STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
Tim Penyusun :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan bertema Hakikat Strategi Pembelajaran,
Pembelajaran di SD, dan Model -Model Belajar dan Rumpun Model Mengajar guna
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kemajuan penyusunan ini di kemudian hari.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Makalah ini dapat
bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pembaca pada umumnya dan penyusun sendiri pada
khusunya.
Penulis
2|Strategi Pembelajaran Di SD
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
3|Strategi Pembelajaran Di SD
B. Tahapan perkembangan siswa sekolah dasar ............................ ................ 19
4|Strategi Pembelajaran Di SD
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dan belajar adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Bagaikan dua sisi mata
uang yang tidak bisa dipisahkan. Dalam setiap kepala manusia terdapat apa yang
disebut dengan otak. Di dalam segala informasi yang diterima pastilah akan
mengalami proses analisis, dan inilah sesungguhnya yang disebut dengan belajar itu.
Ditelusuri lebih jauh, salah satu ahli yaitu Gagne (1985) mengemukakan bahwa
belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Berdasarkan pengertian belajar tersebut, maka konsep belajar
terdapat tiga ciri utama yaitu adanya proses, perubahan perilaku, dan pengalaman.
Dalam hal ini, belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Salah satunya
belajar bisa dimulai pada tahap atau jenjang Sekolah Dasar bagi anak-anak.
Dalam pembelajaran SD ini, tentunya juga terdapat berbagai macam pendekatan,
strategi, metode, bahkan teknik pembelajarannya. Sehingga dalam pemilihan strategi
pembelajarannya pun harus memperhatikan berbagai faktor. Hal tersebut mengingat
karena anak – anak memiliki proses belajar yang berbeda dengan orang dewasa.
Dalam pembelajaran, juga terdapat karakteristik proses belajar serta tahapan
perkembangan pada siswa di SD. Dengan mengetahui karakteristik proses belajar
serta tahapan perkembangan pada siswa di SD, maka guru bisa lebih mudah untuk
menentukan model – model belajar dan apa saja rumpun model belajar yang bisa
digunakan untuk mengajar di kelas nantinya.
Berdasarkan penjelasan diatas, kami penulis tertarik untuk membahas lebih dalam
mengenai strategi pembelajaran di SD, pembelajaran di SD, serta model – model
belajar dan rumpun model mengajar di SD.
B. Pembatasan Makalah
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran di SD
Kode Mata Kuliah : PDGK4105
Pokok Pembahasan : - Modul 1 Hakikat Strategi Pembelajaran
- Modul 2 Pembelajaran di Sekolah Dasar
- Modul 3 Model-model Belajar dan Rumpun Model
Mengajar
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan prinsip dari belajar?
2. Hal – hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran di SD?
3. Apa saja karakteristik dari proses belajar siswa di SD?
4. Model – model belajar apa saja yang bisa diterapkan di sekolah SD?
5. Bagaimana bentuk dari rumpun model mengajar bagi seorang guru?
5|Strategi Pembelajaran Di SD
BAB 2 PEMBAHASAN
MODUL 1
6|Strategi Pembelajaran Di SD
seseorang yang sdang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai baik
berguna atau bermanfaat baginya. Maka, motivasi belajar akan muncul dengan kuat.
Motivasi belajar seperti itu disebut motivasi intrinsik atau motivasi internal.
2. Perhatian
Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi ahkan tidak dapat dipisahkan.
Perhatian ialah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu objek.
Memunculkan perhatian seseorang pada suatu ojek diakibat kan oleh dua hal :
Pertama, orang itu merasa bahwa objek tersebut mempunyai kaitan dengan dirinya:
umpanya dengan kebutuhan, cita-cita, pengalaman, bakat dan minat.
Kedua, objek itu sendiri di pandang memiliki sesuatu yang lain dari yang lain, atau
yang lain dari yang sudah biasa.
3. Aktivitas
Seperti telah dibahas didepan, bahwa belajar itu sendiri adalah aktivitas yaitu aktivitas
mental dna emosional. Oleh karena itu, guru jangan sekali-kali membiarkan siswa
tidak ikut aktif belajar. Kegiatan mendengarkan penjelasan guru, sudah menunjukkan
adanya aktivitas belajar.
4. Balikan
Siswa perlu dnegan segera mengetahui apakah yang ia lakukan didalam proses
pembelajaran atau yang ia peroleh dari proses pembelajaran tersebut sudah benar atau
belom.
Cara memberikan balikan terhadap siswa:
a. Guru mengatakan bahwa pekerjaan siswa salah
b. Guru mengatakan bahwa pekerjaan siswa masih salah dna tunjukkan pada bagian
mana kesalahan nya
c. Guru menunjukkan kepada siswa pada bagian mana siswa masih salah kemudian
dijelaskan mengapa masih salah dan diminta kepada siswa tersebut untuk
memperbaiki bagian yang masih salah itu.
5. Perbedaan individual
Belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain tidak belajar, berarti tidak akan
memperoleh kemampuan. Disamping itu, siswa belajar sebagai pribadi tersendiri,
yang memiliki perbedaan dari siswa lain. Perbedaan itu mungkin dalam hal
pengalaman, minat, bakat, kebiasaan belajar, kecerdasan, dan tipe belajar.
7|Strategi Pembelajaran Di SD
2. Kegiatan Belajar 2
Perbedaan Pendekatan,Strategi,Metode Dan Teknik Pembelajaran
A. Pendekatan Pembelajaran
Menurut Joni(1992/1993) pendekatan adalah cara umum dalam memandang
permasalahan atau objek kajian. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa
pendekatan pembelajaran adalah cara memandang terhadap pembelajaran.
B. Strategi Pembelajaran
Menurut Joni(1992/1993) startegi adalah ilmu atau kiat didalam memanfaatkan segala
sumber yang dimiliki dan yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dimiati dan Soedjono (Tim Dosen MKDK kurikulum dna Pembelajaran
1996) mengemukakan bahwa strategi dalam pembelajaran adalah kegiatan guru untuk
memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari
komponen pembentukan sistem pembelajaran. Jony (1992/1993) mengemukakan
bahwa yang menjadi acuan utama dalam penentuan strategi pembelajaran adalah
tercapai nya tujuan pembelajaran.
C. Metode pembelajaran
Dalam bahasa inggris, Methode berarti cara. Apabila kita kaitkan dengan
pembelajaran metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa
karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode seering di
gandengkan dengan kata mengajar yaitu metode mengajar. Beberapa bentuk metode
mengajar yang kita kenal adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi, pemberian
tugas, kerja kelompok, demonstrasi(modelling), exsperimen, pemecahan masalah,
inquiri dsb.
D. Teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran mengau pada ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan
latar penerapan tertentu seperti kemmapuan dan kebiasaan guru, ketersediaan
peralatan, kesiapan siswa, dan sebagainya. Jony(1992/1993). Teknik pembelajaran
merupakan wujud konkret dari penggunaan metode, strategi dan pendekatan
pembelajaran.
8|Strategi Pembelajaran Di SD
3. Kegiatan Belajar 3
Faktor Faktor Penentu Dalam Pemilihan Strategi Dan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran
Sebelum kita membahas mengapa tujuan pembelajaran merupakan salah satu faktor
yang harus di pertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran, kita akan bahas
terlebih dahulu jenis-jenis tujuan pembelajaran.
Jenis-jenis tujuan pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne
1. Ketrampilan intelektual
Ketrampilan intelektual terbagi atas beberapa tahapan berikut :
a. Diskriminasi
Diskriminasi merupakan kemampuan membandingkan benda-benda secara
fisik. Kemampuan diskriminasi lebih banyak diberikan kepada anak-anak.
b. Konsep-konsep konkret
Konsep konkret menunjukkan suatu sifat objek atau atribut objek (warna,
bentuk, ukuran). Konsep-konsep ini disebut konkret karena menyangkut objek
yang konkret (benda-benda yang ada disekitar kita).
c. Konsep terdefinisi
Seseorang dikatakan telah memahami suatu konsep terdefinisi bila orang
tersebut dapat menjelaskan dengan cara memberi contoh ataua
mendomonstrasikan atau atribut-atribut objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan.
d. Aturan-aturan
Seseorang dikatakan telah dapat menggunakan aturan-aturan, apabila
perilakunya atau ia melakukan telah sesuai dengan aturan perbuatan tersebut.
e. Aturan-aturan tingkat tinggi-pemecahan masalah
Bila kita dihadapkan kepada suatu masalah seringkali dalam pemecahannya
harus menggunakan beberapa aturan sehingga lebih kompleks, dan
ditemukanlah aturan-aturan tingkat tinggi.
2. Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang
digunakan seseorang untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan
perhatian, belajar, mengingat dan berpikir (gagne Briggs, dan Wager, 1992).
3. Informasi verbal
Yang termasuk informasi verbal ialah nama atau label fakta, dan pengetahuan.
9|Strategi Pembelajaran Di SD
4. Ketrampilan Motorik
Yang dimaksud dengan ketrampilan-ketrampilan motorik tidak hanya
mencangkup kegiatan-kegiatan fisik, tetapi juga digabungkan dengan
keterampilan –keterampilan fisikis
5. Sikap
Sikap (afektif) merupakan salah satu ranah prilaku manusia atau siswa yang
merupakan bagian dari tujuan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari ranah
kognitif dan psikomotorik.
B. Bahan Pelajaran
Dalam rumusan tujuan, seperti yang dijelaskan dalam subbagian terdahulu, tergambar
bahan pelajaran atau materi pelajaran yang harus dipelajari siswa.
C. Siswa
Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran ialah siswa mengingat tujuan
yang harus dicapai dari proses tersebut ialah perubahan prilaku siswa. Oleh karena
didalam memilih dan menggunakan straregi pembelajaran, faktor siswa tidak boleh
diabaikan.
D. Guru
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan . sebagai contoh, dilapangan kadang-
kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran yang sangat menarik perhatian
siswa dan jelas. Sementara itu ada guru lain yang walaupun menggunakan strategi
pembelajaran yang sama dengan guru yang tadi, tetapi ia tidak mampu menarik
perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan. Hal ini terjadi mungkin guru yang
pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar.
10 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
4. Kegiatan Belajar 4
Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran
11 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
5. Strategi pembelajaran berdasarkan interaksi guru dengan siswa
Atas dasar pertimbangan interaksi guru dengan siswa ada dua strategi pembelajaran,
yaitu strategi pembelajaran tatap muka dan strategi pembelajaran melalui media.
12 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
MODUL 2
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
1. Kegiatan Belajar 1
Pengertian Belajar
Untuk mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan, guru harus berupaya
menerapkan kurikulum secara maksimal dan efektif. Kegiatan yang paling menentukan
dalam keberhasilan penerapan kurikulum adalah proses pembelajaran atau kegiatan
belajar. Belajar merupakan suatu proses yang harus ditempuh siswa, tetapi esensi dan
hakikatnya harus dipahami oleh guru agar dalam pelaksanaannya guru dapat mengelola
dan membinmbing proses pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah belajar yang efektif.
Di samping itu, guru akan dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang optimal
dalam rangka mendukung proses guna mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh
karena itu, guru perlu belajar memahami hakikat belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dan ciri-ciri perubahan yang disebabkan oleh belajar.
A. Pengertian Belajar
Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku (a change in behavior). Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan
bahwa learning is the process by which an activity or is changed through training
procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished
from changes by factors not atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan
karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi
edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap dan
keterampilan.Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengalaman
(learning is experience), artinya belajar itu suatu proses interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Dalam interaksi tersebut terjadi prose mental, intelektual, dan emosional
yang pada akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dimilikinya.
Contohnya adalah seseorang yang belajar badminton. Ia akan melakukan latihan
mengayunkan raket dengan cara memegang yang benar, menepuk bola, backhand dan
forehand yang merupakan pengalaman belajar. Pengalaman belajar lainnya meliputi :
13 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
a. Bagaimana cara-cara ia menentukan arah pukulan? Dalam hal ini ia (yang dilatih)
harus berpikir, berkonsentrasi, dan memvisualisasikan diri ke dalam perbuatan dan
mencobakannya ke dalam bentuk latihan.
b. Bagaimana cara-cara ia belajar menerima kritikan atas kesalahan-kesalahan yang
dilakukannya? Ia akan mengontrol perasaan, dan kemudian melakukan perbaikan-
perbaikan sesuai isi kritik yang diberikan padanya.
c. Bagaimana ia memperoleh pemahaman prinsip dan sikap yang dibutuhkan? Ia akan
mengalami peristiwa-peristiwa dalam situasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya
dan dari situ ia memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan (bersifat reaktif)
yang dibutuhkannya.
d. Bagaimana ia belajar membina kekkompakan dalam kelompok? Tentunya ia akan
berdiskusi dengan teman dan kelompoknya, menempatkan posisi, melakukan tugas,
dan tanggung jawab.
Definisi belajar yang umum diterima saat ini ialah bahwa belajar merupakan suatu usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkat laku yang baru,
secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
B. Hakikat Belajar
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses
melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak,
latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan
memfasilitasi siswa supaya dapat melakukan proses-proses tersebut.
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to do,
learning to live together, dan learning to be.
a. Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam
belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat
mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami substansi materi yang
dipelajarinya.
b. Learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target dalam belajar
adalah proses melakukan atau proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus mengerjakan,
menerapkan, menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan,
penemuan, pengamatan, simulasi dan sejenisnya.
14 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
c. Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi target
dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu
hidup dalam kelompok.
d. Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target belajar adalah
mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat
dan kemampuannya.
15 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
2. Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Proses Belajar Dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar dalam belajar, esensinya
adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam upaya mengubah prilaku yang
dilakukan secara sadar melalui interaksi dengan lingkungan. Proses belajar mengajar di
sekolah sangat dipengaruhi oleh desain pelajaran maupun strategi yang diterapkan oleh
guru dalam pembelajaran.
Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam melakukan proses belajar
adalah pebelajar (siswa) itu sendiri. Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus
sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-beda. Berdasarkan teori
perkembangan setiap siswa memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan tingkat
usianya. Artinya setiap proses belajar yang ditempuh siswa harus berdasarkan pada fase
perkembangannya.
Seperti telah dikemukakan, bahwa proses belajar merupakan rangkaian aktivitas siswa
melalui pengalaman belajar (learning experience) untuk membentuk perilaku siswa.
16 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
yang dimiliki individu. Potensi-potensi yang dimiliki individu dapat
dikembangkan secara optimal melalui kegiatan belajar.
2. Teori Belajar Asosiasi
Rumpun teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut
S-R Bond. Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku
yang menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi
aktivitas yang otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-
respons yang membetuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol.
Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan
(reinforcement) yang dipakai. Pelopor aliran ini diantaranya Edward L.
Thorndike.
3. Teori Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini
akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu
proses yang bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu
diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir
tinggi.
4. Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh
karenanya, belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudia melihat bagian-
bagiannya yang mengandung makna dan hubungan. Pembelajaran selalu
diberikan dalam bentuk problematik, aktual dan nyata (sedang terjadi saat ini
maupun saat yang akan datang). Siswa belajar melakukan pemecahan masalah
(problem solving), melakukan penyelidikan (inquiry), melakukan penemuan
(discovery) dan kajian (investigation).
Dalam prakteknya penerapan teori belajar tersebut digunakan bercampur,
tidak murni satu per satu.
17 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
b. Tipe Belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu mengenal
beberapa tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970). Menurut Gagne ada 8
tipe belajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu :
1. Signal learning (belajar melalui isyarat)
Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu,
tetapi respons yang ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas
bahkan emosional.
2. Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
Belajar stimulus-respons merupakan suatu tipe belajar yang dapat
membentuk perilaku melalui pengkondisian stimulus untuk
menghasilkan suatu tindak-balas (respons).
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaia
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui beberapa stimulus-respons (S-R) yang berangkai;
dalam bahasa contohnya “Ibu-Bapak”, “kampung-halaman”. Chaining
contoh; dari pulang tugas mengajar, buka sepatu, menyimpan tas, ganti
baju, makan dan seterusnya.
4. Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Belajar verbal association merupakan suatu tipe belajar yang dapat
membentuk perilaku melalui perkaitan verbal. Perkaitan ini bisa
dimulai dari yang sederhana.
5. Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui proses membeda-
bedakan objek yang abstrak maupun konkret. Sesuatu yang berkaitan
dengan ruang, bentuk,
6. Concept learning (belajar melalui konsep)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui pemahaman terhadap
sesuatu benda, peristiwa, kategori, golongan dan suatu kelompok. Yang
dimaksud konsep itu sendiri adalah karakteristik, atribut atau definisi
sesuatu objek. Konsep yang konkret dapat ditunjukkan bendanya
sedangkan konsep yang abstrak adalah konsep menurut definisi.
18 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
7. Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui aturan. Belajar
melalui aturan merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan
siswa supaya memahami aturan-aturan dan mampu menerapkannya.
Belajar melalui aturan berarti belajar melalui dalil-dalil, rumus-rumus,
dan ketentuan.
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan
masalah. Tipe belajar ini merupakan belajar yang dapat membentuk
siswa berpikir ilmiah dan kritis yang termasuk pada belajar yang
menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan
dalam belajar. Kulminasi akan selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut.
Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan
perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan
disadari. Bentuk perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara
komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku seperti contoh di
atas.Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir
kritis dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil
berdasarkan : 1) kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa
yang dijelaskan atau diinformasikan; 2) kemampuan mengindentifikasi atau
membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca,
diamati dan atau didengar; 3) kemampuan mengorganisasi hasil-hasil
identifikasi dan mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan; dan 4)
kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.
19 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
perkembangan yang berbeda-beda dan bersifat individual. Perkembangan siswa
Sekolah Dasar usia 6 – 12 tahun yang termasuk pada perkembangan masa
pertengahan (middle childhood) memiliki fase-fase yang unik dalam
perkembangannya yang menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang
bersangkutan. Tahapan perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan
berikut.
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan
perkembangan motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar, kemampuan
motoriknya mulai lebih halus dan terarah (refined motor skills), tetapi berat
badan siswa laki-laki lebih ramping daripada siswa perempuan karena masa
adolesen perempuan lebih cepat daripada laki-laki.
2. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah terasa ada
pemisahan kelompok jenis kelamin (separation of the sexs) sehingga dalam
pengelompokkan, siswa lebih senang berkelompok berdasarkan jenis kelamin
padahal kurang sesuai menurut kriteria pengelompokan belajar.
3. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis.
Dilihat dari cara siswa berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah
mampu menggunakan bahasa yang halus dan kompleks.
4. Perkembangan Kognitif
Di Sekolah Dasar siswa diajarkan berbagai disiplin ilmu bahkan cara-cara
belajar baik yang berorientasi pada peningkatan berpikir logis maupun
kemampuan manipulatif. Siswa dapat melihat beberapa faktor dan
mengkombinasikannya dengan berbagai cara untuk mecapai hasil yang sama.
Perkembangan kognitif pada siswa Sekolah Dasar berlangsung secara dinamis.
Untuk menumbuhkembangkan kemampuan kognitif dalam fase konkret
operasional pada siswa Sekolah Dasar, acuannya adalah terbentuknya
hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau skema-skema.
Piaget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan memiliki
kemampuan berpikir operasional konkret (concrete operation) yang disebut
sebagai masa performing operation.
20 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah
kemampuan bertindak menjadi orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu
berorientasi pada orang lain yang dianggap berbuat baik. Bahkan siswa akan
melakukan tindakan yang baik apabila orang lain merasa senang.
6. Perkembangan Eksresif
Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan
ungkapan bermain dan kegiatan seni (art). Siswa Sekolah Dasar sudah
menyadari aturan dari suatu permainan, bahkan siswa pada usia itu sudah mulai
membina hobinya.
7. Aspek-aspek Intelegensi
Dalam psikologi, teori Gardner (Utami Munandar, 1999; 265) membedakan
jenis intelegensi. Dalam kehidupan sehari-hari itu tidak berfungsi dalam bentuk
murni tetapi setiap individu memiliki campuran yang unik dari ketujuh
intelegensi tersebut. Aspek-aspek intelegensi tersebut dapat
ditumbuhkembangkan pada setiap siswa. Aspek intelegensi tersebut diantaranya
adalah :
a. Intelegensi linguistik, yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan
bahasa, termasuk kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan
kegunaan fungsi-fungsi bahasa.
b. Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan untuk menjajaki pola-
pola, kategori, dan hubungan-hubungan dengan manipulasi objek-objek
atau simbol-simbol, dan kepekaan kemampuan berpikir logis.
c. Intelegensi spasial, yaitu kemampuan untuk mengamati secara mental,
memanipulasi bentuk dan objek; atau kemampuan mempersepsi dunia
ruang visual secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut.
d. Intelegensi musik, yaitu kemampuan untuk menikmati,
mempertunjukkan atau mengubah musik termasuk kemampuan
menghasilkan dan mengekpresikan ritme nada dan bentuk-bentuk
ekspresi musik.
e. Intelegensi fisik-kinestetik, yaitu kemampuan untuk menggunakan
keterampilan motorik halus dan kasar dan halus dalam olah raga seni dan
produk-produk seni pertunjukan serta keterampilan meliputi kemampuan
mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek-objek secara terampil.
21 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
f. Intelegensi intrapribadi, yaitu kemampuan untuk memperoleh akses
terhadap pemahaman perasaan, impian dan gagasan-gagasan diri sendiri,
dan memahami kekuatan maupun kelemahan diri sendiri.
g. Intelegensi interpribadi, yaitu suatu kemampuan untuk mengamati dan
merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain, serta
memahami hubungan dengan orang lain.
8. Aspek Kebutuhan Siswa
Selain aspek perkembangan siswa yang telah dikemukakan di atas juga perlu
dipertimbangkan aspek kebutuhan siswa sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan materi apa yang akan dipelajari siswa. Secara umum ada dua
kebutuhan siswa : 1) psiko-biologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat,
tujuan, harapan dan masalahnya; 2) sosial yang berkaitan dengan tuntutan
lingkungan masyarakat, biasanya menurut pandangan orang dewasa.
22 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
3. Kegiatan Belajar 3 Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar
A. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah
Esensi proses pembelajaran dikelas rendah adalah pembelajaran konkret yaitu
suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk
membelajarkan siswa yang berkenaan dengan fakta dan kejadian disekitar
lingkungan siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan berdasarkan rencana
pembelajaran (silabus) yang telah dikembangkan oleh guru. Pembelajaran konkret
lebih sesuai bila diberikan pada siswa dikelas rendah(kelas 1, 2, 3) sekolah dasar.
Kondisi pembelajaran ini harus diupayakan oleh guru sehingga kemampuan siswa,
bahan ajar, proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan
siswa.
23 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
MODUL 3
MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR
24 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
c. Memupuk rasa kebersamaan antar siswa,setiap individu tidak bisa lepas dari
kelompoknya
d. Meningkatkan keberanian memunculkan ide tau pendapat untuk pemecahan
masalah bagi setiap individu.
e. Memupuk rasa tanggungjawab individu dalam dalam mencapai suatu tujuan
bersama.
f. Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang memiliki rasa
tanggung jawab.
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi maslah yng paling sukar di
sekolah yaitu “kebosanan”. Istilah kuantum secara harfiah berarti “kualitas
sesuatua’ mekanis (yang berkenaan dengan gerak).Kuantum mekanis merupakan
suatu studi tentang gerakan-gerakan partikel –partikel subtomik
(Shelton,1999).Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah
belajar. Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov dengan eksperimennya
tentang suggestopedia.Prinsipnya bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar
dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau negative,yang terdiri dar
beberapa tehnik yaitu :
a. Mendudukan siswa secara nyaman
b. Memasang musik latar di dalam kelas
c. Meningkatkan partisipasi individu
d. Menggunakan poster untuk memberkan kesan besar sambil menunjukkan
informasi
e. Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti
25 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
C. BELAJAR KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)
26 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
D. BELAJAR TEMATIK
1. Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik didefinisikansebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide
pokok (tema),dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan
dengan tema. Papas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pebelajar
dalam kegiatan yang difokuskan pada suatu topic yang disukai pebelajar dan dipilih
untuk belajar.
2. Prinsip Belajar Tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang
berlangsung.Semua egiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut.
Para ahli mengemukakan bahwa belajar tematik merupakan suatu cara untuk
mencapai keterpaduan kurikulum.
27 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
2 Kegiatan belajar 2 Rumpun model mengajar
a. Rumpun Model Sosial
joice dan weil (2000) mengatakan bahwa model-model sosial dirancang untuk
menilai keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai
sosial, kebijakan publik, dan memecahkan masalah.
1. Partner dalam Belajar
Membantu pelajar bekerja secara efektif, dan membuat pelajar belajar secara
lintas bidang studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa solidaritas
serta untuk memperoleh informasi dan keterampilan melalui inkuiri dari suatu
akademik.
2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan rencana pada pengaturan kelas umum atau
konvensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman materi terpadu secara
kelompok, diskusi, dan perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Bermain peran itu adalah guru mengajak siswa untuk memahami prilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial dengan cara-cara yang lebih efektif atau
membuat pelajar menorganisasikan informasi isu-isu sosial.
4. Inkuiri Yurispedensi
Inkuiri Yurispedensi ini mengajak pelajar berpikir atas isu-isu sosial mengenai
masyarakat suatu Negara, di tingkat nasional maupun internasional. Tujuan
model ini untuk mempelajari kasus – kasus yang ada kemudian dikaitkan
dengan kebijakan-kebijakan public.
5. Keperibadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan seorang guru
harus yakin bahwa semua dapat dikembangkan, perkembangan dapat terjadi
secara optimal apabila lingkungan menyediakan cara kerja secara konseptual.
6. Inkuiri social
Model ini dirancang untuk mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara
berfikir, studi tentang nilai-nilai sosial dengan menghubungkan aspek konitif
dan sosial
b. Rumpun Model Pemrosesan Informasi
Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan
seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data,
28 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
memahami masalah dan mencari pemecahannya, serta mengembangkan konsep-
konsep dan bahasa untuk menyampaikannya.
1. Berpikir Positif
Model ini adalah cara belajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendiskripsikan
hubungan di antara serangkaian data
2. Pencapaian Konsep
Model ini adalah cara berpikir yang efektif untuk penyajian informasi yang
terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap
tahap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Model belajar yang membawa pebelajar ke proses ilmiah dan dibantu
mengumpulkan dan menganalisis data, meengecek hipotesis dan teori serta
mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Yaitu model yang memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar
menghubungkan alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam
mengajukan pertanyaan, membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Memonik
Merupakan strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
6. Sinektika
Yaitu model yang dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah
dan menulis kegiatan-kegiatan serta menambahkan pandangan-pandangan
baru pada topik-topik dari suat bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi awal
Model yang dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar
untuk memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8. Penyesuaian dengan Pebelajar
Yaitu model yang membantu menyesuaikan pembelajaran pada suat tahap
kematangan pebelajar secara individual dan merancang serta meningkatkan
perkembangan pebelajar.
29 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
c. Rumpun Model Personal
Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu,
seseorang berusaha memperoleh pendidikan sehingga berusaha memahami diri
sendiri dengan lebih baik, bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri, dan
melajar mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih sensitive,
dan lebih kreatif dalam meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.
1. Pengajaran Nondirektif
Yaitu model yang menekankan kerja sama antara guru dan murid.
2. Peningkatan harga diri
Yaitu model yang digunakan untuk membimbing suat program dalam hal
rasa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri.
d. Rumpun Model Sistem Perilaku
Dasar teoretik model ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi prilaku,
terapi perilaku, dan cybernatic. Manusia memiliki sistem komunikasi koreksi diri
yang memodifikasi perilaku dalam merespon informasi tentang seberapa jauh
keberhasilan tugas-tugas yang di kehendaki.
1. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
Yaitu suat model pembelajaran yang mempelajari materi yang dipecah
menjadi unit-unit dari yang sederhana hingga ke yang kompleks. Materi
tersebut dipelajari hingga tuntas.
2. Pembelajaran langsung
Yaitu suat model pembelajaran yang disusun dari studi tentang perbedaan
antara guru mengajar yang lebih efektif dan kurang efektif serta dari teori
belajar sosial.
3. Belajar melalui simulasi : latihan dan latihan mandiri
Yaitu model pembelajaran yang menggabungkan informasi tentang
keterampilan dengan demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai
suatu keterampilan dikuasai.
30 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
BAB III
KESIMPULAN
Dalam melakukan pembelajaran di SD, kita sebagai seorang guru perlu mengetahui dan
menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Strategi pembelajaran ini
bisa berupa pendekatan, metode, atau pun teknik pembelajaran. Karena strategi pembelajaran
yang tepat mendorong terjadinya keberhasilan dalam proses belajar.
Selain hal di atas, yang perlu kita perhatikan adalah karakteristik proses belajar serta tahapan
perkembangan pada siswa. Hal ini juga menjadi faktor penting dalam menentukan strategi
pembelajaran yang akan diterapkan. Karena karakter dan perkembangan setiap individu
siswa berbeda, sehingga proses belajar harus dipusatkan pada kebutuhan dan aspek tuntutan
masyarakat.
Faktor terakhir yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran
adalah mengetahui model – model belajar serta rumpun model mengajar. Hal ini akan
membantu guru untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
31 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D
DAFTAR PUSTAKA
32 | S t r a t e g i P e m b e l a j a r a n D i S D