Dosen Pengajar :
Disusun Oleh ;
SITI FATIMAH
8C Reguler
18.20.06160
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
keguruan.
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
Siti Fatimah
i
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
C. Pelayanan Publik......................................................................................7
A. Permasalahan...........................................................................................11
B. Pembahasan.............................................................................................11
BAB IV PENUTUP....................................................................................................17
A. KESIMPULAN.......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tiga fungsi utama yang berhubungan erat dengan tiga tingkatan umum
diperlukan oleh staf teknis atau profesional yang terlibat dalam proses
ukuran. Misalnya dalam suatu pabrik atau dalam suatu bagian pelayanan
1
sosial medik, fungsi-fungsi pengarahan, manajemen dan pengawasan
Sungai Tengah
1) Tujuan Penulisan
2) Manfaat Penelitian
2
BAB II
KAJIAN TEORITIK
3
dilakukan dua orang atau lebih, yang terlibat dalam bentuk usaha kerja
sama demi tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Sementara itu, Handayaningrat (dalam Muhammad 30: 2019),
mendefinisikan administrasi sebagai berikut: “a process common to all
group effort public or private, civil or military, large scale or small
scale...”, yaitu suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua
usaha kelompok, negara atau swasta, sipil atau militer, usaha yang besar
atau kecil, dan sebagainya.
Tread ((dalam Muhammad 29: 2019), mengemukakan
“Administration is conceived as the necessary activities of these
individuals (executives) in an organization who charge with ordering,
forwarding, and facilitating the associate efforts of group of individuals
brought together to realize certain defined purpose” (Administrasi
meliputi kegiatan individu dalam suatu organisasi yang bertugas bekerja
sama sekelompok individu untuk merealisasikan tujuan yang ditentukan).
2. Ciri-ciri administrasi negara
Ciri-ciri administrasi negara menurut Thoha (1997: 43–45) adalah
sebagai berikut.
a. Pelayanan yang diberikan oleh adminitrasi negara bersifat
lebih urgen dibanding dengan pelayanan yang diberikan
oleh organisasi-organisasi swasta. Urgensi pelayanan ini
karena menyangkut kepentingan semua masyarakat dan
jika diserahkan atau ditangani oleh organisasi lainnya,
tidak akan jalan.
b. Pelayanan yang diberikan oleh administrasi negara pada
umumnya bersifat monopoli atau semimonopoli.
c. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
administrasi negara dan administratornya relatif
berdasarkan undang-undang dan peraturan. Hal ini
memberikan warna legalitas dari administrasi negara
tersebut.
4
d. Administrasi negara dalam memberikan pelayanan tidak
dikendalikan oleh harga pasar. Pelayanan oleh administrasi
negara ditentukan oleh rasa pengabdian kepada masyarakat
umum.
3. Unsur-unsur Administrasi
Dalam proses adminitrasi terdapat sejumlah unsur yang
saling berkait antara satu dan yang lain, yang apabila salah
satunya tidak ada, proses administrasi akan pincang. Unsur –
unsur tersebut meliputi sebagai berikut :
a. Organisasi, yaitu wadah bagi segenap kegiatan usaha kerja
sama
b. Manajemen, yaitu kegiatan menggerakkan sekelompok orang
dan mengarahkan fasilitas kerja
c. Komunkasi, yaitu penyampaian berita dan pemindahan buah
pikiran dari seseorang kepada yang lainnya dalam rangka
terwujudnya kerja sama.
d. Kepegawaian, yaitu pengaturan dan pengurusan pegawai atau
karyawan yang diperlukan
e. Keuangan, yaitu pengelolaan segi-segi pembiayaan dan
pertanggung jawaban keuangan
f. Perbekalan, yaitu perencanaan, pengadaan dan pengaturan
pemakai barang-barang keperluan kerja
g. Tata Usaha, yaitu penghimpun, pencatatan, pengolahan,
pengiriman, dan penyimpanan berbagai keterangan yang
diperlukan
h. Hubungan Masyarakat, yaitu perwujudan hubungan yang baik
dan dukungan dari lingkungan masyarakat terhadap usaha
kerja sama.
4. Dasar-dasar Administrasi Negara
Di dalam sambutan Pemerintah menganai Undang-undang
Nomor 5 tahun 1986 disebut bahwa “ Pemerintah diberi wewenang
5
untuk melakukan perbuatan tata usaha negara yang dapat
dikelompokkan dalam tiga macam perbuatan, yaitu :
a. Mengeluarkan keputusan (bechikking)
b. Mengeluarkan peraturan(fregeling)
c. Melakukan Perbuatan Materiil (materied daad)
5. Fungsi administrasi Negara
Dalam fungsi kegiatannya, Fayol (dikutip Winardi,
1989:4) memisahkan fungsi administrasi ke dalam lima aspek
pokok yang penting, yaitu:
a. Merencanakan
b. Mengorganisasi
c. Memimpin
d. Melaksanakan pengoordinasian
e. Melaksanakan pengawasan
B. Reformasi Administrasi Publik dan Reformasi Pelayanan
Publik
6
kinerja sektor publik semakin baik. Reformasi sektor publik mencakup
bukan saja unsur organisasi dan manejemen, tetapi juga sumber daya
manusia. Perubahan-perubahan tersebut tidak hanya terfokus pada
perubahan kuantitas, namun juga kualitas. Suatu ketika, reformasi yang
dilakukan akan berdampak terhadap melebar dan menebalnya struktur
birokrasi, tetapi di masa yang lain menuntut birokrasi menjadi lebih
ramping dan pipih. Reformasi juga dapat menyebabkan penambahan
administrator publik, namun juga dapat mengakibatkan pengurangan
administrator publik.
C. Pelayanan Publik
7
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.Sementara menurut Kurniawan (2005:4) mengatakan bahwa:
"pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang ditetapkan. Keseluruhan
pelayanan yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintahan kepada publik di
dalam suatu organisasi atau instansi untuk memenuhi kebutuhan penerima
layanan atau masyarakat. Dalam konteks pelayananpublik dikatakan
bahwa, pada umumnya pelayanan publik adalah mendahulukan
kepentingan publik, mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu
pelaksanaan urusan publik, dan memberikan kepuasan kepada publik.
masyarakat luas.
8
KUA Kecamatan Haruyan pertama kali dipimpin oleh seorang kepala
Kecamatan Haruyan, dan dibuat Akta Ikrar Wakaf pada tanggal 28-02-
2007 M. Dengan nomor akta W.2/01 Tahun 2007. Gedung tersebut mulai
dibangun pada tanggal 10 Maret s.d 18 Mei 2007 dengan nilai proyek Rp.
Kerja Kantor Urusan Agama yang selanjutnya disingkat KUA adalah Unit
1 adalah:
9
c) pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen
KUA Kecamatan
Kecamatan
10
BAB III
A. Permasalahan
B. Pembahasan
11
5.138 (95%) KUA sudah mempunyai gedung sendiri, sementara
244 (5%) KUA pada saat ini belum mempunyai gedung atau masih
sewa kepada pihak lain. Sementara itu kondisi gedung KUA yang
sudah dibangun, yang kondisinya dalam keadaan baik 4.093 (80%),
sementara 776 (15%) lainnya dalam keadaan rusak ringan dan 269
(5%) di antaranya kondisinya pada saat ini dalam keadaan rusak
berat. Sedangkan Usia bangunan dari masing-masing gedung KUA
dapat dikategorikan sebagai Usia 1-5 tahun (21%), 6-10 tahun
(21%), 10-15 tahun (14%), 15-20 tahun (19%), dan lebih dari 20
tahun (32%).
Menanggapi masih adanya gedung KUA yang masih sewa
atau memiliki gedung, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam Kemenag RI tahun 2015 telah melakukan terobosan penting
dengan menyediakan anggaran pembangunan gedung KUA melalui
skim SBSN (Surat Berharga Syariah Nasional).
b. Menyajikan Data Aktual Peristiwa Nikah
Menyajikan data aktualperistiwa nikah merupakan
terobosan besar dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas.
Tersedianya data aktual memudahkan bagi pemantauan, baik oleh
publik maupun instansi Kementerian Agama itu sendiri. Data aktual
ini disajikan dalam Sistem Informasi Manajemen Nikah
(SIMKAH). Embrio SIMKAH telah lahir sejak tahun 2006-2007.
Pada awal kelahirannya, SIMKAH dikemas berbasis web, kemudian
berbasis desktop, dan saat ini telah berkembang dengan basis
desktop maupun online (web) yang dapat dilihat melalui web
bimasislam.kemenag.go.id. Pembangunan SIMKAH bertujuan
membangun perbaikan layanan pendaftaran, validasi data, pengisian
blangko NB, print-out buku nikah, dan sajian data peristiwa nikah
secara nasioal. Selain akan memudahkan proses dokumentasi,
SIMKAH akan menjadi filter pertama dalam mendeteksi seseorang
melakukan peristiwa nikah lebih dari stau kali.15 Berdasarkan data
12
yang masuk melalui database Ditjen Bimas Islam, dari total 5.328
KUA di seluruh nusantara sebanyak sekitar 1200 KUA telah online,
dan diperkirakan lebih dari separuhnya telah menggunakan
SIMKAH secara offline untuk pelayanan. Kondisi ini akan terus
berkembang dan ditargetkan pada tahun 2016, seluruh KUA telah
online kecuali KUA yang belum dapat ada fasilitas online karena
infrastruktur daerah yang belum memadai. Kelahiran SIMKAH pun
tak berhenti hanya di situ. Guna meningkatkan sinergi antar
lembaga sebagaimana dicita-citakan pemerintahan saat ini,
Kementerian Agama dan Kementerian dalam Negeri ingin
menandatangani MoU dalam pencegahan korupsi pelayanan nikah
dan pertukaran data untuk menyederhanakan layanan persyaratan
pencatatan nikah. Dengan adanya MoU ini, KUA dapat mengakses
data NIK (Nomor Induk Kependudukan) yang ada di DUKCAPIL
(Kependudukan dan Catatan Sipil). Begitupun sebaliknya,
DUKCAPIL dapat mengakses data KUA yang terkait dengan
pernikahan. Dengan demikian, siapapun tak lagi harus meminta
N1–N7 di kelurahan untuk melihat data peristiwa nikah, karena
semuanya sudah tersedia dalam SIMKAH.17 Begitu pula,
kerjasama ini memudahkan para calon pengantin mengakses secara
online tanpa harus datang ke kantor desa.
c. Layanan Terpadu Berbasis Online
Semangat RB telah mendorong para punggawa KUA untuk
berinovasi memberikan kualitas layanan prima. Salah stuny dengan
menyediakan layanan online. Dengan berkembangnya teknologi,
hal ini mendorong kebutuhan akan akses yang mudah dan cepat
KUA. Sebelum tersedianya pelayanan online, masyarakat mengurus
pendaftaran nikah sangat ribet dan berbelit. Mengurus surat
keterangan menikah di tempat lain atau mengurus persyaratan nikah
adalah sesuatu yang menjenuhkan, harus kesana dan kemari, belum
13
lagi biaya yang terkadang membengkak. Inilah faktor yang
menghambat kepusan publik terhadap layanan KUA.
Selain memberi kemudahan akses kepada masyarakat
dalam mengurus berbagai keperluannya, layanan online juga
memperkuat sistem tata kelola pencatatan sebagai bentuk tertib
administrasi sebagaimana amanat Reformasi Birokrasi (RB). Harus
diakui, salah satu titik lemah KUA adalah tata administrasi dan
dokumentasi yang belum mencerminkan akuntabilitas dan
transparan. Akibatnya, proses pelayanan tidak sepenuhnya
terdokumentasikan secara baik dan benar. Padahal, seluruh layanan
harus terdokumentasikan secara baik dan benar, sebagai bagian dari
akuntabilitas dan transparansi. Namun, kini beberapa KUA telah
melakukan terobosan dengan menyediakn layanan online. Di sini
seluruh layanan tersedia, diantaranya e-registrasi, e-daftar nikah, e-
saran, e-survey, e-andon nikah dan lainnya. Bagi yang
membutuhkan layanan selain pencatatan nikah, juga tersedia
aplikasi online seperti pengaduan, informasi perwakafan, kajian
keagamaan dan lainnya. bahkan, bagi masyarakat yang hendak
berkunjung ke KUA disediakan juga free hotspot yang cukup besar
kapasitasnya. Selain menggunakan domain berbayar, ada banyak
KUA yang menggunakan blogspot sebagai basis layanan online.
Jika kita membuka google akan ditemukan beberapa alamat, hal ini
menujukkan bahwa dorongan menyediakan layanan online sangat
tinggi. Menyediakan layanan berbasis online merupakan sebuah
terobosan besar bagi dunia KUA untuk mendongkrak kualitas
layanan kepada publik. Sebagai sebuah lembaga pemerintahan,
tentunya inovais ini harus didorong lebih profesional melalui
penyediaan anggaran guna membangun sistem online yang lebih
baik.
d. Transparansi dan Akuntabilitas Pendaftaran Nikah
14
Amanat RB yang mengamanatkan transparansi dan
akuntabilitas telah dijabarkan dalam regulasi pencatatan nikah pada
KUA. Setelah beberapa kejadian tentang gratifikasi pada KUA
mencuat, pemerintah dengan cepat membuat regulasi yang
mendorong terbangunya nuansa birokrasi yang transparan dan
akuntabel. Maka, kita dapat melihat perubahan besar itu adalah tarif
biasaya nikah dan prosedur pembayaran biasaya nikah. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 Tentang Jenis dan Tarif Atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Agama, telah menggariskan bahwa pendaftaran dan
biaya nikah tak ada lagi ruang gratifikasi. Pada pasal 5 (lima)
disebutkan:
1) Setiap warga Negara yang melaksanakan nikah atau rujuk di
Kantor Urusan Agama Kecamatan atau di luar Kantor Urusan
Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
huruf b tidak dikenakan biaya pencatatan nikah atau rujuk.
2) Dalam hal nikah atau rujuk dilaksanakan di luar Kantor Urusan
Agama Kecamatan dikenakan biaya transportasi dan jasa profesi
sebagai penerimaan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah
ini.
3) Terhadap warga Negara yang tidak mampu secara ekonomi dan/
atau korban bencana yang melaksanakan nikah atau rujuk di luar
Kantor Urusan Agama Kecamatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dikenakan tarif Rp0,00 (nol rupiah).
15
Kecamatan telah mendapat persetujuan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/1304/M/PAN-
RB/03/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja KUA Kecamatan.
Susunan organisasi KUA Kecamatan terdiri atas:
a. Kepala KUA
b. Petugas Tata Usaha
c. Kelompok Jabatan Fungsional
16
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
warga Negara memerlukan pelayanan publik yang efisien dan efektif serta
masih menjadi permasalahan yang sampai saat ini masih terus dilakukan
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19