Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENELITIAN

BAHASA INDONESIA

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP GAYA BAHASA DIKALANGAN


GENERASI MILENIAL

Penulis  :

Lintang Arum P.N.W. 111911133015

Kevinia Haya R. 111911133017

Dyah Shanty 111911133023

Wenny Fransiska T. 111911133025

Faisal D. Firmansyah 111911133026

Ferdi Wahyu F. 111911133079

Kelompok 4

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRAK

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji dinamika penggunaan gaya


bahasa dan penyalahgunaannya di era globalisasi. Adapun hal yang melatar belakangi
makalah ini adalah munculnya fenomena bahasa gaul akibat banyaknya kata resapan
seiring meluasnya jejaring sosial, sehingga membuat generasi milenial menjadi
kurang mengindahkan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Metode penelitian
yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kualitatif dengan
sumber data berupa hasil wawancara dengan empat orang  mahasiswa Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Airlangga dan beberapa hasil penelitian terdahulu. Berdasarkan
hal tersebut, penulis meneliti inkonsistensi gramatika yang terjadi pada generasi
milenial sebagai dampak dari globalisasi.

Kata kunci : kebahasaan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
serta  hidayah-Nya bagi kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah penelitian
ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang pengaruh
globalisasi terhadap gaya bahasa di kalangan generasi milenial.

         Kami berharap dengan adanya makalah penelitian ini, dapat menambah
wawasan dan pengetahuan para pembaca. Makalah penelitian ini membahas tentang
implikasi globalisasi terhadap gaya bahasa milenial pada masa kini. Makalah
penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosen mata kuliah bahasa Indonesia. Dalam upaya penyelesaian makalah ini
penulis telah mengerjakan dengan maksimal.

         Oleh karena itu, penulis berharap agar tugas pembuatan makalah penelitian  ini
dapat diterima dengan baik. Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih atas orang-orang yang terlibat dalam pembuatan makalah penelitian ini.
Pembuatan makalah penelitian ini jauh dari kata sempurna dan kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.

         Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Surabaya, 12 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

BAB II...........................................................................................................................4

KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................4

BAB III..........................................................................................................................7

METODE PENELITIAN..............................................................................................7

BAB IV..........................................................................................................................9

PEMBAHASAN...........................................................................................................9

BAB V ........................................................................................................................12

PENUTUP...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 

Jika kita mendengar kata globalisasi, tampaknya sudah tidak asing lagi
ditelinga kita, globalisasi merupakan proses penyatuan dalam segala aspek yang
terjadi akibat pertukaran informasi, pikiran, dan lain. Dalam proses terjadinya
globalisasi dapat memberikan dampak, diantaranya politik, ekonomi, sosial dan
budaya. Datangnya globalisasi tidak dapat ditolak, hampir semua hal dapat dengan
mudah masuk ke dalam bangsa Indonesia melalui teknologi, hal ini menyebabkan
seakan-akan seluruh dunia tidak ada batasannya.

Berbicara mengenai globalisasi, utamanya pada bidang sosial dan budaya,


jika membahas hal tersebut, yang paling erat kaitannya dengan keseharian kita adalah
mengenai bahasa. Karena bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh manusia
untuk berkomunikasi. Dengan adanya hal ini sudah jelas bahwa bahasa pasti erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, antara globalisasi dalam bidang
sosial dan budaya dengan bahasa pasti sudah mendapat dampak dari globalisasi,
utamanya gaya bahasa yang digunakan oleh generasi milenial.

Membahas mengenai generasi milenial sangat erat hubungannya dengan


globalisasi, karena generasi milenial identik dengan teknologi dan media sosial, di
mana hal ini dimanfaatkan oleh generasi ini untuk mendapatkan segala informasi
yang diinginkan. Untuk itu dampak globalisasi dari bidang sosial dan budaya sudah
lekat pada generasi ini, khususnya pada kebahasaan, yaitu gaya bahasa. Karena tidak
sedikit dari mereka mencontoh gaya bahasa yang digunakan oleh artis idolanya,
orang-orang yang berada di media sosial atau bahkan teman online mereka, di mana
gaya bahasa yang dicontoh tersebut bukan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
gaya bahasa yang dicontoh merupakan gaya bahasa campuran
1 atau gaya bahasa yang
sering memiliki sebutan gaya bahasa gaul, kekinian atau mengikuti trend zaman
sekarang.
Dengan adanya fenomena yang sering kita jumpai pada generasi milenial
tersebut, maka tidak heran jika gaya bahasa yang sesuai dengan EYD sudah hampir
jarang digunakan oleh generasi tersebut. Hal ini terjadi karena adanya arus globalisasi
yang sangat deras dalam bidang sosial dan budaya, serta hal ini juga tidak dapat
dicegah untuk masuk ke dalam bangsa Indonesia. Untuk itu, jika kita sudah
mengetahui hal tersebut, seharusnya kita sebagai generasi milenial harus pintar-pintar
untuk memfilter globalisasi yang masuk ke dalam bangsa ini, khususnya pada bidang
sosial dan budaya yang berkaitan dengan gaya bahasa yang digunakan dalam
keseharian.

B.  RUMUSAN MASALAH

Menurut latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut:

1) Mengapa globalisasi dapat berimplikasi pada gaya bahasa generasi milenial?

2) Bagaimana implikasi dari globalisasi terhadap gaya bahasa generasi milenial?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis merumuskan tujuan penelitian, adapun


tujuan dalam penelitian ini adalah:

1) Tujuan Umum : Untuk mengetahui implikasi globalisasi dalam bidang sosial dan
budaya, khususnya dalam hal kebahasaan. 

2) Tujuan khusus :

a) Untuk mengetahui alasan globalisasi yang dapat  berimplikasi pada gaya bahasa
generasi milenial

b) Untuk mengetahui  proses implikasi dari globalisasi terhadap gaya bahasa generasi
milenial.

2
D. MANFAAT PENELITIAN

 Secara teoritis dan praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat:


E. MANFAAT TEORITIS

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan kajian tentang
pengaruh globalisasi terhadap gaya bahasa di kalangan generasi milenial.

F.  MANFAAT PRAKTIS

1) Secara praktis hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
penulis mengenai pengaruh globalisasi terhadap gaya bahasa di kalangan generasi
milenial

2) Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan yang dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh globalisasi terhadap gaya
bahasa di kalangan generasi milenial.

3) Dapat memberikan informasi dan masukan kepada pihak-pihak terkait, serta bagi
lembaga dan instansi pemerintah.

4) Bagi akademik dapat dijadikan referensi untuk bahan penelitian selanjutnya.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PENELITIAN SEBELUMNYA

Dalam makalah penelitian ini, penulis sertakan beberapa studi terdahulu


terkait pengaruh tayangan sinetron sebagai salah satu paparan globalisasi terhadap
penggunaan gaya bahasa di kalangan generasi milenial. Berikut adalah beberapa
kajian atau penelitian mengenai pengaruh globalisasi terhadap gaya bahasa generasi
milenial:

A.1 PENGARUH SINETRON PUTIH ABU-ABU TERHADAP GAYA


BAHASA REMAJA

Sinetron “Putih Abu-Abu” memiliki beberapa kosakata seperti kamseupay,


kepo, menurut ngana yang belum pernah ada pada sinetron-sinetron sebelumnya, hal
tersebut termasuk dalam kosakata baru yang memberikan perubahan terhadap gaya
bahasa generasi milenial. Berdasarkan segi cerita dan penokohan, sinetron ini
mengacu pada perkembangan pergaulan dan persahabatan di kalangan generasi
milenial, ketika lingkungan pertemanan menjadi faktor yang cukup berpengaruh
terhadap diri seseorang. Di sisi lain,  sinetron ini juga memberikan contoh yang
kurang baik dalam penggunaan bahasa non-formal, serta tidak mengindahkan kaidah
kebahasaan yang benar..

A.2. KESALAHAN BERBAHASA DALAM BERMEDIA SOSIAL

Globalisasi memengaruhi kemajuan teknologi yang terjadi pada masa kini,


yang berdampak pada berbagai unsur, salah satunya  perihall kebahasaan, utamanya
mengenai gaya bahasa yang digunakan oleh generasi milenial. Hal tersebut
berdampak pada penyerapan dari bahasa Indonesia yang akhirnya terpengaruh oleh
bahasa asing maupun bahasa daerah. Dilihat dari permasalahan yang ada, generasi
4
milenial mulai enggan untuk mempelajari bahasa daerah sendiri dan lebih tertarik
untuk mendalami bahasa asing. S. Piet Corder dalam bukunya “Introducing Applied
Linguistik” mengatakan bahwa kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap
kode bahasa. Pelanggaran ini disebabkan kurang sempurnanya penguasaan dan
pengetahuan terhadap kode. Kesalahan berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa yang
mempelajari B2 (bahasa yang dipelajari siswa), tetapi juga dibuat siswa yang belajar
B1 (bahasa ibu).

Kesalahan ejaan termasuk dalam bidang kesalahan bahasa. Penelitian ini akan
mengkaji tentang kesalahan-kesalahan ejaan yang ditemukan pada status dan
komentar di media sosial. Kesalahan ejaan meliputi kesalahan pemakaian huruf
kapital dan penulisan .

Tabel 1: kesalahan ejaan

B . TEORI

Fenomena kemunculan bahasa jaksel dapat diartikan sebagai sebuah


ketidakserasian aturan gaya bahasa dengan aturan kebahasaan yang telah ditetapkan,
seperti adanya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Hal
5 tersebut dapat juga disebut
dengan inkonsistensi gramatika.  Bahasa yang benar adalah jika dalam pemakaiannya
mengikuti kaidah yang dibakukan (Rangkuti, 2015).
6
BAB III

METODE PENELITIAN

A.  PENDEKATAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, di mana


dalam penelitian ini penulis lebih menonjolkan perspektif subjek (bersifat subjektif)
serta dalam pengerjaan penelitian ini penulis cenderung melakukan analisis yang
dituangkan melalui deskriptif.

B.  SUMBER DATA

1. Sumber Data Primer

Dalam penelitian ini sumber data primer yang penulis pilih adalah melalui
wawancara, di mana pewawancara menanyakan beberapa pertanyaan kepada
narasumber kaitannya dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.

2. Sumber Data Sekunder

Pada penelitian ini sumber data sekunder yang penulis pilih adalah sumber data
yang bersumber dari jurnal, sebagai sumber data yang diperoleh dari sumber lain
untuk mendukung penelitian ini.

B.1. LOKASI PENELITIAN

Area kampus B Universitas Airlangga, tepatnya di Fakultas Ilmu Budaya

B.2. POPULASI DAN SAMPEL

 Populasi penelitian ini adalah  mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas


Airlangga.

7
 Sampel penelitian ini adalah beberapa mahasiswa program studi Bahasa dan
Sastra Indonesia.
B.3. SUMBER TERTULIS

Sumber tertulis penelitian ini penulis ambil dari makalah yang berjudul
"Problematika Penggunaan Bahasa dan Inkonsistensi Gramatika Terhadap
Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar" oleh Aziz Naufal Hadi.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara


kepada objek yang diteliti. Teknik Wawancara ini merupakan percakapan antara dua
orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari
teknik wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari
narasumber yang terpercaya. Penulis memilih teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara dikarenakan dengan menggunakan teknik ini, penulis dapat
memperoleh informasi yang lebih akurat dan objektif dibandingkan dengan teknik
pengumpulan data yang lain.

8
BAB IV

PEMBAHASAN

A. GLOBALISASI DAPAT BERIMPLIKASI PADA GAYA BAHASA


GENERASI MILENIAL

A.1 .TEKNOLOGI

Teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi di bidang sosial dan


budaya yang dapat berimplikasi pada gaya bahasa generasi milenial, hal ini
dikarenakan melalui teknologi generasi muda dapat mengakses semua informasi dan
sesuatu yang diinginkan, seperti tayangan berupa film, video, atau sinetron. Dalam
hal ini, generasi milenial mengonsumsi apa yang telah mereka akses dengan mudah,
serta hal ini berdampak pada generasi milenial untuk mencontoh gaya bahasa yang
dilihatnya melalui media sosial. Untuk itu, dapat dengan mudah generasi milenial
menggunakan gaya bahasa yang disebut gaul atau kekinian tersebut, karena
masuknya gaya bahasa terhadap generasi milenial melalui media sosial pun tidak
dapat dihindarkan.

A.2. LINGKUNGAN SOSIAL

Hal yang tidak dapat dipisahkan selain teknologi adalah lingkungan sosial, di
mana pada lingkungan sosial dapat dengan mudah seseorang untuk terpengaruh,
utamanya generasi milenial. Karena pada lingkungan sosial, kita setiap hari akan
berinteraksi dan menjadi tempat untuk menghabiskan waktu, ketika kita berada pada
lingkungan sosial yang terdiri dari orang-orang yang suka menggunakan gaya bahasa
gaul dan kekinian, maka kita pasti akan terpengaruh, meskipun pada awalnya kita
menggunakan gaya bahasa yang sesuai kaidah dalam berkomunikasi.

B. PROSES IMPLIKASI GLOBALISASI TERHADAP GAYA BAHASA


GENERASI MILENIAL 
9

Meruntut sejarah bahasa gaul dalam [ CITATION Abd17 \l 18441 ] pada era
90-an, muncul fenomena bahasa gaul yang dipopulerkan oleh Debby Sahertian.
Kemudian pada tahun 2009 bahasa gaul ini berkembang menjadi bahasa alay yang
lebih kompleks lagi. Globalisasi membawa perkembangan teknologi yang semakin
canggih, khususnya dengan munculnya berbagai media sosial yang digunakan oleh
generasi milenial saat ini. Dalam era ini, bahasa alay atau bahasa gaul ini seketika
menjamur sebagai implikasi dari maraknya penggunaan jejaring sosial seperti halnya
instagram, twitter, facebook dan lain hal sebagainya [ CITATION Abd17 \l 18441 ].
Terkadang para remaja tidak mengetahui arti sebenarnya dari kata yang diciptakan
yang merupakan bahasa gaul tersebut, mereka hanya menggunakannya begitu saja
karena bahasa itu sedang menjadi trend di kalangan masyarakat saat itu, khususnya
pada generasi milenial. Menurut Danandjaja dalam [ CITATION Abd17 \l 18441 ]
mengatakan bahwa bahasa gaul adalah salah satu bentuk (genre) folklore atau dapat
diartikan sebagai “ujaran rakyat” yang pada hakikatnya apa yang diucapkan oleh
masyarakat pada saat itu yang menjadi sebuah trend dan hanya untuk menambah
perbendaharaan kata. 

       Generasi milenial adalah masa adanya peningkatan penggunaan dan keakraban


dengan komunikasi, media dan teknologi digital seperti sekarang ini. Generasi yang
hidup di era milenial ini memiliki karakter yang khas. Sejak di bangku sekolah sudah
menggunakan gawai dan menjadikan internet sebagai kebutuhan pokok, selalu
terhubung dengan internet, supaya dapat mengakses hal-hal baru atau sekedar
bersosialisasi dalam media sosial. Generasi saat ini disebut dengan generasi milenial,
yaitu generasi yang lahir antara tahun 1980 sampai 2000-an [ CITATION Nof19 \t \l
18441 ]. Generasi ini hadir sebagai bentuk diferensiasi antara generasi zaman dulu
yang eksis di tahun 90-an dengan generasi di zaman sekarang.

      Generasi milenial sendiri sangat berperan penting dalam pengaplikasian bahasa


Indonesia di kehidupan sehari-hari, karena bahasa Indonesia adalah jati diri sekaligus
identitas bangsa Indonesia.  Namun di era modern ini penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar sesuai kebahasaan telah mengalami penurunan. Dahulu bahasa
Indonesia digunakan dengan baik dan benar sesuai kaidah berbahasa yang tepat.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan pengaruh budaya luar, bahasa
yang sesuai dengan kaidah kebahasaan justru semakin
10 memudar di tangan para
generasi muda [ CITATION Nof19 \l 18441 ].
     Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan generasi milenial, terutama di kota-kota
besar, sangat tidak sesuai dengan kaidah kebahasan. Di mana pada generasi ini tidak
jarang mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa daerah dan
bahasa asing, yang sering disebut bahasa gaul atau kekinian sebagai kosakata baru
yang banyak bermunculan untuk mengganti kata-kata dalam bahasa Indonesia.
Misalnya “gue” yang berarti bahasa Betawi, digunakan untuk mengganti “saya”;
“loe” untuk mengganti kata “kamu”; “nyokap-bokap” untuk mengganti kata “ayah-
ibu” dan muncul kosa kata yang tidak jelas artinya seperti “lebay”, “kamseupay” dan
muncul partikel-partikel seperti `sih` dan `dong` [ CITATION Nof19 \l 18441 ].

11

BAB V 
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Globalisasi merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan dari dinamika


kehidupan. Globalisasi memberikan berbagai dampak yang sangat signifikan pada
perkembangan kehidupan manusia, khususnya dikalangan generasi milenial salah
satunya perkembangan bahasa yaitu bahasa Indonesia yakni banyaknya generasi
milenial yang menggunakan gaya bahasa gaul, kekinian atau mengikuti trend zaman
sekarang dalam komunikasi sehari-hari adalah penyimpangan dari penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan bahasa Indonesia. Kurangnya kesadaran untuk mencintai dan
menggunakan bahasa Indonesia di negeri sendiri akan berdampak lunturnya atau
hilangnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya pada masyarakat terutama di
kalangan milenial. Terlebih dengan maraknya penggunaan bahasa gaul di kalangan
artis pada media massa serta elektronik, membuat generasi milenial semakin sering
mencontohnya di kehidupan sehari-hari, hal ini terjadi karena sudah dianggap wajar,
jika remaja suka meniru hal-hal baru yang didapat secara mudah pada teknologi
melalui media massa.

B. SARAN

    Penulis menyarankan beberapa hal terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia


yang sesuai dengan kaidah kebahasaannya yaitu: 

Agar generasi milenial menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan, maka seharusnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional
lebih memperhatikan mengenai urgensi penggunaan gaya bahasa yang sesuai dengan
kaidah, terutama pada penggunaan kata-kata serapan. Selain itu, generasi milenial
diharapkan dapat memahami aturan dalam penggunaan gaya bahasa yang sesuai
dengan kaidah kebahasaan, serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.
12
 
Daftar Pustaka

Nofitasari, Wahyuni, S., Rahaningmas, S. A., & Mahendra, M. I. (2019, 01 08). Penggunaan Bahasa
Indonesia Di Kalangan Generasi Milenial. INA-RXIV PAPERS , pp. 1-8.

Syukur, A. (2017, 02 01). Ragam Bahasa Gaul di Pasar dan Terminal Bojonegoro. EDU-KATA , pp. 79-
88.

13

Anda mungkin juga menyukai