KELAS: HKI 2A
Sebagai suatu keadaan psychis sedemikian, yang membenarkan adanya penerapan suatu upaya
pemidanaan, baik dilihat dari sudut umum maupun orangnya.
• ia mampu untuk mengetahui atau menyadari bahwa perbuatannya bertentangan dengan hukum
Kemampuan bertanggung jawab bagi setiap orang yang mampu melakukan tindak pidana,
mengetahui bahwa perbuatannya itu bertentangan dengan hukum; dan tindakan tersebut
menentukan kehendaknya sesuai dengan kesadaran yang dimilikinya. Untuk adanya
pertanggungjawaban menganut asas bahwa perbuatannya terwujud dan diatur dalam undang
undang Pidana.
Deskriptif-Normatif”. Deskriptif karena keadaan jiwa itu digambarkan “menurut apa adanya” oleh
psychiater dan normatif karena hakimlah yang menilai, berdasarkan hasil pemeriksaan tadi, sehingga
dapat menyimpulkan mampu atau tidak mampunya tersangka bertanggungjawab atas
perbuatannya. “Mempertanggungjawabkan” adalah suatu pengertian normatif.
Dalam praktek ada beberapa jenis penyakit jiwa, sehingga penderitanya bisa disebut tidak mampu
bertanggungjawab, Untuk sebagian, seperti
– Kleptomanie : penyakit jiwa yang berwujud dorongan yang kuat untuk mengambil barang orang
lain, tapi tak sadar bahwa perbuatannya terlarang. Biasanya barang yang diambil tidak ada nilainya
sama sekali baginya. Dalam keadaan biasa ia jiwanya sehat/normal.
– Pyromanie : penyakit jiwa yang berupa kesukaan untuk melakukan pembakaran tanpa alasan
sama sekali
– Claustrophobie : penyakit jiwa yang berupa ketakutan untuk diruang yang sempit. Penderita
misalnya akan memecah-mecah kaca jendela.
yang ada hubungannya dengan penyakit tersebut. Apabila tidak maka tetapi dapat dipidana.
Misalnya, penderita kleptomani yang menganiaya, penderita pyromani yang mencuri, penderita
Claustrophobieyang korupsi, atau penderita penyakit merasa di kejar2 melakukan penipuan.
Perbuatan-perbuatan tersebut tidak ada hubungan kausal dengan penyakit yang dideritanya.
– Cth : org gila yang memukul tetangganya sampai mati. Perbuatannya tersebut tetap melawan
hukum, tetapi sipembuat dimaafkan karena ia gila. Jadi tetap ada Tindak Pidana. Tetapi tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Tidak mampunyai bertanggungjawab tersebut merupakan alasan
penghapus pidana.
• Dalam hal keraguan-raguan harus diambil keputusan yang menguntungkan terdakwa (in dubio pro
reo)