Anda di halaman 1dari 2

Review Buku “Estetika Musik.

Sebuah Pengantar”
Oleh Wielvan Christian
18101570131

Estetika musik ada hubungannya dengan kreativitas manusia, maka estetika musik
haruslah berhubungan dengan hal-hal yang tidak selamanya indah. Estetika musik lebih
dimaksudkan sebagai pengetahuan atau usaha penelaahan tentang hubungan antara cita rasa dan
kesadaran intelektual manusia dengan musik.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa Pythagoras mengajarkan hubungan antara musik,
matematika dan astronomi sebagai keselarasan alam semesta. Jika kita belajar tentang estetika
musik harus dilengkapi dengan referensi yang lebih luas tentang filsafat, psikologi dan sebagainya.
Pengetahuan tentang estetika tumbuh karena kesadaran manusia akan getaran pada dirinya
tentang rangsangan yang kemudian ia ketahui sebagai suatu yang mengandung nilai yang indah
dan tidak indah. Estetika bukan cara untuk menikmati keindahan, tapi sebuah rasa untuk
memahami persoalan keindahan.
Persoalan estetika timbul pada saat proses memilih bukan pada keputusan memilih.
Apabila estetika dan estetika musik dihubungkan dengan hal praktis, maka pengetahuan estetika
maupun estetika musik dapat dijadikan sebagai media pemahaman dalam tiga hal yakni pertama,
dapat membantu tingkat apresiasi kita pada persoalan keindahan musik. Kedua, membantu
pengamatan kita dalam memberikan penilaian terhadap persoalan indah dan tidak indah. Ketigam
membantu proses karya seorang seniman.
Tiga tujuan pragmatis objek estetika musik menurut Plato. Pertama, masalah itu sendiri.
Kedua, musik itu sendiri. Ketiga manusia yang menjadi pangkal persoalan timbulnya masalah
indah atau tidak indah dalam musik.
Pengetahuan estetika tumbuh karena kesadaran atas getaran yang manusia rasakan tentang
suatu yang kemudian ia ketahui sebagai suatu yang mengandung nilai indah dan tidak indah. Pada
keindahan alam terjadi karena faktor alam. Sedangkan, seni adalah hasil kerja manusia. Keindahan
seni memiliki nilai artistik.
Musik merupakan seni yang sulit diterima secara langsung karena merupakan bahasa
ekspresi yang harus diterjemahkan. Musik juga memerlukan pemahaman tapi tidak memerlukan
penerjemahan. Penerjemahan musik harus dilakukan melalui pengertian dan pemahaman, tidak
cukup melalui emosi, rasa dan selera saja.
Musik pada tingkatan yang lebih lanjut bukan hanya sekedar bermain atau bernyanyi saja.
Tetapi juga melibatkan pengetahuan tentang hal ilmiah, sehingga membutuhkaan studi wawasan
yang sangat luas. Hal ini disebabkan oleh musik bukan gairah atau birahi, tetapi menyangkut
pandangan manusia secara mendalam tentang dunia, keyakinan estetis dan tentang manusia
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai