Anda di halaman 1dari 9

KESALAHAN

Pengertian Kesalahan
Kesalahan adalah pencelaan yang ditujukan oleh masyarakat yang
menerapkan standar etis yang berlaku pada waktu tertentu
terhadap manusia yang melakukan perilaku menyimpang yang
sebenarnya dapat dihindarinya
(Jan Remmelink)

Kesalahan adalah dapat dicelanya pembuat tindak pidana, karena


dilihat dari segi masyarakat sebenarnya ia dapat berbuat lain jika
tidak ingin melakukan perbuatan tersebut.
(Chairul Huda)

Kesalahan adalah terdapatnya keadaan psikis tertentu pada


seseorang yang melakukan tindak pidana dan adanya hubungan
antara keadaan tersebut dengan perbuatan yang dilakukan, yang
sedemikian rupa hingga orang itu dapat dicela karena melakukan
perbuatan tadi. (Simons)
Tidak ada pidana tanpa kesalahan.
(GEEN STRAF ZONDER SCHULD)

(Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009)


Undang-undang tidak ada memberikan definisi tentang
apa yang dimaksud dgn kesalahan, tetapi hanya
menyebutkan ada 2 bentuk/jenis kesalahan:

KESENGAJAAN
(DOLUS)

KELALAIAN
(CULPA)
Terdapat 2 Teori Kesengajaan:

1. Wilstheorie = teori kehendak

Willen en weten (menghendaki & mengetahui)

Contoh pada Pasal 480 (penadahan)

2. Voorstellings – theorie = teori


membayangkan
Sengaja membayangkan akan akibat
timbulnya akibat perbuatan; orang tidak
bisa menghendaki akibat melainkan hanya
membayangkannya. Teori ini menitik
beratkan pada apa yang diketahui atau
dibayangkan oleh si pelaku ialah apa yang
akan terjadi pada waktu ia akan berbuat
(Frank)
Culpa (Kelalaian)

Culpa mencakup kurang (cermat) berpikir,


kurang pengetahuan atau bertindak kurang
terarah. Menurut Jan Remmelink, ikhwal culpa
merujuk pada kemampuan psikis seseorang
dan karena itu dapat dikatakan bahwa culpa
berarti tidak atau kurang menduga secara
nyata akibat fatal dari tindakan orang
tersebut-padahal itu mudah dilakukan dan
karena itu seharusnya dilakukan.

Contoh: Pasal 359 dan 360 KUHP.


Unsur-Unsur Kesalahan:

1. Adanya kemampuan
bertanggung jawab pada si
pelaku;
2. Adanya hub sikap batin pelaku
dengan kelakuannya : dolus
/culpa;
3. Tidak adanya alasan yang
menghapuskan kesalahan.
MvT: orang tdk mampu bertanggungjawab:

1. Apabila seseorang tidak


bebas dalam menentukan
kehendaknya terhadap
perbuatan yang dilakukan.

2. Apabila seseorang
keadaan jiwanya adalah
sedemikian rupa, hingga ia
tidak menginsyafi bahwa
perbuatan yang dilakukan
itu merupakan perbuatan
terlarang, dan juga tidak
dapat menginsyafi akibat
daripada perbuatannya itu.
Pendapat Para Sarjana:

Van Hamel: ada 3 syarat kmampuan brtangg jawab


1. Memahami arah tujuan dari perbuatannya
2. Sadar bhw prbuatnnya dilarang secara sosial/masy
3. Orang tsb dpt menntukan secara bebas prbuatnnya

Simons: ada 2 syarat kmampuan brtangg jawab


1. Keadaan jiwa sesorang sedemikian rupa hingga ia dpt
menginsyafi bhw perbuatannya itu adlh prbuatn yg terlarang.
2. Orang tsb hrs dpt menentukan kehendaknya terhadap
perbuatannya.

R.Saleh: ada 3 syarat kmampuan brtangg jawab


1. Dpt menginsyafi makna yg senyatanya drpd perbuatnnya
2. Dpt mnginsyafi bhw prbuatanya itu tdk dpt dipandang patut dlm
pergaulan masyarakat
3. Mampu utk mentukan niat atau kehendaknya dlm melakukan
perbuatan

Anda mungkin juga menyukai