Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA

Kelompok 10 :

Audrey Shaquilla ( 19011230 )

Rizky Tamara (19089167)

M. Ihsan ( 19089060 )

Muhammad Fadli (19089070 )

Dosen Pengampu :

Rita Ahma Julda, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan petunjuk-Nyalah, kami bisa menyelesaikan makalah Pendidikan Kewarganegaraan
tentang : “Wawasan Nusantara” .

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua anggota
kelompok yang telah membantu dan memberikan sumbangan pemikirannya hingga makalah ini
tersusun. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
materi maupun tata cara penulisannya.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar di lain
kesempatan penulis dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada. Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.

Padang, Desember 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai warganegara tentunya siapapun akan menginginkan bangsa ini adalah
tempat paling aman dan terlindungi. Di dalam bangsa indonesia ini kita hidup
berkedaulatan Indonesia yang diakui di mata dunia. Namun banyak dari kita lupa bahwa
rakyat yang hidup di indonesia bukan hanya kita. Namun terdiri dari jutaan warga yang
berbeda namun memiliki keinginan yang sama.
Manusia dalam menjalankan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua
bidang yaitu universal filosofis dan sosial politis. Bidang universal filosofis bersifat
transeden dan idealistik misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan
pandangan hidup bangsa. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa
Indonesia dalam kaitannya dengan wilayah Nusantara. Sebagai negara kepulauan dengan
masyarakatnya yang berbhineka, negara Indonesia memiliki unsur – unsur kekuatan
sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang
strategis dan kaya akan sumber daya alam (SDA). Sementara kelemahannya terletak pada
wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu
bangsa, satu negara dan satu tanah air. Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak
terlepas dari pengaruh interaksidan interelasi dengan lingkungan sekitarnya (regional atau
internasional).
Dalam hal ini bangsa Indonesia memerlukan prinsip – prinsip dasar sebagai
pedoman agar tidak terombang – ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional
untuk mencapai cita – cita serta tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa
Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga
disebut Wawasan Nusantara. Karena hanya dengan upanya inilah bangsa dan negara
Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang adil,
makmur dan sentosa.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah wawasan nusantara adalah sebagaimana
yang telah dijabarkan dibawah ini yaitu:
1. Apa Yang Dimaksud Tentang Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara?
2. Apa Alasan Perlunya Wawasan Nusantara?
3. Bagaimana Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Wawasan Nusantara?
4. Bagaimana Membangun Argumen Dinamika Tantangan Wawasan Nusantara?
5. Bagaimana Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini ialah :
1. Untuk mengetahui Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara
2. Untuk mengetahui Alasan Perlunya Wawasan Nusantara
3. Untuk mengetahui Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Wawasan Nusantara
4. Untuk mengetahui Bagaimana Membangun Argumen Dinamika Tantangan
Wawasan Nusantara
5. Untuk mengetahui Bagaimana Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Wawasan
Nusantara.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara


Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan
Nusantara. Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan,
tinjauan, atau penglihatan indriawi. Selanjutnya, muncul kata wawas yang berarti,
memandang, meninjau atau melihat. Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan,
tanggap indriawi. Wawasan berarti pula cara pandang , cara melihat. Secara etimologi,
kata “nusantara” tersusun dari dua kata, “nusa” dan “antara”. Kata “nusa” dalam bahasa
Sansakerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata “nusa”
berasal dari kata nesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa.
Merujuk pada pernyataan tersebut maka kata ”nusa” juga mempunyai kesamaan
arti kata dengan nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari sini bisa
ditafsirkan bahwa kata “nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa. Kata
kedua yaitu “antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang berarti
antara atau dalam suatu kelompok. “Antara” juga mempunyai makna yang sama dalam
kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi. Sedangkan dalam
bahasa Sansakerta, kata “antara” dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar. Bisa
ditafsirkan bahwa kata “antara” mempunyai makna antar (antara), relasi, seberang, atau
laut. Dari penjabaran di atas, penggabungan kata “nusa” dan “antara” menjadi kata
“nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atauu bangsa –
bangsa yang dipisahkan oleh laut.
Perkataan nusantara pertama kali kita ketahui dari bunyi Sumpah Palapa dari
Patuh Gajah Mada yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih di
Kerajaan Majapahit tahun 1336 M, tertulis dalam Kitab Pararaton (Kitab Raja – Raja).
Selanjutnya, kata sebutan nusantara pernah coba dihidupkan oleh Ki Hajar Dewantara
untuk menggantikan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie), namun setelah
disetujuinya penggunaan sebutan Indonesia oleh Kongres Pemuda Indonesia (dalam
Sumpah Pemuda) tahun 1928, sebutan nusantara digunakan sebagai sinonim untuk
menyebut kepulauan Indonesia, Nama Indonesia berasal dari dua kata bahasa Yunani,
yaitu indo/ indu yang berarti Hindu/ Hindia dan nesia/ nesos yang berarti pulau. Dengan
demikian kata nusantara bisa dipakai sebagai sinonim kata Indonesia, yang menunjuk
pada wilayah (sebaran pulau – pulau) yang berada di antara dua samudra, yakni Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuann bangsa, serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Berikut ini menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan
menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999. “Cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.”
Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, secara sedeerhana Wawasan Nusantara
berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya. Diri yang
dimaksud adalah diri bangsa Indonesia sendiri, serta nusantara sebagai lingkungan tempat
tinggalnya.
Sebagaimana telah dikemukakan di muka, esensi atau hakikat dari wawasan
nusantara adalah “kesatuan wilayah dan persatuan bangsa” Indonesia. Mengapa perlu
kesatuan wilayah? Mengapa perlu persatuan bangsa? Sebelumnya kita telah mengkaji
bahwa sejarah munculnya wawasan nusantara adalah kebutuhan akan kesatuan atau
keutuhan wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Wilayah itu
harus merupakan satu kesatuan, tidak lagi terpisah-pisah oleh adanya lautan bebas.
Sebelumnya kita ketahui bahwa wilayah Indonesia itu terpecah-pecah sebagai akibat dari
aturan hukum kolonial Belanda yakni Ordonansi 1939. Baru setelah adanya Deklarasi
Djuanda tanggal 13 Desember 1957, wilayah Indonesia barulah merupakan satu kesatuan,
di mana laut tidak lagi merupakan pemisah tetapi sebagai penghubung. Konsep Wawasan
Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah
merupakan satu kesatuan politik, sosialbudaya, ekonomi serta pertahanan dan keamanan.
Atau dengan kata lain perwujudan wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik,
sosialbudaya, ekonomi dan pertahanan dan keamanan. Pandangan demikian penting
sebagai landasan visional bangsa Indonesia terutama dalam melaksanakan pembangunan.
B. Alasan Perlunya Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara dapat dijadikan sebagai pedoman demi mewujudkan tujuan
dan cita-cita nasional. Gagasan wawasan nusantara telah menjadi konsep yang sangat
dipertimbangkan untuk menjadi dasar dalam bernegara dan berbangsa. Menurut jurnal
berjudul Pentingnya Wawasan Nusantara sebagai Satu Kesatuan di Generasi Sekarang
(2021) yang ditulis oleh Musdalifah Qadariah, wawasan nusantara merupakan cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya sesuai dengan Pancasila dan
UUD NKRI tahun 1945.
Wawasan nusantara memiliki peran untuk membimbing bangsa Indonesia dalam
penyelenggaraan kehidupan dan berfungsi sebagai rambu-rambu dalam perjuangan untuk
mengisi kemerdekaannya. Wawasan nusantara penting bagi bangsa Indonesia karena
dapat menjadi pedoman, dorongan, motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala
keputusan, kebijaksanaan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat
pusat maupun daerah untuk seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa,
bermasyarakat dan bernegara.
Berikut pentingnya wawasan nusantara bagi bangsa indonesia :
1. Untuk menumbuhkan sikap nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa dan
Negara.
2. Untuk memperkuat dalam membangun ketahanan nasional Indonesia.
3. Untuk mewujudkan persepsi atau cara pandang yang sama bagi seluruh
warga negara Indonesia karena dengan cara pandang yang sama
diharapkan mampu membawa Indonesia menuju kesepahaman dan satu
hati untuk mewujudkan cita - cita nasional
Wawasan nusantara itu sendiri merupakan cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang beragam serta strategis dengan
mementingkan persatuan dan kesatuan dalam setiap aspek kehidupan nasional guna
mencapai tujuan nasional. Sedangkan wilayah kesatuan NKRI meliputi darat, laut serta
udara diatasnya sebagai sebuah satu kesatuan politik, ekonomi, sosial dan budaya serta
pertahanan keamanan.
C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Wawasan Nusantara
1. Sumber Historis
Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari Perdana Menteri Ir. H.
Djuanda Kartawidjaja yang pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan
deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. b. Sumber
Sosiologis, Berdasar pada kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia, wawasan
nusantara yang pada awalnya berpandangan akan "kesatuan atau keutuhan
wilayah" diperluas lagi sebagai pandangan akan "persatuan bangsa". Bangsa
Indonesia tdak ingin lagi terpecahpecah dalam banyak bangsa. Untuk
mewujudkan persatuan bangsa itu dibutuhkan penguatan semangat kebangsaan
secara terus menerus. Semangat kebangsaan Indonesia sesungguhnya telah dirints
melalui peristwa Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, ditegaskan dalam Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928, dan berbasil diwujudkan dengan Proklamasi
Kemerdekaan bangsa pada tanggal 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, jauh
sebelum Deklarasi Djuanda 1957, konsep semangat dan kesatuan kebangsaan
sudah tumbuh dalam diri bangsa.

2. Sumber Sosiologis
Lahirnya konsep wawasan nusantara juga dilatarbelakangi oleh kondisi
sosiologis masyarakat Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa
Indonesia itu beragam dan terpecah-pecah sebelum merdeka. Bahkan antar bangsa
Indonesia sendiri mudah bertikai dan diadu domba oleh Belanda melalui politik
devide et impera. Dalam perang melawan Belanda, ada orang yang justru menjadi
pengkhianat bangsa. Berdasar pada kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia,
wawasan nusantara yang pada awalnya berpandangan akan “kesatuan atau
keutuhan wilayah” diperluas lagi sebagai pandangan akan “persatuan bangsa”.
Bangsa Indonesia tidak ingin lagi terpecah-pecah dalam banyak bangsa.
Untuk mewujudkan persatuan bangsa itu dibutuhkan penguatan semangat
kebangsaan secara terus menerus. Semangat kebangsaan Indonesia sesungguhnya
telah dirintis melalui peristiwa Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, ditegaskan
dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dan berhasil diwujudkan dengan
Proklamasi Kemerdekaan bangsa pada tanggal 17 Agustus 1945. Oleh karena itu,
jauh sebelum Deklarasi Djuanda 1957, konsep semangat dan kesatuan kebangsaan
sudah tumbuh dalam diri bangsa. Bahkan semangat kebangsaan inilah yang
berhasil membentuk satu bangsa merdeka.
Hal di atas, keadaan sosiologis masyarakat Indonesia dan juga
keberlangsungan penjajahan yang memecah belah bangsa, telah melatarbelakangi
tumbuhnya semangat dan tekad orang-orang di wilayah nusantara ini untuk
bersatu dalam satu nasionalitas, satu kebangsaan yakni bangsa Indonesia.
Semangat bersatu itu pada awalnya adalah bersatu dalam berjuang membebaskan
diri dari penjajahan, dan selanjutnya bersatu dalam wadah kebangsaan Indonesia
3. Sumber Politis
Selanjutnya secara politis, ada kepentingan nasional bagaimana agar
wilayah yang utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat dikembangkan, dilestarikan,
dan dipertahankan secara terus menerus. Kepentingan nasional itu merupakan
turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional, maupun visi nasional. Cita-
cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD
1945 alinea II adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan nasional Indonesia
sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV salah satunya
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Visi nasional Indonesia menurut ketetapan MPR No VII/MPR/2001
tentang Visi Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia
yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta
baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Wawasan nusantara yang bermula dari Deklarasi Djuanda 1957
selanjutnya dijadikan konsepsi politik kenegaraan. Rumusan wawasan nusantara
dimasukkan dalam naskah Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai hasil
ketetapan MPR mulai tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Setelah
GBHN tidak berlaku disebabkan MPR tidak lagi diberi kewenangan menetapkan
GBHN, konsepsi wawasan nusantara dimasukkan pada rumusan Pasal 25 A UUD
NRI 1945 hasil Perubahan Keempat tahun 2002. Wawasan nusantara pada
dasarnya adalah pandangan geopolitik bangsa Indonesia. Geopolitik dimaknai
sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Geopolitik
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor–faktor geografi, strategi
dan politik suatu negara. Adapun dalam impelementasinya diperlukan suatu
strategi yang bersifat nasional (Ermaya Suradinata, 2001). Pandangannya tentang
wilayah, letak dan geografi suatu negara akan mempengaruhi kebijakan atau
politik negara yang bersangkutan.
D. Membangun Argumen Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara
Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara wilayah Indonesia menjadi sangat
luas dengan beragam isi flora dan fauna,serta penduduk yang mendiami wilayah itu.
Namun demikian,Konsepsi wawasan nusantara juga mengajak seluruh warga negara
untuk memandang keluasan wilayah dan keragaman yang ada didalam nya sebagai satu
kesatuan.
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara
1. Esensi Wawasan Nusantara
Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Wawasan nusantara
merupakan perwujudan dari sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia. Setiap
warga bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara
utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-
produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.
2. Urgensi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara sangat penting,berfungsi sebagai panduan dan
pedoman dasar bagi penyelenggaraan bagi kehidupan yang memberikan motivasi
dorongan untuk mencapai tujuan, juga melandasi perjuangan bangsa indonesia
untuk bersatu dalam mencapai tujuan nasional secara utuh, menyeluruh dan
terpadu. Maka untuk menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa
Indonesia melahirkan Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi
geopolitik dan geostrategi yang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang
meliputi seluruh wilayah daratan, lautan dan ruang angkasa di atasnya beserta
seluruh penduduknya adalah satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan-keamanan.
F. Rangkuman Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang terhadap bangsa dengan tujuan
menjaga persatuan dan kesatuan, yang diwujudkan dengan mengutamakan kepentingan
nasional dibanding kepentingan pribadi, kelompok atau golongan tertentu. Wawasan
Nusantara sendiri digunakan sebagai pedoman, motivasi, dorongan, dan rambu-rambu
dalam menentukan kebijaksanaan, keputusan, tindakan dalam penyelenggaraan negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pengertian wawasan nusantara secara etimologi berasal dari bahasa Jawa wawas
yang berarti pandangan, nusa yang berarti kesatuan kepulauan dan antara yang bermakna
dua samudera. Jadi pengertian secara umum dari Wawasan nusantara adalah cara
pandang atau cara melihat kesatuan kepulauan yang terletak diantara (Asia dan Australia)
juga dua samudera (Hindia dan Pasifik). Berdasarkan TAP MPR tahun 1993 dan 1998
tentang GBHN, wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia,
tentang jati diri dan lingkungan yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,
serta kesatuan wilayah demi tercapainya tujuan nasional.
Menurut beberapa ahli Kemunculan konsep dan pemikiran wawasan nusantara
disebabkan oleh lokasi geografis, geopolitik, geostrategi, historis dan yuridis formal.
Berikut ini beberapa definisi dan makna wawasan nusantara dilihat dari berbagai sudut
pandang ahli:
1. Prof. Wan Usman Menurut Prof. Wan Usman, wawasan nusantara adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah air sebagai negara kepulauan
dalam segala aspek kehidupan yang beragam.
2. Munadjat Danusaputro, 1981 Menurut Munadjat Danusaputro, wawasan
nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
dalam eksistensi yang saling berhubungan serta penerapannya di tengah
lingkungan berdasarkan asas nusantara.
Asas nusantara sendiri merupakan suatu ketentuan dasar yang harus ditaati,
dipatuhi dan dipelihara agar kepentingan nasional dapat terwujud. Cara pandang Bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya juga harus sesuai dengan ide nasional
Pancasila, sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat di
tengah-tengah lingkungan yang menjiwai tindak kebijaksanaan dalam mencapai tujuan
perjuangan bangsa.

G. Praktik Kewarganegaraan
Praktik Belajar Kewarganegaraan adalah salah satu model pembelajaran aktif
yang diterapkan dalam proses belajar sehingga menekankan pada kesempatan peserta
didik mendapatkan pengalaman langsung (nyata) melalui pengamatan permasalahan yang
ada di lingkungan sekitar beserta pemecahannya, sehingga peserta didik lebih bisa
menerapkannya pada masyarakat luas.
Contoh praktik kewarganegaraan :
 Praktik Kewarganegaraan: Persatuan Dan Kesatuan Perilaku:
Berteman dan menghormati teman yang berbeda suku bangsa dan agama
Dampak: terjalin persatuan dan kesatuan yang kuat Solusi: mempererat
hubungan persatuan dan kesatuan dengan pentas seni dari bermacam-
macam suku bangsa di kampong.
 Praktik Kewarganegaraan: Toleransi Perilaku:
Tidak memilih-milih dalam berteman Dampak: memiliki banyak teman
Solusi: mempererat pertemanan di masyarakat, sekolah, dan lingkungan
sekitar .
 Praktik Kewarganegaraan: Gotong Royong Perilaku:
Kerja bakti di kampung untuk membersihkan lingkungan Dampak:
kampung menjadi bersih dan terawat Solusi: kerja bakti di kampung
dilakukan setiap sebulan sekali.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi makalah wawasan nusantara adalah cara pandang dan
berpikir seseorang atau indiidu yang berdasarkan atas falsafah pancasila dan dasar-
dasar bangsa yang luhur dan menyeluruh. Jika disederhanakan wawasan nusantara
adalah sebuah pikir dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai budaya, bangsa dan
kepercayaan kebenaran untuk mengedepankan kepentingan bersama. Wawasan
nusantara tidak dipengaruhi oleh perbedaan agama, budaya dan ras. Keberagamaan
dalam indonesia akan disatukan dalam satu ideologi bangsa bhineka tunggal ika dan
persatuan kesatuan bangsa. Orang orang yang berwawasan nusantara akan selalu
menjaga ketertiban, keamanan dan ketenangan. Berupaya mematuhi tata tertib dan
peraturan yang ditentukan oleh undang-undang dan hukum yang telah diatur dalam
tatanan ketatanegaraan. Minimnya pemahaman akan wawasan nusantara akan
mengakibatkan dampak yang cukup besar baik untuk diri sendiri dan orang lain
tentunya. Salah satu perilaku yang mencerminkan tidak memiliki wawasan nusantara
adalah korupsi, tidak membayar pajak, melakukan penyelewengan, melakukan
kerusakan dan keributan.
DAFTAR PUSTAKA

Adi Sumardiman, dkk. 1982. Wawasan Nusantara, Jakarta: Yayasan Harapan Nusantara. Chaidir
Basrie, 2002. Pemantapan Wawasan Nusantara Menuju Ketahanan Nasional. Jakarta: Dirjen
Dikti Depdiknas.

Budisantoso. 1997. Wawasan Nusantara Dan Ketahanan Nasional Dalam Kehidupan Nasional
Dan Perencanaan Pembangunan. Jurnal Ketahanan Nasional. Vol 2, No 3 (1997)

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655977/pendidikan/WAWASAN+NUSANTARA+
+Jurnal+Penting.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/pentingnya-wawasan-nusantara-fungsi/#:~:text=Wawasan
%20nusantara%20memiliki%20peran%20untuk,dalam%20perjuangan%20untuk%20mengisi
%20kemerdekaannya.

Anda mungkin juga menyukai