Anda di halaman 1dari 13

PENILAIAN KEMAMPUAN PRAGMATIK PADA MAHASISWA BIPA DALAM

KONTEKS BAHASA INDONESIA

Salmah, Ajeng Putri Cahyani Maulidiyah

Universitas Negeri Surabaya

Ajeng.22031@gmail.com

Salmah.22028@gmail.com

ABSTRAK

Mengkaji pragmatik pada mahasiswa dalam konteks bahasa Indonesia merupakan aspek penting
dalam memahami dan mengembangkan kemampuan berbahasa mahasiswa. Pada penilitian kali
ini, membahas penilaian pragmatik yang berfokus pada mahasiswa BIPA. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana mahasiswa BIPA mengembangkan keterampilan
pragmatis bahasa Indonesia dalam konteks pembelajaran BIPA. Melalui penelitian ini dapat
memahami peran pragmatik dalam perkembangan bahasa pada seseorang. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan sumber data berupa kumpulan
video rekaman wawancara mahasiswa BIPA. Pengumpulan data menggunakan metode observasi
tidak langsung dengan cara simak bebas libat cakap dan teknik catat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa mahasiswa BIPA dalam konteks bahasa Indonesia
sudah cukup bagus karena mampu menguasai kata tuturan bahasa Indonesia, mampu
berkomunikatif yang sopan, dan mampu menunjukkan ekspresi saat berkomunikasi. Dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pemahaman tentang linguistik
pragmatik seperti kemampuan berbahasa seseorang.
Kata kunci : pragmatik, berbahasa, penilaian
1. PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk hidup yang derajatnya lebih tinggi karena manusia
diberikan kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat
untuk berkomunikasi antarmanusia yang diperoleh sejak manusia lahir. Manusia belajar
berbahasa sudah sejak dalam kandungan dengan melakukan kegiatan menyimak.
Pemerolehan bahasa atau disebut dengan Acquisition merupakan sebuah proses
penguasaan suatu bahasa yang dilakukan dengan natural. Pemerolehan bahasa ada 2 jenis
yaitu First Language Acquisition (pemerolehan bahasa pertama) yaitu proses
mendapatkan atau menguasai bahasa melalui bahasa ibunya. Dan yang kedua yakni
Second Language Acquisition (pemerolehan bahasa kedua) yaitu proses mendapatkan
bahasa kedua dengan cara pembelajaran (Learning) dan pemerolehan (Acquisition).
Pembelajaran dan pemerolehan dalam proses penguasaan bahasa kedua merupakan dua
hal yang sangat penting karena tanpa menguasai rumus bahasa dan kata-kata maka akan
sulit untuk dapat menguasai bahasa kedua. Dalam cara pemerolehan bahasa, pengajaran
terjadi secara alami artinya ketika seseorang melakukan proses penguasaan bahasa maka
ia sendiri yang menemukan apa yang benar dan yang salah jika terdapat kekeliruan atau
kesalahan. Sedangkan dalam pembelajran bahasa, seseorang dalam proses penguasaan
bahasa akan dibantu oleh pengajar melalui belajar dan pembiasaan di dalam kelas
sehingga pelajar mengerti apa yang benar dan yang salah jika terdapat kekeliruan atau
kesalahan.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa internasional yang sudah dikenal berbagai
dunia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa di kancah internasional, sesuai amanat
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara,
yakni menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Bahasa Indonesia
sudah tidak asing atau bukan suatu hal baru bagi orang atau penutur asing. Dari berbagai
dunia seperti Jepang, Australia, Belanda, Prancis, Tiongkok, dan lainnya sangat banyak
peminat untuk belajar bahasa Indonesia. Namun bahasa Indonesia merupakan bahasa
yang lebih sulit dipelajari oleh orang asing, bahkan di Indonesia juga bahasa Indonesia
sulit untuk dipelajari. Dari masalah tersebut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
berbagai cara diplomasi dilakukan secara bertahap dan sistematis guna membuat bahasa
Indonesia menjadi bahasa internasional. Seseorang dapat berkomunikasi melalui bahasa,
meskipun memiliki latar budaya yang berbeda-beda. Pemerintah Indonesia memiliki misi
diplomasi yaitu memfasilitasi program pengajaran bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
(BIPA) yang digencarkan ke sekolah, instansi, dan lain sebagainya. Pembelajaran BIPA
terutama diarahkan kepada anak-anak asing. Dari pembelajaran BIPA dapat mengkaji
penguasaan atau pemerolehan pragmatik bahasa Indonesia pada mahasiswa.
Mengkaji pragmatik anak dalam konteks bahasa Indonesia merupakan aspek
penting dalam memahami dan mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Dalam
menggali pemahaman anak mengenai kemampuan pragmatis, kita perlu
mempertimbangkan konteks pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Orang Asing (BIPA).
Pragmatik yaitu ilmu yang mempelajari penggunaan bahasa dalam situasi komunikasi
menjadi penting dalam pembelajaran BIPA, mengingat beragamnya budaya, nilai, dan
norma komunikasi dalam masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana anak mengembangkan keterampilan pragmatis bahasa Indonesia
dalam konteks pembelajaran BIPA. Melalui penelitian ini, kita dapat memahami peran
pragmatik dalam perkembangan bahasa anak, serta cara efektif untuk mengintegrasikan
pembelajaran pragmatik ke dalam kurikulum BIPA. Pada penilaian pragmatik ini
berfokus pada mahasiswa BIPA, karena pada usia mereka yang masih muda tentunya
untuk kita sebagai penutur memberikan bahasa-bahasa untuk pemula dan mudah
dipahami oleh mereka.
Pada penilaian mahsiswa harus didasarkan tentang pembelajaran dan pengajaran
bahasa yang berfokus pada pragmatik, misalnya seperti pembelajaran wawancara,
menjelaskan lingkungan rumah dan pekerjaan. Pertama, penilian ini bisa dilihat pada
struktur yang benar ini merupakan kecermatan dalam berbahasa. Pada konteks tersebut,
idealnya seseorang yang menguasai bahasa akan mampu menyampaikan gagasannya
dengan menggunakan ungkapan atau kalimat yang tepat. Kedua, bisa dilihat juga pada
keberagaman situasi komunikatif, yang benar-benar menjadi bagian dari pertimbangan
sosiolinguistik. Dalam hal ini penutur bahasa tersebut harus memperhatikan konteks,
situasi atau faktor-faktor yang berhubungan dengan bahasa tersebut. Dan ketiga, bisa
dilihat pada kelancaran berekspresi, bagaimana hal tersebut menjadi harapan terakhir
para penutur bahasa ini. Sudah diketahui bersama bahwa berbahasa berarti menggunakan
bahasa. Dengan dernikian, orang yang belajar berbahasa haruslah berusaha menguasai
bahasa dan terampil menggunakannya secara lancar.
Sebagai penutur pastinya memberi arahan bagaimana mahsiswa dapat menjawab
pertanyaan yang akan diberikan oleh penutur, menanyakan dalam konteks wawancara,
lingkungan rumah, dan pekerjaan. Setelah penutur mengetahui kemampuan mahasiswa
tersebut, bisa di nilai bahwa kemampuan dan perkembangan peserta didik tersebut
bagaimana. Jika penutur melakukan penilaian wawancara pada mahasiswa BIPA, dan
strategi wawancara tersebut digunakan pada tugas yang diberikan oleh penutur pada
mahasiswa yang kompeten dalam situasi tertentu, maka penilaian wawancara mahasiswa
akan menjadi lebih mudah.
Pada pengembangan penilaian yang berfokus pada bahasa, pembelajaran pada tahap
ini berfokus pada aspek linguistik pragmatik. Peserta didik dapat mempelajari berbagai
strategi wawancara yang biasa akan ditanyakan pada narasumner yang akan di
wawancara (seperti pertanyaan nama, tinggal dimana, makanan dan minuman favorit).
Peserta didik dapat mempelajari berbagai strategi untuk menjelaskan lingkungan rumah
asalnya (seperti sekitar rumah nya terdapat apa saja, tinggal dimana, dan lain
sebagainya). Strategi-strategi itu bisa dilakukan pada mahasiswa BIPA yang sudah
mempelajari 2 hal yang telah dijelaskan dan membuat video yang telah di tugaskan oleh
penutur tersebut.
Penilaian terhadap kemampuan memahami pragmatik juga dapat dilakukan dengan
mengukurnya secara langsung. Misalnya, penutur dapat menyusun beberapa soal-soal
yang dijawab secara uraian, peserta didik yang mempunyai masukan bersifat halus
misalnya, peserta didik mengungkapkan bagaimana sifat temannya tentang komunikasi
yang baru saja disampaikan orang tersebut. Tujuannya adalah peserta didik dapat melihat
apakah mereka memahami maksut pesan dan mampu memahaminya. Dari sini penutur
tahu akan bagaimana menilai peserta didik nya yang mampu memahami kosakata-
kosakata yang sudah dipelajari, maka peserta didik diharapkan mendapat nilai yang
maksimal agar mereka akan jauh lebih aktif untuk berkomunikasi pada teman yang
lainnya. Pada rubrik penilaian dibawah ini, dapat digunakan pada penilaian pragmatis
pada mahasiswa BIPA.
2. METODE
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dalam
penelitian ini, peneliti mengumpulkan data secara detail, mendalam, dan actual yang
disajikan melalui kalimat-kalimat secara kualitatif. Menurut Winartha (2006:155) metode
analisis deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan meringkas
berbagai data atau informasi sesuai kondisi situasi. Berbagai data yang dikumpulkan
berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di
lapangan. Menurut Maman (2002:3) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif yaitu
menggambarkan suatu gejala sosial yang berlangsung pada saaat studi. Menurut Husein
Umar (1998:81) menjelaskan bahwa metode kualitatif yaitu pemberian informasi yang
mutakhir agar bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan untuk diterapkan pada
berbagai masalah.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode obeservasi secara tidak
langsung yang dilakukan dengan cara simak bebas libat cakap dengan teknik lanjutan
yaitu teknik catat. Menurut Sudaryanto (1993:133) menjelaskan bahwa teknik simak
merupakan pemerolehan data yang dilakukan dengan menyimak seksama bahasa secara
utuh. Menurut Mahsun (2012:03) menjelaskan bahwa teknik catat adalah teknik lanjut
yang dilakukan saat penerapan metode simak. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi tidak langsung adalah
pengamatan melalui hasil rekaman atau video maupun kumpulan rekaman atau video
yang sudah tersimpan .
Peneliti melakukan observasi secara tidak langsung terhadap data yang dilakukan
dengan cara menonton kumpulan video rekaman wawancara mahasiswa BIPA, kemudian
mencatat bahasa yang dituturkan oleh mahasiswa tersebut untuk dilakukan penilian
kemampuan pragmatik mahasiswa BIPA dalam berbahasa Indonesia. Subjek penelitian
ini yakni mahasiswa BIPA yang bernama Song Jinah (Sukma) perempuan asal Korea,
Liu Maosheng (Dimas) pria asal Tiongkok, Rasolofonimaro (Anjar) pria asal
Madagaskar, dan Xu Yuanyuan (Sita) perempuan asal dari Tiongkok.
3. PEMBAHASAN DAN HASIL

No Nama Asal Bukti Pembahasan Nilai


.
1. Song Jinah Korea Sukma : “selamat siang, Pada kutipan diatas 3
(Sukma)
nama saya perempuan asal Korea
Sukma, saya bernama Song Jinah
mau atau Sukma, pada
wawancara video wawancara
dengan anda, dengan Ardiansyah
pertama siapa yang tinggal di
nama anda” Surabaya. Pada video
Ardiansyah : “saya ini bisa di nilai dengan
Ardiansya 3 hal yang telah
h” dijelaskan diatas, yang
Sukma : “oh pertama pada tuturan
Ardiansyah” atau berbicara
Ardiansyah : “iya” mahasiswa bernama
Sukma : “ee berapa Sukma sudah lumayan
umur anda” bagus namun beberapa
Ardiansyah : “umur kali masih bingung
saya 40 yang akan ia tanyakan
tahun” menggunakan bahasa
Sukma : “em hobi anda Indonesia, ia juga
apa” banyak menguasai
Ardiansyah : “hobi saya tuturan yang telah ia
renang” pelajari sebelumnya.
Sukma : “renang? Oh Penilaian kedua yakni,
berenang” cara ia berkomunikatif
Ardiansyah : “iya” dengan orang-oramg
Sukma : “ee asal surabaya yang
darimana” umurnya diatas dia
Ardiansyah : “asal saya sudah sangat sopan dan
dari bagus, ia juga telah
Medan” memahami apa yang
Sukma : “Medan?” dikatakan pada orang
Ardiansyah : “Sumatra surabaya tersebut, hal
Utara” tersebut bisa menjadi
Sukma : “oh Sumatra nilai yang bagus karena
Utara, eee ia sudah banyak
jadi sekarang menguasai tuturan-
tinggal di tuturan bahasa
Surabaya ” Indonesia untuk orang
Ardiansyah : “iya” Korea. Banyak
Sukma : “ee dan agama ditemukan orang
anda apa ” datang dari luar negeri
Ardiansyah : “islam” yang sudah lama
Sukma : “ee ya itu menetap di Indonesia,
sudah cukup, namun mereka belum
terima kasih bisa menggunakan

😊”
bahasa Indonesia
dengan jelas. Dan pada
penilian ketiga ini,
Sukma banyak
menunjukan ekspresi
ketika wawancara,
seperti ia selalu
tersenyum dan
mengucapkan
terimakasih, hal
tersebut digunakan
ketika mewawancarai
dan narasumber akan
nyaman jika di
wawancarai dengan
ekspresi ramah
2. Liu Maosheng Tiongkok “halo semuanya, hari Pada kutipan diatas pria 3
(Dimas) ini saya mau asal Tiongkok bernama
memperkenalkan Liu Maosheng atau
rumah saya kepada Dimas, pada video
anda sekalian, saya perkenalan diri sendiri,
tinggal di Jalan dapat dinilai
shangling, lingkungan menggunakan 3 aspek
rumah saya tertata rapi yang telah dijelaskan
dan selalu ramai diatas. Pertama pada
rumah, saya bertingkat tuturan atau berbicara
6 dan keluarga saya mahasiswa bernama
tinggal di lantai 6, Dimas sudah lumayan
dinding rumahku bagus, namun ada
berwarna kuning gelap beberapa kata yang
dan atapnya berwarna masih salah seperti
coklat, atap rumah “ada banyak hujan”
saya miring karena di mungkin maksudnya
bagian selatan yakni “seringkali
Tiongkok ada banyak hujan”, di dalam KBBI
hujan, di depan rumah pada kalimat “ada
saya ada sebuah tempat sebuah tempat
parkir dan sebuah parkir” salah, yang
ladang bunga yang benar yakni “ada
subur, di sekitar garasi”, dan pada
bangunan di danau kutipan “di samping
semak-semak yang rumah saya juga ada
lebat, di samping sebuah tanam yang
rumah saya juga ada dikelilingi sungai”
sebuah tanam yang yang seharusnya “di
dikelilingi sungai” samping rumah saya
juga ada sungai yang
terdapat banyak
tanaman”. Pria ini juga
sudah banyak
menguasai tuturan yang
telah ia pelajari
sebelumnya. Penilaian
kedua yakni, cara ia
berkomunikatif sudah
sopan dan bagus, ia
juga telah memahami
banyak kosakata bahasa
Indonesia. Dan pada
penilian ketiga ini,
Dimas kurang
menunjukan ekspresi
ketika ia
memperkenalkan diri
sendiri, ini menjadi
penilaian yang kurang
pada Dimas
3. Rasolofonimaro Madagaskar Anjar : “halo permisis, Pada kutipan diatas pria 4
(Anjar) asal Madagaskar
ee saya akan
bernama
membuat video Rasolofonimaro atau
Anjar, pada video
dan menyakan
wawancara dengan
beberapa Adel yang tinggal di
Surabaya. Pada video
pertanyaan
ini bisa di nilai dengan
untuk tugas 3 hal yang telah
dijelaskan diatas, yang
sekolah saya,
pertama pada tuturan
boleh?” atau berbicara
mahasiswa bernama
Adel : “boleh”
Anjar sudah cukup
Anjar : “ee siapa nama bagus, ia juga tidak
kebingungan
anda?”
menanyakan apa yang
Adel : “nama saya ia akan tanyakan, ia
juga sudah banyak
Adel”
menguasai tuturan yang
Anjar : “ee Adel?” telah ia pelajari
sebelumnya. Penilaian
Adel : “ee yaa adel”
kedua yakni, cara ia
Anjar : “ee berapa berkomunikatif dengan
orang surabaya dengan
umur anda”
umurnya diatas dia
Adel : “saya umur 28” sudah sangat sopan dan
bagus, ia juga telah
Anjar : “apa anda
memahami apa yang
tinggal disini?” dikatakan pada orang
surabaya tersebut, hal
Adel : “yaa betul di
Surabaya” ini bisa menjadi nilai
yang bagus karena ia
Anjar : “Surabaya”
sudah banyak
Adel : “iya” menguasai tuturan-
tuturan bahasa
Anjar : “anda punya
Indonesia untuk orang
agama?” Afrika. Banyak
ditemukan orang datang
Adel : “betul, islam”
dari luar negeri yang
Anjar : “islam?” sudah lama menetap di
Indonesia, namun
Adel : “iya betul”
mereka belum bisa
Anjar : “ee apa menggunakan bahasa
Indonesia dengan jelas.
makanan
Dan pada penilian
favorit anda?” ketiga ini, Sukma
banyak menunjukan
Adel : “ee saya suka
ekspresi ketika
babi” wawancara, seperti ia
selalu tersenyum dan
Anjar : “ee kalo
mengucapkan
minuman?” terimakasih, hal
tersebut digunakan
Adel : “hum, minuman
ketika mewawancarai
seperti alkohol narasumber , dengan
hal itu narasumber akan
atau”
nyaman jika di
Anjar : “ee minuman wawancarai dengan
ekspresi yang ramah
favorit anda?”
Adel : “ee, favorit
saya jeruk”
Anjar : “jeruk?”
Adel : “iya”
Anjar : “terima kasih

😊”

Adel : “em, baik”


4. Xu Yuanyuan Tiongkok “rumah saya ada di Pada kutipan diatas 3
(Sita)
jalan Luoyang, rumah perempuan asal Tokyo
saya memiliki 3 kamar bernama Xu Yuanyuan
tidur, 2 kamar mandi, atau Sita , pada video
1 dapur, dan 1 ruang perkenalan diri
tamu, rumah saya lingkingkan rumah,
brastik modern, dapat dinilai
lingkungan rumah menggunakan 3 aspek
saya bersih dan rapi, yang telah dijelaskan
ada sebuah diatas. Pertama pada
supermarket di depan tuturan atau berbicara
rumah saya, di sebelah mahasiswa bernama
kiri supermarket ada Sita sudah lumayan
sebuah toko kue, di bagus, namun ada
sebelah kanan beberapa kata yang
supermarket ada, masih salah seperti
sebuah restoran, ada “rumah saya brastik
taman kanak-kanak di modern” mungkin
delakang rumah saya, maksudnya yakni
ada game di “rumah saya klasik
belakang rumah saya” modern”, dan pada
kalimat “ada taman
kanak-kanak di
delakang rumah saya”
mngkin juga yang di
maksud yakni “ada
taman kanak-kanak di
belakang rumah saya.
Pada penilaian
beberapa tuturan
tersebut masih kurang
tepat ini, Sita dapat
mempelajari beberapa
bahasa Indonesia yang
masih salah.
Perempuan ini juga
sudah banyak
menguasai tuturan yang
telah ia pelajari
sebelumnya. Penilaian
kedua yakni, cara ia
berkomunikatif sudah
sopan dan bagus, ia
juga telah memahami
banyak kosakata bahasa
Indonesia. Dan pada
penilian ketiga ini, Sita
tidak menunjukkan
ekspresi ketika ia
memperkenalkan diri
lingkungkangan
rumahnya, karena ia
hanya membuat
gambaran lingkungan
rumh saja, ini menjadi
penilaian yang kurang
pada Sita.

4. KESIMPULAN
Kesimpulan pada penilitian ini mengkaji kemampuan berbahasa Indonesia dengan cara
penilaian pragmatik yang berfokus pada mahasiswa BIPA menggunakan metode
observasi secra tidak langsung dengan pengumpulan sumber data melalui kumpulan
video awawancara mahasiswa BIPA. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan
berbahasa Indonesia mahasiswa BIPA sudah sangat bagus. Mahasiwa yang bernama
Song Jinah (Sukma) asal Kora, penilaian kemampuan berbahasa agak sesuai (bernilai-3),
karena kurang menguasai tuturan atau berbicara seperti kebingungan untuk
mengucapkan kosakata bahasa Indonesia, mampu berkomunikatif dengan sopan, dan
mampu berekspresi saat berkomunikasi. Sedangkan mahasiwa yang bernama Liu
Maosheng (Dimas) asal Tiongkok, penilaian kemampuan berbahasa agak sesuai (bernilai-
3), karena kurang menguasai tuturan atau berbicara seperti kesalahan pengucapan,
mampu berkomunikatif dengan sopan, mampu memahami banyak kosatakata bahasa
Indonesia, dan kurang berekspresi saat berkomunikasi. Dan mahasiwa yang bernama
Rasolofonimaro (Anjar) asal Madagaskar, penilaian kemampuan berbahasa sangat tepat
(bernilai-4), karena mampu menguasai tuturan atau berbicara seperti tidak kebingungan
saat mengucapkan kosakata bahasa Indonesia, mampu berkomunikatif dengan sopan,
sudah cukup berekspresi saat berkomunikasi. Serta mahasiwa yang bernama Xu
Yuanyuan (Sita) asal Tiongkok, penilaian kemampuan berbahasa agak sesuai (bernilai-3),
karena kurang menguasai tuturan atau berbicara seperti kesalahan pengucapan, mampu
berkomunikatif dengan sopan, dan mampu berekspresi saat berkomunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dan, C. P., Penilaiannya, C., & Bahasa, D. (n.d.). Pragmatik, Cara Pengajaran . 3.

Leksono, R. P., & Kosasih, L. (2020). Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
( JBIPA ). Jurnal Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (JBIPA), 2(1), 32–41.

Anda mungkin juga menyukai