Anda di halaman 1dari 43

Anatomi, Fisiologi, dan

Terminologi Penyakit Sistem


Persepsi Sensori
Outline

 Anatomi dan Fisiologi Mata


 Anatomi dan Fisiologi Telinga
 Anatomi dan Fisiologi Hidung
 Terminologi Penyakit Mata
 Terminologi Penyakit Telinga
 Terminologi Penyakit Hidung
ANATOMI MATA
ANATOMI MATA
• Bola mata (bulbus oculi)
– Berbentuk bulat dengan diameter bagian depan lebih kecil
dibandingkan diameter bagian belakang
– Terletak di dalam rongga mata
– Bagian luar bola mata dilapisi oleh sklera, bagian tengah
terdapat lapisan koroid, lapisan terdalam adalah retina
...
• Sklera
– Bagian depan mata yang dilindungi oleh kelopak
mata.
– Pelindung mata
– Letaknya di bagian luar bola mata
– Ketebalan 0,6 – 1 mm
– Fungsi Sklera mencegah agar sinar yang tersebar di
luar bolamata tidak masuk kedalam mata sehingga
jalur lintas melalui pupil tidak terganggu
– Pada orang dewasa/orang tua, timbunan lemak dapat
memberikan warna agak kuning pada sklera
• Iris
– Bagian mata yang berbentuk sirkuler
– Terletak di bagian depan lensa mata
– Bagian sisi bebas iris membentuk pupil
– Dalam iris terdapat pigmen yang mampu menangkap
gambaran warna mata yang beragam
– Fungsi iris: mengatur jml cahaya yg masuk mata.
Pengendalian oleh saraf otonom
...
• Pupil
– Lubang di tengah-tengah iris, berfungsi sebagai pengatur jumlah cahaya
yang masuk kedalam bola mata dengan cara miosis dan midriasis.
– MIOSIS  keadaan mengecilnya (kontraksi) pupil (dikatakan mengecil
bila diameternya kurang dari 2 mm)
– MIDRIASIS  keadaan melebarnya (dilatasi) pupil (dikatakan melebar
bila diameter lebih dari 6mm)
...
• Lensa mata
– Jaringan transparan berbentuk biconvex
– Diameter 10 mm
– Permukaan lensa bagian dalam lebih cembung dibandingkan bagian
depan
– Lensa dibentuk oleh sel berbentuk cuboid dan di tengahnya terdapat
nucleus yang lunak sehingga memungkinkan akomodasi lensa
– Lensa mata akan menangkap cahaya dari pupil dan meneruskannya ke
retina
...
• Kornea
– Jaringan bening, avaskular, membentuk 1/6 bagian depan bola mata,
diameter 11 mm.
– Mrp kelanjutan sklera. Pertemuan kornea-sklera: limbus
– Pemberian nutrisi: mll humor akuos & air mata.
– Susunan: 5 lapisan (epitel, membrana Bowman, stroma, membrana
Descemet & endotelium).
– Mengandung banyak serabut saraf.
...
• Konjungtiva
– Lapisan tipis bening yang menghubungkan sklera dan
kornea
– Fungsi konjungtiva: proteksi pd sklera & memberi
pelumasan pd bola mata
– Conjungtivaterdiri dari 3 bagian yaitu :
• Conjungtiva tarsalis yag menutupi bagian dalam
palpebra
• Conjungtiva bulbi yang menutupi bagian depan
bolamata
• Conjungtiva fornices yang melapisi fornix (batas
antara palpebra dan sklera)
...
• Retina
– Lapisan yang menangkap sinar yang diterima oleh
mata
– Lapisan terdalam dari ketiga dinding bola mata yang
berupa membran tipis, bening dan mirip jala dengan
nilai metabolisme O2 yang tinggi
– Retina berisi 2 macam Photoreseptor:
• Sel Kerucut (Cones)  berfungsi terhadap
penglihatan warna
• Sel Batang (Rod)  berperan sebagai proses
adaptasi terang dan gelap (sensitif terhadap
perbedaan derajat penyinaran dan intensitas
penyinaran yang kecil)
...
Bagian Retina yang penting adalah “Makula
Lutea” (penglihatan disini adalah penglihatan
yang paling tajam) dan papil optik yang terdapat
di sudut nasal.
Bagian tengah retina makula ber pigmen sangat
padat kurang lebih 1,5mm. Ditengahnya
terdapat fovea (daerah yang berbentuk lonjong
dan avaskuler). Pusat fovea yang bergaung
disebut Foveola.
...
• Fungsi Retina  Syaraf retina menyerap dan meneruskan menyebarkan
impuls cahaya yang mencapai retina. Impuls cahaya berjalan melalui syaraf
optik menuju visual korteks yang mana di interprestasikan sebagai
penglihatan. Cahaya yang berjalan dalam garis lurus akan jatuh secara
diagonal berlawanan dalam area di retina yang menjadi obyek penglihatan.
Misalnya cahaya dari obyek yang dilihat secara superior akan jatuh pada
bagian inferior di retina. Hal yang sama akan terjadi pada garis horisontal.
Otak mengubah persepsi sehingga tampil secara tepat.
Anatomi Telinga
Anatomi Telinga
• Telinga luar (auris eksterna) : daun telinga, liang
telinga

• Telinga tengah (auris media) : membran timpani,


kavum timpani, tuba eustakius, prosesus mastoideus

• Telinga dalam (labirin) : kanalis semisirkularis,


utrikulus, sakulus, koklea
Anatomi Fisiologi Telinga Dalam

• Telinga dalam terletak di dalam pars petrosus os temporale

• Terdiri dari  organ pendengaran dan organ keseimbangan


ANATOMI FISIOLOGI
TELINGA TENGAH
Kavum Timpani
 Terdiri dari 3 bagian yaitu Epitimpanum, Mesotimpanum, Hipotimpanum
Isi kavum timpani
 Osikula : maleus, inkus, stapes
 Muskulus : tensor timpani, stapedius
 Lain-lain : ligamen, saraf (korda timpani)
Pada proses mendengar
 membran timpani & osikulae  memperkuat gelombang bunyi 22 kali
 m tensor timpani & mstapedius  mengurangi gelombang bunyi yang terlalu keras
...
Tuba Eustachius
 Panjang 35 mm
 Menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring
 Fungsi: drainase, ventilasi (pertahankan tekanan, udara dan
oksigenasi)
TRANSMISI BUNYI

TELINGA LUAR
• Gelombang bunyi ditangkap oleh daun telinga
dan ditransmisikan ke dalam meatus
auditorius eksternus.
MEMBRANA TYMPANI

• Gelombang bunyi  vibrasi membrane timpani


• Sifat membrane elastic  mudah bergetar bila
tekanan pada kedua sisinya bersifat atmosferik
• Ujung faring tuba eustachius terbuka saat menelan,
bersin, dan menguap  (bila tuba paten) telinga
tengah terus terisi dengan udara tekanan atmosfer.
• Membrana timpani tidak akan bergetar
dengan baik bila tuba tersumbat dan tekanan
kedua sisi tidak sama.

• Amplitude getaran membrane proporsional


dengan intensitas bunyi

• Membran sangat teredam, yaitu berhenti


bergetar segera setelah bunyi berhenti.
OSIKEL
• Getaran membrane timpani ditangkap oleh
malleus, yang melekat pada permukaan
dalamnya dan ditransmisikan melalui incus ke
stapes.
• Bagian kaki stapes menstransmisikan vibrasi
melalui fenestrum ovale yang melekat
padanya
• membrane timpani 15 – 20 kali lebih besar dari pada
fenestrum ovalem  gaya vibrasi pada fenestrum
lebih besar dari pada gaya pada membrane timpani

• Muskulus stapedius dan tensor timpani berkontraksi


secara reflektorik sebagai respons terhadap bunyi
yang keras  berkontraksi menarik osikel 
membuat system osikular lebih kaku  melindungi
telinga dalam
KOKLEA
• Vibrasi fenestrum ovale menyebabkan
gelombang tekanan dalam perilimf telinga
dalam
• Gelombang berjalan ke atas pada perilimf
dalam skala vestibule dan ke bawah pada
perilimf di dalam skala timpani
ORGAN CORTI

• Gerakan membrane basalis, dihasilkan oleh gelombang yang


berjalan naik turun didalam koklea,  menggerakkan sel-sel
rambut dan mengeksitasinya mentransmisikan impuls ke
saraf nervus kokhlearis disekitar dasar sel rambut
• gelombang yang dihasilkan oleh bunyi berfrekuensi tinggi
hanya berjalan sedikit di dalam koklea sebelum teredam, dan
bunyi berfrekuensi rendah berjalan sampai ke apeks koklea
FISIOLOGI PENDENGARAN
• Bunyi ditangkap daun telinga  membran timpani 
tulang pendengaran  fenestra ovale 
menggerakkan perilimfe pada skala vestibuli 
melalui membran reissner mendorong endolimfe
menimbulkan gerak relatif membran basilaris dan
membran tektoria  defleksi stereosilia sel rambut
 kanal ion terbuka  terjadi pertukaran ion 
depolarisasi sel rambut  pelepasan
neurotransmiter  potensial aksi saraf auditorius 
nukleus auditorius  korteks pendengaran di lobus
temporalis
Anatomi Hidung (Nasal)
Anatomi Sinus
SINUS PARANASAL
 SINUS MAKSILA
 SINUS FRONTAL
 SINUS (SEL) ETMOID
(GRUP ANTERIOR & POSTERIOR)
 SINUS SFENOID
Terminologi Penyakit Mata

 Hordeolum (H00.0)/bintitan
Merupakan bintil menyakitkan mirip jerawat tumbuh di tepi kelopak mata umum disebabkan oleh infeksi bakteri.
 Blepharitis (H01.0)
Merupakan peradangan kelopak mata yang menyebabkan bagian tersebut menjadi bengkak, kemerahan, berminyak.
Etiologi adanya sumbatan kelenjar minyak di dekat akar buku mata.
 Ptosis of eyelid (H02.1)
Ptosis merupakan istilah menggambarkan kondisi kelopak mata yang mengalami penurunan.
 Conjunctivitis (H10.0)
Merupakan mata merah akibat peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata
bagian dalam, disertai rasa gatal pada mata dan berair.
 Pterygium (H11.0)
Terjadinya pertumbuhan selaput jaringan berbentuk segitiga berwarna merah muda dan
biasnya muncul pada baigian putih bola mata. Penyebab utama belum ditemukan. Biasa
karena efek radiasi ultraviolet.
 Scleritis (H15.0)
Merupakan peradangan pada sclera atau bagian putih pada bola mata. Akibat dari penyakit
auto imun seperti lupus.
 Keratitis, unspecified( H16.9)
Merupakan peradangan pada bagian kornea mata. Penyebab cedera hingga infeksi.
 Senil cataract, unspecified (H25.9)
Merupakan katarak yang terjadi seiring bertambahnya usia. Penyebabnya kerusakan protein
pada lensa mata.
 Glaukoma (H40)
Merupakan gangguan pengelihatan ditandai dengan kerusakan saraf mata karena tekanan
tinggi pada mata.
 Strabismus, unspecified (H50.9) /mata juling
Merupakan kondisi ketika posisi kedua mata tidak sejajar dam melihat ke arah yang berbeda.
Akibat dari gangguan koordinasi otot pergerakan bola mata.
 Myiopia (H52.1)/ rabun jauh
Merupakan kondisi mata yang menyebabkan objek yang letaknya dekat terlihat jelas
sementara objek yang terlihat jauh kabur.
Terminology Penyakit Telinga
 Otitis externa (H60)
Merupakan kondisi infeksi pada saluran telinga luar. Akibat dari bakteri.
 Acute serous Otitis media (H65.0)
Merupakan infeksi telinga bagian tengah yang disertai kemerahan dan bengkak di telinga belakang atau sekitar gendang telinga.
 Mastoiditis, unspecified (H70.9)
Merupakan infeksi pada rongga tulang mastoid dan dapat merupakan komplikasi infeksi telinga bagian tengah. Penyebabnya bakteri.
 Otalgia (H92.0)
Merupakan sensasi nyeri pada telinga.
 Otorrhea (H92.1)
Merupakan cairan atau skret yang keluar dari dalam telinga.
 Tinnitus (H93.1)
Merupakan kondisi telinga berbunyi atau berdenging. Merupakan gejala dari gangguan penyakit lain.
Terminology Penyakit Hidung

 Acute sinusitis (J01)


Merupakan peradangan pada lapisan sinus ditandai pilek, hidung tersumbat dan nyeri are
wajah. Penyebab bakteri atau virus.
 Nasal polyp (J33)
Merupakan benjolan lunak yang tumbuh dri jaringan mukosa hidung dan tumbuh
menggantung seperti anggur.
 Deviated nasal septum (J34.2)
Merupakan kondisi ketika dinding tipis yang membatasi kedua hidung tidak tepat ditengah,
menimbulkan gangguan pernafasan.
Pemeriksaan Penunjang Mata

 Tes ketajaman mata ( kartu Snellen ) / Visus


 Pemeriksaan Lapang pandang
 Tes buta warna (Kartu Ishihara)
 Tonometri (mengukur TIO)
 Funduskopi
Pemeriksaan Penunjang Telinga

 Otoskopi
Pemeriksaan Penunjang Hidung

 Rhinoskopi
 Tes fungsi penghidu
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai