Anda di halaman 1dari 23

1.

Asas tiada pidana tanpa kesalahan/


Geen straf zonder schuld/Nulla Poena Sine Culpa

Asas ini tidak ada dalam KUHP namun ada dalam


kebiasaan
culpa merupakan kealpaan (kesalahan dalam arti
sempit)
Pertumbuhan Hukum Pidana:
Tatsrafrecht ke arah hukum tatersratfrecht tanpa meninggalkan
Tatsrafrecht. Dengan demikian dsb tat-taterstrafrecht atau disebut
sculdstrafrecht

Tatsrafrecht: hukum pidana yg berfokus pada perbuatan pelaku


kejahatan. Dalam mengadili pelaku tidak dipertimbangkan alasan
yang meringankan maupun yang memberatkan pelaku. Dianut aliran
klasi
Tatersratfrecht: hukum pidana yang menitikberatkan pada pelaku
kejahatan. Dalam mengadili pelaku dipertimbangkan alasan yang
meringankan maupun yang memberatkan pelaku. Dianut aliran
modern
Pembahasan lanjut mengenai kedua aliran tersebut di makul
penitensier
Actus non facit reum, nisi mens sit rea, atau disingkat
mens rea.
Mens rea merupakan Subjective guilt (kesalahan
subjective) yg dapat berupa kesengajaan atau
kealpaan.
Asas yang merupakan pengecualian dari asas tiada pidana tanpa
kesalahan, yaitu:
1. Strict Liability
Untuk tindak pidana tertentu tidak diperlukan adanya mens
rea. Yang terpenting dia telah melakukan perbuatan yang
memenuhi rumusan undang-undang
2. Vicarious Liability
Seseorang dapat dipidana atas perbuatan pidana yang
dilakukan orang lain.

Menurut Sauer: “Trias dalam hukum pidana” (tiga masalah


pokok dalam hukum pidana), yaitu Sifat melawan hukum
perbuatan, kesalahan, & pidana
Hubungan Kebebasan kehendak dengan ada atau tidak
adanya kesalahan:
1. Kaum indeterminis
2. Kaum determinis
3. Kesalahan tdk dihubungkan dengan ada & tidak
adanya kehendak bebas
KUHP kita menganut aliran indeterminism
Aliran indeterminism menyatakan:
Manusia berkehendak bebas dan Orang melakukan tindak pidana
berdasarkan pertimbangan untung rugi
Aliran Determinism menyatakan:
Manusia tidak berkehendak bebas karena perbuatannya dipengaruhi
oleh watak, lingkungan, kondisi biologis, patologi
Kesalahan memiliki 3 arti,yaitu:
a. Dlm arti seluas-luasnya. Kesalahan disamakan
dengan Pertanggungjawaban Pidana, terkandung
makna dapat dicelanya si pembuat atas
perbuatannya. (Lihat unsur-unsur
Pertanggungjawaban Pidana dlm aliran dualistis)
b. Dlm arti sedang:
1. Kesengajaan
2. Kealpaan
c. Dlm arti sempit: kealpaan
Pengertian kesalahan yg psykologis menjdi pengertian kesalahan yg
normatif
1. Kesalahan psykologis artinya kesalahan hanya dipandang
sebagai hubungan psikologis antara pembuat & perbuatannya
Hubungan itu bisa berupa dolus atau culpa
Dalam praktek sangat susah menerapkan kesalahan hanya
dipandang sebagai hubungan psikologis antara pembuat &
perbuatannya. Bisa jadi, perbuatan yang nampaknya dilakukan
dengan kealpaan namun ternyata pelaku melakukannya dengan
sengaja. (sangat susah menilai hati seseorang).
Contoh: A membuat dirinya seolah-olah dengan kealpaan tidak bisa
mengendalikan mobil yg dikendarainya sehingga menabrak B.
Padahal A dalam hati A memang ingin menabrak B. Pada saat
diinterogasi, A mengakunya karena kealpaannya menabrak B
2. Kesalahan normative artinya menentukan kesalahan
tdk hanya berdasar hubungan batin pembuat dengan
perbuatannya tapi juga harus ada unsur
penilaian/unsur normatif terhadap perbuatannya
Yang melakukan penilaian normative terhadap
perbuatan pelaku adalah hakim berdasarkan bukti-
bukti di pemeriksaan perkara.
unsur kesalahan (dlm arti yg luas):
1. kemampuan bertanggung jawab
2. hub. batin antara pembuat dengan perbuatan,
berupa dolus atau culpa
3. tdk ada alasan pemaaf

Catatan: Konsep KUHP menganut pengertian kesalahan


dlm arti luas
A. PENGERTIAN
a. Simons mengartikannya “sebagai suatu keadaan
psychis sedemikian, yg membenarkan adanya
penerapan suatu upaya pemidanaan, baik dilihat
dari sudut umum maupun orangnya”
Orang mampu bertanggung jawab apabila:
1) Ia mampu mengetahui/menyadari bahwa
perbuatannya bertentangan dengan hukum
2) Ia dapat menentukan kehendaknya sesuai dengan
kesadaran tsb.
b. Van Hamel mengartikannya “suatu keadaan
normalitas psychis & kematangan (kecerdasan) yg
membawa 3 kemampuan:
1) Mampu utk mengerti nilai dr akibat-akibat
perbuatanny sendiri
2) Mampu utk menyadari, bahwa perbuatnnya itu
menurut pandangan masyarakat tdk dibolehkan
3) Mampu utk menentukan kehendaknya atas
perbuatan2 itu
c. Van Bemmelen mengatakan “orang yg dapat
dipertanggungjawabkn ialah orang yg dapat
mempertahankan hidupnya dengan cara yg patut”
Pendapat dari van Bemelen di atas masih abstrak
karena tidak jelas apa yg dimaksud dengan dapat
mempertahankan hidupnya dengan cara yg patut?
Karena Orang gelandangan, pengemis juga tidak
dapat mempertahankan hidupnya dengan cara yg
patut
d. Menurut Memorie van Toelicthing “tdk ada
kemampuan bertanggung jawab pd pembuat:
1) dlm hal ia tdk ada kebebasan utk memilih antara
berbuat & tdk berbuat
2) dlm hal ia ad dlm suatu keadaan yg sedemikian
rupa, sehingga ia tdk dpt menginsyafi bahwa
perbuatannya itu bertentangan dengan hukum &
tdk dpt menentukan akibat perbuatannya.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa
MvT mengartikan kemampuan bertanggungjawab
secara negative,yaitu dengan memberi definisi
ketidakmampuan bertangung jawab.
e. KUHP tdk merumuskan apa yang dimaksud dengan
orang yang mampu bertanggung jawab. Namun
ada ketentuan yg menunjuk ke arah itu dlm Pasal
44 KUHP.
Isi Psl. 44:
1. Penentuan bagaimana keadaan jiwa si pembuat
2. Adanya penentuan hubungan kausal antara
keadaan jiwa si pembuat dengan perbuatannya
Sistem yg dipakai KUHP dlm menentukan tdk dapat
dipertanggungjawabkannya si pembuat adalah
deskriptif-normative, artinya psikolog (ahli) hanya
memberikan penilaian mengenai kondisi psikologis
pelaku, namun hakimlah yang menentukan apakah
seseorang itu mampu bertanggung jawab atau tidak
berdasarkan pendapat psikolog (ahli) tersebut.
Bagaimana dengan orang gila kambuhan? Ia bisa
dipertanggungjawabkan apabila saat melakukan tindak pidana adalah
saat ia dalam keadaan normal atau saat ia tidak kambuh gilanya.
Sebaliknya, Apabila ia melakukan tindak pidana adalah saat sedang
kambuh gilanya maka ia tidak bisa dipertanggungjawabkan atas
perbuatan yg dilakukan
B. Tidak Mampu Bertanggung Jawab Sebagian
a. Kleptomania: mengutil barang tidak berharga/bernilai rendah seperti sendok,
sapu tangan.
b. Pyromania: suka membakar dan melihat api
c. Claustrophobie: takut di tempat sempit
d. perasaan dikejar-kejar musuh
e. Exhibionis: pamer kelamin
Mereka tdk dpt dipertanggungjawabkan atas perbuatan yg ada hubungan
dengan penyakitnya tsb. Contoh: penderita phyromania membakar
rumah milik tetangganya maka penderita phyromania tersebut tidak
dapat dipidana (karena tidak dapat dipertanggungjawabkan atas
pembakaran)
Apabila melakukan perbuatan yang tidak ada hubungan dengan
penyakitnya maka pelaku bisa dipidana (. Contoh: penderita exhibionis
melakukan pembakaran rumah orang lain maka penderita exhibionis
tersebut tetap bisa dipidana atas pembakaran rumah (karena dapat
dipertanggungjawabkan atas pembakaran)
C. KURANG MAMPU BERTANGGUNG JAWAB
1. Tetap dianggap mampu bertanggung jawab akan
tetapi sbg faktor peringan dlm pemidanaan
D. TEMPAT UNSUR Kemampuan bertanggung jawab
1. Menurut pandangan dualistis:
a. Kemampuan bertanggung jawab bukan unsur dr Tindak
Pidana.
b. Kemampuan bertanggung jawab merupakan syarat untuk
pertanggungjawaban pidana
Ketidakmampuan bertanggung jawab merupakan alasan
pemaaf sehingga pelaku tdk dipidana
Bagaimana dengan Penganjur & Pembantu? Penganjur dan
pembantu tetap dapat dipertanggungjawabkan atas
perbuatannya. Contoh: A memberikan roti kepada orang
gila agar orang gila tersebut mau disuruh merusak mobil
orang lain. A tetap bisa dipidana sedang si orang gila tidak
bisa dipidana.
F. KEADAAN MABUK
Utk dapat dipidananya orang yang melakukan tindak pidana dalam
keadaan mabuk, dilihat dulu sebagai berikut:
a. Seberapa berat dia mabuk
b. Apabila mabuk berat, harus dilihat apakah sebelum mabuk pelaku
ada niat jahat atau tdk.
Dari mana kita tahu apakah sebelum mabuk, pelaku ada niat jahat
atau tdk?

“Minum minuman beralkohol dapat merusak hati (liver), Jalannya


seperti orang yang kehilangan kesadaran”. Melupakan masalah
dengan mabuk ? Setelah tidak mabuk, masalah tetap ada. Untuk gaya-
gayaan? Lawan jenis yg berpikiran dewasa lebih suka orang yang
bertanggungjawab baik pikiran maupun perbuatannya. (BUKAN
CURHAT)

Anda mungkin juga menyukai