DESAIN PRODUKSI
Disusun Oleh :
NAMA NIM
ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS NASIONAL
2022
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Outline Desain Produksi ini telah Di Setujui Dan Di Sahkan serta diizinkan
untuk di persentasikan pada tugas kesatu kelompok : Investigasi
“ADA KONTROVERSIAL DI PUNCAK SALAK”
INVESTIGASI INVESTIGASI
PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Praktisi
Sebagai proses belajar pembuatan film dokumenter, untuk referensi dalam
pembuatan karya dokumenter selanjutnya dan portofolio kami di masa diepan.
3. Tujuan Akademis
Untuk melengkapi nilai mata kuliah Dokumenter Televisi jurusan penyiaran
Semester 4.
BAB II
Program Jejak Petualang pada stasiun televisi TRANS7 menjadi referensi audio
visual kami karena kami memiliki kesamaan pemikiran dari setiap anggota kelompok kami,
program tersebut sangat nikmat penyajian gambarnya begitu pula dengan konsep ide nya
dalam tiap episode penuh dengan warna-warna kreatif. Selain itu referensi pustaka yang
menurut kami sangat pas dalam pembuatan karya film dokumenter ini ialah , Manajemen
Media Penyiaran karangan Morrisan, M.A. Three Cups of Tea Karangan David Oliver
Relin dan greg Mortenson, Kearifan Lokal oleh Ade M. Kartawinata. Sinematografi
Panduan Usaha Mandiri, oleh Etsa Indra I.dan Laelasari. Mari Membuat Film, Panduan
Menjadi Produser, oleh Heru Effendy. Teknik Digital Video Editing Adobe Premiere
Pro 2.0 oleh Ir. Bsyu Adjie. Referensi tersebut telah menjadi inspirasi kami untuk membuat
film dokumenter ini.
Pra produksi
- Memberikan komunikasi
- Memastikan kepada crew untuk tidak ada lagi yang belum pasti
Produksi
Mengawasi semua crew saat sedang produksi, dan memastikan tempat untuk shooting aman
dan dapat untuk dipakai, memenuhi kebutuhan crew apa saja yang akan digunakan .
Pasca Produksi
Konsep Program
Menyajikan kepada khalayak luas sebuah film Dokumenter yang memberikan pesan
moral merubah pola pikir khalayak luas mengenai pesan atau amanah, cara menyampaikan
pesan dan bagaimana mengartikan pesan itu sendiri.
Didalam konsep produksi ini kami mempunyai cara tersendiri,akan teteapi cara kami
tidak langsung diterapkan harus melewati diskusi-diskusi terlebih dahulu. Film
Dokumemter”ADA DOA DIPUNCAK SALAK”ini yang semua dana produksi dihasilkan
dari hasil kesepakatan crew-crew.
1 10 19 24 4
1 Penemuan Ide
Pra Produksi
2 Pengembangan Gagasan
3 Penulisan Naskah
4 Shooting
Produksi
6 Evaluasi Produksi
7
Pasca Poduksi
8 Logging
9 Editing
Breakdown Budget
Durasi : 10 Menit
Durasi : 10Menit
Durasi : 10 Menit
8 Lighting - - -
10 Shoutgun mike - - -
Konsep Cerita
Film berjudul Ada Doa di Puncak Salak bertemakan tentang makam seorang sesepuh
penyebar agama Islam di puncak salak. Judul ini telah disahkan oleh dosen sebagai karya
yang akan di presentasikan. Keunikan ide pada cerita ini membuat kami tertarik dan
tertantang untuk membuat secarik ide menjadi karya yang mengagumkan. Para penonton
akan menyaksikan shot-shot yang menarik yang diambil pada keindahan alam gunung alam.
Konsep Alur
Alur yang dipakai dari film ini ialah alur maju, karena kami memilih tema yang
menceritakan tentang keberadaan makam pada puncak gunung tersebut, dan sosok makam
itu yang masih menjadi suatu panutan oleh masyarakat setempat walaupun keberadannya
sudah tidak ada bertahun-tahun lalu.
Narasumber
Nama
No. Usia Keterangan No. Telp Talent Casting
Narasumber
1. Fajar Maulana 19thn Pengunjung / Peziarah 0818757509845 Ryandi
2. Ustadz Farid 50thn Ustad / Ulama Setempat 0852763245909 Ryandi
3. Kang Mamat 43thn Pengantar Peziarah 0812144093450 Ryandi
Director Treatment
Durasi : 10 Menit
Pra Produksi
Setelah berdiskusi matang-matang satu kelompok, kami memilih tema tentang
makam yang berada gunung salak sebagai film documenter yang akan dijadikan syarat
kelulusan tugas mata kuliah Dokumenter TV. Dengan tema ini penulis naskah merasas
mendapatkan tantangan yang besar untuk membuat suatu karya yang jarang ditemukan
sebleumnya. Penulis naskah bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang
keberadaan makam dan aktifitas pengunjung di gunung salak.
Produksi
Saat produksi, penulis naskah selalu membicarakan kepada kelompok bagaimana
jalan tema yang dilalui dari cerita ini dan mengikuti beberapa pengambilan gambar pada sesi
produksi, untuk mengetahui keselarasan gambar dengan naskah pada tahap editing pasca
produksi.
Pasca Produksi
Di tahap pasca produksi, penulis naskah tetap disiplin menyesuaikan antara
naskah dengan gambar. Proses ini penulis naskah lakukan agar mengoptimalkan
kesinambungan film dan terutama agar dapat di cerna oleh penonton dengan baik.
Fokus
Kami mengangkat film dokumenter ini pada sudut pandang keindahan gunung salak
dan keberadaan makam Mbah Salak yang dijadikan masyarakat disana untuk berziarah dan
berdoa, begitu juga dengan sejarah keberadaan makam Mbah Salak tersebut.
Angle Cerita
Angle cerita dari film dokumenter ini ialah sejarah keberadaan makam Mbah Salak
yang berada disana begitu juga aktifitas masyarakat setempat pada makam tersebut serta
keindahan puncak gunung salak.
Sumber dan Pertanyaan
1. Fajar Maulana
o Tujuan ziarah
o Kenapa nazarnya ziarah ke makam puncak salak?
o Doa apa yang dipanjatkan?
2. Ustad Farid
o Pengertian ziarah
o Sejarah makam mbah salak
o Tanggapan Ustad mengenai ziarah
o Hadist yang menerangkan tentang ziarah
Ceritadar
3. Kang Mamat
o Tanggal berapa peziarah datang
o Yang dilakukan peziarah dimakam?
Pada film dokumenter ini, kami selaku kelompok bertujuan untuk menyampaikan
sisi keindahan alam gunung salak dan keadaan warga setempat yang melakukan ziarah di
suatu makam almarhum Mbah Salak yang berada di puncak gunung salak, makam Mbah
Salak yang sudah lama berada disana dijadikan sebagai tempat berdoa, beribadah dan ziarah
oleh warga setempat
Sinopsis
Film dokumenter ini menginformasikan keberadaan makam seorang penyebar agama
Islam yang berada di atas puncak gunung salak. Makam tersebut sering dikunjungi oleh
warga setempat, para warga memiliki tujuan yang berbeda-beda saat berkunjung di makam
tersebut. Alkisah seorang penyebar agama Islam ini, telah menjadi panutan warga setempat
sebagai pribadi yang di hormati. Keberadaannya merupakan sebuah pengaruh besar.
2.3.3.1 Naskah
Visual Audio
Narasi vo Durasi Atmosfir Musik
backsound
1.Gambar dari Puncak 1 menit 30 Suasana Acoustic
GUNUNG
Salak detik gunung original song
SALAK MERUPAKAN
salak from Ganjil
GUNUNG YANG
Production
MASIH AKTIF
SAMPAI SEKARANG
YANG TERLETAK DI
SELATAN JAKARTA/
DI PULAU JAWA//
KAWASAN WILAYAH
GUNUNG INI BERADA
DALAM KABUPATEN
SUKABUMI
DAN KABUPATEN
BOGOR/ JAWA
BARAT//
KETINGGIAN
GUNUNG SALAK
ADALAH DUA RIBU
DUA RATUS SEBELAS
METER DARI
PERMUKAAN LAUT//
BANYAK YANG
MENGIRA ASAL
NAMA "SALAK"
ADALAH DARI
TANAMAN SALAK,
AKAN TETAPI
SESUNGGUHNYA
BERASAL DARI KATA
BAHASA
SANSKERTA SALAKA/
YANG BERARTI
PERAK//
KEINDAHAN ALAM
GUNUNG SALAK
BANYAK DIMINATI
OLEH WISATAWAN
LOKAL MAUPUN
INTERLOKAL//
BANYAK PENDAKI
YANG MENGAKUI
BAHWA GUNUNG
SALAK MERUPAKAN
SALAH SATU
GUNUNG YANG
MASIH KAYA AKAN
FLORA DAN FAUNA
DI JAWA BARAT//
DALAM NAUNGAN
TAMAN NASIONAL
GUNUNG HALIMUN
SALAK TERDAPAT
KAWAH/ YANG
DISEBUT SEBAGAI
KAWAH RATU//
KAWAH RATU
BERADA DI
KETINGGIAN SERIBU
TIGA RATUS TIGA
PULUH DELAPAN
METER DARI
PERMUKAAN LAUT///
DIBALIK
KEINDAHAN ALAM
GUNUNG SALAK
WISATAWAN DAN
PARA PENDAKI
BANYAK MEMILIKI
CERITA MISTIS
BEGITU PULA
DENGAN
MASYARAKAT
SETEMPAT/
HILANGNYA
PESAWAT DI TEMPAT
INI MERUPAKAN
SALAH SATU
MISTERI YANG
MASIH BELUM BISA
DIUNGKAP SECARA
PENELITIAN///
SELAIN ITU
TERDAPAT BANYAK
MAKAM YANG
DIJADIKAN
KEPERCAYAAN
LOKAL BAGI
MASYARAKAT
SETEMPAT. SALAH
SATU DARI
BANYAKANYA
MAKAM TERSEBUT
ADALAH MAKAM
MBAH SALAK///
BANYAK DARI
MASYARAKAT
SETEMPAT YANG
MELAKUKAN
‘PENGAJIAN’ RUTIN
DI HARI-HARI
TERTENTU/
KEGIATAN MEREKA
DARI
MEMBERSIHKAN
MAKAM SETIAP
HARINYA SAMPAI
DENGAN BERDOA
JUGA DILAKUKAN//
SALAH SATU DARI
BANYAK
PERBINCANGAN
YANG TELAH
DILAKUKAN/
TERDAPAT PULA
ORANG YANG
MELAKUKAN
TINDAKAN DILUAR
BATAS PEMIKIRAN
MANUSIA SEPERTI
HALNYA
BERHUBUNGAN
DENGAN HAL-HAL
GAIB///
KEYAKINAN ORANG
ORANG GUNUNG
SALAK IALAH HARUS
BERZIARAH SERAYA
MEMINTA IZIN
SEBELUM MENAIKI
GUNUNG ATAU
MENCARI MAKANAN
DAN HAL
SEBAGAINYA DI
MAKAM KERAMAT
INI// PENGERTIAN
ZIARAH YANG
SEBENARNYA
SERING
DISALAHGUNAKAN
OLEH TIAP ORANG
ORANG YANG
BERDOA DENGAN
KEYAKINAN
MASING-MASING/
USTAD FARID/
SEORANG ULAMA
YANG BERADA DI
KAWASAN GUNUNG
SALAK / TELAH
MENJELASKAN
BAGAIMANA CARA
ZIARAH YANG
BENAR DALAM
AGAMA ISLAM///
5. Narasumber Ustad 2 menit
Farid
6. Stok Shot gunung 10 detik
salak
7. narasumber ustad 2menit
farid
8. stok shot gunung JADWAL ORANG 10 detik Original
salak ORANG YANG Soundtrack
DATANG UNTUK
BERZIARAH KE
MAKAM MBAH
SALAK BIASANYA
DIANTAR OLEH JURU
KUNCI MAKAM/
KANG MAMAT
SEORANG YANG
BEKERJA SEBAGAI
PENGANTAR
PEZIARAH KE
MAKAM DI BAWAH
JURU KUNCI/
MENJELASKAN
JADWAL DATANG
ORANG ORANG
UNTUK ZIARAH///
9. Narasumber Kang 30 detik
Mamat
10. Stok Shot gunung 10 detik
salak
11. narasumber Kang 30 detik
Mamat
12. stok shot gunung SETIAP TEMPAT 10 detik Original
salak MEMILIKI RAHASIA Soundtrack
SENDIRI DI
DALAMNYA YANG
NYATANYA TAK
DAPAT DITEMUKAN
SECARA ILMIAH/
DAN LOGIKA
SEPERTI DI GUNUNG
SALAK/// SEBAGAI
MANUSIA KITA
SUDAH
SEHARUSNYA
MELESTARIKAN
ALAM/
MENGHORMATI DAN
MENJAGA SIKAP DI
TEMPAT TEMPAT
KERAMAT YANG
DIPERCAYAI YANG
KITA KUNJUNGI///
Visual
- Stok Shot dari Puncak Salak.
- Video narasumber Fajar Maulana (pengunjung).
- Stok Shot Makam Mbah Salak dan Sesajen
- Video Kawah ratu.
- Video narasumber Ustad Farid
- Video narasumber Kang Mamat
2.3.3.2 Transkrip Wawancara
Wawancara Fajar Maulana
Penata kamera adalah perangkat kamera yang di gunakan untuk mengambil gambar
bergerak, menyimpannya di media tertentu, yang selanjutnya di lakukan proses pengolahan.
Kamera memiliki bagian – bagian yang memilik fungsi masing – masing.Kamera video di desain
agar kebutuhan perekaman gambar dan suara dapat terekam dengan baik. Fungsi atau control
yang ada di kamera ini harus di pahami betul oleh seorang cameramen.
Pra Produksi
Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak
sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional
dan desain kreatif (Riset, Penulisan Outline, Skenario, Storyboard, dsb.).
- Mempelajari semua naskah yang sudah di setujui oleh produser.
- Mengimplementasikan naskah ke dalam sebuah bentuk dan gerak serta tata letak kamera
melalui floor plan kamera.
- Menguasai macam – macam segi kamera agar sesuai dengan kualitas gambar yang akan di
pakai untuk proses produksi.
- Berdiskusi tentang ilustrasi yang akan di ambil dalam segi floor plan dengan sang sutradara.
Produksi
Proses pengambilan gambar di lapangan atau shooting, Pada tahap ini kameramen
diberikan pengarahan dari seorang sutradara tentang rencana visual yang akan dibuat. Secara
sistematis rencana ini dibuat kedalam breakdown script . Dengan breakdown script
memudahkan semua element kru dalam bekerja nantinya. Sutradara mendiskusikan shot –
shot seperti apakah yang harus dibuat.
- Mengoperasikan kamera untuk Shooting live atau taping program, baik di dalam maupun di
luar studio.
- Memberikan saran ke Director untuk pengambilan gambar terbaik.
- Bertanggung jawab untuk pemeliharaan kamera agar tetap siap operasi.
- Bertanggung jawab terhadap kualitas gambar, komposisi dan lensa.
- Selalu menggunakan istilah teknik dalam operasional produksi.
- Bekerjasama dengan baik bersama semua kru produksi.
- Mengikuti instruksi director / pengarah acara untuk memperoleh gambar sesuai dengan
script.
Pasca Produksi
Tidak banyak hal yang dilakukan oleh kameramen pada tahap ini. Untuk produksi
kameramen terkadang diminta bantuan oleh editor untuk menjelaskan hal – hal tertentu yang
bisa jadi tidak dimengerti oleh editor, namun biasanya hal ini bisa dihandle oleh sutradara
atau produser. Untuk memudahkan editor dalam bekerja, setelah pengambilan gambar,
kamerawan membuat camera report yang berisi tentang semua keterangan camera report
lengkap dengan time code atau keterangan waktu.
- Melakukan pengepakan kamera set untuk transportasi bila akan melakukan shooting di luar
kota / negeri.
- Bertanggung jawab untuk pemeliharaan kamera agar tetap dalam kondisi prima.
- Memberikan semua hasil yang di catat saat produksi kepada editor.
Konsep Kameramen
Kameramen merekam konsep yang telah di sepakati oleh sutradara pada saat pra produksi
dan mengambil gambar sesuai scenario dengan acuan director shot yang telah di buat
sutradara dan memperhatikan type shot,angel kamera,gerakan kamera dan mengatur
komposisi gambar pada saat produksi, penulis ingin memberikan gambar – gambar yang
bagus dan menarik untuk di lihat oleh masysarakat, penulis akan memberikan sentuhan shot
– shot yang berbeda dengan film yang lain nya. Perencanaan konsep teknis sangat di
butuhkan,di dukung pula dengan pembuatan floorplan ,dan camera report yang akan
memudahkan pemilihan bahan – bahan yang akan di gunakan dan persiapan alat – alat.
- High Angle
Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas
objek,pengambilan gambar yang seperti ini memilki arti yang dramatik yaitu kecil atau
kerdil.
- Low Angle
Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si objek, sudut
pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang di timbulkan
yaitu keagungngan atau kejayaan. Biasanya teknik ini sering di gunakan untuk membuat
sebuah karakater monster atau manusia raksasa.
- Eye Level
Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata objek,tidak ada kesan
dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkna pandangan
mata seseorang yang berdiri.
- Frog Level
Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat
besar.
- Full Shoot (FS)Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya
memperlihatkan objek beserta lingkungannya.
- Long Shoot (LS)Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya
menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh.
Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.
- 1 Shoot
Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.
- 2 Shoot
Pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang
berkomunikasi.
- 3 shoot
Pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang
mengobrol.
- Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok
orang dalam melakukan suatu aktifitas.
- Zooming (In/Out)
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini
merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya
mengoperasikannya saja.
- Panning (Left/Right)
Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau
dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak
sesuai arah yang diinginkan.
- Tilting (Up/Down)
Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat
bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
- Dolly (In/Out)
Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming
namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong
tripod maju ataupun menariknya mundur.
- Follow
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
- Framing (In/Out)
Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out)
framming shot.
- Fading (In/Out)
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk
menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-
lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.
- Crane Shoot.
Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan
bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.
Spesifikasi Kamera
Warna Hitam
Tipe EOS 1100DC
Megapiksel 12.2
Fitur HD Recording
USB Port Ya
Tahap Praproduksi;
1. Menganalisa skenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam skenario dan
mengungkapkan penilaiannya pada sutradara.
2. Berdiskusi dengan departemen yang lain dalam script conference untuk menganalisa
skenario, baik secara teknis, artistik dan dramatik.
3. Dalam produksi film ceriita untuk bioskop, editor bersama produser dan sutradara
menentukan proses pascaproduksi yang akan digunakan seperti kinetransfer, digital
intermediate atau negative cutting.
Proses editing diawali dengan melakukan logging kemudian selection shot, digitizing,
assembly, rough cut / offline editing , fine cut / online editing dan terakhir trimming.
A. Screening rushes
Setelah menerima hasil shooting, terlebih dahulu melakukan preview untuk melihat gambar yang
nantinya akan diambil. Sehingga sudah ada bayangan yang akan dipakai. Saat screening rushes,
treatment yang sudah dibuat sebelumnya mengalami perubahan total. Walaupun terjadi
perubahan dalam treatment, tema dari program itu tetap dipertahankan.
B. Breakdown shot
Pada tahap ini saya me-logging materi dengan mencatat time code in/out tiap shot dari semua
materi yang ada. Dari data logging ini akan dapat digunakan untuk mempermudah guna mencari
shot yang akan dipakai dan juga untuk mempermudah meng-capture materi.
C. Slection of shot
Setelah me-logging semua materi, tahap selanjutnya adalah memilih shot yang sesuai dengan
treatment yang sudah ada (baru). Kemudian me-capture semua hasil yang diseleksi kedalam
computer yang disebut digitizing.
D. Assembly
Didalam proses ini saya menyusun shot yang telah sesuai dengan treatment dan naskahnya.
E. Rough Cut
Rough cut adalah pemotongan gambar yang masih secara kasar dan belum ada optical effect
yang masuk.
Dari tahap screening rushes sampai rough cut merupakan proses editing offline.
F. Fine Cut
Pada hap ini saya sudah memulai memperhalus shot-shot yang masih kasar dengan memotong
atau menambah beberapa freme dari tiap shotnya. Serta memasukan narasi yang sebelumnya
sudah di record.
G. Trimming
Di tahap ini saya hanya memperhalus hasil dari fine cut agar terjadi kesatuan yang utuh
proporsional. Serta menambahkan optical effect jika diperlukan.
Dari tahap fine cut sampai trimming merupakan proses editing online.
H. Final Cut
Pada tahap ini saya selain memasukan title dan credit title juga harus men-synchronizing audio
serta ilustrasi musik maupun audio effect. Setelah tahap ini semua struktur maupun durasi
menjadi jelas. Tahap ini disebut juga proses mixing.
Lampiran Editor
Counting Down
ID Program
Hardware Komputer
RAM : 4 GB
Hardisk : 640 GB
2 GB Memory
Software :
Jobdesk : Produser
Umur : 21
Semester :4
Gunung Salak.
Nama : Nanda Rahmadani
Jobdesk : Sutradara
Umur : 24
Semester :4
menegangkan.
Nama : Mario Parsaoran Sitorus
Umur : 21
Semester :4
Kesan : Bombastis.
Nama : Ryandi Ardhyansyah
Jobdesk : Editor
Umur : 19
Semester :4
4.1 Kesimpulan
Secara umum film dokumenter berjudul Ada Doa di Puncak Salak ini
memberikan informasi tentang, keindahan misteri dan kebiasaan para masyarakat
setempat dalam berziarah dan berdoa di puncak salak. Kami menjelaskan secara
keseluruhan tentang makam Mbah Salak yang dianggap keramat oleh masyarakat
setempat sebagai panutan, dan juga keindahan Gunung Salak
4.2 Saran
Demikian proposal ini kami buat untuk pengajuan pembuatan film dokumenter.
Diharapkan lewat film dokumenter ini kami dapat belajar bersama untuk pembuatan
karya-karya selanjutnya, sekiranya kami sekelompok dengan senang hati menerima kritik
dan saran dari berbagai pihak.
DAFTAR PUSTAKA
M.A, Morrisan. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola radio &
Televisi. Jakarta: Prenada Media Group.
Oliver Relin, David dan Greg Mortenson. 2008. Three Cups of Tea. Jakarta: Hikmah.