Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Dani Ramadhan

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043615673

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4207/Hukum Dagang Dan Kepailitan

Kode/Nama UPBJJ : 21/UPBJJ UT Jakarta

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Di Indonesia, tanggung jawab pengangkut angkutan jalan terhadap barang
pihak ketiga diatur oleh berbagai peraturan dan ketentuan hukum.
Beberapa aspek utama yang mengatur tanggung jawab tersebut melibatkan
kontrak pengangkutan, asuransi, kewajiban hukum, dan peraturan
pemerintah. Berikut adalah analisisnya:
 Kontrak Pengangkutan:
Tanggung jawab pengangkut angkutan jalan terhadap barang pihak
ketiga sebagian besar diatur oleh kontrak pengangkutan. Kontrak ini
harus mencakup ketentuan-ketentuan terkait jenis barang, kondisi
pengangkutan, waktu pengiriman, dan tanggung jawab pengangkut.
Di Indonesia, kontrak pengangkutan diatur oleh Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang menyelenggarakan hak
dan kewajiban para pihak dalam suatu kontrak.
 Asuransi Pengangkutan:
Pengangkut jalan di Indonesia diwajibkan memiliki asuransi
pengangkutan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Asuransi ini
melindungi terhadap kerugian atau kerusakan barang pihak ketiga
selama proses pengangkutan.
Asuransi ini dapat mencakup berbagai risiko, termasuk kecelakaan,
pencurian, atau kerusakan akibat kondisi cuaca.
 Kewajiban Hukum:
Pengangkut jalan memiliki kewajiban hukum untuk memastikan
bahwa pengangkutan dilakukan dengan standar keamanan yang
ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Kewajiban ini mencakup
pemenuhan persyaratan teknis kendaraan, persyaratan sopir, dan
aturan keselamatan lainnya.
Di Indonesia, peraturan terkait transportasi jalan diatur oleh Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
 Bukti Pengiriman dan Dokumentasi:
Pengangkut jalan wajib menyimpan bukti pengiriman dan dokumen
yang akurat untuk membuktikan bahwa barang pihak ketiga telah
diambil, diangkut, dan diserahkan sesuai dengan kesepakatan
kontrak.
Pemeliharaan dokumen yang baik dapat menjadi alat bukti yang kuat
jika terjadi perselisihan atau klaim terkait pengiriman.
 Peraturan Pemerintah:
Tanggung jawab pengangkut angkutan jalan juga dipengaruhi oleh
peraturan pemerintah. Pemerintah Indonesia memiliki kewenangan
untuk mengeluarkan regulasi terkait standar operasional, keamanan,
dan lingkungan dalam industri transportasi.

Sumber referensi:
BMP HKUM4207
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

2. Pertanggungjawaban pihak pengangkut terhadap penumpang kereta api di


Indonesia diatur oleh berbagai ketentuan hukum dan peraturan yang
mengatur industri perkeretaapian. Berikut adalah analisis mengenai bentuk
pertanggungjawaban pihak pengangkut terhadap penumpang kereta api di
Indonesia:
 Keamanan dan Keselamatan Penumpang:
Pihak pengangkut, dalam hal ini PT. KAI, memiliki tanggung jawab
utama untuk menjamin keamanan dan keselamatan penumpang.
Mereka harus memastikan bahwa sarana perkeretaapian dan
prasarana yang digunakan berada dalam kondisi baik dan memenuhi
standar keselamatan yang ditetapkan.
 Kewajiban Pelayanan yang Baik:
Pihak pengangkut memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan
yang baik kepada penumpang. Hal ini mencakup ketersediaan jadwal
kereta api, kenyamanan fasilitas di dalam kereta, dan informasi yang
jelas terkait perjalanan.
 Asuransi Kecelakaan Penumpang:
Pihak pengangkut wajib memiliki asuransi kecelakaan penumpang.
Asuransi ini akan memberikan perlindungan terhadap risiko
kecelakaan yang dapat terjadi selama perjalanan kereta api.
 Pelayanan Khusus untuk Penumpang Difabel:
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun
2016, pihak pengangkut diwajibkan menyediakan fasilitas dan
pelayanan khusus bagi penumpang difabel, seperti aksesibilitas yang
memadai dan bantuan petugas kereta api.
 Pemberian Informasi yang Jelas:
Pihak pengangkut harus memberikan informasi yang jelas kepada
penumpang terkait dengan jadwal, perubahan rute, dan informasi
penting lainnya. Informasi ini dapat disampaikan melalui pengeras
suara di dalam kereta, papan informasi di stasiun, atau melalui
aplikasi resmi.
 Penanganan Keluhan Penumpang:
Pihak pengangkut memiliki kewajiban untuk menanggapi dan
menangani keluhan penumpang dengan cepat dan efektif.
Mekanisme penanganan keluhan biasanya diatur dalam ketentuan
yang memastikan hak-hak penumpang dihormati.
Sumber referensi:
BMP HKUM4207
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2016

3. Bentuk tanggung jawab pengangkut udara terhadap penumpang diatur oleh


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (UUP) di
Indonesia. Tanggung jawab ini mencakup berbagai aspek untuk
memberikan perlindungan kepada penumpang. Berikut adalah analisis
mengenai bentuk tanggung jawab pengangkut udara terhadap penumpang
berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku:
 Keselamatan dan Keamanan:
Pengangkut udara memiliki tanggung jawab utama untuk
memastikan keselamatan dan keamanan penumpang selama
penerbangan. Hal ini mencakup pemeliharaan pesawat udara,
pelatihan kru penerbangan, dan implementasi prosedur keselamatan
penerbangan.
 Pemberian Informasi yang Jelas
Sebelum penerbangan, pengangkut udara wajib memberikan
informasi yang jelas kepada penumpang mengenai jadwal
penerbangan, ketentuan pembatalan, aturan bagasi, dan hak-hak
penumpang lainnya.
 Pelayanan yang Baik dan Kepuasan Penumpang:
Pengangkut udara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan
yang baik kepada penumpang, termasuk kenyamanan di dalam
pesawat, pelayanan makanan/minuman, dan fasilitas lainnya yang
diperlukan selama penerbangan.
 Penanganan Keluhan Penumpang:
Jika terdapat keluhan dari penumpang, pengangkut udara harus
menanggapi dan menyelesaikan keluhan tersebut sesuai dengan
mekanisme yang diatur dalam UUP.
 Keterlambatan dan Pembatalan Penerbangan:
UUP mengatur hak penumpang terkait dengan keterlambatan dan
pembatalan penerbangan. Pengangkut udara memiliki tanggung
jawab untuk memberikan informasi kepada penumpang mengenai
hak mereka dalam situasi tersebut.
 Tanggung Jawab Asuransi:
Pengangkut udara wajib memiliki asuransi yang mencakup tanggung
jawab terhadap penumpang. Asuransi ini memberikan perlindungan
finansial terhadap risiko kecelakaan atau cedera yang dialami
penumpang selama penerbangan.
 Pemberian Ganti Rugi:
Jika terjadi kerugian atau kerusakan pada penumpang atau barang
bawaan, pengangkut udara memiliki tanggung jawab untuk
memberikan ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
UUP.
 Keterbukaan Informasi Tarif:
Pengangkut udara wajib memberikan informasi yang jelas mengenai
tarif penerbangan dan biaya-biaya terkait lainnya sebelum
penumpang melakukan pembelian tiket.
Dengan demikian, UUP menyediakan kerangka hukum yang jelas
untuk melindungi hak dan kepentingan penumpang dalam
pengangkutan udara. Pengangkut udara memiliki kewajiban untuk
mematuhi ketentuan ini guna memberikan pelayanan yang aman,
nyaman, dan sesuai dengan hak-hak yang dimiliki penumpang.
Sumber referensi:
BMP HKUM4207
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (UUP)

Anda mungkin juga menyukai