DisusunOleh
Daffa Aryanda Hutabarat (206232110)
UNIVERSITASISLAMNEGERISUMATERAUTARAFAKULTAS HUKUM
DANSYARIYAH URUSANHUKUM
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
daya dan mengasah talenta penulis, sehingga makalah ini selesai pada waktunya. Salawat
dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad Saw., seluruh keluarga, sahabat dan
pengikutnya yang telah membawa cahaya ilmu kepada umat manusia, sehingga ilmu
tersebut sampai kepada kita semua.
Makalah ini disusun sesuai dengan tuntutan penulisan makalah. Pengantar Ilmu
Hukum ialah kajian yang menjelaskan tentang situasi yang terjadi di berbagai area
mengenai Hukum Adsmistrasi Negara
Mungkin makalah ini masih banyak memiliki kekurangan meskipun penulis telah
berusaha dalam menyusunnya. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk menyempurnakan
kekurangan makalah ini dengan senang hati penulis terima.
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................
3.2 SARAN...................................................................................................................
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
berargumen dan menyatakan pendapat bila diperhadapkan pada persoalan administrasi
Negara.
Dari latar belakang diatas, saya dapat menarik kesimpulan dan merumuskan
beberapa rumusan masalah yang mana menurut saya layak untuk diangkat,
dibicarakan serta dibahas, dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
telah dibuatnya sendiri dan yang mengawasi adalah dirinya sendiri pula,
apakah Negara itu dapat dikatakan Negara hukum ? tentu saja bukan itu
yang dimaksud dengan Negara hukum.
Ada beberapa ciri Negara yang dapat disebut Negara hukum. Ciri-cirinya
adalah:
a. Supremecy of the law,
b. Equality before the law,
c. Constitution based on the human rights.
Untuk itu, dalam suatu Negara hukum diperlukan asas perlindungan, artinya
dalam UUD ada ketentuan yang menjamin hak-hak asasi manusia. UUD
1945 memuat beberapa asas yang memberikan perlindungan tersebut, yaitu:
5
kekuasaan yang di sebut tadi. Demi mencegah kekuasaan yang absolut itulah timbul
Negara hukum, dimana dengan asas legalitasnya menyatakan bahwa penguasa
hanya dapat bertindak atas dasar hukum yang berlaku. Oleh karena pada saat itu
yang berkuasa adalah aliran legisme yang menyatakan bahwa yang dinamakan
hukum adalah UU yang tertulis, maka hal itu berarti penguasa hanya dapat
bertindak berdasarkan UU yang mengaturnya terlebih dahulu dan penguasa
eksekutif hanya melaksanakan UU yang telah dibuat legislatif. Bila untuk masalah
itu belum ada UU yang mengaturnya, maka eksekutif tidak dapat bertindak. Negara
hukum klasik ini disebut Negara hukum sempit karena eksekutif benar-benar
terbatas tindakannya. Hal ini sesuai dengan zamannya, karena pada ketika itu tujuan
Negara hanyalah menjaga keamanan dan ketertiban. Jadi, Negara tugasnya hanya
memelihara keamanan rakyatnya sehingga Negara hukum yang demikian disebut
pula Negara penjaga malam (nachtwakkerstaat). Akibatnya, Negara tidak aktif
mengatur kehidupan rakyatnya. Dengan demikian, Hukum Administrasi Negara
dalam arti hukum yang mengatur hubungan penguasa dan rakyat juga terbatas
sekali.
6
pemerintah. Negara modern pun disebut sebagai Negara kesejahteraan atau welfare
state.
7
Sebagaimana kita lihat dalam Negara yang tercantum dalam pemukaan UUD 1945
Alinea keempat, yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum serta dengan mewujudkan
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini juga dipertegas dalam GBHN
Tahun 1999-2004 melalui TAP MPR No.IV / MPR / 1999 bahwa “ penyelenggaraan
Negara dilaksanakan melalui pembagunan nasional dalam segala aspek kehidupan
bangsa, oleh penyelenggaraan Negara “ dan “ pembangunan nasional merupakan usaha
peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilaksanakan secara
berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global”
Hal ini membawa akibat pemerintah banyak turut campur dalam kehidupan rakyat
yang mendalam di semua sector. Campur tangan tersebut diatur oleh atau didasarkan
pada UU maupun peraturan pelaksanaan lainnya yang dilaksanalan oleh administrasi
Negara. Untuk menjalankan tugas-tugas servis public secara proaktif, maka bagi
administrasi Negara ada konsekuensi khusus yang disebut “kemerdekaan bertindak”,
yaitu kemerdekaan untuk dapat bertindak atas inisiatif sendiri, terutama dalam
penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam keadaan kegentingan memaksa dan
yang peraturan penyelesaiannya belum ada. Artinya belum dibuat oleh pembentuk UU.
Hal ini disebut Freies Ernessen.
Berbicara tentang kemerdekaan bertindak dari administrasi Negara dalam teori
Hukum Administrasi Negara, dikenal tiga jenis kemerdekaan bertindak, yaitu :
a. Freies Ermessen
Freies ermessen adalah kemerdekaan bertindak administrasi Negara atau
pemerintah (eksekutif) untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam
keadaan kegentingan yang memaksa, dimana peraturan penyelesaian untuk
masalah itu belum ada.
b. Delegasi Perundangan-Undangan
Delegasi perundang-undangan (delegasi van wetgeving) berarti administrasi
Negara diberi kekuasaan untuk membuat peraturan organic pada undang-
undang. Maksudnya, karena pembuat UU pusat tidak dapat memperhatikan
setiap masalah secara rinci yang timbul di seluruh wilayah Negara, maka sesuai
sifatnya suatu UU, pembuat UU pusat hanya membuat peraturan secara garis
8
besarnya saja. Jadi, berdasarkan delegasi perundang-undangan, maka
pemerintah atau administrasi Negara dapat membuat peraturan pemerintah
untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya (pasal 5 Ayat 2 UUD 1945).
c. Droit function
Droit function adalah kemerdekaanseorang pejabat administrasi Negara tidak
berdasarkan delegasi yang tegas dalam menyelesaikan suatu persoalan yang
konkret. Kemerdekaan ini perlu agar administrasi Negara dapat menjalankan
pekerjaannya secara lancar, sesuai untuk memenuhi kebutuhan masing-masing
individu dan sekaligus mengoreksi hasil pembuatan UU.
9
Belinfante mengatakan bahwa sumber hukum tertulis HTUN “Tidak
ditentukan oleh tempat tercantumnya, tetapi oleh isi dari peraturan yang
bersangkutan.”
Contohnya :
1. UUD 1945
2. TAP MPR
3. UU
4. Perpu
5. PP
6. Keppres
10
7. Perda.
Hal tersebut berbeda dengan TAP MPR XX / MPRS / 1966 tentang
Kepmen dan Permen yang tidak termasuk dalam hierarki. Tata urutan
perundang-undangan berdasarkan TAP MPRS No.XX /1966 adalah :
1. UUD 1945
2. TAP MPR
3. UU dan Perpu
4. PP
5. Keppres, Inpres
6. Permen, Instruksi Menteri, kepmen,
7. Perda, Kep. Kepala Daerah.
11
dengan tata nilai yang berlaku di dalam suatu masyarakat. Di Indonesia yang
mempunyai falsafah Negara Pancasila, tentu saja nilai-nilai itu harus sesuai dengan
nilai-nilai luhur sebagaimana terkandung dalam Pancasila.
Ketiga belas asas itu meliputi :
1. Asas kepastian hukum
Asas ini mengkehendaki dihormatinya hak yang telah
diperoleh seseorang berdasarkan keputusan administrasi Negara
yang sah ( dalam arti telah memenuhi syarat formal dan materiil ).
2. Asas keseimbangan
Harus terdapat keseimbangan antara hukuman jabatan dan
kelalaian atau kealfaan seorang pegawai.
3. Asas kesamaan
Artinya, administrasi Negara harus mengambil keputusan yang
sama atas kasus yang sama ( kasuistis ). Menurut V. Vollenhoven,
sifat tindakan administrasi Negara ialah :
- Spontan
- Konkret,
- Kasuistis,
- Individudualistis.
4. Asas bertindak cermat
Asas bertindak cermat meliputi :
a. Formal
Artinya, administrasi Negara harus cermat waktu
mempersiapkan pembentukan keputusan, meliputi :
- Semua fakta
- Semua kepentingan,
- Dipelajari dan diteliti kebenaran semua pendapat.
b. Materiil
Jika keputusan dicabut , maka diberi ganti rugi.
5. Asas motivasi
12
Suatu keputusan harus memuat motivasi/pertimbangan yang
adil dan jelas. Dalam arti, dari pihak yang menerima agar dapat
mengerti dengan jelas, sedangkan dari pihak yang menolak sebagai
alasan untuk naik banding.
6. Asas jangan mencampuradukan kewenangan
Wewenang untuk mengeluarkan suatu keputusan diberikan
dengan maksud dan tujuan tertentu. Dalam hal ini, badan/ pejabat
TUN menggunakan wewenangnya menyimpang dari maksud dan
tujuan tersebut, maka hal ini disebut perbuatan melawan hukum.
7. Asas permainan yang layak
Badan/prjabat TUN harus memberikan kesempatan kepada
warga Negara untuk mencapai kebenaran dan keadilan dengan
mengajukan banding.
8. Asas keadilan ( Larangan Melanggar willekeur / bertentangan
dengan nalar yang sehat )
Badan / pejabat TUN dilarang membuat keputusan
sewenang-wenang.
9. Asas kepercayaan ( Menanggapi Pengharapan yang Wajar )
Harapan yang dijanjikan oleh badan / pejabat TUN tidak
boleh diingkari. Harapan / kepercayaan itu timbul karena kebijakan
yang sama selama bertahun-tahun.
10. Asas Meniadakan Akibat Keputusan yang Batal
Keputusan yang dibatalkan oleh instansi banding ( Majelis
Kepegawaian ). Akibatnya, badan / pejabat TUN semula harus
menerima kembali pegawai yang bersangkutan dan membayar
semua kerugian akibat keputusan itu.
11. Asa Perlindungan atas Pandangan Hidup
Sesuai masyarakat yang bersangkutan. Dinegara Indonesia
( bagi PNS ), diatur dalam PP 10/1983 mengenai izin istri, dan PP 45
/ 1990 mengenai tidak menikah sesame karyawan.
12. Asas Kebijaksanaan
13
Badan / pejabat TUN harus dapat bertindak dengan berpijak
pada asas kebijaksaan ( sponta ), tidak perlu menunggu instruksi.
13. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum
Kepentingan umum meliputi kepentingan bangsa, masyarakat
dan Negara.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Utrech mengatakan bahwa Hukum Administrasi Negara ialah himpunan
peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab, maka Negara berfungsi.
Dengan kata lain, Hukum Adminitrasi Negara merupakan sekumpulan
peraturan yang memberi wewenang kepada administrasi Negara untuk
mengatur masyarakat.
2. Menurut penjelasan UUD 1945, Negara republik Indonesia adalah Negara yang
berdasarkan atas hukum ( rechstaat ), tidak berdasarkan kekuasaan belaka
( machtstaat ).
3. Negara hukum diperlukan asas perlindungan, artinya dalam UUD ada ketentuan
yang menjamin hak-hak asasi manusia. UUD 1945 memuat beberapa asas yang
memberikan perlindungan tersebut, yaitu:
a. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul ( pasal 28 ),
b. Kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan ( pasal 28 ),
c. Berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ),
d. Kemerdekaan memeluk agama (pasal 29),
e. Berhak ikut mempertahankan Negara (pasal 30).
4. Negara hukum disebut Negara hukum klasik karena hukum timbul pada saat
sesudah terjadinya reformasi terhadap Negara totaliter pada zaman absolutisme,
dimana semua kekuasaan Negara berada dalam satu tangan.
5. Negara hukum modern, tujuannya bukan hanya menjaga keamanan, tapi disebut
oleh Lemaire bestuurszorg atau menyelenggarakan kesejahteraan umum oleh
pemerintah. Negara modern pun disebut sebagai Negara kesejahteraan atau
welfare state.
6. Dengan adanya asas legalitas sebagai unsur yang utama dalam suatu Negara
hukum maka hal itu berarti setiap tindakan administrasi Negara atau penguasa
harus berdasarkan hukum yang berlaku.
15
7. Hukum Administrasi Negara, dikenal tiga jenis kemerdekaan bertindak, yaitu :
a. Freies Ermessen
c. Delegasi Perundangan-Undangan
Delegasi perundang-undangan (delegasi van wetgeving) berarti administrasi
Negara diberi kekuasaan untuk membuat peraturan organic pada undang-
undang. Maksudnya, karena pembuat UU pusat tidak dapat memperhatikan
setiap masalah secara rinci yang timbul di seluruh wilayah Negara, maka sesuai
sifatnya suatu UU, pembuat UU pusat hanya membuat peraturan secara garis
besarnya saja. Jadi, berdasarkan delegasi perundang-undangan, maka
pemerintah atau administrasi Negara dapat membuat peraturan pemerintah
untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya (pasal 5 Ayat 2 UUD 1945).
c. Droit function
9. Sumber hukum tidak tertulis yang dalam Hukum Administrasi Negara terkenal
dengan sebutan asas umum pemerintahan yang layak (baik) atau General
Principles of Good Government ( dalam bahasa belanda disebut sebagai
Algemen Bepalingen van Behoorlijk bestuur disingkat ABBB ).
16
3.2 SARAN
Saran saya adalah agar kedepannya sistem administrasi Negara yang ada di
Indonesia lebih baik lagi dan terus ditingkatkan,tidak menyulitkan warga dalam
melakukan administrasi serta meningkatkan pelayanan sistem administrasi
terpadu dan mudah dijangkau dan biaya ringan.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://ahttp://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-adm-
negara.htmlndruhk.blogspot.com/2012/07/hukum-administrasi-negara.html?m=0
http://pusdikmin.com/perpus/file/hukum%20administrasi%20negara.pdf
18