NIM : E0020411
Kelas : Hukum Pidana M
Menurut Prof Moeljanto, S.H., unsur kesalahan tidak termasuk dalam pengertian
perbuatan pidana, dan harus merupakan unsur dari pertanggungan jawab dalam
hukum pidana. Orang yang melakukan perbuatan pidana akan dipidana, apabila ia
mempunyai kesalahan. Orang mempunyai kesalahan, apabila pada waktu melakukan
perbuatan pidana, ia dapat dicela oleh masyarakat.
Menurut Pompe, keasalahan merupakan tindakan atau perbuatan yang bertentangan
dengan hukum, yang seharusnya dapat dihindari. Ditinjau dari kehendaknya,
kesalahan merupakan bagian dari kehendak pelaku, sedangkan ditinjau dari sifat
melawan hukum-nya, kesalahan merupakan bagian luar dari padanya. Sifat melawan
hukum merupakan tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan hukum dan
perbuatan tersebut adalah tercela.
PENGERTIAN KESALAHAN
UNSUR-UNSUR KESALAHAN
Pembuat harus ada unsur kesalahan dan bersalah yang harus memenuhi unsur:
Keadaan jiwa orang itu adalah sedemikian rupa sehingga ia dapat mengerti atau tahu
akan nilai dari perbuatannya itu, sehingga dapat juga mengerti akibat perbuatannya;
Keadaan jiwa orang itu sedemikian rupa, sehingga ia dapat menentukan kehendaknya
terhadap perbuatan yang dilakukannya itu;
Orang itu harus sadar, insaf, bahwa perbuatan yang dilakukannya itu adalah perbuatan
yang terlarang atau tidak dapat dibenarkan, baik dari sudut hukum, masyarakat
maupun dari sudut tata susila.
DOLUS (Kesengajaan/intention/opzet)
CULPA
Artinya adalah kesalahan pada umumnya, atau suatu macam kesalahan sebagai
akibat kurang berhati-hati sehingga tidak sengaa sesuatu terjadi. Terdapat 2 unsur
culpa yaitu kemungkinan pendugaan terhadap akibat dan tidak berhati-hati
mengenai apa yang diperbuat atau tidak diperbuat.
Culpa dibagi menjadi 2 yaitu kealpaan yang disadari (pelaku membayangkan atau
memperkirakan kemungkinan timbulnya suatu akibat atas perbuatannya, namun
pelaku percaya dan berhara akibatnya tidak akan terjadi dan melakukan upaya agar
hal yang tidak dikehendaki tidak terjadi). Kedua, Kealpaan yang tidak disadari (
pelaku tidak dapat membayangkan/memperkirakan kemungkinan timbulnya suatu
akibat atas perbuatannya padahal seharusnya ia dapat menduganya).
Sengaja sebagai sadar adalah situasi dimana pelaku pada akhirnya dianggap
menyetujui akibat yang mungkin terjadi. Sedangkan kealpaan yang disadari,
pelaku tidak menyetujui akibat yang mungkin terjadi, namun yang
bersangkutan tetap melakukan perbuatan yang mungkin menimbulkan akibat
tersebut, karena merasa yakin bahwa akibat tersebut tidak akan terjadi karena telah
dilakukan upaya pencegahan.