebih jauh kesulitan yang dialami subjek dan penyebab
dari kesulitan tersebut, langkah awal yang peneliti lakukan terhadap
subjek adalah memberikan pretest dengan soal-soal dasar dari materi
logika, seperti pernyataan dan nilai kebenarannya, kombinasi pernyataan,
negasi, pernyataan implikasi, dan pernyataan biimplikasi. Menurut
peneliti, materi pada soal pretest tersebut seharusnya sudah dipahami
dengan baik oleh subjek karena materi tersebut merupakan dasar dari
materi logika matematika. Namun, setelah melihat hasil pretest subjek,
dapat disimpulkan bahwa subjek memang mengalami kesulitan dalam
memahami materi logika. Dari delapan soal pretest yang diberikan
peneliti, hanya tiga soal bisa dikerjakan subjek dengan tepat yaitu soal
tentang pernyataan dan nilai kebenarannya, satu soal menggabungkan dua
pernyataan menjadi kalimat majemuk dengan kata hubung yang
ditentukan, dan satu soal menentukan negasi dari beberapa pernyataan.
Kesulitan yang terlihat dari hasil pretest yaitu subjek kesulitan untuk

28
menentukan kesimpulan nilai kebenaran dari berbagai pernyataan
majemuk.
Untuk mengatasi kesulitan subjek tesebut peneliti memberikan
treatment berupa bimbingan belajar. Treatment diberikan oleh peneliti
kepada subjek pada pertemuan ketiga dan keempat. Kegiatan bimbingan
belajar diberikan peneliti berdasarkan penyebab yang sudah diketahui
melalui hasil pretest. Langkah-langkah kegiatan bimbingan belajar yang
dilaksanakan yaitu:
1) Memberikan materi diawal kegiatan bimbingan, bertujuan agar subjek
mengingat materi yang telah dipelajari di sekolah. Materi yang
diberikan peneliti yaitu materi logika berupa definisi pernyataan,
pernyataan majemuk dan nilai kebenarannya, dan beberapa tabel
kebenaran dari pernyataan majemuk.
2) Memberikan contoh soal disertai penjelasan langkah penyelesaiannya.
Contoh soal yang diberikan berkaitan dengan materi yang telah
dijelaskan sebelumnya.
3) Memberikan latihan soal dengan pengerjaan terbimbing.
4) Membahas soal latihan yang telah dikerjakan subjek. Setelah subjek
selesai mengerjakan soal latihan, peneliti membahas soal-soal tersebut
secara bersama-sama. Pada latihan soal subjek masih mengalami
kesulitan dalam menyelesaikannya. Subjek masih bingung untuk
langkah dalam menyimpulkan kebenaran dari suatu pernyataan.
Peneliti memberikan penguatan lagi kepada subjek dengan mengulang
kembali secara ringkas materi yang sudah dipelajari untuk mengatasi
kebingungan yang dialami subjek.
5) Peneliti memberikan latihan soal sebagai tugas untuk pertemuan
selanjutnya yaitu pertemuan keempat kepada subjek agar subjek bisa
lebih memahami materi dan subjek dapat mengatasi permasalahannya.
6) Pada pertemuan keempat, peneliti bersama subjek membahas tugas
latihan soal yang sudah subjek kerjakan di rumah. Dari hasil latihan
soal yang diberikan, subjek sudah bisa mengerjakan soal walaupun
masih ada beberapa soal yang salah dalam menyimpulkan nilai
kebenarannya. Pada pertemuan keempat ini, peneliti juga membahas

29
soal pretest. Pembahasan soal pretest dilakukan dengan tujuan untuk
memperdalam pemahaman siswa.
Kemudian pada pertemuan kelima, peneliti memberikan posttest
kepada subjek. Peneliti memberikan lima soal posttest. Soal-soal posttest
yang diberikan mengenai materi yang sudah dibahas, termasuk materi
yang dianggap sulit oleh subjek untuk mengetahui apakah materi yang
dianggap sulit oleh subjek tersebut sudah bisa teratasi atau belum.
Setelah mengamati hasil posttest, ternyata masih terdapat
kesalahan yang sama yang dilakukan subjek pada soal. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek masih belum bisa memahami
materi yang sudah disampaikan dengan baik. Dari lima soal yang
diberikan, subjek sudah mengerjakan semua soal, namun masih ditemukan
kesalahan-kesalahan. Kesalahan yang dialami yaitu belum tepat dalam
menentukan nilai kebenaran pada pernyataan majemuk, sehingga
kesimpulan yang diperoleh subjek tersebut kurang tepat. Karena masih
ada kesalahan-kesalahan yang diperlihatkan dalam hasil posttest peneliti
memberikan pengajaran remedial agar subjek mampu mengatasi
kesalahannya lagi.
Pengajaran remedial yang dilakukan yaitu kembali memberikan
bimbingan belajar. Bimbingan belajar pada pengajaran remedial
difokuskan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan subjek yang ada pada
hasil posttest. Pengajaran remedial diberikan pada satu kali pertemuan,
yang kegiatannya berupa pembahasan soal posttest dan menunjukkan
kesalahan yang dilakukan subjek, serta memperbaikinya dengan
mengulang materi tersebut. Kemudian peneliti memberikan beberapa
latihan soal yang dilanjutkan dengan pembahasan dari latihan soal
tersebut. Dari kegiatan pengajaran remedial yang diberikan, subjek mulai
dapat mengatasi kesulitannya. Hal ini terlihat dari latihan soal yang sudah
bisa subjek kerjakan dengan baik.

30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diagnosis dan remidiasi yang dipaparkan
di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran tugas guru tidak
hanya menyampaikan materi kepada siswa, tetapi guru juga dituntut dapat
memahami kesulitan belajar yang dialami siswa, untuk mengetahui kesulitan
belajar siswa dapat dilakukan diagnosis kesulitan belajar. Kesulitan belajar
adalah suatu keadaan siswa yang memiliki hambatan atau masalah sehingga
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga berdampak pada
keberhasilan belajar siswa. Salah satu faktor intelektual yang menyebabkan
siswa mengalami kesulitan belajar, khususnya subjek penelitian pada materi
logika matematika yaitu subjek belum sepenuhnya memahami konsep dasar
materi pembelajaran. Subjek kurang mampu menyimpulkan nilai kebenaran
dari suatu pernyataan majemuk pada logika matematika. Faktor lain yang
menyebabkan subjek mengalami kesulitan belajar adalah subjek malas untuk
membaca materi pada buku sekolah sehingga subjek merasa kesulitan saat
diberikan tugas.
Setelah diberikan treatment untuk membantu subjek mengatasi kesulitan
belajarnya yaitu pemahaman konsep logika dan langkah menyimpulkan nilai
kebenaran dari suatu pernyataan, hasil posttest menjadi lebih baik dari hasil
pretest. Hal ini terlihat dari berkurangnya kesalahan-kesalahan yang dilakukan
subjek pada hasil posttest. Namun subjek masih harus melakukan proses
pembelajaran remediasi. Beberapa kesalahan yang masih dilakukan oleh
subjek dalam posttest adalah subjek kurang teliti dalam pengerjaan soal dan
subjek belum tepat pada langkah menyimpulkan nilai kebenaran suatu
pernyataan. Oleh karena itu, subjek penelitian diberikan bimbingan belajar
lagi agar kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan tidak terulang lagi.

B. Saran untuk Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil diagnosis dan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan
beberapa saran dan tindak lanjut dalam permasalah kesulitan belajar siswa,
yaitu untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, guru dituntut dapat mengenal

31
tiap-tiap kesulitan yang dihadapi siswa, agar guru dapat menentukan cara
terbaik untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Guru juga diharapkan dapat
memberikan pembelajaran remedial pada siswa yang nilainya belum
mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Program remedial harus
disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa sehingga setiap
siswa memperoleh pelayanan yang tepat. Untuk langkah remedial yang tepat,
maka sebaiknya program remedial dilaksanakan setelah tes diagnosis yang
berfungsi sebagai alat identifikasi kesulitan siswa.

32
DAFTAR PUSTAKA
Entang, M. 1984. DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN
REMEDIAL. Jakarta: Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
Fenny, F.2015. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Operasi Penjumlahan,
Pengurangan, Perkalian Dan Pembagian Bilangan Bulat Pada Peserta
Didik di MI AL-Fathanah Makassar. Skripsi. Makassar. Universitas Islam
Negeri Alauddin.
Hakim, T.2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Niaga Swadaya
Nafisa, N. A., Tandililing, E., & Mursyid, S.2015. Penerapan Model Group
Investigation Berbantuan Flashcard untuk Meremediasi Kesulitan Belajar
Siswa Pada Materi Dinamika Gerak Rotasi. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa. 4(7).
Rahardjo, Mudjia.2017. Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif:
Konsep dan Prosedurnya. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, Januari 2017. (Tidak diterbitkan)
Waruwu, H.2009. Perlu Diagnosis Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran IPA dan
Hubungannya dengan Pengajaran Remidial. Didaktik: Jurnal Ilmiah
Pendidikan, Humaniora, Sains, dan Pembelajarannya. 3(1): 116-126.

33
LAMPIRAN
Lampiran Lembar Kerja Subjek Penelitian
Soal Pretest
Pretest
Logika Matematika

Nama :Richard Setio Panggalewu


Kelas :XI
Sekolah :SMK Penerbangan

1. Buatlah masing-masing 1 contoh pernyataan yang bernilai benar dan


pernyataan yang bernilai salah! Berikan alasannya!

2. Perhatikan contoh kalimat berikut!


a) Presiden Soekarno merupakan orang Indonesia
b) Jika Andi belajar dengan aplikasi online, maka Andi dapat belajar di
mana saja
c) Rumah itu bagus
d) 3 adalah bilangan prima dan ganjil
Sebutkan manakah yang termasuk pernyataan majemuk dan berikan
alasannya!

3. Tentukan negasi (ingkaran) dari pernyataan berikut:


a) Hari ini Jakarta banjir
b) Siswa-siswi SMAPA menggunakan baju batik pada hari Rabu

4. Diberikan dua pernyataan sebagai berikut:


p : Hari ini Yogya hujan lebat
q : Hari ini aliran listrik putus
nyatakan dengan kata-kata
a) p q
b) p q

5. Diberikan data:
p : pernyataan bernilai salah
q : pernyataan bernilai benar
Tentukan nilai kebenaran dari konjungsi di bawah ini!
a) p q
b) p q
c) p q
d) p q

6. Diberikan nilai dari pernyataan p dan q sebagai berikut:


p : B (pernyataan bernilai Benar)
q : S (pernyataan bernilai Salah)
Tentukan nilai kebenaran dari disjungsi berikut:
a) p ∨q
b) p ∨ q
34
7. Diberikan dua pernyataan sebagai berikut:
- Tahun 2020 siswa Smapa belajar secara daring (bernilai benar)
- Siswa smapa dapat belajar di rumah (bernilai benar)
Gabungkan dua pernyataan tersebut dengan menggunakan operasi
implikasi (jika…maka…) dan tentukan nilai kebenarannya!

8. Diberikan dua pernyataan sebagai berikut:


p: 20 x 2 = 40
q: 40 adalah bilangan genap
a) Tentukan nilai kebenaran dari dua pernyataan tersebut!
b) Berdasarkan nilai kebenaran dari tiap pernyataan yang telah diperoleh
dari poin a, tentukan nilai kebenaran dari gabungan dua pernyataan
tersebut dengan menggunakan operasi biimplikasi ( p ↔q)!

Jawaban:
1. Badak bercula satu masih banyak di indonesia. Pernyataan salah, alasan:
badak bercula satu sudah minim ke beradaan nya di jawa.
Manusia makan mengunakan tangan. Pernyataan benar, alasan: manusia
menggunakan tangan sebagai alat bantu memakan makanan. (BENAR)
2. Pernyataan majemuknya adalah b) karena b) memiliki dua pernyataan
yang digabung dengan kata hubung (KURANG TEPAT)
3. Negasi:
a) hari ini jakarta tidak banjir (BENAR)
b) Siswa siswi smapa tidak mengunakan baju batik pada hari rabu
(BENAR)
4. - Hari ini yogya hujan lebat juga listrik putus (BENAR)
- Hari ini yogya tidak hujan juga tidak ada listrik putus (BENAR)
5. a.Pernyataan bernilai salah juga benar (TIDAK TEPAT)
b.Pernyataan tidak salah berati benar (TIDAK TEPAT)
c.Pernyataan bernilai salah tidak benar (TIDAK TEPAT)
d.Pernyataan tidak salah juga tidak benar (TIDAK TEPAT)
6. (SALAH)/tidak dijawab
7. jika tahun 2020 siswa smapa belajar secara daring maka siswa smapa
belajar di rumah. (KURANG TEPAT)
8. (SALAH)/tidak dijawab

Latihan
35
Latihan Soal
Logika Matematika

1. Perhatikan contoh kalimat berikut!


a) Presiden Soekarno merupakan orang Indonesia
b) Jika Yayak rajin belajar, maka Yayak mendapat nilai bagus
c) Rumah itu bagus
d) 3 adalah bilangan ganjil dan bilangan prima
Manakah yang termasuk pernyataan majemuk? Mengapa pernyataan
tersebut termasuk pernyataan majemuk?

2. Tuliskan negasi (ingkaran) dari pernyataan berikut:


a) Liliyana Natsir adalah seorang pemain bulu tangkis
b) bilangan 5 kurang dari 10

3. Diberikan data:
p : pernyataan bernilai salah
q : pernyataan bernilai benar
Tentukan nilai kebenaran dari konjungsi di bawah ini!
a) p q
b) p q
c) p q
d) p q

4. Diberikan pernyataan p dan q sebagai berikut:


p : bilangan 5 lebih kecil dari 10
q : 5 adalah bilangan ganjil
Tentukan nilai kebenaran dari disjungsi berikut:
p∨ q

5. Diberikan dua pernyataan sebagai berikut:


p: 20 x 2 = 40
q: 40 adalah bilangan genap
a) Tentukan nilai kebenaran dari dua pernyataan tersebut!
b) Berdasarkan nilai kebenaran dari tiap pernyataan yang telah diperoleh
dari poin a), tentukan nilai kebenaran dari gabungan dua pernyataan
tersebut dengan menggunakan operasi biimplikasi ( p ↔q)!
Jawaban:

36
Pembahasan jawaban latihan soal: subjek kurang tepat dalam menjawab
nomor 1 dan 5. Selain itu, langkah-langkah penyelesaian dari soal nomor 4
masih belum lengkap

Tugas (Latihan Soal)


Tugas
Logika Matematika

1. 25 adalah kelipatan 5
Negasi dari pernyataan tersebut adalah …

2. Diberikan data:
p : pernyataan bernilai salah
q : pernyataan bernilai benar
Tentukan nilai kebenaran dari konjungsi di bawah ini!
p q

3. Diberikan pernyataan p dan q sebagai berikut:


p : bilangan 5 kurang dari 10
q : 5 adalah bilangan ganjil
Tentukan nilai kebenaran dari disjungsi berikut:
p∨ q

4. Diberikan dua pernyataan sebagai berikut:


p: 20 : 2 = 10
q: 10 adalah bilangan prima
a. Tentukan nilai kebenaran dari dua pernyataan tersebut!
37
b. Berdasarkan nilai kebenaran dari tiap pernyataan yang telah diperoleh
dari poin a, tentukan nilai kebenaran dari gabungan dua pernyataan
tersebut dengan menggunakan operasi implikasi ( p →q)!
Jawaban:

Pembahasan jawaban tugas: subjek masih belum tepat dalam menjawab


nomor 1 dan 4.

Posttest
Posttest
Logika Matematika

1. Perhatikan contoh kalimat berikut!


a) Ayah akan mendapat gaji jika dan hanya jika ayah bekerja
b) Jarak Indonesia-Amerika adalah dekat
c) 4× 6 = 21
Sebutkan manakah yang termasuk pernyataan majemuk dan berikan
alasannya mengapa pernyataan tersebut termasuk pernyataan majemuk!

2. “Semua siswa SMAPA lulus ujian”


Negasi dari pernyataan tersebut adalah …

3. Diberikan dua pernyataan sebagai berikut:


p : Hari ini Yogya hujan lebat
q : Hari ini aliran listrik putus
nyatakan dengan kata-kata

38
a) p q
b) p →q

4. Diberikan data:
p : pernyataan bernilai salah
q : pernyataan bernilai salah
Tentukan nilai kebenaran dari konjungsi di bawah ini!
a) p ∨q
b) p ↔q

5. Diberikan dua pernyataan sebagai berikut:


p: 5 x 2 = 15
q: 15 adalah bilangan ganjil
a) Tentukan nilai kebenaran dari dua pernyataan tersebut!
b) Berdasarkan nilai kebenaran dari tiap pernyataan yang telah diperoleh
dari poin a, tentukan nilai kebenaran dari gabungan dua pernyataan
tersebut dengan menggunakan operasi disjungsi!
Jawaban:

Pembahasan jawaban posttest: pada nomor 4 subjek sudah menjawab


dengan benar tetapi tidak dituliskan langkah-langkah penyelesaiannya dan
39
subjek masih melakukan beberapa kesalahan pada no 5. Subjek tidak tepat
dalam menentukan kebenaran pada nomor 5 poin a.

Latihan Remediasi
1. Diberikan data:
p : pernyataan bernilai salah
q : pernyataan bernilai benar
Tentukan nilai kebenaran dari konjungsi di bawah ini!
a) p q
b) p ↔ q
c) p ∨ q

2. Diberikan dua pernyataan sebagai berikut:


p: 2 × 8 = 16
q: 8 + 2 = 10
Tentukan nilai kebenaran dari dua pernyataan tersebut, kemudian tentukan
nilai kebenaran dari gabungan dua pernyataan tersebut dengan
menggunakan operasi konjungsi!
Jawaban:

40
41

Anda mungkin juga menyukai