KELAS : 2018B
Yang diistilahkan dukun itu sendiri adalah orang-orang yang mengabarkan hal-hal yang akan
terjadi di kemudian hari, melalui bantuan setan yang mencuri-curi dengan berita dari langit.
Maka, dukun adalah orang-orang yang mengaku dirinya mengetahui ilmu ghaib, sesuatu yang
tidak tersingkap dalam pengetahuan banyak manusia.
Di Indonesia, praktik perdukunan memiliki akar kuat dalam sejarah bangsa, bahkan dukun dan
politik merupakan gejala sosial yang lazim. Kontestasi politik untuk merebut kekuasaan pada
zaman kerajaan di Indonesia pramodern selalu ditopang kekuatan magis.
Bahkan tetangga saya sendiri pernah mendatangi dukun dengan alasan ingin mendapatkan
kekayaan. Setelah mendatangi dukun, tetangga saya diberikan saran agar semedi di sebuah
gunung selama kurang lebih 3 hari dengan memberikan persembahan berupa sesajen.
Jimat merupakan tradisi yang diwarisi dari zaman jahiliyah yang di Indonesia populer dengan
sebutan animisme dan dinamisme.
Keyakinan para nenek moyang dan para leluhur terdahulu bahwa sesuatu benda yang dijadikan
jimat mengandung kekuatan magis sehingga mereka menggantungkan kemampuan benda yang
dijadikan jimat tersebut untuk memberikan kemanfaatan pada dirinya sesuai dengan
kebutuhannya.
Banyak orang didaerah saya menggunakan jimat sebagai pelindung mereka, padahal hal ini tidak
sesuai dengan ajaran Islam yang seharusnya menjadikan Allah SWT sebagai pelindung satu-
satunya. Mereka menggunakan berbagai benda sebagai jimat, salah satunya ada yang
menggunakan gelang. Dia adalah teman saya sendiri, dia selalu bilang jika didalam gelang
tersebut terdapat makhluk ghaib yang bersemayam. Dia juga sering bercerita bahwa gelang itu
lah yang melindunginya dari bahaya selama ini. Aneh memang, kadang kala dia membaca
kalimat-kalimat kejawen yang konon bias memanggil arwah agar masuk ke dalam suatu benda
agar dijadikan jimat.
Banyak diantara masyarakat yang mengaku sebagai seorang yang muslim, sangat memberikan
penghormatan yang tingi dan malah memuja-muja benda-benda pusaka peninggalan para
leluhurnya maupun peninggalan raja-raja zaman dahulu baik berupa senjata seperti keris dan
tombak, maupun benda-benda lainnya seperti gamelan, gong, kereta dan bahkan kerbau yang
dianggap turunan dari kerbau dari zaman kerajaan dianggap kramat dan bertuah.
Pada waktu-waktu tertentu tidak saja orang-orang dari kraton yang mengadakan upacara
membersihkan dan memandikan benda-benda pusaka kraton, namun perorangan yang memiliki
dan menyimpan benda-benda pusaka seperti keris dan tombak juga mengadakan ritual
memandikan dan membersihkan sebagai bentuk wujud perhatian dan pemeliharaana atas benda
pusaka tersebut. Masyarakat berkeyakinan apabila benda-benda pusaka tersebut tidak
dimandikan dan dibersihkan rohnya akan menimbulkan gangguan kepada pemilik dan
keluarganya.