Anda di halaman 1dari 22

URGENSI PELESTARIAN BAHASA INDONESIA TERHADAP BAHASA GAUL

PADA KALANGAN GENERASI MUDA DI ERA GLOBALISASI

ABSTRAK

Anak muda merupakan generasi penerus yang memegang masa depan kedaulatan
bangsa. Salah satu aspek yang penting dalam menjaga kedaulatan bangsa adalah dengan
menjaga eksistensi bahasa Indonesia di ranah nasional maupun internasional. Hal ini sangat
penting karena dalam penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan anak muda saat ini
eksistensinya semakin digeser dengan adanya bahasa asing yang masuk dan mempengaruhi
pola bahasa yang digunakan anak muda dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia
baku yang baik dan benar pada masa globalisasi semakin sulit diterapkan karena beberapa
faktor yang menyebabkan generasi muda malu untuk menggunakan bahasa Indonesia baku.
Tuntutan pergaulan juga mempengaruhi penggunaan bahasa non baku atau bahasa asing
dalam dalam kegiatan sehari-hari. Perkembangan teknologi di era globalisasi memudahkan
anak muda dalam mempelajari bahasa asing tetapi hal tersebut berdampak pada minat anak
muda terhadap bahasa nasionalnya sendiri, yaitu bahasa Indonesia. Dalam pelestarian
bahasa nasional yang mulai pudar, dilakukan beberapa langkah untuk menanggulangi
terjadinya kepunahan terhadap bahasa nasional di masa depan. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif dengan menjabarkan permasalahan yang terjadi serta sebab-
sebab pemicu yang diambil dari jurnal, artikel , serta sumber internet yang dirangkum
menjadi tulisan yang sistematis.

Kata kunci : pelestarian bahasa, generasi muda, globalisasi


ABSTRACT

Young people are the next generation who hold the future of the nation's
sovereignty. One of the important aspects in maintaining the sovereignty of the nation is to
maintain the existence of the Indonesian language in the national and international realm.
This is very important because in the current use of Indonesian among young people, its
existence is increasingly being shifted by the presence of foreign languages that enter and
affect the language patterns used by young people in everyday life. Good and correct
standard Indonesian in the era of globalization is increasingly difficult to apply because of
several factors that cause the younger generation to be embarrassed to use standard
Indonesian. Social demands also affect the use of non-standard or foreign languages in
daily activities. Technological developments in the era of globalization make it easier for
young people to learn foreign languages but this has an impact on young people's interest in
their own national language, namely Indonesian. In preserving the fading national
language, several steps have been taken to prevent the extinction of the national language in
the future. This study uses a qualitative descriptive method by describing the problems that
occur and the triggering causes taken from journals, articles, and internet sources which are
summarized into a systematic writing.

Keywords: language preservation, young generation, globalization

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan media komunikasi baik lisan maupun tulisan yang dapat
memudahkan dalam kegiatan penyampaian pesan antar satu individu ke individu lain.
Indonesia sendiri memiliki bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia telah dijadikan sebagai bahasa nasional sejak diikrarkannya hari Sumpah
Pemuda pada tahun 1928. Dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baku dirangkum
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk memudahkan masyarakat dalam
memahami Bahasa Indonesia yang baik dan benar secara baku.

Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat, informasi sangat mudah untuk
kita dapatkan salah satunya informasi mengenai bahasa yang digunakan di berbagai negara
di dunia. Semakin cepatnya arus informasi ini memudahkan kita untuk melakukan hal-hal
yang kita butuhkan seperti dalam pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain . Hal ini juga berlaku
pada sistem komunikasi yang dapat dilakukan antar negara. Dalam berkomunikasi antar
negara, membutuhkan kemampuan bahasa asing untuk memahami informasi yang
didapatkan. Hal ini berpengaruh terhadap pola komunikasi di lingkungan anak muda dalam
penggunaan bahasa sehari-hari. Peggunaan bahasa baku tergeser oleh bahasa gaul dan
bahasa asing yang sangat melekat di kalangan anak muda. Penggunaan bahasa gaul dan
bahasa asing di kalangan anak muda Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh pengaruh
media sosial yang saat ini merupakan media utama atau wajib bagi kalangan anak muda.
Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa untuk mempertahankan eksistensi bahasa
Indonesia sebagai aspek penting dalam terjaganya kedaulatan bangsa.

Albrow (Yaya, 1998), menyebutkan bahwa globalisasi adalah proses keseluruhan


masyarakat yang ada di bumi secara keseluruhan dicampur dan dimasukkan pada suatu
dunia tunggal atau disebut degan masyarakat global. Proses ini mengandung unsur dari
keberagaman manusia yang mempunyai kebutuhan yang sama. Hal ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa proses ini dipandang sebagai proses yang majemuk.

Globalisasi merupakan perubahan masa yang terjadi akibat pertukaran budaya asing
yang masuk ke kehidupan masyarakat suatu negara. Dalam hal ini berarti adanya
pencampuran antara semua aspek budaya yang ada di dalam dan di luar negeri. Globalisasi
mempunyai kelebihan yaitu semakin manjunya sistem informasi dan komunikasi sehingga
masyarakat diseluruh dunia dapat menggunakan jaringan internet untuk memudahkan
dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapinya sehari-hari. Globalisasi juga
memberi dampak positif terhadap perekonomian suatu negara, pendidikan, sosial, serta
politik.

Globalisasi mempengaruhi semua aspek dalam kehidupan negara, tak terkecuali


kultur budaya. Dalam era yang serba cepat, budaya dapat masuk dan terserap dengan
melalui kemajuan teknologi dengan cepat. Fenomena ini akan baik dengan menambah
wawasan tentang kebudayaan yang ada di negara lain, tetapi hal ini akan berbahaya jika
budaya asing yang masuk mulai menggeser budaya asli pada suatu negara yang akan
menyebabkan hilangnya identitas negara. Tentunya ini merupakan momok buruk untuk kita
sebagai generasi masa depan bangsa. Masuknya budaya serta bahasa asing telah
memengaruhi pola kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di kalangan para remaja
atau generasi muda.

Selain itu, globalisasi ternyata mempunyai peran positif terhadap perkembangan


Bahasa Indonesia secara luas. Adanya kemajuan teknologi menyebabkan bahasa Indonesia
semakin dikenal oleh dunia internasional , hal ini dapat menjadi kesempatan untuk
masyaraat Indonesia untuk mengembangkan potensinya untuk memperkenalkan budaya
Indonesaia ke kancah internasional. Meningkatnya pengetahuan masyarakat internasional
mengenai Bahasa Indonesia dapat menjadi kemajuan bagi bangsa Indonesia untuk bisa
bersaing dengan negara-negara di dunia. Globalisasi juga berdampak positif dengan
bertambahnya koskata Bahasa Indonesia sehingga memperkaya macam-macam kosakata di
Indoensia. Hal ini berdampak pada meningkatnya terjemahan buku-buku yang dirangkum
menggunakan Bahasa Indonesia.

Adanya globalisasi tidak hanya menimbulkan dampak positif saja, tetapi juga dapat
menyebabandampak negatif yang sangat membahayakan ketahanan negara Indonesia
khusunya pada generasi masa depan bangsa. Seperti yang dikatakan sebelumnya,
dampakglobalisasi mempengaruhi pola kehidupan yang ada di masyarakat, termasuk
bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehri-hari. Bahasa gaul dan bahasa asing yang
semakin digemari oleh anak muda dapat berpengaruh buruk kedepannya apabila tidak ada
bentuk pengendalian dan pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah mengenai hal ini.

Menurut (Mulyana 2008), bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang
diciptakan dengan memiliki arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan
dengan arti yang lazim sesuai kaidah ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur
tertentu. Bahasa gaul atau bahasa slang ini berawal dari penggunaannya pada kalangan
preman. Sebagai kode untuk percakapan mereka. Namun, pada akhirnya bahasa slang
tersebut sudah semakin banyak diketahui maksudnya dan mulai diterima di masyarakat
khususnya remaja.

Hal ini juga dikemukakan oleh Sarwono (2012), dia bependapat bahwa bahasa gaul
adalah bahasa yang menggambarkan ciri khas remaja (kata-kata dan polanya dirubah
dengan sedemikian rupa, sehingga arti dari kata tersebut hanya dapat dimengerti di
kalangan mereka). Bahasa gaul dapat dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air
yang dengan bantuan media massa. Istilah- istilah itu berkembang, berubah dan bertambah
hampir setiap hari. Dengan adanya sosial media, akan menambah pesatnya penggunaan
bahasa slang di kalangan remaja. Dan bahasa gaul kini sudah lazim digunakan dalam segala
aktivitas komunikasi, terlebih komunikasi yang bersifat nonformal.

Bahasa gaul dapat diartikan sebagai bahasa yang menyimpang dengan kaidah
bahasa baku yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Penggunaan bahasa gaul di
kalangan anak muda ini harus diperhatikan secara serius untuk mencegah punahnya bahasa
Indonesia di generasi berikutnya. Selain penggunaan bahasa gaul yang melenceng dari
kaidah bahasa yang sebenarnya, ada pula penggunaan bahasa asing yang berpengaruh
terhadap eksistensi bahasa Indonesia dalam kegiatan sehari-hari. Bahasa asing yang sering
dijumpai dikalangan anak muda adalah bahasa inggris. Sebagai generasi penerus maka akan
sangat baik apabila dapat menguasai bahasa asing yang dapat menunjang intelegensi yang
ada di generasi muda. Tetapi hal ini akan berdampak buruk kepada penggunaan bahasa
nasional apabila digunakan sebagai bahasa utama dalam kegiatan komunikasi yang
dilakukan secara langsung maupun di media sosial. Hal ini tidak mencerminkan diri
sebagai warga negara Indonesia yang mencintai bahasa negaranya sendiri.

Dalam penggunaan bahasa Indonesia, terdapat ketentuan-ketentuan yang digunakan


dalam memakai bahasa dengan baik dan benar. Maksud dari baik disini adalah bahasa
digunakan untuk media komunikasi dalam menyesuaikan kondisi dan situasi agar dapat
dipahami oleh lawan bicara sehingga pesan akan tersampaikan dengan baik. Selanjutnya
maksud dari benar adalah penggunaan bahasa Indonesia dilakukan dengan memahami
aturan-aturan yang sudah ditetapkan secara resmi, seperti yang tertulis pada KBBI.

Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi sangat penting untuk kelancaran proses
kegiatan agar berjalan dengan selaras sesuai dengan tujuan kegiatan. Kalimat-kalimat yang
digunakan dalam proses komunikasi harus dapat dipahami agar nantinya mendapatkan
respon yang sesuai dengan apa yang dibicarakan. Bahasa yang digunakan dalam
komunikasi harus mengandung unsur komunikatif dan efektif.

Bahasa pada hakikatnya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan. Oleh karena itu, bahasa Indonesia dalam konteks kebudayaan nasional
merupakan komponen yang paling representatif dan dominan, termasuk upaya
melagengkan kesatuan negara ( Hasan Alwi, 1998 )”. “ Pemuda adalah generasi baru dalam
sebuah komunitas masyarakat untuk melakukan perubahan kedaerah yang lebih baik
( Taufik Abdullah, 1974 )”.

Berdasarkan peristiwa yang terjadi , pada kenyataannya pengunaan bahasa


Indonesia yang baik dan benar telah memperoleh tekanan, yang paling banyak adalah
tekanan dari penggunaan bahasa yang dianggap oleh generasi muda sekarang sebagai
bahasa yang lebih keren dan lebih kekinian atau menggunakan bahasa yang tak sesuai
dengan kaidah bahasa yang baik dan benar, dapat disebut sebagai bahasa gaul atau bahasa
alay.

Fenomena ini menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat perkembangan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan masyarakat khususnya
pelajar, mahasiswa , dan generasi millenial yang telah bekerja. Adanya degradasi moral
juga mempengaruhi penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah yang baik. Ada
beberapa faktor-faktor yang dapat menghambat pertumbuhan bahasa Indonesia yang sesuai
kaidah adalah sebagai berikut:

1. Terdapat campur tangan bahasa asing yang masuk dalam kehidupan sosial generasi
muda.

Sama seperti yang kita ketahui pada saat ini, pada era globalisasi
kemampuan berbahasa asing sangatlah berguna bagi kehidupan bersosial khususnya
dalam penggunaan bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional
yang digunakan dalam interaksi antar negara di seluruh dunia. Tak hanya berguna
untuk media komunikasi, bahasa Inggris juga digunakan sebagai media persaingan
yang dilakukan antar negara. Penggunaan bahasa Inggris di kalangan remaja di
Indonesia dinilai lebih keren dan kekinian maka hal ini menyebabkan penggunaan
bahasa Inggris lebih populer dan diminati oleh para generasi muda untuk
berinteraksi dengan sesama. Hal ini menyebabkan tekanan terhadap Bahasa
Nasional yang berkembang di masyarakat.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan aspek krusial dalam kehidupan seorang individu


khususnya para remaja. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar yang
dapat menentukan kepribadian dan gaya hidup suatu individu. Hal ini
mempengaruhi peranan dalam penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja.
Salah satu aspek yang menghambat pertumbuhan bahasa yaitu melalui
perkembangan media sosial yang dalam penggunaan nya tidak melakukan
penyaringan atas kultur budaya yang berbeda seperti bahasa. khususnya para
generasi muda lebih cenderung memfokuskan pada derajat sosial di dunia Maya
yang mengharuskan dia berinteraksi menggunakan bahasa non formal dengan
campuran bahasa asing baik secara lisan maupun tulisan agar terlihat lebih kekinian
dan tidak ketinggalan jaman.

3. Kurangnya pemahaman generasi muda terhadap kata-kata bahasa Indonesia yang


baik dan benar.

Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat dan penggunaan


kombinasi bahasa yang semakin kompleks, banyak kaum generasi muda yang tidak
mempunyai pemahaman yang mumpuni terhadapt penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. keterbatasan kemampuan dalam tata bahasa yang sempurna
menyebabkan generasi muda rawan terhadap pengaruh kebudayaan dari luar
.Sebagian besar generasi muda lebih suka dalam memakai kata yang lebih mudah
diucapkan dan enak didengar dibanding mencari tahu kata yang sesuai denga kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar dan sesuai EYD bahasa Indonesia yang baik
dan benar.

Meskipun bahasa Indonesia adalah pelajaran wajib dalam kurikulum


pendidikan, tidak menutup kemungkinan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
dalam bermasyarakat sangat minim dan lemah. Penggunaan bahasa gaul
mendominasi pada komunikasi antar anak muda khususnya di ibukota atau di kota-
kota besar.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjabaran-penjabaran tersebut bahwa


penerapan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah sangatlah memprihatinkan. Maka
langkah -langkah besar harus segera diambil dengan kerja sama antara semua rakyat
Indonesia dan pemerintah tak terkecuali.

2. Tujuan
- Tujuan Teoritis
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana eksistensi bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional terhadap globalisasi yang terjadi di Indonesia
khususnya di kalangan generasi muda.

- Tujuan Praktis
1. Menjelaskan masalah apa yang terjadi pada penggunaan bahasa Indonesia di
kalangan anak muda
2. Menjelaskan bagaimana peran bahasa Indonesia dalam menjaga kedaulatan
negara
3. Menjelaskan peran anak muda dalam upaya pelestarian bahasa nasional
4. Menjelaskan upaya pelestarian bahasa yang bisa dilakukan oleh masyarakat

3. Manfaat

- Manfaat Teoritis

Artikel ini diharapkan dapat menambah wawasan terhadap urgensi pelestarian


bahasa Indonesia khususnya di kalangan generasi muda, serta dapat menambah
kesadaran akan pentingnya memelihara dan menjaga aspek kedaualatan bangsa
melalui bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.

- Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis
Artikel ini diharapkan dapat menjadi media penyampaian ide dan pikiran
mengenai pelestarian bahasa Indonesia yang semakin hari semakin digerus oleh
globalisasi dengan masuknya bahasa asing dan bahasa gaul yang melenceng dari
kaidah baku Bahasa Indonesia
2. Bagi Peneliti Lanjutan
Artikel ini diharapkan dapat membantu dalam kontribusi pengembangan teori
dan referensi mengenai urgensi pelestarian bahasa Indonesia.
3. Bagi Masyarakat
Artikel ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menemukan
permasalahan dalam hal pelestarian bahasa dengan melakukan penerapan-
penerapan yang dapat dilakukan sebagai bentuk pelestarian bahasa di
lingkungan sekitar, khususnya di lingkungan generasi muda.

B. KAJIAN TEORI

Bahasa digunakan dalam sehari-hari sebagai media komunikasi dalam


bermasyarakat. Bahasa juga digunakan sebagai alat untuk menyampaikan kepentingan yang
melibatkan dari banyak negara. Bahasa nasional disebut sebagai bahasa persatuan karena
dengan bahasa nasional, warga negara yang berada pada suatu negara dapat berkomunikasi
dalam penyampaian pesan sehingga dapat dijadikan sebagai media tukar pikiran,
pengetahuan, perekonomian, budaya, serta dapat memperkuat kedaulatan negara. Bahasa
merupakan aspek penting dalam syarat untuk berdirinya suatu negara yang berdaulat.

Menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan bahwa bahasa merupakan


symbol dan aturan yang dirancang dan disistematisasi dalam kombinasi simbol, maka dari
itu bahasa sebagai kode yang dapat dipahamai secara konvensional di masyarakat sosial
untuk menyampaikan konsep pesan melalui symbol yang diatur sesuai dengan ketentuan.

Pendapat di atas senada dengan apa yang diungkapkan Tari (1989:4), dia
mendifinisikan bahasa menjadi dua definisi berbeda. Pertama, bahasa adalah sistem yang
sistematis, mungkin juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat simbol
yang Anda suka atau simbol arbitrer.

Hal ini mempunyai maksud bahasa yang digunakan di masyarakat harus


mempunyai aturan baku yang mengatur sehingga dapat dengan mudah dipahami maknanya
secara sosial di masyarakat. Bahasa Indonesia merupakan media komunikasi yang
digunakan masyarakat Indonesia sehari-hari. Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang
dijadikan bahasa nasional Negara Republik Indonesia. Peresmian bahasa nasional ini
dilakukan setelah peristiwa Proklamasi Kemrdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga
menjadi bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa
nasional setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945. Penetapan ini
dituangkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 36, yang berbunyi bahwa
"Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia". Sejarah Bahasa Indonesia menurut sumber
Kemendikbud, bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928. Pada saat itu perkumpulan
pemuda yang berasal dari pelosok Nusantara melakukan rapat pemuda dan menghasilkan
iga ikrar yang selanjutnya diberi nama Sumpah Pemuda.

Adapun isi dari tiga ikrar yang dihasilkan dalam rapat tersebut adalah bertumpah
darah yang satu, tanah Indonesia. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar yang ketiga merupakan tekad bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada waktu itulah bahasa
Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa ini tumbuh dan
berkembang dari bahasa Melayu yang jaman dulu sudah dipakai sebagai bahasa
perhubungan dan perdagangan. Tidak hanya ke Kepulauan Nusantara tapi hampir di
seluruh Asia Tenggara. Di Asia Tenggara, bahasa melayu sudah dipakai sejak abad ke-7.
Kerajaan-kerajaan di Indonesia juga memakai bahasa melayu. Tidak hanya Kerajaan
Majapahit, tapi juga Kerajaan Sriwijaya.

Menurut Depdiknas (2002), bahasa merupakan suatu ucapan yang dihasilkan


melalui perasaan dan pikiran manusia dengan penyampaian yang teratur menggunakan
medium bunyi atau suara. Bahasa Melayu mengalami perubahan dan perkembangan yang
sangat cepat. Bahasa Melayu tersebar hingga ke pelosok Nusantara bersama dengan mulai
menyebarnya ajaran agama Islam di Nusantara. Bahasa Melayu berkembang pesat
disebabkan karena bahasa Melayu yang mudah diterima oelh masyarakat dan dijadikan alat
komunikas yang menjembatani hubungan antarpulau, suku, dan pedagang. Dalam
perkembangannya bahasa ini dipengaruhi oleh beberapa bahasa seperti bahasa Arab,
Persia , Eropa, hingga Sansekerta. Disamping hal itu perkembangan beragam dialek
menambah nilai khas dari bahasa yang digunakan di berbagai daerah

Rasa persaudaraan ini yang menjadi inspirasi para pemuda Indonesia yang
menggelar rapat pemuda pada 1928. Peristiwa itu membuat perkembangan bahasa
Indonesia dengan pesat. Sekarang bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan
masyarakat Indonesia. Dilansir dari Kompas.com (9/10/2019), Presiden Joko Widodo
(Jokowi) telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia.

Salah satu poin yang ada dalam Peraturan Presiden itu, bahwa presiden, wakil
presiden, dan pejabat negara harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku pada saat
menyampaikan pidato baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pada pasal selanjutnya
mengatur penggunaan bahasa yang dijelaskan secara lebih detail. Di dalam negeri,
presiden, wakil presiden dan pejabat lain wajib menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai
kaidah baik di forum nasional maupun internasional. Sementara itu, aturan mengenai pidato
resmi di luar negeri juga mengatur hal yang sama, yakni wajib menggunakan Bahasa
Indonesia.

Peran Bahasa Indonesia bagi Kedaulatan Bangsa

Seperti pendapat Samsuri (1988:13) yang menjelaskan bahwa bahasa


merupakankenyataan sosial yang dapat dipelajari tanpa menghubungkan dengan sejarah.
Studi yang dilakukan pada suatu waktutertentu apakah sekarang atau pada waktu lampau.
Hal ini menjelaskan bahwa bahasa adalah suatuilmu yang tidak terikat dengan suatu waktu.
Fungsi Bahasa Indonesia melambangkan kebanggaan bangsa karena bahasa Indonesia
merupakan cerminan dari nilai-nilai sosial yang mendasarai rasa patriotisme dan
kebangsaan. Bahasa Indonesia juga melambangkan identitas nasional yang mengarah pada
penghargaan atas adanya bangsa Indonesia setara dengan bendera dan lambang garuda
Indonesia.
Selain itu bahasa Indonesia menjadi media yang menjembatani antar warga, daerah
serta budaya Indonesia yang sangat beragam. Hal ini merupakan fungsi vital yang dapat
mempersatukan masyarakat dari budaya dan latar belakang yang berbeda. Dalam
menghadapi beragam bahasa daerah, bahasa Indonesia menjadi bahasa yang wajib di
pelajari untuk mengkombinasikan berbagai budaya yang ada di Indonesia untuk di
lestarikan dan dimaknai eksistensinya.

Dalam bukunya, Ferdinand De Saussure pernah mengungkapkan mengenai bahasa.


Menurut pendapatnya, bahasa merupakan satu aspek yang dapat digunakan sebagai
pembeda karena setiapbahasa mempunyai ciri dan keunikannya sendiri. Hal ini dengan
memakai bahasa maka setiap kelompok masyarakat dapat membedakan dirinya dengan
kelompok lain yang menimbulkan aspek jati diri yang dibentuk pada suatu kelompok

Selain itu terdapat fungsi-fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara seperti
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan yaitu dalam hal ini bahasa Indonesia
dipakai dalam acara-acara kenegaraan seperti upacara dan momen-momen kenegaraan yang
menjadi peristiwa penting dalam kegiatan kenegaraan. Hal ini dapat berupa lisan maupun
tulisan. Dalam bentuk tulisan, bahasa digunakan dalam pembuatan undang-undang yang
mengatur kehidupan dari suatu negara. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
pendidikan. Dalam memahami pengetahuan dalam bidang pendidikan berupa penelitian,
pengajaran, dan kegiatan-kegiatan lain pada bidang pendidikan, bahasa Indonesia yang
baku sangat dibutuhkan dalam proses kegiatan.

Bahasa Indonesia sudah ditanamkan sejak dini melalui pendidikan dasar sampai
perguruan tinggi. Di dalam hubungan ini, fungsi bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat
yang memungkinkan masyarakat membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri, yang
membedakannya dengan kebudayaan daerah.

Bahasa Indonesia sendiri telah diperkaya dan dipengaruhi oleh berbagai bahasa
daerah tak terkecuali bahasa asing. Maka dari itu berbagai sumbangan itu mempengaruhi
dalam pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
mempunyai karakteristik tersendiri. Sikap yang dapat diterapkan dalam upaya pelestarian
bahasa Indonesia dalam penggunaannya di kegiatan sehari hari adalah :
1. Meningkatkan rasa akan kebanggaan mempunyai dan menerapkan bahasa Indonesia
untuk berbagai kegiatan dan kemanfaatannya yang dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat dan golongan dalam kehidupan berbangsa Indonesia.

2. Menghindari untuk menggunakan bahasa asing secara berlebihan atau di luar garis
ketentuan dan aturan kebijakan yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengurangan
penggunaan bahasa asing secara berlebihan ini dilakukan karena telah ada aturannya
dalam bahasa Indonesia ataupun untuk menghindari gangguan pada kelancaran
komunikasi.

3. Selain itu, penggunaan bahasa asing yang dilakukan secara berlebihan diluar
keperluannya merupakan tindakan pelecehan terhadap kedudukan dan peran bahasa
Indonesia sebagai hasil pengembangan dari bahasa nasional. Selain itu dapg juga
melemahkan upaya pembinaan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan.

4. Meningkatkan jumlah frekuensi pengucapan pembiasaan menggunakan bahasa


Indonesia pada semua lini kegiatan dan aktivitas, baik resmi maupun non resmi.

Hal ini dilakukan dengan alasan dari sisi psikologi pendidikan mengemukakan bahwa
keberhasilan dapat dicapai tidak hanya melalui pendidikan formal dan pelatihan, namun
dengan upaya pembiasaan yang dapat mempercepat suatu proses agar dapat berhasil. Hal
ini juga berlaku pada pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di
kalangan keluarga, pertemanan, maupun sosial.

Urgensi Pelestarian Bahasa Indonesia di Kalangan Generasi Muda

Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, layaknya tugas kita adalah melestarikan
dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia, dengan langkah menerapkannya dalam
percakapan sehari-hari. Tidak lupa untuk menggunakan bahasa sesuai kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Langkah ini bisa diawali dengan diri sendiri terlebih dahulu
lalu dengan demikian, orang-orang di sekitar kita bisa ikut berbicara dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang benar. Apabila hal ini tidak diterapkan secara massal, potensi
menghilangnya keeksistensian bahasa Indonesia menjadi semakin besar dengan
tergesernya karena keberadaan bahasa-bahasa gaul Indonesia/kebarat-baratan.

Menurut John Huckle (Miriam Steiner, 1996) , dia menuturan bahwa globalisasi
adalah proses yang mana kejadian , kegiatan dan pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh negara di satu penjuru dunia mempengaruhi kegiatan individu yang berada di tempat
jauh atau dapat di katakan berbeda negara.

Hal ini juga sama dengan penuturan yang dikemukakan oleh M. Waters (1995) , dia
menyebutkan bahwa proses globalisasi merupakan proses dimana halangan-halanan yang
memisahkan individu yang jauh semakin berkurang, hal ini menyebabkan timbulnya
kesadaran masyarakat bahwa tiap individu semakin dekat satu sama lain yang berkaitan
dengan tatanan sosial, budaya, hingga aspek geografis

Menurut Chaer dan Agustina (2010:67), slang mempunyai pengertian sebagai


variasi yang mempunyai sifat rahasia dan khusus. Disini dapat diartikan variasi ini
dipergunakan untuk kalangan tertentu saja dan terbatas tidak semua kalangan dapat
memahami arti dari sesuatu yang diucapkan. Dan selalu terjadi pembaruan terhadap
kosakata yang digunakan.

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Supatra (2010:18) prokem atau bahasa
gaul merupakan suatu aspek dari variasi bahasa yang digunakan oleh para remaja dan
prokem termasuk ke dalam register nonkreatif. Slang dianggap ragam akrab karena gaya
bahasa dicirikan dengan penggunaan kode bahasa yang tidak umum yang dapat bersifat
pribadi dalam kelompok tertentu. Keakraban dan keintiman antar anggota kelompok ida
memerlukan penggunaan bahasa yang baku akan tetapi bahasa yang ringkas dan efetif serta
santai dapat diperoleh dengan menggunakan bahasa gaul atau slang. Hal ini disebabkan
karena adanya rasa slaing pengertian dan pengetahuan sesama anggota. Pada ragam bahasa
juga banyak digunakan istilah-istilah khusus untu kelompok atau keluarga.
C. PEMBAHASAN

Dari bahasa gaul yang digunakan remaja pada umumnya terdapat beberapa jenis. Beriut
contoh dari kata slang yang sering digunakan oleh generasi muda

Tabel I. Pola kalimat slang dengan pemenggalan


Pada tabel tersebut menjelaskan bahwa terdapat kata-kata yang sesuai kaidah bahasa
dirubah bisa dalam bentuk pemenggalan, penambahan kosakata, hingga penggantian secara
menyeluruh dari kata yang sebenarnya. Kosakata tersebut kebanyakan digunakan oleh
generasi muda yang berada di ibukota atau kota-koa besar di Indonesia. Contoh dari
pemenggalan kosakata seperti pada kata sudah dipenggal atau dihilangkan kata “su”
sehingga meninggalkan kata “dah”. Kata-kata ini lazim digunakan dengan alasan
pemakaiannya yang pendek dan tidak terlau panjang. Generasi muda perkotaan sering
menggunakan kata-kata tersebut saat berada di tongkrongan sebagai pembiasaan saat
ngobrol atau mendiskusikan sesuatu.

Gambar 1. Percakapan antara mahasiswa dengan mahasiswa lain

Gambar 2. Percakapan antara


mahasiswa dan dosen

Hal ini juga berlaku di kebanyaan mahasiswa yang menggunakan bahasa yang pendek dan
jauh dari jaidah bahasa yang asli dalam berkomunikasi dengan orang lain atau bahkan
dosen universitas tempat ia menuntut ilmu. Bukannya menggunakan bahasa yang formal
dan terstruktur, mahasiswa itu justru menggunakan kata-kata singkatan yang kerap
digunakannya untuk komunikasi dengan teman sebayanya.
Tabel II. Pola Kalimat slang dengan pembentukan kata baru

Perkembangan zaman dan teknologi mengubah pola bahasa masyarakat perkotaan


dan merambat dengan cepat ke seluruh daerah Indonesia. Ditambah dengan kemajuan
media sosial akan memudahkan orang-orang yang berada didaerah kecil untuk mengikuri
trend menggunakan slang word atau bahasa gaul. Alasan generasi muda menggunakan
bahasa gaul yaitu karena bahasa baku dianggap sudah tidak mengikuti perkembangan
zaman atau “jadul”.
Hal ini menyebabkan generasi muda malu untuk menggunakan bahasa baku dalam
kesehariannya. Namun demikian, masih banyak generasi muda yang masih menggunakan
bahasa yang formal dan terstruktur sesuai dengan kaidah namun di kemas dengan pola yang
sederhana. Alasan mereka ysaitu dengan menggunakan bahasa baku mereka akan lebih
menghormati orang yang diajak bicara. Terutama pada orang yang lebih tua. Maka hal ini
berpengaruh terhadap degradasi moral bangsa yang dipengaruhi oleh perubahan pola
bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang sesungguhnya.

Selain itu dalam bermain sosial media, mereka kerap kali menggunakan bahasa
Inggris dalam membuat sesuatu seperti deskripsi foto yang diunggah di sosial media.
Karena Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional, mereka akan merasa keren dan
gaul apabila dapat berkomunikasi dengan bahasa inggris. Hal ini mempengaruhi juga
terhadap urgensi pelestarian bahasa daerah misalnya bahasa jawa, kebanyakan anak muda
yang tinggal di daerah jawa, khususnya Jawa Tengah, tidak memahami bahasa kromo dan
kromo inggil. Hal ini berpengaruh terhadap resiko punahnya bahasa daerah. Selain bahasa
inggris, mereka kerap kali menggunakan bahasa yang sedang tren yaitu bahasa Korea. Ini
merupakan pengaruh yang disebabkan karena seang maraknya Kpop Idol yang digemari
masyarakat muda Indonesia. Dengan menonton drama korea, atau acara TV Korea yang
menayangkan idolanya, mereka secara tidak langsung menerapkannnya di kehidupan
sehari-hari. Dengan melafalkan kosakata korea dicampur dengan bahasa Indonesia.

Hal ini sangat disayangkan mengetahui minat kawula muda terhadap bahasa
Indonesia yang baik dan benar kian menurun. Harapannya upaya pencegahan dengan
melakukan peningkatan dan pembiasaan berbahasa Indoensia yang baik dan benar dapat
terlaksana dengan baik supaya kehidupan berbangsa di masa depan menjadi lebih baik
dengan semakin kuatnya jati diri bangsa.

Sebagai generasi muda layaknya dalam proses kontribusi pemajuan negara


Indonesia selalu menjunjung tinggi nilai yang telah ada dan ditetapkan sebelumnya.
Dengan melestarikan bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia, kelak anak cucu kita di
masa depan tidak akan dirugikan akibat ulah dari kita sebagai generasi muda yang tidak
mempedulikan terhadap keutuhan negara kita.
DAFTAR PUSTAKA

Ohoiwutun, P. (2007). Sosio-Linguistik: Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat


dan Kebudayaan. Jakarta: VISIPRO Kesain Blanc

Tarigan, D. & Tarigan, H.G. (2011). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Fibrianto, A. S., & Bakhri, S. (2018). Pelaksanaan Aktivitas Ekstrakurikuler Paskibra


(Pasukan Pengibar Bendera) dalam Pembentukkan Karakter, Moral dan Sikap
Nasionalisme Siswa SMA Negeri 3 Surakarta. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 2(2),
1-19.

Wibowo, Wahyu, Manajemen Bahasa, Jakarta: Gramedia, 2001.

Arifin, E. Zaenal dan Tasai S. Amran, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, 2009.

Deacon TW (1997) The Symbolic Species: The Co-Evolution Of Language And The Brain,
1st edn. W.W. Norton, New York, NY

Nölle, J (2000) Language As Shaped By The Environment: Linguistic Construal In A


Collaborative Spatial Task. Cambridge University Press

Sardiyah, N (2019). Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia


Mahasiswa UNS 2019. Universitas Sebelas Maret Surakarta : Fakultas Keguruan
Dan Pendidikan

Welianto, A (2019). Bahasa Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya. Diakses pada Juni
2021: https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/25/150000269/bahasa-
indonesia-sejarah-dan-perkembangannya?page=all
Stiawan, Yasin. Perkembangan Bahasa diposting dari situs http://www.siaksoft.com.
16/01/2006.

Putri, V (2021). Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasioanl. Diakses pada Juni
2021: https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/13/202535269/fungsi-bahasa-
indonesia-sebagai-bahasa-nasional

Steiner, M. (Ed). (1996). Developing The Global Teacher: Theory and Practice in Initial
Teacher Education. England: Trentham Books Limited.

Saussure, F (1988) Pengantar Linguistik Umum. Gadjah Mada University Press.

Yaya, M (Ed.) (1998). Visi Global; Antisipasi Indonesia memasuki Abad ke- 21.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX. Jakarta: DIKTI.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta.
Waters, M (1995). Globalization. London: Routledge
Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Tarigan, H. G. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.

Sarwono. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Supatra. 2010. “Metode Linguistik”. Laporan Penulisan Artikel Publikasi Ilmiah.


Semarang: Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Diponegoro.
Depdiknas, 2men002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai