Anda di halaman 1dari 2

NAMA: MIFTHAHUL JANNAH

KELAS: HKI 2A

MATKUL: HUKUM PIDANA (RESUME)

1. Pengertian Kemampuan Bertanggungjawab

Dalam literratur Belanda terdapat beberapa pendapat tentang kemampuan bertanggungjawab :

– Simons : kemampuan bertanggungjawab dapat diartikan

Sebagai suatu keadaan psychis sedemikian, yang membenarkan adanya penerapan suatu upaya
pemidanaan, baik dilihat dari sudut umum maupun orangnya.

Seseorang mampu bertanggungjawab jika sehat jiwanya, yaitu:

• ia mampu untuk mengetahui atau menyadari bahwa perbuatannya bertentangan dengan hukum

• ia dapat menentukan kehendaknya sesuai dengan kesadaran tersebut.

Kemampuan bertanggung jawab bagi setiap orang yang mampu melakukan tindak pidana,
mengetahui bahwa perbuatannya itu bertentangan dengan hukum; dan tindakan tersebut
menentukan kehendaknya sesuai dengan kesadaran yang dimilikinya. Untuk adanya
pertanggungjawaban menganut asas bahwa perbuatannya terwujud dan diatur dalam undang
undang Pidana.

Deskriptif-Normatif”. Deskriptif karena keadaan jiwa itu digambarkan “menurut apa adanya” oleh
psychiater dan normatif karena hakimlah yang menilai, berdasarkan hasil pemeriksaan tadi, sehingga
dapat menyimpulkan mampu atau tidak mampunya tersangka bertanggungjawab atas
perbuatannya. “Mempertanggungjawabkan” adalah suatu pengertian normatif.

2. Tidak Mampu Bertanggungjawab Untuk Sebagian

Dalam praktek ada beberapa jenis penyakit jiwa, sehingga penderitanya bisa disebut tidak mampu
bertanggungjawab, Untuk sebagian, seperti

– Kleptomanie : penyakit jiwa yang berwujud dorongan yang kuat untuk mengambil barang orang
lain, tapi tak sadar bahwa perbuatannya terlarang. Biasanya barang yang diambil tidak ada nilainya
sama sekali baginya. Dalam keadaan biasa ia jiwanya sehat/normal.

– Pyromanie : penyakit jiwa yang berupa kesukaan untuk melakukan pembakaran tanpa alasan
sama sekali

– Claustrophobie : penyakit jiwa yang berupa ketakutan untuk diruang yang sempit. Penderita
misalnya akan memecah-mecah kaca jendela.

• Pembuat yang mengidap penyakit dapat tidak dipertanggungjawabkan atas perbuatannya,

yang ada hubungannya dengan penyakit tersebut. Apabila tidak maka tetapi dapat dipidana.
Misalnya, penderita kleptomani yang menganiaya, penderita pyromani yang mencuri, penderita
Claustrophobieyang korupsi, atau penderita penyakit merasa di kejar2 melakukan penipuan.
Perbuatan-perbuatan tersebut tidak ada hubungan kausal dengan penyakit yang dideritanya.

Unsur Kemampuan Bertanggungjawab Berkaitan dengan Tindak Pidana

– Kemampuan bertanggungjwb merupakan syarat untuk pertanggungjawaban pidana. Jadi menurut


pandangan dualistis merupakan syarat-syarat pemidanaan dan bukan unsur TP. Menurut
Hazewinkel-Suringa, kemampuan bertanggungjawab bukanlah isi dari delik, tetapi hanya merupakan
syarat untuk dapat menjatuhkan pidana secara normal. Jadi ia tidak berhubungan dengan sifat
“dapat dipidananya perbuatan”.

– Cth : org gila yang memukul tetangganya sampai mati. Perbuatannya tersebut tetap melawan
hukum, tetapi sipembuat dimaafkan karena ia gila. Jadi tetap ada Tindak Pidana. Tetapi tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Tidak mampunyai bertanggungjawab tersebut merupakan alasan
penghapus pidana.

Adanya Keragu-raguan tentang Kemampuan Bertanggungjawab

• Berkaitan dengan adanya keraguan-raguan dalam hal ini, ada 2 pendapat :

– Si pembuat tetap dapat dipidana (pompe)

• Kemampuan bertanggungjawab dianggap ada, selamatidak dibuktikan sebaliknya.

– Sipembuat tidak dipidana (Noyon-Langemeyer)

• Dalam hal keraguan-raguan harus diambil keputusan yang menguntungkan terdakwa (in dubio pro
reo)

Anda mungkin juga menyukai