Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya

Keanekaragaman makhluk hidup disebut juga dengan keanekaragaman hayati atau


biodiversitas. Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan sejumlah variasi
yang ada pada makhluk hidup di suatu lingkungan tertentu. Dengan kata lain, biodiversitas dapat
diartikan sebagai persamaan dan perbedaan ciri makhluk hidup pada waktu dan tempat tertentu.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi karena adanya proses evolusi yang sangat lama.
Selain itu juga dipengaruhi oleh adanya faktor adaptasi, batas geografi, dan rekayasa genetik.
Keanekaragaman hayati dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Keanekaragaman Gen
Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang disebut sebagai sel. Dalam inti sel
terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu memiliki jumlah dan variasi
susunan gen yang berbeda-beda namun bahan penyusunnya sama. Keanekaragaman tingkat
gen ini dapat dilihat dari perbedaan ciri makhluk hidup dalam satu spesies.

Keanekaragaman gen juga sering dikenal dengan ras. Contohnya pada ayam yaitu ayam
banten, ayam kate, dan ayam cemani. Sedangkan pada tumbuhan misalnya mangga gedong,
mangga kuini, dan mangga golek.

2. Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman jenis merupakan variasi pada tingkat jenis (genus) makhluk hidup.
Variasi ini disebabkan karena adanya rekombinasi (pencampuran) gen-gen dalam jenis
tersebut sehingga melahirkan variasi yang lebih beragam. Keanekaragaman ini terjadi pada
makhuk hidup yang berbeda spesies namun masih satu family. Contohnya harimau, singa,
kucing, dan citah.

3. Keanekaragaman Ekosistem

Suatu ekosistem terdiri dari komponan biotik yaitu komunitas hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme serta komponen abiotek yaitu lingkungan tempat makhluk hidup tersebut
tinggal. Komponen-komponen ini saling berinteraksi satu dengan lainnya dalam melakukan
siklus materi dan energi.

Keanekaragaman ekosistem dapat dilihat dari variasi ekosistem berdasarkan batas


geografi. Contohnya keanekaragaman pada hutan hujan tropis dan keanekaragaman pada
gurun pasir.
Keanekaragaman Makhluk Hidup Indonesia

Indonesia didaulat sebagai negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia
setelah Brazil sehingga dikenal sebagai negara MEGABIODIVERSITY. Dari segi astronomi,
Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak
jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh subur.

Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati yang mengagumkan:

a. 10% dari spesies berbunga yang ada didunia,


b. 12% dari spesies mamalia dunia,
c. 16% dari seluruh spesies reptil dan amphibi,
d. 17% dari seluruh spesies burung, dan
e. 25% dari semua spesies ikan yang sudah dikenal manusia.
Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja
mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya
didunia. Indonesia memiliki kawasan hutan hujan tropis yang terbesar di Asia-Pasific, yaitu
diperkirakan 1,148,400 kilometer persegi. Menurut Biodiversity Action Plan For Indonesia
(Bappenas, 1991) Hutan Indonesia termasuk yang paling kaya keaneka ragaman hayati di dunia.

Keanekaragaman Makhluk Hidup Indonesia menurut Sastra Pradja meliputi :

Mamalia (300 jenis), Burung (7500 jenis), Reptil (2000 jenis), Tumbuhan berbiji (25 ribu
jenis), Paku-pakuan (1250 jenis), Lumut (7500 jenis), Algae (7800 jenis), Jamur (72 ribu jenis),
serta Monera (300 jenis).

Manfaat Keanekaragaman Makhluk Hidup:

1. Sebagai Sumber Pangan (karbohidrat, protein, lemak, dll)

2. Sebagai Sumber Sandang dan Papan (kapas, sutera, kayu, dll)

3. Sebagai Sumber Obat dan Kosmetik (rempah-rempah, rumput laut, dll)

4. Sebagai Aspek Kultural (identitas suatu daerah)


Persebaran Makhluk Hidup

Bioma adalah ekosistem besar dengan daerah luas terdiri dari flora dan fauna yang khas.
Bioma merupakan ekosistem-ekosistem yang terbentuk karena perbedaan letak geografis dan
astronomis. Pada dasarnya, bioma terdiri dari produsen, konsumen, dan pengurai (dekomposer)
yang di dalamnya terjadi siklus yang diawali dari tumbuhan.

Ciri utama dari bioma adalah dominasi vegetasi tertentu di suatu wilayah dengan
pengaruh kondisi iklim regionalnya. Sehingga perbedaan antarbioma tampak jelas dari vegetais
yang tumbuha di dalamnya. Bioma dibagi dalam beberpa jnis yang ditentukan dari iklim, curah
hujan, letak geografis, dan intensitas cahaya matahari.

Macam-Macam Bioma - Bioma dibagi dalam enam jenis bioma utama yaitu padang
rumput, gurun, tundra, hutan hujan tropis basah, hutan musim dan taiga. Macam-macam bioma
adalah sebagai berikut.

a. Bioma Stepa/Padang Rumput


Persebaran bioma gurun banyak terdapat yang di benua Australia (Gibson), Indonesia
(Parangtritis), Afrika Utara (Sahara), Asia (Takla Makan), dan Amerika Utara (Great
Basin).
Ciri-Ciri Padang Rumput:
- Curah hujan yang sangat rendah +/-25 mm/tahun
- Memiliki kelembaban udara yang sangat rendah
- Evaporasi (penguapan) tinggi yang lebih cepat dari prepitiasi (hujan)
- Tingkat deflasi yang tinggi
- Tanah pasir tandus karena tidak mengandung air
- Suhu udara di siang 45 derajat celcius dan di malam hari sekitar 0 derajat celcius

2. Bioma Tundra
Bioma tundra adalah bioma yang ada di sekitar kutub utara dan sebagian di selatan.
Bioma tundra tidak ditemukan pepohonan, namun hanya tumbuhan kecil sejenis rumput
dan lumut. Lokasi wilayah bioma terdapat di sekitar lingkar artik, Greenland di wilayah
kutub utara. Berdasarkan pembagian iklim bioma tundra berada di daerah yang beriklim
es abadi (ET) dan Iklim Tundra (ET). Ciri-Ciri Tundra:
- Hampir di setiap wilayahnya tertutup oleh salju/es
- Mempunyai musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan
terang.
- Usia tumbuh tanaman sangat pendek, berkisar dari 30-120 hari (1-4 bulan)

3. Bioma Taiga
Taiga adalah hutan yang tersusun dari satu spesies misalnya pinus, konifer, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain
moose, beruang, ajag, rubah, beruang hitam, serigala, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan di musim gugur. Taiga banyak ditemukan belahan bumi utara,
seperti wilayah negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma yang terluas
dari boma-bioma lain di bumi.
Ciri-Ciri Taiga:
- Memiliki musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas sangat
singkat yakni hanya berlansung 1-3 bulan.
- Selama musim dingin, air tanah akan berubah menjadi es yang mencapai 2 meter di
bawah permukaan tanah.
- Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, umumnya hanya terdiri atas dua atau tiga
jenis tumbuhan

4. Bioma Gurun
Bioma padang gurun atau padang pasir dalam istilah geografi adalah suatu derah yang
menerima curah huhan sedikit-kurang dari 250 mm/tahun. Gurun dianggap mempunyai
kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Bila dibandingkan dengan wilayah yang
lebih basah hal ini mungkin saja benar, walaupun bila diperhatikan seksama, gurun
biasanya mempunyai kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya di siang hari)
untuk mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih dari sepertiga wilayah bumi adalah
terbentuknya gurun. Contohnya Gurun Gobi di Asia dan Gurun Sahara di Afrika.
Ciri-Ciri Gurun :
- Memiliki curah hujan yang sangat rendah +/- 25 mm/tahun
- Evaporasi (penguapan) tinggi dan lebih cepat daripada presipitasi (hujan)
- Tingkat deflasi yang tinggi
- Memiliki perbedaan suhu udara siang dan malam yang sangat tinggi yaitu disiang hari
45 derajat celcius, malam 0 derajat celcius.
- Tanah pasir sangat tandus karena tidak dapat menampung air
- Mempunyai kelembaban udara yang sangat rendah

5. Bioma Hutan Hujan Tropis


Hutan hujan tropis adalah bioma yang berupa hutan basah atau lembab, yang ditemui di
wilayah sekitar khatulistiwa, yaitu kurang lebih lintang 0-10 derajat celcius ke utara dan
ke selatan garis khatulistiwa. Hutan hujan tropis dapat diartikan sebagai hutan yang
terletak di daerah tropis dengan curah hujan tinggi. Contoh hutan hujan tropis adalah
Afrika, Meksiko, Australia, Amerika Selatan, Kepulauan Pasifik, dan Amerika Tengah.
Ciri-Ciri Hutan Hujan Tropis:
- Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
- Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20-40 m.
- Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tidak dapat menembus dasar
hutan
- Cabang pohon berdaun lebat dan lebar dengan hijau sepanjang tahun
- Memiliki iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/dibawah kanopi (daun
pada pohon-pohon besar dengan membentuk tudung).

6. Bioma Hutan Gugur


Bioma hutan gugur adalah bioma yang terletak pada kisaran 30-40 derajat lintang LU/LS
denga beriklim sedang. Bioma hutan gugur terdapat di wilayah Amerika Serikat di bagian
timur, ujung selatan benua Amerika, Kepulauan Inggris dan Australia.
Ciri-Ciri Hutan Gugur:
- Curah hujan merata antara 75 - 1.000 mm pertahun
- Pohon yang bercirikan lebar, hijau pada musim dingin, rontok pada musim panas dan -
memiliki tajuk yang rapat
- Memiliki jumlah/jenis tumbuhan yang relatif sedikit
- Musim panas yang hangat dan musim dingin tidak terlalu dingin.
- Terdiri 4 musim ialah musim panas, gugur, dingin, semi

7. Bioma Sabana
Bioma sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh gerombolan semka dan pohon.
Berdasarkan dari jenis tumbuhan yang menyusunnya sabana dibagi menjadi dua jenis
yaitu sabana murni dua jenis yaitu sabana murni (satu jenis tumbuhan) dan sabana
campuran (campuran jenis tumbuhan). Persebaran bioma sabana teradapat di Afrika,
Amerika Selatan, Australia, dan Indonesia (Nusa Tenggara).
Ciri-Ciri Sabana:
- Terdapat di daerah khatulistiwa (iklim tropis)
- Memiliki curah hujan antara 100-150 mm/tahun
- Curah hujan yang sedang dan tidak teratur

B. Sejarah dan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi adalah mengelompokkan obyek-obyek atau informasi yang didasarkan pada


persamaanyya. Tumbuhan telah diklasifikasikan atau dikelopokkan menjadi tumbuhan yang bisa
dimakan dan tumbuhan beracun, didasarkan pada pengaruhnya terhadap manusia. Sejalan
perkembangan waktu, berkembanglah ilmu taksonomi. Taksonomi adalah cabang biologi yang
mengkhususkan bidang bahasan pada pengelompokan makhluk hidup. Ahli biologi yang
mempelajari taksonomi disebut taksonom.
Aristoteles (384 – 322 SM), mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok,
yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak dan pohon.
Sedangkan hewan digolongkan menjadi vertebrata dan avertebrata.
Carollus Linnaeus (1707-1778): memilih ciri-ciri fisik yang tampak sebagai dasar
klasifikasi pada kekerabatan organisme. Sistem klasifikasi ini digunakan sampai dengan saat ini.
John Ray (1627 – 1708), merintis pengelompokkan makhluk hidup kearah grup-grup kecil. Ia
telah melahirkan konsep tentang jenis dan spesies. Carolus Linnaeus (1707 – 1778),
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada kesamaan struktur. Ia juga mengenalkan
pada system tata nama makhluk hidup yang terkenal. System tata nama tersebut dikenal dengan
Binomial Nomenklatur.
Pada tahun 1969 R.H Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima)
kingdom/kerajaan, yaitu:
1. Monera (Bakteri dan Ganggang Biru)
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik.
Kelompok ini terdiri dari bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobacteria) Protista
(ganggang dan protozoa). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista
rnemiliki sel eukariotik.
2. Protista
Memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi.
Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari
Protista menyerupai hewan (Protozoa) dan Protista menyerupai tumbuhan (ganggang),
dan Protista menyerupai jamur.
3. Fungi (Jamur)
Memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya
bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya
bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir
(Myxomycota) dan jamur air (Oomycpta).
4. Plantae (Tumbuhan)
Memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah berdiferensiasi
membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat
makanannya sendiri (bersifat autotrof). Kelompok ini terdiri dari tumbuhan lumut,
tumbuhan paku, tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan berbiji tertutup.
5. Animalia (Hewan)
Memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel .yang telah berdiferensiasi
membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat
heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang
(invertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
System klasifikasi terus berkembang, berikutnya mengikuti system Linnaeus. Linnaeus adalah ali
botani Swedia (1707-1778), telah mengembangkan system klasifikasi yang masih digunakan
sampai saat ini. Berbeda dengan system lain. Linnaeus memilih ciri-ciri fisik yang tampak
sebagai dasar klasifikasi pada kekerabatan organisme. Sebagai contoh, dia mendasarkan
klasifikasi tumbuhan berbunga pada jumlah dan kesamaan struktur reproduktifnya.

Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup


Dalam system klasifikasi organisme atau makhluk hidup dikelompokkan dalam seri atau
serangkian kategori yang disebut taksa. Tiap taksa lebih besar dari tingkat taksa dibawahnya.
Dapat digambarkan seperti halnya kotak bersusun, yang satu terletak dibagian dalam kotak yang
lain. Anda akan mengetahui bahwa organisme yang mirip dan mampu berkembangbiak pada
penyilangan diantara mereka merupakan spesies yang sama. Kelompok yang mirip memiliki
kesamaan cirri secara umum dan berkerabat dekat berada padatingkat taksa genus.
Tingkat takson berikutnya yang lebih besaradalah famili. Famili adalah genus yang dekat
kekerabatannya. Kucing hutan dan kucing rumah keduanya berada dalam satu family yaitu
family kucing, felidae. Semua anaggota famili ini memiliki cirri muka pendek, telinga kecil, dan
kuku untuk menyobek. Mereka juga mempunyai lima jari pada tiap kaki depannya dan empat jari
pada tiap kaki belakangnya.
Kategori taksa yang lain pada tingkat yang lebih besar secara berurutan adalah ordo, klas,
filum dan kingdom. Ordo adalah famili yang berkerabat dekat. Klas adalah ordo yang
berkerabat. Filum adalah klas yang kekerabatannya dekat, dan kingdom adalah kelompok dari
filum.
Dalam klasifikaisi ini taksa hewan disebut filum, sedangkan tingkatan taksa pada
tumbuhan disebut division. Sebagai contoh kucing hutan dan kucing rumah memiliki ordo yang
sama, yaitu Carnivora. Seluruh karnivora memilki kesamaan struktur dan susunan gigi. Dua
kucing tersebut juga mempunyai klas yang sama yaitu mammalia. Mammalia memiliki penutup
tubuh dan menyusui anaknya. Filum Chordata adalah tingkat takson yang lebih besar, dimana
kedua kucing tersebut termasuk didalamnya bersama hewan lain yang bertulang belakang.
Tingkat takson yang paling tinggi adalah kingdom Animalia, mencakup semua jenis hewan.
1. Klasifikasi Didasarkan pada Struktur
Begitu evolusi dikenal para ahli taksonomi mulai menggunakan dua jalan pembuktian
utama untuk klarifikasi yaitu fakta-fakta fosil dan struktur homolog. Fosil sering kali
menyediakan petunjuk yang membantu ilmuwan menentukan kekerabatan antar organisme.
Sebagai contoh catatan fosil menunjukkan dengan jelas evolusi kuda. Ilmuwan juga memiliki
banyak bukti yang menunjukkan bahwa kuda, tapir dan badak memiliki nenek moyang yang
sama. Namun demikian catatan fosil tersebut jarang yang lengkap, sehingga diperlukan jalan
pembuktian lain untuk mengelompokkan organisme.
Sedangkan pada struktur homolog contohnya digunakan untuk mendeterminasi walrus,
anjinglaut, dansingalaut yang memiliki kesamaan kelompok. Meskipun demikian, fosil dan
struktur homolog kadang-kadang tidak dapat membuktikan suatu informasi dengan tepat atau
lengkap. Demikian juga adanya persamaan struktur yang memunculkan ketidaktepatan
taksonomi. Dengan berjalannya waktu, perlu digunakan jalur pembuktian yang lain.
2. Klasifikasi Didasarkan Sifat Biokimia dan Perkembangannya
Ketika peralatan baru dalam ilmu pengetahuan alam menjadi lebih tepat, seperti halnya
mikroskop. Ahli taksonomi mulai menggunakan informasi itu untuk mengidentifikasi
kekerabatan antara organisme. Sebagai contoh, embriologi telah memperlihatkan bahwa
sebagian besar kelompok vertebrata, termasuk manusia memilki kekerabatan kelompok yang
cukup besar termasuk bintang laut dan kerabatnya. Kesimpulan seperti itu akan sulit
diperolehanya berdasarkan fase dewasanya. Akhirnya perbandingan biokimia meyakinkan
hubungan kekerabatan tersebut dari hewan seperti kepiting, setelah dipelajari cairan tubuh
tersebut memiliki kesamaan dengan tubuh laba-laba, sehingga dimasukkan kedalam kelompok
laba-laba.
3. Klasifikasi didasarkan pada Filogeni
Aristoteles Linnaeus menggambarkan system klasifikasinya hanya menggunakan ciri-ciri
yang mudah diamati pada organisme. Mereka melihat kandungan kimia organism dan nenek
moyangnya. Ilmuwan menemukan keterkaitan antara organism dengan mengamati atau
mempelajari persamaan dalam gen dan struktur tubuh. Mereka juga mempelajari fosil dan
embrio organism sebagai suatu perkembangan. Dengan mempelajari seluruh hal tersebut,
ilmuwan dapat menentukan filogeni organisme. Filogeni organism adalah sejarah evolusi.
Klasifikasi filogeni adalah pengelompokkan berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan
antar takson (kelompok). Bagi ilmuwan,filogeni menunjukkan siapa nenek moyang organism
dan membantu untuk mengklasifikasikannya. Sistem klasifikasi dewasa ini memisahkan
organism kedalam lima kelompok utama yang disebut kingdom. Kingdom tersebut adalah
Animalia, plantae, fungi, Protista, dan monera.
Organisme ditempatkan pada kingdom didasarkan pada empat ciri, yaitu adanya inti
dalam sel, jumlah sel penyusunnya (satu atau banyak sel), kemampuan membuat makanan, dan
kemampuan bergerak. Kingdom monera ditempatkan untuk organisme satu sel yang memiliki
dua struktur sederhana. Termasuk dalam anggota kingdom ini adalah bakteri. Berbeda dengan
anggota kingdom lain, monera tidak memiliki inti yang terorganisasi, yang dibungkus oleh
membrane atau organel bermembran ganda.
Karena monera tidak memiliki organisasi inti atau organet bermembran ganda, maka
disebut prokariot. Prokariot berarti sebelum inti atau sebelum pembentukan inti. Semua
organismese lain bakteri dan cyanobakteri adalah eukariotik yang berarti organism dengan inti
dan organel yang dibungkus dengan membran. Eukariot berarti inti sebenarnya.
Sistem Penamaan
Kata pertama menunjukkan genus dari organisme, sedangkan kata kedua menunjukkan
deskripsi/petunjuk jenis dari organisme. Ini dikenal dengan tata nama binomial nomenklatur, ex:
Oryza sativa. Fungsi dasar penamaan ilmiah:
a. Menghindari kesalahan dalam komunikasi.
b. Organisme yang memiliki kesamaan sejarah evolusi dapat dikelompokkan bersama.
c. Memberikan informasi tentang ciri-ciri spesies organisme tersebut.
d. Memuat informasi tentang bagaimana organisme diorganisasi dan ditemukan dengan
mudah dan efisien.

C. KUNCI DIKOTOMI
Kunci dikotomi atau kunci determinasi adalah cara atau langkah untuk mengenali
organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk hidup. Kunci dikotomi terdiri dari
sederetan pernyataan yang terdiri dari dua baris untuk mengelompokkan atau menggolongkan
makhluk hidup, dan berisi deskripsi dari ciri-ciri organisme yang disajikan dengan ciri yang
berlawanan. Kunci dikotomi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus, tetapi
sebenarnya Lammarck (1778) yang pernah menggunakan kunci modern untuk identifikasi.

Untuk membuat kunci determinasi perlu memperhatikan hal-hal berikut:


1. Kunci harus dikotom (berlawanan), sehingga satu bagian dapat diterima, sedangkan yang
lain ditolak
2. Ciri yang dimasukkan mudah diamati
3. Deskripsi karakter dengan istilah umum sehingga dapat dimengerti orang
4. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin
5. Setiap kuplet diberi nomor
6. Kata pertama dari setiap pernyataan dalam satu kuplet harus identik
Kunci determinasi dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga, atau jenis dan
seterusnya. Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si
pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa sifat yang bertentangan.
Demikian seterusnya, hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa identitas tumbuhan yang
diinginkan. Cara menggunakan kunci determinasi meliputi beberapa tahapan berikut ini:
1. Bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu nomor 1a.
2. Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada
makhluk hidup yang diamati.
3. Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus
beralih pada pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai. Misalnya,
pernyataan 1a tidak sesuai, beralihlah ke pernyataan 1b.
4. Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki
organisme yang diamati, catatlah nomornya. Lanjutkan pembacaan kunci pada nomor
yang sesuai dengan nomor yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci.
5. Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang
diamati, alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh, kunci determinasi memuat
pilihan:
a. Tumbuhan berupa herba, atau
b. Tumbuhan berkayu. Jika yang dipilih adalah 1a (tumbuhan berupa herba), pilihan
1b gugur.
6. Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan divisio atau filum dari
makhluk hidup yang diamati.

Anda mungkin juga menyukai