Anda di halaman 1dari 15

BROWTHER LUMER

Makalah :

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Disusun oleh :

Ferdinan Sianturi 15102087

Prayoga Putra Sasmita 16101062

Ibnu Anggun Priyono 16102035

Harapan Simamora 16102065

Rahma Nur Aini 16102105

PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TRILOGI
Jl. TMP Kalibata –Jakarta Selatan 12760
Telp. 021-798 0011(Hunting) 021-798 1350 Fax. 021-7981352
Website : www.universitas-trilogi.ac.id Email : info@universitas-trilogi.ac.id

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Analisis
Anggaran Produksi Browther Lumer”.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I ..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................................6
BAB II ..............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
2.1 Profile UKM Browther Lumer.................................................................................................7
2.2 Proses Produksi Produk UKM Browther Lumer....................................................................7
2.3 Anggaran Produksi....................................................................................................................8
2.3.1 Sales Budgeting..................................................................................................................8
2.3.2 Production Budgeting........................................................................................................8
2.3.3 Direct Material Purchased Budgeting..............................................................................9
2.3.4 Direct Labor Budgeting...................................................................................................11
2.3.5 Overhead Budgeting........................................................................................................11
2.3.6 Ending Finished Good Inventory Budgeting.................................................................12
2.3.7 Cost Of Goods Sold Budgeting........................................................................................12
2.4 Biaya Standar...........................................................................................................................13
2.4.1 Penjelasan Biaya Standar....................................................................................................13
2.4.2 Manfaat Biaya Standar...................................................................................................13
2.4.3 Kelemahan Biaya Standar...............................................................................................14
2.4.4 Prosedur Pembentukan Biaya Standar..........................................................................14
2.4.5 Jenis Biaya Biaya Standar...............................................................................................15
2.5 Perhitungan Biaya Standar Browther Lumer.......................................................................15
BAB III ............................................................................................................................................16
DOKUMETASI.......................................................................................................................................16
3.1 Tanda Tangan................................................................................................................................16
3.2 Dokumentasi Wawancara.............................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan stimulan perekonomian pada negara


berkembang khususnya Indonesia. Dengan adanya UKM membuat Indonesia tidak
mengalami krisis perekenomian (Hafni & Rozali, 2016). UKM mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan usaha besar yaitu mampu menghasilkan inovasi dalam
pengembangan produk dengan memanfaatkan potensi lokal secara maksimal (Azrin,
2004). Salah satu penentu keberhasilan usaha adalah hasil produksi. Untuk menjaga
kelangsungan hidup suatu usaha secara efektif dan efisien, maka diperlukan berbagai
kebijakan untuk dasar perencanaan dan pengendalian atas operasi yang dilakukan oleh
perusahaan. Tanpa adanya perencanaan dan pengendalian akan mengakibatkan
kurangnya koordinasi dan komunikasi pada masing-masing bidang. Sehingga akan
menyebabkan kegagalan dalam jalannya kegiatan perusahaan (Widayanti, 2011).

Untuk menghasilan produksi yang sesuai dengan permintaan dan proses produksi
yang efektif dan efisien perusahaan perlu untuk melakukan penyusunan anggaran.
Anggaran yang perlu disusun berupa anggaran produksi serta anggaran biaya produksi.
Anggaran merupakan rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu
periode yang disajikan secara kuantitatif, formal dan sistematis (Sasongko dan Parulian
2010; Rudianto 2009), yang dinyatakan dalam bentuk unit moneter dan berlaku dalam
jangka waktu tertentu guna sebagai bahan evaluasi masa yang akan datang (Julita dan
Jufrizen 2008: 9). Selain itu, anggaran biaya produksi dibutuhkan bagi manajer
perusahaan sebagai sarana untuk keperluan rencana, koordinasi, pengawasan, dan
pengendalian biaya (Julita, 2015). Penyusunan anggaran produksi juga untuk menunjang
kegiatan penjualan, agar dapat disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku yang telah
direncanakan dan digunakan untuk mengatur produksi. Anggaran produksi dan anggaran
biaya produksi diharapkan mampu membuat perusahaan menjalankan kegiatan
operasional produksi sesuai dengan yang direncanakan dan dianggarkan. Proses produksi
di suatu perusahaan diawasi oleh suatu controller yang membantu manajer untuk

4
mengevaluasi, menganilisis, serta memberikan rekomendasi kepada manajer agar tidak
terjadi penyimpangan. Namun, pada kenyataannya anggaran yang telah dibuat pada
proses perencanaan tidak sesuai atau terjadi perbedaan ketika telah direalisasikan.
Penyusunan anggaran yang dilakukan pada Browther Lumer dibuat secara dinamis
mengikuti kondisi pasar. Dalam hal ini anggaran yang dibuat merupakan anggaran untuk
satu bulan. Anggaran disusun berdasrkan pengalaman penjualan dan biaya yang
dikeluarkan pada periode sebelumnya. Perusahaan tidak menyusun anggaran dengan
peridoe satu tahun dikarenakan omset penjualan yang diperoleh adalah tiap bulan dan
proses produksi pada perusahaan sudah direncankan dengan adanya 3 jadwal produksi.
Selain itu, kemampuan anggaran pada perusahaan dalam merespon perubahan-perubahan
dalam biaya produksi. Dampak dari perbedaan anggaran dan realisasi bagi perusahaan
adalah pengurangan produksi dan adanya produksi yang diberhentikan sementara. Hal ini
dilakukan agar perusahanan tetap mendapatkan laba yang optimal tanpa harus
mengeluarkan biaya lebih untuk proses produksi yang tidak sesuai dengan yang
dianggarkan

Browther Lumer merupakan perusahaan home industry yang bergerak pada


bidang kuliner yang mengolah hasil budidaya buah. Hasil budidaya tersebut kemudian
diolah menjadi makanan ringan seperti brownis manisan, brownis kering. Sumber bahan
baku berupa buah-buahan yang berasal dari pembelian secara langsung kemudian diolah
secara bersamaan. Browther Lumer adalah UKM yang mengolah hasil alam, dimana
faktor utamanya adalah biaya bahan baku serta biaya pengolahan. Oleh karena itu,
penyusunan anggaran sangat dibutuhkan bagi pihak UKM untuk mengendalikan biaya
produksi seefisien mungkin.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana penyusunan anggaran produksi dan anggaran biaya produksi sebagai alat
perencanaan dan pengendalian produksi pada Browther Lumer?
2. Apakah perencanaan dan pengendalian produksi pada Browther Lumer sudah diterapkan
secara efektif dan efisien ?

5
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketaui tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk menganalisis penyusunan anggaran produksi dan anggaran biaya produksi
dalam kaitaannya sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian produksi pada
Browther Lumer.
2. Untuk menilai tingkat keefektivitasan dan keefisiensian perencanaan dan
pengendalian produksi yang diterapkan pada Browther Lumer.

Manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi informasi dan


pertimbangan bagi Browther Lumer dalam menyusun anggaran produksi dan anggaran
biaya produksi sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Selain itu, mampu
memberikan sumbangan informasi untuk bahan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profile UKM Browther Lumer


Nama UKM : Browther Lumer
Nama Pemilik UKM : Andita Rachmadyanti
Jenis UKM : Kuliner
Alamat/Lokasi UKM : Depok, Jawa Barat.
No. Telf : +62 812-9230-5638

2.2 Proses Produksi Produk UKM Browther Lumer

Ada beberapa cara pembuatan brownies lumer ini, ada yang dikukus, dipanggang
(oven), dan ada juga yang gabungan keduanya, dikukus lalu dipanggang dengan
berbagai macam jeis topping dan rasa.

7
2.3 Anggaran Produksi
2.3.1 Sales Budgeting

Rahma Nur Aini 16102105


Browther Lumer memproduksi 70box/bulan dengan Harga Rp. 35.000/box.

BROWTHER LUMER
SALES BUDGET
Unit 70
Unit Selling Price (Rp) Rp. 35.000
Budgeted Sales (Rp) Rp. 2.450.000

2.3.2 Production Budgeting


Rahma Nur Aini 16102105
Browther Lumer menginginkan persediaan akhir sebesar 50box. Dan, mempunyai
sisa di persediaan awal sebesar 10box.

BROWTHER LUMER
PRODUCTION BUDGET
Sales 70
Desired Ending Inventory 50
Total Needs 120
Less : Beginning Invetory 10
Units to be Produced 110

2.3.3 Direct Material Purchased Budgeting


Rahma Nur Aini 16102105

BROWTHER LUMER
DIRECT MATERIAL PURCHASED BUDGET
TEPUNG
Unit to be Produced 110
Direct Material per-unit x1
Production Needs 110

8
Desired Ending Inventory 10
Total Needs 120
Less : Beginning Inventory 10
Direct Material to be Produced 110
Cost per Pound X 2.600
Total Purchased Cost Rp. 286.000

BROWTHER LUMER
DIRECT MATERIAL PURCHASED BUDGET
GULA
Unit to be Produced 110
Direct Material per-unit x1
Production Needs 110
Desired Ending Inventory 10
Total Needs 120
Less : Beginning Inventory 10
Direct Material to be Produced 110
Cost per Pound X Rp. 1.200
Total Purchased Cost Rp. 132..000

BROWTHER LUMER
DIRECT MATERIAL PURCHASED BUDGET
COKELAT COMPOUND
Unit to be Produced 110
Direct Material per-unit x1
Production Needs 110
Desired Ending Inventory 10
Total Needs 120
Less : Beginning Inventory 10
Direct Material to be Produced 110
Cost per Pound X 4.000
Total Purchased Cost Rp. 440.000

9
2.3.4 Direct Labor Budgeting
Rahma Nur Aini 16102105

BROWTHER LUMER
DIRECT LABOR BUDGETING
Unit to be Produced 110
Direct Labor Time per-unit X 0,5
Total Hours Needs 55
Average Wage per-hour X 10.000
Total Direct Labor Cost Rp. 550.000

2.3.5 Overhead Budgeting


Prayoga Putra Sasmita 16101062

BROWTHER LUMER
OVERHEAD BUDGETING
Budgeting Direct Labor Hours Rp. 550.000
Variable Overhead Rate X 0,5
Budgeted Variable Overhead Rp. 275.000
Budgeted Fixed Overhead Rp. 2.450.000/70 box @ Rp.35.000/box
Total Overhead Rp. 2.725.000/70

2.3.6 Ending Finished Good Inventory Budgeting


Ibnu Anggun Priyono 16102035
BROWTHER LUMER
ENDING FINISHED GOOD INVENTORY BUDGETING
Unit Cost Computation :
 Direct Material (Rp. 2.600 + Rp. 1.200 + Rp. 4.000) Rp. 7.800
 Direct Labor (0,5 x Rp. 10.000) Rp. 5.000

 OH Variable (0,5 x Rp. 5.000) Rp. 2.500

 OH Fixed (0,5 x Rp. 15.000) Rp. 7.500


Unit Cost Rp. 22.800

10
Unit Rp. 0
Total Finished Good Inventory Rp. 0
Total Overhead Rp. 2.725.000/70

2.3.7 Cost Of Goods Sold Budgeting


Ibnu Anggun Priyono 16102035
BROWTHER LUMER
COST OF GOODS SOLD BUDGETING
Direct Material Used Rp. 858.000
Direct Labor Used Rp. 550.000
Overhead Rp. 2.725.000
Budgeted Manufacturing Cost Rp. 4.133.000
Beginning Finished Cost Rp. 0
Goods Available For Sale Rp. 4.133.000
(-) Ending Finished Good Rp. 0
Budgeted COGS Rp. 4.133.000

2.4 Biaya Standar


2.4.1 Penjelasan Biaya Standar
Untuk UKM di sektor makanan ini adalah merubah barang mentah menjadi
barang baru. Anggaran produksi menyatakan taksiran biaya kuantitas barang yang akan
diproduksi selama periode anggaran. Dalam pelaksanaan anggaran biaya produksi tersebut
dapat mencapai sasaran yang diinginkan, pihak perusahaan harus mengadakan pengawasan.
Penjelasan anggaran dan biaya standar adalah penyusunan anggaran dalam sebuah
perusahaan atau unit usaha sangat penting karena dengan adanya anggaran maka perusahaan
atau unit usaha dapat berjalan dengan baik dan terstruktur. Biaya standar adalah biaya yang
dipakai sebagai tolok ukur pengendalian. Pengendalian biaya memerlukan standar sebagai
dasar yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian.Dalam akuntansi biaya untuk
pengendalian biaya ini, proses akuntansi digunakan untuk mengumpulkan data biayayang
terjadi di masa lalu dan biaya standar.Informasi selisih di antara keduanya dipakai untuk
menilai prestasi manajer yang bertanggungjawab terjadinya selisih tersebut.
2.4.2 Manfaat Biaya Standar
Sistem biaya standar dirancang untukpengendalianbiaya.Biaya standar adalah
alat yang penting untuk menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan
sebelumnya.Jika biaya standar ditentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang

11
pelaksana dalam melaksanakan tugasnya dengan efektif.Karena pelaksana telah
mengetahui bagaimana pekerjaan dilaksanakan, dan pada tingkatbiayaberapa
pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.Manfaat sistem biaya standar adalah
memberikan pedoman pada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk
melaksanakan aktivitas tertentu.Sehingga memungkinkan mereka melakukan
pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihantenaga kerja
dan aktivitas yang lain.Manfaat sistem biaya standar adalah menyajikan analisis
penyimpangan biaya standar dan biaya aktual. Sehingga memungkinkan manajemen
melaksanakan pengelolaan mereka denganprinsip kelainan (exceptionprinciple).
Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap keadaan-keadaan yang menyimpang
dari keadaan yang seharusnya.Manajemen diperlengkapi dengan alat yang efektif
untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

2.4.3 Kelemahan Biaya Standar


Tingkat kekekatan dan kelonggaran biaya standar tidak dapat dihitung dengan
tepat.Meskipun sudah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan
oleh perusahaan.Tapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam
perusahaan secara keseluruhan dengan ketetatan dan kelonggaran yang relatif
sama.Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel,
mesikpun dalam jangka waktu pendek.Keadaan produksi selalu mengalami
perubahan, sedangkan perbaikan standar jarangdilakukan.Perubahan standar
menimbulkan masalah persediaan.

2.4.4 Prosedur Pembentukan Biaya Standar


Penentuan biaya standar dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu:
1. Prosedur penentuan biaya bahan baku standar. Biaya bahan baku standar terdiri
dari:
 Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran
fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.
 Harga per satuan masukan fisik tersebut atau disebut harga standar.

12
 Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penerapan
spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik
pengolahan produk, maupun mutunya.

Dari spesifkasi ini, kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi
dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk
selesai.

2. Prosedur penentuan biaya tenaga kerja standar


Terdiri dari jam kerja standar dan tarif upah standar.

2.4.5 Jenis Biaya Biaya Standar


Standar dapat digolongkan atas dasar tingkat ke-ketatan atau kelonggaran
sebagai berikut:
1. Standar teoritis
2. Rata-rata biaya waktu yang lalu
3. Standar normal
4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai

2.5 Perhitungan Biaya Standar Browther Lumer

BROWTHER LUMER
STANDAR COST
Description Standar Standar Standar Total
Price Usage Cost
Direct Material :
 Tepung Rp. 2.600 /gr Rp. 2.600
 Gula Rp. 1.200 /gr Rp. 1.200

 Cokelat Compound Rp. 4.000 /gr Rp. 4.000


Rp. 7.800
Direct Labor 0,5 hr Rp. 10.000 Rp. 10.000
Overhead :

13
 Variable Rp. 5.000 1pcs Rp. 2.500
 Fixed Rp. 15.000 1pcs Rp. 7.500

Rp. 10.000

Total Standar Unit Cost Rp. 27. 800

BAB III
DOKUMETASI

3.1 Tanda Tangan

Ferdinan Sianturi
15102087

Prayoga Putra Sasmita


16101062

Ibnu Anggun Priyono


16102035

Harapan Simamora
16102065

Rahma Nur Aini


14
16102105
3.2 Dokumentasi Wawancara

15

Anda mungkin juga menyukai