Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN SISTEM KERJA


MODUL 7
“Bourdon Wiersma”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum


Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Program Strata Satu Program Studi Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Disusun oleh :

KELAS TIK21 – KELOMPOK 4

Daffa Trias Mahendra 21262011648


Divia Arfiani Putri 21262011238
Muhammad Dika Ibnu Baehaki 21262011266
Naufal Hanafie Alvyatas 21262011626
Neng Ginan Ilmi Hartati 21262011233
Venansceus Fortunatus Putra Bintoro 21262011246

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG

2023
RINGKASAN

Kelompok 4 dari kelas TIK 21 telah melakukan praktikum ”Antropometri” pada tanggal
“10 April 2023”Latar belakang praktikum ini adalah melakukan suatu percobaan
(praktikum) yang berkaitan dengan antropometri.

Menurut Wignjosoebroto (2008) terdapat tiga filosofi dasar untuk suatu desain yang
digunakan oleh ahli-ahliergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan, yaitu:
1. Perancangan sebuah produk untuk individu yang memiliki ukuran yang ekstrem.
Contoh: Penetapan ukuran yang minimal lebar dan tinggi dari pintu darurat

2. Perancangan sebuah produk yang bisa dioperasikan di anatar rentang ukuran


tertentu. Contoh: Perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau
mundur, dan sudut sandarannya pun bisa diubah-ubah.

3. Perancangan sebuah produk yang memiliki ukuran rata-rata.


Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain-lain.

Maka dari itu Antropometri dalam Aspek ergonomi merupakan aspek yang penting untuk
mendesain produk agar nyaman digunakan oleh manusia.
Tujuan Praktikum ini adalah untuk mengetahui apakah dimensi jendela sudah memenuhi
standar antropometri penggunanya atau belum.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan
Praktikum Perancangan Sistem Kerja ini dengan lancar tanpa adanya hambatan apapun.
Laporan praktikum perancangan sistem kerja ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas.
Selama pelaksanaan dan penulisan Laporan Praktikum ini, Tentunya tak lepas dari
bantuan banyak pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan
ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Teguh Aprianto, S.T., M.T. selaku Dosen Praktikum Perancangan Sistem
Kerja Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Bandung.
2. Teman-teman TIK-21A yang telah membantu dalam pelaksanaan dalam pembuatan
laporan dengan baik.
Dalam penulisan Laporan Praktikum ini tentunya masih terdapat banyak
kekurangan, namun hal itulah yang mendorong kelompok kami untuk berbuat lebih baik.

Bandung, 10 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

RINGKASAN........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................................vii
BAB I.....................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................3
1.3 Identifikasi Masalah.....................................................................................................3
1.4 Batasan Praktikum........................................................................................................3
1.5 Tujuan Praktikum.........................................................................................................3
1.6 Manfaat Praktikum.......................................................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan Laporan.....................................................................................3
BAB II....................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI.............................................................................................................4
2.1 Penataan Ruang ......................................................................................................4
2.2 Antropometri...........................................................................................................5
2.2.1 Pengertian Antropometri.........................................................................................5
2.2.2 Data Antropometri...................................................................................................5
2.3 Dimensi Pintu .................................................................................................................6
BAB III...................................................................................................................................8
PENGOLAHAN DATA........................................................................................................8
3.1 Aliran Pengerjaan....................................................................................................8
3.1.1 Algoritma...............................................................................................................8
3.1.2 Flow Chart.............................................................................................................8
3.1.3 Langkah Kerja Praktikum......................................................................................8

iii
3.1.4 Alat dan Bahan.......................................................................................................9
BAB IV................................................................................................................................10
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA.............................................................10
4.1 Pengumpulan Dan Pengolahan Data..........................................................................11
4.1.1 Sample Data Kuesioner Beban Kerja..................................................................11
4.1.2 Hasil dan Pembahasan.........................................................................................11

BAB V..................................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17

iv
DAFTAR GAMBAR

v
vi
DAFTAR TABEL

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi semakin pesat dan penggunaan mesin-mesin dalam


pekerjaan semakin banyak. Namun, manusia sebagai komponen paling penting tetap
menjadi hal yang paling utama dalam pekerjaan. Maka dari itu, keselamatan dan
kesehatan manusia dalam sebuah pekerjaan harus di perhatikan. Gangguan-gangguan
kesehatan akibat lingkungan kerja fisik dapat berakibat buruk bagi kesehatan juga
dapat mengakibatkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja merupakan bagian dari
permasalahan umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Menurut Setyawati
(2010), bahwa kelelahan kerja terjadi akibat penumpukan asam laktat. Pada saat
bekerja tubuh membutuhkan energi. Energi tersebut diperoleh dari hasil pemecahan
glikogen. Selain energi, asam laktat merupakan salah satu hasil dari pemecahan
glikogen. Saat otot berkontraksi, maka akan terjadi penumpukan asam laktat. Asam
laktat ini menghambat kerja otot dan menyebabkan rasa lelah. Menurut beberapa
peneliti, kelelahan secara nyata dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja dan dapat
menurunkan produktivitas.
Model konseptual menggambarkan pola pikir dalam memandang permasalahan
yang ada. Untuk dapat mengukur kelalahan kerja pada Karyawan PT.GRAHA
SERIBU SATU JAYA, maka terlebih dahulu harus mengidentifikasi kelelahan pada
karyawan dengan menggunakan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja
(KAUPK2). Setelah itu, pengukuran kelelahan akan dilakukan menggunakan metode
Bourdon Wiersma untuk menganalisis kelelahan kerja pada perawat berdasarkan
kecepatan kerja, konstansi, dan ketelitian. Untuk dapat mengurangi kelelahan kerja
pada Karyawan PT.GRAHA SERIBU SATU JAYA, peneliti memberikan usulan
perbaikan sistem kerja untuk meningkatkan efektivitas kerja. Dalam pengumpulan

viii
data, peneliti menggunakan kuesioner Bourdon Wiersma yang diisi oleh Karyawan
PT.GRAHA SERIBU SATU JAYA.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengidentifikasi Kecepatan, Ketelitian dan Konstansi pada Karyawan
PT.GRAHA SERIBU SATU JAYA Bagian Digital Marketing dengan menggunakan
metode Bourdon Wiersma?

1.3 Identifikasi Masalah

Metode penilaian terhadap tingkat ketelitian,kecepatan maupun konstansi kerja dengan


“Bourdon Wierma Test”. Test Bourdon Wierma ini adalah pengukuran yang sederhana
untuk mengetahui tingkat pembebanan secara mental pada pekerjaan yang memerlukan
ketelitian,kecepatan dan konstansi yang tinggi maupun untuk pekerjaan yang bersifat
monotoni.
1.4 Batasan Praktikum
Batasan masalah pada kajian ini meliputi:
1. Metode yang digunakan pada tingkat pembebanan secara mental pada pekerjaan
adalah metode “Bourdon Wiersma” dan hanya mengetest kecepatan.ketelitian, dan
konstansi dan menginpresentasikan nya.
2. Respondennya adalah Karyawan PT.GRAHA SERIBU SATU JAYA Bagian
Digital Marketing
1.5 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui tingkat pembebanan secara mental pada pekerjaan.

2. Untuk mengetahui hasil pengukuran kecepatan, ketelitian dan konstansi dan


menginterpretasikannya menggunakan metode “Bourdon Wiersma”

1.6 Manfaat Praktikum

1. Dapat mengetahui tingkat pembebanan secara mental pada pekerjaan


2. Dapat mengetahui hasil pengukuran kecepatan, ketelitian dan konstansi dan
menginterpretasikannya

1.7 Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan praktikum yang digunakan adalah sebagai berikut :

ix
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan laporan praktikum.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang landasan dan teori dari berbagai literatur yang digunakan sebagai
acuan atau dasar dalam melaksanakan praktikum.
BAB III PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang alat dan bahan praktikum, prosedur praktikum, data pengamatan dan
pengolahan data pada objek.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang analisis dan Pembahasan dari BAB III.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari Laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penataan Ruang


Pengertian Penataan Ruang adalah suatu sistem perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Asas dan Tujuan Penataan
Ruang Menurut Undang-undang di RI Penataan ruang bisa dipahami sebagai sebuah
proses perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ruang, yang dilakukan secara
sistematik.

x
Ruang atau bangunan memiliki sifat. Ruang atau bangunan yang satu dengan yang
lain berbeda-beda sifatnya. Misalnya:
a. Bangunan
 Bangunan sekolah memiliki sifat: memerlukan suasana tenang, sirkulasi
antar ruang lancar, berada atau dekat dengan lingkungan permukiman, dll.
 Bangunan bengkel kendaraan memiliki sifat: ribut, ramai, segi estetis
sederhana, dsb.
 Gedung perguruan tinggi memiliki sifat: memerlukan suasana tenang,
dinamis, sirkulasi lancar, dsb.
b. Ruang
 Sifat ruang tidur: tenang, pribadi, santai, dsb.
 Sifat diskotik: berisik, ribut, ramai, bebas, dsb.
 Sifat ruang kantor: formil, berwibawa, dsb
 Sifat ruang studio lukis: santai, kreatif, bebas, dsb.

Untuk menata ruang perlu diperhatikan perbandingan/proporsi yang benar.


Perbandingan/proporsi yang benar dalam penataan ruang akan membantu
menghasilkan/menciptakan ruang yang nyaman, serasi dan indah. Ruang dengan
segala perabotannya dapat bertambah nyaman dan serasi bila disertai dengan
perbandingan atau proporsi yang benar

2.2 Antropometri
2.2.1 Pengertian Antropometri
Antropometri adalah ukuran anatomi manusia pada waktu melakukan aktivitas
berikut kebutuhan ruang sirkulasi dan perlengkapan yang menyertai aktivitas
tersebut. Misalnya ukuran manusia sedang berjalan, menulis, bekerja dan
sebagainya. Dalam hal ini, ukuran anatomi yang dipakai adalah ukuran anatomi
manusia setempat yang direncanakan akan melakukan aktivitas tersebut.

xi
Secara definitiv, antropometrik dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang
berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh manusia meliputi daerah ukuran,
kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh manusia .

2.2.2 Data Antropometri


Data antropometri adalah data – data dari hasil pengukuran yang digunakan untuk
perancangan peralatan. Data – data hasil pengukuran yang dikumpulkan adalah
data ukuran dimensi manusia. Yang menjadi target pengukuran adalah setiap orang
yang menggunakan peralatan/ stasiun kerja. Setelah data ukuran tubuh pengguna
dari peralatan/ stasiun kerja didapatkan selanjutnya data tersebut diolah
menggunakan metode statistik. Dalam antropometri, terdapat dua macam cara yang
dapat ditempuh dalam upaya untuk melakukan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Dua cara tersebut yaitu pengukuran dimensi struktur tubuh yaitu pengukuran
dimensi struktur tubuh (static anthropometry) dan pengukuran dimensi fungsional
tubuh (dynamic anthropometry). Karena pengukuran dengan cara pengukuran
dimensi fungsional tubuh (dynamic anthropometry) lebih sulit dilakukan
dibandingkan pengukuran dimensi struktur tubuh (static anthropometry), maka
pengukuran dimensi struktur tubuh (static anthropometry) lebih sering digunakan

2.3 Dimensi Pintu


Secara umum, tinggi pintu utama adalah antara 200 hingga 250 cm. sementara itu
lebarnya adalah antara 60 hingga 100cm, namun ukuran pintu rumah bagian depan
yang digunakan pada perumahan umumnya adalah 90 x 210cm

xii
BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Aliran Pengerjaan


A. Positivisme an Non-Positivisme
Ada dua paradigma dalam kegiatan penelitian yang menyangkut metode yaitu
pandanagan positivistik dan non positivistic. Positivisme adalah cara pandang
dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Penganut paham positivisme
meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan antara ilmu sosial dan ilmu alam,
karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan,
demikian juga alam. Non-positivisme adalah suatu cara pandang yang
menganggap bahwa manusia bukan hanya sebagai benda mati, melainkan
sebagai makhluk rohaniah dimana manusia sebagai aktor sosial yang dapat
mengubah atau bahkan membentuk gejala-gejala sosial yang ada. Dalam

xiii
konsepsi ini, paham positivistik diidentifikasikan dengan kegiatan riset
kuantitatif, sedangkan paham nonpositivistik diidentifikasikan sebagai kegiatan
riset kualitatif. Namun demikian, perbedaan paham tersebut berdampak positif
terutama dijadikan sebagai ajang dialog dalam rangka untuk mengembangkan
keilmuan baik sosial maupun alam, untuk saling melengkapi kedua paradigma
tersebut.

3.1.1 Algoritma

1. Persiapkan alat dan bahan untuk praktikum.


2. Memasukan 30 Sampel data responden..
3. Memilih produk penelitian..
4. Memperhitungkan pengolahan data Uji keseragaman , Kenormalan dan Kecukupan
Data
5. Merekapitulasi Uji Keseragaman, Kecukupan dan Kenormalan Data
6. Meneliti Dimensi Produk rancangan

2.1.2 Flow Chart

Gambar 3.1 Flowchart

3.1.3 Langkah Kerja Praktikum

 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.


 Pengumpulan data dengan data antropometri
 Pengisian data oleh setiap mahasiswa yang mengikuti mata kuliah PPSK
 Melakukan pengolahan data

xiv
3.1.4 Alat dan Bahan

3.1.4.1 Alat :
 Meteran
 Pintu

3.1.4.2

3.1.4.3 Bahan :
 Data antropometri

xv
BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Dan Pengolahan Data

Gambar dibawah ini merupakan kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat
pembebanan secara mental pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian, kecepatan,dan
konstansi yang tinggi maupun pekerjaan yang bersifat monotoni

16
4.1.1 Sampel Data Kuesioner Beban Kerja

Tabel 1 Karyawan PT.GRAHA SERIBU SATU JAYA Bagian Digital Marketing


NO Nama Umur
1 Carel Anthony.F.P 29

Tabel 1.1 Sampel Data Beban Kerja

Baris Ke- Waktu Kumulatif Waktu Perbaris Kesalahan


1 00:09 00:09 2
2 00:25 00:15 1
3 00:34 00:09 3
4 00:42 00:07 2
5 00:51 00:09 3
6 01:00 00:08 2
7 01:13 00:12 1
8 01:24 00:11 1
9 01:34 00:10 2
10 01:44 00:10 0
11 01:23 00:08 1
12 02:03 00:09 1
13 02:14 00:11 1
14 02:26 00:11 1
15 02:36 00:09 0
16 02:49 00:12 1
17 03:01 00:12 1
18 03:11 00:10 0
19 03:22 00:10 0
20 03:33 00:11 0
21 03:47 00:13 0
22 04:02 00:14 0
23 04:12 00:09 1
24 04:21 00:09 0
25 04:32 00:10 1
26 04:43 00:11 2

17
27 05:02 00:18 0
28 05:12 00:10 1
29 05:22 00:10 1
30 05:25 00:02 1

4.1.2 Hasil dan Pembahasan

Pengolahan data
Setelah data diperoleh, selanjutnya data diolah mengunakan metode Bourdon Wiersma.
Berikut merupakan salah satu perhitungan tingkat kecepatan, ketelitian dan konsentrasi
Responden:
1. Kecepatan
Kecepatan adalah waktu rata-rata 25 baris kelompok titik-titik yang dihitung mulai dari baris
ke-3 s/d baris ke-27
Tabel 2 Menghitung kecepatan
Waktu tiap baris (x) Frekuensi (f) fx
7 1 7
8 2 16
9 6 54
10 5 50
11 5 55
12 3 36
13 1 13
14 1 14
18 1 18
Jumlah (n) 25 263

waktu rata−rata=
∑ fx = 263 =10,52
∑ f 25

2. Ketelitian
Ketelitian adalah jumlah kesalahan yang dihitung dari banyaknya kelompok 4 (empat) titik
yang dilompati atau yang dicoret bukan kelompok 4 (empat) titik
Tabel 3 Pencatat Kesalahan Test Bourdon Wiersma
Baris Ke- Kesalahan
3 3
4 2
5 3

18
6 2
7 1
8 1
9 2
10 0
11 1
12 1
13 1
14 1
15 0
16 1
17 1
18 0
19 0
20 0
21 0
22 0
23 1
24 0
25 1
26 2
27 0
Jumlah 24

Kesalahan = 24 (Jumlah kesalahan yang dihitung dari banyaknya kelompok 4 (empat) titik
yang dilompati atau yang dicoret bukan kelompok 4 (empat) titik

3. Konsentrasi
Konsentrasi adalah perbandingan atau rasio antara jumlah kuadrat dari deviasi dan waktu rata
rata . dengan asumsi bahwa semakin kecil perbedaan maka akan semakin konstansi pekerjaan
semakin tinggi atau sebaliknya
Tabel 4 Menghitung Konsentrasi

x (1) f (2) fx (3) X (4) fX (5) fX2 (6)


7 1 7 -3,52 -3,52 12,3904
8 2 16 -2,52 -5,04 12,7008
9 6 54 -1,52 -9,12 13,8624
10 5 50 -0,52 -2,6 1,352
11 5 55 0,48 2,4 1,152
12 3 36 1,48 4,44 6,5712
13 1 13 2,48 2,48 6,1504

19
14 1 14 3,48 3,48 12,1104
18 1 18 7,48 7,48 55,9504
Jumlah 25 263 122,24

Konsentrasi=
∑ fX 2 =
122,24
=11,61
waktu rata−rata 10,52

Berikut merupakan hasil pengukuran beban kerja mental bagian digital marketing:

Tabel 5 Hasil Pengukuran Beban Kerja Mental

Variabel
No Nama
Kecepatan Ketelitian Konsentrasi
1 Carel Anthony.F.P 10,52 24 11,61

Dari hasil pengolahan yang sudah dilakukan selama melakukan penelitian di PT. GRAHA
SERIBU SATU JAYA, kemudian dibandingkan dengan Tabel 1.4 Standar Penelitian dan
Kategori untuk mengukur Parameter kategori Kecepatan, Ketelitian dan Konsentrasi dengan
Test Bourdon Wiersma sebagai berikut:

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Beban Kerja Mental Berdasarkan standar Bourdon Wiersma

Nama Variabel Nilai Weight Score Kategori


(WS)
Kecepatan 8 12 CB
Carel
Ketelitian 4,5 7 R
Anthony.F.P
Konsentrasi 4,5 7 R

20
Keterangan :
 Interprestasi didasarkan pada skala penilaian antara 0 s/d 9
 Norma standar penilaian adalah “Weighted Score” (WS)
 B = Baik
 CB = Cukup Baik
 C = Cukup
 R = Ragu-ragu
 K = Kurang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pengolahan yang sudah dilakukan selama melakukan penelitian di PT. GRAHA
SERIBU SATU JAYA, kemudian dibandingkan dengan Tabel 1.4 Standar Penelitian dan
Kategori untuk mengukur Parameter kategori Kecepatan, Ketelitian dan Konsentrasi dengan
Test Bourdon Wiersma karyawan tersebut memiliki tingkat kecepatan yang Cukup Baik ,
tingkat Ketelitian yang Ragu-Ragu dan tingkat Konstansi yang Ragu-Ragu.

Saran

Untuk selanjutnya, sebaiknya pengukuran kelelahan kerja tidak hanya dengan melihat dari
segi kecepatan,ketelitian dan konstansi saja. Namun dapat diukur kelelahan kerja terhadap
faktor-faktor lain seperti frekuensi beban kerja, tingkat kesehatan fisik dan lain-lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

22

Anda mungkin juga menyukai