Anda di halaman 1dari 3

SOAL MID SEMESTER

1. Jelaskan kedudukan hukum pidana dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu yang lain?
2. Jelaskan definisi hukum pidana menurut mezger?
3. Jelaskan sumber hukum pidana di Indonesia?
4. Jelaskan jenis-jenis hukum pidana?
5. Jelaskan riwayat berlakunya KUHP di Indonesia?
6. Kapan dapat terwujudnya suatu univikasi di bid hukum pidana di Indonesia?

JAWABAN:
1. Ilmu hukum pidana merupakan bagian dari ilmu hukum disamping itu juga
merupakan bagian dari ilmu sosial dan bagian dari ilmu pengetahuan kejiwaan
/ kerohanian.

2. Menurut Mezger adalah aturan hokum yang mengikatkan kepada suatu


perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu suatu akibat pidana dari definisi
diatas dapat disimpulkan dengan adanya perbuatan yang memenuhi syarat
tertentu yang dilakukan manusia dan adanya pidana atau hukuman, yaitu berupa
penderitaan yang sengaja diberikan kepada orang yang melakukan perbuatan
pidana tersebut.

3. Sumber Hukum Pidana di Indonesia


a. Sumber hukum yang tertulis dan terkodifikasi
Artinya tersusun dalam satu buku. Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP).
Sistematika KUHP :
Buku I Ketentuan Umum (Pasal 1-103)
Buku II Kejahatan (Pasal 104-448)
Buku III (Pasal 449-669)

b. Sumber Hukum yang tertulis tidak terkodifikasi


Artinya tersebar dalam peraturan PerUU-an yang lain
Misalnya :
• UU Korupsi (UU Nomor 31 tahun 1999)
• UU Psykotropika
• UU Narkoba
• UU Merek, Cipta, Paten dsb

4. Dilihat dari berbagai segi, Hukum Pidana terdiri dari :


a. Hukum pidana dalam arti objektif dan dalam arti subjektif
- Hukum pidana objektif (ius poenale) adalah hukum pidana yang dilihat
dari aspek larangan-larangan berbuat, yaitu larangan yang disertai
dengan ancaman pidana bagi siapa yang melanggar larangan tersebut.
- hukum pidana subjektif (ius poeniendi) sebagai aspek subjektifnya hukum
pidana, merupakan aturan yang berisi atau mengenai hak atau
kewenangan negara.
b. Hukum Pidana Materil dan Hukum Pidana Formil
- Hukum pidana materil yang menunjukkan asas-asas dan peraturan-
peraturan yang mengaitkan pelanggaran hukum itu dengan hukuman.
- Hukum pidana formil menunjukkan bentuk-bentuk dan jangka-jangka
waktu yang mengikat pemberlakuan hukum pidana materil.
c. Hukum Pidana Umum dan Hukum Pidana Khusus
- Hukum pidana umum adalah hukum pidana yang ditujukan dan berlaku
untuk semua warga negara (subjek hukum) dan tidak membedabedakan
kualitas pribadi subjek hukum tertentu.
- Hukum pidana khusus adalah hukum pidana yang dibentuk oleh negara
yang hanya dikhususkan berlaku bagi subjek hukum tertentu saja.
d. Hukum Pidana Tertulis dan Hukum Pidana Tidak Tertulis
- Hukum pidana tertulis adalah hukum pidana undang-undang yang
bersumber dari hukum yang terkodifikasi yaitu Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) dan bersumber dari hukum yang di luar kodifikasi yang tersebar
di berbagai peraturan perundang-undangan.
- Hukum pidana tidak tertulis adalah sebagai wujud dari keanekaragaman
Hukum Adat di Indonesia, yang masih diakui sepanjang tidak
bertentangan dengan Pancasila.
e. Hukum Pidana Yang DiKodifikasikan dan Tidak Dikodifikasikan
- Hukum pidana yang dikodifikasikan (codificatie, Belanda) adalah hukum
pidana tersebut telah disusun secara sistematis dan lengkap dalam kitab
undang-undang, misalnya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP dan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM).
- hukum pidana tidak terkodifikasi adalah berbagai ketentuan pidana yang
tersebar di luar KUHP, seperti UU Tindak Pidana Korupsi (UU No. 31
Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undangundang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi), UU (drt) No. 7 Tahun 1955 tentang Tindak Pidana
Ekonomi, UU (drt) No. 12 Tahun 1951 tentang Senjata Api dan Bahan
Peledak, UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum, UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang, dan peraturan lainnya yang di dalamnya
mengandung sanksi berupa pidana.

5. Riwayat berlakunya KUHP di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari terbentuknya


negara hukum RI dan UUD 1945.
- Pasal II Aturan Peralihan “Segala badan negara dan perundangan yang
ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut
UUD ini.
- Pasal IV Aturan Peralihan “ Sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk
menurut UUD ini, segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan
bantuan sebuah Komite Nasional.
- Berlakunya dua KUHP ini (dualisme) berlangsung terus sampai keluarnya
UU No. 73 Tahun 1958 (LN 1958 No. 127) tanggal 20 September 1958
yang mulai berlaku tanggal 29 September 1958 yang menyatakan bahwa
UU No.1 Tahun 1946 berlaku untuk seluruh Indonesia.
- Dengan keluarnya UU No. 73 Tahun 1958 telah terjadi Univikasi di Bidang
Hukum Pidana Indonesia.

6. Dengan keluarnya UU No. 73 Tahun 1958 telah terjadi Univikasi di Bidang


Hukum Pidana Indonesia.
- Unifikasi hukum adalah suatu langkah penyeragaman hukum atau
penyatuan suatu hukum untuk diberlakukan bagi seluruh bangsa di suatu
wilayah negara tertentu sebagai hukum nasional di negara tersebut.
- Beberapa contoh hukum yang telah diunifikasikan antara lain :
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan.Berbagai undang-undang lainnya seperti misalnya Undang-
Undang Anti Korupsi, Undang-Undang Anti Subversi, Undang-Undang
Narkotika dan sebagainya, yang mana kesemua undang-undang ini
berlaku tanpa terkecuali di seluruh wilayah Indonesia bagi seluruh Bangsa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai