Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rifki Tegar Alif Widiyanto

NIM : 11000118130587
Kelas : Asas Pidana (A)

Kesalahan merupakan suatu problem pokok dalam Hukum Pidana, disamping sifat melawan
hukumnya perbuatan dan pidana. Hal ini seperti “Trias dalam Hukum Pidana yang
dikemukakan oleh Saner, meliputi Criminal Act (Tindak Pidana), Kesalahan atau tanggung
jawab tindak pidana (Criminal responsibility), Pidana (Criminal). Mengenai kesalahan ada
hubungannya dengan kebebasan kehendak. Hubungan antara kebebasan kehenda dengan ada
atau tidak adanya kesalahan ada 3 (tiga) pendapat dari:

● Kaum Indeterminis
Berpendapat bahwa manusia memiliki kehendak bebas dan ini merupakan sebab dari segala
keputusan kehendak.
● Kaum Determinis
Mengatakan bahwa manusia tidak mempunyai kehendak bebas. Keputusan kehendak
ditentukan sepenuhnya oleh watak (dalam arti nafsu manusia dalam hubungan kekuatan satu
sama lain) dan motif-motif.
● Golongan ketiga
Mengatakan ada dan tidak adanya kebebasan kehendak itu untuk Hukum Pidana tidak
menjadi persoalan (irrelevant). Kesalahan seseorang tidak dihubungkan denga nada dan tidak
adanya kehendak bebas.
KUHP berpijak pada indeterminisme, sesuai dengan pandangan aliran Klasik (neo-klassik).
Sedangkan Aliran modern (positif) berpandang pada determinisme.

Dalam kesalahan ini terdapat dolus (sengaja) dan culpa (lalai).


Kesengajaan (dolus), yaitu menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta
akibatnya. Ada 3 bentuk dari kesengajaan ini, yaitu :
1) Kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk)
yaitu bentuk kesengajaan yang menghendaki pelaku untuk mewujudkan suatu
perbuatan, menghendaki untuk tidak berbuat/melalaikan suatu kewajiban hukum, dan
juga menghendaki timbulnya akibat dari perbuatan itu.
Contoh : seseorang ingin membunuh temannya, kemudian ia menembaknya
menggunakan pistol di bagian kepala.
2) Kesengajaan sebagai kepastian (opzet als zekerheldsbewustzijn)
yaitu bentuk kesengajaan yang berupa kesadaran seseorang terhadap suatu
akibat yang menurut akal manusia pada umumnya pasti terjadi dikarenakan
dilakukannya suatu perbuatan tertentu dan terjadinya akibat tersebut tidak dapat
dihindarkan. 
Contoh : Saat melakukan perampokan pelaku menggorok kasir supermarket dengan
menggunakan kapak tajam, akibatnya kasir tersebut mati. Meskipun kematian ini
tidak diinginkan, namun siapapun pasti tahu menggorok orang dengan kapak tajam
dapat menyebabkan seseorang mati.

3) Kesengajaan sebagai kemungkinan (dolus eventualis)


yaitu suatu kesadaran untuk melakukan perbuatan yang telah diketahuinya
bahwa akibat lain yang mungkin akan timbul dari perbuatan itu yang tidak ia inginkan
dari perbuatannya, namun si pembuat tidak membatalkan niat untuk melakukannya.
Contoh : Seorang Terdakwa mengatakan bahwa ia tidak bermaksud untuk
membunuh korban. Tapi semestinya ia menyadari apabila sebilah pedang ditebaskan
pada bagian badan manusia akan menyebabkan pendarahan yang hebat, dan
kemungkinan besar si korban akan kehabisan darah, yang akan mengakibatkan
kematian.

Unsur-unsur dari kesalahan (dalam arti yang seluas-luasnya)


1. Adanya kemampuan bertanggung jawa pada sipembuat (schuldfahigkeit atau
Zurechnunghs-fahigkeit); artinya keadaan jiwa sipembuat harus normal;
2. Hubungan batin antara sipembuat dengan perbuatannya, yang berupa kesengajaan
(dolus) atau kealpaan (culpa), ini disebut bentuk-bentuk kesalahan;
3. Tidak adanya alasan yang menghapus kesalahan atau tidak ada alasan pemaaf.
Maksud nya disini adalah apabila ada kemungkinan bahwa ada keadaan yang
mempengaruhi sipembuat untuk melakukan perbuatan tindak pidana tersebut
sehingga kesalahannya dapat dihapuskan seperti contoh nya pada Pasal 49 ayat (2)
KUHP.

Kalau ketiga unsur ada maka orang yang bersangkutan dinyatakan bersalah
atau mempunyai pertanggungjawaban pidana sehingga bisa dipidana. Namun harus
diingat tetap untuk adanya kesalahan, orang yang bersangkutan harus dinyatakan lebih
dulu bahwa perbuatannya bersifat melawan hukum. Itulah sebabnya, harus senantiasa
menyadari akan dua pasangan dalam sayarat-syarat pemidanaan yaitu:

1. Dapat dipidananya perbuatan (strafbaarheid van het feit);


2. Dapat dipidananya orangnya atau pembuatanya (strafbaarheid van de persoon).

Anda mungkin juga menyukai