Anda di halaman 1dari 4

Budaya asli Indonesia sebelum masuknya Hindu-Budha

Posted by rusdi1978

Menurut penyelidikan ahli purbakala, Dr. J. L. Brandes, Bangsa Indonesia memiliki 10 unsur budaya asli, yaitu : Kepandaian bersawah Awalnya sistem yang dikenal adalah sistem berladang kemudian berkembang ke sistem tegalandan sistem bersawah. Pada masa purba, teknik pembukaan ladang dikenal dengan teknik SLASH and BURN ( Tebang dan Bakar).

Kemampuan dalam pelayaran Bukti yang mendukung hal ini adalah adanya relief kapal pada Candi Borobudur, yang menunjukkan kegiatan berlayar dengan menggunakan perahu jenisCADIK( Bersayap). Mengenal prinsip dasar pertunjukan wayang

Bermula dari kepercayaan Animisme. Dimainkan pada m alam hari oleh Dalang menggunakan Boneka sebagai penjelamaan roh nenek moyang. Biasanya berisi petuah, nasihat kepada penonton.

Kemampuan dalam seni gamelan Digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang dan juga mengiringi pelaksanaan upacara. Alat yang dipakai misalnya Bonang, Kempul, Saron, Gendang, Gendher, dll

Kepandaian membatik Berupa kepandaian menghias menggambarkan alam sekitar. Mengerjakan barang dari logam

kain

dengan

menggunakancanthing. Motif

biasanya

Ada dua (2) teknik yang digunakan dalam membuat barang dari logam, yaitu : 1. Bivalve, memakai cetakan dari tanah liat yang dibakar, 2. A Cire Perdue, memakai cetakan dari lilin

Menggunakan aturan metrik Menggunakan alat tukar uang logam Mengenal sistem perbintangan (astronomi) Biasanya digunakan dalam kegiatan pelayaran ( terutama malam hari) dan juga untuk kegiatan pertanaian ( penentuan saat cocok tanam dan panen)

Telah terbentuknya susunan masyarakat yang teratur. Dintandai munculnya masyarakat suku-suku yang dipimpin oleh seorang Kepala Suku ( Primus Interpares) Mengapa tidak semua budaya luar ditiru begitu saja ? Karena Masyarakat Nusantara telah memiliki local genius , yaitu kemampuan suatu daerah/masyarakat untuk menyaring dan mengolah budaya asing yang masuk dan disesuaikan dengan cita rasa setempat.

Bercocok tanam = Cara bercocok tanam yang pertama dilakukan, yaitu dengan sistem berladang. Lama kelamaan sistem ini berubah menjadi bersawah. Cara bercocok tanam dengan bersawah kemudian menjadi bagian dari hidup mereka. Berkenaan dengan hal itu, mereka berusaha mencari tempat tinggal dan tempat bercocok tanam yang terletak disepanjang aliran sungai. Akhirnya, mereka mampu mengatur tata air melalui irigasi sederhana. Mereka juga dapat menentukan jenis tanaman apa yang cocok ditanam pada suatu musim. Hal ini tidak mengherankan karena mereka telah mengenal ilmu perbintangan. Menurut Von Hiene Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, di Cina Selatan. Semenjak dulu nenek moyang kita telah memiliki kemapuan dalam mengarungi lautan. Ketika memasuki kepulauan Nusantara mereka menggunakan perahu bercadik, yaitu jenis perahu yang di kanan kirinya menggunakan bambu dan kayu supaya perahu tetap seimbang. Pengetahuan arah angin dan astronomi diperoleh melalui pengalaman bertahun tahun. Seni = Nenek moyang kita telah pandai membuat boneka boneka untuk kesenian wayang. Alat alat gamelan pun dibuat untuk memeriahkan seni pertunjukkan tersebut. Selain itu, mereka telah mampu membuat batik, kerajinan logam, dengan beragam bentuk, dan benda benda dari batu yang besar ( tradisi megalitikum ). Kepercayaan = Nenek moyang kita telah mempercayai adanya kekuatan maha tinggi di luar darinya. Mereka percaya bahwa jika seseorang maningga, hanya jasmaninya saja yang hancur, tetapi rohnya tetap hidup. Roh Roh itu bertempat tinggal di suatu daerah keramat. Nenek moyang kita lantas memuja roh roh itu sehingga memunculkan kebiasaan membakar kemenyan, berkenduri, dan membuat sesaji. Animisme adalah kepercayaan kepada roh nenek moyang, Dinamisme kepercayaan kepada benda benda yang memiliki kekuatan gaib, kesaktian atau tuah, sedangkan Totemisme kepercayaan terhadap hewan hewan yang dianggap keramat dan membawa berkah.

Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap sistem pemerintahan - Salah satu contoh nyata pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah perubahan sistem pemerintahan. Sebelum pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, struktur sosial asli masyarakat Indonesia berbentuk suku-suku dengan pimpinannya ditunjuk atas prinsipprimus interpares. Setelah pengaruh HinduBuddha masuk, sistem pemerintahan ini berubah menjadi kerajaan. Kepemimpinan lalu diturunkan kepada keturunan raja. Raja dan keluarganya kemudian membentuk kalangan yang disebut bangsawan.

Dalam perkembangannya, ada dua corak kerajaan berdasarkan budaya HinduBuddha. Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu, antara lain, Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Mataram Hindu (Mataram Kuno), Kahuripan (Airlangga), dan Majapahit. Kerajaan Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu terbesar. Adapun kerajaan-kerajaan bercorak Buddha, antara lain, Kerajaan Holing (Kalingga), Melayu, Sriwijaya, dan Mataram Buddha. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Buddha terbesar di Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap sistem kepercayaan Pada saat budaya Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat masih menganut kepercayaan asli, yaitu animisme dan dinamisme. Akibat adanya proses akulturasi, agama Hindu dan Buddha lalu diterima penduduk asli. Dibandingkan agama Hindu, agama Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan sehingga dapat berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah. Sebabnya adalah agama Buddha tidak mengenal kasta, tidak membeda-bedakan manusia, dan menganggap semua manusia itu sama derajatnya di hadapan Tuhan (tidak diskriminatif). Menurut agama Buddha, setiap manusia dapat mencapai nirwana asalkan baik budi pekertinya dan berjasa terhadap masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai