Anda di halaman 1dari 116

MATA KULIAH PENGIDERAAN JAUH DIGITAL

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH DIGITAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Penginderaan Jauh Digital
Oleh :
Mahendra Zhafir Pratama
3211417043

Dosen Pengampu :
1. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.si.
2. Wahid Akhsin Budi Nur Sidiq, S.pd., M.sc.

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
DAFTAR ISI

1. Komposit Citra......................................................................................................1
2. Layer Stacking.......................................................................................................6
3. Koreksi Radiometrik.............................................................................................14
A. DOS Menggunakan ENVI Classic..................................................................14
B. Koreksi Radiometrik Metode ToA...................................................................22
a. ToA Manual (ENVI Classic)................................................................22
b. ToA Otomatis (ENVI)..........................................................................30
c. ToA Manual (ArcMap).........................................................................35
4. Koreksi Geometrik..................................................................................................40
5. Pemotongan Citra (Cropping).................................................................................51
A. Menggunakan ENVI Classic.............................................................................51
B. Menggunakan ArcMap.....................................................................................64
6. Klasifikasi Multispektral.........................................................................................71
A. Unsupervised.....................................................................................................71
a. Menggunakan ENVI Classic...................................................................71
b. Menggunakan ArcMap............................................................................76
B. Supervised.........................................................................................................80
a. Menggunakan ENVI Classic...................................................................80
b. Menggunakan ArcMap...........................................................................90
7. Uji Akurasi (ArcMap)............................................................................................97

ii
PEMBAHASAN
Dalam mengolah citra dari citra mentah menjadi citra yang sudah jadi, diperlukan
tahapan – tahapan yang harus dilakukan. Tahapan itu adalah koreksi, pemotongan citra atau
cropping, klasifikasi multispektral, uji akurasi. Koreksi citra dikenal dengan Koreksi
Radiometrik yang dibagi menjadi dua metode, yaitu metode DOS dan TOA (Top of
Atmosphere). Koreksi citra bisa juga dilakukan secara otomatis. Akan tetapi, sebelum
melakukan langkah – langkah tersebut, pengguna harus mengetahui terlebih dahulu apa itu
komposit citra dan layer stacking pada citra serta langkah – langkahnya.
Sebelum melakukan tahapan – tahapan koreksi citra , pengguna harus mengetahui
terlebih dahulu langkah langkah membuat citra komposit dan layer stacking yang akan
dijelaskan di bawah ini :
1. Komposit Citra
Teknologi remote sensing menggunakan gelombang elektromagnetik yang
kemampuannya lebih baik daripada mata normal manusia, untuk itu supaya dapat
dibaca oleh mata manusia maka remote sensing harus dapat mengasosiasikan hasil
deteksi tersebut kedalam komposit warna, yang kemudian mendasari konsep kanal
warna RGB untuk mengasosiasikan hasil deteksi band kedalam komposit warna yang
bisa di baca dan diinterpretasikan manusia. Dapat disimpulkan bahwa masing-masing
band dalam citra memiliki kemampuan deteksi yang berbeda, yang dalam
penggunaanya disesuaikan sesuai kebutuhan. Band-band tidak dapat digunakan secara
terpisah, untuk dapat diasosiasikan menjadi warna yang dapat dibaca dan
diinterpretasikan oleh mata normal manusia, diperlukan band lain untuk dikompositkan
dalam kanal RGB. Pada komposit citra diperlukan kombinasi band, yang merupakan
suatu rangkaian yang terdapat pada citra satelit yang digunakan untuk membentuk
sebuah gambar dari penggabungan beberapa band, contoh : komposit B4 B3 B2 pada
citra Landsat 8, merupakan true color composite atau natural color atau warna
sebenarnya yang ada di permukaan bumi.
Untuk menghasilkan komposit citra, dapat dilakukan dengan langkah – langkah
berikut :
1) - Buka aplikasi ENVI Classic 5.3 versi 64bit atau 32bit tergantung pada komputer
atau laptop yang digunakan terpasang Windows x86 (32bit) atau x64(64bit).
- Setelah itu akan memunculkan jendela ENVI Classic 5.3 seperti di bawah ini

1
2) - Setelah muncul jendela ENVI Classic 5.3, arahkan kursor tetikus ke bagian
windows dan akan muncul beberapa pilihan.
- Lalu pilih Available Bands List. Seperti pada gambar dibawah ini

3) - Setelah itu akan muncul jendela Available Band List seperti di bawah ini

4) - Setelah muncul jendela Available Bands List, selanjutnya kursor tetikus atau
mouse ke menu File dan akan muncul beberapa pilihan.
- Pilih Open Image File. Seperti pada gambar di bawah ini.

2
5) - Selanjutnya adalah memanggil file - file citra yang akan dikoreksi. Citra yang
digunakan sebagai contoh adalah citra dari Landsat 8.
- Buka folder yang berisi file – file citra Landsat 8 dan pilih file – file tersebut.
Kemudian klik open.

6) - Setelah file – file tersebut telah dipanggil, maka akan nampak daftar citra
Landsat 8 pada jendela Available Bands List
- lalu pilih band 1 atau saluran 1 . Seperti pada gambar dibawah ini.

7) - Setelah itu semua file citra sudah ada pada jendela Available Bands List, yang
sebelumnya Grey Scale
- pilih RGB Color dengan cara meng-klik lingkaran yang ada di samping RGB
Color. Seperti pada gambar di bawah ini.

3
8) - Setelah RGB Color dipilih, maka akan muncul 3(tiga) kolom RGB yang masing
– masing memuat informasi tentang band berapa yang telah dipilih pada salah satu
kolom RGB tersebut agar siap untuk diaktifkan menjadi komposit citra. Seperti
pada gambar di bawah ini.

9) - Setelah muncul kolom RGB, maka selanjutnya adalah memilih 3(tiga) band
yang akan ditampilkan secara komposit citra.
- Yang akan dijadikan contoh disini adalah citra Landsat 8 B4 pada kolom R, B3
pada kolom G, dan B2 pada kolom B yang jika dikompositkan akan
menghasilkan citra dengan warna asli sesuai dengan permukaan bumi atau
natural color.
- Setelah muncul informasi band yang dipilih pada kolom RGB, selanjutnya klik
Load RGB untuk memproses 3(tiga) band tersebut menjadi komposit citra.
Seperti pada gambar dibawah ini.

10) - Setelah diklik Load RGB, maka akan muncul 3(tiga) jendela yang menampilkan
hasil komposit citra. Namun, 3(tiga) jendela tersebut memiliki fungsi yang berbeda,
yaitu jendela Image citra yang merupakan display utama yang paling besar dengan
tambahan menu bar, jendela Scroll untuk menampilkan keseluruhan citra, dan

4
jendela Zoom yang berguna untuk perbesaran piksel. Seperti pada gambar di bawah
ini.

Setelah diproses dan muncul hasilnya, maka dapat dilakukan untuk proses pengolahan
citra selanjutnya. Komposit citra sangatlah penting untuk dilakukan untuk mengetahui
informasi yang ada pada citra tersebut secara detail sesuai kebutuhan karena gelombang
elektromagnetik pada citra yang dikompositkan menghasilkan warna yang dapat dilihat oleh
mata manusia. Dengan begitu, interpretasi citra lebih mudah untuk dilakukan. Komposit citra
dapat dilakukan dengan berbagai macam kombinasi band tergantung dengan kebutuhan
informasi yang diperlukan. Berikut tabel macam – macam band pada satelit Landsat 8 yang
memiliki 12 band, akan tetapi yang sering digunakan adalah 11 band beserta fungsinya.

5
Sumber: http://landsat.usgs.gov/best_spectral_bands_to_use.php

Dari 11 band diatas dapat dikombinasikan atau dikompositkan menjadi beberapa


fungsi. Pengkompositan band dilakukan dengan 3(tiga) jenis band. Dari berbagai jenis kompsit
citra, memiliki kombinasi band dan fungsi yang berbeda, seperti pada tabel di bawah ini.

Sumber: http://blogs.esri.com/esri/arcgis/2013/07/24/band-combinations-for-landsat-8/

2. Layer Stacking
Layer Stacking adalah suatu proses yang berfungsi untuk menggabungkan beberapa
citra atau band atau layer menjadi satu. Berbeda dengan komposit citra, layer stacking
hanya digunakan untuk mengurutkan daftar citra atau band sesuai nomor band pada

6
jendela Available Bands List yang berguna untuk memudahkan pengguna dalam
mencari nomor band dan terlihat rapi. Penggabungan beberapa band melalui layer
stacking nanti hasilnya akan dikemas menjadi satu file yang jika dibuka dengan aplikasi
ENVI Classic 5.3 didalamnya akan terlihat susunan band yang sudah urut berdasarkan
nomor band.
Langkah – langkah untuk melakukan layer stacking akan dijelaskan di bawah ini.
1) - Buka aplikasi ENVI Classic 5.3 versi 64bit atau 32bit tergantung pada komputer
atau laptop yang digunakan terpasang Windows x86 (32bit) atau x64(64bit),
- setelah itu akan memunculkan jendela ENVI Classic 5.3 seperti di bawah ini

2) - Setelah muncul jendela ENVI Classic 5.3, arahkan kursor tetikus ke bagian
windows dan akan muncul beberapa pilihan.
- Lalu pilih Available Bands List, seperti dibawah ini.

3) Setelah itu akan muncul jendela Available Band List seperti di bawah ini.

4) - Setelah muncul jendela Available Bands List, selanjutnya kursor tetikus atau
mouse ke menu File dan,

7
- akan muncul beberapa pilihan. Pilih Open Image File.

5) - Selanjutnya adalah memanggil file - file citra yang akan dikoreksi.


- Citra yang digunakan sebagai contoh adalah citra dari Landsat 8. Buka folder
yang berisi file – file citra Landsat 8 dan pilih file – file tersebut.
- Kemudian klik open. Seperti pada gambar di bawah ini

6) - Setelah file – file tersebut telah dipanggil, maka akan nampak daftar citra Landsat
8 pada jendela Available Bands List,
- lalu pilih band 1 atau saluran 1 seperti dibawah ini.

8
7) - Setelah dipanggil semua citra Landsat 8, daftar band pada jendela Available
Bands List terlihat berantakan dan tidak sesuai dengan nomor band.
- Sehingga untuk mencari band yang dibutuhkan kurang efisien sehingga perlu
untuk diurutkan agar mudah dalam mencari band yang diinginkan dan terlihat
rapi. Selanjutnya mulai untuk masuk proses layer stacking.
- Pada jendela ENVI Classic 5.3 klik pilihan Basic Tools lalu pilih Layer
Stacking. Seperti pada gambar di bawah ini.

8) - Setelah memilih Layer Stacking, selanjutnya akan muncul jendela Layer


Stacking Parameters.
- Pada jendela ini, pengguna meng-import band yang akan di - layer stacking
dengan cara mengklik tombol Import File. Seperti pada gambar di bawah ini.

9) - Setelah itu, akan muncul jendela Layer Stacking Input File. Pada jendela ini,
pengguna dapat memilih band mana saja yang akan di – layer stacking.
- Akan tetapi, pada contoh ini yang dipilih adalah semuanya dengan cara men-
drag kursor agar semua band terpilih untuk layer stacking.
- Setelah terpilih semuanya, klik tombol OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

9
10) - Setelah itu, akan kembali pada jendela Layer Stacking Parameters.
- Pada jendela Layer Stacking Parameters, pilih Reorder Files. Seperti pada
gambar di bawah ini.

11) - Setelah diklik Reorder Files, selanjutnya akan muncul jendela Reorder Files. -
- Pada jendela ini, pengguna mulai mengurutkan daftar band berdasarkan nomor
band.
- Cara menggesernya dengan cara klik kiri pada tetikus atau mouse dan tahan,
- lalu geser dan arahkan sesuai dengan urutannya. Jika sudah diurutkan, klik OK.
Seperti pada gambar di bawah ini.

Sebelum Diurutkan Setelah Diurutkan

10
12) - Setelah itu, tentukan proyeksi untuk citra.
- Pada contoh kali ini menggunakan citra Provinsi Jawa Tengah yang memiliki
proyeksi UTM dengan Datum WGS 84 dengan menggunakan satuan unit yaitu
meter, berzona 49 dan pilih S yang berarti Lintang Selatan.
- Untuk memilih proyeksi disesuaikan dengan kebutuhan, akan tetapi yang
sering digunakan adalah UTM dengan Datum WGS 84,
- sedangkan untuk zona dan lintang selatan maupun lintang utara tergantung dari
daerah yang digambarkan oleh citra. Seperti pada gambar di bawah ini.

13) - Setelah terpilih proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator), selanjutnya


adalah memilih Datum.
- Klik pada tombol Datum, lalu akan muncul jendela Select Geographic Datum
lalu pilih WGS 84 setelah itu klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

14) - Selanjutnya klik Unit, lalu akan muncul jendela Select Projection Units.
- Pilih Meters kemudian klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

11
15) - Kemudian ubah Zone menjadi 49 (opsional sesuai dengan wilayah citra).
- Dan Ubah N menjadi S (opsional sesuai dengan letak lintang wilayah citra)
dengan cara klik pada lingkaran di sampingnya. Seperti pada gambar di bawah
ini.

16) Setelah itu, klik Choose untuk menentukan lokasi folder untuk menyimpan file hasil
layer stacking. Lalu akan muncul jendela Output Filename. Pada jendela ini,
pengguna dapat memilih lokasi folder yang diinginkan dan nama keluaran yang
akan disimpan. Pastikan lokasi folder dan nama file mudah diingat oleh pengguna
agar tidak lupa lokasinya jika akan memanggil kembali file hasil keluaran. Setelah
itu klik Open untuk menyimpan. Seperti pada gambar di bawah ini.

12
17) - Setelah semuanya sudah diatur, maka klik OK.
- Lalu tunggu prosesnya hingga selesai. Seperti pada gambar di bawah ini.

18) - Setelah prosesnya selesai, maka akan muncul hasil layer stacking pada jendela
Available Bands List.
- Terlihat bahwa hasil layer stacking didalamnya terdapat band – band yang
telah di-layer stacking dan map info. Seperti pada gambar di bawah ini.

13
11

3. Koreksi Radiometrik
Koreksi radiometrik dilakukan atas dasar untuk memperbaiki kualitas visual citra
sekaligus memperbaiki nilai – nilai piksel yangn tidak sesuai dengan nilai pantulan atau
pancaran spektral pada objek yang sebenarnya.
A. Koreksi Radiometrik Metode DOS (Dark Object Substraction) Secara Manual
Menggunakan Software ENVI Classic 5.3
Menurut Chavez Jr (1996), Koreksi DOS merupakan koreksi absolut dimana
nilai reflektan pada satelit dikonversi menjadi nilai surface reflectance dengan asumsi
bahwa terdapat objek yang mempunyai nilai pantulan mendekati nol persen (misalnya
bayangan, air jernih dalam, dan hutan lebat), meskipun demikian sinyal yang terekam
pada sensor dari objek tersebut merupakan hasil dari hamburan atmosfer yang harus
dihilangkan.
1) - Yang pertama kali dilakukan adalah memanggil file - file citra yang akan
dikoreksi. Citra yang digunakan sebagai contoh adalah citra dari Landsat 8.
- Buka folder yang berisi file – file citra Landsat 8 dan pilih file – file
tersebut.
- Kemudian klik open. Seperti pada gambar di bawah ini.

14
1) - Setelah file – file tersebut telah dipanggil, maka akan nampak daftar citra
Landsat 8 pada jendela Available Bands List,
- lalu pilih band 1 atau saluran 1 seperti dibawah ini.
-

2) - Selanjutnya, klik dua kali pada band 1 untuk membuka kenampakan


citra pada band 1.
- Setelah itu akan muncul tiga jendela yang berisi kenampakan citra
Landsat 8 band 1.
- Lalu klik kanan pada jendela tersebut, pilih Quick Stats untuk
memunculkan data statistik yang berupa grafik dan angka yang
dikandung dalam band 1. Seperti dibawah ini

3) - Selanjutnya, pada jendela ENVI Classic 5.3. Pilih menu Basic Tools,
- lalu pilih submenu Band Math untuk melakukan perhitungan koreksi
radiometric metode DOS. Seperti di bawah ini.

15
4) - Setelah itu akan muncul jendela Band Math.
- Lalu, masukan rumus Nomor Band dikurangi dengan angka pertama
setelah angka Nol pada jendela Quick Stats bagian Npts.
- Seperti di bawah ini, diketahui bahwa angka setelah Nol adalah 41.
Setelah dimasukkan rumusnya, lalu pilih Add to List dan pilih oke.

16
5) - Setelah itu, akan muncul jendela Variables to Bands Pairings.
- Rumus yang dimasukkan sebelumnya akan dikenali sebagai undefined
atau belum diketahui. Sepeti pada gambar di bawah ini.

6) - Setelah itu, pada kolom Available Bands List.


- Pilih band yang sedadng diproses, yaitu band 1. Maka status yang
undefined tadi akan berubah sesuai dengan band 1. Seperti pada gambar
di bawah ini.

17
7) Setelah itu, pilih Choose untuk menyimpan perubahan status tadi ke folder
yang diinginkan agar memudahkan dalam memanggil kembali file yang
tersimpan. Seperti gambar di bawah ini.

8) - Setelah itu, akan muncul jendela Output Filename.


- Beri nama yang sesuai dengan band yang diproses.
- Setelah diberi nama yang sesuai, klik open untuk menyimpan file ke
dalam folder yang diinginkan. Seperti pada gambar di bawah ini.

9) - Setelah file tersimpan, maka akan kembali ke jendela Variables to Band


Pairings.
- Setelah semuanya telah diatur, maka klik oke untuk menghasilkan band
citra yang telah terkoreksi radiometrik dengan metode DOS.

18
10) Setelah itu, akan muncul band 1 yang telah terkoreksi radiometrik metode
DOS pada jedela Available Bands List.

11) - Setelah itu, klik Display 1 yang ada di samping Load Dispplay.
- Setelah diklik akan muncul pilihan New Display, lalu klik.
- Setelah diklik, akan muncul jendela kosong berwarna hitam. Seperti
pada gambar di bawah ini.

19
12) - Setelah muncul jendela kosong berwarna hitam, maka selanjutnya
adalah meng-klik dua kali pada citra band 1 yang telah dikoreksi
sebelumnya.
- Setelah itu, citra band 1 yang terkoreksi akan muncul kenampakan
hasilnya pada jendela kosong berwarna hitam yang ada di sisi kanan
tadi.
- Jadi, jendela di sisi kiri adalah kenampakan citra band 1 yang belum
terkoreksi dan jendela di sisi kanan adalah kenampakan citra band 1
yang sdah terkoreksi dengan jendela yang bernama Band Math. Seperti
pada gambar di bawah ini.

13) - Setelah itu, klik kanan dan pilih Quick Stats pada jendela yang
menampilkan kenampakan citra band 1 yang sudah terkoreksi untuk
mengetahui perbedaan data statistiknya.
- Untuk citra yang sudah terkoreksi akan tampak tidak ada nilai 0 (Nol)
di bagian awal pada bagian Npts. Seperti gambar di bawah ini.

20
14) - Selanjutnya, untuk mempermudah dalam membandingkan antara citra
yang belum terkoreksi dengan yang sudah terkoreksi.
- Dilakukan dengan menyamakan kotak merah penunjuk lokasi pada
masing – masing jendela dengan cara mengaktifkan Link Displays.
- Klik kanan pada salah satu jendela, lalu pilih Link Displays. Seperti pada
gambar di bawah ini.

15) - Setelah itu, akan muncul jendela Link Displays yang berisi tentang
pengaturan yang diperlukan.
- Akan tetapi, biarkan secara default atau jangan diubah sama – sekali.
Lalu klik oke. Seperti pada gambar di bawah ini.

16) - Setelah itu, akan menghasilkan kotak merah penunjuk akan


menunjukkan lokasi yang sama di kedua jendela yang berisi kenampakan
citra band 1 yang belum terkoreksi dan citra band 1 yang sudah terkoreksi.
- Dengan begitu, untuk membandingkan perbedaan yang ada akan
menjadi lebih mudah. Seperti pada gambar di bawah ini.

21
B. Koreksi Radiometrik Metode TOA (Top of Atmosphere)
Koreksi radiometrik metode Top of Atmosphere (ToA) merupakan salah satu
koreksi radiometric yang bertujuan untuk memperbaiki nilai intensitas piksel akibat
variasi sudut penyinaran matahari ketika melakukan perekaman data (Indrianingrum,
2014).
Koreksi ini diperlukan untuk menyamakan pantulan objek pada waktu dan
daerah liputan yang berbeda sehingga ketika dimozaik objek tersebut memiliki nilai
pantulan dan tingkat kecerahan yang hampir sama. Metode koreksi ToA (Top of
Atmosphere) beracuan pada nilai reflektan dan sudut elevasi matahari yang dapat
diketahui melalui metadata citra landsat 8.
a. Langkah - langkah di bawah ini adalah mengenai proses koreksi radiometric
TOA dengan menggunakan data Reflectance atau TOA Reflectance dengan
cara manual menggunakan software ENVI Classic 5.3
1) - Yang pertama kali dilakukan adalah memanggil file - file citra
yang akan dikoreksi.
- Citra yang digunakan sebagai contoh adalah citra dari Landsat
8. Buka folder yang berisi file – file citra Landsat 8 dan pilih file
– file tersebut. Kemudian klik open.

22
2) - Setelah file – file tersebut telah dipanggil, maka akan nampak
daftar citra Landsat 8 pada jendela Available Bands List,
- lalu pilih band 1 atau saluran 1 seperti dibawah ini.

3) Setelah itu,, panggil file metadata dari citra Landsat 8 yang memiliki
akhiran nama MTL dan berekstensi .txt. Seperti gambar di bawah
ini.

4) - Setelah itu, buka file metadata Landsat 8 tersebut.


- Dan drag semua informasi yang ada untuk disalin di aplikasi
Microsoft Word untuk mempermudah dalam membaca
informasi yang ada. Seperti pada gambar di bawah ini.

23
5) Setelah itu,, pada jendela ENVI Classic 5.3, pilih menu Basic Tools
akan muncul beberapa menu dan pilih Band Math untuk melakukan
kalkulasi koreksi radiometrik ToA. Seperti pada gambar di bawah
ini.

6) Setelah itu, lakukan prosedur Band Math dengan menggunakan


persamaan yang digunakan oleh USGS Pλ = MP Qcal + AP dimana
:
- Lλ adalah radian spektral pada sensor (W/(m2.sr.μm)
- Qcal adalah nilai piksel (DN)
- MP adalah konstanta rescalling (
REFLECTANCE_MULT_BAND_x, di mana x adalah band
yang digunakan)
- AP adalah konstanta penambah (
REFLECTANCE_ADD_BAND_x, di mana x adalah band yang
digunakan)
Untuk data Refectance yang dibutuhkan, dapat ditemukan pada
metadata yang telah dicopy ke Ms.Word. Sehingga, pada ENVI
persamaan untuk koreksi reflektan (Pλ) dapat ditulis :
(0.2*B1+(0.100000))
B1 adalah adalah citra Qcal dengan nilai piksel (DN). Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

24
7) - Selanjutnya, akan muncul jendela Variables to Bands Pairings.
- Rumus yang dimasukkan sebelumnya akan dikenali sebagai
undefined atau belum diketahui. Seperti pada gambar di bawah ini.

8) - Setelah itu, pada kolom Available Bands List. Pilih band yang
sedadng diproses, yaitu band 1.
- Maka status yang undefined tadi akan berubah sesuai dengan
band 1. Seperti pada gambar di bawah ini.

9) Setelah itu, pilih Choose untuk menyimpan perubahan status tadi ke


folder yang diinginkan agar memudahkan dalam memanggil
kembali file yang tersimpan. Seperti gambar di bawah ini.

25
10) - Setelah itu, akan muncul jendela Output Filename.
- Beri nama yang sesuai dengan band yang diproses.
- Setelah diberi nama yang sesuai, klik open untuk menyimpan file
ke dalam folder yang diinginkan. Seperti pada gambar di bawah
ini.

11) - Setelah file tersimpan, maka akan kembali ke jendela Variables


to Band Pairings.
- Setelah semuanya telah diatur, maka klik oke untuk
menghasilkan band citra yang telah terkoreksi radiometrik
dengan metode ToA Reflectance.

12) Setelah itu, akan muncul band 1 yang telah terkoreksi radiometrik
metode ToA Reflectance pada jedela Available Bands List.

26
13) - Setelah itu, klik dua kali pada citra yang sudah terkoreksi dan
klik Display #1 yang ada di samping Load Dispplay.
- Setelah diklik akan muncul pilihan New Display, lalu klik.
- Setelah diklik, akan muncul jendela kosong berwarna hitam.
- New Display tersebut akan berubah menjadi Display 2
- Klik dua kali pada band yangn sudah dikoreksi
- Lalu klik dua kali pada band yang belum dikoreksi Seperti pada
gambar di bawah ini.

27
14) - Setelah itu, untuk melakukan perbandingan dengan citra yang
belum dikoreksi.
- Maka, panggil kembali citra tersebut setelah itu klik segitia arah
bawah yang adad di samping Display #1 lalu pilih New Display.
- Setelah itu, pilih salah satu band citra yang sudah dikoreksi
dengan metode TOA.
- Setelah muncul, klik kanan pada jendela yang menampilkan citra
lalu pilih Quick Stats untuk memunculkan data statistik pada
citra.
- Lakukan hal tersebut pada citra yang belum dikoreksi maupun
TOA untuk mengetahui perbedaan data statistik pada dua
tersebut. Seperti pada gambar di bawah ini.

Sebelum Dikoreksi Setelah Dikoreksi

15) - Selanjutnya, untuk mempermudah dalam membandingkan


antara citra yang belum terkoreksi dengan yang sudah terkoreksi.
- Dilakukan dengan menyamakan kotak merah penunjuk lokasi
pada masing – masing jendela dengan cara mengaktifkan Link
Displays.
- Klik kanan pada salah satu jendela, lalu pilih Link Displays.
Seperti pada gambar di bawah ini.

28
16) - Setelah itu, akan muncul jendela Link Displays yang berisi
tentang pengaturan yang diperlukan.
- Akan tetapi, biarkan secara default atau jangan diubah sama –
sekali.
- Lalu klik oke. Seperti pada gambar di bawah ini.

17) - Setelah itu, akan menghasilkan kotak merah penunjuk akan


menunjukkan lokasi yang sama di kedua jendela yang berisi
kenampakan citra band 1 yang belum terkoreksi dan citra band 1
yang sudah terkoreksi.
- Dengan begitu, untuk membandingkan perbedaan yang ada akan
menjadi lebih mudah. Seperti pada gambar di bawah ini.

29
b. Langkah - langkah di bawah ini adalah mengenai proses koreksi
radiometric TOA dengan menggunakan data Reflectance atau TOA
Reflectance dengan cara otomatis minimal menggunakan software
ENVI 5.1 dengan bit yang sesuai dengan sistem operasi perangkat
yang digunakan. Akan tetapi, untuk saat ini menggunakan ENVI 5.3.
Berikut langkah – langkahnya.
1) - Pertama – tama, buka aplikasi ENVI 5.3. Seperti pada gambar di
bawah ini.

2) - Setelah itu, pilih File > Open As > Landsat > GeoTIFF with
Metadata. Seperti pada gambar di bawah ini.

30
3) - Selanjutnya, akan muncul jendela Open.
- Pilih file dengan nama berakhiran MTL yang berformat .txt. Klik
Open. Seperti pada gambar di bawah ini.
-

4) - Setelah itu, akan muncul citra Landsat 8 pada jendela ENVI 5.3.
- Untuk dapat menggeser – geser citra, maka ubah kursor dari yang
semula select menjadi pan. Seperti pada gambar di bawah ini.

Select Pan

31
5) - Setelah itu, lakukan koreksi dengan menggunanakn tool yang
bernama Radiometric Calibration pada folder Radiometric
Correction yang ada pada menu Toolbox.
- Pada bisa langsung dicari pada kolom Search the toolbox.
Seperti pada gambar di bawah ini.

6) - Selanjutnya akan muncul jendela File Selection, pada kolom Select


Input File pilih file yang nama akhirnya Multispectral.
- Supaya semua band pada Landsat 8 terkoreksi. Setelah itu klik OK.
Seperti ada gambar di bawah ini.

32
7) - Setelah itu, akan muncul jendela Radiometric Calibration.
- Pada kolom Calibration Type, ubah yang semula Radiance menjadi
Reflectance. Untuk yangn lainnya, biarkan secara default atau
aslinya. Seperti pada gambar di bawah ini.

8) Selanjutnya pilih lokasi folder untuk menyimpan file citra hasil


koreksi dengan mengeklik tiga titik yang ada di samping kolom
Output Filename. Seperti pada gambar di bawah ini.

33
9) - Setelah itu, akan muncul jendela Select Output Filename.
- Pastikan dalam memilih untuk menyimpan dan memberi nama
file citra hasil koreksi mudah diingat agar mudah jika akan
memanggil atau menggunakan file hasil koreksi.
- Lalu klik Open. Seperti pada gambar di bawah ini.

10) - Pada kolom Output Filename, akan terlihat sudah terisi lokasi
dimana file citra hasil koreksi disimpan.
- Setelah semuanya diatur, selanjutnya kli OK untuk memproses
koreksi. Seperti pada gambar di bawah ini.

11) - Setelah proses koreksi selesai, maka pada bagan Layer Manager
akan terlihat layer baru dengan nama yang diberikan file citra hasil
koreksi.

34
- Terlihat bahwa citra hasil koreksi tampak lebih terang daripada citra
yang belum dikoreksi. Seperti pada gambar di bawah ini.

Citra yang Sudah Dikoreksi

Citra yang Belum Dikoreksi

c. Langkah - langkah di bawah ini adalah mengenai proses koreksi radiometric


TOA dengan menggunakan data Reflectance atau TOA Reflectance dengan
cara manual menggunakan software ArcGIS 10.4.1 sebagai sistem pengolah
citra.
1) Pertama – tama, buka terlebih dahulu aplikasi ArcMap 10.4.1. Seperti
pada gambar di bawah ini.

35
2) - Selanjutnya akan muncul jendela aplikasi ArcMap 10.4.1.
- Klik New Maps lalu pilih Blank Map klik OK .Seperti pada gambar
di bawah ini.

3) - Selanjutnya klik menu Add Data untuk memanggil citra Landsat 8


yang akan dikoreksi.
- Pilih file band citra yang akan dikoreksi dengan nama akhiran .MTL
. Lalu klik Add. Seperti pada gambar di bawah ini.

36
4) Setelah itu akan muncul penampakan citra pada aplikasi ArcMap 10.4.1.
Seperti pada gambar di bawah ini.

5) - Selanjutnya, klik pada menu Search.


- Kemudian akan muncul jendela Search.
- Ketikkan Raster Calculator pada kolom Search, pada bagan hasil
pencarian pilih Raster Calculator (Spatial Analyst) untuk memulai
koreksi ToA.

37
6) - Selanjutnya klik tool Raster Calculator, akan muncul jendela Raster
Calculator.
- Pada tool ini berfungsi untuk memasukkan rumus – rumus atau
formula untuk melakukan operasi koreksi ToA. Seperti pada gambar di
bawah ini.

7) Rumus atau formula yang digunakan untuk operasi koreksi ToA adalah
sebagai berikut :
𝜌𝜆΄ = 𝑀𝑝 ∗ 𝑄𝑐𝑎𝑙 + 𝐴𝑝
Keterangan :

• 𝜌𝜆΄ = TOA Planetary Spectral Ref. without correction for solar


angle (unitless)
• Mp = Ref. multiplicative scaling factor for the band
• Ap = Ref. additive scaling factor for the band
• Qcal = Level 1 pixel value in DN
Dan elevasi matahari, sebagai berikut :
𝜌𝜆 = 𝜌𝜆΄/(sin 𝜃)
Keterangan :
• 𝜌𝜆= TOA Planetary Spectral Ref. (unitless). Corrected.
• 𝜃 = Sun elevation angle
Sehingga dalam Raster Calculator dapat dituliskan sebagai berikut

((“band_name"*2.0000E-05)-0.100000)/(Sin(59.00559648*
3.1459/180))

8) - Masukkan rumus ke dalam kolom yang disediaka untuk mengisi


rumus.
- Pastikan setiap variabel pada rumus diambil melalui yang sudah
disediakan dalam jendela Raster Calculator.
- Misalnya untuk Band Name dapat diambil pada kolom Layers and
Variables dan Sin dapat diambil pada kolom yang berisi macam –
macam simbol.

38
- Setelah rumus dimasukkan, klik OK. Seperti pada gambar di bawah
ini.

9) Setelah proses selesai, maka akan muncul layer baru pada bagan Table
of Contents. Seperti pada gambar di bawah ini.

10) Untuk dapat membandingkan citra yang sudah dikoreksi denga yang
belum dikoreksi dapat menggunakan Image Analyst pada menu
Windows. Seperti pada gambar di bawah ini.

39
11) - Selanjutnya akan muncul pop up atau jendela kecil Imaage Analyst.
- Klik tombol Swipe Layer agar dapat melihat perbandingan antara
citra yang belum dikoreksi dengan yang sudah dikoreksi.
- Jika kursor diarahkan ke dalam map face akan berubah bentuk
menjadi segitiga dua arah, pada saat inilah perbandingan
kenampapkan citra dapat terhitan dengan cara mengklik kiri tahan
sambil menggeser mouse atau tetikus ke arah atas maupun bawah.
Seperti pada gambar di bawah ini.

4. Koreksi Geometrik
Menurut Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil
penginderaan jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk,
skala dan proyeksi. Transforamasi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan
kembali posisi pixel sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang tertransformasi
dapat dilihat gambaran objek di permukaan bumi yang terekam sensor. Pengubahan
bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran genjang merupakan hasil
transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital mentah (langsung hasil
perekaman satelit), dan merupakan koreksi kesalahan geometric sistematik.

Di bawah ini adalah langkah – langkah untuk melakukan koreksi geometrik


dengan menggunakan software ENVI Classic 5.3 sebagai sistem pengolahannya.

40
1) Pertama – tama, buka terlebih dahulu aplikasi ENVI Classic 5.3. Seperti
pada gambar di bawah ini.

2) Setelah muncul jendela ENVI Classic 5.3, arahkan kursor tetikus ke


bagian windows dan akan muncul beberapa pilihan. Lalu pilih Available
Bands List, seperti dibawah ini.

3) Setelah itu akan muncul jendela Available Band List seperti di bawah
ini.

41
4) - Setelah muncul jendela Available Bands List, selanjutnya kursor
tetikus atau mouse ke menu File dan akan muncul beberapa pilihan.
- Pilih Open Image File. Seperti pada gambar di bawah ini.

5) - Selanjutnya panggil file citra Landsat 8 yang sudah di-Layer Stacking


sebagai yang akan dikoreksi, dan file – file citra Landsat 7 yang sudah
dikoreksi dan akan digunakan sebagai patokan untuk mengkoreksi atau
membuat GCP (Ground Control Point). Seperti pada gambar di bawah
ini.

Membuka Layer Stacking Membuka Citra Landsat 7


Citra Landsat 8

- Kemudian pada jendela Available Bands List akan terlihat citra


Landsat 8 Layer Stacking dan Landsat 7. Seperti pada gambar di
bawah ini.

42
6) - Selanjutnya buka citra Landsat 8 dan Landsat 7 secara komposit.
- Komposit citra Landsat 8 Layer Stacking yang digunakan adalah
band 4,3,2 atau natural color pada Display 2, sedangkan citra
Landsat 7 sesuai dengan warna band yang ada pada Display 1.
Seperti pada gambar di bawah ini.

Komposit Citra Landsat 7 Pada Display 1

43
Komposit Citra Landsat 8 Layer Stacking
Pada Display 2

7) - Sebelum ke langkah selanjutnya, harus membuka kedua citra tersebut.


- Selanjutnya, pada jendela ENVI CLASSIC 5.3 pilih menu Map >
Registration > Select GCPs Image to Image. Seperti pada gambar
di bawah ini.

8) - Selanjutnya, pada jendela Image to Image Registration, bagian Base


Map pilih jendela Display yang memuat citra yang dijadikan patokan,
dalam praktikum ini menggunakan Display 1 yang memuat citra
Landsat 7.
- Dan Warp Image pilih Display 2 yang memuat citra Landsat 8. Lalu
klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

44
9) - Selanjutnya akan muncul jendela Ground Control Points Selection.
- Pada jendela ini dapat memberi titik GCP dengan mengeklik tombol
Add Point.
- Klik kanan pada jendela penampil citra, pilih Geographic Link
untuk mempermudah dalam mencari titik yang sama pada dua citra
yang memiliki resolusi spasial yang berbeda
- Dalam memberi titik GCP pengguna harus memberi titik pada lokasi
yangn sama dalam dua citra dengan mempertimbangkan tingkat
RMS Error yang berupa beberapa digit angka, RMS Error akan
muncul ketika titik GCP minimal 5 titik.
- Sedangkan jumlah minimal titik GCP keseluruhan adalah 20 titik.
Standar RMS Error untuk titik GCP fmaksimal sebesar 1. Semakin
kecil RMS Error, maka semakin bagus koreksi geometrik.
- Objek pada citra yang dapat diberi titik adalah pertemuan sungai
atau persimpangan jalan, karena dua objek tersebut tidak mengalami
perubahan. Seperti pada gambar di bawah ini.

10) Jika saat memberi titik GCP melakukan kesalahan titik atau RMS Error
yang dihasilkan terlalu besar atau lebih dari 1, maka dilakukan
penghapusan titik GCP dengan cara mengeklik tombol Delete Last

45
Points untuk menghapus titik terakhir yang baru diberikan. Seperti pada
gambar di bawah ini.

Sebelum Delete Last Point Sesudah Delete Last Point

11) - Jika akan melakukan penghapusan titik yang berada di tengah -


tengah daftar, dapat dilakukan dengan cara mengeklik menu Show List
untuk memunculkan jendela Image to Image GCP List yang berisi daftar
titik.
- Pilih salah satu titik GCP yang akan dihapus, lalu klik menu Delete.
Seperti pada gambar di bawah ini.

Sebelum Delete Sesudah Delete

12) - Setelah membuat GCP, langkah selanjutnya adalah menyimpan hasil.


- Pada jendela Ground Control Points Selection,
- pilih menu file > Save GCPs to ASCII > Setelah itu muncul jendela
Output Registration Points > pilih Choose.
- Setelah itu akan muncul jendela Output Filename, pilih lokasi
folder dan nama file yang mudah diingat,
- lalu klik Open > Pada jendela Ground Control Points Selection
kolom Enter Output Filename [.pts] terisi jalur tersimpannya file
hasil GCP. Setelah itu klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

46
13) - Setelah memberi titik GCP, selanjutnya adalah memproses koreksi
geometrik.
- Pada jendela ENVI Classic 5.3, pilih menu Map > Registration >
Warp From GCPs: Image to Image. Seperti pada gambar di bawah
ini.

14) - Setelah itu, masukkan file hasil memberi titik GCP yang berformat
.pts.
- Akan muncul jendela Enter GCP Filename, lalu klik Open. Seperti
pada gambar di bawah ini.

47
15) - Setelah itu akan muncul jendela Input Warp Image, pilih file citra
yang akan dikoreksi.
- Dalam praktik ini yang digunakan adalah Layer Stacking Landsat
8. Lalu klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

16) - Setelah memasukkan Warp Image, selanjutnya memasukkan Base


Map yang dalam praktikum ini adalah citra Landsat 7 dengan nama
p120xxx.
- Lalu klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

48
17) - Setelah itu akan muncul jendela Registration Parameters.
- Klik menu Choose untuk memilih folder dan menamai file hasil
koreksi.
- Selanjutnya akan muncul jendela Output Filename lalu klik Open.
- Pastikan lokasi folder dan nama yang mudah diingat. Seperti pada
gambar di bawah ini.

18) - Untuk yang lainya pada jendela Registration Parameter biarkan apa
adanya.
- Setelah semuanya sudah diatur, pada kolom Enter Output Filename
terisi jalur folder tempat file hasil koreksi tersimpan.
- Lalu klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

49
19) - Setelah itu, akan muncul progres dari proses koreksi geometrik.
- Pada progres ini membutuhkan waktu yang cukup lama,
tergantung dari kemampuan perangkat masing – masing
pengguna. Seperti pada gambar di bawah ini.

20) - Setelah progres selesai, citra hasil koreksi akan muncul pada jendela
Available Bands List. Seperti pada gambar di bawah ini.

50
Untuk mencoba membuka hasil koreksi geometrik dapat dilakukan dengan cara
mengkompositkan band, sebagai contoh komposit band 4,3,2. Dalam melakukan
koreksi geometrik, dapat dilakukan dengan menggunakan citra yang sudah dikoreksi
radiometrik dengan metode ToA maupun DOS, karena sesuai dengan urutannya
sebelum melakukan koreksi geometrik harus melalui proses koreksi radiometrik
terlebih dahulu.

5. Pemotongan Citra/Cropping

Pemotongan citra atau cropping dilakukan agar membatasi wilayah kajian dan
memberikan efektivitas dalam mengolah citra satelit. Logikanya adalah jika citra yang
diolah tidak dipotong, maka dalam melakukan klasifikasi multispektral akan
menghasilkan akurasi yang tidak akurat karena wilayahnya belum dibatasi sesuai
dengan wilayah yang dikaji. Akan tetapi jika citra yang diolah dilakukan pemotongan
citra, maka dalam melakukan klasifikasi multispektral akan menghasilkan akurasi yang
akurat karena wilayahnya sudah dibatasi dengan cara pemotongan citra sesuai dengan
wilayah yangn dikaji.

Dalam melakukan pemotongan citra atau cropping menggunakan software


ArcMap 10.4.1 dan ENVI Classic 5.3.

A. Di bawah ini adalah langkah – langkah pemotongan citra atau cropping dengan
menggunakan software ENVI Classic 5.3.
1) - Buka aplikasi ENVI Classic 5.3 versi 64bit atau 32bit tergantung pada
komputer atau laptop yang digunakan terpasang Windows x86 (32bit) atau
x64(64bit),
- setelah itu akan memunculkan jendela ENVI Classic 5.3 seperti di
bawah ini

2) - Setelah muncul jendela ENVI Classic 5.3, arahkan kursor tetikus ke


bagian windows dan akan muncul beberapa pilihan.
- Lalu pilih Available Bands List, seperti dibawah ini.

51
3) - Setelah itu akan muncul jendela Available Band List seperti di bawah ini.

4) - Setelah muncul jendela Available Bands List, selanjutnya kursor tetikus


atau mouse ke menu File dan akan muncul beberapa pilihan.
- Pilih Open Image File. Seperti pada gambar di bawah ini.

5) - Panggil file – file citra Landsat 8 yang sudah terkoreksi secara geometrik.
- Lalu klik Open. Seperti pada gambar di bawah ini.

52
6) - Setelah dipanggil file-nya, akan muncul pada jendela Available Bands List.
Seperti pada gambar di bawah.

7) - Buka salah satu band dari citra Landsat 8 yang sudah dikoreksi geometrik.
- Sebagai contohnya adalah band 1, buka secara Gray Scale atau hitam
putih setelah itu klik Load Band. Seperti pada gambar di bawah ini.

8) - Selanjutnya, pada jendela yang menampilkan band 1 pilih menu Overlay


> Vectors. Seperti pada gambar di bawah ini.

53
9) - Selanjutnya akan muncul jendela Vector Parameters : Cursor Query.
Seperti pada gambar di bawah ini.

10) - Selanjutnya adalah memasukkan file .shp ke dalam ENVI Classic 5.3
- Akan tetapi, perlu disamakan terlebih dahulu sistem koordinat yang
digunakan pada file .shp tersebut dengan sistem koordinat pada citra
yang akan dipotong. Citra yang akan dipotong memiliki sistem
koordinat WGS 1984 UTM Zone 49.
- Untuk menyamakan sistem koordinat menggunakan software ArcMap
10.4.1
- Pada software ArcMap 10.4.1. Panggil file .shp. Sebagai contoh Shp
wilayah Kab. Purworejo. Seperti pada gambar di bawah ini.

54
- Klik menu Search. Seperti pada gambar di bawah ini.

- Ketikkan Project. Seperti pada gambar di bawah ini.

- Pilih Project (Data Management Tool). Seperti pada gambar di bawah


ini.

- Akan muncul jendela Project, klik segitiga ke bawah pada kolom Input
Datasets or Features Class.
- Pilih purworejo. Seperti pada gambar di bawah ini.

55
- Klik logo folder yang ada di samping kolom Output Datasets or
Features Class. Seperti pada gambar di bawah ini.

- Muncul jendela Output Datasets or Features Class, pilih lokasi folder


dan beri nama yang mudah diingat. Seperti pada gambar di bawah ini.

- Klik logo yang ada di samping kolom Output Coordinate System.


Seperti pada gambar di bawah ini.

56
- Akan muncul jendela Spatial Reference Properties.
- Pilih Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 > Southern
Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49S. Seperti pada gambar di bawah
ini.

- Jika sudah diatur semua, pada jendela Project klik OK. Seperti pada
gambar di bawah ini.

- Tunggu prosesnya, hingga muncul hasilnya pada bagian layer. Seperti


pada gambar di bawah ini.

57
11) - Kembali ke software ENVI Classic 5.3. muncul jendela Vector
Parameters : Cursor Query
- klik menu File > Open Vector File. Seperti pada gambar di bawah ini.

12) - Muncul jendela Select Vector Filename > pilih file .shp yang sudah
disamakan koordinatnya sudah disamakan sebelumnya > klik Open. Seperti
pada gambar di bawah ini.

13) - Muncul jendela Import Vector Files Parameters,


- pilih > Choose > muncul jendela Output Filename > pilih folder dan
beri nama yang mudah diingat pada file .evf > klik Open. Seperti pada
gambar di bawah ini.

58
14) - Kembali ke jendela Import Vector Files Parameters. Jika semua sudah
diatur, klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

15) - Pada jendela Scroll, akan muncul polygon wilayah Kabupaten Purworejo.
Seperti pada gambar di bawah ini.

16) - Selanjutnya pada jendela jendela Vector Parameters : Cursor Query,


- klik menu File > Export Active Layer Layer to ROIs. Seperti pada
gambar di bawah ini.

59
17) - Selanjutnya muncul jendela Export EVF Layer to ROIS. Seperti pada
gambar di bawah ini.

18) - Pada jendela Export EVF Layer to ROIS, pilih Convert all recored an EVF
layer to one ROI.
- Lalu klilk OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

19) - Selanjutnya pada jendela ENVI Classic 5.3, pilih menu Basic Tools >
Region of Interest > ROI Tool. Seperti pada gambar di bawah ini.

20) - Selanjutnya akan muncul jendela #1 ROI Tool.


- Dan kenampakan citra pada jendela Scrool dengan wilayah Kabupaten
Purworejo berubah warna menjadi putih. Seperti pada gambar di bawah
ini.

60
21) - Selanjutnya pada jendela #1 ROI Tool, klik menu File > Subset Data via
ROIs. Seperti pada gambar di bawah ini.

22) - Akan muncul jendela Select Input File to Subset via ROI.
- Pada kolom Select Input File, pilih band yang citranya akan dipotong.
- Klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

23) - Selanjutnya muncul jendela Spatial Subset via ROI Parameters.


- Pada kolom Select Input ROIs, pilih ROI yang akan diproses. Seperti pada gambar
di bawah ini.

61
24) - Selanjutnya klik menu Choose untuk menyimpan hasil pemotongan citra.
- Lalu muncul jendela Output Filename, pastikan letakkan pada folder
dan beri nama yang mudah diingat.
- Klik Open. Seperti pada gambar di bawah ini.

25) - Pada jendela Spatial Subset via ROI Parameters semuanya sudah diatur,
- klik OK untuk memproses pemotongan citra. Seperti pada gambar di
bawah ini.

62
26) S- etelah proses pemotongan citra selesai, hasilnya akan muncul pada
jendela Available Bands List. Seperti pada gambar di bawah ini.

27) - Untuk melihat hasil pemotongan citra, klik pada salah satu band > Load
Band untuk melihat hasilnya. Seperti pada gambar di bawah ini.

Pada hasil pemotongan citra terlihat bahwa yang ditampilkan adalah hanya
wilayah yang diinginkan atau sesuai dengan .shp atau polygon Kabupaten Purworejo
sebagai contoh. Langkah – langkah di atas menggunakan citra Landsat 8 yang sudah
di-Layer Stacking. Pemotongan citra dapat dilakukan dengan citra yang belum di-Layer
Stacking. Pada saat membuka citra yang akan diproses, pilih salah satu citra Landsat 8
yang masih terpisah dan sudah terkoreksi geometrik. Contohnya B1. Seperti Pada
gambar di bawah ini.

63
B. Di bawah ini adalah langkah – langkah pemotongan citra atau cropping dengan
menggunakan software ArcMap 10.4.1. Dengan menggunakan software ini, citra
yang digunakan adalah citra yang sudah dikoreksi secara geometrik, akan tetepi
untuk bisa dibuka ke ArcMap 10.4.1. rename terlebih dahulu file citra yang sudah
terkoreksi tersebut dan beri nama akhiran .tif dibelakangnya. Seperti Pada gambar
di bawah ini.

1) - Pertama – tama, buka terlebih dahulu aplikasi ArcMap 10.4.1. Seperti pada
gambar di bawah ini.

64
2) - Selanjutnya akan muncul jendela aplikasi ArcMap 10.4.1.
- Klik New Maps lalu pilih Blank Map klik OK .Seperti pada gambar di
bawah ini.

3) - Selanjutnya klik menu Add Data untuk memanggil citra Landsat 8 yang akan
dipotong.
- Pilih file band citra yang sudah dikoreksi secara geometrik, sebagai contoh
B1.
- Lalu klik Add.

- Selanjutnya akan muncul jendela Create Pyramids, klik Yes. Seperti pada
gambar di bawah ini.

65
4) – Selanjutnya masukkan shapefile atau file berformat .shp wilayah yang
diinginkan dan sudah disamakan sistem koordinatnya dengan citra yang akan
dipotong, sebagai contoh wilayah Kab. Purworejo.
- Klik Add. Seperti pada gambar di bawah ini.

5) - Setelah itu pada Map Face di jendela ArcMap 10.4.1. terlihat file shapefile
.shp dan citra yang akan dipotong. Seperti pada gambar di bawah ini.

66
6) – Selanjutnya klik menu Search, lalu akan muncul jendel Search.
- Pada jendela Search ketikkan “Clip”.
- Akan muncul beberapa hasil pencarian, pilih Clip (Data Management).
Seperti pada gambar di bawah ini.

7) – Setelah Clip (Data Management) diklik, akan muncul jendela Clip.


- Pada kolom Input Raster, isikan dengan nama band yang sesuai pada layer.

- Kolom Output Extent isikan dengan file shapefile .shp wilayah yang
diinginkan, sebagai contoh Kab. Purworejo.

67
- Centang kotak Use Input Features for Clipping Geometry (optional).

- Klik logo folder disamping kolom Output Raster Dataset untuk menyimpan
hasil pemotongan citra.

- Selanjutnya akan muncul jendela output Raster Dataset. Pilih folder dan
beri nama yang mudah diingat.

- Setelah semua diatur, klik OK untuk memproses

68
- Setelah proses selesai, akan muncul Layer baru.

- Nonaktifkan layer citra B1 Geometrik yang belum diproses untuk mengetahui


hasilnya.

- Ubah warna pada Layer shapefile Purworejo agar dapat melihat citra Landsat 8
yang sudah dipotong.
- Klik kotak warna pada Layer shapefile
- Lalu akan muncul jendela Symbol Selector.

69
- Pada jendela Symbol Selector, klik pada Fill Color pilih No Color.

- Setelah itu, klik OK.

- Lalu akan nampak B1 Geometrik yang sudah dipotong.

70
6. Klasifikasi Multispektral

Klasifikasi citra digital merupakan proses pengelompokan piksel ke dalam kelas-


kelas tertentu. Hal ini sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam klasifikasi
multispektral ialah bahwa setiap objek dapat dibedakan dari yang lainnya berdasarkan
nilai spektralnya (Projo Danoedoro,1996) Bertujuan untuk menghasilkan peta tematik,
dimana tiap warna mewakili sebuah objek, misalkan hutan laut, sungai, sawah dan lain-
lain (Agus Zainal Arifin dan Aniati Murni 2007). Hasil dari proses klasifikasi adalah
peta tutupan lahan Peta penutup lahan memuat informasi kelas tutupan lahan yang ada
disuatu unit area Tingkat kedetailan informasi peta tutupan lahan yang biasa dihasilkan
dari klasifikasi citra satelit amat tergantung pada tujuan utama pembuatan peta, resolusi
citra, pengenalan lapang, hardware dan keterampilan pengguna.

Ada 2 Metode dalam klasifikasi yaitu KlasifikasiTerbimbing (Supervised


Classification) dan Klasifikasi Tidak Terbimbing (Unsupervised Classification)

A. Unsupervised
Klasifikasi citra digital merupakan proses pengelompokan piksel ke dalam
kelas-kelas tertentu. Hal ini sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam
klasifikasi multispektral ialah bahwa setiap objek dapat dibedakan dari yang
lainnya berdasarkan nilai spektralnya (Projo Danoedoro,1996) Bertujuan untuk
menghasilkan peta tematik, dimana tiap warna mewakili sebuah objek,
misalkan hutan laut, sungai, sawah dan lain-lain (Agus Zainal Arifin dan Aniati
Murni 2007). Hasil dari proses klasifikasi adalah peta tutupan lahan Peta
penutup lahan memuat informasi kelas tutupan lahan yang ada disuatu unit area
Tingkat kedetailan informasi peta tutupan lahan yang biasa dihasilkan dari
klasifikasi citra satelit amat tergantung pada tujuan utama pembuatan peta,
resolusi citra, pengenalan lapang, hardware dan keterampilan pengguna.

a. Berikut adalah langkah – langkah untuk melakukan klasifikasi multispektral


unsupervised menggunakan software ENVI Classic 5.3
1) - Buka aplikasi ENVI Classic 5.3 versi 64bit atau 32bit tergantung pada
komputer atau laptop yang digunakan terpasang Windows x86 (32bit) atau
x64(64bit),
- setelah itu akan memunculkan jendela ENVI Classic 5.3 seperti di
bawah ini

2) Setelah muncul jendela ENVI Classic 5.3, arahkan kursor tetikus ke bagian
windows dan akan muncul beberapa pilihan. Lalu pilih Available Bands
List, seperti dibawah ini.

71
3) - Setelah itu akan muncul jendela Available Band List seperti di bawah ini.

4) - Setelah muncul jendela Available Bands List, selanjutnya kursor tetikus


atau mouse ke menu File dan,
- akan muncul beberapa pilihan. Pilih Open Image File.

72
5) – Panggil salah satu citra Landsat 8 yang sudah terkoreksi geometrik dan
sudah dipotong sesuai dengan waerah yang diinginkan, sebagai contoh
adalah band 1(B1). Seperti pada gambar di bawah ini.

6) – Setelah itu, pada jedela ENVI Classic 5.3, pilih menu Classification >
Unsupervised > IsoData. Seperti pada gambar di bawah ini.

7) – Setelah itu muncul akan jendela Classification Input File .


- Pada kolom Select Input File pilih citra yang akan diolah.
- Klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

73
8) - Selanjutnya akan muncul jendela ISODATA Parameters.

- Pada kolom Number of Classes, Min dan Max dapat diisikan sesuai
dengan kebutuhan. Akan tetapi, sebaiknya untuk yang kolom Max
tetapkan 10, dan Min bisa diubah sesuai dengan kebutuhan.

- Pilih Choose untuk memilih folder dan beri nama yang mudah
diingat agar file hasil proses dapat mudah dipanggil.
- Muncul jendela Output Filename, beri nama.
- Klik Open.

9) – Pada jendela ISODATA Parameters sudah diatur semua, klik OK.


- Akan muncul jendela proses yang berjalan, tunggu hingga selesai.
Seperti pada gambar di bawah ini.

74
10) - Setelah proses selesai, pada jendela Available Bands List akan terlihat
hasilnya. Seperti pada gambar di bawah ini.

11) - Untuk melihat hasilnya, klik kanan dua kali pada citra hasil proses
tersebut
- Lalu akan nampak citra. Seperti pada gambar di bawah ini.

75
b. Berikut adalah langkah – langkah untuk melakukan klasifikasi multispektral
unsupervised menggunakan software ArcMap 10.4.1.
1) Pertama – tama, buka terlebih dahulu aplikasi ArcMap 10.4.1. Seperti pada
gambar di bawah ini.

2) - Selanju-tnya akan muncul jendela aplikasi ArcMap 10.4.1.


- Klik New Maps lalu pilih Blank Map klik OK .Seperti pada gambar di bawah
ini.

3) – Selanjutnya klik Add Data untuk memanggil salah satu citra Landsat 8 yang
sudah dipotong dengan daerah yang diinginkan
- Pilih file band citra yang sudah dikoreksi secara geometrik, sebagai contoh
B1. Akan tetapi, rename terlebih dahulu seperti pada langkah cropping
menggunakan ArcMap 10.4.1.
- Lalu klik Add.

76
- Selanjutnya akan muncul jendela Create Pyramids, klik Yes. Seperti
pada gambar di bawah ini.

4) – Klik menu Search untuk memunculkan jendela Search

- Pada jendela Search, ketikkan Iso Cluster Unsupervised Classification.


- Pada kolom yang menampilkan hasil, pilih Iso Cluster Unsupervised
Classification. Seperti pada gambar di bawah ini.

77
5) – Setelah itu akan muncul jendela Iso Cluster Unsupervised Classification.

- Pada kolom Input Raster Bands, isikan citra yang akan diproses.

- Pada kolom Number of Classes, isikan kelas yang diinginkan. Akan tetapi,
patokannya adalah 10 – 100 kelas. Contohnya ada 10 kelas.

- Setelah itu, pilih logo folder untuk menyimpan hasilnya.


- Akan muncul jendela Output Classified Raster. Letakkan pada folder dan beri
nama yang mudah diingat.
- Klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

78
- Klik logo folder di samping kolom Output Signature File (optional).
- Akan muncul jendela Save as. Letakkan pada folder dan beri nama yang mudah
diingat.
- Klik Save. Seperti pada gamabr di bawah ini.

- Setelah itu, pada jendela Iso Cluster Unsupervised Classification jika sudah
diatur semua klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

- Setelah proses selesai, akan nampak hasil citra yang sudah terklasifikasi. Seperti
pada gambar di bawah ini.

79
Warna hasil klasifikasi bisa diubah sesuai dengan interpretasi pengguna.

B. Supervised
Klasifikasi terbimbing (supervised classification), merupakan metode yang
dipandu dan dikendalikan sebagian besar atau sepenuhnya oleh pengguna dalam
proses pengklasifikasiannya. Intervensi pengguna dimulai sejak penentuan training
area hingga tahap pengklasterannya. Klasifikasi terbimbing dalam hal ini
mensyaratkan kemampuan pengguna dalam penguasaan informasi lahan terhadap
areal kajian. Analisisi terlebih dahulu menentukan beberapara training area (daerah
contoh) pada citra sebagai kelas kenampakan objek tertentu. Penetapan ini
berdasarkan pengetahuan analis terhadap wilayah dalam cita mengenai daerah-
daerah tutupan lahan. Nilai-nilai piksel dalam daerah contoh kemudian digunakan
oleh perangkat lunak komputer sebagai kunci untuk mengenali piksel lain. Daerah
yang memiliki nilai-nilai piksel sejenis akan dimasukkan ke dalam kelas yang telah
ditentukan sebelumnya. Jadi dalam metode ini, nails mengidentifikasi kelas
infomasi terlebih dahulu yang kemudian digunakan untuk menenyukan kelas
spektral yang mewakili kelas informasi tersebut.

a. Langkah – langkah di bawah ini adalah klasifikasi multispektral Supervised


dengan menggunakan software ENVI Classic 5.3.
1) Pertama – tama, buka terlebih dahulu aplikasi ENVI Classic 5.3. Seperti pada
gambar di bawah ini.

80
2) - Setelah muncul jendela ENVI Classic 5.3, arahkan kursor tetikus ke bagian
windows dan akan muncul beberapa pilihan.
- Lalu pilih Available Bands List, seperti dibawah ini.

3) - Setelah itu akan muncul jendela Available Band List seperti di bawah ini.

4) - Setelah muncul jendela Available Bands List, selanjutnya kursor tetikus


atau mouse ke menu File dan akan muncul beberapa pilihan.
- Pilih Open Image File. Seperti pada gambar di bawah ini.

81
5) - Selanjutnya, panggil citra Landsat 8 yang sudah dikoreksi secara
geometrik, sudah dipotong sesuai dengan daerah yang diinginkan, dan
sudah di-Layer Stacking.
- Klik Open. Seperti pada gambar di bawah ini.

6) – Pada jendela Available Bands List terlihat citra yang sudah dipanggil.
Seperti pada gambar di bawah ini.

7) - Kompositkan dan buka band dapat membuka ROI Tool. Contoh komposit
band 4,3,2 atau natural color.
- Klik Load RGB. Seperti pada gambar di bawah ini.

82
8) - Setelah itu akan muncul jendela yang menampilkan citra komposit
tersebut. Seperti pada gambar di bawah ini.

9) - Pada jendela ENVI Classic 5.3, pilih Basic Tool > Region of Interest >
ROI Tool.
- Lalu akan muncul jendela #1 ROI Tool. Seperti pada gambar di bawah
ini.

10) - Pada jendela #1 ROI Tool, kolom Window pilih Scroll. Agar saat memberi
lingkaran – lingkaran klasifikasi penutup lahan atau ROI dilakukan pada
jendela Scroll.

83
11) - Selanjutnya mulai membuat lingkaran – lingkaran klasifikasi penutup
lahan atau ROI pada jendela Scroll.
- Misalnya pada tubuh air. Seperti pada gambar di bawah ini.

12) - Pada jendela #1 ROI Tool, terdapat tabel yang memuat informasi mengenai
ROI yang dibuat.
- Ganti nama pada kolom ROI Name sesuai dengan penutup lahan yang
ditandai.
- Untuk mengubah warna ROI yang dibuat, dapat diubah pada kolom
Color dengan cara mengetikkan warna yang diinginkan secara manual.
Seperti pada gambar di bawah ini.

13) Maka ROI pada jendela Scroll akan berubah menjadi warna biru. Seperti
pada gambar di bawah ini.

84
14) Untuk menambahkan ROI baru, pada jendela #1 ROI Tool, klik New Region.
Seperti pada gambar di bawah ini.

15) - Setelah klik New Region, maka dapat membuat ROI baru dengan penutup
lahan yang berbeda. Misalnya penutup lahan vegetasi. Maka akan muncul
Region baru pada tabel dan nama yang diganti sebelumnya kembali seperi
semula. Jadi, untuk menngganti nama sesuai dengan penutup lahan, lakukan
saat semua penutup lahan sudah diberi ROI. Seperti pada gambar di bawah
ini.

16) – Tambahkan ROI kira – kira sampai mencakup semua penutup lahan yang
ada.

85
- Ubah nama masing – masing ROI menjadi penutup lahan sesuai dengan
interpretasi. Seperti pada gambar di bawah ini.

17) - Setelah itu, simpan ROI dengan cara klik File > Save ROIs.

- Akan muncul jendela Save ROIs to File.


- Pilih semua ROI untuk disimpan.

- Klik Choose untuk menentukan folder nama file pada jendela


Output Filename.

86
- Setelah semua diatur, klik OK untuk menyimpan.

18) - Setelah ROI disimpan, pada jendela ENVI Classic 5.3 pilih Classification
> Supervised > Maximum Likelihood. Seperti pada gambar di bawah ini.

19) - Akan muncul jendela Classification Input File


- Pada kolom Select Input File, pilih citra yang akan diproses
- Setelah itu klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

87
20) - Setelah itu, muncul jendela Maximum Likelihood Parameters.
- Pada kolom Select Classes from Regions, pilih semua.

- Klik Choose pada bagian Enter Output Class Filename untuk


menyimpan hasil.
- Muncul jendela Output Filename, pilih folder dan beri nama yang
mudah diingat.
- Klik Open. Seperti pada gambar di bawah ini.

- Pada bagian Output Rule Images, matikan saja dengan cara klik panah
atas bawah untuk mengubah ”Yes” menjadi “No”. Seperti pada gambar
di bawah ini.

88
21) - Setelah semuanya diatur, pada jendela Maximum Likelihood Parameters
klik OK untuk memproses. Seperti pada gambar di bawah ini.

22) - Setelah proses selesai, pada jendela Available Bands List akan muncul file
citra yang sudah diklasifikasikan. Seperti pada gambar di bawah ini.

23) - Untuk melihat hasilnya, klik kiri 2x untuk menampilkan hasil. seperti pada
gambar di bawah ini.

89
b. Langkah – langkah di bawah ini adalah klasifikasi multispektral Supervised
dengan menggunakan software ArcMap 10.4.1.
1) Pertama – tama, buka terlebih dahulu aplikasi ArcMap 10.4.1. Seperti pada
gambar di bawah ini.

2) Selanjutnya akan muncul jendela aplikasi ArcMap 10.4.1. Klik New Maps
lalu pilih Blank Map klik OK .Seperti pada gambar di bawah ini.

3) – Pilih menu Add Data untuk memanggil data raster yang akan diolah.
- Data raster yang akan digunakan adalah yang mengandung unsur RGB
didalamnya, seperti file berformat .jpeg, .ers, dan lain – lain.
- Sebagai contoh adalah file .jpeg yang merupakan hasil komposit dari
citra Landsat 8 seperti pada gambar di bawah ini.

90
4) - Tampilannya akan menjadi seperti ini.

5) - Langkah selanjutnya adalah memunculkan menu Image Classification,


caranya adalah
- Klik pada menu Customize > Toolbar > Image Classification. Seperti
padda gambar di bawah ini.

6) - Setelah itu akan muncul menu Image Classification pada Ribbon jendela
ArcMap 10.4.1. Seperti pada gambar di bawah ini.

91
7) – Sebelum menggunakan tool Image Classification, pastikan alat – alat pada
jendela Extension tercentang semua.
- Caranya klik menu Customize > Extension.
- Setelah itu akan muncul jendela Seperti pada gambar di bawah ini.

8) – Selanjutnya membuat Training Sample


- Pada tool Image Classification, pilih logo Training Sample Manager.
Seperti pada gambar di bawah ini.

9) – Setelah itu akan muncul jendela Training Sample Manager.

92
10) - Kembali ke tool Image Classification, pilih Draw Polygon untuk
menggambar polygon. Seperti pada gambar di bawah ini.

11) – Sebelum membaut training sample untuk setiap kelas penutup


lahan,perhatikan syarat – syaratnya.Pembuatan training sampel berjumlah
15 – 20 sampel. Dengan luasan setiap training sample yaitu (n x 10 s/d n x
100 ) , dimana “n” merupakan jumlah band. Pada data raster yang digunakan
memiliki 3 band, sehingga luas setiap training sample minimal 30, dan
maksimal 300.
- Buatlah training sampel dengan bentuk segitiga dan persebarannya
merata. Seperti pada gambar di bawah ini

12) - Jika ada kesalahan pada salah satu training sample, misalkan luasannya
lebih dari 300. Maka dapat menghapusnya dengan cara klik training sample
yangn akan dihapus pada daftar di jendela Training Sample Manager.
- Lalu klik Delete Selected Training Samples.
- Setelah dihapus, buat training sample lagi untuk menggantinya. Seperti
pada gambar di bawah ini.

93
13) - Setelah membuat training sample untuk satu kelas penutup lahan dibuat,
maka perlu untuk menggabung menjadi satu agar terorganisir.
- Caranya, pilih semua training sampel pada daftar
- Lalu klik Merge untuk menggabungkan. Seperti Pada gambar di bawah
ini.

14) – Ubah nama terlebih dahulu sesuai dengan penutup lahan.

15) - Jika saat setelah melakukan penggabungan training sampel baru disadari
terdapat kesalahan, misal luasan lebih dari 300. Maka dapat
membongkarnya lagi.
- Klik pada training sample yang sudah digabung > Split a Training
Sample. Seperti pada gambar di bawah ini.

94
16) - Lakukan cara yang sama seperti di atas untuk membuat training sample
minimal untuk 3 penutup lahan (tubuh air, vegetasi, permukiman).

17) - Setelah selesai membuat training sample, selanjutnya adalah membuat


Signature File
- Pada jendela Training Sample Manager, klik logo Create a Signature
File.

18) - Setelah itu, muncul jendela Save As.


- Pilih lokasi folder dan beri nama agar mudah diingat.
Klik Save. Seperti pada gambar di bawah ini.

19) – Selanjutnya, pada toolbar Image Classification, klik Classification >


pilih Maximum Likelihood Classification.

95
20) - Setelah itu muncul jendela Maximum Likelihood Classification.
- Pada kolom Input Signature File, isikan file .gsg yang sebelumnya
dengan cara
- Klik logo folder yang berada di samping kolom

- Akan muncul jendela Open.


- Pilih file-nya.
- Klik Open.

- Pada kolom Input Signature File telah terisi jalur letak dimana folder file
.gsg

- Selanjutnya tentukan folder dan beri nama yang mudah diingat pada file
hasil pemrosesan.
- Setelah semua sudah diatur, klik OK.

96
21) Setelah proses selesai dan berhasil, maka akan nampak hasilnya. Seperti
pada gambar di bawah ini.

7. Uji Akurasi
Uji akurasi adalah suatu proses yang menentukan kualitas atau keakuratan
dalam mengidentifikasi penutup lahan dengan menggunakan training sample.
Langkah – langkah di bawah ini merupakan proses uji akurasi menggunakan software
ArcMap 10.4.1. sebagai software pengolahannya.
1) - Pertama – tama, buka terlebih dahulu aplikasi ArcMap 10.4.1. Seperti pada
gambar di bawah ini.

2) - Selanjutnya akan muncul jendela aplikasi ArcMap 10.4.1.


- Klik New Maps lalu pilih Blank Map klik OK .Seperti pada gambar di bawah
ini.

97
3) - Pilih menu Add Data untuk memanggil data raster yang akan diolah.
- Panggil kompisit citra Landsat 8 yang belum diproses dan yang sudah diproses
klasifikasi multispektral sebelumnya. Seperti pada gambar di bawah ini.

4) – Setelah itu akan nampak tampilannya seperti pada gambar di bawah ini.

98
5) - Selanjutnya membuat shapefile baru dengan bentuk point atau titik.
- Klik menu Catalog, lalu akan muncul jendela Catalog.

6) – Pada jendela Catalog, arahakan ke folder dimana file disimpan.

- Klik kanan pada folder, pilih New > Shapefile.

99
- Selanjutnya muncul jendela Create New Shapefile.
- Beri nama sesuai dengan fungsi.
- Pilih Point.

- Selanjutnya klik Edit untuk memilih sistem koordinat pada shapefile


- Pilih Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 > Southern
Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49S
- Klik OK.

- Jika semua sudah diatur, klik OK pada jendela Create New Shapefile.

100
7) - Setelah itu akan muncul item shapefile titik baru pada kolom layer. Seperti pada
gambar di bawah ini.

8) - Selanjutnya mulai mengedit shapefile titik untuk memberikan titik pada masing –
masing penutup lahan.
- Caranya pilih menu Editor pada Ribbon ArcMap 10.4.1
- Klik Start Editing.

- Jika menu Editing tidak ada, maka aktifkan dulu pada menu Customize >
Toolbar > Editor.

101
9) - Setelah mengklik Start Editing, maka muncul jendela Start Editing
- Pilih layer yang akan di edit, yaitu shapefile titik.
- Klik OK.

- Setelah itu akan muncul jendela Start Editing lagi


- Klik Continue saja.

10) - Setelah itu, munculkan jendela Create Features pada menu Editing.

- Akan muncul jendela Create Features.


- Pada jendela ini, pilih shapefile titik untuk memulai mengedit.

102
11) - Kemudian memulai untuk memberi titik pada masing – masing penutup lahan
- Dalam memberi titik, perhatikan ketentuan (10n – 100n) dimana “n” merupakan
jumlah band. Sehingga pemberian titik pada masing – masing penutup lahan
adalah 30 titik. Dan jika 3 penutup lahan sudah diberi titik, maka jumlah titik
adalah 90 titik.
- Masing – masing penutup lahan diberi titik dengan persebaran yang merata.
Seperti pada gambar di bawah ini.

12) - Setelah membuat titik, untuk melihat daftar hasilnya. Buka Open Attribut Table
pada layer titik
- Klik kanan pada layer titik > Open Attribute Table. Seperti pada ambar di
bawah ini.

103
13) - Maka akan muncul jendela Table yang berisi tentang data atribut dari layer titik.

14) - Selanjutnya membuat kolom tabel baru dengan nama landuse, class, true.
- Caranya simpan dan matikan editing terlebih dahulu.
- Pada menu Editor, klik Editor > Save Edit > Stop Editing. Seperti pada gambar
di bawah ini.

15) - Kembali pada jendela Table, klik menu Table Option > Add Field. Seperti pada
gambar di bawah ini.

104
16) - Setelah itu muncul jendela Add Field.
- Pada kolom Name atau nama ketikkan landuse.
- Pada kolom Type ubah menjadi Text.
- Jika sudah diatur, klik OK.

- Pada jendela Table akan muncul kolom tabel baru dengan nama landuse. Seperti
pada gambar di bawah ini.

17) – Untuk menambahkan kolom tabel class dan true, ulangi langkah nomor 16. Akan
tetapi, pada bagian Type tetapkan menjadi Short Integer.

18) – Jika tiga kolom tabel sudah dibuat, akan tampak seperti pada gambar di bawah
ini.

105
19) – Selanjutnya mengisi tabel – tabel yang sudah dibuat
- Aktifkan Editing terlebih dahulu seperti pada langkah nomor 8 dan 9 untuk dapat
mengisi tabel.

20) - Selanjutnya blok tabel masing – masing berinterval 30 atau sesuai dengan jumlah
titik per penutup lahan. Seperti pada gambar di bawah ini.

21) - Selanjutnya klik kanan pada kolom landuse


- Pilih Field Calculator. Seperti pada gambar di bawah ini

22) Jika muncul peringatan, klik Yes.

106
23) - Selanjutnya muncul jendela Field Calculator
- Pada kotak landuse isikan “Tubuh Air” (dengan tanda petik dua”) atau sesuai
dengan per penutup lahan yang telah diberi titik sebanyak 30.
- Setelah semua sudah diatur, klik OK.

24) – Kembali ke jendela Table, pada kolom landuse akan terlihat hasil Field
Calculator. Seperti pada gambar di bawah ini.

25) Ulangi langkah nomor 24 untuk 60 titik landuse yang lainnya


26) Jika sudah, maka hasilnya akan seperti gambar di bawah ini.

107
27) - Selanjutnya pilih menu Search
- Ketikkan Extract Values to Point dan pilih sesuai dengan yang diketikkan.

28) - Setelah itu akan muncul jendela Extract Values to Points.


- Masukkan shapefile titik pada kolom Input Point Features.
- Masukkan data raster maximum likelihood.tif pada kolom Input Raster.
- pada kolom Output Point Features, tentukan lokasi folder dan beri nama yang
mudah diingat.
- Jika semua sudah diatur, klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

29) - Setelah itu akan muncul hasilnya pada bagan layer


- Matikan layer titik

108
30) – Open Attribute Table pada layer extract values to points
- Buat kolom atau field baru pada tabel data bernama Predict dengan tipe Short
Integer.
- Lalu muncul kolom predict. Seperti pada gambar di bawah ini.

31) – Pada kolom predict, klik kanan pilih Field Calculator


- Pada jendela Field Calculator, klik 2x RASTERVALU pada kotak Fields

- Maka akan tertulis [RASTERVALU] pada kotak Predict=


- Jika semua sudah diatur, klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

109
32) – Hasilnya pada kolom Predict akan sama dengan kolom RASTERVALU

33) – Selanjutnya, hapus kolom RASTERVALU


- Dengan cara klik kanan pada kolom RASTERVALU, klik Delete Field

- Jika ada peringatan, pilih Yes. Seperti pada gambar di bawah ini.

110
34) - Setelah itu pilih menu Search
- Pada kolom Search, ketikkan Frequency
- Pada hasil pencarian, pilih Frequency (Analysis)

35) – Selanjutnya muncul jendela Frequency


- Pada kolom Input Table, isikan layer extract values to points
- Pada kotak Frequency Field(s), centang kotak true dan Predict.
- Jika semua sudah diatur, klik OK.

36) – Setelah berhasil, maka ada layer baru. Seperti pada gambar di bawah ini.

111
37) – Selanjtunya klik kanan Open untuk membuka data atribut pada layer
extractvaluestopoints_Freque2.
- Akan muncul jendela Table dari layer extractvaluestopoints_Freque2

38) - Selanjutnya klik menu Search


- Pada kolom Search ketikkan Pivot Table
- Pilih Pivot Table (Data Management). Seperti pada gambar di bawah ini.

39) – Selanjutnya muncul jendela Pivot Table


- Pada kolom Input Table, isikan layer extractvaluestopoints_Freque2
- Pada kolom Input Field(s), centang kotak Predict
- Pada kolom Pivot Field, isikan true
- Pada kolom Value Field, isikan FREQUENCY
- Setelah semua diatur, klik OK. Seperti pada gambar di bawah ini.

112
40) – Jika berhasil akan muncul layer baru yang bernama
extractvaluestopoints_Freque4 pada bagan layer
- klik kanan pada layer tersebut, pilih Open untuk membuka data atribut pada
layer tersebut. Seperti pada gambar di bawah ini.

Untuk menghitung error akurasi menggunakan formula :

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 true 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆


𝐀𝐜𝐜𝐮𝐫𝐚𝐜𝐲 % =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆

Dimana :

- Total true value yaitu jumlah diagonal data dimulai dari 1 pada kolom “true”.

- Total sample value yaitu total data pada kolom “true”.

Sehingga hasilnya yaitu 3/90 = 0,033334%

113
Pada hasil perhitungan akurasi di atas menunjukkan bahwa uji akurasi yang dilakukan
menunjukkan hasil sebesar 0,03%. Standar akurasi klasifikasi multispektral Supervised yang
dibuat sebelumnya yang baik minimal sebesar 80%.
Uji akurasi diatas hanya menghasilkan skor 0,3%, karena hanya terdapat 3 penutup
lahan yang diklasifikasikan dan yang dijadikan komponen uji akurasi. Berbeda hasilnya jika
penutup lahan terklasifikasi yang dijadikan komponen uji akurasi lebih banyak, tentunya akan
semakin tinggi skor uji akurasinya dan klasifikasi multispektral yang dilakukan sebelumnya
semakin akurat.

114

Anda mungkin juga menyukai