Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4207/Hukum Dagang Dan Kepailitan
Kode/Nama UPBJJ : 21/UPBJJ UT Jakarta
Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA 1. Di Indonesia, tanggung jawab pengangkut angkutan jalan terhadap barang pihak ketiga diatur oleh berbagai peraturan dan ketentuan hukum. Beberapa aspek utama yang mengatur tanggung jawab tersebut melibatkan kontrak pengangkutan, asuransi, kewajiban hukum, dan peraturan pemerintah. Berikut adalah analisisnya: Kontrak Pengangkutan: Tanggung jawab pengangkut angkutan jalan terhadap barang pihak ketiga sebagian besar diatur oleh kontrak pengangkutan. Kontrak ini harus mencakup ketentuan-ketentuan terkait jenis barang, kondisi pengangkutan, waktu pengiriman, dan tanggung jawab pengangkut. Di Indonesia, kontrak pengangkutan diatur oleh Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang menyelenggarakan hak dan kewajiban para pihak dalam suatu kontrak. Asuransi Pengangkutan: Pengangkut jalan di Indonesia diwajibkan memiliki asuransi pengangkutan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Asuransi ini melindungi terhadap kerugian atau kerusakan barang pihak ketiga selama proses pengangkutan. Asuransi ini dapat mencakup berbagai risiko, termasuk kecelakaan, pencurian, atau kerusakan akibat kondisi cuaca. Kewajiban Hukum: Pengangkut jalan memiliki kewajiban hukum untuk memastikan bahwa pengangkutan dilakukan dengan standar keamanan yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Kewajiban ini mencakup pemenuhan persyaratan teknis kendaraan, persyaratan sopir, dan aturan keselamatan lainnya. Di Indonesia, peraturan terkait transportasi jalan diatur oleh Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bukti Pengiriman dan Dokumentasi: Pengangkut jalan wajib menyimpan bukti pengiriman dan dokumen yang akurat untuk membuktikan bahwa barang pihak ketiga telah diambil, diangkut, dan diserahkan sesuai dengan kesepakatan kontrak. Pemeliharaan dokumen yang baik dapat menjadi alat bukti yang kuat jika terjadi perselisihan atau klaim terkait pengiriman. Peraturan Pemerintah: Tanggung jawab pengangkut angkutan jalan juga dipengaruhi oleh peraturan pemerintah. Pemerintah Indonesia memiliki kewenangan untuk mengeluarkan regulasi terkait standar operasional, keamanan, dan lingkungan dalam industri transportasi.
Sumber referensi: BMP HKUM4207 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2. Pertanggungjawaban pihak pengangkut terhadap penumpang kereta api di
Indonesia diatur oleh berbagai ketentuan hukum dan peraturan yang mengatur industri perkeretaapian. Berikut adalah analisis mengenai bentuk pertanggungjawaban pihak pengangkut terhadap penumpang kereta api di Indonesia: Keamanan dan Keselamatan Penumpang: Pihak pengangkut, dalam hal ini PT. KAI, memiliki tanggung jawab utama untuk menjamin keamanan dan keselamatan penumpang. Mereka harus memastikan bahwa sarana perkeretaapian dan prasarana yang digunakan berada dalam kondisi baik dan memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan. Kewajiban Pelayanan yang Baik: Pihak pengangkut memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang. Hal ini mencakup ketersediaan jadwal kereta api, kenyamanan fasilitas di dalam kereta, dan informasi yang jelas terkait perjalanan. Asuransi Kecelakaan Penumpang: Pihak pengangkut wajib memiliki asuransi kecelakaan penumpang. Asuransi ini akan memberikan perlindungan terhadap risiko kecelakaan yang dapat terjadi selama perjalanan kereta api. Pelayanan Khusus untuk Penumpang Difabel: Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2016, pihak pengangkut diwajibkan menyediakan fasilitas dan pelayanan khusus bagi penumpang difabel, seperti aksesibilitas yang memadai dan bantuan petugas kereta api. Pemberian Informasi yang Jelas: Pihak pengangkut harus memberikan informasi yang jelas kepada penumpang terkait dengan jadwal, perubahan rute, dan informasi penting lainnya. Informasi ini dapat disampaikan melalui pengeras suara di dalam kereta, papan informasi di stasiun, atau melalui aplikasi resmi. Penanganan Keluhan Penumpang: Pihak pengangkut memiliki kewajiban untuk menanggapi dan menangani keluhan penumpang dengan cepat dan efektif. Mekanisme penanganan keluhan biasanya diatur dalam ketentuan yang memastikan hak-hak penumpang dihormati. Sumber referensi: BMP HKUM4207 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2016
3. Bentuk tanggung jawab pengangkut udara terhadap penumpang diatur oleh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (UUP) di Indonesia. Tanggung jawab ini mencakup berbagai aspek untuk memberikan perlindungan kepada penumpang. Berikut adalah analisis mengenai bentuk tanggung jawab pengangkut udara terhadap penumpang berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku: Keselamatan dan Keamanan: Pengangkut udara memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan keselamatan dan keamanan penumpang selama penerbangan. Hal ini mencakup pemeliharaan pesawat udara, pelatihan kru penerbangan, dan implementasi prosedur keselamatan penerbangan. Pemberian Informasi yang Jelas Sebelum penerbangan, pengangkut udara wajib memberikan informasi yang jelas kepada penumpang mengenai jadwal penerbangan, ketentuan pembatalan, aturan bagasi, dan hak-hak penumpang lainnya. Pelayanan yang Baik dan Kepuasan Penumpang: Pengangkut udara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang, termasuk kenyamanan di dalam pesawat, pelayanan makanan/minuman, dan fasilitas lainnya yang diperlukan selama penerbangan. Penanganan Keluhan Penumpang: Jika terdapat keluhan dari penumpang, pengangkut udara harus menanggapi dan menyelesaikan keluhan tersebut sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam UUP. Keterlambatan dan Pembatalan Penerbangan: UUP mengatur hak penumpang terkait dengan keterlambatan dan pembatalan penerbangan. Pengangkut udara memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi kepada penumpang mengenai hak mereka dalam situasi tersebut. Tanggung Jawab Asuransi: Pengangkut udara wajib memiliki asuransi yang mencakup tanggung jawab terhadap penumpang. Asuransi ini memberikan perlindungan finansial terhadap risiko kecelakaan atau cedera yang dialami penumpang selama penerbangan. Pemberian Ganti Rugi: Jika terjadi kerugian atau kerusakan pada penumpang atau barang bawaan, pengangkut udara memiliki tanggung jawab untuk memberikan ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UUP. Keterbukaan Informasi Tarif: Pengangkut udara wajib memberikan informasi yang jelas mengenai tarif penerbangan dan biaya-biaya terkait lainnya sebelum penumpang melakukan pembelian tiket. Dengan demikian, UUP menyediakan kerangka hukum yang jelas untuk melindungi hak dan kepentingan penumpang dalam pengangkutan udara. Pengangkut udara memiliki kewajiban untuk mematuhi ketentuan ini guna memberikan pelayanan yang aman, nyaman, dan sesuai dengan hak-hak yang dimiliki penumpang. Sumber referensi: BMP HKUM4207 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (UUP)