PEMERINTAHAN
150565201055
UJIAN AKHIR SEMESTER
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya untuk Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya
kepada umat manusia, khususnya kepada penulis dalam bentuk yang mengagumkan.
Karena kuasa-Nya pula penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “Hukum Tata
Pemerintahan”
Sebagai manusia, penulis juga tentunya tidak lepas dari salah dan khilaf. Begitu
juga penjelasan yang ditulis pada buku ini, penulis meminta maaf apabila di dalamnya
terdapat kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap saran
dan kritik yang membangun dari siapapun, yang akan menjadi catatan untuk memperbaiki
makalah ini agar mendekati kesempurnaan. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1) HAN mempunyai pengertian yang luas, sehingga sebagai salah satu cabang dari
ilmu hukum yang memungkinkan untuk dikembangkan untuk dikembangkan lagi.
2) Memudahkan dan mempercepat pengenalan dan atau penerimaan umum terhadap
keberadaan disiplin ilmu.
Hukum administrasi negara atau hukum tata pemerintahan pada dasarnya dapat
dibedakan berdarkan tujuannya dari hukum tata negara memuat peraturan- perturan hukum
yang menentukan (tugas- tugas yang dipercayakan) kepada organ organ pemerintahan itu,
menentukan tempatnya dalam negara, menentukan kedudukan terhadap warga negara, dan
peraturan- peraturan hukum yang mengatur tindakan-tindakan organ pemerintahan itu.2
Menurut Van Vallenhoven, HTP adalah hasil pengurangan dari semua norma
hukum(hukum nasional) dengan hukum tata negara materiil, hukum perdata materiil, dan
hukum pidana materiil. Teori tersebut disebut teori sisa/residu. HTP juga dikatakan sebagai
hukum tentang negara dalam keadaan bergerak karena hukum ini berisi aturan-aturan yang
mengikatalat perlengkapan negara saat menjalankan kekuasaannya (bergerak).
1
https://www.academia.edu/8969184/HUKUM_TATA_PEMERINTAHAN (Diakses Pada Tanggal
10 Desember 2017)
2
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 32.
Hukum tata pemerintahan adalah hukum yang mengatur segala tindakan atau
perbuatan pemerintah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan guna meningkatkan
kesejahteraan masyaraakat dan kepentingan negara. 4
Pendapat lain dikemukakan oleh Orenburg dan Van der Pat yang menyatakan
bahwa HTP dan HTN tidak terdapat perbedaan prinsipal. Donner mengenai hal tersebut
dengan mengatakan bahwa kedua aliran tersebut memiliki pijakan konsep yang sama,
yakni HTN mengatur masalah-masalah negara yang fundamental sedangkan
HTP mengatur masalah-masalah negara yang operasional. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa HTPmerupakan perpanjangan tangan HTN karena aturan-aturan yang
terdapat dalam HTPmelengkapi HTN. HTP juga dikatakan hukum antara karena berada
diantara hukum pidanadan perdata.
Baik isi dari HTP heterogen maupun otonom itulah yang menjadi objek dari HTP.
Subjek hukum dalam HTP meliputi :
1. Pegawai negeri
2. Jabatan-jabatan dalam lingkup pemerintahan
3. Dinas-dinas publik, jawatan publik dan BUMN/BUMD
4. Daerah-daerah swapraja dan swatantra
3
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudijo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2014), Hlm. 73-74.
4
Prof. Dr. Aminuddin Ilmar, S.H., M.H, Hukum Tata Pemerintahan, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2016), Hlm. 27
Marcel Waline
Van Vollenhoven
5
https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan (Diakses Pada
Tanggal 10 Desember 2017)
a. Hukum Adminsitrasi materiil yaitu peraturan yang harus diperhatikan oleh para
pendukung kekuasaan pemerintahan yang memegang tugas pemerintahan dalam
menjalankan kewajiban pemerintahan; dan,
b. Hukum administrasi formil yaitu syarat mengenai cara menjalankan peraturan
hukum administrasi yang bersifat materil.
R. Abdul Djamali
Oppen Hein
J.H.P. Beltefroid
“Hukum Administarsi Negara adalah ketentuan – ketentuan mengenai campur tangan dan
alat-alat perlengkapan Negara dalam lingkungan swasta. ”
Bachsan Mustofa
Sumber hukum adalah Tempat darimana asal-muasal suatu nilai atau norma
tertentu berasal, sebagai asas hukum/sebagai sesuatu yang merupakan permualaan hukum,
menunjukan hukum terdahulu yang memberikan bahan-bahan kepada hukum yang
sekarang berlaku, sebagai sumber terjadinya hukum, sebagai sumber darimana kita
mengenal hukum.
Dalam pasal I Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 ditentukan bahwa: 6(1) sumber
hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-
undangan; (2) sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidaak
tertulis; (3) sumber hukum dasar nasional adalah: (i) pancasila sebagaimana yang tertulis
dalam pembukaan UUD 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian Yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta dengan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dan (ii) batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
6
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali Pers,
2010), hlm. 121-122
7
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 55-56.
Ada 2 faktor penting yang dapat menjadi sumber hukum secara filosofis :
a) Karena hukum itu dimaksudkan antara lain untuk menciptakan keadilan maka
hal-hal yang secara filosofis dianggap adil dijadikan pula sebagai sumber
hukum materiil;
b) Faktor-faktor yang mendorong orang tunduk pada hukum. Oleh karena hukum
diciptakan untuk ditaati maka seluruh faktor yang dapat mendukung seseorang
taat pada hukum harus diperhatikan dalam pembuatan aturan hukum positif, di
antaranya adalah faktor kekuasaan penguasa dan kesadaran hukum masyarakat.
2. Sumber hukum formiil8
Sumber hukum formiil, yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang ada atau yang
sudah dibentuk melalui proses-proses tertentu, sehingga sumber hukum tadi menjadi
berlaku umum dan ditaati berlakunya oleh umum. Ada beberapa sumber hukum formil
Hukum Tata Pemerintahan:
8
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131570328/pendidikan/BAHAN+KULIAH+HAN.pdf (Diakses
Pada Tanggal 10 Desember 2017)
1. UUD 1945;
2. Ketetapan MPR;
3. UU/ Peraturan Pemerintah Pengganti UU (PERPPU);
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kab/Kota
Kebiasaan/praktek Alat Tata Usaha Negara
9
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Doktrin dapat dipakai sebagai sumber hukum formil HAN, adalah karena
doktrin/pendapat para ahli tersebut dapat melahirkan teoriteori baru dalam lapangan HAN,
yang kemudian dapat mendorong atau menimbulkan kaidah-kaidah HAN. Doktrin sebagai
sumber hukum formil HAN, berlainan dengan sumber-sumber hukum yang lain karena
doktrin ini diakui sebagai sumber hukum formil HAN memerlukan waktu yang lama dan
proses yang panjang. Doktrin atau pendapat para ahli HAN, baru dapat dipakai sebagai
sumber hukum HAN apabila doktrin tersebut sudah diakui oleh umum.
Traktat
Traktat sebagai sumber hukum formal dari sumber hukum administrasi negara ini
berasal dari perjanjian internasional yang kemudian diratifikasi oleh pemerintah untuk
dilaksanakan di negara yang telah meratifikasi perjanjian internasional tersebut. Namun
demikian perjanjian internasional yang dapat dijadikan sumber hukum formal hanyalah
1. Badan Eksekutif
Kekuasan eksekutif biasanya dipegang oleh badan eksekutif. Di negara- negara
demokratis badan eksekutif biasanyaa terdiri atas kepala negara seperti raja atau presiden,
berserta menteri- menterinya. 10
Badan eksekutif merupakan sebuah lembaga kenegaraan Indonesia yang bertugas
sebagai eksekutor atau pelaksana undang-undang yang dibuat legislatif. Eksekutif terdiri
dari kepala pemerintah yaitu Presiden dan Wakil Presiden. Presiden memiliki kekuasaan
untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala
pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara . Presiden berhak mengajukan
Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR dan menetapkan peraturan pemerintah.
Di daerah kota/kabupaten lembaga eksekutif ialah Gubernur dan Wagub,Bupati dan
Wabup yang memiliki tugas yang sama.
a. Pemerintah Pusat 11
Dalam pemerintah pusat ada kepala pemerintah yaitu presiden dan wakil presiden:
Wewenang, kewajiban, dan hak presiden antara lain :
Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
Menetapkan peraturan pemerintah
Mengangkat memberhentikan menteri-menteri; dll
b. Pemerintahan Daerah Provinsi12
10
Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2008),
Hlm. 295.
11
http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif-eksekutif-dan-
yudikatif/ (Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2017)
12
http://widianirizqia08.blogspot.co.id/2016/11/sistem-pemerintahan-indonesia.html
(Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2017)
13
Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2008),
hlm. 315-323.
14
http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif-
eksekutif-dan-yudikatif/(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)
15
Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2008),
hlm. 355.
16
http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif-
eksekutif-dan-yudikatif/ (Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017).
CONTOH:
(Sumber: http://widianirizqia08.blogspot.co.id/2016/11/sistem-pemerintahan-
indonesia.html(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017))
Keputusan tata usaha negara pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana
jerman, Otto Meyer, dengan istilah verwaltungsakt. Istilah ini diperkenalkan di negeri
Belanda dengan nama beshikking oleh van Vollenhoven dan C.W. van Wijk/ Willem
Konijnenbelt, dan lain-lain, dianggap sebagai “ de vader van het moderne
beschikkingsbegrip” (bapak dari konsep beshikking yang modern).17
17
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 139.
Secara teoritik, hubungan hukum public bersifat sepihak atau bersegi satu, tindakan
hukum administrasi adaalah tindakan hukum sepihak. Hubungan hukum public berbeda
dengan hubungan hukum perdata yng sifatnya selalu duaa pihak tau lebih, Karen dalam
hukum perdata disamping ada kesaamaan kedudukan juga ada asas otonomi yang berupa
kebebasan pihak yang bersangkutan untuk mengadakan hubungan hukum ataau tidak serta
menentukan apa isi hubungan hukum itu. Sebagi wujud dari pernyataan kehendak sepihak
pembuatan dan penerbitan keputusan hanya berasal dari pihak pemerintah, tidak
bergantung kepada oraang lain.
18
UU Nomor 5 Tahun 1986 (Pasal 1 Ayat 3) Tentang Keputusan Tata Usaha Negara.
19
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 145-156.
Telah disebutkan keputusan adalah hasil dari tindakan hukum pemerintahan. Dalam
negara hukum setiap tindakan hukum pemerintahan harus didasarkan padaa asas legalitas,
yang berarti, bahwa pemerintah tunduk pada undang-undang. Pembuatan keputusan harus
didasarkaan pada pearturan perundang-undangan yang berlaku atau harus didasarkan pada
wewenang pemerintahan yang diberikan oleh peraturaan perundang-undangan. Tanpa
dasar kewenangan, pemerintah atau tata usaha negara tidak dapat membuat dan
menerbitkan keputusan atau keputusan itu menjadi tidak sah.
Konkret artinya objek yang diputuskan dalam KTUN itu tidak abstraak, tetapi
berwujud, tertentu atau dapaat ditentukan. Individual artinya KTUN itu tidak ditujukan
untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju. final artinya sudah
definitive dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum.keputusan yang masih
memerlukan instansi lain belum bersifat final karenanya belum dapat menimbulkan suatu
hak dan kewajiban pada pihak yang bersangkutan.
Akibat hukum yang dimaksud adalah muncul atau lenyapnya hak dan kewajiban
bagi subjek hukum tertentu. Akibat hukum yang lahir dari tindakan hukum, dalam hal ini
akibat dikeluarkannya keputusan, bearti muncul atau lenyapnya hak dan kewajiban bagi
subjek hukum tertentu segera setelah adanya keputusan tertentu.
Hukum keperdataan, seseorang ataau badaan hukum yang dinyatakan tidak mampu seperti
orang yang berada dalam pengampunan ataau perusahaan yang paailit dikategorikan tidak
memiliki kecakapan untuk mendukung hak dan kewajiban hukum. Keputusan sebaagai
wujud dari tindakan hukum public sepihak dari organ pemerintahan ditunjukan padaa
KTUN yang memberi beban adalah keputusan yang memberikan kewajiban yang
sebelumnya tidak ada atau keputusan mengeni penolakan terhadap permohonan untuk
memperoleh keringanan. Contoh : SK tentang Pajak, Restribusi, dll.
KTUN seketika adalah keputusan yang masa berlakunya hanya sekali pakai.
Contoh : Surat ijin pertunjukan hiburan, music, olahraga, dsb.
20
https://goresankataku.wordpress.com/2014/06/05/keputusan-tata-usaha-negara-ktun/(Diakses Pada
Tanggal 11 Desember 2017)
21
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 161-162.
Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang badan hukum yang dikemukakan
oleh para ahli:22
22
http://digilib.unila.ac.id/19381/3/BAB%20II.pdf (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
Biasanya macam-macam badan hukum yang disebut pada sub-sub (a), (b), (c)
disebut korporasi (corporatie). Dengan demikian, menurut pendapat ini bahwa badan
hukum terbagi ke dalam 2 (dua) tipe golongan, yaitu korporasi dan yayasan. Perseroan
sebagai suatu badan hukum merupakan salah satu bentuk dari korporasi, yaitu
perhimpunan atau gabungan orang yang dalam pergaulan hukum bertindak secara
bersama-sama sebagai satu subjek hukum tersendiri, guna mencapai tujuan tertentu
(biasanya tujuan ekonomis).
Adalah suatu badan hukum yang dibentuk oleh yang berwajib hanya untuk tujuan
tertentu saja, contohnya: Bank Indonesia adalah badan hukum yang dibentuk yang
berwajib hanya untuk tujuan tertentu saja yang dalam bahasa belanda publiekrechtelijke
doel coperatie dan oleh Soenawar Soekawati disebut badaan hukum kepentingan. Badan
hukum tersebut dianggap tidak mempunyai teritorial, atau teritorialnya sama dengan
teritorial negara.
Dalam badan hukum keperdataan yang penting ialah badan- badan hukum yang
terjadi atau didirikan atas pernytaan kehendak dari orang- perorangan. Di samping ini
badan publik pun dapat juga mendirikan suatu badan hukum keperdataan. Contohnya :
Negara Republik Indonesia mendirikan yayasan-yayasan, PT-PT, Negara dan lain-lain,
bahkan daerah-daerah otonom dapat mendirikan seperti bank- bank daerah.
23
https://repository.unikom.ac.id/33872/1/BADAN%20HUKUM%20PUBLIK%20DAN%20PRIVA
T.ppt (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
a. Dilihat dari cara pendiriannya/ terjadinya, artinya badan hukum itu diadakan
dengan konstruksi hukum public yaitu didirikan oleh penguasa (negara) dengan
undang-undang atau peraturan- peraturan lainnya.
b. Lingkungan kerjanya, yaitu apakah dalam melaksankan tugasnya badan hukum
itu pada umumnya dengan public/ umum melakukan perbuatan- perbuatan
hukum perdata, artinya bertindak dengan kedudukan yang sama dengan pubik/
umum atau tidak. Jika tidak, maka badan hukum itu merupakan badan hukum
public, demikian pula dengan kriteria.
c. Mengenai wewenangnya, yaitu apakah badan hukum yang didirikan oleh
penguasa (negara) itu diberi wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan
atau peraturan yang mengikat umum. Jika ada wewenang publik maka ia adalah
badan hukum publik.
Demikianlah, jika ketiga kriteria (unsur) itu terdapat pada suatu badan atau badan
hukum, maka ia dapat disebut badan hukum politik.
Barang Milik Negara (BMN) adalah barang (berwujud dan tidak berwujud) yang
diperoleh Negara/pemerintah dalam rangka pelaksanaan hak dan kewajiban Negara.
Perolehan BMN mencakup dua kategori yaitu:
1.Pengadaan APBN
2.Perolehan Lain yang sah yang mencakup :
a. Hibah/Sumbangan yaitu penerimaan hibah/sumbangan masyarakat, pemerintah
pusat/daerah, institusi, Negara lain, dan organisasi baik privat atau publik.
b. Perjanjian/Kontrak berdasarkan perikatan bahwa barang menjadi milik
Negara/daerah seperti dalam kontrak karya migas, kontrak bagi hasil, kontrak
kerja sama pemanfaatan.
c. Peraturan Perundangan berasal dari pemberlakukan undang-undang seperti
undang-undang kepabeanan, undang-undang pajak dan sebagainya.
d. Putusan Pengadilan yang telah berkeputusan tetap.
2. Barang Milik Pribadi Pemerintah (Negara) Dan Milik Publik25
Negara adalah kategori Badan Hukum Publik, begitu juga Propinsi, Kabupaten dan
kota. Badan – badan lain yang berbadan hukum berdasarkan Hukum Publik.
Konsekuensinya mereka dapat mempunyai Hak Milik dan hak-hak lainnya. Sebagaimana
Badan Hukum Perdata, mereka juga boleh menjual, menyewakan maupun memanfaatkan
sendiri barang miliknya. Barang milik Negara dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
24
https://adioksbgt.wordpress.com/2011/01/29/barang-milik-negara/(Diakses Pada Tanggal
14 Desember 2017)
25
http://chaeossofis.blogspot.co.id/2015/04/barang-milik-pemerintahnegara-
dalam.html(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)
a. Pemakaian Biasa
Pada pemakaian biasa pemerintah harus memperkenankan begitu saja kepada
umum tanpa memungut pembayaran dari penggunaannya, dalam hal ini pemerintah hanya
bisa membuat aturan demi kelancaran dan ketertiban penggunaan barang tersebut
b. Pemakaian Umum
Lain halnya dengan Milik Publik dengan pemakaian khusus, disini pemerintah
dapat memakai hak keperdataannya dan menetapkan syarat-syarat financial, dan dapat pula
hanya diberikan kepada seseorang.
Barang Milik Negara, atau yang biasa disingkat BMN, merupakan bagian tak
terpisahkan dari Keuangan Negara sebagaimana tertuang dalam pasal 1 Undang- undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa: “Keuangan Negara
adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.”26
26
Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
a. Pemerintah Daerah (sumber dananya berasal dari APBD termasuk yang sumber
dananya berasal dari APBN tetapi sudah diserah terimakan kepada Pemerintah
Daerah).
b. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari:
1) Perusahaan Perseroan, dan
2) Perusahaan Umum.
c. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah.
3. Penggolongan Barang-Barang Milik Publik Negara 28
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor: Kep-225/ MK/4/1971 tertanggal 12
April 1971 sebagai Pelaksanaan dari Inpres No.3/1971 masih belum membedakan antara
Privat Domein dengan Publik Domein, hanya membedakan dari segi bergerak dengan tidak
bergerak. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tersebut, penggolongan barang-
barang milik publik negara adalah sebagai berikut:
b. Barang – Barang Tidak Bergerak, yakni:
Tanah kehutanan, pertanian, perkebunan, lapangan olahraga, dan tanah – tanah
yang belum dipergunakan, jalan-jalan (tidak termaksud daerah), jalan kereta api,
jembatan, terowongan, waduk, lapangan terbang, bangunan-bangunan irigasi , dll.
Gedung-gedung yang digunakan untuk kantor, pabrik-pabrik, bengkel, sekolah,
rumah sakit,studio,dll.
Gedung-gedung tempat tinggal sementara, seperti: rumah-rumah tempat tinggal,
tempat istirahat, asrama,dll.
Monumen-monumen, seperti: monument purbakala (candi-candi), monument alam,
monument peringatan sejarah, dll.
c. Barang-Barang Bergerak, yakni:
Alat –alat besar,seperti: bulldozer, tractor, mesin pengebor tanah,dll.
Peralatan yang berada di dalam pabrik, studio, dll.
Peralatan kantor, seperti:mesin tik, computer ,dll.
27
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
28
http://chaeossofis.blogspot.co.id/2015/04/barang-milik-pemerintahnegara-
dalam.html(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)
b. Pengadaan
c. Penggunaan
d. Pemanfaatan
29
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
f. Penilaian
Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada
data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu untuk
memperoleh nilai barang milik negara/daerah.
g. Pemindahtanganan
h. Pemusnahan
Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan atau kegunaan BMN. BMN
dimusnahkan karena BMN tidak dapat digunakan, tidak dimanfaatkan, dan atau tidak
dipindahtangankan, atau alasan lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
i. Penghapusan
Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik negara/daerah dari daftar barang
dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
j. Penatausahaan
Menteri Keuangan menetapkan kebijakan umum dan kebijakan teknis pengelolaan barang
milik negara/daerah, sedangkan Menteri Dalam Negeri menetapkan kebijakan teknis dan
melakukan pembinaan pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan kebijakan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kebijakan umum.
Pada dasarnya setiap bentuk campur tangan pemerintah ini harus didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai perwujudan dari asas legalitas, yang
menjadi sendi utama negara hukum. Akan tetapi, karena ada keterbatasan dari asas ini atau
karena adanya kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada peraturan perundang-
undangan sebagaimana telah dijelaskan di atas, kepada pemerintah diberi kebebasan Freies
Ermessen, yaitu kemerdekaan pemerintah untuk dapat bertindak atas inisiatif sendiri dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan sosial. Freies Ermessen (diskresionare) merupakan
salah satu sarana yang memberikan ruang bergerak bagi pejabat atau badan-badan
administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada
undang-undang.30
30
http://motivasiindonesia1.blogspot.co.id/2015/04/fungsi-dan-sifat-hukum-
administrasi.html(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
Segala macam campur tangan penguasa negara tersebut diberi bentuk hukum agar
segala sesuatunya tidak menimbulkan suatu keragu-raguan pada semua pihak yang
bersangkutan, dan bilamana timbul konflik, penyelesaiannya akan lebih mudah. Bentuk
hukum tersebut adalah mutlak perlu, oleh sebab fungsi-fungsi hukum modern adalah :
Keadilan.
Kewajaran.
Effisiensi.
Kepastian hukum.
Ketenangan hidup.
Campur tangan penguasa negara tersebut dilakukan oleh para pejabat atau petugas
Administrasi Negara. Pada kenyataannya warga masyarakat dan masyarakat pada
umumnya sangat tergantung dari pelaksanaan tugas serta keputusan-keputusan para pejabat
administrasi negara atau pejabat pemerintah, tanpa membedakan antara pejabat pemerintah
yang menjalankan tugas politik negara (pemerintahan) dan pejabat pemerintahan sebagai
3. Dua Masalah Yang Diatasi Oleh Pejabat Administrasi Negara, yaitu :32
31
Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirdjo , Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2014), hlm. 25-32.
32
Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirdjo , Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2014), hlm. 25-32.
2. Masalah yang ada di dalam tubuh administrasi negara sendiri, yaitu bagaimana
mengembangkan sistem pengambilan keputusan yang lebih efisien dan sistem apa
yang harus ditanamkan dan dikembangkan serta mudah dimengerti dan praktis
operasionalnya.
Dua masalah itulah yang oleh pejabat administrasi negara harus dicarikan
solusinya, sehingga tujuan dari administrasi negara dapat terpenuhi.
1. Sebagai Produsen
Pemerintah menyediakan kredit atau pinjaman untuk masyarakat kecil melalui
pegadaian.
Pemerintah menjaga ketersediaan pupuk untuk petani melalui P.T. Pupuk Kujang
dan P.T. Pupuk Sriwijaya.
Pemerintah memastikan ketersediaan minyak gas dan minyak bumi untuk
kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri melalui P.T. Pertamina.
2. Sebagai Distributor
Melalui BULOG, pemerintah menyalurkan bahan pokok kepada masyarakat.
Melalui P.T. PLN, pemerintah menyalurkan listrik untuk memenuhi kebutuhan
akan energi tersebut kepada masyarakat.
Melalui P.T. Telkom, pemerintah menyalurkan jasa telepon untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan telekomunikasi dan internet.
Pemerintah juga menyalurkan pencabutan subsidi BBM yang dialokasikan untuk
kesehatan masyarakat melalui asuransi kesehatan rakyat miskin dan untuk
kemajuan pendidikan melalui dana BOS atau Biaya Operasional Sekolah.
Pemerintah melalui Depnaker, kebutuhan akan tenaga kerja bisa disalurkan kepada
yang membutuhkan.
33
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/peran-pemerintah-sebagai-pelaku-ekonomi(Diakses
Pada Tanggal 15 Desember 2017)
Dalam perspektif hukum publik negara adalah organisasi jabatan. Diantara jabatan-
jabatan kenegaraan ini ada jabatan pemerintahan.34 Kenyataan sehari-hari menunjukkan
bahwa pemerintah di samping melaksanakan aktivitas dalam bidang hukum publik, juga
sering terlibat dalam lapangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum, pemerintah sering
tampil dengan“twee petten” dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan (ambt ) yang
tunduk pada hukum publik dan wakil dari badan hukum (rechspersoon) yang tunduk pada
hukum privat.
Menurut Bagir Manan, Jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap yang berisi
fungsi-fungsi tertentu yang secara keseluruhan mencerminkan tujuan dan tata kerjasuatu
organisasi. Jabatan itu bersifat tetap, sementara pemegang jabatan (ambtsdrager ) dapat
berganti-ganti, sebagai contoh, jabatan presiden, wakil presiden, menteri, gubernur dan
lain-lain, relatif bersifat tetap, sementara pemegang jabatan atau pejabatnya sudah
berganti-ganti. Hukum private dan bahan hukum publik. Menurut Chidir Ali, ada
tigakriteria untuk menentukan status badan hukum publik yaitu :35
a. Dilihat dari pendirinya, badan hukum itu diadakan dengan konstruksi hukum publik
yang didirikan oleh penguasa dengan undang-undang atau peraturan-peraturanlainnya.
b. Lingkungan kerjanya, yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan publik.
c. Badan hukum itu diberi wewenang publik seperti membuatkeputusan, ketetapan atau
peraturan yang mengikat umum.
34
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 75.
35
https://www.scribd.com/doc/28704201/KEDUDUKAN-HUKUM(Diakses Pada Tanggal 14
Desember 2017)
36
https://www.scribd.com/doc/28704201/KEDUDUKAN-HUKUM(Diakses Pada Tanggal 14
Desember 2017)
Antara jabatan dengan pejabat memiliki hubungan yang erat, namun di antara
keduanya sebenarnya memiliki kedudukan hukum yang berbeda atau terpisah dan diatur
dengan hukum yang berbeda. Jabatan diatur oleh hukum tata negara dan hukum
administrasi, sedangkan pejabat diatur dan tunduk pada hukum kepegawaian.
37
http://www.bimbingan.org/pengertian-petugas-publik.htm(Diakses Pada Tanggal 14 Desember
2017)
38
http://syaifudin-arif.blogspot.co.id/2011/12/kedudukan-hukum-para-petugas-publik.html(Diakses
Pada Tanggal 14 Desember 2017)
1. Pegawai negeri sipil pusat., pegawai negeri yang gajinya dibebankan pada APBN
dan bekerja pada departemen, lembaga pemerintah non departemen, kesekretariatan
lembaga negara, instasi vertikal di daerha-daerah dan kepaniteraan pengadilan
2. Pegawai negeri sipil daerah, adalah pegawai negeri daerah otonom.
3. Pegawai negeri sipil lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah
Kedudukan pegawai negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi
masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945,Negara dan Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan
pembangunan. Kewajiban dan hak pegawai negeri dimuat dalam UU No. 8 Tahun 1974,
39
http://www.sumbbu.com/2016/04/kedudukan-hukum-para-petugas-publik.html(Diakses Pada
Tanggal 14 Desember 2017)
Menurut Wirjono Prodjodikoro, pemerintah dapat dibagi dalam arti luas dan
dalam arti sempit:
Pemerintah dalam arti luas meliputi seluruh fungsi kegiatan kenegaraan yaitu
lembaga-lembaga kenegaraan yang diatur secara langsung oleh UUD 1945 maupun
lembaga-lembaga yang diatur oleh Undang-Undang. Dengan kata lain, segala
urusan yang dilakukan oleh Negara dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan
rakyat dan kepentingan Negara,
Sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah Presiden/eksekutif dan pemerinth
arti sempit adalah menjalankan tugas eksekutif saja.
40
yusrizaladisyahputra.blog.uma.ac.id/wp.../PERBUATAN-PEMERINTAH-5-8.pptx(Diakses Pada
Tanggal 16 Desember 2017)
41
http://fryda-mahardika.blogspot.co.id/2013/01/perbuatan-pemerintah.html(Diakses Pada Tanggal
16 Desember 2017)
42
yusrizaladisyahputra.blog.uma.ac.id/wp.../PERBUATAN-PEMERINTAH-5-8.pptx(Diakses Pada
Tanggal 16 Desember 2017)
Menurut E. Utrech tindakan pemerintahan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu:
43
http://fryda-mahardika.blogspot.co.id/2013/01/perbuatan-pemerintah.html(Diakses Pada Tanggal
16 Desember 2017)
44
http://www.lutfichakim.com/2011/08/perbuatan-pemerintah_26.html(Diakses Pada Tanggal 16
Desember 2017)
45
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 109-110.
46
https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan(Diakses Pada
Tanggal 16 Desember 2017)
Unsur- unsur yang dikemukakan oleh Muchsan ini perlu ditambah, terutaama
daalam kaitannya dengaan negra hukum yang mengedepankan asas legaalitas atau
perbuatan hukum yang didasarkan pada peraturan perundang-undangaan yang berlaku.
Tindakan hukum publik bersifat murni sebagai tindakan hukum yang dilaksanakn
berdasarkan kewenangan publik, dan bersifat campuran antara hukum publik dan privat.
Berdasarkan kedudukan pemerintah pemerintah tindakan hukum publik bertindak dalam
kulitasnya atau menjalankan tindakan sebagai pemerintah. Sendangkan berdasarkan
pemegang kewenangan pemerintah sebagai badan hukum, tindakan hukum publik dapat
kita lihat dari daerah, dimana daerah merupakan badan hukum publik yang diatur oleh
ketentuan badan hukum publik. Akan tetapi berdasarkan kewenangan pemerintah tindakan
hukum publik dengan bebrapa pihak melaksanakan kewenangan atau tugas- tugas
49
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 114-117.
Contoh dari tindakan hukum publik sepihak yang yang meninimbulkan akibat hukum
publik yaitu: pemebarian izin bangunan dari walikota, pemberian subsidi BBM, perintah
pengosongan bangunan/ rumah.
Contoh dari tindakan hukum publik beberapa pihak yaitu: ketika kota membeli
beberapa mobil atau bus baru untuk kepentingan perusahannya, kota melaksanakan
perjanjian jual beli yang berdasarkan hukum perdata. Kota adalah pemikul hak dan
kewajiban keperdataan, Kota dapat melakukan berbagai tindakan hukum berdasarkan
hukum perdata, ia dapat terlibat dalam lalu lintas pergaulan hukum “biasa”.
50
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 117-122.
1. Perlindungan Hukum
Subjek hukum hak- hak dan kewajiban- kewajiban, baik itu manusia, badaan
hukum, maupun jabatan, dapat melakukan tindakan- tindakan hukm berdaasarkan
kemampuan atau kewenangan yang dimiliki. Tindakan hukum ini merupakan awal
lahirnya hubungn hukum, yakni interaksi antar subjek hukum itu berjalan harmonis,
seimbang dan adil, dalam arti setiap subjek hukum mendapatkan apa yng menjadi haknya
dan menjalankan kewajibanyang dibebankan. Hukum diciptakan sebagai suatu sarana atau
instrumen untuk mengatur hak-hak dan kewajiban- kewajiban subjek hukum, agar subjek
hukum dapat menjalankan kewajibannya dengan baik dan mendapat haknya secara wajar.
Disamping itu hukum berfungsi sebagai instrument perlindungan bagi subjek hukum.
Menurut Sudikno Mertokusumo, hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan
manusia. Agar kepentingan manusiaa terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan
hukum dapat berlangsung secara normal, damai, tetapi dapat terjadi juga karena
pelanggaran hukum.
Tujuan hukum adalah mengatur masyarakat secara damai. Perlindungan hukum dibagi
menjadi dua:
Kedudukan pemerintah yang serba khusus terutama karena sifat-sifat istimewa yang
melekat padanya, yang tidak dimiliki manusia biasa, telah menyebabkan perbedaan
pendapat yang berkepanjangan dalaam sejarah pemikiran hukum, yaitu berkenan dengan
apakah negara dapat digugat atau tidak di depan hakim. Pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan kebebasan bertindak dan mempunyai kedudukan istimewa
dibandingkan dengan rakyaat biasa. Oleh karena itu, persoalan menggugat pemerintah di
muka hakim tidaklah dapat dipersamakaan dengan menggugat rakyat biasa. Persoalan
mengugat pemerintah ini dianggap sebagai salah satu bagian yang sulit dri ilmu huk
perdata dan hukum administrasi.
1. Konsep negara sebagai lembaga kekuasan dikaitkan dengn konsep hukum sebagai
keputusan kehendak yang diwujudkan oleh kekuasaan, menyatakan bahwa tidak
ada tanggung gugat negara.
2. Konsep yang membedakan negara sebagai penguasa dan negara sebagai fiscus.
Sebagai penguasa negara tidak dapat digugat dan sebaliknya sebagai fiscus dapat
saja negara digugat.
Terlepas dari berbagai konsep yang dikemukakan dalam asumsi bahwa negara
sebagai suatu intitus memliki dua kedudukan hukum, yaitu badan hukum public dan
sebagai kumpulan jabatan (complex van ambten) atau lingkungan pekerjaan tetap. Baik
sebagai badan hukum maupun sebagai kumpulan jabatan, perbuatan hukum negara atau
jabatan dilakukan melalui wakilnya yaitu pemerintah.
Berkenaan dengaan kedudukan pemerintah sebagai wakil dari badan hukum public
yang dapat melakukan tindakan-tindakan hukum dalam bidang keperdataan seperti jual
beli, sewa- menyewa, membuat perjanjian, dan sebagainya. Maka di mungkinkan muncul
tindakan pemerintah yang bertentangan dengan hukum. (onrechtmatige overheidsdaad).
Berkenaan dengan perbuatan pemerintah yang bertentangan dengan hukum ini disebuatkan
bahwa hakim perdata berkenaan dengan perbuatan melawan hukum oleh pemerintah
berwenang menghukum pemerintah ntuk membayar ganti kerugian. Disamping itu, hakim
perdata dalam berbagai hal dapat mengeluarkan larangan atau perintah terhadap
pemerintah untuk melakukan tindakan tertentu.
51
Dikutip dari https://lathifahirbah.wordpress.com/2015/01/18/proses-perlindungan-dan-
penegakkan-hukum-di-indonesia/ (Diakses tanggal 14 Desember 2017).
Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 lahirlah apa yang disebut Peradilan
Tata Usaha Negara, yang merupakan tambahan bagi sistem peradilan administrasi negara
yang sudah ada. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tersebut diatas, pasal 4,
Peradilan Tata Usaha Negara adalah “salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman” bagi
rakyat pencari keadilan terhadap sangketa tata usaha negara.52
Sangketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha
negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha
negara, baik dipusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya suatu keputusan tata
usaha negara termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku (pasal 1, butir 4).
Namun, kekuasaan badan pengadilan tata usaha negara, menurut pasal 48, ayat (2),
adalah sebagai berikut:
52
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudijo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2014), hlm. 129.
Tata Usaha Negara adalah administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Badan Atau
Pejabat Tata Usaha Negara adalah badan atau pejabat yang melaksanakn urusan
pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan.
Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh Badan Atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara
yang berdaasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata.
Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengekta yang timbul dalam bidang tata usaha
negara antar orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara
baik dipusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara
termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Prof. Jimly Assddiqie mengutip pendapat Julius Stahl bahwa ada empat unsur
negara hukum adalah :55
Dengan demikian Peradilan Tata Usaha Negara berkedudukan sama dengan badan-
badan peradilan lainnya, yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama, dan Peradilan Militer
yang berfungsi sebagai salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman di Negara Republik
Indonesia.
Hal tersebut tambah diperjelas oleh isi ketentuan Pasa 14 Undang-Undang Nomor
Tahun 1986 yang menyebutkan bahwa Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu
pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata
usaha Negara. Sama halnya dengan lembaga peradilan lainnya, struktur Peradilan Tata
Usaha Negara terdiri dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) sebagai pengadilan
tingkat pertama, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) sebagai pengadilan
tingkat banding. Puncak dari Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Tata Usaha
Negara adalah Mahkamah Agung.
2. Kekuasaan kehakiman
56
Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 24)
57
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
58
Undang- Undang Dasar 1945 (Pasal 24 ayat (1))
59
http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html(Diakses
Pada Tanggal 15 Desember 2017)
60
http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html(Diakses
Pada Tanggal 15 Desember 2017)
61
http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html(Diakses
Pada Tanggal 15 Desember 2017)
62
https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan (Diakses Pada
Tanggal 15 Desember 2017)
63
https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan (Diakses Pada
Tanggal 15 Desember 2017)
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudijo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2014), Hlm. 73-74.
Prof. Dr. Aminuddin Ilmar, S.H., M.H, Hukum Tata Pemerintahan, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2016), Hlm. 27
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali
Pers, 2010), hlm. 121-122
Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama:
2008), Hlm. 295
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 139.
Adriaan W. Bedner, Peradilan Tata Usaha Negara Di Indonesia, (Jakarta: HuMa-Jakarta,
2010), hlm. 69
INTERNET
https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan
(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131570328/pendidikan/BAHAN+KULIAH+HAN.pdf
(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)
http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif-eksekutif
dan-yudikatif/(Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2017)
https://www.academia.edu/8969184/HUKUM_TATA_PEMERINTAHAN
(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)
http://widianirizqia08.blogspot.co.id/2016/11/sistem-pemerintahan-indonesia.html
(Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2017)
http://digilib.unila.ac.id/19381/3/BAB%20II.pdf
(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
https://repository.unikom.ac.id/33872/1/BADAN%20HUKUM%20PUBLIK%20DAN%20
PRIVAT.ppt (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
https://adioksbgt.wordpress.com/2011/01/29/barang-milik-negara/(Diakses Pada Tanggal
14 Desember 2017)
https://goresankataku.wordpress.com/2014/06/05/keputusan-tata-usaha-negaraktun/
(Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2017)
http://chaeossofis.blogspot.co.id/2015/04/barang-milik-pemerintahnegara-dalam.html
(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)
http://motivasiindonesia1.blogspot.co.id/2015/04/fungsi-dan-sifat-hukum-
administrasi.html (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/peran-pemerintah-sebagai-pelaku-
ekonomi(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
https://www.scribd.com/doc/28704201/KEDUDUKAN-HUKUM
(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)
http://www.bimbingan.org/pengertian-petugas-publik.htm
(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)
http://syaifudin-arif.blogspot.co.id/2011/12/kedudukan-hukum-para-petugas-publik.html
(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)
http://repository.unpas.ac.id/13413/4/9.%20BAB%20II.pdf
(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html
(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
DOKUMEN
Undang- Undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
UU Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Keputusan Tata Usaha Negara.