PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Iklim
Analisa tipe iklim tersebut dapat diperoleh berdasarkan kriteria tabel yang
digambarkan di bawah ini:
No Zona Jumlah Bulan Basah Jumlah Bulan Kering
1 Ia 12 0
2 Ib 7 – 11 0
3 II 4 – 11 1–2
4 III 4–9 2–4
5 IV 4–7 4–6
6 V 4–5 6–7
Sumber : Tan (2008).
Analisa tipe iklim tersebut dapat diperoleh berdasarkan kriteria tabel yang
digambarkan di bawah ini:
Zona Klasifikasi Bulan Basah (BB) Bulan Kering (BK)
A A1 10 – 12 Bulan 0 - 1 Bulan
A2 10 - 12 Bulan 2 Bulan
B B1 7 - 9 Bulan 0 - 1 Bulan
B2 7 - 9 Bulan 2 - 3 Bulan
B3 7 - 8 Bulan 4 - 5 Bulan
C C1 5 - 6 Bulan 0 - 1 Bulan
C2 5 - 6 Bulan 2 - 3 Bulan
C3 5 - 6 Bulan 4 - 6 Bulan
C4 5 Bulan 7 Bulan
D D1 3 - 4 Bulan 0 - 1 Bulan
D2 3 - 4 Bulan 2 - 3 Bulan
D3 3 - 4 Bulan 4 - 6 Bulan
D4 3 - 4 Bulan 7 - 9 Bulan
E E1 0 - 2 Bulan 0 - 1 Bulan
E2 0 - 2 Bulan 2 - 3 Bulan
E3 0 - 2 Bulan 4 - 6 Bulan
E4 0 - 2 Bulan 7 - 9 Bulan
E5 0 - 2 Bulan 10 - 12 Bulan
Sumber : Tan (2008).
Analisa tipe iklim tersebut dapat diperoleh berdasarkan kriteria tabel di yang
digambarkan di bawah ini:
Tipe Iklim Kriteria
A. (Sangat Basah) 0 < Q < 0,143
B. (Basah) 0,143 < Q < 0,333
C. (Agak Basah) 0,333 < Q < 0,600
D. (Sedang) 0,600 < Q < 1,000
E. (Agak Kering) 1,000 < Q < 1, 670
F. (Kering) 1,670 < Q < 3, 000
G. (Sangat Kering) 3,000 < Q < 7,000
H. (Luar Biasa Kering) 7,000 < Q
Sumber : Tan (2008).
2.6.1. Padi
Padi merupakan tanaman yang paling penting di negara Indonesia, karena
makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh
tanaman padi (Pradana et al., 2012). Padi gogo merupakan jenis tanaman padi
yang dibudidayakan di lahan kering sehingga proses pembudidayaannya
membutuhkan bantuan curah hujan lebih dari 200 mm per bulan selama lebih dari
tiga bulan (Guntoro, 2011).
2.6.2. Palawija
Praktikum klimatologi dengan materi tipe iklim dan pemetaan pola tanam
dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2018. Lokasi pencarian data antara lain di
Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Pandanaran, Kota
Semarang.
3.1. Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum acara ini terdiri dari komponen alat
dan bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah data curah hujan di
kecamatan Mertoyudan sebagai data pengamatan yang akan digolongkan
berdasarkan tipe iklimnya dan pemetaan pola tanamnya. Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah alat tulis sebagai alat untuk mencatat data yang
diperoleh, kamera sebagai alat untuk mengambil data dalam bentuk gambar.
3.2. Metode
Metode yang diterapkan dalam praktikum acara ini adalah mencari data
curah hujan dalam kurun waktu sepuluh tahun, data dapat diperoleh di BPS. Data
yang disediakan melalui database BPS di internet dan buku-buku yang tersedia.
Kemudian mengolah data tersebut pada tabel yang telah disediakan, dan
menganalisis tipe iklim (Mohr, Oldeman, Schmidt-Ferguson) sesuai dengan data
curah hujan sepuluh tahunan yang telah diperoleh. Setelah menganalisis,
kemudian membuat pemetaan pola tanam untuk komoditas padi dan palawija
berdasarkan tipe iklim yang telah dianalisis untuk kecamatan Mertoyudan.
BAB IV
Melalui tabel diatas bisa dilihat bahwa tipe Kelas III diperoleh dari jumlah
delapan bulan basah dan empat bulan kering dalam periode sepuluh tahun.
Artinya, tingkat kelembaban kecamatan Mertoyudan berdasarkan klasifikasi iklim
Mohr adalah agak kering, maka dari itu Kecamatan Mertoyudan memiliki
topografi wilayah yang mayoritas datar serta memiliki curah hujan yang cukup
tinggi sesuai dengan klasifikasi iklim Mohr yaitu lebih dari 100 mm. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Tan (2008) yang menyatakan bahwa klasifikasi iklim
Mohr didasarkan pada jumlah bulan basah dan bulan kering, dimana bulan basah
berciri-ciri memiliki curah hujan lebih dari 100 mm dan bulan kering berciri-ciri
memiliki curah hujan kurang dari 60 mm.
Mertoyudan 6 4 C3
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa tipe iklim menurut
Oldeman yaitu tipe C3 diperoleh dengan jumlah enam bulan basah dan empat
bulan kering dalam periode sepuluh tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat
Indayanti (2009) yang menyatakan bahwa pada daerah yang bertipe C setahun
hanya dapat 1-2 kali masa tanam padi bahkan tanaman palawija yang kedua harus
berhati-hati jangan jatuh pada bulan basah. Klasifikasi ini diarahkan pada tanaman
padi dan palawija. Klasifikasi Oldeman didasarkan pada curah hujan yaitu jumlah
bulan basah, bulan lembab, dan bulan kering dalam setahun, Oldeman
membaginya menjadi lima yaitu iklim A,B,C,D, dan E. Pemberian nama Zone
iklim berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E
sedangkan pemberian nama sub zone berdasarkan angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3
sub 4 dan sub 5 (Kertasapoetra, 2008).
Mertoyudan 7 3 0,428 C
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
CH 441,4 422,8 283,7 253,1 107,34 86,5 35 18,89 38,5 104,5 275,5 298,6
LP
Keterangan:
Dapat dilihat bahwa pada tabel tersebut rata-rata curah hujan digolongkan
berdasarkan kriteria iklim Oldeman. Oldeman menyatakan bahwa bulan kering
(BK) memiliki CH < 100 mm, bulan basah (BB) memiliki CH > 200 mm, dan
bulan lembab (BL) dengan kriteria 100 mm < CH < 200 mm. Padi membutuhkan
penanaman pada kondisi curah hujan diatas 200 mm, oleh karenanya
diwarnai/dilabeli dengan warna hijau tua sesuai keterangan, palawija merupakan
tanaman pengganti padi ketika curah hujan sudah mulai menurun (musim hujan
berakhir), atau dapat dikatakan periode kemarau/bulan kering dapat dilabeli
dengan warna hijau muda sebagai lambing untuk penanaman palawija.
Berdasarkan tabel rata-rata curah hujan di Kecamatan Mertoyudan di atas,
dapat dilakukan pemetaan pola tanam padi-padi-palawija dengan jenis palawija
yaitu jagung. Pengolahan tanah awal untuk musim penanaman padi pertama pada
bulan Oktober dan dapat dipanen pada bulan Januari. Musim penanaman padi
kedua pada bulan Februari dan dapat dipanen pada bulan Mei. Pada periode bulan
Juni sampai September dapat ditanami tanaman palawija yaitu jagung. Bulan
Oktober–Januari dan Februari–Mei di Kecamatan Mertoyudan cocok jika akan
ditanami padi karena bulan tersebut termasuk bulan basah. Padi ditanam pada
rentang bulan tersebut karena rata-rata curah hujan kurang lebih 200 mm/bulan,
sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hasanah (2007) yang menyatakan bahwa rata-rata curah hujan yang baik untuk
tanaman padi adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun.
Periode Juni-September di Kecamatan Mertoyudan cocok untuk ditanami
tanaman jagung karena pada bulan–bulan tersebut termasuk bulan kering selain
itu pemanfaatan jagung dalam pola tanam setahun dapat memulihkan kesuburan
tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Indayanti (2009) yang menyatakan bahwa
jagung merupakan tanaman hemat air sehingga dapat diusahakan pada musim
kemarau, pemanfaatan jagung dalam pola tanam setahun dapat memulihkan
struktur dan kesuburan lahan, pengusahaan jagung dapat memotong siklus hama
dan penyakit pada tanaman padi. Oleh karena itu penanaman jagung perlu waktu
yang tepat terutama pada daerah yang bercurah hujan rendah atau curah hujan <
100 mm/bulan. Jagung dapat tumbuh di tanah sawah pada musim kemarau yaitu
kira-kira bulan Juni–September. Selama empat bulan tersebut perlu adanya irigasi
agar jagung dapat tumbuh dengan optimal.
BAB V
5.1. Simpulan
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk menunjang hasil praktikum yang lebih
baik yaitu peningkatan kelengkapan data dan alat penunjang data baik berupa
digital maupun pustaka, sehingga pada saat praktikum dapat dengan mudah
mengamati dan mengumpulkan data untuk kemudian diolah.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2014. Buku Laporan Tahunan Badan Pusat Statistik
Kabupaten Magelang Tahun 2014. Biro Pusat Statistik Magelang.
Tan, K. H. 2008. Soils in the Humid Tropics and Monsson Region of Indonesia.
CRC Press, Florida.
Tahun Rata-
Bulan Oldeman Mohr
1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 Rata
Januari 243 423 295 285 426 981 429 238 354 740 441,4 BB BB
Februari 238 409 314 396 417 686 218 355 370 825 422,8 BB BB
Maret 569 199 180 102 177 202 101 497 630 180 283,7 BB BB
April 298 116 136 143 362 371 263 378 336 128 253,1 BB BB
Mei 116 101 121 195 159 45 154 42 - 33 107,34 BL BB
Juni 220 13 33 106 112 14 23 99 0 245 86,5 BK BK
Juli 60 14 15 113 - - 14 3 0 61 35 BK BK
Agustus 13 3 12 38 56 - 40 8 0 0 18,89 BK BK
September 185 9 12 - 18 - 72 4 0 8 38,5 BK BK
Oktober 98 22 101 127 48 - 231 - 37 172 104,5 BL BB
November 224 444 225 192 48 143 391 285 199 606 275,5 BB BB
Desember 123 310 100 330 387 282 351 380 586 119 298,6 BB BB
Jumlah 2387 2063 1544 2027 2210 2724 2287 2289 2512 3117 2364,22 Rata-rata
Rata-rata 198,91 171,91 128,67 168,91 184,16 227 190,58 190,75 209,33 259,75 197,02
BK 1 5 4 1 3 2 3 4 5 3 3,1
Schmidt-
BL 2 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0,6
Ferguson
BB 9 7 8 10 7 6 8 6 6 7 7,5
Sumber: Data Badan Pusat Statistika Magelang, 2018.