NIM : H1A116072
KELAS :A
Dalam kasus yang dialami oleh Bapak Nursiman warga Wagir yang
mengadukan kasusnya ke BPSK Kota Malang. Kasus yang dihadapi Bapak
Nursiman ini adalah terkait dengan klaim asuransi yang ditolak oleh pihak
Asuransi Raksa Pratikara. Bapak Nursiman membeli sebuah motor lalu motor
tesebut diikat dengan perjanjian pembiayaan sepeda motor dengan PT. CS
Finance. Lalu pada tanggal 3 Mei 2014 anak Bapak Nursiman Bayu berusia 15
tahun dengan mengandarai motor yang dibiayai pihak PT. CS Finance tersebut
mengalami pencurian yang disertai kekerasan, lalu Bapak Nursiman melaporkan
kasus tersebut kepada pihak Kepolisian. Selanjutnya pada tanggal 5 Mei 2014
Bapak Nursiman melaporkan kasus tersebut kepada pihal PT. CS Finance dalam
hal pemenuhan atas hak asuransinya, namun PT CS Finance ternyata menolak
dengan alasan bahwa yang mengendarai motor pada saat terjadi pencurian adalah
Bayu yang berusia 15 tahun dan belum cakap hukum atau belum memiliki sim C.
merasa dirugikan dan tidak mendapat penyelesaian atas kasus yang dialami,
akhirnya penggugat melaporkan kasus tersebut kepada BPSK Kota Malang, dan
perjuangan Bapak Nursiman berhasil putusan BPSK 21 Juli 2014 lalu
memenangkan Bapak Nursiman. BPSK menyatakan bahwa yang menjadi objek
dari asuransi adalah berupa barang yaitu sepeda motor, sehingga tidak ada
kaitannya sama sekali dengan pengendaranya sehingga menghukum pihak
tergugat PT Asuransi Raksa Pratikara dengan PT CS Finance untuk mengganti
rugi secara tanggung renteng sepeda motor tersebut sebesar nilai polis sesuai yang
tercantum didalamnya yang dikeluarkan oleh tergugat (PT Asuransi Raksa
Pratikara).
PENYELESAIAN
Identik dengan sengketa yang terjadi sehubungan dengan klaim asuransi pada
kasus antara Bapak Nursiman dngan PT Asuransi Raksa Pratikara. Dalam kasus
yang dialami oleh Bapak Nursiman ini yaitu Bapak Nursiman sebagai pihak
tertanggung asuransi yang mengajukan klaim kehilangan kendaraan bermotor
namun ditolak oleh PT Asuransi Raksa Pratikara karena dianggap bahwa orang
yang mengendarai kendaraan tersebut adalah anak dari Bapak Nursiman yang
belum berusia cakap hukum (15 tahun) sehingga memiliki Surat Kendaraan
Bermotor (SIM).
Asuransi merupakan salah satu jenis perjanjian khusus yang diatur dalam
KUHD. Sebagai perjanjian, maka ketentuan syarat-syarat sah suatu perjanjian
dalam KUHPerdata berlaku juga bagi perjanjian asuransi. Mengenai syarat sahnya
perjanjian asuransi, sama seperti sahnya perjanjian lainnya, yang terdapat dalam
pasal 1320 KUHPerdata, antara lain :
a. Kesepakatan (consensus)
Dalam mengadakan perjanjian asuransi, maka terlebih dahulu dibuat suatu
kesepakatan antara tertanggung dan penanggung, kesepakatan tersebut pada
pokoknya meliputi :
1. Benda yang menjadi objek asuransi;
2. Pengalihan resiko dan pembayaran premi;
3. Evenemen dang anti kerugian;
4. Syarat-syarat khusus asuransi;
5. Dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang disebut polis.
Kesepakatan antara tertanggung dan penanggung dibuat secara bebas, artinya
tidak berada di bawah pengaruh, tekanan, atau paksaan pihak tertentu. Kedua
belah pihak sepakat menentukan syarat-syarat perjanjian asuransi dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Kewenangan (authory)
Kedua pihak antara tertanggung dan penanggung berwenang melakukan
perbuatan hukum yang diakui oleh undang-undang. Kewenangan berbuat tersebut
ada yang bersifat subjektif dan ada yang bersifat objektif. Kewenangan subjektif
artinya kedua pihak sudah dewasa, sehat ingatan, tidak berada di bawah perwalian
(trusteeship), atau pemegang kuasa yang sah. Kewenangan objektif artinya
tertanggung mempunyai hubungan yang sah dengan benda objek asuransi karena
benda tersebut adalah kekayaan miliknya sendiri. Penanggung adalah pihak yang
sah mewakili perusahaan asuransi berdasarkan anggaran dasar perusahaan.
Apabila asuransi yang diadakan itu untuk kepentingan pihak ketiga, maka
tertanggung yang mengadakan asuransi itu mendapat kuasa atau pembenaran dari
pihak ketiga yang bersangkutan.
c. Objek tertentu
Objek tertentu dalam perjanjian asuransi merupakan objek atau benda yang
dapat diasuransikan, objek tersebut berdasarkan pasal 1 angka 2 undang-undang
Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha perasuransian adalah benda dan jasa, jiwa dan
raga, kesehatan manusia, tanggungjawab hukum, serta semua kepentingan yang
dapat hilang, rusak, rugi dan atau berkurang nilainya.
d. Klausa yang halal
Kausal yang halal berarti, isi perjanjian tersebut tidak mengandung hal-hal
yang dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum
dan tidak bertentangan dengan kesusilaan.
Objek Asuransi
Pada pasal 1 angka 2 undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha
pereasuransian menyebutkan bahwa “objek asuransi adalah benda dan jasa, jiwa
dan raga, kesehatan manusia, tanggungjawab hukum serta semua kepentingan
lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi dan berkurang nilainya”.
Dari hal tersebut maka dapat pula dikatakan bahwa objek asuransi terdiri dari:
a. Benda
b. Jiwa manusia
c. Hak dan kepentingan yang melekat pada benda.