BERJUDUL APAKAH RUMAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Research and Methodology
Muhamad Rijal Anshoruddien
186020060
PROGRAM STUDI FOTOGRAFI DAN FILM
FAKULTAS ILMU SENI DAN SASTRA UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2023 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Keluarga adalah unit terkecil dari sebuah masyarakaty yang di dalamnya terdiri dari orang tua dan anaknya, hal itu berdasar pada Undang-Undang Repblik Indonesai Tahun 2009 Bab I No. 25 bagian 6-7 tentang kependudukan dan pembangunan keluarga. Keluarga adalah lingkungan yang menjadi tempat terjalinnya interaksi keluarga antara suami dan istri dengan saling ketergantungan yang tinggi (Sillars, 2004). Hal tersebut dapat menyebabkan konflik keluarga yang dapat terjadi karena beberapa salah satunya seperti, ketidaksetujuan antara suami dan istri atau perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan konflik berkepanjangan. Ikatan emosi yang dibangun lebih besar dengan sebuah konflik dapat membuat dampak yang sifatnya jangka panjang. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Andi Ilham Muchtar (2009) menunjukan bahwa keharmonisan keluarga menjadi salah satu faktor menurunnya prestasi anak. Dalam penelitian tersebut didapati bahwa anak yang lingkungan keluarganya tidak harmonis mengalami kesulitan konsentrasi belajar. Dari mulai sering melamun, berdiam diri hingga jarang melakukan interaksi sosial. Dari penelitian tersebut dapat kita dapat menarik simpula n bahwa konflik antara orang tua yang berkepanjangan dapat menimbulka n dampak psikis pada anak yang tinggal bersama mereka. Menurut Pratista (2008) film fiksi adalah salah satu jenis film yang dibedakan dari cara bertuturnya. Film fiksi disebut juga film cerita karena penceritaannya berasal dari sebuah rekaan. Cerita di dalamnya terikat dengan hubungan sebab akibat atau kausalitas dan memiliki unsur dramatik. Dalam bertutur, film fiksi berada diantara formalisme atau film yang mengutamaka n bentuk dari sebuah medium dan kutub realisme, atau film yang berusaha menghadirkan realitas tanpa intervensi apapun Bordwell (2007). Film fiksi dapat menghadirkan fenomena nyata di dalam penceritaan yang dieksekusi kreatif dengan berbagai pendekatan untuk mencapai look and mood yang diinginkan, sehingga emosi penonton dapat dilibatkan sehingga cerita dan penonton memiliki keterikatan lebih kuat. Berdasarkan yang telah disampaikan di atas, pengkarya akan membuat film yang bercerita mengenai kehidupan seorang anak yang terdampak oleh konflik antara orangtuanya yang berkepanjangan dalam medium film fiksi. Pengkarya berperan dalam pembuatan karya sebagai sutradara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: • Bagaimana seorang Sutradara dapat mengeksekusi cerita menenai seorang anak yang terdampak oleh konflik orangtuanya yang berkepanjangan menjadi film fiksi berjudul “apakah Rumah” 1.3 Tujuan Penelitian Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Untuk mengetahui bagaimana pengkarya sebagai sutradara dapat
mengeksekusi naratif mengenai anak yang terdampak konflik orang tuanya yang berkepanjangan menjadi sebuah film fiksi berjudul “apakah Rumah” • Untuk memperkenalkan sebuah isu mengenai hubungan psikis anak dan lingkungan keluarga tempat tinggalnya
1.4 Manfaat Penelitian
A. Manfaat Praktis Diharapkan hasil dari penelitian ini baik karya maupun penulisa nnya sebagai referensi dalam mengeksekusi sebuah cerita menjadi film fiksi. B. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi ruang bagi pengkarya untuk mempelajari bagaimana mengeksekusi sebuah cerita dalam bentuk naratif melalui medium film fiksi secara utuh. 1.5 Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Peneletian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data dari hasil pengamatan, hasil wawancara dan catatan lapangan. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur, dimana film dokumenter ini dapat menceritakan masa lalu dan hari ini secara sistematis dan dramatis berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah didapat dan dapat mengkaji nilai-nilai dalam konteks waktu. Berdasarkan Modul Rancangan Penelitian (2019) yang diterbitkan Ristekdikti, penelitia n kualitatif bisa dipahami sebagai prosedur riset yang memanfaatkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena, peristiwa, dinamika sosial, sikap kepercayaan, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap sesuatu. Maka, proses penelitia n kualitatif dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam riset kemudian ditafsirkan. 2. Prosedur Pengumpulan Data A. Wawancara Wawancara adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dengan narasumber. Wawancara akan dilakukan bersama tenaga ahli yang memiliki pengetahuan terhadap isu yang diangkat dalam cerita yaitu mengenai anak yang terdampak konflik orangtuanya yang berkepanjangan. 1.6 Kajian Literatur Dalam melakukan pengkaryaan film fiksi berjudul “apakah Rumah” pengkarya melakukan berbagai kajian litarur. Mulai dari literatur pustaka seperti buku, jurnal, serta artikel yang memuat informasi mengenai isu dalam cerita mapun mengenai medium film fiksi. Selain itu pengkarya mempelajar i literatur visual yang berupa karya yang telah dibuat sebelumnya sebagai bahan pembelajaran bagaimana medium film dapat mengeksekusi sebuah cerita. 1.7 Referensi Visual Beberapa karya yang berkaitan baik secara eksekusi maupun cerita dibutuhka n untuk mempelajari proses bagaimana pengembangan cerita dalam film fiksi hingga eksekusi kreatifnya. Beberapa referensi yang digunakan pengkarya antara lain. 1. Film Fiksi berjudul “Her” (2013) karya sutradara Spike Jonze Dalam film ini pengkarya mempelajari bagaimana Sutradara dapat mereperesentasikan berbagai detail dalam visual yang ditampilka n. Bagaimana warna dalam film dapat mewakilkan sebuah informasi atau emosi tertentu. Bagaimana keputusan kreatif sutradara dalam membangun semesta dalam film dapat memperkuat bagian cerita satu sama lain. Semua aspek penyutradaraan dari mulai mise en scene, sinematografi, penataan suara, hingga editing dapat menyampaikan naratif yang dibangun.
Gambar 1.1 Referensi visual dari film “Her”
2. Film Fiksi berjudul “ Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini” (2019) karya sutradara Angga Dwimas Sasongko Film yang menceritakan perseteruan antara anggota keluarga ini dijadikan referensi oleh pengkarya dalam hal pembangunan konflik antar karakter. Karakter dalam film ini secara dinamis merespon konflik dan berkembang seiring perseteruan diantaranya. Perseteruan yang dihadirkan dalam keluarga juga berawal dari hal sederhana mengena i perbedaan persepsi dan pandangan bagaimana memperlakukan satu sama lain yang dapat berpengaruh besar bagi keluarga tersebut.
Gambar 1.2 Referensi visual dari film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini”
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri