Disusun Oleh :
Nama : Hemas Pusti Dahayu
NIS :
Kelas : XI IPS 2
Karya Ilmiah Remaja ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penelitian
di masa mendatang.
Peneliti
ABSTRAK
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia banyak terdapat film film asing, seperti contohnya
Titanic, Avengers, Harry Potter, Avatar, dan masih banyak lainnya. Film-
film tersebut masuk ke Indonesia karena proses globalisasi. Globalisasi
adalah tersebarluasnya pengaruh ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
ada di setiap penjuru dunia ke penjuru dunia yang lain sehingga tidak jelas
lagi batas-batas yang jelas dari suatu negara. Globalisasi dipandang
sebagai suatu proses sosial, proses sejarah, atau proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama
lain. ewujudkan suatu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi
dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor mengapa
globalisasi dapat dianggap positif. Perkembangan ilmu sains yang
kemudian memunculkan inovasi-inovasi dibidang teknologi, manfaatnya
sangat banyak. Seperti munculnya film film di Indonesia melalui berbagai
macam platform. Film asing ataupun film dari Indonesia sekalipun,
sekarang dapat ditemukan di platform platform tertentu dengan sangat
mudah.
Film asing sangat marak dikalangan remaja-remaja di Indonesia,
karena dampak globalisasi yang tinggi di masyarakat. Terdapat alasan
mengapa film asing cenderung lebih digemari oleh masyarakat Indonesia,
diantaranya regulasi perfileman di Indonesia, Semakin populernya film
asing dalam televisi nasional, saluran streaming, dan tv kabel, Standar
kualitas film yang diciptakan oleh produk asing lebih baik.
Perkembangan perfileman akan membawa dampak yang cukup besar
dalam perubahan sosial masyarakat. Perubahan tersebut di sebabkan oleh
semakin bervariasinya proses penyampaian pesan tentang realitas obyektif
dan representasi yang ada terhadap realitas tersebut secara simbolik dari
kondisi yang berbeda. Film sebagi salah satu jenis media massa menjadi
sebuah saluran bagi barmacam ide, gagasan, konsep serta dapat
memunculkan pluralitas efek dari penayangannya yang akhirnya mengarah
pada perubahan pada masyarakat. Efek pesan yang di timbulkan pada film
dalam kemasan realitas simbolik ada yang secara langsung dirasakan pada
khalayaknya bisa jadi perubahan emosi namun ada pula yang berdampak
jangka panjang seperti perubahan gaya hidup, idealisme atau malah
ideologi.
Dampak negatif dari film asing yaitu lunturnya budaya asli bangsa
karena terpengaruh budaya asing, kurangnya minat pada perfilman
Indonesia, mengubah pola pikir seseorang. Maka hal ini harus diimbangi
agar tidak terjerumus ke dalam dampak buruk tersebut. Selain itu dampak
positif yang cukup menarik mengenai film asing di kalangan remaja,
khususnya di SMAN 1 Rembang adalah siswa dapat belajar banyak
vocabulary yang ada didalam film tersebut. Hal ini mungkin akan menjadi
cara efektif siswa untuk menambah wawasan tentang vocabulary mereka.
Masyarakat awam yang belum mengetahui arti bahasa dari film
tersebut akan menggunakan subtitle/terjemahan teks yang disediakan oleh
film tersebut. Hal itu secara besar dapat mempengaruhi peningkatan
kosakata atau vocabulary. Hal ini dapat membuat kita memiliki banyak
wawasan tentang bahasa asing yang belum diketahui, yang tentunya sangat
bermanfaat apabila sedang mempelajari bahasa tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini yaitu:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan vocabulary Bahasa inggris siswa
melalui film asing bersubtitle Bahasa inggris?
2. Bagaimanakah tingkat vocabulary antara siswa yang menonton film asing
bersubtitle Bahasa inggris dengan siswa yang tidak menonton film asing
sama sekali di SMAN 1 Rembang
3. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian dari karya tulis ini yaitu:
1. Untuk mengetahui cara meningkatkan vocabulary Bahasa inggris
siswa melalui film asing bersubtitle Bahasa inggris.
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat vocabulary antara siswa yang
menonton film asing bersubtitle Bahasa inggris dengan siswa yang
tidak menonton film asing sama sekali di SMAN 1 Rembang
4. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk lebih
mengasah pengembangan kemampuan berbahasa inggris siswa dengan
alternatif menonton film bersubtitle Bahasa inggris.
2. Manfaat praktis
1. Bagi siswa
Memberikan informasi tambahan bagi siswa tentang adanya
alternatif lain untuk menambah pengetahuan berbahasa inggris
melalui menonton film asing.
2. Bagi guru
Bagi guru Bahasa inggris ini dapat menjadi bahan pelengkap
kegiatan belajar mengajar siswa menggunakan film-film agar
siswa dapat melatih listening, speaking, reading miliknya.
3. Bagi peneliti
Sebagai ilmu pengetahuan tentang tingkat vocabulary siswa
dengan menonton film asing bersubtitle Bahasa inggris.
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. LANDASAN TEORI
1. Film
film merupakan kumpulan dari beberapa gambar yang berada di
dalam frame, dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu menjadi
hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan
daya tarik tersendiri Arsyad (2003:45). Lain halnya menurut Baskin (2003:
4) film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa dari
berbagai macam teknologi dan berbagai unsur-unsur kesenian. Film jelas
berbeda dengan seni sastra, seni lukis, atau seni memahat. Berdasarkan
pendapat para ahli tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa film
merupakan salah satu media komunikasi massa yang menampilkan
serangkaian gambar bergerak dengan suatu jalan cerita yang dimainkan
oleh para pemeran yang diproduksi untuk menyampaikan suatu pesan
kepada para penontonnya.
Film memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan media
yang lain. Menurut Ardianto dalam bukunya yang berjudul komunikasi
massa penghantar (2004:34), dijelaskan bahwa karakteristik film ada 4
macam yaitu
a. Layar yang luas
Maksudnya adalah film memberikan keleluasaan pada penonton untuk
menikmati scene atau adegan-adegan yang disajikan melalui layar.
A. Pengambilan gambar atau shot
Maksudnya adalah visualisasi scene pada film dibuat sedekat mungkin
menyamai realitas peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
B. Konsentrasi penuh
Maksudnya adalah aktivitas menonton film dengan sendirinya
mengajak penonton dalam konsentrasi yang penuh dalam film.
2. Identifikasi psikologis
istilah yang diambil dari disiplin ilmu jiwa sosial yang maksudnya
adalah sebuah kondisi dimana penonton secara tidak sadar
menyamakan atau mengidentifikasikan pribadi kita dengan peran-
peran, dan peristiwa yang dialami tokoh yang ada di film. Artinya
penonton mampu mencerna cerita yang difilmkan serta memiliki
kepekaan emosi.
Menurut Krissandy (2014: 13) ada dua unsur yang membantu kita
untuk memahami sebuah film di antaranya adalah unsur naratif dan
unsur sinematik, keduanya saling berkesinambungan dalam
membentuk sebuah film. Unsur ini saling melengkapi, dan tidak dapat
dipisahkan dalam proses pembentukan film. Unsur Naratif,
berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Oleh karena itu,
setiap film tidak akan pernah lepas dari unsur naratif. Unsur ini
meliputi pelaku cerita atau tokoh, permasalahan dan konflik, tujuan,
lokasi, dan waktu.
a. Pemeran/tokoh.
Dalam film, ada dua tokoh penting untuk membantu ide cerita
yaitu pemeran utama dan pemeran pendukung. Pemeran utama
adalah bagian dari ide cerita dalam film yang diistilahkan
protagonis, dan pemeran pendukung disebut dengan istilah
antagonis yang biasanya dijadikan pendukung ide cerita dengan
karakter pembuat masalah dalam cerita menjadi lebih rumit atau
sebagai pemicu konflik cerita.
b. Permasalahan dan konflik.
Permasalahan dalam cerita dapat diartikan sebagai penghambat
tujuan, yang dihadapi tokoh protagonis untuk mencapai tujuannya,
biasanya di dalam cerita disebabkan oleh tokoh antagonis.
Permasalahan ini pula yang memicu konflik antara pihak
protagonis dengan antagonis. Permasalahan bisa muncul tanpa
disebabkan pihak antagonis.
c. Tujuan.
Dalam sebuah cerita, pemeran utama pasti memiliki tujuan atau
sebuah pencapaian dari karakter dirinya, biasanya dalam cerita ada
sebuah harapan dan cita-cita dari pemeran utama, harapan itu dapat
berupa fisik ataupun abstrak (nonfisik). 13 4) Ruang/lokasi.
d. Ruang dan lokasi
Menjadi penting untuk sebuah latar cerita, karena biasanya, latar
lokasi menjadi sangat penting untuk mendukung suatu
penghayatan sebuah cerita.
e. Waktu.
Penempatan waktu dalam cerita dapat membangun sebuah cerita
yang berkesinambungan dengan alur cerita.
f. Unsur Sinematik
Adalah unsur yang membantu ide cerita untuk dijadikan sebuah
produksi film. Karena unsur sinematik merupakan aspek teknis
dalam sebuah produksi film.
Ada empat elemen yang mendukung unsur sinematik, diantaranya
yaitu:
a. Mise-en-scene. S
Sebagai mata kamera, karena meliputi segala hal yang ada di depan
kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yaitu,
setting atau latar, tata cahaya, kostum dan make-up, dan akting atau
pergerakan pemain
b. Sinematografi
Adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan
antara kamera dengan obyek yang akan diambil gambarnya.
c. Editing.
Proses penyatuan dan pemberian efek pada sebuah gambar (shot)
ke gambar (shot) lainnya.
D. Suara
Yaitu Segala hal dalam film yang mampu ditangkap melalui indera
pendengaran. Pendapat ini menunjukkan bahwa film dibentuk oleh dua
komponen utama yakni unsur naratif dan sinematik. Unsur naratif
terkait dengan aspek cerita atau tema film dan unsur sinematik terkait
aspek teknis produksi film. Kedua unsur tersebut saling melekat dan
membentuk suatu karya seni yang disebut sebagai film.
Film memiliki beberapa jenis penyampaian pesan dan penyampain
makna itu semua tergantung seperti apa cara penyampaian yang akan
dibuat. Pratista (2008: 21) membagi film menjadi tiga jenis yakni: film
dokumenter, film fiksi, dan film eksperimental. Pembagian ini
didasarkan atas cara penyampaiannya, yaitu naratif (cerita) dan non-
naratif (non cerita). Film fiksi memiliki struktur naratif yang jelas,
sementara film dokumenter dan eksperimental tidak memiliki struktur
narasi yang jelas. Berikut ini penjelasan deskripsinya:
a. Film Dokumenter
Film dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh,
peristiwa dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak
menciptakan suatu peristiwa atau kejadian namun merekam
peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik. Film
dokumenter juga tidak memiliki tokoh antagonis maupun
protagonis.
b. Film Fiksi
Film fiksi terikat oleh plot. Dari sisi cerita, film fiksi sering
menggunakan cerita rekaan di luar kejadian nyata serta memiliki
konsep pengadegan yang telah dirancang sejak awal. Struktur film
biasanya terikat dengan kausalitas. Cerita juga biasanya memiliki
karakter (penokohan) seperti antagonis dan protagonis, jelas sangat
bertolak belakang dengan jenis film dokumenter.
c. Film Eksperimental
Film eksperimental merupakan jenis film yang sangat berbeda
dengan dua jenis film lainnya. Film eksperimental tidak memiliki
plot namun tetap memiliki struktur. Strukturnya sangat dipengaruhi
oleh insting subyektif sineas seperti gagasan, ide, emosi, serta
pengalaman batin mereka. Film-film eksperimental umumnya
berbentuk abstrak dan tidak mudah dipahami. Hal ini disebabkan
karena mereka menggunakan simbol-simbol personal yang mereka
ciptakan sendiri. Pendapat ini menunjukkan bahwa terdapat 3 (tiga)
jenis film yang berbeda secara struktur dalam cara
penyampaiannya. Ketiga jenis film tersebut adalah film
dokumenter, film fiksi, dan film eksperimental. Film documenter
dan film fiksi disampaikan secara naratif (cerita), sedangkan film
eksperimental disampaikan secara non-naratif (non cerita).
Film tentunya memiliki banyak fungsi atau kegunaan dalam
kehidupan sehari manusia. Dijelaskan oleh MCQuil dalam bukunya
yang berjudul Teori Komunikasi Massa (1987: 91), film merupakan
media komunikasi massa yang memiliki beberapa fungsi dan peran
dalam masyarakat, diantaranya:
A. Film sebagai sumber pengetahuan yang menyediakan informasi
tentang peristiwa dan kondisi masyarakat dari berbagai belahan dunia.
b. Film sebagai sarana sosialisasi dan pewarisan nilai, norma dan
kebudayaan, yang artinya selain sebagai hiburan secara tidak langsung
film dapat berpotensi menularkan nilai-nilai tertentu pada penontonya.
c. Film seringkali berperan sebagai wahana pengembangan
kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni
dan symbol.
4. Melainkan juga dalam pengertian pengemasan tata cara, mode, gaya
hidup dan norma-norma.
3. vocabulary
Dalam kehidupan berbahasa seseorang, kosakata mempunyai
peran yang sangat penting, baik berbahasa sebagai proses berpikir
maupun sebagai alat komunikasi dalam masyarakat. Kosakata
merupakan alat pokok yang dimiliki seseorang yang akan belajar
bahasa sebab kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat,
mengutarakan isi pikiran dan perasaan dengan sempurna, baik secara
lisan maupun tertulis.
Berdasarkan KBBI (2003: 597) kosakata adalah perbendaharaan
kata atau banyaknya kata-kata yang dimiliki suatu bahasa. Pendapat ini
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Henry Guntur Tarigan
(1986: 197) bahwa kosakata adalah kata-kata yang merupakan
perbendaharaan suatu bahasa.
Sedangkan Burhan Nurgiyantoro (2001: 213) menyatakan bahwa
kosakata adalah kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam bahasa. Selain itu,
kosakata merupakan semua kata-kata yang dimiliki oleh seseorang
yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata
dalam berbahasa.
Terdapat dua komponen dasar dalam belajar bahasa Inggris, yaitu
vocabulary atau kata dan grammar atau susunan kalimat. Vocabulary
sangat penting karena mempelajari kosakata adalah modal utama untuk
mempelajari penyusunan kalimat dan kemampuan lain dalam bahasa.
Dengan menguasai banyak kosakata akan memudahkan seseorang
untuk membaca, menulis, mendengar dan berbicara bahasa Inggris.
Terbatasnya waktu dan tempat dalam menggunakan bahasa Inggris
sebagai alat komunikasi menjadi salah satu tantangan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa.
D. Kerangka Berpikir
Karya ilmiah ini disusun untuk mengetahui tingkat vocabulary Bahasa
inggris siswa di SMAN 1 Rembang yang dipengaruhi oleh kegiatan
menonton film asing bersubtitle Bahasa inggris. Banyak siswa yang
menonton film asing bersubtitle Bahasa inggris, dan mereka tidak
mengetahui bahwa hal itu mempengaruhi beberapa vocabulary yang ia
miliki, sehingga mereka tak mengasah kemampuan tersebut. Hal itu akan
merugikan, dan tidak berguna untuk siswa dikedepannya.
BAB 3
METODE PENELITIAN
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi
dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal
yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk
mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga
data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.
2. Display data
Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara
terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang
terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola
hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data
selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil
penelitian diperoleh.
3. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk
memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan
data dimulai dengan penataan data lapangan (data mentah), kemudian
direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil data dalam penelitian ini, didapatkan dari angket yang berisi tiga
pertanyaan terbuka dan lima pertanyaan tertutup tentang bagaimana
peningkatan vocabulary Bahasa inggris karena menonton film asing
bersubtittle Bahasa inggris dikalangan siswa SMA Negeri 1 Rembang.
Serta pertanyaan terbuka terbagi menjadi tiga aspek yang dijawab dengan
sudut pandang masing masing. Angket tersebut saya berikan kepada
sepuluh orang siswa yang lima diantaranya menonton film asing
bersubtitle Bahasa inggris dan lima lainnya adalah siswa yang tidak
menonton film asing bersubtitle Bahasa inggris. Pada pertanyaan tertutup
memperlihatkan kesamaan yang cukup signifikan dan terjadi beberapa
perbedaan jawaban. Untuk hasil dari pertanyaan terbuka dan tertutup
dapat dilihat dalam table 4.1 dan 4.2
Berdasarkan angket ini diperoleh hasil yang rata rata hampir benar.
Pada pertanyaan ini saya mengambil kata kata sulit yang jarang diketahui.
Dalam angket tersebut terdapat 3 siswa yang menonton film asing
bersubtitle Bahasa inggris dan 3 lainnya tidak. Rata rata jawaban siswa
yang menonton mengatakan bahwa mereka menyukai menonton film asing
bersubtitle Bahasa inggris karena lebih seru dan banyak belajar sedangkan
3 lainnya menganggap bahwa mereka kurang suka film asing bersubtitle
Bahasa inggris dan lebih menyukai film Indonesia.
Pada soal tertutup dalamm mengartikan apparent, responden
menjawab nya dengan benar semua. Di kata across 4 responden menjawab
benar dan 2 lainnya salah. Begitupula dengan kata avoid 4 benar dan 2
lainnya salah. Dalam mengartikan arti common hanya terdapat 1
responden yang benar dan 5 lainnya benar. Untuk kata increase memiliki
perbandingan yang sama yaitu 3 benar dan 3 lainnya salah.
B. Pembahasan
Mengenai hasil penelitian yang dilakukan dapat dijabarkan pada pembahasan.
Kuisioner berisi 15 pertanyaan tertutup yang berisikan soal soal pemahaman
tentang vocabulary siswa yang menonton film asing bersubtitle Bahasa inggris
dan yang tidak. Selanjutnya, 3 pertanyaan terbuka yang akan dijabarkan dengan
kespesifikasi yang diperoleh peneliti karena siswa yang mengisi pada angket
terbuka pasti lebih luas dan bebas dalam menjelaskan pendapatnya.
A.Simpulan
Dari pembahasan bab IV, untuk menjawab rumusan masalah dan dapat
mencapai tujuan penelitian ini yaitu dapat disimpulkan :
1. seluruh siswa SMA Negeri 1 belum semua nya menyukai film asing
bersubtitle Bahasa inggris hal ini dikaitkan dengan selera masing masing siswa.
Terdapat 3 siswa yang menyukainya dan 3 lainnya kurang menyukainya.
2. berdasarkan data yang didapat rata rata siswa SMA Negeri 1 Rembang
lebih menyukai film atau cuplikan dijadikan sebagai metode pembelajaran yang
efektif. 5 dari mereka menganggap efektif sedangkan 1 menganggap bahwa lebih
baik diajar langsung oleh guru tanpa mengenakan film atau cuplikan.
3. keingintahuan siswa SMA Negeri 1 Rembang sangat tinggi, 6
responden dari 6 responden mengatakan bahwa jikalau ada hal yang mereka
kurang mengerti mereka akan mencarinya dibeberapa sumber seperti internet. Hal
ini sangat bermanfaat untuk pembelajaran dimana siswa yang tidak memahaminya
akan mencari tahu di berbagai sumber dan sangat bermanfaat untuk peningkatan
keaktifan kelas.
4. pemahaman tentang film asing bersubtitle Bahasa inggrid sangat
beragam, siswa yang menonton film asing bersubtitle Bahasa inggris banyak
menjawab benar tetapi ada beberapa bagian yang salah seperti kata increase.
Sedangkan, siswa yang jarang menonton film asing bersubtitle Bahasa inggris pun
masih ada yang memahami vocabulary Bahasa inggris pula tetapi masih banyak
salah dibandingkan siswa yang sering menonton film asing bersubtitle Bahasa
inggris.
b. Saran
setelah peneliti melakukan penelitian tentang eksistensi music indie dikalangan
siswa SMA Negeri 1 Rembangtahun pelajaran 2022/2023 diharapkan siswa harus
bisa membedakan dan memilih dari segi positif saja. Bagi yang kurang menyukai
film asing bersubtitle Bahasa inggris diharapkan dapat mempelajari hal tersebut
dan lebih mengenalnya karena tidak ada salahnya mempelajari Bahasa inggris di
beberapa media seperti film karena semakin banyak wawasan akan semakin baik.
Untuk yang menyukai menonton film asing bersubtitle Bahasa inggris diharapkan
menonton dengan baik, dan tidak terpengaruh budaya dari luar pula. Atau
merubah pandangan kea rah negatifnya, karena sesuatu yang positif pasti ada
negatifnya. Setiap orang memiliki hak untuk belajar, dari manapun sumbernya,
asalkan sumber yang dilihat itu positif dan memberi hal yang baik untuk kita.
DAFTAR PUSTAKA