Anda di halaman 1dari 15

Hukum Administrasi Negara

Disusun Oleh :
Kelompok 7

M. Rafi Maulana 07011382126175

Fathurrahman 07011382126179

Bagas Panjimarta 07011382126201

Cendana Arrum Medy 07011382126225

Yusril Effendi 07011382126245

Dosen Pengampu : Januar Eko Aryansah, S.IP., SH., M.Si


Mata Kuliah : Sistem Hukum

Program Studi Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sriwijaya
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam. Puji dengan ridho
dan izin-nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas tentang Hukum
Administrasi Negara.
Makalah ini berjudul “Hukum Administrasi Negara”. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang apa saja yang ada dalam makalah
tentang sistem politik islam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Dan dengan makalah ini semoga bisa kita ambil pelajaran untuk
kita terapkan dalam kehidupan kita sebenarnya.

Palembang, September 2022

i
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………...…………………………………………………i
Daftar Isi……………………...………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
1.1..Latar belakang….…………………………………………………………1
1.2..Rumusan masalah…………………………………………………………1
1.3..Tujuan penelitian………………………………………………………….1
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian hukum Administrasi Negara…………………………………...2
2.2 Pengertian hukum Administrasi Negara menurut para ahli……………….2
2.3 Pengertian dan ruang lingkup hukum Administrasi Negara………………3
2.4 Hukum Administrasi Negara mencakup…………………………………..4
2.5 Pembagian hukum Administrasi Negara…………………………………..5
2.6 Perbuatan hukum pemerintah……………………………………………...6
2.7 Asas asas hukum Administrasi Negara……………………………………6
2.8 Kedudukan dan kewenangan hukum Administrasi negara………………..8
2.9 Pandangan islam tentang hukum Administrasi Negara……………………9
2.10 Prinsip prinsip islam yang mengatur hukum Administrasi Negara………9
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….11
Daftar Pustaka………………………………………………………………………12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum Administrasi Negara adalah hukum untuk mengatur Pemerintah atau
penyelenggaraan pemerintahan, sebagian dibuat atau berasal dari Pemerintah, dan
hukum itu digunakan dalam mengatur hubungan dengan Pemerintah atau untuk
memengaruhi terhadap tindakan Pemerintah. Hukum administrasi dalam praktiknya
menempati posisi dominan dalam penanganan tindak pidana korupsi, oleh karena
hakekat hukum administrasi adalah hukum yang berkaitan dengan wewenang
Pemerintah, dan kontrol terhadap penggunaan wewenang yang tujuannya untuk
melindungi individu dan masyarakat.
Konsep wewenang dalam kajian hukum khususnya hukum administrasi dan tindak
pidana korupsi merupakan dua aspek hukum yang saling terkait. Menurut tradisi ilmu
hukum, titik-taut “hukum administrasi” berada di antara norma hukum pemerintahan
dan hukum pidana, sehingga dapat dikatakan sebagai “hukum antara”. Hukum pidana
berisi norma-norma yang begitu penting bagi kehidupan masyarakat sehingga
penegakan norma-norma tersebut dapat ditegakkan sanksi pidana. Karena itu, hampir
setiap norma hukum pemerintahan berdasarkan Hukum Administrasi diakhiri “in
cauda venenum” dengan sejumlah ketentuan pidana (“in cauda venenum” secara
harfiah berarti: ada racun di ekor/buntut setiap tindak kebijakan). Oleh karena itu,
konsep hukum administrasi menyangkut norma wewenang Pemerintah, penggunaan
wewenang oleh Pemerintah dan perlindungan hukum oleh Pemerintah baik preventif
maupun represif terhadap individu dan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat kami rumuskan beberapa permasalahan, yaitu:
1. Apa Pengertian Hukum Administrasi Negara Menurut Para Ahli?
2. Apa Saja Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara?
3. Apa Saja Pandangan Islam Tentang Hukum Administrasi Negara?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan membuat makalah ini adalah:
1. Mengetahui Pengertian Hukum Administrasi Negara Menurut Para Ahli.
2. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara.
3. Mengetahui . Pandangan Islam Tentang Hukum Administrasi Negara.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Administrasi Negara


Hukum Administrasi Negara (HAN) merupakan hukum yang mengatur
sebagian lapangan pekerjaan administrasi negara, yang dimaksud lapangan pekerjaan
administrasi negara diatur oleh hukum tata negara, hukum privat dan sebagainya.
Hukum administrasi negara adalah salah satu cabang ilmu hukum. Hukum ini
mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat-alat
perlengkapan negara.
Di Indonesia istilah "administratiefrecht" diterjemahkan bermacam-macam,
seperti hukum administrasi, hukum tata usaha negara, atau hukum tata pemerintahan.
Perbedaan ini mengakibatkan terjadinya pemakaian istilah yang kurang seragam.
2.2 Hukum Administrasi Negara Menurut Para Ahli
Ada juga pengertian dari hukum administrasi negara menurut para ahli, yaitu:
1. J.H.P. Bellafroid
mengatakan Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan
tentang cara bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan
dan majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya.
2. Oppenheim
Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan ketentuan-
ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila
badan-badan itu menggunakan wewenang nya yang telah diberikan kepadanya
oleh Hukum Tata Negara.
3. Logemann
Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat dari norma-norma yang
menguji hubungan Hukum Istimewa yang diadakan untuk memungkinkan
para pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka yang khusus.
4. De La Bascecoir Anan
Hukum Administrasi Negara adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu
yang menjadi sebab Negara berfungsi/bereaksi dan peraturan-peraturan itu
mengatur hubungan-hubungan antara warga Negara dengan pemerintah.

2
2.3 Pengertian Dan Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara
Menurut Utrecht, hukum administrasi negara (hukum pemerintah-an)
berfungsi menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan untuk memungkinkan
para pejabat (ambtsdragers) administrasi negara me-lakukan tugas mereka yang
khusus. Selanjutnya dikemukakan bahwa hukum administrasi negara adalah hukum
yang mengatur sebagian la-pangan pekerjaan administrasi negara. Bagian lain
lapangan pekerjaan administrasi negara diatur oleh hukum tata negara, hukum privat,
dan sebagainya. Jadi pengertian hukum administrasi negara dan pengertian hukum
yang mengatur pekerjaan administrasi negara tidak identik. Dengan menggunakan
teori trias politica dari Montesquieu, Utrecht me-rumuskan bahwa yang dimaksud
dengan administrasi negara adalah: gabungan jabatan-jabatan (complex van ambten)-
apparaat (alat) administrasi--yang di bawah pemerintah melakukan sebagian
pekerjaan pemerintah (tugas pemerintah, overheidstaak)-fungsi administrasi - yang
tidak ditugaskan kepada badan-badan pengadilan, badan legislatif. Selanjutnya
menurut Utrecht tentang hukum administrasi negara menyangkut dengan hal-hal yang
(pusat) dan badan-badan pemerintah dari persekutuan hukum yang lebih rendah
daripada negara, yaitu badan-badan pemerintahan dari persekutuan hukum daerah
swatantra tingkat I, II, dan III, dan daerah istimewa yang masing-masing diberi
kekuasaan memerintah sendiri daerahnya. Adapun dalam perincian lapangan
pekerjaan administrasi negara oleh Utrecht diperlukan peninjauan sejarah
perkembangan hukum administrasi, yang di antaranya dimulai dari kekuasaan raja
yang sangat mutlak, teori pemisahan kekuasaan (trias politica), hingga pada teori
pembagian kekuasaan.
Pradjudi Atmosudirdijo mendefinisikan hukum administrasi negara sebagai
hukum mengenai administrasi negara dan hukum ciptaan administrasi negara.
Administrasi negara dalam definisi tersebut mempunyai arti yang luas, yaitu
kombinasi antara: (a) tata pemerintahan, (b) tata usaha negara, (c) administrasi atau
pengurusan rumah tangga negara, (d) pembangunan, dan (e) pengendalian
lingkungan. Selanjutnya, menurut Pradjudi ada tiga arti administrasi negara, yaitu:
1. Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintah, atau sebagai institusi politik
(kenegaraan).
2. Sebagai fungsi atau sebagai aktivitas melayani pemerintah, yakni sebagai
kegiatan "pemerintah operasional", dan
3. Sebagai proses teknik penyelenggaraan undang-undang.

3
Prajudi juga menguraikan pengertian hukum administrasi negara dalam arti luas, yaitu
terdiri atas:
1. Hukum tata pemerintahan,
2. Hukum tata usaha negara,
3. Hukum administrasi negara dalam arti sempit, yakni hukum tata
pengurusan rumah tangga.
Dari berbagai definisi dan deskripsi tersebut, P. De Haan cs mengemukakan
tiga fungsi hukum administrasi negara, yaitu fungsi normatif, fungsi instrumental, dan
fungsi jaminan. Deskripsi hukum administrasi negara tersebut menggambarkan
hukum administrasi negara yang meliputi: (a) mengatur sarana bagi penguasa untuk
mengatur dan mengendalikan masyarakat, (b) mengatur cara-cara partisipasi warga
negara dalam proses pengaturan dan pengendalian, (c) perlindungan hukum, (d)
menetapkan norma norma fundamental bagi pengurus untuk pemerintahan yang baik.
Oppenheim mengemukakan perbedaan terhadap tinjauan negara, bahwa hukum tata
negara menyoroti negara dalam keadaan diam (staat in trust). Adapun hukum
administrasi negara menyoroti negara dalam keadaan bergerak (Staat in beweging).
Sementara itu, C. Van Vollenhoven menjabarkan bahwa hukum tata negara
merupakan keseluruhan aturan yang membentuk dan menentukan kewenangan alat-
alat perlengkapan negara. Sementara hukum administrasi adalah keseluruhan aturan
yang mengikat alat-alat perlengkapan negara setelah alat-alat perlengkapan negara
akan menggunakan kewenangan-kewenangan kenegaraan.

2.4 Hukum administrasi Negara Mencakup


Adapun ruang lingkup dari Hukum Administrasi Negara adalah bertalian erat
dengan tugas dan wewenang lembaga negara (administrasi negara) baik di tingkat
pusat maupun daerah, perhubungan kekuasaan antar lenbaga negara (administrasi
negara), dan antara lembaga negara dengan warga masyarakat (warga negara) serta
memberikan jaminan perlindungan hukum kepada keduanya, yakni kepada warga
masyarakat dan administrasi negar itu sendiri. Dalam perkembangan sekarang ini
dengan kecenderungan negara turut campur tangan dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat, maka peranan Hukum Administrasi Negara (HAN) menjadi luas dan
kompleks. Kompleksitas ini akan membuat luas dan complicated dalam menentukan
rumusan ruang lingkup. Secara historis pada awalnya tugas negara masih sangat
sederhana, yakni sebagai penjaga malam (natchwachter staad) yang hanya menjaga

4
ketertiban, keamanan, dan keteraturan serta ketentraman masyarakat. Oleh karenanya
negara hanya sekedar penjaga dan pengatur lalu lintas kehidupan masyarakat agar
tidak terjadi benturan-benturan, baik menyangkut kepentingan hak dan kewajiban,
kebebasan dan kemerdekaan, dan atau benturan-benturan dalam kehidupan
masyarakat lainnya. Apabila hal itu sudah tercapai, tugas negara telah selesai dan
sempurna. Pada suasana yang demikian itu HAN tidak berkembang dan bahkan statis.
Hukum Administrasi Negara, Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan ada enam ruang
lingkup yang dipelajari dalam HAN yaitu meliputi :
1. Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum dari
administrasi negara.
2. Hukum tentang organisasi negara.
3. Hukum tentang aktivitas-aktivitas dari administrasi negara, terutama yang
bersifat yuridis.
4. Hukum tentang sarana-sarana dari administrasi negara terutama mengenai
kepegawaian negara dan keuangan negara.
5. Hukum administrasi pemerintah daerah dan Wilayah, yang dibagi menjadi:
a. Hukum Administrasi Kepegawaian.
b. Hukum Administrasi Keuangan.
c. Hukum Administrasi Materiil.
d. Hukum Administrasi Perusahaan Negara.
6. Hukum tentang Peradilan Administrasi Negara.

2.5 Pembagian Hukum Administrasi Negara


1. otonom (di ciptakan pemerintah dan admimistrasi negara) yang merupakan
suatu kewajiban lembaga untuk mengatur kehidupan sesuai peraturan dengan
ketentuan yang berlaku.
2. heteronom ( HAN yang bersumber dari UUD, TAP MPR, UU yang mengatur
seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi Negara)
3. umum ( berkenaan dengan peraturan peraturan umum mengenai tindakan
hukum dan berhubungan hukum administrasi atau prinsip yang berlaku untuk
semua bidang administrasi)
4. khusus (peraturan peraturan yang khusus yang berkaitan di bidang tertentu)

5
2.6 Perbuatan Hukum Pemerintah
Pemerintah atau administrasi negara adalah subjek hukum yang mewakili dua
institusi, yaitu jabatan pemerintahan dan badan hukum pemerintahan. Karena
mewakili dua institusi, maka dikenal ada dua macam tindakan hukum, yaitu:
1. Tindakan dalam lapangan hukum publik.
Pemerintah seperti halnya perorangan, sebagai subjek hukum dapat pula
melakukan tindakan dalam lapangan hukum publik melalui alat-alat perlengkapannya.
Dalam hal ini pemerintah ataupun alat perlengkapannya melakukan peran sebagai
subjek hukum publik yang menjalankan kekuasaan hukum publik sesuai dengan
kewenangan yang diberikan oleh undang-undang untuk menilai tindakan dalam
hukum publik ini dilakukan dengan melihat ada tidaknya wewenang, di mana
wewenang tersebut pada umumnya adalah wewenang dalam jabatan.
Perbuatan pemerintah dalam lapangan hukum publik ini digolongkan menjadi
dua. Pertama, perbuatan hukum publik yang bersegi satu. Perbuatan ini akibat
hukumnya timbul secara langsung seiring dilakukannya perbuatan tersebut oleh
pemerintah tanpa menung-gu reaksi dari pihak-pihak yang terkena. Kedua, perbuatan
hukum publik yang bersegi dua. Perbuatan hukum publik yang bersegi dua ini akibat
hukumnya baru timbul sesudah ada kata sepakat antaria pemerintah dan pihak-pihak
yang terkena.
2. Tindakan dalam lapangan hukum privat
Di samping melakukan tindakan dalam lapangan hukum publik, pemerintah
seperti halnya perorangan, sebagai subjek hukum dapat pula melakukan tindakan-
tindakan dalam lapangan hukum pre vat untuk melakukan perbagai perbuatan dalam
lapangan hukum keperdataaan ini dijelmakan dalam kualitas sebagai badan hukum
yang bertindak atas nama institusi bukan atas nama jabatan.

2.7 Asas Asas Hukum Administrasi Negara


berikut adalah asas asas yang ada dalam hukum administrasi negara
1. Asas ne bis vexari rule adalah asas yang menghendaki agar setiap tindakan
administrasi negara harus didasarkan atas undang-undang dan hukum.
2. Asas principle of legality berarti asas kepastian hukum, merupakan asas yang
menghendaki dihormatinya hak yang telah diperoleh seseorang berdasarkan
keputusan badan atau pejabat administrasi negara.

6
3. Principle of proportionality atau asas keseimbangan adalah asas yang
menghendaki proporsi yang wajar dalam penjatuhan hukuman bagi pegawai
yang melakukan kesalahan.
4. Principle of equality artinya asas kesamaan dalam pengambilan keputusan,
yaitu asas yang menentukan bahwa dalam menghadapi suatu kasus dan fakta
yang sama, maka seluruh alat administrasi negara harus dapat mengambil
keputusan yang sama.
5. Principle of corefness atau asas bertindak cermat merupakan asas yang
menghendaki agar administrasi negara senantiasa bertindak hati-hati agar tidak
menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
6. Principle of motivation yakni asas motivasi untuk setiap keputusan yang
berarti dalam mengambil suatu keputusan pejabat administrasi
negara/pemerintah harus bersandar pada alasan/motivasi yang kuat, benar, adil
dan jelas.
7. Principle of non-misuse of competence berarti asas jangan
mencampuradukkan kewenangan, yakni asas yang menyatakan bahwa dalam
pengambilan suatu keputusan pejabat administrasi negara jangan sampai
menyalahgunakan kewenangan atau kekuasaan.
8. Principle of fair play atau asas permainan yang layak menghendaki agar
pejabat pemerintah/administrasi negara memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada warga negara/masyarakat untuk mendapatkan informasi yang
benar dan adil.
9. Principle of Reasonable or Prohibition of Artibtariness Asas ini berarti
kewajaran dan keadilan, maksudnya adalah dalam melakukan tindakan,
pemerintah tidak boleh berlaku sewenang-wenang atau berlaku tidak
wajar/layak.
10. Principle of Meeting Raised Expectation Asas ini berarti menanggapi harapan
yang wajar. Principle of meeting raised expectation menghendaki agar
pemerintah dapat meimbulkan pengharapan-pengharapan yang wajar bagi
kepentingan rakyat.
11. Principle of Undoing the Consequence of Annule Desicion, asas ini
meniadakan akibat-akibat dari pembatalan suatu keputusan
12. Principle of Protecting the Personal Way of Life, Asas ini memiliki pengertian
perlindungan terhadap pandangan hidup setiap pribadi.

7
13. Principle of Public berarti asas penyelenggaraan kepentingan umum, asas ini
memiliki tujuan agar pemerintah dalam melaksanakan tugasnya selalu
mengutamakan kepentingan umum.
14. Asas Kebijaksanaan (Sapientia), Asas kebijaksanaan berarti pejabat
adminsitrasi negara senantiasa harus selalu bijaksana dalam melaksanakan
tugasnya.

2.8 Kedudukan dan Kewenangan Administrasi Negara


Pemerintah atau administrasi negara adalah sebagai subjek hukum, atau
sebagai pendukung hak dan kewajiban. Sebagai subjek hukum, pemerintah
sebagaimana objek hukum lainnya melakukan berbagai tindakan baik tindakan nyata
maupun tindakan hukum.
Pemerintah di samping melaksanakan kegiatan dalam bidang hukum publik,
juga sering terlibat dalam larangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum, pemerintah
sering tampil dengan two petten, dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan (ambt)
yang tunduk pada hukum publik dan wakil dari badan hukum (rechtspersoon) yang
tunduk pada hukum privat.
Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan. Menurut
Logemaun mengatakan "dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi
yang berkenaan dengan berbagai fungsi.," Yang dimaksud dengan fungsi adalah
lingkungan kerja yang terperinci dalam hubungan secara keseluruhan. Fungsi-fungsi
ini dinamakan jabatan. Negara adalah organisasi jabatan. Jabatan adalah suatu
lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk waktu lama dan
kepadanya diberikan tugas dan wewenang.
Badan hukum publik menurut Ali mempunyai tiga kriteria. Pertama, dilihat
dari pendirinya. Badan hukum itu diadakan dengan konstruksi hukum publik yang
didirikan oleh penguasa dengan undang-undang atau peraturan-peraturan lainnya.
Kedua, lingkungan kerjanya, yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan publik. Ketiga,
badan hukum itu diberi wewenang publik seperti membuat keputusan, ketetapan dan
peraturan yang mengikat umum.

8
2.9 Pandangan Islam Tentang Hukum Administrasi Negara
Islam memiliki konsep administrasi negara dan administrasi pemerintahan
yang komprehensif seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. selama memimpin
masyarakat di Madinah. Dalam Islam institus: negara tidak lepas dari konsep kolektif
yang ada dalam landasan moral dan syariah Islam. Konsep ukhuwah, konsep tausiyah,
dan konsep khalifah merupakan landasan pembangunan institusi Islam yang
berbentuk negara. Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa agama adalah fondasi atau
asas, sementara kekuasaan, dalam hal ini Negara, adalah penjaga fondasi atau asas
tadi. Sehingga ada hubungan yang saling menguntungkan dan menguatkan (simbiosis
mutualisme). Di satu sisi agama menjadi fondasi bagi negara untuk berbuat bagi
rakyatnya menuju kesejahteraan. Sementara negara menjadi alat bagi agama agar ia
tersebar dan terlaksana secara benar dan kafah.
Nejatullah Siddiqi menegaskan bahwa masyarakat tidak akan da-pat
diorganisasi atau diatur menggunakan prinsip-prinsip Islam kecuali menggunakan
negara sebagai media. Dalam Islam ada beberapa ketentuan yang dijalankan oleh
pemerintah dari sebuah negara seperti melakukan musyawarah untuk memilih seorang
pemimpin/khalifah, hablum minannas (hubungan antarmanusia) baik antara sesama
Muslim ataupun antara Muslim dengan non-Muslim, implementasi mekanisme zakat,
ketentuan pelarangan riba, dan implementasi undang-undang hudud (hukum pidana
Islam). Pentingnya peran negara dalam efektivitas implementasi prinsip syariah pada
setiap sisi kehidupan juga disinggung oleh Yusuf Oardhawi dalam buku beliau yang
berjudul Fikih Daulah, di mana dalam buku beliau dijelaskan bahwa dengan adanya
negara, maka diharapkan risalah Islam dapat terpelihara dan berkembang ter-masuk di
dalamnya akidah dan tatanan, ibadah dan akhlak, kehidupan, dan peradaban, sehingga
semua sektor kehidupan manusia dapat berjalan dengan seimbang dan harmoni baik
secara materi maupun rohani.

2.10 Prinsip Prinsip Islam Yang Mengatur Tentang Administrasi Negara


Dengan mengacu pada Al-Qur'an dan al-Hadis serta ditambah studi pustaka,
dapat kita susun beberapa prinsip dalam Islam yang men stud tentang administrasi
pemerintahan, di antaranya:
a. Prinsip hakikat kepemilikan pada Allah Swt.
Bahwa alam semesta beserta isinya termasuk manusia di dalamnуа adalah
makhluk (ciptaan) Allah Swt. Oleh karenanya hakikat kepemilikan bukan pada

9
manusia akan tetapi milik Allah, sedang-kan manusia adalah pihak yang diberi
amanah untuk mengelola, memelihara dan memanfaatkan alam semesta ini
untuk kemaslahatan seluruh umat manusia. Kepemilikan manusia diakui
dalam Islam sebagai bagian hasil dari jerih payah usahanya secara sah.
b. Prinsip sumber pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan kebijakan wajib bersandar pada Kitabullah dan
Sunnah Rasulullah. Bila permasalahan memerlukan ketegasan hukum yang
secara langsung berkait dengan masalah tersebut teta-pi belum dapat
ditemukan dalam Al-Qur'an maupun as-Sunnah, maka dipersilakan pada
manusia untuk melakukan itihad. Buah itihad haruslah tidak bertentangan
dengan syariah Allah.
c. Prinsip musyawarah
Kebijakan publik harus melalui musyawarah dan mempertimbangkan
keseluruhan aspek dan faktor-faktor yang terkait dengan permasalahan
tersebut secara komprehensif dengan segala akibatnya.
d. Prinsip maqashid syariah
Kebijakan publik haruslah mempertimbangkan maqashid syariah.
e. Prinsip keadilan dan kemaslahatan
Kebijakan publik harus menjamin keadilan dan kemaslahatan bagi semua.
f. Prinsip kepemimpinan dan kepatuhan
Bila kebijakan telah diputuskan dengan musyawarah, maka wajib bagi
pemimpin untuk mengeksekusi keputusan itu dan wajib pula bagi yang
dipimpin untuk menunjukkan kepatuhan dalam melaksanakan kebijakan itu.
g. Prinsip pertanggungjawaban
Setiap kebijakan atau tindakan apa pun dan sekecil apa pun akan diminta
pertanggungjawabannya dihadapan Allah kelak. Dan seti: ap kewajiban publik
harus pula dipertanggungdakwakan kepada publik karena menyangkut
penggunaan kekuasaan dan wewenang serta penggunaan aset yang
diamanahkan kepada pengambil kebijakan tersebut.

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan diatas, penulis dapat menyimpulkan dari makalah ‘Hukum Administrasi
Negara’ menjelaskan bahwa dalam hukum administrasi negara terdapat berbagai
informasi tentang pengertian hukum administrasi negara, ruang lingkup hukum
administrasi negara dan pandangan islam terhadap hukum administrasi negara yang
memudahkan bagi pembaca untung Memahaminya. Hukum administrasi negara ini
berguna bagi untuk membantu pemerintah untuk mengatur atau penyelenggaraan
pemerintahan yang ada di Indonesia.

11
Daftar Pustaka

Syamsuddin, Rahman. 2019. Pengantar Hukum Indonesia Edisi Pertama. Jakarta:


Prenadamedia Group.
Razy, Fakhruddin. 2020. Buku Ajar Hukum Administrasi Negara. Purwokerto
Selatan: Pena Persada Redaksi.

12

Anda mungkin juga menyukai