Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAHASA INDONESIA

FENOMENA BAHASA RANA ASING


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Mevi Kurnianti, S.Pd, M.Hum

Disusun Oleh :
Youke Oktavia G.331.17.0109
Kristy Cahyaningrum G.331.17.0122
Talita Rahma Aditya G.331.17.0126
Timotius Andreawan G.331.17.0137
Resty Giby Fajrianti G.331.17.0147
Dimas Bagus Pratama G.331.17.0148
Vella Christina Kurniawan G.331.17.0149
Yusuf Septa Agustono G.331.17.0150

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SEMARANG
2017/2018
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

ABSTRAK ................................................................................................ 1

BAB I ...................................................................................................... 2

PENDAHULUAN ...................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 2
1.2 Tujuan Penulisan Makalah ........................................................ 3
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ISI.................................................................................... 4
2.1 Proses masuknya bahasa asing di kalangan masyarakat ................. 4
2.2 Penggunaan bahasa asing di masyarakat Indonesia ........................ 5
2.3 Dampak penggunaan bahasa asing di masyarakat Indonesia .......... 9
2.4 Upaya untuk mencintai Bahasa Indonesia .....................................10
2.4.1 Pengoptimalan Peran .................................................................. 12
2.4.2 Sikap Bahasa ................................................................................ 12

BAB III ...................................................................................................16

PENUTUP ...............................................................................................16
3.1 Simpulan..................................................................................16
3.2 Saran .......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................17


1

ABSTRAK

Dewasa ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan


globalisasi, bahasa asing juga dengan pesat menyebar di kalangan masyarakat
Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena faktor hubungan bisnis mancanegara,
pertemanan di sosial media, dan melalui pertukaran budaya. Fenomena ini
membuat sebagian besar masyarakat, terutama generasi muda lebih bangga
untuk berbicara dalam bahasa asing.
Makalah ini disusun untuk mengkaji proses masuknya bahasa asing di
Indonesia, dan fenomena yang terjadi di masyarakat akibat cepatnya
penyebaran bahasa asing di kalangan masyarakat. Makalah ini juga bertujuan
untuk mengedukasi para pembaca seputar fenomena yang terjadi, sehingga
pembaca dapat menanggapi fenomena ini dengan bijak.
Pengaruh bahasa asing memang besar terutama di kalangan generasi
muda. Masuknya bahasa asing di kalangan masyarakat juga tidak dapat di
bendung. Oleh karena itu sikap masyarakat untuk melestarikan bahasa
Indonesia harus tegas, termasuk menanamkan bahasa Indonesia sejak dini.
Pendidikan formal harus memberi bobot lebih dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
Kata kunci: Bahasa Indonesia, Bahasa Asing, Pengaruh Bahasa Asing
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan salah satu sarana berkomunikasi antar umat manusia.
Oleh karena itu bahasa sangat penting untuk dipelajari, tidak hanya bahasa
daerah, tapi juga bahasa nasional bahkan hingga bahasa internasional. Seiring
dengan perkembangan teknologi yang ada, semakin mudah juga masyarakat
mempelajari bahasa, baik bahasa asing maupun bahasa daerah.

Namun, dewasa ini timbul fenomena di mana masyarakat lebih tertarik


untuk mempelajari bahasa asing daripada bahasa Indonesia. Hal ini terjadi
karena pesatnya budaya asing masuk ke Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
perkembangan teknologi dan globalisasi. Pembiasaan penggunaan bahasa
asing sejak kecil juga menjadi penyebab terjadinya fenomena ini.

Stigma pengguna bahasa asing yang dipandang sebagai sosok yang


memiliki intelegensi tinggi, semakin memicu masyarakat untuk mempelajari
bahasa asing. Hal ini juga menyebabkan penggunaan bahasa asing di
kehidupan sehari-hari menjadi hal yang wajar. Dan ironisnya karena
fenomena ini bahasa Indonesia menjadi semakin luntur, terutama di kalangan
generasi muda.

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menyusun makalah


tentang makin biasnya bahasa Indonesia karena tertutup oleh bahasa asing.
Harapannya adalah, pembaca dapat menyadari bahwa bahasa Indonesia
semakin tenggelam di kalangan generasi muda, dan pembaca dapat
menyadari bahwa bahasa Indonesia harus kita lestarikan sebagai bahasa
nasional yang penuh sejarah.
3

1.2 Tujuan Penulisan Makalah


Untuk memaparkan bagaimana proses masuknya bahasa asing,
bagaimana fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat, dan bagaimana
penggunaan bahasa asing menjadi “budaya” baru di kalangan masyarakat
Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah


a. Bagaimana proses masuknya bahasa asing ke Indonesia?
b. Bagaimana penggunaan bahasa asing di kalangan masyarakat
Indonesia?
c. Apa dampak penggunaan bahasa asing di kalangan masyarakat
Indonesia?
d. Apa upaya kalangan muda untuk melestarikan Bahasa Indonesia?
4

BAB II

PEMBAHASAN ISI

2.1 Proses masuknya bahasa asing di kalangan masyarakat


Ada beberapa faktor dan proses yang membuat bahasa asing dengan
mudah masuk ke kalangan masyarakat. bahasa asing atau yang sering disebut
dengan bahasa universal menjadi bahasa kedua bagi hampir seluruh
masyarakat karena penggunaannya yang cukup sering dilakukan.
bahasa asing dapat masuk karena beberapa bidang:

1. Bisnis

Dari segi bisnis tentu bahasa asing menjadi bahasa yang sangat lazim
karena lawan bicara kita atau partner kerja kita yang biasanya merupakan
orang asing, otomatis mengharuskan kita untuk berkomunikasi
menggunakan bahasa yang mereka bisa, yaitu bahasa inggris. dari sini
bisa kita simpulkan bahwa semakin sering kita gunakan maka kita pun
akan semakin fasih dalam bahasa tersebut.

2. Seni

Dalam segi seni di sini yang dimaksud yaitu melalui film, lalu juga
lagu yang pastinya memiliki banyak penggemar terutama di kalangan
remaja. dari segi seni ini sangat mudah menjadi pengaruh penyebaran
bahasa asing, apalagi jika sudah masuk ke dalam lagu dan nada yang
enak didengar pasti akan membuat pendengarnya menikmati dan secara
tidak langsung mempelajari bahasa tersebut. begitu juga dengan film
,pasti ada beberapa kita atau kalimat yang menjadi daya tarik tersendiri
dalam sebuah film yang membuat penonton ingin memahami dan
mengerti arti dari bahasa yang digunakan dalam sebuah film.
5

3. Sosial Media

Tidak perlu ke luar negeri untuk bisa berteman dengan orang dari
negeri seberang. Pertukaran pelajar, atau jika teman kuliah kita ada
yang berasal dari luar negeri adalah salah satu sarana kita bisa berteman
dengan mereka. Kuliah atau jalan-jalan ke luar negeri secara tidak
langsung dapat membangun hubungan dengan mereka yang tinggal di
negara yang bersangkutan. Kini dengan kehadiran internet sebagai
media komunikasi dan semakin menjamurnya berbagai media
komunikasi modern maka semakin memudahkan kita untuk
berinteraksi dengan mereka yang berasal dari negeri seberang.

2.2 Penggunaan bahasa asing di masyarakat Indonesia


Bangsa Indonesia, sebagai pemakai Bahasa Indonesia, seharusnya
bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dengan
Bahasa Indonesia, mereka biasa menyampaikan perasaan dan pikirannya
dengan sempurna dan lengkap kepada orang lain. Mereka seharusnya bangga
memiliki Bahasa yang sedemikian itu. Namun, sebagai kenyataan yang
terjadi, tidaklah demikian. Rasa bangga berbahasa Indonesia tidak lagi
tertanam dalam setiap orang Indonesia. Rasa menghargai bahasa asing masih
terus menampak pada sebagian besar bangsa Indonesia. Mereka menganggap
bahwa Bahasa asing lebih tinggi derajatnya daripada Bahasa Indonesia.
Bahkan, mereka seolah tidak tahu perkembangan Bahasa Indonesia.

Fenomena terkait Bahasa asing yang terjadi di kalangan muda Indonesia


saat ini antara lain sebagai berikut.

A. Kalangan muda Indonesia saat ini memperlihatkan dengan bangga


kemahiran menggunakan Bahasa asing misalnya Bahasa Inggris,
walaupun mereka tidak menguasai Bahasa Indonesia dengan baik.
6

B. Kalangan muda Indonesia saat ini merasa malu apabila tidak


menguasai Bahasa asing tetapi tidak pernah merasa malu dan kurang
apabila tidak menguasai Bahasa Indonesia.

C. Kalangan muda Indonesia saat ini menganggap remeh Bahasa


Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya
telah menguasai Bahasa Indonesia dengan baik.

D. Kalangan muda Indonesia saat ini merasa dirinya lebih pandai


daripada yang lain karena menguasai Bahasa asing dengan fasih,
walaupun penguasaan Bahasa Indonesianya kurang sempurna.

E. Pelajar Indonesia saat ini ketika ujian bisa di pastikan nilai mata
pelajaran Bahasa asingnya jauh lebih baik dari Bahasa Indonesia.

Kenyataan-kenyataan tersebut merupakan sikap pemakai Bahasa


Indonesia yang buruk. Hal itu akan berdampak negatif pula pada
perkembangan Bahasa Indonesia. Sebagian pemakai Bahasa Indonesia
menjadi pesimis, menganggap rendah, dan tidak percaya kemampuan Bahasa
Indonesia dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan lengkap,
jelas, dan sempurna. Akibat lanjut yang timbul dari kenyataan-kenyataan
tersebut antara lain sebagai berikut.

A. Kalangan muda Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-


istilah, dan ungkapan-ungkapan asing, padahal kata-kata, istilah-
istilah, dan ungkapan-ungkapan itu sudah ada padanannya dalam
Bahasa Indonesia. Misalnya, page, backround, reality, alternative,
airport, masing-masing untuk ‘halaman’, ‘latar belakang’,
‘kenyataan’, ‘kemungkinn atau pilihan’, dan ‘lapangan terbang’ atau
‘bandara’.

B. Kalangan muda Indonesia menghargai Bahasa asing secara


berlebihan sehingga ditemukan kata dan istilah asing yang “amat
asing”. Hal ini terjadi karena salah pengertian dalam menerapkan
7

kata-kata asing tersebut, misalnya rokh, insyaf, fihak, fatsal, syarat


(muatan), syah (dianggap). Padahal kata-kata itu cukup diucapkan
dan ditulis roh, insaf, pihak, pasal, sarat, dan sah.

C. Kalangan muda Indonesia belajar dan menguasai Bahasa asing


dengan baik tetapi menguasai Bahasa Indonesia apa adanya. Terkait
dengan itu, banyak orang Indonesia yang mempunyai bermacam-
macam kamus Bahasa asing tetapi tidak mempunyai satu pun kamus
Bahasa Indonesia. Seolah-olah seluruh kosakata Bahasa Indonesia
telah dikuasainya dengan baik.

Kenyataan-kenyataan dan akibat-akibat tersebut bila tidak diperbaiki


akan berakibat perkembangan Bahasa Indonesia terhambat. Sebagai kalangan
muda yang baik, sepantasnya kita mencintai dan menjaga Bahasa Indonesia
ini. Bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan karena Bahasa
Indonesia merupakan jati diri dan identitas bangsa kita. Sebagai kalangan
muda kita harus menumbuhkan rasa malu karena tidak mempergunakan
budaya sendiri yakni Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kebutuhan akan bahasa asing menjadi tantangan di era global.


Kemampuan akan penguasaan bahasa asing akan berbanding lurus dengan
peningkatan pendapatan seseorang sebab kemampuan tersebut akan
membuka kesempatan yang lebih luas. Fenomena ini sempat diangkat pada
acara Hitam Putih edisi 25 April 2014 dengan menampilkan testimoni tukang
becak yang mahir berbahasa Inggris di Banyuwangi. Dalam upaya
pengembangan pariwisata, Pemerintah Daerah Banyuwangi mengadakan
kursus bahasa Inggris kepada tukang becak di daerah setempat. Mister
Slamet, salah satu tukang becak mengaku dirinya mendapatkan lebih menjadi
tukang becak untuk turis. Rata-rata untuk turis Slamet mematok harga Rp 30
ribu rupiah, untuk keliling Pasar Banyuwangi, Taman Blambangan,
Kelenteng Hoo Tong Bio dan Taman Sritanjung.
8

Fenomena tersebut memberikan gambaran bahwa kebutuhan akan


bahasa asing tidak hanya ada di sektor formal namun juga di sektor informal.
Penguasaan akan bahasa asing ternyata tidak hanya dibutuhkan untuk
menjawab kebutuhan praktis dalam dunia kerja saja, namun juga sangat
penting untuk perkembangan stimulasi otak. Montana Public Radio mencatat
“Recent scientific research on the brain suggests that learning foreign
languages makes students smarter overall. Among the many benefits, it
increases students’ mental focus, reading and writing abilities, and even
improves mathematical skills.” Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
memperlajari bahasa asing akan membuat siswa lebih cerdas baik untuk
melatih mental, konsentrasi, kemampuan membaca dan menulis termasuk
kemampuan matematika.

Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan


harkat dan martabatnya maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pengembangan iptek hendaknya dapat mengembangkan rasa
nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari
umat manusia di dunia. Pengembangan pengetahuan dalam bidang linguistik
dengan mempelajari bahasa asing harus sejalan dengan pengembangan rasa
nasionalisme sehingga tidak menggerus bahasa Indonesia. Dari sudut
pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam
bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah
Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia
mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di
lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal
abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme
bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini
menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa
Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya.
9

Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang
terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun dipahami dan
dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah
bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai
bahasa ibu. Penguasaan Bahasa Indonesia harus menjadi hal yang
diutamakan karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan di tengah
keragaman. Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan
corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya
Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati. Bahasa
Indonesia merupakan salah satu hasil budaya. Mempelajari bahasa asing tentu
merupakan hal yang positif sepanjang Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa
utama bagi warga negara Indonesia. Fenomena yang muncul belakangan
menunjukkan adanya anak Indonesia yang justru lebih fasih berbahasa
Inggris daripada berbahasa Indonesia. Hal tersebut terjadi karena dalam
lingkungan keluarga dan sekolah anak-anak tersebut menggunakan bahasa
asing sebagai bahasa pengantar.

2.3 Dampak penggunaan bahasa asing di masyarakat Indonesia


Semakin berkembangnya zaman di era globalisasi, memudahkan kita
untuk belajar budaya asing. Salah satunya yaitu belajar tentang bahasa asing.
Bahasa asing mempunyai sisi positif dan negatif, sisi positifnya kita jadi tahu
bahasa asing. Selain itu, bahasa asing dapat membantu kita untuk mencari
pekerjaan. Bahasa asing juga memiliki sisi negatif, karena bahasa asing telah
berkembang dan banyak masyarakat yang tertarik untuk mempelajarinya,
maka masyarakat secara tidak langsung telah melupakan bahasa Indonesia.

Terutama pada kalangan muda Indonesia saat ini memperlihatkan dengan


bangga kemahiran menggunakan Bahasa asing misalnya Bahasa Inggris,
walaupun mereka tidak menguasai Bahasa Indonesia dengan baik. Kalangan
10

muda Indonesia saat ini merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain karena
menguasai Bahasa asing dengan fasih, walaupun penguasaan Bahasa
Indonesianya kurang sempurna. Pelajar Indonesia saat ini ketika ujian bisa di
pastikan nilai mata pelajaran Bahasa asingnya jauh lebih baik dari Bahasa
Indonesia.

Pemuda-pemuda zaman sekarang merasa akan lebih dari pemuda lainnya


apabila berbicara menggunakan Bahasa asing. Mereka beranggapan jika
menggunakan Bahasa Indonesia akan terkesan biasa saja sehingga
mendewakan bahasa asing sebagai bahasa keseharian mereka. Sebenarnya,
faktor yang menyebabkan ini bukanlah semata-mata dari pemuda itu sendiri
melainkan tuntutan pendidikan mereka untuk membiasakan diri berbicara
menggunakan bahasa asing saat di dalam forum sehingga terbawalah hingga
keseharian dan di lingkungan mereka menggunakan Bahasa asing tersebut.

Disisi lain tuntutan teknologi juga menjadikan mereka terbawa akan


Bahasa asing ini. Mereka sering bergelut dengan teknologi, dan Bahasa yang
digunakan teknologi itu sendiri secara umumnya menggunakan Bahasa asing.

2.4 Upaya untuk mencintai Bahasa Indonesia


Dalam era globalisasi ini, jati diri Bahasa Indonesia perlu dibina dan
dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar
bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang
jelas-jelas tidak sesuai dan bahkan tidak cocok dengan Bahasa dan budaya
Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi
dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri Bahasa
Indonesia. Pemakaian Bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakaian
Bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian
Bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.

Sebagai kalangan muda haruslah menumbuhkan dan membina sikap


positif terhadap Bahasa Indonesia itu sendiri. Untuk menyatakan sikap positif
ini dapat dilakukan dengan sikap kesetiaan berbahasa Indonesia, dan sikap
11

kebanggaan berbahasa Indonesia. Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia


terungkap jika mereka lebih suka memakai Bahasa Indonesia daripada
Bahasa asing dan bersedia menjaga agar pengaruh asing tidak terlalu
berlebihan. Sikap kebanggaan berbahasa Indonesia terungkap melalui
kesadaran bahwa Bahasa Indonesia pun mampu mengungkapkan konsep
yang rumit secara cermat dan dapat mengungkapkan isi hati yang sehalus-
halusnya. Yang perlu dipahami adalah sikap positif terhadap Bahasa
Indonesia ini tidak berarti sikap berbahasa yang tertutup dan kaku. Sikap
posited seperti inilah yang bisa menanamkan percaya diri kalangan muda
bahwa Bahasa Indonesia itu tidak ada bedanya dengan Bahasa asing lain.
Dengan sikap postif yang diberikan oleh kalangan remaja ini tentunya akan
membantu bangsa Indonesia dalam mempertahankan Bahasa Indonesia,
sehingga Bahasa Indonesia itu sendiri mampu bertahan dari pengaruh negatif
asing.

Dan ini merupakan tugas utama dari kalangan muda bangsa Indonesia
dikarenakan merekalah yang menjadi acuan pemimpin bangsa di masa depan.
Bahasa Indonesia menjadi ciri budaya bangsa Indonesia yang dapat dianalan
di tengah-tengah pergaulan antarbangsa pada era globalisasi uni. Bahkan
Bahasa Indonesia pun saat ini menjadi bahan pembelajaran di negara-negara
asing seperti Australia, Belanda, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan
Korea Selatan. Apakah ini tidak cukup untuk menjadi dasar kebanggaan kita
sebagai kalangan muda bangsa Indonesia?

Sumpah Pemuda 1928 menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa


persatuan. Ini berkaitan erat dengan pembinaan kepribadian masyarakat dan
bangsa Indonesia. Selain itu, bahasaIndonesia berfungsi sebagai alat
komunikasi antardaerah, antarsuku bangsa dan masyarakat etnis, dan
antarbudaya Indonesia.
12

Seiring dengan kemajuan komunikasi, dapat diperkirakan hampir tak ada


bahasa daerah yang luput dari pengaruh bahasa Indonesia. Namun, sebaliknya
pula bahasa Indonesia telah dipengaruhi atau diperkaya oleh bahasa-bahasa
daerah selain bahasa asing. Sumbangan bahasa daerah ataupun bahasa asing
demikian besar sehingga dalam pertumbuhan dan perkembangannya dari
bahasa Melayu, bahasa Indonesia akan memiliki karakter tersendiri.

2.4.1 Pengoptimalan Peran


Pertama, meningkatkan fungsinya sebagai lambang kebanggaan dan
lambang harga diri bangsa Indonesia. Dengan fungsi ini, bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya, nilai-nilai harga diri dan martabat
bangsa, dan falsafah hidup yang menempatkan bangsa Indonesia dalam
kedudukan yang sama dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Kedua, meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri


bangsa yang akan menampakkan ciri khas, sekaligus membedakan bangsa
Indonesia dari bangsa-bangsa lain di dunia.

Ketiga, yaitu sebagai sarana pemersatu bangsa. Fungsi ini


memungkinkan dan memantapkan kehidupan sebagai bangsa yang bersatu,
tetapi tidak sampai menghapuskan latar belakang sosial budaya dan bahasa
daerah.

Keempat, yaitu bahasa nasional dalam perannya sebagai sarana


perhubungan antardaerah dan antarbudaya.

Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai pendukung kebudayaan


nasional perlu pula diupayakan sehingga, dengan demikian, fungsinya tidak
sekadar sebagai pendukung kesusastraan nasional, tetapi juga mendorong dan
menggalakkan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional.

2.4.2 Sikap Bahasa


Sikap bahasa merupakan faktor pendukung optimalisasi peran dan
kedudukan bahasa Indonesia sebagai penguat jati diri bangsa. Sikap
13

berbahasa mengandung keterpaduan antara sikap menghormati dan


memuliakan secara nyata serta sikap taat pada kesepakatan bangsa mengenai
peran dan kedudukan bahasa Indonesia. Hal ini sekaligus akan sejalan dan
setara dengan peningkatan dan pemantapan sikap kebersamaan dalam
membina, memelihara, dan mempertinggi harkat dan martabat bangsa dan
negara Indonesia tercinta melalui idealisme bahasa Indonesia.

Sikap bahasa yang perlu dimiliki ini dilakukan dengan berbagai upaya, yakni:

A. meningkatkan rasa kebanggaan memiliki dan menggunakan bahasa


Indonesia dalam berbagai keperluan dan kemanfaatannya yang
menjangkau seluruh lapisan, kelompok, dan golongan dalam
masyarakat bangsa Indonesia, menghindari penggunaan bahasa asing
secara berlebihan atau di luar garis ketentuan dan kebijakan yang telah
ditentukan.

B. meningkatkan frekuensi pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia


dalam semua kesempatan dan aktivitas, baik resmi maupun tidak
resmi. Dari sudut pandang psikologi pendidikan, suatu keberhasilan
bukan sekadar tercapai melalui pendidikan formal dan pelatihan,
tetapi lebih-lebih melalui pembiasaan penggunaan secara terus-
menerus dalam lingkungan masyarakat dan di tengah-tengah
keluarga.

Kesiapan dan peran nyata bahasa Indonesia dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memerlukan pemantapan rasa
kecintaan dan rasa kebanggaan memiliki bahasa Indonesia. Rasa kebanggaan
memiliki bahasa Indonesia terikat erat dengan pencerminan dan perwujudan
cinta tanah air, cinta budaya Indonesia, serta cinta terhadap keseluruhan nilai
dan norma kehidupan bermasyarakat dan berbangsa Indonesia.

Kita sebagai bangsa Indonesia, sudah sepatutnya dengan bangga


menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bukan dengan gaya
bicara yang kebarat-baratan agar dianggap keren atau gaul. Bahasa tersebut
14

sudah jelas-jelas berbeda dengan tata krama dan aturan moral dari budaya
kita, Indonesia.

Sebagai generasi muda bangsa Indonesia, kita bertugas untuk


melestarikan dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia, dengan cara
menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Dengan demikian, orang-
orang di sekitar kita bisa ikut berbicara dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang benar, dengan diawali dari diri kita sendiri terlebih dahulu.
Jangan sampai, jika dibiarkan terus seperti ini, keeksistensian bahasa
Indonesia menjadi semakin tergeser dengan keberadaan bahasa-bahasa gaul
Indonesia/kebarat-baratan.

Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini hampir sudah


tidak ada yang menggunakannya dengan benar. Di dalam pergaulan anak
muda saat ini, cenderung tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan benar,
karena bagi mereka bahasa Indonesia itu terlalu formal untuk dipakai sehari-
hari.

Selain itu, bahasa Indonesia juga sudah semakin merosot karena harus
bersaing dengan bahasa asing lainnya yaitu seperti bahasa Inggris, Jepang,
Mandarin, dan Korea. Banyak orang yang beranggapan bahwa bahasa
Indonesia itu lebih cocok digunakan pada saat sedang mengikuti acara-acara
yang formal seperti saat berpidato dan menyampaikan ceramah. Bahkan bagi
anak muda di masa kini, jika sudah pandai menguasai bahasa asing lainnya,
maka akan dianggap sebagai anak muda yang gaul dan pintar sehingga
terlihat lebih keren ketika berbicara menggunakan bahasa asing. Hal ini
cukup memprihatinkan bagi bangsa Indonesia. Jika dari bahasa Indonesia saja
kurang di banggakan oleh rakyatnya, maka bagaimana bangsa Indonesia akan
mengembangkan kekayaan lain yang dimilikinya.

Maka dari itu, untuk mrnjaga kelestarian bahasa Indonesia, perlu adanya
kerja sama antara rakyat serta pemimpin bangsa Indonesia ini. Mari lestarikan
bahasa Indonesia di negeri tercinta ini. Jangan takut menjadi anak muda yang
15

tidak gaul karena menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari,


melainkan jadilah sosok anak muda yang bisa menjadi inspirasi dan teladan
bagi anak muda lainnya untuk mulai mencintai bahasa Indonesia.
16

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Dewasa ini bahasa Indonesia jauh dari apresiasi penggunanya. Banyak
orang lebih tertarik mempelajari bahasa asing daripada bahasa Indonesia.
Mempelajari bahasa asing memiliki manfaat positif, namun ketika kita lebih
mementingkan bahasa asing, bahasa Indonesia akan semakin tergeser. Kita
perlu mempelajari bahasa asing, agar kita dapat bersaing di era globalisasi ini
dan mengikuti perkembangan dunia internasional. Tapi kita juga perlu
melestarikan bahasa ibu kita, agar Bahasa Indonesia tidak punah di tempatnya
sendiri.

3.2 Saran
a. Mengingat sulit dibendungnya pengaruh asing masuk ke Indonesia,
masyarakat harus mulai memfilter apa yang masuk.

b. Masyarakat perlu memiliki sikap tegas dan komitmen untuk


melestarikan Bahasa Indonesia.

c. Membiasakan anak untuk berbicara dalam Bahasa Indonesia sejak


dini.

d. Sistem pendidikan formal harus memiliki program khusus untuk


memupuk rasa cinta akan Bahasa Indonesia.

e. Sistem pendidikan formal memberikan nilai lebih untuk mata


pelajaran Bahasa Indonesia, dibandingkan pelajaran bahasa lain.
17

DAFTAR PUSTAKA

Ari. 2012. “Makalah Kedudukan dan Peran Bahasa Asing”(Online).


http://cilatutz.blogspot.com/2011/10/makalah-kedudukan-dan-peran-
bahasa.html, diakses 27 Juni 2018.

“Eksistensi Bahasa Indonesia di Tengah Kebutuhan Akan Bahasa Asing


Pada Era Global”(Online).
https://www.researchgate.net/publication/280038522, diakses pada27
Juni 2018.

“Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia”(Online).


http://www.beritaterhangat.net/2013/01/fungsi-dan-kedudukan-
bahasa-indonesia.html, diakses 27 Juni 2018.

Ibrahim, Ahmad. 2012. “Pengaruh Bahasa Asing Dalam Bahasa”(Online).


http://ahmadibrahim12.blogspot.com/2012/10/pengaruh-bahasa-asing-
terhadap-bahasa.html, diakses 27 Juni 2018.

Ordinary, Just An. 2012. “Sikap Generasi Muda, Melestarikan Bahasa


Indonesia”(Online).http://glennlauren.blogspot.com/2012/11/sikap-
generasi-muda-melestarikan-bahasa.html, diakses 27 Juni 2018.

Suryani, Rokhmah Nurhayati. 2015. “Pengaruh Globalisasi Terhadap


Eksistensi Bahasa Indonesia”(Online).
https://www.kompasiana.com/nunungsuryani/pengaruh-globalisasi-
terhadap-eksistensi-bahasa-indonesia_5517fedba333115307b661fc,
diakses 27 Juni 2018.

Veneranda, Francisca Chlaudia. 2016. “Penggunaan Bahasa Indonesia di


Kalangan
Remaja”(Online).https://www.pontianakpost.co.id/penggunaan-
bahasa-indonesia-di-kalangan-remaja, diakses 27 Juni 2018.

Anda mungkin juga menyukai