Presentasi video merupakan suatu video utk mengomunikasikan gagasan, ide atau rencana, yang
bertujuan untuk memperkenalkan product yang dibuat melalui proses merekam gambar dan suara,
menata urutan dan melanjutkan atau memotong gambar & menyatukannya menjadi kesatuan yang
utuh.
Proses pengambilan gambar memerlukan sebuah alat seperti camera digital, camera handphone atau
software seperti sceencast-o-matic, dll.
Presentasi video berfungsi sebagai alat atau sarana untuk mengomunikasikan rencana dan ide melalui
penyajian satu buah product yang sudah dihasilkan. Selain itu, fungsi presentasi video adalah Sebagai
alat untuk mengomunikasikan gagasan atau konsep, presentasi video harus menyampaikan
keunggulan gagasan atau ide yang dapat di sampaikan. Rencana atau ide adalah upaya untuk
mengatasi masalah yg dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep atau gagasan ialah hasil pemikiran yabg lahir sebagai solusi untuk mengatasi masalah. Pada
dasarnya, masalah merupakan kesenjangan antara bukti dan cita-cita. Disini dibutuhkan pelatihan
secara khusus untuk mengidentifikasi masalah. Mampu mengidentifikasi masalah adalah setengah
langkah untuk selanjutnya menemukan solusi sbg satu langkah berikutnya.
Konsep atau ide pada presentasi video akan dan lebih keren jika menggunakan gagasan yang
original, benar, akurat dan tentunya berguna. Original, artinya konsep atau ide bukan hasil pemikiran
orang lain, berarti harus hasil kreativitas sendiri, bukan plagiasi atau menjiplak hasil karya orang lain.
Tak menyalahi kaidah keilmuan, tidak bertentangan dgn norma atau aturan. Berguna, artinya jadi
solusi bagi banyak orang.
1. Narasi
Video yang bertujuan untuk menjelaskan narasi.
2. Dokumenter
Video yang bertujuan merekam suatu kejadian atau sejarah dalam kehidupan nyata.
3. Informasi
Video yang bertujuan menjelaskan suatu informasi.
4. Pembelajaran
Video yang bertujuan untuk memberikan materi pembelajaran supaya mudah dupahamai, diserap dan
mampu dimainkan ulang.
5. Presentasi
Video yang bertujuan untuk mengomunikasikan rencana atau gagasan.
Dalam memproduksi video, biasanya dibentuk sebuat tim yang masing-masing kru-nya mempunyai
tugas yang tersendiri.
Berikut kru-kru yang bertugas beserta tugas-tugasnya :
Produser, merupakan seseorang yang mempunyai tugas untuk memimpin dan
mengarahkan secara keseluruhan.
Sutradara, yaitu seseorang yang memimpin selama proses pembuatan video/film/iklan.
Script Writer, ialah seseorang yang bertugas untuk membuat ide cerita.
Penulis Skenario, seseorang yang menerjemahkan ide cerita ke dalam bahasa visual
gambar atau skenario.
Casting, bertugas untuk mencari dan memilih para tokoh/pemain yang sesuai dengan ide
cerita dalam proses produksi.
Costume Designer, bertugas membuat atau memilih kostum yang sesuai dengan suasana
cerita dan latar dalam proses produksi.
Make up Artist, mempunyai tugas untuk mengatur make up/riasan yang sesuai dengan
suasana cerita dalam proses produksi.
Kameramen, orang yang bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera saat
diadakan pengambilan gambar/shooting.
Tata Artistik (Artistic Director), bertugas membuat atau mengatur latar dan setting yang
sesuai dengan suasana cerita dalam proses produksi.
Lighting, orang yang bertugas mengatur pencahayan dalam pembuatan video/film/iklan.
Kliper, mempunyai tugas untuk memberi tanda pengambilan shot dalam proses produksi.
Pencatat Adegan, ia bertugas untuk mencatat adegan atau shot yang diambil serta kostum
yang dipakai dalam produksi film.
Editor, ia adalah orang yang bertugas melakukan editing untuk hasil pengambilan gambar
dalam proses produksi.
Tata Suara (Sound Recorder), bertugas membuat/memilih/merekam suara dan efek-efek
suara yang sesuai dengan suasana cerita dalam proses produksi.
Tata Musik, bertugas membuat/memilih musik yang sesuai dengan suasana cerita
dalam pembuatan video/film/iklan.
Setelah mengetahui siapa saja kru-kru yang bertugas beserta tugasnya, sekarang dijabarkan
sedikit mengenai tahap-tahap memproduksi video.
Berikut tahapan-tahapannya :
1. Tahap Pra-Produksi, terdiri dari :
Scripting merupakan ide awal yang digunakan sebagai bahan dalam pembuatan
video/film/iklan. Dalam tahap ini dilakukan penulisan naskah/skenario.
Planning merupakan tahapan perencanaan. Hal ini meliputi perencanaan pengambilan
gambar, setting tempat, mencari atau meng-casting calon tokoh/pemeran, mengurus perizinan,
menentukan staf dan kru produksi, merencanakan properti apa saja yang akan digunakan,
anggaran biaya, dan hal-hal lain yang patut untuk direncanakan.
Development of Concept, dalam tahap ini masing-masing kru sebisa mungkin untuk
mengembangkan ide yang telah di dapat dalam pembuatan script sebagai konsep
dalam pembuatan video/film/iklan tersebut.
2. Tahap Produksi, meliputi :
Shooting => pengambilan gambar
Acting => masing-masing tokoh memerankan bagiannya sesuai dengan naskah yang telah
dibuat.
Creating Animation => hal ini bisa dibuat jika kita ingin menambahkan sentuhan animasi
dalam video/film/iklan kita nanti.
Record Sound => pada proses ini kita merekam suara dari tokoh/pemeran dalam
vodeo/film/iklan yang kita buat.
Create Text/Graphic => haal ini bisa dibuat jika kita ingin menambahkan tulisan atau
gambar dalam video/film/iklan yang kita buat.
3. Tahap Pasca Produksi, antara lain :
Compositing yaitu menggabungkan semua elemen ke dalam satu media
Menambahkan efek khusus
Mengimport materi sumber
Assamble/edit, menyunting materi sesuai dengan naskah yang ada
Menghasilkan output, reproduksi dan distribusi
Tambahan :
- Scene merupakan gabungan shot dalam suatu lokasi pada waktu yang sama
- Sequence merupakan sejumlah shot yang membentuk alur cerita
- Cahaya/pencahayaan dibagi menjadi dua, yaitu cahaya natural (alami) dan cahaya artficial
(buatan)
- Down Angle : menhasilkan bayangan yang jatuh ke arah tubuh
- Up Angle : menghasilkan pencahayaan yang kurang lazim, namun dengan penempatan
pencahayaan seperti ini, subyek akan kelihatan powerfull dan gagah
Shotting merupakan proses pengambilan gambar dalam membuat sebuah video atau film. Termasuk
dalam proses produksi yang membutuhkan Persiapan, Pengetahuan, dan Skill dalam melaksanakan
shoting. Salah satunya adalah dengan mengetahui teknik shot itu sendiri dalam video. Berikut ini
akan dijelaskan beberapa teknik shot yang biasa dipakai dalam membuat sebuah video/film.
Pengetahuan mengenai teknik pengambilan gambar ini sebenarnya untuk menentukan bagaimana
shot itu akan dibuat, serta kesan yang timbul didalamnya. Untuk membedakan antara satu shot
dengan shot yang lainnya, teknik pengambilan gambar ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu
dilihat dari Sudut Pengambilan Gambar, dan Ukuran Gambar yang akan dijelaskan pada penjelasan
dibawah.
A. Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle)
1. Frog Eye Teknik pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar
(alas) kedudukan obyek atau dengan ketinggian yang lebih rendah dari dasar (alas) kedudukan
obyek. Dengan teknik ini dihasilkan satu pemandangan objek yang sangat besar. Biasanya terjadi
distorsi perspektif berupa pengecilan ukuran subyek, sehingga menghasilkan kesan keangkuhan,
keagungan, dan kekokohan.
2. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah obyek sehingga kesan objek jadi
membesar.
3. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan obyek. Hasilnya memperlihatkan
tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan mata seseorang yang
mempunyai ketinggian tubuh tepat tingginya sama dengan obyek. Sering disebut dengan normal
shot.
4. High Angle Sudut pengambilan dari atas obyek sehingga kesan obyek jadi mengecil. Selain
itu teknik pengambilan gambar ini mempunyai kesan dramatis, yakni kesan kerdil.
5. Bird Eye Teknik pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan ketinggian
kamera di atas ketinggian obyek yang direkam. Hasil perekaman teknik ini memperlihatkan
lingkungan yang demikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah demikian kecil.
6. Slanted Jenis shot ini merupakan perekaman dengan sudut tidak frontal dari depan atau
frontal dari samping obyek, melainkan dari sudut 45‘ dari objek, sehingga obyek yang lain ikut
masuk kedalam bingkai rekam.
7. Over Shoulder Shot ini merupakan versi close-up dari slanted shot sehingga seakan-akan
objek lain di-shot dari bahu obyek utama.
B. Ukuran Gambar
Setelah dilihat dari aspek Sudut Pengambilan Gambar, berikutnya adalah ukuran gambar. Ukuran
gambar ini tentunya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, sekaligus menunjukkan tingkat
emosi, situasi, dan kondisi dari objek gambar. Beberapa jenis teknik pengambilan gambar
berdasarkan ukuran gambar antara lain:
1. Extreme Close Up (ECU) Pengambilan gambar sangat dekat sekali, sampai pori-pori kulit
pun terlihat. Memperlihatkan detail suatu obyek secara jelas.
2. Big Close Up (BCU) Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dagu obyek.
Menonjolkan obyek untuk menimbulkan ekspresi tertentu.
3. Close Up (CU) Pengambilan gambar dari tepat atas kepala sampai bawah leher. Untuk
memberi gambaran obyek secara jelas.
4. Medium Close Up (MCU) Ukuran gambar sebatas kepala hingga dada. Untuk menegaskan
profile seseorang.
5. Medium Shot (MS) Ukuran gambar sebatas dri kepala hingga pinggang. Bertujuan untuk
memperlihatkan sosok seseorang.
6. Full Shot (FS) Pengambilan gambar penuh dari atas kepala hingga kaki. Memperlihatkan
obyek secara keseluruhan.
7. Long Shot (LS) Pengambilan gambar melebihi full shot. Menunjukan obyek dengan latar
belakangnya.
8. One Shot (1S) Pengambilan gambar satu obyek. Memperlihatkan seseorang dalam in
frame.
9. Two Shot (2S) Pengambilan gambar dua obyek. Biasanya memperlihatkan adegan dua
orang sedang bercakap.
10. Group Shot (GS) Pengambilan gambar sekelompok orang. Misalnya ada adegan pasukan
sedang berbaris atau lainnya.
4. Editing Video
Pengertian Editing Video dan Fungsinya - Editing video
merupakan proses menyusun dan menata hasil rekaman gambar menjadi satu keutuhan
berdasakan naskah. Pekerjaan editing meliputi capturing/importing, pemotongan, penggabungan,
penyisipan gambar, transisi dan gambar pendukung lainnya serta pemaduan suara.
a. Capturing/Importing
Proses memindahkan hasil rekaman gambar dari kamera ke perangkat editing dapat dilakukan
dengan cara capturing/importing. Capturing dilakukan bila hasil rekaman tidak berupa file
video, sedangkan importing dilakukan bila hasil rekaman berupa file video yang dapat dibaca
oleh perangkat editing.
b. Pemotongan
Proses memotong hasil rekaman gambar untuk mendapatkan hasil potongan video yang lebih
baik.
c. Penggabungan
d. Penyisipan
e. Pengaturan Transisi
Transisi merupakan bentuk perpindahan antarpotongan gambar untuk menjaga
kontinyuitas gambar, membentuk suasana, pembeda waktu dan tempat.