Anda di halaman 1dari 7

Nama : Meynanda Silitonga

NIM: D1A018083

Kelas : M – SDL

M. kuliah : Morfologi dan Klasifikasi Tanah

KLASIFIKASI TANAH

Klasifikasi tanah adalah Usaha membeda-bedakan atau mengelompokkan tanah


berdasarkan sifat-sifatnya dan tujuannya mengetahui sifat dan ciri tanah pada masing-masing
kelompok tanah (kelas tanah) sehingga memudahkan pengguna tanah untuk mengelola tanah
tersebut agar dapat berproduksi secara optimal.

Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal
dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975; Soil Survey Satff, 1999; 2003). Sistem
klasifikasi ini menggunakan enam (6) kateori, yaitu:
1. Ordo (Order)
2. Subordo (Sub-Order)
3. Grup (Great group)
4. Sub-grup (Subgroup)
5. Famili (Family)
6. Seri.

Sistem taksonomi tanah


Sistem taksonomi tanah terdiri atas 6 kategori yaitu : 1) Ordo, 2) Sub-ordo, 3) group,
4) sub-group disebut sebagai kategori tinggi, sedangkan 5) famili dan6) Seri disebut sebagai
kategori rendah. Pembeda yang digunakan untuk masing-masing kategori secara berurut
sebagai berikut :

1. Ordo : Faktor pembeda adalah ada tidaknya horison penciri serta sifat-sifat dari horison
penciri tersebut.
2. Sub-ordo : Faktor pembeda adalah ada tidaknya genangan (regim kelembaban tanah,
pembeda genetik dan tingkat pelapukan bahan organik.
3. Group : Faktor pembeda adalah tingkat perkembangan dan sususnan horison,
kejenuhamn basah, regim suhu dan kelembaban serta ada tidaknya horison penciri lain.
4. Sub-group : Sifat-sifat dari group, sifat-sifat peralihan ke roup-group lainnya.
5. Famili : Faktor pembeda adalah sifat yang penting untuk pertumbuhan tanaman seperti
sebaran besar butir, susunan mineral liat, regim suhu dan kedalaman 50 cm dari
permukaan tanah.
6. Seri : Faktor pembeda adalah jenis dan susunan horison, warna, tekstur, struktur,
konsistensi, reaksi tanah, sifat kimia dan mineral masing-masing horison.

A. EPIPEDON
Epipedon adalah suatu horison yang terbentuk pada atau dekat permukaan, dan
sebagian besar struktur batuannya sudah dirusak. Horison ini telah menjadi gelap oleh bahan
organik atau menunjukkan gejala-gejala eluviasi atau terpengaruh oleh .
Menurut Hardjowigeno (1985), surface horison ini terdiri beberapa bagian yaitu sebagai
berikut:

 Epipedon antrhopik : merupakan horison antrhopik yang dibuat oleh manusia (antrhopo
= manusia), sehingga berbeda dengan horison mollik dalam warna,struktur dan dan kadar
bahan organik. Horison ini berkembang karena dalam waktu yang lama meninggalkan
tulang dan karang yang kaya akan posfor dan kalsium, atau digunakan untuk tanaman
beririgasi. Kadar P¬¬2O5 lebih dari 250 ppm, kejenuhan basah biasanya lebih dari 50%
atau mengkin kurang dari 50% tetapi lebih dari tanah sekitarnya.
 Epipedon Mollik,. Termasuk horison permukaan warna kelam , kaya akan humus, relatif
tebal dan atau horison yang kompleks penukarannya didominasi kation dwivalensi
dinamakan mollic epipedon. Struktur sudah berkembang sedang sampai kuat, sehingga
lunak (mollik = melunakkan) juga dalam keadaan kering. Memiliki sifat-sifat yaitu :
struktur tanah yang cukup berkembang kuat, sehingga lunak jika kering: berwarna kelam
dengan warna Munsell lebih kelam dari 3,5 basah dan kering serta chroma kurang dari
3,5 basah: kejenuhan basa 50% atau lebih: kadar C-organik 2,5% (sedikit lebih dari 4%
bahan organik) atau lebih dalam lapisan tanah teratas sedalam 18 cm: tebal sekitar 25 cm
(10-75) diats lithic horison: mengandung kurang dari 250 ppm P2O5 larut dalam 1%
asam sitrat.
 Epipedon Umbrik. Merupakan horison permukaan yang tebal berwarna kelam kaya
bahan organik, kejenuhan basa kurang dari 50% dinamakan umbricepipedon. Horison
umbric tidakharus lunak jika kering. Horison ini berkembang karena hujan tinggi.
 Epipedon Plagen. Epipedon ini dibuat oleh manusia sedalam 50 cm atau lebih dihasilkan
oleh pemupukan yang terus-menerus dalam waktu yang lama. Bahan organik
terdekomposisi lambat dan pasir kuarsa dalam pupuk tertimbun di lapangan kurang lebih
1 mm/thn, sehingga dalam 1000 tahun akakn berkembang plaggen epipedon setebal 1 m.
warna tanahnya dan kadar bahan organik tergantung pada sumbernya, sehingga
cenderung hitam atau kelam, kaya bahan organik dengan nisbah C/N besar.
 Epipedon Okhric. Epipedon okhric berwarna sangat cerah (light), kadar bahan organik
rendah, atau terlalu tipis untuk dianggap epipedon mollik, umbrik, antropik atau plagen
atau jika kering keras dan mampat. Horisonnya belum berkembang atau berkembang di
bawah vegetasi hutan.
 Epipedon Histic. Terbentuk dalam tanah yang jenuh air dalam sebulan atau lebih,
sehingga bahan organik ada dalam 20 cm. C-organik berkisar dari 12 % dalam tanah
fraksi mineral tanpa liat (clay) sampai 18 % dalam fraksi mineral dengan 60% atau lebih
liat.
 Epipedon Folistik. Lapisan tanah yang terdiri dari suatu horison atau lebih tebal atau
yang jenuh air selam kurang dari 30 hari kumulatif dalam tahun-tahun normal, tersusun
dari bahan organik dengan ketebalan 20 cm atau lebih.
 Epipedon Melanik. Epipedon yang memiliki sifat tanah andik pada seluruh ketebalannya,
value warna lembab dan kroma 2 atau kurang, kandungan karbon organik 6 % atau lebih
sebagai rata-rata tertimbang dan kandungan karbon organik 4 % atau lebih pada semua
lapisan.

B. HORIZONPENCIRI BAWAH PERMUKAAN


Menurut Hardjowigeno (2003), sub surface terdiri dari beberapa bagian yaitu sebagai berikut

 Horison Agrik. Horison dibawah lapisan olah terdapat akumulasi debu, liat dan humus.
 Harison Albik. Horison berwarna pucat (horison E), warna dengan value lembab lebih
dari lima.
 Harison Argilik. Horison penimbunan liat, adalah horison B yang paling sedikit
engandung 1,2 kali liat lebih banyak daripada liat diatasnya. Terdapat selaput liat.
 Horison Kalsik. Tebal 15 cm atau lebih, mengandung karbonat (CaCO3 atau MgCO3)
sekunder tinggi.
 Horison Kambik. Horison bawah yang telah terbentuk struktur tanah atau sudah lebih
mera dari bahan induk atau ada indikasi lemah adanya argilik atau spodik, tetapi tidak
memenuhi syarat untuk kedua horison tersebut.
 Horison Gipsik. Harison banyak mengandung gipsum (CaSO4) sekunder.
 Horison Natrik. Horison argilik yang banyak mengandung Na.
 Horison Oksik. Tebal 30 cm atau lebih, KTK (NH4O Ac) < 16 cmol (+)/kg liat, dan
KTK efektif (jumlah basa + Aldd) < 12 cmol (+)/kg liat. Mineral mudah lapuk < 10%.
 Horison Petrokalsik. Horison kalsik yang mengeras.
 Horison Petrogipsik. Horison gipsik yang mengeras.
 Horisonsalik. Tebal 2 cm atau lebijh, banyak mengandung garam-garam sekunder mudah
larut.
 Horison Sambrik. Horison berwarna gelap, sifat-sifat seperti epipedon umbrik, terjadi
iluviasi humus tanpa Al dan tidak terletak di bawah horison albik.
 Horison Spodik. Horison iluviasi seskuioksida bebas (Fe dan Al oksida) dan bahan
organik.
 Horison Sulfurik. Harison banyak mengandung sulfat masam (cat clay), pH < 3,5,
terdapat banyak karatan jarosit (K, Fe sulfat).
 Horison Kandik. Seperti argilik tetapi KTK (NH4 Oac) < 16 cmol (+)/kg dan KTK
efektif < 12 cmol(+)/kg liat.
 Horison Plakik. Padas tipis ( 1 – 25 mm) dari besi dan Mn.

C. REGIM KELEMBAPAN TANAH


 Regin Kelembapan tanah : Merupakan kriteria Klasifikasi Tanah untuk beberapa kategori
seperti Ordo (misalnya Aridisol), Subordo (misalnya Udult, Ustert, dll).
 Regim Kelembapan : menunjukkan perubahan kelembapan tanah selama satu tahun pd
daerah perakaran dan pd lapisan2 tanah dimana terjadi sebagian besar proses
pembentukan tanah.
 Kelas Kelembapan Tanah : didasarkan pd besarnya kadar air tegangan < 15 bar dan
dalamnya muka air tanah.
 Batas Bawah control section : batas kedalaman tanah yg dapat menjadi lembab bila air
setinggi 7,5 cm di berikan ke tanah kering (tegangan > 15 bar) selama 48 jam.
 Batas Atas control section : kedalaman tanah yg dapat menjadi lembab bila air setinggi
2,5 cm diberikan ke atanah kering (tegangan > 15 bar) selama 24 jam.
 Akuik : tanah yg sering jenuh air , sehingga terjadi reduksi. Ditunjukkan oleh adanya
karatan dengan khroma rendah.
 Aridik atau Torrik : sangat kering, tidak pernah lembab 90 hari berturut-turut setiap
tahun.
 Perudik : curah hujan setiap bulan selalu melebihi evavotranspirasi.
 Udik : tanah tidak pernah keringn 90 hari (kumulatif) setiap tahun.
 Ustik : tanah setiap tahun kering lebih dari 90 hari (kumulatif) tetapi kurang dari 180
hari.
 Xerik : hanya terdapat didaerah beriklim mediteran (non Iso). Setiap tahun kering lebih
dari 45 hari berturut-turut dimusim panas, lembab lebih dari 45 hari berturut-turut di
musim dingin.

D. REGIM TEMPERATUR TANAH


 Regim Temperatur Tanah : suhu tanah rata2 tahunan di daerah perakaran utama
(kedalaman 50-100 cm), plus rata2 fluktuasi musiman setiap tahaun dan variasi suhu
rata2 musim panas dan musim dingin.
 Terdapat hubungan erat antara suhu rata2 tahuanan udaradengan suhu rata2 tahunan
tanah, tetapi peneduh, arah lereng, distribusi dan jumlah hujan, dan irigasi menentukan
hubungan tersebut.
 Suhu Tanah Rata2 tahunan : suhu udara rata2 tahunan + 1 derajat Celsius (di Benua
Amerika).
 Suhu Tanah Rata2 tahunan : suhu udara rata2 tahunan + 2,5 derajat Celsius (di Tropika
Afrika).
 Suhu Rata2 Musim Panas dan Musim Dingin : 0.33 x selisih suhu udara rata2 musim
panas dan musim dingin.
 Regim Temperatur : (kedalaman tanah +50 cm).
 Pergilik : suhu tanah rata2 tahunan 0 deratat C (permanent frost).
 Kriik : Suhu rata2 tahunan 0-8 derajat C, suhu musim panas rata2 <15 derajat C.
 Frigid : Suhu rata2 tahunan 0-8 derajat C, pada musim panas suhu rata2 lebih panas dari
kriik ( >15 derajat C).
 Mesik : suhu tanah rata2 tahunan 8-15 derajat C.
 Thermik : suhu tanah rata2 tahunan 15-22 derajat C.
 Hiperthermik : suhu rata2 tahunan > 22 derajat C.
 Iso : (Frigit, mesik, thermik, hiperthermik) : perbedaan suhu tanah rata2 musim panas
dan musim dingin < 5 derajat C.
 Tropik : suhu tanah rata2 tahunan > 8 derajat C dengan sifat Iso
E. SIFAT-SIFAT PENCIRI LAIN
 Perubahan Tekstur Nyata: tekstur epipedon okhrik atau albik berbeda nyata dg tekstur
horizon argilik di bawahnya. Kandungan liat pd horizon argilik jauh lebih tinggi.

 Durinot : padas dg bahan perekat SiO2.

 Duripan : horizon bawah yg memadas paling sedikit setengahnya dg perekat SiO2. tidak
mudah hancur dg air atau HCl.

 Fragipan : lapisan bawah tanah dg BD tinggi, rapuh bila lembab, sangat keras bila
kering. Tidak menjadi lunak bila basah, tetapi menjadi mudah pecah dg tangan.

 Interfingering : penyusupan horizon albik ke horizon argilik atau natrik dibawahnya.


Lebar kurang dari 5 mm.

 Karatan dg Kroma Rendah : warna tanah lembab dg kroma 2 atau kurang, value 4 atau
lebih (sering disebut warna glei).

 Plinthit : horizondg kandungan seskuioksida tinggi, kandungan humus rendah, yg


mengeras irreversible bila terjadi pengeringan dan pembasahan yg berulang-ulang.

 Solf Powdery Lime (bubuk kapur lunak) : bahan kapur dipindahan dari tempat lain di
dalam tanah, biasanya membentuk selaput pd butir2 struktur tanah.

 Tonguing (pelidahan) : penyusupan horizon albik kedalam horizon argilik, lebar > 5 mm
dan dalamnya penyusupan paling sedikit 5 cm.

“Penciri Kontak Lapisan Bukan Tanah”


 Kontak Litik (sentuh sela) : lapisan di bawah tanah keras (>3 dalam skala kekerasan
Mohs) dan koheren (menyembung).

 Kontak Paralitik (sentuh selasemu) : lapisan di bawah tanah dg bahan lunak (<3 skala
Mohs) dan koheren.

 Kontak Petroferik (sentuh selawaja) : di bawah tanah terdapat lapisan padas dg besi
sebagai perekat.

 Tiksotropi : sifat tanah yg bila dipirit dg jari2 terasa licin (smeary) seperti menuju ke fase
cair, tetapi bila piridan di lepaskan segera kembali ke fase padat. Tanah dapat berubah
dari gel ke sol akibat tekanan berubah kembali dari fase sol ke gel bila tekanan di
lepaskan.

F. TAKSONOMI TANAH
 Alfisol:
Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat
di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu
lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di
horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan
gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah
Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.
 Aridisol:
Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai
kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang
dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert
Soil.
 Entisol:
Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu
baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali
epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan
sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol.
 Histosol:
Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah
bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih
dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi
lama adalah termasuk tanah Organik atau Organosol.
 Inceptisol:
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang
daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan.
Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga
kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.
 Mollisol:
Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih dari
18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%, kejenuhan
basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata
Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi
lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll.
 Oxisol:
Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk
tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation
(KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida
besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas-
batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk
tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah
Kuning.
 Spodosol:
Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi
penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang, dilapisan atas
terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Padanan dengan
sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol.
 Ultisol:
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat
di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari
permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.
 Vertisol:
Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih
dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau
kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah
mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk
tanah Grumusol atau Margalit.

Anda mungkin juga menyukai