Anda di halaman 1dari 77

HUKUM TATA

PEMERINTAHAN

WITA DWI ANUGRAH VALENTINE

150565201055
UJIAN AKHIR SEMESTER
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya untuk Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya
kepada umat manusia, khususnya kepada penulis dalam bentuk yang mengagumkan.
Karena kuasa-Nya pula penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “Hukum Tata
Pemerintahan”
Sebagai manusia, penulis juga tentunya tidak lepas dari salah dan khilaf. Begitu
juga penjelasan yang ditulis pada buku ini, penulis meminta maaf apabila di dalamnya
terdapat kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap saran
dan kritik yang membangun dari siapapun, yang akan menjadi catatan untuk memperbaiki
makalah ini agar mendekati kesempurnaan. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan para pembaca.

Tanjungpinang, 19 Desember 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENGERTIAN HUKUM TATA PEMERINTAHAN


1. Objek Dan Subjek Hukum Tata Pemerintahan ........................................................ 1
2. Pengertian Hukum Tata Pemerintahan (HTP) / Hukum Administrasi Negara(HAN)
/ Hukum Tata Usaha Negara (HTUN) Menurut Para Ahli ...................................... 3
BAB II SUMBER TATA HUKUM PEMERINTAHAN
1. Sumber Hukum Materiil ........................................................................................... 6
2. Sumber Hukum Formiil............................................................................................ 7
BAB III SUSUNAN PEMERINTAHAN INDONESIA
1. Badan Eksekutif .................................................................................................... 11
2. Badan Legislatif ..................................................................................................... 14
3. Badan Yudikatif ..................................................................................................... 15
BAB IV KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA (KTUN)
1. Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara ............................................................. 19
2. Unsur- Unsur Keputusan Secara Teoritik Dan Berdasarkan Hukum
Positif ..................................................................................................................... 20
3. Macam- Macam Keputusan .................................................................................... 22
4. Syarat- Syarat Pembuatan Keputusan .................................................................... 24
BAB V BADAN HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK
1. Pengertian Badan Hukum....................................................................................... 25
2. Bentuk Bentuk Badan Hukum Menurut E. Utrecht
/Moh. Soleh Djidang .............................................................................................. 25

BAB VI BARANG- BARANG MILIK PEMERINTAH


1. Pengertian Barang Milik Pemerintah ...................................................................... 29
2. Barang Milik Pribadi Pemerintah (Negara) dan Milik Publik................................. 29
3. Penggolongan Barang-Barang Milik Publik Negara ............................................... 31
4. Pengelolan Barang Milik Negara ............................................................................ 32

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page ii


BAB VII CAMPUR TANGAN PENGUASA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
1. Macam- Macam Campur Tangan ............................................................................ 35
2. Susunan Penguasa Negara ....................................................................................... 37
3. Dua Masalah Yang Diatasi Oleh Pejabat Administrasi Negara .............................. 37
BAB VIII KEDUDUKAN HUKUM PARA PETUGAS PUBLIK
1. Kedudukan Pemerintah Dan Hukum Publik ........................................................... 41
2. Para Petugas Publik ................................................................................................. 42
BAB IX PERBUATAN PEMERINTAH
1. Pengertian Perbuatan Pemerintah ............................................................................ 46
2. Jenis- Jenis Perbuatan Pemerintah ........................................................................... 47
3. Cara- Cara Pelaksanaan Perbuatan Pemerintah ....................................................... 48
BAB X KEABSAHAN TINDAK PEMERINTAH
1. Pengertian Tindak Pemerintah................................................................................. 50
2. Unsur, Macam- Macam dan Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintah 51
BAB XI TINDAKAN ATAU PERLINDUNGAN HUKUM DI INDONESIA
1. Perlindungan Hukum ............................................................................................... 55
BAB XII PERADILAN TATA USAHA NEGARA (PTUN)
1. Pengertian Tata Usaha Negara ................................................................................ 59
2. Kekuasaan Kehakiman ............................................................................................ 61
3. Asas Peradilan Tata Usaha Negara .......................................................................... 64
BAB XIII TANTANGAN DAN MASA DEPAN HUKUM TATA PEMERINTAHAN
1. Alasan Perlunya Pemerintah Daerah Di Indonesia.................................................. 66
2. Usaha-Usaha Pembentukan Pemerintahan Yang Baik ............................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... iii

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page iii


BAB I

Hukum Tata Pemerintahan merupakan terjemahan dari Administratiefrecht yang


memiliki banyak peristilahan, namun pada dasarnya tidak memberikan pengaruh baik
pada isi maupun ruang lingkupnya. Para ilmuwan Indonesia beranggapan bahwa penamaan
HAN lebih tepat digunakan karena : 1

1) HAN mempunyai pengertian yang luas, sehingga sebagai salah satu cabang dari
ilmu hukum yang memungkinkan untuk dikembangkan untuk dikembangkan lagi.
2) Memudahkan dan mempercepat pengenalan dan atau penerimaan umum terhadap
keberadaan disiplin ilmu.

Hukum Tata Pemerintahan berisi aturan-aturan yang mengatur dan sekaligus


mengikat aparatur pemerintah dalam menjalankan aparatur pemerintah dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya. HAN atau HTP memberikan pedoman/petunjuk bagaimana cara
kekuasaan negara itu dilaksanakan, tetapi juga memberikan batasan terhadap jangkauan
kekuasaannya.

Hukum administrasi negara atau hukum tata pemerintahan pada dasarnya dapat
dibedakan berdarkan tujuannya dari hukum tata negara memuat peraturan- perturan hukum
yang menentukan (tugas- tugas yang dipercayakan) kepada organ organ pemerintahan itu,
menentukan tempatnya dalam negara, menentukan kedudukan terhadap warga negara, dan
peraturan- peraturan hukum yang mengatur tindakan-tindakan organ pemerintahan itu.2

Menurut Van Vallenhoven, HTP adalah hasil pengurangan dari semua norma
hukum(hukum nasional) dengan hukum tata negara materiil, hukum perdata materiil, dan
hukum pidana materiil. Teori tersebut disebut teori sisa/residu. HTP juga dikatakan sebagai
hukum tentang negara dalam keadaan bergerak karena hukum ini berisi aturan-aturan yang
mengikatalat perlengkapan negara saat menjalankan kekuasaannya (bergerak).

1
https://www.academia.edu/8969184/HUKUM_TATA_PEMERINTAHAN (Diakses Pada Tanggal
10 Desember 2017)
2
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 32.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 1


Hukum tata pemerintahan adalah hukum yang mengatur fungsi dan aktivitas-
aktivitas dari para pemerintahan. Dalam suatu negara untuk menegakkan pemerintahan
negara secara nyata. 3

Hukum tata pemerintahan adalah hukum yang mengatur segala tindakan atau
perbuatan pemerintah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan guna meningkatkan
kesejahteraan masyaraakat dan kepentingan negara. 4

Pendapat lain dikemukakan oleh Orenburg dan Van der Pat yang menyatakan
bahwa HTP dan HTN tidak terdapat perbedaan prinsipal. Donner mengenai hal tersebut
dengan mengatakan bahwa kedua aliran tersebut memiliki pijakan konsep yang sama,
yakni HTN mengatur masalah-masalah negara yang fundamental sedangkan
HTP mengatur masalah-masalah negara yang operasional. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa HTPmerupakan perpanjangan tangan HTN karena aturan-aturan yang
terdapat dalam HTPmelengkapi HTN. HTP juga dikatakan hukum antara karena berada
diantara hukum pidanadan perdata.

1. Objek dan Subjek Hukum Tata Pemerintahan

Faried Ali, SH membagi 2 macam pengertian HTP, yakni :

1. HTP Heterogen, yang mengartikan HTP/HAN bagian dari HTN


2. HTP Otonom, yakni keseluruhan aturan-aturan hukum yang dibuat oleh
pejabat pemerintahan negara yang berwenang, yang dilakukan oleh mereka yang
digolongkansebagai subjek atau pelaku HTP melalui syarat-syarat yuridis yang
diperlakukan.

Baik isi dari HTP heterogen maupun otonom itulah yang menjadi objek dari HTP.
Subjek hukum dalam HTP meliputi :

1. Pegawai negeri
2. Jabatan-jabatan dalam lingkup pemerintahan
3. Dinas-dinas publik, jawatan publik dan BUMN/BUMD
4. Daerah-daerah swapraja dan swatantra

3
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudijo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2014), Hlm. 73-74.
4
Prof. Dr. Aminuddin Ilmar, S.H., M.H, Hukum Tata Pemerintahan, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2016), Hlm. 27

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 2


5. Negara

2. Pengertian Hukum Tata Pemerintahan (HTP) / Hukum Administrasi


Negara(HAN) / Hukum Tata Usaha Negara (HTUN) menurut para ahli 5

Marcel Waline

“Hukum Administarsi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan yang


menguasaikegiataan-kegiatan alat-alat perlengkapan Negara yang bukan alat perlengkapan
perundang-undangan atau kekuasaan kehakiman menentukan luas dan batas-batas
kekuasaan alat alat perlengkapan tersebut, baik terhadap warga masyarakat maupun antara
alat-alat perlengkapan itu sendiri, atau pula keseluruhan aturan-
aturan yang menegaskan dengansyarat-syarat bagaimana badan-badan tata usaha negara/
administrasi memperoleh hak-hakdan membebankan kewajiban-kewajiban kepada para
warga masyarakat dengan peraturanalat-alat perlengkapannya guna kepentingan
pemenuhan kebutuhan- kebutuhan umum.”

W. F Prins-R. Kosim Adisapoetra (1976)

Merumuskan bahwa Hukum Administrasi Negara (yang disebut pula Hukum


TataPemerintahan) adalah mengenai pelaksanaan tugas pemerintah oleh subyek hukum
yangdisebutkan dengan tegas siapa-siapanya. Artinya yang menjadi subyek hukum
tersebutmenjalankan kewajiban yang tidak ada ditangan setiap warga negara.

Van Vollenhoven

Merumuskan bahwa hukum tata pemerintahan sebagai semua pengaturan


hukumsetelah dikurangan hukum tata negara meteriil, hukum perdata meteriil maupun
hukum pidana materiil. Untuk kemudian dibedakan dalam 4 jenis yaitu :

 Berstuurecht (hukum pemerintahan)


 Justisierecht (hukum peradilan)
 Politurecht (hukum kepolisian)
 Regalaasrecht (hukum perundang-undangan)

5
https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan (Diakses Pada
Tanggal 10 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 3


Dea la Bassecour Caan

Merumuskan hukum administrasi negara (hukum Tata Pemeritahan) sebagai


himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab maka negara berfungsi
(beraksi).

J. Van Apeldorn (1983)

Menyatakan bahwa di Negara Belanda hukum Tata Pemerintahan disebut hukum


administrasi negara terbagai atas :

a. Hukum Adminsitrasi materiil yaitu peraturan yang harus diperhatikan oleh para
pendukung kekuasaan pemerintahan yang memegang tugas pemerintahan dalam
menjalankan kewajiban pemerintahan; dan,
b. Hukum administrasi formil yaitu syarat mengenai cara menjalankan peraturan
hukum administrasi yang bersifat materil.

R. Abdul Djamali

Hukum Administrasi Negara adalah peraturan - peraturan hukum yang mengatur


administrasi, yaitu hubungan antara warga Negara dan pemerintah yang menjadi sebab
sampai Negara itu berfungsi.

Maksudnya, merupakan gabungan petugas secara struktural berada di bawah


pimpinan pemerintahan yang melaksanakan tugas sebagai bagiannya, yaitu bagian dari
perkerjaan yang tidak ditujukan kepada lembaga-Legislatif, Yudikatif dan lembaga
pemerintahan daerah otonomi (yang mengurus daerahnya sendiri).

Oppen Hein

“Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan ketentuan-ketentuan


yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila badan-badan itu
menggunakan wewenagnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara.”

J.H.P. Beltefroid

“Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan tentang cara


bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan majelis-majelis
pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya.”

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 4


J.P. Hooykaas

“Hukum Administarsi Negara adalah ketentuan – ketentuan mengenai campur tangan dan
alat-alat perlengkapan Negara dalam lingkungan swasta. ”

Bachsan Mustofa

“Hukum Administarsi Negara adalah sebagai gabungan jabatan-jabatan yang


dibentuk dan disusun secara bertingkat yang diserahi tugas melakukan sebagian dari
pekerjaan pemerintaha dalam arti luas yang tidak diserahkan pada badan-badan pembuat
undang-undang dan badan – badan kehakiman.”

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 5


BAB
II

Sumber hukum adalah Tempat darimana asal-muasal suatu nilai atau norma
tertentu berasal, sebagai asas hukum/sebagai sesuatu yang merupakan permualaan hukum,
menunjukan hukum terdahulu yang memberikan bahan-bahan kepada hukum yang
sekarang berlaku, sebagai sumber terjadinya hukum, sebagai sumber darimana kita
mengenal hukum.

Dalam pasal I Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 ditentukan bahwa: 6(1) sumber
hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan perundang-
undangan; (2) sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidaak
tertulis; (3) sumber hukum dasar nasional adalah: (i) pancasila sebagaimana yang tertulis
dalam pembukaan UUD 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian Yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta dengan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dan (ii) batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.

Sumber-sumber hukum dalam lapangan HTP adalah sumber-sumber hukum dalam


pengertian dari mana isi dan bentuk aturan hukum itu berlaku dan ditaati secara umum.
Sumber hukum dapat dibagi menjadi 2, yakni :

1. sumber hukum materiil7

Sumber hukum materiil adalah faktor- faktor masyarakat yang mempengaruhi


pembentukan hukum( pengaruh terhadap pembuatan undaang- undang, pengaruh terhadap
keputusan hakim, dan sebagainya), atau faktor- faktor yang mempengaruhi materi dari
aturan- aturan hukum, atau tempat dari mana materi hukum itu diambil. Sumber- sumber
hukum materiil terdiri dari tiga jenis yaitu:

a. Sumber Hukum Historis :

6
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali Pers,
2010), hlm. 121-122
7
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 55-56.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 6


 UU dan system hukum tertulis yang berlaku pada masa lampau di suatu tempat;
 Dokumen-dokumen; surat-surat serta keterangan lain dari masa lampau. UU dan
system hukum tertulis yang berlaku pada masa lampau lebih penting bila dibandingkan
dengan dokumen serta surat-surat dan keterangan lain pada masa lampau sebab UU dan
system hukum tertulis itulah yang merupakan hukum yang betul-betul. Sedangkan
dokumen, suratsurat dan keterangan lain hanya bersifat mengenalkan hukum yang
berlaku pada masa lampau.
b. Sumber Hukum Sosiologis

Menyoroti lembaga-lembaga sosial sehingga dapat diketahui apa yang dirasakan


sebagai hukum oleh lembaga-lembaga itu. Berdasarkan pengetahuan dari lembaga-
lembaga sosial itu dapat dibuat materi hukum yang sesuai dengan kenyataan-kenyataan
yang ada dalam masyarakat. Dengan kata lain secara sosiologis, sumber hukum adalah
faktor-faktor dalam masyarakat yang ikut menentukan materi hukum positif. Antara lain :
pandangan ekonomis, agamis dan psikologis.

c. Sumber Hukum Filosofis

Ada 2 faktor penting yang dapat menjadi sumber hukum secara filosofis :

a) Karena hukum itu dimaksudkan antara lain untuk menciptakan keadilan maka
hal-hal yang secara filosofis dianggap adil dijadikan pula sebagai sumber
hukum materiil;
b) Faktor-faktor yang mendorong orang tunduk pada hukum. Oleh karena hukum
diciptakan untuk ditaati maka seluruh faktor yang dapat mendukung seseorang
taat pada hukum harus diperhatikan dalam pembuatan aturan hukum positif, di
antaranya adalah faktor kekuasaan penguasa dan kesadaran hukum masyarakat.
2. Sumber hukum formiil8

Sumber hukum formiil, yaitu berbagai bentuk aturan hukum yang ada atau yang
sudah dibentuk melalui proses-proses tertentu, sehingga sumber hukum tadi menjadi
berlaku umum dan ditaati berlakunya oleh umum. Ada beberapa sumber hukum formil
Hukum Tata Pemerintahan:

8
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131570328/pendidikan/BAHAN+KULIAH+HAN.pdf (Diakses
Pada Tanggal 10 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 7


 Undang-undang (dalam arti luas)

Undang-undang yang dimaksudkan sebagai sumber hukum formil HAN adalah


Undang-undang dalam arti materiil atau UU dalam arti yang luas. UU dalam arti materiil
adalah semua peraturan perundang-undangan dari tingkat yang tinggi sampai tingkat yang
rendah yang isinya mengikat setiap penduduk. Di Indonesia yang dimaksudkan dengan UU
dalam arti materiil atau UU dalam arti yang luas meliputi semua peraturan perundang-
undangan yang tertuang dalam TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 sebagaimana telah
disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, yaitu : 9

1. UUD 1945;
2. Ketetapan MPR;
3. UU/ Peraturan Pemerintah Pengganti UU (PERPPU);
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kab/Kota
 Kebiasaan/praktek Alat Tata Usaha Negara

Di dalam rangka melaksanakan tugasnya alat Administrasi Negara menghasilkan


atau mengeluarkan keputusan-keputusan/ketetapan-ketetapan guna menyelesaikan suatu
masalah konkrit yang terjadi berdasarkan peraturan hukum (Undang-undang dalam arti
yang luas atau Undang-undang dalam arti materiil) yang abstrak sifatnya. Keputusan-
keputusan alat Administrasi Negara ini sering dikenal dengan istilah beschikking atau UU
Peradilan Tata Usaha Negara menyebutnya dengan istilah Keputusan Tata Usaha Negara.
Di dalam mengeluarkan keputusan-keputusan/ketetapan-ketetapan inilah timbul praktek
administrasi negara yang melahirkan Hukum Administrasi Negara kebiasaan atau HAN
yang tidak tertulis.

Alat Administrasi Negara melaksanakan tugas dan fungsinya berlandaskan pada


praktek administrasi negara atau sering dikenal dengan hukum kebiasaan yang telah
dilakukan dalam praktek administrasi negara tanpa berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang telah ada, karena mungkin juga peraturanperaturan itu sudah ketinggalan

9
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 8


zaman sehingga tidak cocok lagi dengan keadaan, situasi dan kondisi pada saat
pengambilan keputusan. Oleh karena itu dasar dari pengambilan keputusan untuk
menyelesaikan masalah konkrit yang harus dilakukan oleh alat Administrasi Negara yang
terdahulu, yang tugas dan fungsinya sama. Dengan demikian akhirnya tindakan atau
praktek alat Administrasi Negara terdahulu itu dijadikan sumber hukum bagi tindakan alat
Administrasi Negara yang lain. Namun perlu diketahui bahwa keputusan alat Administrasi
terdahulu (praktek administrasi negara) yang dapat dijadikan sumber hukum formil HAN
adalah keputusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

 Yurisprudensi (Putusan Hakim)

Dimaksudkan dengan yurisprudensi ini adalah suatu keputusan hakim atau


keputusan suatu badan peradilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
Yurisprudensi sebagai sumber hukum ini berkaitan dengan prinsip bahwa hakim tidak
boleh menolak mengadili perkara yang diajukan kepadanya dengan alas an belum ada
peraturan perundang-undangan yang mengatur perkara tersebut, sehingga seorang hakim
harus melihat juga nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan keputusan hakim yang
terdahulu, apabila ia bertugas menyelesaikan permasalahan yang belum da peraturan
perundangundangannya.

 Doktrin/pendapat para ahli

Doktrin dapat dipakai sebagai sumber hukum formil HAN, adalah karena
doktrin/pendapat para ahli tersebut dapat melahirkan teoriteori baru dalam lapangan HAN,
yang kemudian dapat mendorong atau menimbulkan kaidah-kaidah HAN. Doktrin sebagai
sumber hukum formil HAN, berlainan dengan sumber-sumber hukum yang lain karena
doktrin ini diakui sebagai sumber hukum formil HAN memerlukan waktu yang lama dan
proses yang panjang. Doktrin atau pendapat para ahli HAN, baru dapat dipakai sebagai
sumber hukum HAN apabila doktrin tersebut sudah diakui oleh umum.

 Traktat

Traktat sebagai sumber hukum formal dari sumber hukum administrasi negara ini
berasal dari perjanjian internasional yang kemudian diratifikasi oleh pemerintah untuk
dilaksanakan di negara yang telah meratifikasi perjanjian internasional tersebut. Namun
demikian perjanjian internasional yang dapat dijadikan sumber hukum formal hanyalah

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 9


perjanjian internasional yang penting, lazimnya berbentuk traktat atau traty. Kalau tidak
dibatasi demukian menurut Sudikno Mertokusumo pemerintah tidak mempunyai cukup
keleluasaan bergerak untuk menjalankan hubungan internasional dengan sewajarnya.
Apalagi untuk berlakunya traktat di suatu negara ini diharuskan mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari wakil-wakil rakyat.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 10


BAB
III

Sistem Ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat


dijelaskan sebagai berikut : Undang – undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana
kedaulatan berada ditangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya berdasarkan UUD.

Susunan Pemerintahan Indonesia:

1. Badan Eksekutif
Kekuasan eksekutif biasanya dipegang oleh badan eksekutif. Di negara- negara
demokratis badan eksekutif biasanyaa terdiri atas kepala negara seperti raja atau presiden,
berserta menteri- menterinya. 10
Badan eksekutif merupakan sebuah lembaga kenegaraan Indonesia yang bertugas
sebagai eksekutor atau pelaksana undang-undang yang dibuat legislatif. Eksekutif terdiri
dari kepala pemerintah yaitu Presiden dan Wakil Presiden. Presiden memiliki kekuasaan
untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala
pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara . Presiden berhak mengajukan
Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR dan menetapkan peraturan pemerintah.
Di daerah kota/kabupaten lembaga eksekutif ialah Gubernur dan Wagub,Bupati dan
Wabup yang memiliki tugas yang sama.
a. Pemerintah Pusat 11
Dalam pemerintah pusat ada kepala pemerintah yaitu presiden dan wakil presiden:
Wewenang, kewajiban, dan hak presiden antara lain :
 Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
 Menetapkan peraturan pemerintah
 Mengangkat memberhentikan menteri-menteri; dll
b. Pemerintahan Daerah Provinsi12

10
Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2008),
Hlm. 295.
11
http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif-eksekutif-dan-
yudikatif/ (Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 11


Dalam pemerintahan provinsi terdapat dua lembaga pemerintahan, yaitu kepala
daerah (gubernur) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD).
 Gubernur
Pemerintah daerah di wilayah provinsi dipimpin oleh seorang gubernur dan wakil
gubernur. Mereka dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang
bersangkutan. Gubernur bertanggung jawab kepada presiden, melalui Menteri Dalam
Negeri (Mendagri). Dalam menjalankan tugas dan kewenangan sebagai kepala daerah,
gubernur bertanggung jawab langsung kepada DPRD Provinsi.
Tugas dan wewenang gubernur.
1. Pembinaan dan pengawasan penyeleng- garaan pemerintahan daerah di tingkat
kabupaten/ kota.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintah di daerah provinsi dan kabupaten/kota.
3. Pembinaan dan pengawasan penyeleng- garaan tugas pembantuan di daerah provinsi
dan kabupaten/kota.
 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat I (DPRD)
Anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya berjumlah 35 orang dan paling
banyak berjumlah 100 orang. Anggota DPRD Dipilih melalui Pemilihan Umum. DPRD
memiliki fungsi, di antaranya:
1. legislasi (menyusun peraturan daerah);
2. anggaran;
3. pengawasan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi, antara lain
sebagai berikut.
1. perencanaan dan pengendalian pembangunan;
2. pelayanan kependudukan dan catatan sipil;
3. pengendalian lingkungan hidup;
4. penyediaan sarana dan prasarana umum;
5. penanganan bidang kesehatan.
c. Pemerintahan Daerah Kota
 Bupati/ Walikota

12
http://widianirizqia08.blogspot.co.id/2016/11/sistem-pemerintahan-indonesia.html
(Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 12


Berbeda dengan struktur organisasi pemerintahan kecamatan, Di wilayah
Kabupaten/ kota, Jabatan Kepala Daerah dipegang oleh seorang Bupati/ Walikota, dimana
dalam melaksanakan tugas-tugasnya mereka dibantu oleh seorang wakil Bupati / wakil
walikota.
Bupati / walikota memiliki tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan bersama
dengan DPRD tingkat Kabupaten.
Menurut Undang-undang nomor 32 tahun 2004 menjelaskan tentang tugas,
wewenang, dan kewajiban dari Kepala Daerah, khususnya Bupati / walikota adalah sebagai
berikut :
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan bersama dengan DPRD Kabupaten
b. Mengajukan rancangan Peraturan Daerah (perda)
c. Menetapkan perda yang telah mendapatkan persetujuan dari DPRD Kabupaten
d. Menyusun serta mengajukan rancangan perda terkait dengan APBD kepada DPRD guna
dilakukan pembahasan dan ditetapkan
e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah
 DPRD Kabupaten (DPRD Tingkat II)
Ini merupakan lembaga perwakilan rakyat di tingkat Kabupaten yang anggotanya
berasal dari anggota parpol peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 menyatakan bahwa DPRD berfungsi
sebagai :
a. Legislasi, dilaksanakan sebagai perwujudan DPRD selaku pemegang kekuasaan
membentuk peraturan daerah
b. Pengawasan, dilaksakan melaui pengawasan atas pelaksanaan Perda dan APBD
c. Anggaran, dilaksanakan untuk membahas serta menyetujui atau tidak terhadap rancngan
peraturan daerah terkait APBD yang diajukan Bupati
Sedangkan tugas dan wewenang dari DPRD adalah :
a. Menetapkan Bupati/wakil bupati dan Walikota/wakil walikota hasil pemilu
b. Membentuk perda kabupaten bersama dengan bupati/walikota guna mendapatkan
persetujuan bersama
c. Penetapan APBD Kabupaten bersama dengan Bupati/Walikota
d. Bupati kepada Menteri Dalam negreri melalui Gubernur

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 13


2. Badan legislatif
Badan legilatif memiliki fungsi membuat undang- undang., mengontrol badan
eksekutif sesuai dengan kebijakan- kebijakan yang telah diterapkan.13 Badan legislatif
merupakan suatu lembaga kenegaraan Indonesia yang mempunyai tugas untuk membuat,
menciptakan undang-undang, lembaga legislatif berhak menetapkan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dan lembaga yang mengawasi pemerintahan yang menjalankan
undang-undang. Legislatif ini berasal dari politikus yang berasal dari partai politik.
Lembaga ini terdiri dari MPR, DPR dan DPD.14
 MPR ( Majelis Permusyawaratan Rakyat)
MPR merupakan lembaga negara(bukan lagi lemabag tertinggi setelah amandemen
UUD 1945) yang beranggotakan semua anggota DPR dan anggota DPD yang terpilih
dalam pemilu legislatif. Masa jabatan MPR adalah lima tahun sama seperti masa jabatan
DPR dan DPD dan MPR paling sedikit harus bersidang sekali dalam masa jabatan di ibu
kota negara. Fungsi, tugas dan wewenang MPR adalah sebagai berikut:
o Mengubah dan menetapkan UUD
o Melantik presiden dan wakil Presiden
o Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya sesuai UUD
 DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasca Perubahanan Keempat, fungsi legislatif
berpusat di tangan Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini jelas terlihat dalam rumusan pasal 20
ayat (1) yang baru yang menyatakan: “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan
membentuk Undang-Undang”. Selanjutnya dinyatakan: “setiap rancangan Undang-Undang
dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Rancangan Undang-
Undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu”. Kemudian
dinyatakan pula” Presiden mengesahkan rancangan Undang-Undang yang telah mendapat
disetujui bersama untuk menjadi Undang-Undang” (ayat 4), dan “dalam hal rancangan
Undang-Undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam

13
Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2008),
hlm. 315-323.
14
http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif-
eksekutif-dan-yudikatif/(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 14


waktu 30 hari semenjak rancangan Undang-Undang tersebut disetujui, rancangan Undang-
Undang tersebut sah menjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan”.
Wewenang DPR
a. Membuat Undang-undang(fungsi legislasi)
b. Menetapkan APBN(fungsi anggaran)
c. Mengawasi pemerintah dalam menjalankan undang-undang(fungsi pengawasan)
d. Hak-hak anggota DPR
e. Hak Interpelasi
f. Hak Angket
g. Hak menyatakan pendapat
 DPD (Dewan Perwakilaan Daerah)
Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga negara yang terdiri dari perwakilan
dari tiap provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum. Jumlah anggota DPD maksimal
adalah 1/3 jumlah anggota DPR dan banyaknya anggota tiap provinsi tidak sama,
maksimal 4 orang. Masa jabatan sama seperti DPR, lima tahun.
DPD, menurut ketentuan pasal 22D (a) dapat mengajukan rancangan UU tertentu
kepada DPR (ayat 1), (b) ikut membahas rancangan UU tertentu (ayat 2), (c) memberikan
pertimbangan kepada DPR atas rancangan UU APBN dan rancangan UU tertentu (ayat 2),
(d) dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU tertentu (ayat 3). Dengan kata lain,
DPD hanya memberikan masukan, sedangkan yang memutuskan adalah DPR, sehingga
DPD ini lebih tepat disebut sebagai Dewan Pertimbangan DPR, karena kedudukannya
hanya memberikan pertimbangan kepada DPR.
3. Badan Yudikatif
Badan yudikatif adalah wewenang menguji apakah suatu undang- undang sesuai
dengan Undang- Undang Dasar atau tidak, dan menolak melaksanakan undang-undang
serta peraturan- peraturan lainnya yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang
15
Dasar 1945. Badan yudikatif ialah sebuah lembaga kenegaraan Indonesia sebagai
lembaga pengawal serta pemantau jalannya roda pemerintahan dengan menjadikan hukum
sebagai acuan. Yudikatif mencakup Mahkamah Agung, dan Mahkamah Konstitusi.

15
Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2008),
hlm. 355.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 15


Pengadilan tetinggi di Indonesia merupakan Pengadilan Tata Usaha dan Negara (PTUN)
yang menyelesaikan sengketa tanah, sertifikasi dan sejenisnya.16
 MK (Mahkamah Konstitusi)
Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1) dan
(2)
a. Untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU terhadap UUD,
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD
c. Memutus pembubaran partai politik, dan
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.Dengan kewenangan
tersebut, jelas bahwa MK memiliki hubungan tata kerja dengan semua lembaga negara
yaitu apabila terdapat sengketa antar lembaga negara atau apabila terjadi proses judicial
review yang diajukan oleh lembaga negara pada MK.
 MA (Mahkamah Agung)
Mahkamah agung merupakan pemegang kekuasaan kehakiman. Mahkamah agung
adalah peradilan tertinggi di Indonesia. Pasal 24 ayat (2) menyebutkan bahwa kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya
serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Ketentuan tersebut menyatakan puncak
kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada MA dan MK. Mahkamah Agung
merupakan lembaga yang mandiri dan harus bebas dari pengaruh cabang-cabang
kekuasaan yang lain.Dalam hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, MA mengajukan
3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk ditetapkan sebagai hakim di Mahkamah Konstitusi.
Wewenang MA antara lain:
a. Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang
menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat
(1)].
b. Memiliki weweang menagili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
udangan dibawah UU terhadap UU
c. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi

16
http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif-
eksekutif-dan-yudikatif/ (Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017).

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 16


d. Memberikan pertimbangan (presiden mengajukan grasi)
 KY (Komisi Yudisial)
Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim agung
diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan Komisi
Yudisial tidak bisa dipisahkan dari kekuasaan kehakiman. Dari ketentuan ini bahwa
jabatan hakim merupakan jabatan kehormatan yang harus dihormati, dijaga, dan
ditegakkan kehormatannya oleh suatu lembaga yang juga bersifat mandiri. Dalam
hubungannya dengan MA, tugas KY hanya dikaitkan dengan fungsi pengusulan
pengangkatan Hakim Agung, sedangkan pengusulan pengangkatan hakim lainnya, seperti
hakim MK tidak dikaitkan dengan KY.Demikian beberapa catatan mengenai tugas, fungsi
serta hubungan antar lembaga.

CONTOH:

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 17


KETERANGAN:

 Presiden selaku kepala Negara RI memagang kekuasaan Pemerintahan menurut UUD


 Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden
 Presiden dan wakil Presiden memegang jabatan selama 5 tahun , sesudah itu dapat
dipilih kembali
 Jika Presiden mangkat atau berhenti tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya , maka diganti wakil Presiden sampai habis waktunya .
 Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh Menteri-
Menteri Negara dan berkedudukan di Ibukota Negara
 Para Menteri memimpin Departemen Pemerintahan
 Para Meteri dalam menjalankan tugas – tugasnya dibantu oleh para Gubernur / Kepala
Daerah tingkat I Provinsi
 Gubernur berkedudukan di Ibukota Provinsi
 Gubernur dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu leh para Bupati / Wali kota /
Kepala Daerah tingkat II Kabupaten / Kota madya
 Bupati atau Walikota dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh para camat /
Kepala wilayah kecamatan
 Camat dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh para lurah / Kades (Kepala
wilayah kelurahan / Desa )
 Lurah atau kades dalam menjalankan tugas-tugasnya memerlukan bantuan dari RT dan
RW
 RT dan RW adalah badn-badan sosial dari masyarakat
 RT dan RW dalam menjalankan tugasnya memerlukan bantuan dan partisipasi dari
warga.

(Sumber: http://widianirizqia08.blogspot.co.id/2016/11/sistem-pemerintahan-
indonesia.html(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017))

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 18


BAB
IV

1. Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

Keputusan tata usaha negara pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana
jerman, Otto Meyer, dengan istilah verwaltungsakt. Istilah ini diperkenalkan di negeri
Belanda dengan nama beshikking oleh van Vollenhoven dan C.W. van Wijk/ Willem
Konijnenbelt, dan lain-lain, dianggap sebagai “ de vader van het moderne
beschikkingsbegrip” (bapak dari konsep beshikking yang modern).17

Di Indonesia istilah beschikking diperkenalkaan pertama kali oleh WF. Prins.


Istilah beschikking ini ada yang menerjemahkannya dengan ketetapan, seperti E. Utrecht,
Bagir Manan, Sjachran basah, dan lain-lain, dan dengan keputusan deperti WF. Prins,
Philipus M. Hadjon, SF. Marbun, dan lain-lain. Djenal Hoesen dan Muchsan mengatakan
bahwa penggunaan istilah keputusan baarang kali akan lebih tepat untuk menghindari
kesimpangsiuran pengertian dengan istilah ketetapan. Menurutnya, di Indonesia istilah
ketetapan sudah memiliki pengertian teknis yuridis, yaitu sebagai ketatapan MPR yang
berlaku ke luar dan kedalam. Seiring dengan UU No. 12 Tahun 20111 tentang
Pembentukan Perundang- undangan, istilah beschikking itu diterjemahkan dengan
keputusan.

Keputusan adalah suatu pernyataan kehendak yang disebabkan oleh surat


permohonan yang diajukan, atau setidak-tidaknya keinginan atau keperluan yang
dinyatakan. Atau keputusan itu adalah suatu tindaakan hukum public sepihak dari organ
pemerintah yang ditunjukan padaa peristiwa konkret.

Keputusan pemerintah yang bersifat administratif di Indonesia dikenal


dengan berbagai nama,, antara lain ketetapan, penetapan dan keputusan tata usaha negara
(beschkking). Sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 1986, istilah yang digunakan adalah

17
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 139.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 19


keputusan tata usaha negara yang dalam pasal 1 ayat 3 diberi pengertian sebagai “suatu
penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang
berisitindakan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku,yang bersifat konkret, individual dan final, yang menimbulkan akibat-akibat
hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.18

2. Unsur- Unsur Keputusan Secara Teoritik dan Berdasarkan Hukum Positif:19


 Pernyataan Kehendak Sepihak Secara Tertulis

Secara teoritik, hubungan hukum public bersifat sepihak atau bersegi satu, tindakan
hukum administrasi adaalah tindakan hukum sepihak. Hubungan hukum public berbeda
dengan hubungan hukum perdata yng sifatnya selalu duaa pihak tau lebih, Karen dalam
hukum perdata disamping ada kesaamaan kedudukan juga ada asas otonomi yang berupa
kebebasan pihak yang bersangkutan untuk mengadakan hubungan hukum ataau tidak serta
menentukan apa isi hubungan hukum itu. Sebagi wujud dari pernyataan kehendak sepihak
pembuatan dan penerbitan keputusan hanya berasal dari pihak pemerintah, tidak
bergantung kepada oraang lain.

Keputusan merupakan hasil dari tindakan sepihak pemerintah yang dituangkan


dalam bentuk tertulis. Keputusan TUN adalah keputusan sepihak dari organ pemerintahan.
Berdasarkan penjelasan pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun 1986, istilah “penetapan tertulis”
menunjukan kepada isi dan bukan kepada bentuk keputusan yang dikeluarkan Badan atau
Pejabat TUN. Keputusan itu memng harus tertulis, namun yang disyarakat tertulis bukan
dari bentuk formatnya seperti surat keputusaan pengangkatan daan sebagainya. Persyaartan
tertulis itu diharuskan untuk kemudahan segi pembuktian. Oleh karena itu, sebuh memo
ataau nota dapat memenuhi syarat tertulis tersebut daan akan merupakan Keputusan Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara menurut Undang- Undang ini apabila sudah jelas :

1.Badan ataau pejabat TUN mana yang mengeluarkannya


2.Maksud serta mengenai hal apa isi tulisan itu
3.Kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang ditetapkan didalamnya.
 Dikeluarkan Oleh Pemerintah

18
UU Nomor 5 Tahun 1986 (Pasal 1 Ayat 3) Tentang Keputusan Tata Usaha Negara.
19
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 145-156.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 20


Keputusan merupakan fenomena kenegaraan dan pemerintahan. Hampir semua
organ kenegaraan dan pemerintahan berwenang untuk mengeluarkan keputusan.
Keputusan yang dimaksud disini, keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah selaku
administarsi negara baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

 Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berlaku

Telah disebutkan keputusan adalah hasil dari tindakan hukum pemerintahan. Dalam
negara hukum setiap tindakan hukum pemerintahan harus didasarkan padaa asas legalitas,
yang berarti, bahwa pemerintah tunduk pada undang-undang. Pembuatan keputusan harus
didasarkaan pada pearturan perundang-undangan yang berlaku atau harus didasarkan pada
wewenang pemerintahan yang diberikan oleh peraturaan perundang-undangan. Tanpa
dasar kewenangan, pemerintah atau tata usaha negara tidak dapat membuat dan
menerbitkan keputusan atau keputusan itu menjadi tidak sah.

 Bersifat Konkret, Individual, Dan Final

Konkret artinya objek yang diputuskan dalam KTUN itu tidak abstraak, tetapi
berwujud, tertentu atau dapaat ditentukan. Individual artinya KTUN itu tidak ditujukan
untuk umum, tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju. final artinya sudah
definitive dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum.keputusan yang masih
memerlukan instansi lain belum bersifat final karenanya belum dapat menimbulkan suatu
hak dan kewajiban pada pihak yang bersangkutan.

 Menimbulkan Akibat Hukum

Akibat hukum yang dimaksud adalah muncul atau lenyapnya hak dan kewajiban
bagi subjek hukum tertentu. Akibat hukum yang lahir dari tindakan hukum, dalam hal ini
akibat dikeluarkannya keputusan, bearti muncul atau lenyapnya hak dan kewajiban bagi
subjek hukum tertentu segera setelah adanya keputusan tertentu.

 Seseorang Atau Badan Hukum Perdata

Hukum keperdataan, seseorang ataau badaan hukum yang dinyatakan tidak mampu seperti
orang yang berada dalam pengampunan ataau perusahaan yang paailit dikategorikan tidak
memiliki kecakapan untuk mendukung hak dan kewajiban hukum. Keputusan sebaagai
wujud dari tindakan hukum public sepihak dari organ pemerintahan ditunjukan padaa

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 21


subjek hukum yang berupa sesoraang atau badan hukum perdata yang memiliki kecakapan
untuk melakukan tindakan hukum.

3.Macam- Macam Keputusan 20

 Keputusan Deklaratoir Dan Keputusan Konstitutif


KTUN deklaratoir adalah keputusan yang tidak mengubah hak dan kewajiban yang
sudah ada, tetapi sekdar menyatakan hak dan kewajiban tersebut. Contoh : Akta
Kelahiran, Akta Kematian, dsb.
KTUN konstitutinf adalah keputusan yang menciptakan hubungan hukum baru
yang sebelumnya tidak ada, atau sebaliknya memutuskan hubungan hukum yang ada.
Contoh : Akta Perkawinan, Akta Perceraian, dsb.
 Keputusan Yang Menguntungkan Dan Memberi Beban

KTUN yang menguntungkan adalah keputusan yang memberikan keuntungan bagi


pihak yang dituju untuk memperoleh sesuatu. Contoh: SK pemutihan pembayaran pajak
yang telah kadaluwarsa.

KTUN yang memberi beban adalah keputusan yang memberikan kewajiban yang
sebelumnya tidak ada atau keputusan mengeni penolakan terhadap permohonan untuk
memperoleh keringanan. Contoh : SK tentang Pajak, Restribusi, dll.

 Keputusan Eenmalig (Seketika) Dan Keputusan Yang Permanen

KTUN seketika adalah keputusan yang masa berlakunya hanya sekali pakai.
Contoh : Surat ijin pertunjukan hiburan, music, olahraga, dsb.

KTUN pemanen adalah keputusan yang masa berlakunya untuk selama-lamanya,


kecuali ada perubahan atau peraturan baru. Contoh : Sertifikat Hak Miik.

 Keputusan Yang Bebas Dan Terikat


KTUN bebas adalah keputusan yang didasarkan atas kebebasan bertindak (Freis
Ermessen/Discretionary Power) yang dimiliki pejabat tata usaha negara baik dalam bentuk

20
https://goresankataku.wordpress.com/2014/06/05/keputusan-tata-usaha-negara-ktun/(Diakses Pada
Tanggal 11 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 22


kebebasan bagi pelaksananya untuk melakukan penafsiran atau kebijaksanaan. Contoh :
SK Pemberhentian PNS.
KTUN terikat adalah keputusan hanya melaksanakan ketentuan yang sudah ada
tanpa adanya ruang kebebasan bagi pejabat yang bersangkutan.
 Keputusan Positif Dan Negative
Keputusan positif yaitu keputusan yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi yang
dikenai keputusan.
Contoh: Keputusan Rektor mengangkat dosen menjadi anggota panitia ujian Negara.
Negara. Keputusan Rektor ini meletakan keawjiban b Surat Keputusan Rektor tersebut
didasarkan kepada beberapa surat Keputusan Menteri P dan K tentang penyelenggaraan
ujian dan sekaligus memberikan hak baru bagi dosen yang diangkat menjadi anggota
panitia ujian Negara. Kewajiban baru adalah kewajiban untuk menguji dan hak baru adalah
hak untuk mendapatkan honorarium sebagai akibat pengangkatan tersebut.
Sedangkan keputusan negative yaitu keputusan yang tidak menimbulkan perubahan
keadaan hukum yang telah ada.
Bentuk-bentuk dari ketetapan/ keputusan negatif adalah :
a. Suatu pernyataan tidak berwenang
b. Pernyataan tidak diterima
c. Suatu penolakan
 Keputusan Perorangan Dan Kebendaan
KTUN perorangan adalah keputusan yang diterbitkan kepada seseorang
berdasarkan kualitas pribadi tertentu, dimana hak yang timbul tidak dapat dialihkan kepada
orang lain. Contoh : SK pemberhentian PNS, keputusan mengenai SIM, dsb.
Sedangkan KTUN kebendaan adalah keputusan yang diterbitkan berdasarkan
kualitas kebendaan atau status suatu benda sebagai obyek hak, dimana hak yang timbul
dapat dialihkan kepada orang lain. Contoh : Sertifikat Hak atas Tanah, BPKP/STNK
kendaraan bermotor, dsb.
4. Syarat –Syarat Pembuatan Keputusan 21

Adapun dua syarat pembuatan keputusan :

21
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 161-162.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 23


 Syarat- syarat materiil terdiri atas:
1. Organ pemerintahan yang membuat keputusan harus berwenang
2. Karena keputusan suatu pernyataan kehendak (wilsverklaring), maka keputusan tidak
boleh mengandung kekurangan- kekurangan yuridis (geen juridische gebreken in de
wilsvorming), seperti penipuan (bedrog), paksaan (dwang) atau suap (omkoping),
kesesatan (dwaling).
3. Keputusan harus berdasarkan suatu keadaan (situasi) tertentu.
4. Keputusan harus dapat dilaksanakan dan tanpa melanggar peraturan-peraturan lain,
serta isi dan tujuan keputusan itu harus sesuaai dengan isi daan tujuan perturan
dasarnya.
 Syarat- syarat formal terdiri atas:
1. Syarat- syarat yang ditentukan berhubungan dengan persiapan dibuatnya keputusan
dan berhubungan dengan cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi
2. Keputusan harus diberi bentuk yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-
undang yang menjadi dasar dikeluarkannya keputusan itu.
3. Syarat- syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan itu harus dipenuhi
4. Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hal-hal yang menyebabkan dibuatnya
daan diumumkannya keputusan itu harus diperhatikan.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 24


BAB
V

1. Pengertian Badan Hukum

Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang badan hukum yang dikemukakan
oleh para ahli:22

a. Menurut E. Utrecht, badan hukum (rechtpersoon), yaitu badan yang menurut


hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak, selanjutnya dijelaskan
bahwa badan hukum adalah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa atau yang
lebih tepat bukan manusia.
b. Menurut R. Subekti, badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau
perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti
seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat
di depan hakim.
c. R. Rochmat Soemitro mengemukakan, badan hukum (rechtpersoon) ialah suatu
badan yang dapat mempunyai harta, hak serta kewajiban seperti orang pribadi.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa badan hukum merupakan


subjek hukum yang perwujudannya tidak tampak seperti manusia biasa, namun
mempunyai hak dan kewajiban serta dapat melakukan perbuatan hukum seperti orang
pribadi (natural person).

2. Bentuk-Bentuk Badan Hukum Menurut E. Utrecht/Moh. Soleh Djidang


Dalam pergaulan hukum ada berbagai macam-macam badan hukum yaitu:
a. Perhimpunan (vereniging) yang dibentuk dengan sengaja dan dengan sukarela oleh
orang yang bermaksud memperkuat kedudukan ekonomis mereka, memelihara
kebudayaan, mengurus soal-soal sosial dan sebagainya. Badan hukum semacam itu
berupa-rupa. Contohnya: Perseroan Terbatas (PT), perusahaan negara, joint
venture;

22
http://digilib.unila.ac.id/19381/3/BAB%20II.pdf (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 25


b. Persekutuan orang (gemmenschap van mensen) yang terbentuk karena factor-
faktor kemasyarakatan dan politik dalam sejarah. Contohnya: negara, propinsi,
kabupaten dan desa;
c. Organisasi yang didirikan berdasarkan undang-undang tetapi bukan perhimpunan
yang termasuk sub (a) di atas ini;
d. Yayasan.

Biasanya macam-macam badan hukum yang disebut pada sub-sub (a), (b), (c)
disebut korporasi (corporatie). Dengan demikian, menurut pendapat ini bahwa badan
hukum terbagi ke dalam 2 (dua) tipe golongan, yaitu korporasi dan yayasan. Perseroan
sebagai suatu badan hukum merupakan salah satu bentuk dari korporasi, yaitu
perhimpunan atau gabungan orang yang dalam pergaulan hukum bertindak secara
bersama-sama sebagai satu subjek hukum tersendiri, guna mencapai tujuan tertentu
(biasanya tujuan ekonomis).

Menurut Riduan Syahrani badan hukum dapat dibedakan berdasarkan wujudnya


dan jenisnya:

1. Berdasarkan wujudnya badan hukum dapat dibedakan atas dua macam:


 Korporasi (corporatie) adalah gabungan (kumpulan) orang-orang yang dalam
pergaulan hukum bertindak bersama- sama sebagai suatu subyek hukum
tersendiri. Karna itu korporasi ini merupakan badan hukum yang beranggota, akan
tetapi mempuanyai hak-hak dan kewajiban- kewajiban sendiri yang terpisah
dengan hak-hak dan kewajiban – kewajiban para anggotanya. Contohnya: PT
(NV), perkumpulan asuransi, perkapalan, kopersi dan sebagainya.
 Yayasan (stiching) adalah harta kekayan yang ditersendirikan untuk tujuan
tertentu. Jadi pada yayasan tidak ada anggota, yang ada hanyalah pengurusnya.
2. Berdasarkan jenisnya badan hukum dapat dibedakan atas dua macam :
a. Badan hukum publik
b. Badan hukum privat

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 26


Chidir Ali mengemukakan macam badan hukum public dan badan hukum perdata(
badan hukum privat) sebagai berikut:23

1. Badan hukum publik dapat dibedakan atas dua macam yaitu:


a. Badan hukum yang mempunyai teritorial

Suatu badaan hukum itu pada umumnya harus memperhatikan atau


menyelenggarakan kepentingan mereka yang tinggal didalam daerah atau wilayahnya.
Contohnya : Negara Republik Indonesia itu mempunyai wilayah dari sabang sampai
marauke

b. Badan hukum yang tidak mempunyai teritorial

Adalah suatu badan hukum yang dibentuk oleh yang berwajib hanya untuk tujuan
tertentu saja, contohnya: Bank Indonesia adalah badan hukum yang dibentuk yang
berwajib hanya untuk tujuan tertentu saja yang dalam bahasa belanda publiekrechtelijke
doel coperatie dan oleh Soenawar Soekawati disebut badaan hukum kepentingan. Badan
hukum tersebut dianggap tidak mempunyai teritorial, atau teritorialnya sama dengan
teritorial negara.

2. Badan Hukum Publik (Badan Hukum Perdata)

Dalam badan hukum keperdataan yang penting ialah badan- badan hukum yang
terjadi atau didirikan atas pernytaan kehendak dari orang- perorangan. Di samping ini
badan publik pun dapat juga mendirikan suatu badan hukum keperdataan. Contohnya :
Negara Republik Indonesia mendirikan yayasan-yayasan, PT-PT, Negara dan lain-lain,
bahkan daerah-daerah otonom dapat mendirikan seperti bank- bank daerah.

Ada beberapa macam badan hukum perdata, antara lain:


a. Perkumpulan (vereniging) diatur dalam pasal 1653 KUH Perdata.
b. Perseroan terbatas (PT) diatur dalam pasaal 36 KUH Dagang.
c. Rederij diatur dalam pasal 323 KHU Dagang.
d. Kerkgenootschappen diatur dalan Stb. 1927-156.
e. Koperaasi diatur dalam Undang- Undang Pokok Koperasi no. i2 tahun 1967
f. Yayasan dan lain sebagainya.

23
https://repository.unikom.ac.id/33872/1/BADAN%20HUKUM%20PUBLIK%20DAN%20PRIVA
T.ppt (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 27


Untuk menentukan sesuatu badan hukum termasuk badan hukum public atau
termasuk badan hukum privat/ perdata, dalam stefsel hukum Indonesia dapat digunakan
kriteria, yaitu;

a. Dilihat dari cara pendiriannya/ terjadinya, artinya badan hukum itu diadakan
dengan konstruksi hukum public yaitu didirikan oleh penguasa (negara) dengan
undang-undang atau peraturan- peraturan lainnya.
b. Lingkungan kerjanya, yaitu apakah dalam melaksankan tugasnya badan hukum
itu pada umumnya dengan public/ umum melakukan perbuatan- perbuatan
hukum perdata, artinya bertindak dengan kedudukan yang sama dengan pubik/
umum atau tidak. Jika tidak, maka badan hukum itu merupakan badan hukum
public, demikian pula dengan kriteria.
c. Mengenai wewenangnya, yaitu apakah badan hukum yang didirikan oleh
penguasa (negara) itu diberi wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan
atau peraturan yang mengikat umum. Jika ada wewenang publik maka ia adalah
badan hukum publik.

Demikianlah, jika ketiga kriteria (unsur) itu terdapat pada suatu badan atau badan
hukum, maka ia dapat disebut badan hukum politik.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 28


BAB
VI

1. Pengertian Barang Milik Pemerintah (Negara)24

Barang Milik Negara (BMN) adalah barang (berwujud dan tidak berwujud) yang
diperoleh Negara/pemerintah dalam rangka pelaksanaan hak dan kewajiban Negara.
Perolehan BMN mencakup dua kategori yaitu:

1.Pengadaan APBN
2.Perolehan Lain yang sah yang mencakup :
a. Hibah/Sumbangan yaitu penerimaan hibah/sumbangan masyarakat, pemerintah
pusat/daerah, institusi, Negara lain, dan organisasi baik privat atau publik.
b. Perjanjian/Kontrak berdasarkan perikatan bahwa barang menjadi milik
Negara/daerah seperti dalam kontrak karya migas, kontrak bagi hasil, kontrak
kerja sama pemanfaatan.
c. Peraturan Perundangan berasal dari pemberlakukan undang-undang seperti
undang-undang kepabeanan, undang-undang pajak dan sebagainya.
d. Putusan Pengadilan yang telah berkeputusan tetap.
2. Barang Milik Pribadi Pemerintah (Negara) Dan Milik Publik25

Negara adalah kategori Badan Hukum Publik, begitu juga Propinsi, Kabupaten dan
kota. Badan – badan lain yang berbadan hukum berdasarkan Hukum Publik.
Konsekuensinya mereka dapat mempunyai Hak Milik dan hak-hak lainnya. Sebagaimana
Badan Hukum Perdata, mereka juga boleh menjual, menyewakan maupun memanfaatkan
sendiri barang miliknya. Barang milik Negara dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Barang Milik Pribadi Negara (Privat Domein)

24
https://adioksbgt.wordpress.com/2011/01/29/barang-milik-negara/(Diakses Pada Tanggal
14 Desember 2017)
25
http://chaeossofis.blogspot.co.id/2015/04/barang-milik-pemerintahnegara-
dalam.html(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 29


Benda-benda yang dipakai oleh aparat pemerintah secara langsung dimana
kemanfaatan benda-benda tersebut jarang diperuntukkan untuk umum.
2. Barang Milik Publik (Public Domein)
Benda-benda yang disediakan pemerintah untuk masyarakat secara umum

Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Hukum, disamping berusaha


melindungi usaha menjalankan fungsi diatas adalah dapat digunakan oleh umum, yang
dalam Hukum Administrasi Negara hal ini dikenal dengan Publik Domein atau barang
milik public. Contoh konkrit dari public domein ini adalah Rumah Sakit Pemerintah.
Dibidang pembangunan kesehatan, peran Pemerintah lebih dititik beratkan pada
pembinaan pengaturan, dan pengawasan untuk terciptanya pemerataan pelayanan
kesehatan, dan juga keseimbangan antara pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah
oleh swasta. Barang milik publik yang menjadi hak Negara dalam pelaksanaannya dibagi
dua, yaitu:

a. Pemakaian Biasa
Pada pemakaian biasa pemerintah harus memperkenankan begitu saja kepada
umum tanpa memungut pembayaran dari penggunaannya, dalam hal ini pemerintah hanya
bisa membuat aturan demi kelancaran dan ketertiban penggunaan barang tersebut
b. Pemakaian Umum
Lain halnya dengan Milik Publik dengan pemakaian khusus, disini pemerintah
dapat memakai hak keperdataannya dan menetapkan syarat-syarat financial, dan dapat pula
hanya diberikan kepada seseorang.

Barang Milik Negara, atau yang biasa disingkat BMN, merupakan bagian tak
terpisahkan dari Keuangan Negara sebagaimana tertuang dalam pasal 1 Undang- undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa: “Keuangan Negara
adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.”26

Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pada


pasal 1 disebutkan bahwa: “Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau
diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.” Dimana tidak

26
Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 30


termasuk dalam pengertian BMN adalah barang-barang yang dikuasai dan atau dimiliki
oleh:27

a. Pemerintah Daerah (sumber dananya berasal dari APBD termasuk yang sumber
dananya berasal dari APBN tetapi sudah diserah terimakan kepada Pemerintah
Daerah).
b. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari:
1) Perusahaan Perseroan, dan
2) Perusahaan Umum.
c. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah.
3. Penggolongan Barang-Barang Milik Publik Negara 28
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor: Kep-225/ MK/4/1971 tertanggal 12
April 1971 sebagai Pelaksanaan dari Inpres No.3/1971 masih belum membedakan antara
Privat Domein dengan Publik Domein, hanya membedakan dari segi bergerak dengan tidak
bergerak. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tersebut, penggolongan barang-
barang milik publik negara adalah sebagai berikut:
b. Barang – Barang Tidak Bergerak, yakni:
 Tanah kehutanan, pertanian, perkebunan, lapangan olahraga, dan tanah – tanah
yang belum dipergunakan, jalan-jalan (tidak termaksud daerah), jalan kereta api,
jembatan, terowongan, waduk, lapangan terbang, bangunan-bangunan irigasi , dll.
 Gedung-gedung yang digunakan untuk kantor, pabrik-pabrik, bengkel, sekolah,
rumah sakit,studio,dll.
 Gedung-gedung tempat tinggal sementara, seperti: rumah-rumah tempat tinggal,
tempat istirahat, asrama,dll.
 Monumen-monumen, seperti: monument purbakala (candi-candi), monument alam,
monument peringatan sejarah, dll.
c. Barang-Barang Bergerak, yakni:
 Alat –alat besar,seperti: bulldozer, tractor, mesin pengebor tanah,dll.
 Peralatan yang berada di dalam pabrik, studio, dll.
 Peralatan kantor, seperti:mesin tik, computer ,dll.
27
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
28
http://chaeossofis.blogspot.co.id/2015/04/barang-milik-pemerintahnegara-
dalam.html(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 31


 Semua inventaris perpustakaan dan invetaris yang bercorak kebudayaan.
 Hewan-hewan, yakni jenis hewan seperti sapi, kerbau, kuda, dll

4. Pengelolaan Barang Milik Negara

Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang


Milik Negara/Daerah, disebutkan bahwa pengelolaan BMN adalah kegiatan yang
dilakukan atas BMN mulai dari perencanaan sampai dengan penghapusan yang meliputi 11
(sebelas) kegiatan sebagai berikut :29

a. Perencanaan Kebutuhan Dan Penganggaran

Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik


negara/daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan
yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.

b. Pengadaan

Perencanaan anggaran yang mencerminkan kebutuhan riil barang milik


Negara/daerah pada kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah selanjutnya
menentukan pencapaian tujuan pengadaan barang yang diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintah.Pengadaan barang milik
negara/daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan
terbuka, bersaing, adil/ tidak diskriminatif dan akuntabel.

c. Penggunaan

Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dalam


mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.

d. Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah yang tidak


dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan kerja

29
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 32


perangkat daerah, dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun
serah guna/bangun guna serah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

e. Pengamanan Dan Pemeliharaan

Pengamanan administrasi yang ditunjang oleh pengamanan fisik dan pengamanan


hukum atas barang milik negara/daerah merupakan bagian penting dari pengelolaan barang
milik ncgara/daerah. Kuasa pengguna barang, pengguna barang dan pengelola barang
memiliki wewenang dan tangung jawab dalam menjamin keamanan barang milik
negara/daerah yang berada di bawah penguasaannya dalam rangka menjamin pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi pemerintah. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeliharaan
adalah suatu rangkaian kegiatan untuk menjaga kondisi dan memperbaiki semua barang
milik negara/daerah agar selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara
berdaya guna dan berhasil guna.

f. Penilaian

Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada
data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu untuk
memperoleh nilai barang milik negara/daerah.

g. Pemindahtanganan

Pemindah tanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik negara/daerah


sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau
disertakan sebagai modal pemerintah.

h. Pemusnahan

Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan atau kegunaan BMN. BMN
dimusnahkan karena BMN tidak dapat digunakan, tidak dimanfaatkan, dan atau tidak
dipindahtangankan, atau alasan lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

i. Penghapusan

Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik negara/daerah dari daftar barang
dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 33


pengguna dan/atau kuasa pengguna barang dan/atau pengelola barang dari tanggung jawab
administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.

j. Penatausahaan

Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan


pelaporan barang milik negara/daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

k. Pembinaan, Pengawasan Dan Pengendalian

Menteri Keuangan menetapkan kebijakan umum dan kebijakan teknis pengelolaan barang
milik negara/daerah, sedangkan Menteri Dalam Negeri menetapkan kebijakan teknis dan
melakukan pembinaan pengelolaan barang milik daerah sesuai dengan kebijakan
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kebijakan umum.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 34


BAB
VII

Sudah menjadi kenyataan bahwa dalam kehidupan manusia untuk kepentingan


hidupnya ia harus hidup bersama-sama dengan orang lain, dalam pergaulan hidup bersama
ini yang satu harus berhubungan dengan lainnya. Manusia dalam hidupnya yang normal
menghendaki adanya keseimbangan antara hubungan manusia dengan lingkungannya,
keseimbangan itu sedemikian rupa sehingga membawa kesejahteraan dan keharmonisan
bagi kehidupan manusia itu sendiri .

Pada dasarnya setiap bentuk campur tangan pemerintah ini harus didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai perwujudan dari asas legalitas, yang
menjadi sendi utama negara hukum. Akan tetapi, karena ada keterbatasan dari asas ini atau
karena adanya kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada peraturan perundang-
undangan sebagaimana telah dijelaskan di atas, kepada pemerintah diberi kebebasan Freies
Ermessen, yaitu kemerdekaan pemerintah untuk dapat bertindak atas inisiatif sendiri dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan sosial. Freies Ermessen (diskresionare) merupakan
salah satu sarana yang memberikan ruang bergerak bagi pejabat atau badan-badan
administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada
undang-undang.30

1. Macam- Macam Campur Tangan Penguasa Negara dalam Kehidupan


Masyarakat Sehari- Hari, yakni:
 Campur tangan di bidang politik.

 Campur tangan di bidang ekonomi.

 Campur tangan di bidang sosial budaya, seni, olahraga, kehidupan berkeluarga,


perkumpulan, dan lain sebagainya.

 Campur tangan di bidang agama dan kepercayaan.

30
http://motivasiindonesia1.blogspot.co.id/2015/04/fungsi-dan-sifat-hukum-
administrasi.html(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 35


 Campur tangan di bidang teknologi.

Segala macam campur tangan penguasa negara tersebut diberi bentuk hukum agar
segala sesuatunya tidak menimbulkan suatu keragu-raguan pada semua pihak yang
bersangkutan, dan bilamana timbul konflik, penyelesaiannya akan lebih mudah. Bentuk
hukum tersebut adalah mutlak perlu, oleh sebab fungsi-fungsi hukum modern adalah :

 Untuk menertibkan masyarakat.

 Untuk mengatur lalu lintas kehidupan dalam masyarakat.

 Untuk mencegah atau menyelesaikan sengketa (konflik).

 Untuk menegakkan keamanan dan ketertiban.

 Untuk mengukur tata cara penegakkan keamanan dan ketertiban.

 Untuk mengubah tatanan masyarakat seperlunya, disesuaikan dengan perubahan


keadaan yang terjadi.

 Untuk mengatur tata cara pengubahan atau perubahan keadaan.

Fungsi-fungsi hukum tersebut harus dijalankan dengan tidak mengurangi atau


mengganggu prinsip-prinsip hukum, yaitu :

 Keadilan.

 Kewajaran.

 Effisiensi.

 Kepastian hukum.

 Ketenangan hidup.

Campur tangan penguasa negara tersebut dilakukan oleh para pejabat atau petugas
Administrasi Negara. Pada kenyataannya warga masyarakat dan masyarakat pada
umumnya sangat tergantung dari pelaksanaan tugas serta keputusan-keputusan para pejabat
administrasi negara atau pejabat pemerintah, tanpa membedakan antara pejabat pemerintah
yang menjalankan tugas politik negara (pemerintahan) dan pejabat pemerintahan sebagai

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 36


pejabat administrasi negara (yang menjalankan tugas teknis fungsional atau operasional
menjalankan kehendak pemerintah dan melayani masyarakat umum).

2. Susunan Penguasa Negara, sebagai berikut:31


a. Penguasa Konstitutif : MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
b. Penguasa Legislatif : Presiden + Dewan Perwakilan Rakyat
c. Penguasa Eksekutif : Pemerintah= Presiden (dengan diberikan oleh pejabat-pejabat
pemerintah)
d. Penguasa Administratif : Administrator Negara = Presiden (dengan mengepalai
Administrasi Negara)
e. Penguasa Militer : Presiden, dengan membawahi Angka Perang
f. Penguasa Yudikatif : Mahkamah Agung, dengan membawa Aparatur Peradilan
(Korsa Hakim)
g. Penguasa Konsutatif : Dewan Pertimbangan Agung
h. Penguasa Inspektif : Badan Pemeriksa Keuangan
Yang paling banyak dirasakan kehendak- kehendaknya oleh keputusan-
keputusannya oleh masyarakat adalah:
1. Penguasa Legislatif : Penguasa perundang- undangan
2. Penguasa Eksekutif : Penguas Pemerintahan
3. Penguasa Administratif: Penguasa Administrasi Negara
4. Penguasa Yudikatif : Pengadilan

3. Dua Masalah Yang Diatasi Oleh Pejabat Administrasi Negara, yaitu :32

1. Bagaimana melindungi kepentingan umum dari pada masyarakat dan kepentingan


privat dari pada para warga masyarakat.

Penguasa Fungsinya Produknya


Penguasa Perumusan kehendak bangsa Undang- Undang Nasional
Legislatif dan negara (penjabaran UUD
dan GBHN)

31
Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirdjo , Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2014), hlm. 25-32.
32
Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirdjo , Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2014), hlm. 25-32.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 37


Penguasa Pelaksanaan undang-undang  Peraturan
Pemerintahan dengan menetapkan strategi  Pembinaan masyarakat
(Undang- dan policy pelaksanaan UU,  Kepolisian
Undang) (Wet) merumus rencana, program  Peradilan
budget, dan instruksi untuk  Penegakan kedaulatan
Administrasi Negara dan
Angkatan Perang.
Penguasa Realisasi UU dengan  Penetapan
Administrasi menjalankan kehendak dan (beschhikking)
(Beschikking) perintah daripada pemerintah  Tata usaha negara
(Penguasa Pemerintah) sesuai  Pelayanan masyarakat
peraturan, rencana, program  Penyelenggara
budget, dan instruksi secara pekerjaan, kegiatan-
nyata, kausal, individual kegiatan nyata

Penguasaa Penegakan dari pada fungsi- Putusan (vonnis)


Yudikatif fungsi hukum. Menilai fakta hukum
(Vonnis) Interprestasi
Revisi
kasaasi

2. Masalah yang ada di dalam tubuh administrasi negara sendiri, yaitu bagaimana
mengembangkan sistem pengambilan keputusan yang lebih efisien dan sistem apa
yang harus ditanamkan dan dikembangkan serta mudah dimengerti dan praktis
operasionalnya.

Dua masalah itulah yang oleh pejabat administrasi negara harus dicarikan
solusinya, sehingga tujuan dari administrasi negara dapat terpenuhi.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 38


CONTOH :33

1. Sebagai Produsen
 Pemerintah menyediakan kredit atau pinjaman untuk masyarakat kecil melalui
pegadaian.
 Pemerintah menjaga ketersediaan pupuk untuk petani melalui P.T. Pupuk Kujang
dan P.T. Pupuk Sriwijaya.
 Pemerintah memastikan ketersediaan minyak gas dan minyak bumi untuk
kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri melalui P.T. Pertamina.
2. Sebagai Distributor
 Melalui BULOG, pemerintah menyalurkan bahan pokok kepada masyarakat.
 Melalui P.T. PLN, pemerintah menyalurkan listrik untuk memenuhi kebutuhan
akan energi tersebut kepada masyarakat.
 Melalui P.T. Telkom, pemerintah menyalurkan jasa telepon untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan telekomunikasi dan internet.
 Pemerintah juga menyalurkan pencabutan subsidi BBM yang dialokasikan untuk
kesehatan masyarakat melalui asuransi kesehatan rakyat miskin dan untuk
kemajuan pendidikan melalui dana BOS atau Biaya Operasional Sekolah.
 Pemerintah melalui Depnaker, kebutuhan akan tenaga kerja bisa disalurkan kepada
yang membutuhkan.

33
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/peran-pemerintah-sebagai-pelaku-ekonomi(Diakses
Pada Tanggal 15 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 39


BAB
VIII

Dalam perspektif hukum publik negara adalah organisasi jabatan. Diantara jabatan-
jabatan kenegaraan ini ada jabatan pemerintahan.34 Kenyataan sehari-hari menunjukkan
bahwa pemerintah di samping melaksanakan aktivitas dalam bidang hukum publik, juga
sering terlibat dalam lapangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum, pemerintah sering
tampil dengan“twee petten” dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan (ambt ) yang
tunduk pada hukum publik dan wakil dari badan hukum (rechspersoon) yang tunduk pada
hukum privat.

Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan. Menurut


Logemann (Dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi yang berkenan
dengan berbagai fungsi. Pengertian fungsi adalah lingkungan kerja yang terperinci dalam
hubungannya secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini dinamakan jabatan. Negara adalah
organisasi jabatan). (Jabatan adalah suatu lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang
dibentuk untuk waktu lama dan kepadanya diberikan tugas dan wewenang).

Menurut Bagir Manan, Jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap yang berisi
fungsi-fungsi tertentu yang secara keseluruhan mencerminkan tujuan dan tata kerjasuatu
organisasi. Jabatan itu bersifat tetap, sementara pemegang jabatan (ambtsdrager ) dapat
berganti-ganti, sebagai contoh, jabatan presiden, wakil presiden, menteri, gubernur dan
lain-lain, relatif bersifat tetap, sementara pemegang jabatan atau pejabatnya sudah
berganti-ganti. Hukum private dan bahan hukum publik. Menurut Chidir Ali, ada
tigakriteria untuk menentukan status badan hukum publik yaitu :35

a. Dilihat dari pendirinya, badan hukum itu diadakan dengan konstruksi hukum publik
yang didirikan oleh penguasa dengan undang-undang atau peraturan-peraturanlainnya.
b. Lingkungan kerjanya, yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan publik.
c. Badan hukum itu diberi wewenang publik seperti membuatkeputusan, ketetapan atau
peraturan yang mengikat umum.

34
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 75.
35
https://www.scribd.com/doc/28704201/KEDUDUKAN-HUKUM(Diakses Pada Tanggal 14
Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 40


1. Kedudukan Pemerintah Dalam Hukum Publik 36

Indroharto menyebutkan bahwa lembaga-lembaga hukum publik itu memiliki


kedudukan yang mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum (perdata). Lembaga-
lembaga hukum publik tersebut merupakan badan hukum perdata dan melalui organ-
organnya (Badan atau Jabatan TUN) menurut peraturan perundang-undangan yang
bersangkutan dapat melakukan perbuatan/tindakan hukum perdata. Meskipun organ atau
jabatan pemerintahan dapat melakukan perbuatan hukum perdata, mewakili badan hukum
induknya, hal yang terpenting dalam konteks hukum administrasi adalah mengetahui
organatau jabatan pemerintahan dalam melakukan perbuatan hukum yang bersifat publik.
P. Nicolai dan kawan-kawan menyebutkan beberapa ciriatau karakteristik yang terdapat
pada jabatan atau organ pemerintahan yaitusebagai berikut:

1. Organ pemerintahan menjalankan wewenang atas nama dan tanggung jawab


sendiri, yang dalam pengertian modern, diletakkansebagai pertanggungjawaban
politik dan kepegawaian atau tanggung jawab pemerintah sendiri di hadapan
Hakim. Organ pemerintah adalah pemikul kewajiban tanggung jawab.
2. Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan mempertahankan norma hukum
administrasi, organ pemerintahan dapat bertindak sebagai pihak tergugat dalam
proses peradilan, yaitu dalam hal ada keberatan, banding, atau perlawanan.
3. Di samping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan juga dapat tampil menjadi
pihak yang tidak puas, artinya sebagai penggugat.
4. Pada prinsipnya organ pemerintahan tidak memiliki harta kekayaan sendiri. Organ
pemerintahan merupakan bagian (alat) dari badan hukum menurut hukum privat
dengan harta kekayaannya. Jabatan bupati atau wali kota adalah organ-organ dari
badan umum“kabupaten”. Berdasarkan aturan hukum, badan hukum inilah yang
dapat memiliki harta kekayaan, bukan organ pemerintahannya. Oleh karena itu, jika
ada putusan hakim yang berupa denda atau uang paksa (dwangsom) yang
dibebankan kepada organ pemerintah atau hukuman ganti kerugian dari kerusakan,
kewajiban membayar dan ganti kerugian itu dibebankan kepada hukum (sebagai
pemegang harta kekayaan).

36
https://www.scribd.com/doc/28704201/KEDUDUKAN-HUKUM(Diakses Pada Tanggal 14
Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 41


Pihak yang menjalankan hak dan kewajiban yang didukung oleh jabatan ialah
pejabat. Jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap, sementara pejabat dapat berganti-ganti.

Antara jabatan dengan pejabat memiliki hubungan yang erat, namun di antara
keduanya sebenarnya memiliki kedudukan hukum yang berbeda atau terpisah dan diatur
dengan hukum yang berbeda. Jabatan diatur oleh hukum tata negara dan hukum
administrasi, sedangkan pejabat diatur dan tunduk pada hukum kepegawaian.

2. Para Petugas Publik


Petugas publik adalah seseorang yang menjlaankan tugas-tugas pelayanan umum
kepada warga negara. Contoh petugas publik yaitu: pegawai negeri sipil, pegaawaai
badan usaha milik negara, anggota tentara nasional Indonesia, atau aanggota kepolisiaan
republic Indonesia. Peraturan petugas publik diantaranya Undang-Undang No. 43 Tahun
1999 tentang pokok-pokok kepegaawaian dan PP 53 Taahun 2010 tentang displin pegawai
sipil.37
a. Para Pejabatan Politik (Political Office Holders)38
Beberapa jabatan tertentu pada struktur pemerintahan RI merupakan jabatan politik.
Undang-undang. Nomor 8, Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian tidak
menggunakan istilah jabatan politik. Ketentuan-ketentuan pokok kepegawaian terdahulu,
yakni, Undang-undang Nomor Tahun 1961, tepatnya pada bagian penjelasan dari Pasal 1
ternyata menggunakan istilah jabatan politik itu. Sastra Djatmika (1964) berpendapat
bahwa istilah jabatan politik dimaksud “sangat memungkinkan diartikan sama dengan para
pejabat atau pegawai Negara:. Sekalipun pejabat Negara tanpa kehilangan statusnya
sebagai pegawai negeri. Pada bagian penjelasan Pasal 11 dari Undang-undang, Nomor 8,
Tahun 1972 dikemukakakn bahwa yang dimaksud dengan pejabatan Negara ialah:
1. Presiden
2. Anggota Badan Permusyawaratan / Perwakilan Rakyat
3. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan
4. Ketua, Wakil Ketua, Ketua muda dan hakim Mahkamah Agung
5. Anggota Dewan Pertimbangan Agung
6. Menteri

37
http://www.bimbingan.org/pengertian-petugas-publik.htm(Diakses Pada Tanggal 14 Desember
2017)
38
http://syaifudin-arif.blogspot.co.id/2011/12/kedudukan-hukum-para-petugas-publik.html(Diakses
Pada Tanggal 14 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 42


7. Kepala perwakilan Republiuk Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai
duta besar luar biasa dan berkuasa penuh
8. Gubernur kepala daerah
9. Bupati kepala daerah/walikota madya kepala daerah
10. Pejabat lain yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan

b. Para Pegawai Negeri (Civil Servants)39


Pegawai negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang
dan diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pejabat yang berwenang ialah pejabat yang mempunyai
kewenangan mengangkat dan memberhentikan pegawai negeri berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sedangkan jabatan negeri adalah jabatan dalama bidang
eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan termasuk di
dalamnya jabatan dalam kesekretariatan lembaga negara dan kepaniteraan pengadilan.

Pegawai Negeri terdiri dari :

1. Pegawai Negeri Sipil


2. Anggota Angkatan Bersenjata RI

Sedangkan Pegawai negeri sipil terdiri dari:

1. Pegawai negeri sipil pusat., pegawai negeri yang gajinya dibebankan pada APBN
dan bekerja pada departemen, lembaga pemerintah non departemen, kesekretariatan
lembaga negara, instasi vertikal di daerha-daerah dan kepaniteraan pengadilan
2. Pegawai negeri sipil daerah, adalah pegawai negeri daerah otonom.
3. Pegawai negeri sipil lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah

Kedudukan pegawai negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi
masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945,Negara dan Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan
pembangunan. Kewajiban dan hak pegawai negeri dimuat dalam UU No. 8 Tahun 1974,

39
http://www.sumbbu.com/2016/04/kedudukan-hukum-para-petugas-publik.html(Diakses Pada
Tanggal 14 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 43


serta untuk kewajiban, dan larangan pegawai negeri sipil diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

c. Para Hakim (Judges)


Secara umum dapat disimpulkan bahwa hakim adalah pengadilan di lingkungan
peradilan yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman. Hakim adalah pejabat publik
judiciil dari kekuasaan kehakiman. Hakim adalah pejabat publik judiciil dari kekuasaan
kehakiman dan karena itu jabatan hakim bukan jabatan di bidang eksekutif. Pasal 24 dan
Pasal 25 Undang- Undang. Pada bagian penjelasan pasal 24 dan pasal 25 undang- undang
dasar 1945 ditegaskan bahwa kekuasan kehakiman ialah kekuasan yang merdeka, artinya
terlepas daari pengaruh kekuasaan pemerintah.
Undang- undang Nomor 2, Tahun 1986 menetapkan bahwa pembinaan teknis
peradilan bagi pengadilan di dalam lingkungan peradilan umum dilakukan oleh Makhamah
Agung sedang pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan pengadilan dilakukan
oleh Menteri Kehakiman (Pasal 5 ayat 1 dan 2). Pembinaan dimaksud tidak boleh
mengurangi kebebasan hakim dalam memeriksa dan memutus perkara (Pasal 5 ayat 3).
Pasal 14 ayat 1 Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1986 menetapkan bahwa untuk
dapat diangkat menjadi hakim Pengadilan Negeri, seorang calon harus memenuhi syarat-
syarat, sebagai berikut :
a. Warga Negara Indonesia;
b. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. Setia kepada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945;
d. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia termasuk
organisasi massanya atau bukan seorang yang terlibat langsung ataupun hak
langsung dalam “Gerakan Kontra Revolusi G.30S/PKI” atau organisasi terlarang
lainnya.
e. Pegawai negeri;
f. Sarjana hukum;
g. Berumur serendah- rendahnya 25 (dua puluh lima) tahun;
h. Berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan tidak tercela.
Untuk dapat diangkat menjadi ketua dan wakil ketua Pengadilan Negeri diperlukan
pengalaman sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebagai hakim Pengadilan Tinggi
maka seorang calon harus memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut :

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 44


1. Syarat- syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a, b, c, d, e, f
dan h;
2. Berumur serendah- rendahnya 40 (empat puluh) tahun;
3. Berpengalaman sekurang- kurangnya 5 (lima) tahun sebagai ketua atau wakil ketua
Pengadilan Negeri atau 15 (lima belas) tahun sebagai hakim Pengadilan Negeri
(Pasal 15 ayat 1).
d. Para Pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Keluarnya intruksi Presiden Nomor 17 Tahun 1967 dan diberlakukannya Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1969 tentang bentuk- bentuk
usaha negara (yang kemudian menjadi Undang- undang Nomor 9 Tahun 1969) maka
Perusahaan Negara (PN) menjadikan tiga macam bentuk negara, yakni :
1. Perusahaan jawatan (disingkat perjan).
2. Perusahaan umum (disingkat perum).
3. Perusahaan perseroan (disingkat persero).
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian menetapkan
status pegawai negeri sipil :
Pegawai negeri sipil pusat yang berdasarkan sesuatu peraturan perundang- undangan
diperbantukan atau dipekerjakan pada badan lain, seperti perusahaan umum (persero),
yayasan dan lain- lain. (bagian penjelasan pasal 2). Rumusan penjelasan Pasal 2 Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1974 hanya menetapkan status pegawai negeri sipil pusat bagi
pegawai perusahaan jawatan (perjan) dan tidak diberlakukan bagi pegawai perusahaan
umum (perum). Konotasi rumusan penjelasan undang- undang dimaksud terletak pada
keterkaitan tentang pegawai negeri sipil pusat yang diperbantukan dipekerjakan pada
perusahaan umum (perum), sedang pegawai negeri pusat yang bersangkutan adalah
pegawai dari departemen/ lembaga tertentu. Pada instruksi Presiden, Nomor 17 Tahun
1967 telah digaris bawahi bahwa pegawai perusahaan jawatan (perjan) pada pokoknya
adalah pegawai negeri sedangkan pegawai perusahaan umum (perum) adalah pegawai
perusahaan negara yang diatur tersendiri di luar ketentuan- ketentuan yang berlaku bagi
pegawai negeri atau perusahaan swasta/ usaha (negera) perseroan.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 45


BAB
IX

Menurut Wirjono Prodjodikoro, pemerintah dapat dibagi dalam arti luas dan
dalam arti sempit:
 Pemerintah dalam arti luas meliputi seluruh fungsi kegiatan kenegaraan yaitu
lembaga-lembaga kenegaraan yang diatur secara langsung oleh UUD 1945 maupun
lembaga-lembaga yang diatur oleh Undang-Undang. Dengan kata lain, segala
urusan yang dilakukan oleh Negara dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan
rakyat dan kepentingan Negara,
 Sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah Presiden/eksekutif dan pemerinth
arti sempit adalah menjalankan tugas eksekutif saja.

1. Pengertian Perbuatan Pemerintah40


Perbuatan pemerintah merupakan tindakan hukum yang dilakukan oleh penguasa
dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Menurut Romijen, perbuatan pemerintah yang
merupakan “ bestuur handling “ yaitu tiap-tiap dari alat perlengkapan pemerintah.
Menurut E. Utrecht “perbuatan pemerintah ialah tiap-tiap perbuatan yang
dilakukan pemerintah dengan maksud untuk menyelenggarakan kepentingan umum,
termasuk perbuatan mengadakan peraturan maupun perbuatan mengadakan ketetapan atau
perjanjian”
Menurut Van Vallen Hoven ”Perbuatan pemerintah merupakan tindakan secara
spontan atas inisiatif sendiri dalam menghadapi keadaan dan keperluan yang timbul tanpa
menunggu perintah atasan, dan atas tanggung jawab sendiri demi kepentingan umum.”
Sudargo Gautama menyatakan bahwa kepentingan umum sama dengan
kesejahteraan umum. Dengan demikian tugas dan fungsi alat administrasi negara dalam
negara kesejahteraan (welfare state) menjadi sangat luas, tidak semata-mata menjalankan
roda pemerintahan, akan tetapi juga berperan dalam kehidupan social, ekonomi dan
cultural.

40
yusrizaladisyahputra.blog.uma.ac.id/wp.../PERBUATAN-PEMERINTAH-5-8.pptx(Diakses Pada
Tanggal 16 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 46


Menurut komisi Van Poelje “Perbuatan pemerintah merupakan tindakan hukum
publik yang tindakan-tindakan hukum yang dilakukan oleh penguasan dalam menjalankan
fungsi pemerintahan”.41
Menurut Romeyn “Perbuatan pemerintah adalah tiap-tiap perbuatan dari suatu alat
kelengkapan pemerintahan”.

2. Jenis- Jenis Perbuatan Pemerintah42


Perbuatan pemerintah dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu :
a. Perbuatan Pemerintah Berdasarkan Fakta atau Perbuatan Pemerintah Yang
Bukan Berdasarkan Hukum (Fiete Logtie Handilugen )
Perbuatan pemerintah berdasarkan fakta atau tidak berdasarkan hukum adalah
tindakan penguasa yang tidak mempunyai akibat hukum.
Contohnya:
 Walikota mengundang masyarakat untuk menghadiri 17 agustus, Presiden
menghimbau masyarakat untuk hidup sederhana dan lain-lain.
 Presiden menghimbau masyarakat untuk hidup sederhana.
 Menteri perhubungan meresmikan jembatan.
 Gubernur mengunjungi panti asuhan.

b. Perbuatan Pemerintah Berdasarkan Hukum (Recht Handilugen )


Perbuatan pemerintah berdasarkan hukum (Recht Handilugen ) adalah tindakan
penguasa yang mempunyai akibat hukum, ini dapat digolongkan dalam dua golongan,
yaitu:
 Perbuatan Pemerintah Dalam Lapangan Hukum Privat
Perbuatan pemerintah dalam lapangaan hukum privat, dimana penguasa
mengadakan hubungan hukum berdasarkan hukum privat. Menurut Prof. Krobbe
Kranenburg, Vegtig, Donner dan Hassh, bahwa pejabat administrasi Negara dalam
menjalankan tugasnya dalam hal-hal tertentu dapat menggunakan hukum privat, misalnya
perbuatan sewa-menyewa, jual-beli tanah dan perjanjian-perjanjian lainnya.
 Perbuatan Pemerintah Dalam Lapangan Hukum Publik

41
http://fryda-mahardika.blogspot.co.id/2013/01/perbuatan-pemerintah.html(Diakses Pada Tanggal
16 Desember 2017)
42
yusrizaladisyahputra.blog.uma.ac.id/wp.../PERBUATAN-PEMERINTAH-5-8.pptx(Diakses Pada
Tanggal 16 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 47


Perbuatan hukum dalam lapangan Hukum Publik ada dua macam, yaitu :
1) Perbuatan Hukum Publik bersegi dua, yaitu adanya dua kehendak/ kemauan yang
terikat atau memerlukan persetujuan pihak lain, misalnya dalam perjanjian/ kontrak
kerja. Mengenai hal ini ada beberapa sarjana yang menentang adanya prbuatan hukum
bersegi dua missal Meijers Cs mengatakan bahwa tidak ada persesuaian kehendak
antara para pihak.
 Contoh : Pemerintah Kota (PEMKOT) Semarang bekerjasama mengadakan
penelitian mengenai cara mengatasi rob/banjir dengan pihak UNDIP. Pemkot
Semarang menyerahkan ke pihak UNDIP untuk melaksanakan dan
memimpin penelitian tersebut, dengan memakai kontrak kerjasana dengan
pihak UNDIP. Perbuatan dan akibat hukumnya baru timbul setelah
penandatanganan kesepakatan dari para pihak. Contoh : pemkot Semarang
dan UNDIP
2) Perbuatan Hukum Publik bersegi satu, yaitu perbuatan yang dilakukan atas
kehendak dari satu pihak yaitu perbuatan dari pemerintah itu sendiri atau tidak
memerlukn persetujuan pihak lain. Misalnya adalah ketetapan / keputusan pemerintah.
Perbuatan hukum publik bersegi satu digolongkan sebagai berikut :43
 Mengeluarkan keputusan (beschikking)
Misal : keputusan tentang pengangkutan/pemberhentian seorang PNS.
 Mengeluarkan peraturan (regeling)
Suatu pengaturan yang bersifat umum dan abstrak. Peraturan yang dimaksud
dapat berupa UU, PP, Permen, Perda, dll.
c. Perbuatan Nyata
Adalah perbuatan pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan.
3. Cara-Cara Pelaksanaan Perbuatan Pemerintahan44

Menurut E. Utrech tindakan pemerintahan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu:

1. Yang bertindak ialah administrasi Negara sendiri.

43
http://fryda-mahardika.blogspot.co.id/2013/01/perbuatan-pemerintah.html(Diakses Pada Tanggal
16 Desember 2017)
44
http://www.lutfichakim.com/2011/08/perbuatan-pemerintah_26.html(Diakses Pada Tanggal 16
Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 48


2. Yang bertindak ialah subyek hukum (sama dengan badan hukum) lain yang tidak
termasuk administrasi Negara dan yang mempunyai hubungan istimewa atau
hubungan biasa dengan pemerintah.
4. Yang bertindak ialah subyek hukum lain yang tidak termasuk administrasi Negara
dan menjalani pekerjaanya berdasarkan suatu keonsesi atau berdasarkan izin
(vergunning) yang diberikan oleh pemerinta.
5. Yang bertindak ialah subyek hukum lain yang tidak masuk administrasi Negara dan
yang diberi subsidi pemerintah.
6. Yang bertindak ialah pemerintah bersama-sama subyek hukum lain yang bukan
administrasi negara dan kedua belah pihak itu bergabung dalam bentuk kerjasama
(vorm van samenwerking) yang diatur oleh hukum privat.
7. Yang bertindak ialah yayasan yang didirikan oleh pemerintah atau diawasi
pemerintah.
8. Yang bertindak ialah subyek hukum lain yang bukan administrasi Negara tetapi
diberi sesuatu kekuasaan memerintah (delegasi perundang-undangan).

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 49


BAB X

1. Pengertian Tindakan Pemerintah45

Pemerintah atau administrasi negara adalah sebagai subjek hukum, sebagai


pendukung hak-hak dan kewajiban. Sebgai subjek huk, pemerintah sebagaimana subjek
hukum lainnya melakukan berbagai tindakan baik tindakan nyata maupun tindakan hukum.
Tindakan nyata adalah tindakan- tindakan yang tidak ada relavansinya dengan hukum oleh
karenanya tidak menimbulkan akibat-akibat hukum atau tindakan nyata yakni tindakan
pemerintah yang bukan tindakan hukum melainkan suatu tindakan wajar (nyata) misalnya
pembangunan jembatan.

Sedangkan tindakan hukum adalah tindakan- tindakan yang berdasarkan sifatnya


dapat menimbulkan akibat hukum tertentu atau tindakan hukum, yakni tindakan
pemerintah yang mengakibatkan timbulnya, berubahnya dan hilangnya hubungan-
hubungan hukum tertentu antara pemerintah dengan warga negara maupun dengan badan -
badan swasta. Tindakan hukum ini bersal dari ajaran hukum perdata.

Tindakan Hukum Dibagi Menjadi Dua, Yakni :46

1) Tindakan Dalam Lapangan Hukum Privat

Tindakan pemerintah pada lapangan hukum privat menempatkan pemerintah setara


dengan pihak-pihak yang melakukan kesepakatan.

2) Tindakan Dalam Lapangan Hukum Publik


Tindakan pemerintah pada lapangan hukum publik menempatkan pemerintah
sebagai pemegang kewenangan yang bisa melakukan perbuatan hukum atas
pertimbangan-pertimbangan sendiri.

45
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 109-110.
46
https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan(Diakses Pada
Tanggal 16 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 50


Bila dikatakan tindakan hukum pemerintah itu merupakan pernyataan kehendak
sepihak dari organ pemerintahan dan membawa akibat pada hubungan hukum dan keadaan
hukum yang ada, maka kehendak organ tubuh tidak boleh mengandung cacat seperti
kekhilafaan, penipuan, paksaan, dan lain-lain yang menyebabkan akibat-akibat hukum
yang tidaak sah. Disamping itu, karena setiap tindakan hukum itu harus didasarkan pada
peraaturan perundang-undangan yang berlaku, maka dengan sendirinya tindakan tersebut
tidak boleh menyimpang atau bertentangan dengan peraturan yang bersangkutan, yang
dapat menyebbkan akibat-akibat hukum yang muncul itu batal atau dapat dibatalkan. 47

2. Unsur, Macam-Macam dan Karateristik Tindakan Hukum Pemerintah


 Unsur- Unsur Tindakan Hukum Pemerintahan

Muschsan menyebutkan unsur- unsur tindakan hukum pemerintahan sebagai


berikut:48

1) Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintahan dalam kedudukaannyaa sebagai


penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuursorganen)
dengan prakarsa daan tanggung jawab sendiri.
2) Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan.
3) Perbuatan tersebut dimaaksudkan sebagai sarana utuk menimbulkan akibat hukum
dibidang Hukum Administrasi Negara.
4) Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalaam rangka pemeliharaan kepentingan
negara dan rakyat.

Unsur- unsur yang dikemukakan oleh Muchsan ini perlu ditambah, terutaama
daalam kaitannya dengaan negra hukum yang mengedepankan asas legaalitas atau
perbuatan hukum yang didasarkan pada peraturan perundang-undangaan yang berlaku.

Kewenangan yang diberikan pemerintah untuk pembentukan peraturan hukum pada


dasarnya menjadikan pemerintah mempunyai kewenangan hukum di bidang perundang-
undangan. Dalam konteks ini, seorang aparatur atau pejabat negara perlu mengembangkan
kepatuhan nilai-nilai etis baik etika hukum maupun etika moral sehingga segenap tindakan
dan perbuatannya tidak mengarah kepada penyalahgunaan wewenang.
47
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 111.
48
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 112-113.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 51


Prajudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa untuk menciptakan pemerintah yang
bonafide maka keputusan-keputusan pemerintah maupun alat perlengkapan tata usaha
negara harus memperhatikan asas-asas pemerintahan yang baik, yang meliputi :

1) Asas-asas mengenai prosedur dan atau proses pengambilan keputusan.


2) Asas yang mengenai kebenaran daripada fakta-fakta yang dipakai sebagai dasar
pembuatan keputusan, yakni asas larangan kesewenang-wenangan, asas larangan
penyalahgunaan wewenang dan asas kepastian hukum.

Tindakan pemerintahan dijalankan berdasarkan norma wewenang pemerintah, baik


yang diperoleh secara atribusi, delegasi maupun mandat.

 Wewenang atribusi : wewenang pemerintah yang diperoleh dari peraturan


perundang-undangan. Disebut dengan asas legalitas.
 Wewenang delegasi : wewenang yang diperoleh atas dasar pelimpahan wewenang
dari badan/organ pemerintahan yang lain.
 Wewenang mandat : pelimpahan wewenang yang pada umumnya dalam hubungan
rutin antara bawahan dengan atasan, kecuali dilarang tegas oleh peraturan
perundang-undangan.

 Macam-Macam Tindakan Hukum Pemerintahan49

Ada dua macam tindakan hukum pemerintahan yaitu:

1. Tindakan hukum publik

Tindakan hukum publik bersifat murni sebagai tindakan hukum yang dilaksanakn
berdasarkan kewenangan publik, dan bersifat campuran antara hukum publik dan privat.
Berdasarkan kedudukan pemerintah pemerintah tindakan hukum publik bertindak dalam
kulitasnya atau menjalankan tindakan sebagai pemerintah. Sendangkan berdasarkan
pemegang kewenangan pemerintah sebagai badan hukum, tindakan hukum publik dapat
kita lihat dari daerah, dimana daerah merupakan badan hukum publik yang diatur oleh
ketentuan badan hukum publik. Akan tetapi berdasarkan kewenangan pemerintah tindakan
hukum publik dengan bebrapa pihak melaksanakan kewenangan atau tugas- tugas

49
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 114-117.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 52


pemerintah yang diberikan dan diatur oleh ketentuan hukum publik dan sebagai wakil dari
badan hukum yang dapat bertindak dalam lapangan keperdataan dan tunduk pada
ketentuan hukum perdata.

Contoh dari tindakan hukum publik sepihak yang yang meninimbulkan akibat hukum
publik yaitu: pemebarian izin bangunan dari walikota, pemberian subsidi BBM, perintah
pengosongan bangunan/ rumah.

Contoh dari tindakan hukum publik beberapa pihak yaitu: ketika kota membeli
beberapa mobil atau bus baru untuk kepentingan perusahannya, kota melaksanakan
perjanjian jual beli yang berdasarkan hukum perdata. Kota adalah pemikul hak dan
kewajiban keperdataan, Kota dapat melakukan berbagai tindakan hukum berdasarkan
hukum perdata, ia dapat terlibat dalam lalu lintas pergaulan hukum “biasa”.

2. Tindakan hukum privat


Dilihat dari kedudukan pemerintah dalam menjalankan tindakan, pemerintah
bertindak tidak dalam kualitas pemerintah, maka hukum privat yang berlaku, ketika
pemerintah terlibat dalam pergaulan keperdataan dan bukan dalam kedudukan sebagai
pihak memelihara kepentingan umum tetapi pihak swasta, itu disebut tunduk pada hukum
privat.
 Karateristik Tindakan Hukum Pemerintah50
Adapun yang menjadi karaateristik tindakan hukum pemerintah sebagai berikut:
1. Bersifat sepihak, pihak yang diserahi kewajiban untuk mengatur dan
menyelenggarakan kepentingan umum di mana dalam rangka melaksanakan
kewajiban ini kepada pemerintah diberikan wewenang membuat peraturan
perundang-undangan.
2. Kemudian dikenal adanya tindakan hukum dua pihak atau lebih, ini hanya
menyangkut mengenaicara-cara merealisasikan tindakan hukum tersebut.
3. Tindakan hukum pemerintah selalu harus didsarkan pada asas legalitas atau
peraturan perundang- undangan yang berlaku.
4. Tindakan hukum bersifat terikat, fakultatif, dan bebas yang merupakan dasar
bertindak oleh organ pemerintahan yaitu kewenangaan.

50
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 117-122.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 53


(Sumber:https://www.google.co.id/search?q=skema+tindakan+hukum+pemerintah(Diakse
s Pada Tanggal 16 Desember 2017))

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 54


BAB
XI

1. Perlindungan Hukum

Subjek hukum hak- hak dan kewajiban- kewajiban, baik itu manusia, badaan
hukum, maupun jabatan, dapat melakukan tindakan- tindakan hukm berdaasarkan
kemampuan atau kewenangan yang dimiliki. Tindakan hukum ini merupakan awal
lahirnya hubungn hukum, yakni interaksi antar subjek hukum itu berjalan harmonis,
seimbang dan adil, dalam arti setiap subjek hukum mendapatkan apa yng menjadi haknya
dan menjalankan kewajibanyang dibebankan. Hukum diciptakan sebagai suatu sarana atau
instrumen untuk mengatur hak-hak dan kewajiban- kewajiban subjek hukum, agar subjek
hukum dapat menjalankan kewajibannya dengan baik dan mendapat haknya secara wajar.
Disamping itu hukum berfungsi sebagai instrument perlindungan bagi subjek hukum.
Menurut Sudikno Mertokusumo, hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan
manusia. Agar kepentingan manusiaa terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan
hukum dapat berlangsung secara normal, damai, tetapi dapat terjadi juga karena
pelanggaran hukum.

Fungsi hukum sebagai instrument pengatur dan instrument perlindungan ini, di


samping fungsi lainnya sebagaaimana akan disebutkan dibawah, diarahkan pada suatu
tujuan, yaitu untuk menciptakan Suasana hubungan hukum antar subjek hukum secara
harmonis, seimbang, damai, dan adil. Hukum yang mengatur hubungan hukum antara
pemerintah dengan warga negara adalah hukum administrasi negara atau hukum perdata,
tergantung dari sifat daan kedudukan pemerinth dalam melakukan tindakan hukum
tersebut. Teleh disebutkan bahwa pemerintah memiliki dua kedudukan hukum, yaitu:
sebagai wakil daari badan hukum public (publiek rechtsperson, public legal entity) dan
sebagai pejabat(ambtsdrager) dari jabatan pemerintahan. Ketika pemerintah melakukan
tindakan hukum dalam kaapasitasnya sebagai wakil dari badan hukum, tidakan tersebut
diatur dan tunduk pada ketentuan hukum keperdataan, sedangkan ketika pemerintah
bertindak kapasitasnya, sebagai pejabat, tindakan itu diatur dan tunduk pada hukum

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 55


administrasi negara. Baik tindakan hukum keperdataan maupun public dri pemerintah
dapat menjadi peluang munculnya perbuatan yang bertentangan dengan hukum yang
melanggar hak- hak warga negara. Oleh karena itu, hukum harus memberikan
perlindungan hukum bagi warga negara.

Perlindungan hukum merupakan hal penting ketika pemerintah bermaksud untuk


melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu terhadap sesuatu, yang oleh karena
tindakan atau kelalaiannya itu melanggar hak orang- orang atau kelompok tertentu.
Perlindungan hukum bagi rakyat merupakan konsep universal, dalam arti dianut dan
diterapkan oleh setiap negara yang mengedepankan diri sebagai negara hukum.

Tujuan hukum adalah mengatur masyarakat secara damai. Perlindungan hukum dibagi
menjadi dua:

a. Perlindungan Hukum dalam Bidang Perdata

Kedudukan pemerintah yang serba khusus terutama karena sifat-sifat istimewa yang
melekat padanya, yang tidak dimiliki manusia biasa, telah menyebabkan perbedaan
pendapat yang berkepanjangan dalaam sejarah pemikiran hukum, yaitu berkenan dengan
apakah negara dapat digugat atau tidak di depan hakim. Pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan kebebasan bertindak dan mempunyai kedudukan istimewa
dibandingkan dengan rakyaat biasa. Oleh karena itu, persoalan menggugat pemerintah di
muka hakim tidaklah dapat dipersamakaan dengan menggugat rakyat biasa. Persoalan
mengugat pemerintah ini dianggap sebagai salah satu bagian yang sulit dri ilmu huk
perdata dan hukum administrasi.

Secara teoritik, Kranenburg memaparkan secar kronologis adanya tujuh konsep


mengenai permasalahan apakah negara dapat digugat di muka hakim perdata:

1. Konsep negara sebagai lembaga kekuasan dikaitkan dengn konsep hukum sebagai
keputusan kehendak yang diwujudkan oleh kekuasaan, menyatakan bahwa tidak
ada tanggung gugat negara.
2. Konsep yang membedakan negara sebagai penguasa dan negara sebagai fiscus.
Sebagai penguasa negara tidak dapat digugat dan sebaliknya sebagai fiscus dapat
saja negara digugat.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 56


3. Konsep yang mengetengahkan kriteria sifat hak, yakni apakah suatu hak dilindungi
oleh hukum public atau hukum perdata.
4. Konsep mengetengahkan kriteria kepentingan hukum yang dilanggar.
5. Konsep yang mendasarkan pada perbuatan melawan hukumsebagai dasar untuk
menggugat negara.
6. Konsep yang memisahkan antara fungsi dan pelaksanaan fungsi.
7. Konsep yang mengetengahkan asumsi dasar bahwa negara dan alat-alatnya
berkewajiban dalam tindak-tanduknya, apapun aspeknya (hukum public maupun
hukum perdata) memperhtikan tingkah laku manusiaawi yang normal.

Terlepas dari berbagai konsep yang dikemukakan dalam asumsi bahwa negara
sebagai suatu intitus memliki dua kedudukan hukum, yaitu badan hukum public dan
sebagai kumpulan jabatan (complex van ambten) atau lingkungan pekerjaan tetap. Baik
sebagai badan hukum maupun sebagai kumpulan jabatan, perbuatan hukum negara atau
jabatan dilakukan melalui wakilnya yaitu pemerintah.

Berkenaan dengaan kedudukan pemerintah sebagai wakil dari badan hukum public
yang dapat melakukan tindakan-tindakan hukum dalam bidang keperdataan seperti jual
beli, sewa- menyewa, membuat perjanjian, dan sebagainya. Maka di mungkinkan muncul
tindakan pemerintah yang bertentangan dengan hukum. (onrechtmatige overheidsdaad).
Berkenaan dengan perbuatan pemerintah yang bertentangan dengan hukum ini disebuatkan
bahwa hakim perdata berkenaan dengan perbuatan melawan hukum oleh pemerintah
berwenang menghukum pemerintah ntuk membayar ganti kerugian. Disamping itu, hakim
perdata dalam berbagai hal dapat mengeluarkan larangan atau perintah terhadap
pemerintah untuk melakukan tindakan tertentu.

b. Perlindungan Hukum dalam Bidang Publik


Tindakan hukum pemerintah adalah tindakan- tindakan yang berdasarkan sifatnya
menimbulkan akibat. Hukum. Karakteristik paling penting dari tindakan hukum yang
dilakukan oleh pemerintah adalah keputusan- keputusan pemerintah yang bersifat sepihak.
Dikatakan bersifat sepihak karena dilakukan tidaknya suatu tindakan hukum pemerintahan
itu tergantung pada kehendaak sepihak dari pemerintah, tidak tergantung pada kehendak
pihak lain dan tidak diharuskan ada persesuaian kehendak dengan pihak lain.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 57


CONTOH:
Lembaga penegak hukum dalam proses perlindungan dan penegakkan hukum
adalah Polri. Polri lembaga Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Polri juga sebagai penyidik utama dalam menangani setiap kejahatan secara umum.
Selanjutnya adalah lembaga kejaksaan. Jaksa memiliki kekuasaan di bidang penuntutan.
Pelaku pelanggaran pidana akan dituntut apabila telah terbukti bersalah, dan terdapat
saksinya. Kejaksaan sebagai lembaga yang melaksanakan penuntutan harus melaksanakan
tugas, fungsi, dan wewenangnya secara merdeka tanpa adanya pengaruh dari luar. Selain
itu juga ada hakim yang merupakan pejabat yang melaksanakan kekuasaan untuk
mengadili. Dalam mengadili, hakim melakukan beerapa tindakkan, seperti menerima
memeriksa dan memutuskan perkara berdasrkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak.
Kemudian juga terdapat advokat atau penasihat hukum yang diberi kuasa untuk memberi
bantuan di bidang hukum.
Namun, dalam melakukan proses perlindungan dan penegakkan hukum pasti
terdapat kendala yang disebabkan oleh pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum adalah
sikap atau perbuatan melawan hukum dan merupakan bentuk tidak patuh terhadap hukum.
Penyebab pelanggaran hukum bisa karena kebiasaan melanggar hukum, kebutuhan yang
mendesak, atau karena hukum yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan hidup. Oleh karena
itulah dibutuhkan sanksi – sanksi untuk mengurangi dan mencegah adanya pelanggaran.
Sanksi harus dilaksanakan secara tegas dan nyata, tidak hanya tercantum dalam tulisan –
tulisan saja, namun harus diterapkan sehingga hukum lebih mudah untuk ditegakkan.
Untuk itulah dibutuhkan partisipasi masyarakat sebagai penunjang keberhasilan
dalam proses perlindungan dan penegakkan hukum. Wujud dari partisipasi adalah dengan
ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum di berbagai lingkungan kehidupan.51

51
Dikutip dari https://lathifahirbah.wordpress.com/2015/01/18/proses-perlindungan-dan-
penegakkan-hukum-di-indonesia/ (Diakses tanggal 14 Desember 2017).

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 58


BAB
XII

1. Pengertian Peradilan Tata Usaha Negara

Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 lahirlah apa yang disebut Peradilan
Tata Usaha Negara, yang merupakan tambahan bagi sistem peradilan administrasi negara
yang sudah ada. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tersebut diatas, pasal 4,
Peradilan Tata Usaha Negara adalah “salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman” bagi
rakyat pencari keadilan terhadap sangketa tata usaha negara.52

Dengan telah berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 maka ditiap


provinsi telah terbentuk pengadilan tata usaha negara di tiap kabupaten/ kota dan
pengadilan tinggi tata usaha negara di tiap ibu kota provinsi, yang seterusnya dapat
berlanjut ke mahkamah agung.

Sangketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha
negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha
negara, baik dipusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya suatu keputusan tata
usaha negara termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku (pasal 1, butir 4).

Namun, kekuasaan badan pengadilan tata usaha negara, menurut pasal 48, ayat (2),
adalah sebagai berikut:

Pengadilan tata usaha negara baru berwenang memeriksa, memutus, dan


menyelesaikan sengketa tata usaha negara”jikalau seluruh upaya administratif yang
bersangkutan” telah digunakan.

Peradilan Tata Usaha Negara adalah sebuah lembaga peradilan di lingkungan


Peradilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Sumber-

52
Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudijo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2014), hlm. 129.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 59


sumber hukum yang mencakup perundang- undangan (UU PTUN, PP No. 43/1991).53
Dengan demikian jelaslah, bahwa sistem peradilan administarsi negara yang harus
dipergunakan terlebih dulu sampai tidak mungkin lagi, barulah perkaranya dapat
dimajukan kepaada pengadilan tata usaha negara.

Tata Usaha Negara adalah administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Badan Atau
Pejabat Tata Usaha Negara adalah badan atau pejabat yang melaksanakn urusan
pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan.

Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh Badan Atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara
yang berdaasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata.

Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengekta yang timbul dalam bidang tata usaha
negara antar orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara
baik dipusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara
termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Secara konstitusional Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum


(Rechstaat, atau negara berdasarkan Rule of Law). Ketentuan tersebut secara jelas
dinyatakan oleh Pasal 1 Ayat (3) Undang- Undang Dasar 1945 Perubahan Ketiga yang
menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.54

Prof. Jimly Assddiqie mengutip pendapat Julius Stahl bahwa ada empat unsur
negara hukum adalah :55

o Pengakuan Hak Asasi Manusia (grondrechten).


o Pembatasan kekuasaan (scheiding van machten).
o Pemerintahan berdasarkan Undang-Undang (wetmatigheid vanbestuur
(administratie)).
53
Adriaan W. Bedner, Peradilan Tata Usaha Negara Di Indonesia, (Jakarta: HuMa-Jakarta, 2010),
hlm. 69.
54
Undang- Undang Dasar 1945 (Pasal 1 Ayat (3)).
55
http://repository.unpas.ac.id/13413/4/9.%20BAB%20II.pdf(Diakses Pada Tanggal 15 Desember
2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 60


o Pengadilan administrasi negara (administratieve rechspraak).

Dengan demikian Peradilan Tata Usaha Negara berkedudukan sama dengan badan-
badan peradilan lainnya, yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama, dan Peradilan Militer
yang berfungsi sebagai salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman di Negara Republik
Indonesia.

Hal tersebut tambah diperjelas oleh isi ketentuan Pasa 14 Undang-Undang Nomor
Tahun 1986 yang menyebutkan bahwa Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu
pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata
usaha Negara. Sama halnya dengan lembaga peradilan lainnya, struktur Peradilan Tata
Usaha Negara terdiri dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) sebagai pengadilan
tingkat pertama, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) sebagai pengadilan
tingkat banding. Puncak dari Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Tata Usaha
Negara adalah Mahkamah Agung.

2. Kekuasaan kehakiman

Kekuasaan kehakiman adalah suatu lembaga yudikatif yang berfungsi mengadili


pelanggaran terhadap undang-undang. Ketentuan dasar mengenai organ dan wewenang
kehakiman terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 24 yang berbunyi :56
1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan oleh sebuah mahkamah konstitusi.
3) Badan-Badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur
dalam undang-undang.
Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 telah membawa perubahan dalam
kehidupan ketatanegaraan. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa kekuasaan
kehakiman dilaksanakan oleh:
 Mahkamah Agung

56
Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 24)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 61


Mahkamah Agung adalah peradilan tertinggi. Hal itu berarti putusan yang
diberikan pada tingkat terakhir oleh badan peradilan lain, dapat dimintakan kasasi kepada
Mahkamah Agung. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2004.57
Pasal 24 ayat (1) Undang- Undang Dasar 1945 menyatakan Mahkamah Agung
berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di
bawah undang-undang terhadapundang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang
diberikan oleh undang-undang.”58
Berdasarkan kententuan pasal tersebut, mahkamah agung diamanati dua
kewenangan, yaitu :59
a. Kewenangan mengadili pada tingkat kasasi, yaitu pengadilan tingkat akhir yang
disediakan warga negara yang melakukan upaya hukum terhadap putusan pengadilan
pertama dan pengadilan banding disemua lingkungan peradilan. Upaya hukum dari
semua lingkungan peradilan akhirnya berpuncak pada pengadilan kasasi yang
dilakukan oleh Mahkamah Agung. Oleh krena itu Mahkamah Agung adalah puncak
dari berbagai peradilan yang berada dibawahnya.
b. Kewenangan menguji peraturan perundang- undangan dibawah undang- undang
terhadap undang- undang merupakan upaya pengujian legalitas (legal review). Objek
yang diuji hanya terbatas pada peraturan perundang-undangan dibawah undang-
undang (judicial riview of regulation) dengan menggunakan undang- undang sebagai
alat ujinya.
Selain kedua kewenangan yang ditentukan secara konstitusional tersebut,
mahkamah agung memiliki kewenangan untuk memeriksa dan memutus (a) sengketa
kewenangan mengadili (kompetisi pengaadilan), baik berdasarkan daerah maupun jenis
pengadilan, dan (b) permohonan peninjauan kembali (PK) putusan yang telah memperoleh
kekuatan hukum yang tetap.
Mahkamah agung juga dapat memberikan pendapat hukum atas permintaan
Presiden ataupun lembaga tinggi negara lainnya. Mahkamah agung merupakan puncak
perjuangan keadilan bagi setiap warga negara. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) UUD 1945
dapat diketahui bahwa di bawah Mahkamah Agung terdapat badan peradilan yang berada

57
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
58
Undang- Undang Dasar 1945 (Pasal 24 ayat (1))
59
http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html(Diakses
Pada Tanggal 15 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 62


dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan tata usaha negara dan
peradilan militer. Penjelasannya sebagai berikut:60
a. Peradilan Umum
Peradilan umum adalah lingkungan peradilan memiliki kewenangan mengadili
perkara umum, baik jenis perkara pidana maupun perdata, maupun pihak-pihak yang
bersengketa. Badan-badan peradilan yang terdapat dalam lingkungan peradilan umum
adalah pengadilan negeri dan pengadilan tinggi.
b. Peradilan Agama
Peradilan agama adalah peradilan khusus bagi umat islam untuk memeriksa daan
memutuskan perkara nikah, talak, rujuk, waaris, wakaf, hibah, daan wasiat. Badan
peradilan dalam lingkungan peradilan agama meliputi pengadilan agama sebagai
pengadilan tingkat pertama daan pengdilan tinggi agama sebagai pengadilan tingkat
banding dan berpuncak pada Mahkamah Agung.
c. Peradilan militer
Peradilan militer adalah peradilan yang khusus mengadili perkara pidana dan tata
usaha negara anggota militer Indonesia. Pada masaa lalu militer meliputi anggota TNI dan
anggota POLRI. Setelah reformasi, milter dan POLRI di pisah, dengan demikian POLRI
tidak termasuk lingkungan pengadilaan militer. Tetapi menjadi wilayah lingkungan
peradilan umum. Bahkan nantinya anggota TNI pun menjadi kewenangan lingkungan
peradilan umum untuk tindak pidana umum.
d. Peradilan tata usaha negara
Peradilan tata usaha negara adalah peradilan yang memiliki kewenangan mengadili
perkara tata usaha negara atau perkara gugatan seseorang terhadap putusan pejabat tata
usaha negara yang merugikan dan tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
 Mahkamah Konstitusi61
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukaan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keaadilan. Keberadaan mahkamah konstitusi di Indonesia dilatar belakangi
oleh keinginan untuk menjamin agar UUD 1945 sebagai hukum tertinggi dapat ditegakkan.

60
http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html(Diakses
Pada Tanggal 15 Desember 2017)
61
http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html(Diakses
Pada Tanggal 15 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 63


Mahkamah konstitusi republik Indonesia memilik empat kewenangan dan satu kewajiban.
Empat kewenangan tersebut adalah:
 Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar.
 Memutus sangketa kewenagan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
UUD
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
 Memutus pembubaran partai politik
Sedangkan kewajiban Mahkamah Konstitusi adalah memberikan putusan atas
pendapat DPR mengenai dugaaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut UUD 1945 sebelum pendapat tersebut dapat diusulkan untuk memberhentikaan
presiden dan/atau wakil presiden oleh MPR (impeachment)

3. Asas Peradilan Tata Usaha Negara


 Asas negara hukum Indonesia
 Asas demokrasi
 Asas kekeluargaan
 Asas serasi, seimbang dan selaras
 Asas persmaan dihadapan hukum
 Asas peradilan netral
 Asas sederhana, cepat, adil, mudah dan murah
 Asas kesatuan beracara
 Asas terbukanya persidangan
 Asas musyawarah dan perdamaian
 Asas hakim bersifat aktif
 Asas pembuktian bebas
 Asas persamaan
 Asas keputusan benar sebelum di batalkan
 Asas kompensasi
 Asas hak uji materil
 Asas pengujian fakta-fakta

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 64


CONTOH:
Dalam perkara dengan nomor perkara 166/G/2016/PTUN-JKT, yang didaftarkan
pada PTUN Jakarta pada 11 Juli 2016, penggugat dengan nama Ita La Tho, S.Km, M.Sc,
menggugat Kementerian Kesehatan atas Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai
Pegawai Negeri Sipil. Penggugat meminta agar tergugat membatalkan surat
pemberhentianya tersebut dan agar penggugat bisa kembali bekerja di Kemenkes.
Penggugat ialah pihak yan g memulai membuat perkara dengaan mengajukan
gugatan karena merasa hak perdata dirugikan. Sedangkan Tergugat ialah pihak yan g
ditarik dimuka pengadilan karena dirasa oleh penggugat sebagai yan g merugikan hak
perdatanya.
Penggugatnya ialah Ita La Tho, S.Km, M.Sc.
Tergugatnya ialah Kementerian Kesehatan.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 65


BAB
XIII

Indonesia ditengah dinamika perkembangan global maupun nasional, saat ini


menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian yang serius semua pihak..
Perkembangan situasi nasional dewasa ini, dicirikan dengan 3 fenomena yang dihadapi
antara lain :
1. Permasalahan yang semakin komplek (multi dimensi)
2. Perubahan yang semakin cepat (regulasi, kebijakan dan aksi reaksi masyarakat.
3. Ketidakpastian yang relatif tinggi (bencana alam yang silih berganti, situasi
ekonomi yang tak mudah diprediksi dan perkembangan politik yang “up and
down”
1. Alasan Perlunya Pemerintahan Daerah Di Indonesia, yakni :62
 Alasan Sejarah
Secara historis eksistensi pemerintahan daerah telah dikenal sejak
masa pemerintahan kerajaan nenek moyang dahulu, sampai dengan sistem pemerintahanya
ng diberlakukan pada masa penjajahan.
 Alasan Situasi Dan Kondisi Wilayah
Secara geografis, wilayah Indonesia merupakan gugusan pulau dan
memilikikeanekaragaman kebudayaan. Hal ini harus dikelola sebaik mungkin sehingga
menjadiaset bangsa yang berharga untuk mendatangkan devisa.
 Alasan Keterbatasan Pemerintah
Perangkat pemerintah di daerah diperlukan karena tidak semua urusan pemerintah
dapat dilaksanakan oleh pemerintah pusat.

62
https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan (Diakses Pada
Tanggal 15 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 66


 Alasan Politis Dan Psikologis
Untuk menjaga kekompakan semua tokok dan kebutuhan masyarakat dan wilayah,
daerah perlu pemerintahan sendiri dalam kerangka negara kesatuan. Hal ini sekaligus
memberi kesempatan kepada daerah untuk berperan serta dalam pemerintahan, sebagai
perwujudan semangat dan jiwa demokrasi asli bangsaIndonesia.Berdasarkan pasal 18 UUD
1945, pemerintahan daerah di Indonesia terdiri dari 2 jenis, yakni pemerintahan lokal
administratif (local state government ) dan pemerintahan lokalyang mengurus rumah
tangga sendiri (local self government )
Good governance, sebagaimana diberikan oleh world bank adalah
suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab
sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar, penghindaran salah alokasi dana investasi dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrasi, menjalankan disiplin
anggaran serta penciptaan legal dan political/rame/work. Sementara itu menurut Bagir
Manan, Good Governance berkaitan dengan tata penyelenggaraan pemerintahan yang baik
berdasarkan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Berdasarkan
beberapa pengerian bahwa good governance adalah suatu cara, metode atau alat dari
pemerintah untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi negara dalam rangka perwujudan
kesejahteraan rakyatnya dengan baik.
Good governance yang berorientasi pada efektivitas dan efisiensi pemerintahan
dalam pencapaian tujuan nasional memiliki karakteristik tertentu. UNDP memberikan
karakteristik pelaksanaan good governance, meliputi :
 participation
 rule of law
 transparency
 responsiveness
 consensus orientasi
 equity
 efficiency and effectiveness
 accountability
 strategic vision

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 67


2. Usaha-Usaha Pembentukan Pemerintahan yang Baik63
Good governance atau Tata pemerintahan yang baik merupakan bagian dari
paradigma baru yang berkembang dan memberikan nuansa yang cukup mewarnai terutama
pasca kritis dimensi seiring dengan tuntutan era reformasi. Situasi dan kondisi ini menuntut
adanya kepemimpinan nasional masa depan yang diharapkan mampu menjawab tantangan
bangsa Indonesia mendatang.
Asas-asas umum pemerintahan yang layak merupakan konsep terbuka,
berkembangsesuai dengan ruang dan waktu di mana konsep tersebut berada. Di Indonesia
asas-asas umum pemerintahan yang baik meskipun belum memiliki sandaran yuridis
formal akan tetapi dalam praktek peradilan, terutama pada pengadilan tata usaha negara
(PTUN).Undang-undang nomor 28 tahun 1999 merupakan kegiatan atau subsistem
dari peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan penegakan hukum terhadap
perbuatan KKN. Dalam pasal 3 UU ini menyebabkan ada 7 asas umum penyelenggaraan
negara, meliputi :
 asas kepastian hukum
 asas tertib penyelenggaraan negara
 asas kepentingan umum
 asas keterbukaan
 asas proporsionalitas
 asas Profesionalitas
 asas akuntabilitas
Dalam pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999 dikenal pula pengembangan asas
pemerintahan yang layak sebanyak 13, yakni :
 asas kepastian hukum
 asas keseimbangan
 asas kesamaan dalam pengambilan keputusan
 asas bertindak cermat
 asas motivasi untuk setiap keputusan
 asas tidak mencampuradukkan kewenangan

63
https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan (Diakses Pada
Tanggal 15 Desember 2017)

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 68


 asas permainan yang layak
 asas keadilan dan kewajaran
 asas menanggapi pengharapan yang wajar
 asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan
 asas perlindungan/pandangan/cara hidup pribadi
 asas kebijaksanaan
 asas penyelenggaraan kepentingan umum
Beberapa usaha yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan
pemerintahan yang baik antara lain :
 Pelayanan publik sebagai fungsi utama pemerintahan
 memberikan pelayanan kepada perorangan atau kelompok
 melakukan pembangunan demi pertumbuhan ekonomi
 memberikan perlindungan kepada masyarakat
 kesejahteraan masyarakat sebagai fungsi pelayanan
 penerapan standar pelayanan minimal (SPM)
Langkah-langkah perwujudan Good Governance adalah :
 Penguatan Fungsi dan Peran Lembaga Perwakilan.
 Kemandirian Lembaga Peradilan.
 Aparatur Pemerintahan yang Profesional dan Penuh Integritas.
 Masyarakat Madani (beradab) yang Kuat dan Partisipatif.
 Penguatan Upaya Otonomi Daerah.

HUKUM TATA PEMERINTAHAN Page 69


DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 32.

Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudijo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2014), Hlm. 73-74.
Prof. Dr. Aminuddin Ilmar, S.H., M.H, Hukum Tata Pemerintahan, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2016), Hlm. 27
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali
Pers, 2010), hlm. 121-122
Prof. Miriam Budiarjdo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama:
2008), Hlm. 295
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 139.
Adriaan W. Bedner, Peradilan Tata Usaha Negara Di Indonesia, (Jakarta: HuMa-Jakarta,
2010), hlm. 69

INTERNET
https://www.scribd.com/doc/218688055/Modul-1-3-Hukum-Tata-Pemerintahan
(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131570328/pendidikan/BAHAN+KULIAH+HAN.pdf
(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)
http://majalahpendidikan.com/definisi-dan-tugas-pokok-dari-lembaga-legislatif-eksekutif
dan-yudikatif/(Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2017)
https://www.academia.edu/8969184/HUKUM_TATA_PEMERINTAHAN
(Diakses Pada Tanggal 10 Desember 2017)
http://widianirizqia08.blogspot.co.id/2016/11/sistem-pemerintahan-indonesia.html
(Diakses Pada Tanggal 13 Desember 2017)
http://digilib.unila.ac.id/19381/3/BAB%20II.pdf
(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
https://repository.unikom.ac.id/33872/1/BADAN%20HUKUM%20PUBLIK%20DAN%20
PRIVAT.ppt (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
https://adioksbgt.wordpress.com/2011/01/29/barang-milik-negara/(Diakses Pada Tanggal
14 Desember 2017)
https://goresankataku.wordpress.com/2014/06/05/keputusan-tata-usaha-negaraktun/
(Diakses Pada Tanggal 11 Desember 2017)

http://chaeossofis.blogspot.co.id/2015/04/barang-milik-pemerintahnegara-dalam.html
(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)
http://motivasiindonesia1.blogspot.co.id/2015/04/fungsi-dan-sifat-hukum-
administrasi.html (Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/peran-pemerintah-sebagai-pelaku-
ekonomi(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
https://www.scribd.com/doc/28704201/KEDUDUKAN-HUKUM
(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)
http://www.bimbingan.org/pengertian-petugas-publik.htm
(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)
http://syaifudin-arif.blogspot.co.id/2011/12/kedudukan-hukum-para-petugas-publik.html
(Diakses Pada Tanggal 14 Desember 2017)
http://repository.unpas.ac.id/13413/4/9.%20BAB%20II.pdf
(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)
http://biasamembaca.blogspot.co.id/2015/05/kekuasaan-kehakiman-menurut-undang.html
(Diakses Pada Tanggal 15 Desember 2017)

DOKUMEN
Undang- Undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
UU Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Keputusan Tata Usaha Negara.

Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik


Negara/Daerah

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004

Anda mungkin juga menyukai