Anda di halaman 1dari 36

Videografi adalah media untuk merekam suatu moment/kejadian yang dirangkum

dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat kita nikmati dikemudian hari
baik sebagai sebuah kenangan ataupun sebagai bahan kajian untuk mempelajari
apa yang sudah/pernah terjadi.
Videografi sendiri banyak digunakan oleh berbagai kalangan untuk berbagai
kepentingan. Mulai dari individu hingga kelompok. Bahkan setiap negara dapat
dipastikan memiliki arsip tentang sejarah negaranya yang berupa video.
Seiring dengan perkembangan jaman dan dengan memanfaatkan kecanggihan
teknologi terkini videografi dapat dinikmati dengan berbagai cara dan berbagai
format pun ditawarkan oleh para ahli teknologi di dunia. Saat ini ada 2 jenis video
yang teredia yaitu analog dan digital.
Seorang videografer dikategorikan atau mengkategorikan diri menjadi 2, yakni
videografer amatir dan videografer profesional. Amatir atau Profesional, sebetulnya
hanyalah istilah dan status semata. Sayangnya, seolah ada anggapan jika
videografer amatir hasilnya pasti tidak bagus. Dan karena merasa hanya amatiran,
seseorang merasa sah-sah saja jika rekaman videonya tidak bagus. Sebaliknya, ada
anggapan bahwa videografer profesional pasti bisa menghasilkan gambar-gambar
yang bagus. Belum tentu seperti itu.
Dalam dunia videografi sebagaimana berlaku juga dalam bidang lain
profesionalisme sebetulnya lebih merupakan prinsip dan itikad bagaimana kita
bekerja dan berkarya secara sempurna dengan kaidah, mekanisme dan standar
kualifikasi tertentu.
Para videografer profesional yang menjadikan videografi sebagai sebuah profesi,
atau setidaknya yang menyebut dirinya videografer profesional, sebetulnya belum
tentu menghasilkan gambar-gambar yang bagus (banyak contoh bisa dilihat di layar
televisi, khususnya televisi lokal). Sebaliknya, meski hanya ditujukan untuk
kepentingan nonprofit dan sekedar kesenggangan, belum tentu seorang videografer
amatir tidak bisa menciptakan gambar-gambar dengan citarasa profesional. Artinya,
professional look bisa didapat oleh siapa saja.
Kemudahan yang disediakan oleh perkembangan teknologi videografi digital,
membuat setiap orang mampu (atau merasa mampu) melakukan apa saja selama
piranti tersedia, meski terkadang mengabaikan atau tidak menyadari prinsip-prinsip
dasarnya, baik secara teknis maupun estetis.
Begitu juga dalam hal piranti videografi. Profesionalisme tidak dibedakan oleh jenis
kamera yang digunakan. Apakah karya videografi Anda akan berkesan amatir atau
profesional, sangat tidak tergantung pada jenis dan standard kamera yang
digunakan. Piranti hanya membatasi untuk apa hasil akhir akan digunakan. Inipun

tidak mutlak benar. Dalam kondisi tertentu (dalam aktifitas jurnalistik, misalnya),
terkadang tujuan profesional dapat dipenuhi dengan piranti videografi amatir
(bahkan oleh videografer amatir dengan teknik videografi amatiran). Sebaliknya,
meski hanya menggunakan kamera amatiran, Anda tetap bisa menghasilkan
gambar-gambar yang menarik dengan citarasa profesional.
1.SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR [CAMERA ANGLE].
a.Bird Eye View.
Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas di ketinggian tertentu sehingga
memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang
tampak di bawah begitu kecil.
Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya menggunakan helikopter maupun
dari gedung -gedung tinggi.
Kalau anda suka melihat film-film Hollywood, tentunya teknik yang ini tidak asing
lagi bagi anda.
b.High Angle.
Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas
objek,pengambilan gambar yang seperti ini memilki arti yang dramatik yaitu kecil
atau kerdil.
c.Low Angle
Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si objek, sudut
pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle.
Kesan yang di timbulkan yaitu keagungngan atau kejayaan.
Biasanya teknik ini sering di gunakan untuk membuat sebuah karakater monster
atau manusia raksasa.
d.Eye Level
Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata objek,tidak
ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang ada hanya
memperlihatkna pandangan mata seseorang yang berdiri.
e.Frog Level.
Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi
sangat besar.
2.UKURAN GAMBAR[FRAME SIZE]
a.Extreem Close-up [ECU].
Pengambilan gambar sangat dekat sekali,hanya menampilkan bagian tertentu
pada tubuh objek.
Fungsinya untuk kedetilan suatu objek.

b.Big Cloe-up[BCU].
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek.
Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang di keluarkan oleh objek.
c.Close-up[CU].
Ukuran gambar hanya sebatas dari ujung kepala hingga leher.
Fungsinya untuk memberi gambaran jelas tetang objek.
d.Medium Close-up[MCU].
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada.
Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
e.Mid Shoot[MS].
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang.
Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
f.Kneel Shoot[KS].
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut.
Funsinya hampir sama dengan Mid Shoot.
g. Full Shoot[FS]
Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki.
Fungsinya memeperlihatkan objek beserta lingkungannya.
h.Long Shoot [LS]
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Fool Shoot.
Untuk mnujukan objek dengan latar belakangnya.
i.Extreem Long Shoot [ELS].
Pengambilan gambar melebihi long Shoot,menampilan linkungan si objek secara
utuh.
Untuk menunjukkan objek tersebut bagian dari lingkungannya.
j.1 Shoot.
Pengambilan gambar satu objek.
Fungsinya memperlihatkan seseorang atau benda dalam frame.
k.2 Shoot.
Pengambilan gambar 2 objek
Untuk memperlihatkan adegan 2 orang yang sedang berkomunikasi.
l.3.Shoot
Pengambilan gambar 3 objek untuk memperlihatkan 3 orang yang sedang
mengobrol.

m.Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek
Untuk memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan aktifitas.

3.GERAKAN KAMERA[MOVING CAMERA]


a.Zooming[In/out]
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauh
objek,gerakan ini merupakan fasilitas yang di sediakan oleh kamera vidio, dan
kameramen hanya mengoperasikannya saja.
b.Panning[left/Right].
Yang di maksud gerakan panning yakni kamera bergerak dari tengah ke kanan atau
dari tengah kekiri,namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang
bergerak sesuai arah yang di inginkan.
c.Tilting[Up/Down].
Gerakan Tilting yitu gerakan keatas dan kebawah,masih menggunakan tripod
sebagai alat bantu agar hasil gambar yang di dapatkan memuaskan dan stabil.
d.Dolly[In/Out].
Gerakan yang di lakukan yaitu gerakan maju mundur,hampir sama dengan gerakan
Zooming namun pada Dolly yang bergerak adalah tripod yang telah di beri roda
dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
e.Follow.
Pengambilan gambar di lakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak
searah.
f.Framing[In/Out].
Framing adalah gerakan yang di lakukan oleh objek untuk memasuki [in] atau
keluar [out] framing shot.
g.Fading [In/Out].
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan.
Apabila gambar baru masuk mengantikan gambar yang ada di sebut fade
in,sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan di gantikan
gambar baru di sebut fade out.
h.Crane Shoot .
Merupakan gerakan kamera yang di pasang pada alat bantu mesin beroda dan
bergerak sendiri bersamaan kameramen,baik mendekati maupun menjauhi objek.

4.GERAKAN OBJEK[MOVING OBJECT]


a.Kamera sejajar objek.
Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek,baik kekiri maupun kekanan
b.Walking [In/Out]
objek bergerak mendekati[in] maupun menjauhi [out] kamera.
Nah itu tadi merupakan beberapa teknik dalam pengambilan gambar menggunakan
kamera video.
Namun ada beberapa elemen penting yang harus ada di dalam gambar.
Dan elemen penting tersebut meliputi:
a.Motivasi
b.Informasi
c.Komposisi
d. Suara.
e.Sudut Kamera
f. Kontinuitas.
Selain teknik-teknik maupun tatacara pengambilan gambar yang harus dimiliki oleh
seorang kameramen ada hal lain yang harus di miliki yakni sense of art atau rasa
seni, karena gambar yang di ambil oleh kameramen merupakan karya seni.
Setiap orang memungkinkan untuk menguasai teknik-teknik pengambilan gambar
namun apabila tidak memiliki rasa seni atau keindahan maka hasil yang di
dapatkanpun kurang maksimal.
Jadi rasa seni yang tinggi dapat di jadikan modal utama untuk menjadi kameramen.

Istilah-istilah dalam dunia broadcast


Acting :
Sebuah proses pemahaman dan penciptaan tentang perilaku dan karakter pribadi dari seseorang
yang diperankan
Addes Scenes :
Adegan yang ditambahkan kedalam konsep asli, biasanya diambil setelah film diselesaikan
Agent (Agent Model) :
Seseorang yang dipekerjakan oleh satu atau lebih talent agency atau serikat pekerja untuk
mewakili keanggotaan mereka dalam berbegosiasi kontrak individual yang termasuk gaji,

kondisi kerja, dan keuntungan khusus yangtidak termasuk dalam standard guilds atau kontrak
serikat kerja. Orang ini diharapkan oleh para aktor/aktris untuk mencarikan mereka pekerjaan
dan membangun karir mereka
Anamorphic :
Lensa yang digunakan dalam fotografi untuk memperkecil gambar widescreen ke ukuran 35mm.
Proses ini dibalik ketika memproyeksikan hasil akhir film, memunculkan gambar kembali ke
ukuran normal pada layarlebar.
Answer Print :
Married Print pertama dari film yang dibuat oleh lab pemroses film, dan kemudian akan
digunakan untuk menetapkan standar kualitas film yang akan diedarkan kepada publik.
Apple Box :
Digunakan untuk meninggikan seorang aktor/aktris serta suatu obyek sesuai dengan ketinggian
yang tepat untuk pengambilan gambar.
Art Departement :
Bagian artistik. Bertanggung jawab terhadap perancang set film. Seringkali bertanggung jawab
untuk keseluruhan desain priduksi. Tugasnya biasanya dilaksanakan dengan kerjasama yang erat
dengan sutradara.
Ascpect Ratio :
Perbandingan antara lebar dan tinggi bingkai gambar (frame)
Rasio untuk tayangan televisi adalah 1,33:1 yang artinya lebar frame yang muncul di televisi
adalah 1,33 kali dari tinggi.
Art Director :
Seorang asisten sutradara film yang memperhatikan administrasi, hal yang penting sehingga
departemen produksi selalumengetahui perkembangan terbaru proses pengambilan film. Ia
bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris pada saat dan tempat yang tepat, dan juga untuk
melaksanakan instruksi sutradara.
Available Lighting :
Pengambilan gambar tanpa tambahan cahaya buatan manusia
Audio Visual :
Sebutan untuk perangkat yang menggunakan unsur suara dan gambar
Art Director :
Pengarah artistik dari sebuah produksi
Asisten Produser :
Seorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya

Audio Mixing :
Proses penyatuan dan penyelarasan suara dari berbagai macam jenis dan bentuk suara.
Angle :
Sudut pengambilan gambar
Animator :
Sebutan bagi seorang yang berprofesi sebagai pembuat animasi
Audio Effect :
Efek suara
Ambience :
Suara natural dari obyek gambar
Broadcaster :
Sebutan untuk seseorang yang bekerja dalam industri penyiaran
Background :
Latar belakang
Barn Doors :
Pintu berengsel yang dipasangkan di depan lampu studio yang dapat dibuka atau ditutup untuk
memunculkan cahaya pada area tertentu di set.
Barney :
Bungkus kain pada pelindung yang dapat dipakaikan pada kamera film atau blimped kamera
film, untuk mengurangi siara mekanisme. Ada juga heated barney yang digunakan dalam suhu
dingin.
Best Boy :
Asisten Gaffer atau asisten Key Grip.
Blank :
Selongsong senapan atau pistol yang berisi peluru buatan untuk menggantikan peluru yang
sesungguhnya. Blank dipergunakan dalam film untuk mencegah terjadinya kecelakaan, walaupun
sesungguhnya peluru kosong itu sendiri masih berbahaya jika ditembakan dan mengenai orang
dalam jarak dekat.
Blimp :
Ruangan kedap suara yang mengelilingi kamera film untuk mencekah ikutn terekamnya bunyi
mekanisme kamera kedalam alat perekam suara.
Blow Up :
Perbesaran ukuran film dari 16mm ke 35mm yang dilakukan di laboratorium untuk diputar di

bioskop. Istilah ini juga dipergunakan dalam fotografi untuk memperbesar foto guna keperluan
display atau promosi.
Body Frame, Body Pod :
Digunakan untuk menunjang hand held camera di lapangan.
Boom Man :
Individu yang mengoperasikan mikrofon boom.
Booth Man :
Operator proyektor film. Orang yang bekerja dalam ruang proyeksi.
Breakaway :
Sebuah set atau hand property, misalnya botol atau kursi yang dirancang untuk rusak dengan
cara-cara tertentu sesuai aba-aba.
Breakdown :
Biasanya merujuk pada jumlah spesifik rincian pengeluaran dalam sebuah produksi film. Dapat
juga berarti pengaturan atau perencanaan berbagai adegan beserta urutan pengambilannya.
Budget :
Pengeluaran keseluruhan dari produksi film.
Blocking :
Penempatan obyek yang sesuai dengan kebutuhan gambar
Bridging Scene :
Adegan perantara di antara adegan-adegan lainnya
Back Light :
Penempatan lampu dasar dari sudut belakang obyek
Breakdown Shot :
Penentuan gambar yang sesuai dengan naskah atau urutan acara
Bumper In :
Penanda bahwa program acara tv dimulai kembali setelah iklan
Bumper Out :
Penanda bahwa program acara tv akan berhenti sejenak untuk iklan
Call :
Waktu yang diharapkan dari seorang individu anggota staf perusahaan, pemain, atau kru untuk
berada di set. Jadwal biasanya didaftarkan pada call sheet yang menjadi tanggung jawab asisten
sutradara dan manajer produksi.

Camera :
Sistem perangkat mekanik atau elektronik yang mengontrol pergerakan dari film yang belum
diekspos di belakang lensa dan shutter dan yang menentukan gambar serta tingkatan cahaya yang
masuk kedalam film. Mekanisme ini mungkin memiliki kontrol kecepatan.
Camera Boom :
Tempat kamera yang dapat berpindah, biasanya berukuran besar, tempat kamera dapat
diproyeksikan keluar set dan atau dinaikan di atasnya.
Camera Departement :
Bertanggung jawab untuk memperoleh dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan
untuk memfilmkan sebuah motion picture. Juga bertanggung jawab untuk penanganan film,
pengisian film, dan berhubungan dengan laboratorium pemrosesan.
Cameraman :
- First Cameraman sering disebut sebagai Penata Fotografi (Director of Photography) atau
kepala kameramen, bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga
pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, Penata Fotografi tidak
melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya.
- Second Cameraman sering disebut sebagai asisten kameramen atau operator kamera, bertindak
sesuai instruksi dari kameramen utama dan melakukan penyesuaian pada kamera atau
mengoperasikan kamera selama syuting.
- First Assistant Cameramen sering disebut Kepala Asisten untuk pada operator kamera.
Seringkali bertanggung jawab untuk mengatur fokus kamera (untuk kamera film)
- Second Assistant Cameraman, menjadi asisten operator kamera.
Camera Noise :
Bunyi Kamera. panggilan dari bagian tata suara (Sound Departement) di set untuk mereangkan
bahwa ia menerima bunyi dari kamera sehingga harus digunakan kamera lain, melakukan
perbaikan kamera atau diperlukan penghalusan tambahan terhadap kamera dengan menggunakan
barney atau selimut.
Camera Report :
Salinan yang disimpan dalam tiap magazine film tempat asisten kameramen mencatat panjang
pengambilan tiap adegan, nomer adegan, dan perintah untuk mencetak atau tidak. Laporan
kamera diberikan ke laboratorium proses, bagian kamera, dan bagian produksi.
Camera Right, Camera Left :
Petunjuk bagi seorang aktor/aktris untuk berputar atau bergerak. Petunjuk ini berdasarkan sudut
pandang sutradara atau kamera dan dibalik sesuai dengan keadaan aktor. Ketika menghadap
lensa maka bagian kanan aktor adalah bagian kiri kamera dan juga sebaliknya.
Camera Tracks :
Lintasan Kamera yang terbuat dari metal atau lembaran kayu lapis ukuran 4 x 8 yang diletakkan
dilantai untuk membawa dolly atau camera boom. Lintasan digunakan untuk menjamin
kehalusan gerakan kamera.

Can :
Tempat/wadah untuk film.
Canned Music :
Musik yang belum ditulis untuk film tertentu namun telah direkam dan dikatalogkan menurut
gayanya dalam perpustakaan sehingga dapat dibeli dan dipergunakan.
Casting Director :
Orang yang memimpin pemilihan dan pengontrakan aktor/aktris untuk memenuhi bagian yang
dibutuhkan dalam sebuah naskah.
Century Stand :
Digunakan untuk menahan berbagai jenis bendera yang diperlukan untuk mengurangi intensitas
cahaya atau untuk menghalangi sejumlah cahaya tertentu. Juga digunakan untuk menahan atau
mendukung ranting daun atau efek lain yang berhubungan dengan pencahayaan.
Changing Bag :
Tas kedap cahaya dengan ritsleting ganda tempat magazines film dapat diletakkan untuk
memindahkan film yang telah diekspose dan mengisi ulang magazine. Juga dibuat sehingga
memungkinkan asisten kamera memasukkan tangan dan lengannya tanpa membiarkan film
terkena cahaya. Biasanya digunakan jauh dari studio kaerna di studio, magazine diisi ulang
diruang gelap di bagian kamera.
Character Man or Woman :
Pada saat-saat tertentu seorang aktor/aktris bermain karakter, biasanya istilah ini merujuk pada
aktor/aktris yang paling sesuai secara fisik untuk peran-peran selain pemain utama romantis,
peran remaja atau peran sederhana.
Cinema :
Merujuk pada Motion Picture. Berasal dari kata Yunani Kinema yang berarti gambar.
Cinema Scope :
Nama dagang untuk tujuan pemrosesan fotografi dan proyeksi yang mengikutsertakan kamera
dengan lensa anamorfik atau proyektor dan ayar berlekuk ekstra panjang. Memungkinkan
proyeksi dari gambar yang jauh lebih besar dari ukuran biasanya. Banyak film epic dibuat dalam
Cinema Scope karena pengaruh dari ukuran terhadap penonton.
Cinematographer (Sinematografer) :
Penata Fotografi. Orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan fotografi adegan.
Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan,
dan rasa dari pencahayaan dan kamera.
Cinemobile :
Nama dagang untuk unit lokasi pembuatan film yang lengkap dan dapt berpindah-pindah,
membawa peralatan dan petugasnya dan memiliki banyak ukuran mulai dari van peralatan kecil
sampai dengan bus besar.

Clapper Boards :
Sepasang papan berengsel yang diketukkan saat syuting dialog ketika kamera gambar dan alat
rekam suara berputar dalam kecepatan yang sinkron. frame pertama ketika papan bersentuhan
kemudian disinkronkan dalam ruang pemotongan dengan bunyi bang, memantapkan sync
antara alur suara dan alur gambar. Pada banyak tipe sistem penanda elektronik dipasangkan sisi
kamera.
Commercial :
Iklan. Film pendek yang umumnya berdurasi 60, 30, atau 15 detik yang dibuat khusus untuk
menjual suatu produk.
Composite Print :
Film yang telah diedit termasuk semua gambar, suara, dan musik yang telah dicetak ke dalam
sebuah film.
Contact Glass :
Alat bantu penglihatan terbuat dari kaca berwarna gelap berbentuk seperti monacle yang
dipakaikan ke salah satu mata Penata Fotografi selama pencahayaan set untuk memeriksa
tingkatan kontras dari pencahayaan tersebut.
Cook, Cookie :
Dapat berupa kain dengan bingkai kawat atau lembaran kayu lapis atau plastik yang diberi pola
daun ranting atau bunga untukmemunculkan bayangan pada permukaan datar. kadang buram
atau tembus cahaya seperi sebuah scrim. berasal dari bahasa Yunani kukaloris yang berarti
memecah cahaya.
Copter Mount :
Copter kamera untuk penggunaan dalam pengambilan gambar aerial helikopter yang berfungsi
menjaga kamera dari vibrasi helikopter. Nama dagangnya adalah Tyler Mount.
Costume Designer :
Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun permanen
untuk sebuah film.
Coverage :
Keseluruhan koleksi hasil pengambilan gambar individual, sudut, dan set yang terdiri dari segala
kebutuhan film untuk membuat sebuah cerita lengkap.
Cover Set :
Set yang digunakan untuk syuting bila adegan eksterior yang diusahakan ternyata terganggu oleh
kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Cover Shot :
Bagian dari pengambilan film untuk menyediakan materi transisi dari satu bagian adegan ke
bagian adegan lain dalam sebuah adegan yang sama. Bisa juga digunakan sebagai gamabr

tambahan atau cadangan kalau perekaman pertama tidak berhasil. Juga disebut sebagai
insurance.
Cue :
Tanda bagi aktor/aktris dalam film untuk memunculkan bagiannya dalam dialog atau tindakan.
Isyarat ini dapat berupa tindakan aktor/aktris lainnya, bagian akhir dari sebuah dialog, tanda dari
sutradara atau isyarat cahaya.
Cue Light :
Bola lampu kecil yang dapat dinyalakan atau dimatikan oleh sutradara atau asisten sutradara dan
diletakkan diluar jangkauan pandang kamera tetapi dalam jangkauan pandang aktor untuk
memberi isyarat. Isyarat cahaya ini menghindari isyarat secara verbal yang dimunculkan oleh
aktor.
Cut and Hold :
Perintah dari sutadara agar adegan diberhentikan namun aktor/aktris tetap berada dalam
posisinya. Sutradara mungkin ingin memeriksa pencahayaan, posisi, atau mengatur adegan lain
yang saling bersinggungan.
Cut Back :
Mengubah gambar dalam film secara cepat dari adegan saat ini ke adegan lain yang telah dilihat
sebelumnya. Pemotongan ini Dilakukan tanpa ada transisi.
Cutting on The Action :
Menggunakan sebuah tindakan besar dari seorang aktor/aktris sebagai titik untuk masuk lebih
dekat atau lebih jauh dari orang tersebut.
Cutting Room :
Tempat peralatan seorang editor film berada, misalnya moviola dan lain sebagainya dan tempat
film akan digabungkan sesuai cerita yang berkesinambungan. Ruang ini biasanya ada dalam
sebuah studio namun dapat saja berada pada lokasi tersendiri dan terpisah dari daerah studio.
Cut to :
Secara cepat mengubah gambar dalam film dari adegan masa kini ke adegan lainnya tanpa
adanya transisi.
Credit Title :
Urutan nama-nama tim produksi dan pendukung acara
Chroma Key :
Sebuah metode elektronis yang melakukan penggabungan antara
gambar video yang satu dengan gambar video lainnya dimana dalam
prosesnya digunakan teknik Key Colour yang dapat diubah sesuai
kebutuhan foreground dan background

Cutting on Beat :
Teknik pemotongan gambar berdasarkan tempo
Clip Hanger :
Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin
tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena
ada jeda iklan komersial
Cut :
Pemotongan gambar
Cutting :
Proses pemotongan gambar
Camera Blocking :
Penempatan posisi kamera yang sesuai dengan kebutuhan gambar
Clear-Com :
Sebutan bagi penggunaan headset audio yang dihubungkan dengan
Master Control
Channel :
Saluran
Crazy Shot :
Gambar yang direkam melalui kamera yang tidak beraturan
Composition :
Komposisi
Continuity :
Kesinambungan
Cross Blocking :
Penempatan posisi obyek secara silang sesuai dengan kebutuhan
Crane :
Alat khusus/katrol untuk kamera dan penata kamera yang dapat
bergerak keatas dan kebawah
Clip On :
Mikrofon khusus yang dipasang pada obyek tanpa terlihat
Casting :
Proses pemilihan pemain sesuai dengan karakter dan peran yang
akan diberikan

Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak dekat
Dailies :
Hasil cetakan positif, dikirimkan setiap hari dari laboratorium berasal dari negatif film yang
dipergunakan di hari sebelumnya.
Depth of Focus :
Area tempat berbagai benda yang diletakkan dengan berbagai ukuran jarak di depan lensa akan
tetap memperoleh fokus yang tajam.
Dialogue Coach or Dialogue Director :
Orang dalam set yang bertanggung jawab membantu para aktor/aktris dalam mempelajari
kalimat mereka selama pembuatan film. Mungkin juga membantu pengaturan dialog saat presyuting.
Diffusers :
Potongan materi difusi diletakkan di depan lampu studio untuk memperhalus.
Director :
Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk
merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser.
Documentary :
Film yang menyajikan cerita nyata, dilakukan pada lokasi yang sesungguhnya. Juga sebuah gaya
dalam memfilmkan dengan efek realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera,
sound, dan lokasi.
Dolly :
Kendaraan/alat beroda untuk membawa kamera dan operator kamera selama pengambilan
gambar. Dolly biasanya dapat didorong dan diarahkan oleh satu orang yang disebut Dolly Grip.
Dollying :
Pergerakan kamera selama pengambilan gambar dengan menggunakan kendaraan/alat beroda
yang mengakomodasikan kamera dan operator kamera. Kadang disebut juga tracking atau
trucking.
Double :
Bisa diartikan pemain tambahan yang menggantikan aktor/aktris selama pengaturan cahaya atau
dapat berarti stunt yang menggantikan aktor/aktris dalam adegan berbahaya.
Dress The Set :
Perintah untuk menempatkan banyak benda (misal lampu, asbak, bunga, atau lukisan) di set
untuk memunculkan realitas.

Drift :
Ketika seorang aktor/aktris hampir tidak disadari bergerak keluar dari posisinya. Dapat juga
berupa petunjuk untuk menghilang dengan suatu cara tertentu, dengan arti melakukan perlahan
dan bertahap.
Dual Role :
Pemutaran lebih dari satu bagian peran seorang aktor/aktris dalam sebuah film yang sama.
Dubbing :
Perekaman suara manusia secara sinkron dengan gambar film. Suaranya mungkin atau mungkin
tidak berasal dari aktor/aktris yang sesungguhnya serta bisa juga bahasa yang digunakan ketika
film tersebut dibuat.
Dubbing biasanya diselesaikan dengan menggunakan Film Loops bagian pendek dari sebuah
gambar beserta dialognya dalam bentuk married print. Aktor/aktris menggunakan gambar dan
soundtrack playback sebagai panduan untuk mensinkronkan gerakan bibir dalam gambar dengan
perekaman suara terbaru. Umumnya digunakan untuk memperbaiki perekaman asli yang buruk.,
performa artistik yang tidak dapat diterima atau kemungkinan kesalahan dalam dialognya. Juga
digunakan untuk perekaman lagu dan versi bahasa lain setelah proses pemfilman.
Dulling Spray :
Sebuah penyemprot aerosol yang menyisakan lapisan yang tidak mengkilat pada permukaan
apapun dan tidak mengakibatkan penyilauan pada lensa kamera.
Durasi :
Waktu yang diberikan atau dijalankan
Dimmer :
Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya
Dissolve :
Teknik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera
Depth of Field :
Area dimana seluruh obyek yang duterima oleh lensa dan kamera
muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh
jarak antara obyek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop
Dramatic Emotion :
Emosi gambar secara dramatis
Editing :
Proses pemotongan gambar
Editor :
Sebutan bagi seseorang yang berprofesi sebagai ahli pemotongan
gambar video dan audio.

Editorial Departement :
Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk
urutan yang koheren, kadang dengan bantuan asisten sutradara atau produser.
Electric Departement :
Bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala alat elektrik. (misalnya: lampu,
kabel, dan lain sebagainya) untuk kebutuhan film.
Electrician :
Orang yang bertanggung jawab terhadap penempatan dan penyesuaian cahaya serta menyediakan
listrik sesuai kebutuhan tiap alat.
Exclusive Contract :
Kontrak yang menyatakan bahwa seseorang dapat bekerja hanya untuk orang atau perusahaan
tertentu yang mengontraknya.
Exhibitor :
Orang atau perusahaan yang memiliki bioskop atau drive-in atau rantai lain yang
memungkinkan ditontonnya sebuah film.
Teater atau drive-in yang mempertunjukkan sebuah film.
Exposed :
Bahan baku film yang telah dipakai untuk merekam gambar. Kata exposed wajib dicantumkan
pada setiap can film yang telah dipakai.
Ext. :
Eksterior. Bagian manapun dari film yang direkam di luar ruangan; jalanan kota, stadium, gurun,
hutan, atau puncak gunung, beberapa lokasi dapat dibuat ulang di sounstage studio namun tetap
dinamakan eksterior dalam naskah.
Extra :
Orang yang dipekerjakan sebagai pemain latar, misalnya sebagai salah satu orang dalam
kerumunan dalam adegan di jalan.
Engineering :
Sebutan dalam pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah
teknis penyiaran
Establish Shot :
Gambar yang natural dan wajar
Extreme Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak dekat
Fade Out, Fade In :
Efek berupa gamabr yang perlahan hilang dan menjadi gelap (fade out) atau gambar yang

muncul dari kegelapan (fade in). Digunakan untuk menekankan berlalunya waktu atau akhir dari
adegan atau cerita.
False Move :
Gerakan yang tidak terencana oleh aktor/aktris sebelum melakukan gerakan yang telah
direncanakan. False Move yang dilakukan aktor dapat memunculkan masalah dengan mengatur
Dolly Grip untuk bergerak bersama dolly dan kamera karena ia berpikir bahwa gerakan aktor
adalah isyarat untuk menggerakan kamera.
Fast Motion :
Melakukan pemfilman dengan kecepatan dibawah standar kemudian memproyeksikan dengan
kecepatan standar untuk membuat tindakan terlihat lebih cepat dari normal. Juga menciptakan
efek masa lalu dan film bisu.
Feature Part :
Peran yang tidak terlalu penting untuk seorang bintang, tapi cukup besar untuk memunculkan
perhatian khusus. Biasanya dilakukan oleh aktor/aktris yang telah dikenal baik oleh penonton.
Saat ini lebih dikenal dengan Cameo.
Fifty-fifty :
Biasanya sudut kamera atau pengambilan gamabr ketika dua orang aktor/aktris saling
berhadapan, berbagi lensa dengan adil. Juga disebut sebagai a two shot atau a two.
Fill Light :
Set pencahayaan umum yang digunakan untuk memperhalus kontras dari key lighting.
Film :
Media untuk merekam gambar yang menggunakan selluloid sebagai bahan dasarnya. Memiliki
berbagai macam ukuran lebar pita seperti 16mm dan 35mm.
Film Clip :
Bagian pendek dari sebuah film.
Film Loader :
Pengisi Film. Anggota tim kamera kadang adalah asisten kameramen yang mengisi film yang
belum diekspose ke dalam magazine dan mengeluarkan film yang telah diekspose ke dalam can.
First Run :
Pertama kali sebuah film dilepas ke bioskop untuk ditonton. Saat ini lebih dikenal dengan
premiere.
Fishpole Boom :
Sebuah tiang ringan yang dapat digenggam dan dapat dipindahkan untuk digunakan meletakkan
mikrofon di lokasi yang sulit selama pemfilman.

Flag :
Miniatur Gobo dari kayu lapis atau kain pada bingkai metal yang diletakkan pada century stand.
Flare :
Ketika suatu obyek atau cahaya dari set memantulkan cahaya yang tidak diinginkan scara
langsung pada lensa.
Flashback :
Bagian dari cerita film yang mengisahkan waktu periode awal, tergantung dari cerita.
Flub :
Ketika aktor/aktris melakukan kesalahan dalam pengucapan dialog flubbed his line
Fluid Head :
Landasan pada tripod kamera yang memberikan gerakan halus untuk kamera melalui
penggunaan flywheel yang diletakkan dalam wadah berisi minyak dalam landasan itu sendiri.
Focus :
Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati
obyek aslinya
Fog Maker :
Menggunakan cairan khusus sehingga fog maker dapat memunculkan efek kabut, asap, efek
kabur (blur), dan kelembaban. Dengan menggunakan cairan jenis lain maka dapat digunakan
untuk menghilangkan kabur yang tidak diinginkan. Alat ini dapat berukuran kecil, mesin yang
dapat digenggam atau mesin besar yang diletakkan di kereta.
Follow Focus :
Perubahan fokus kamera selama adegan untuk mempertahankan fokus pada aktor/aktris yang
bergerak mendekati atau menjahui kamera. Biasanya menjadi tugas first assistant cameraman.
Follow Shots :
Pengambilan gambar dengan kamera bergerak memutar untuk mengikuti pergerakan pemeran
dalam adegan.
Final Editing :
Proses pemotongan gambar secara menyeluruh
Floor Director :
Seseorang yang bertanggungjawab membantu mengkomunikasikan
keinginan sutradara dari master control ke studio produksi
Footage :
Gambar-gambar yang tersedia dan dapat digunakan

Footage Counter :
Alat penghitung yang berada pada kamera untuk tetap dapat mengikuti jumlah film yang telah
diekspose.
Four Walled Set :
Sebuah set yang memiliki 4 dinding bukan 3 seperti biasanya. Keempat dinding menutup area
aksi secara sempurna namun mungkin dapat dipindahkan untuk memungkinkan pergerakan
cahaya dan kamera selama melakukan pengambilan gambar.
Frame :
Suatu gambar dari banyak gambar pada gulungan film yang telah diekspose, ukuran frame
bervariasi sesuai format yang akan diambil gambarnya.
Menyesuaikan kamera dan lensa sehingga gambar yang akan diambil memiliki batasan yang
diinginkan.
Frame per Second (fps) :
Sebuah film 35mm berputar dalam kamera dengan kecepatan normal menghasilkan 24 frame
perdetiknya sehingga bila banyak frame yang diputar tiap detiknya aksi dari subyek akan
diperlambat ketika diproyeksikan dalam kecepatan normal. Bila lebih sedikit dari 24 frame yang
diputar maka aksi tampat dipercepat bila diproyeksikan dengan kecepatan normal.
Freelancer :
Orang yang tidak terikat kontrak dengan produser atau perusahaan manapun.
Freeze :
Perintah bagi aktor/aktris untuk menghentikan aksi namun mempertahankan posisinya. Dalam
film yang aktor/aktris atau obyek lain muncul dengan tiba-tiba misalnya pop in pada layar
maka aktor/aktris dalam adegan akan diminta untuk diam. Orang atau obyek kemudian
ditempatkan di posisinya kemudian perintah untuk action diberikan dan adegan dilanjutkan.
Dalam pemotongan film di bagian tengah dari masuknya aktor/aktris atau penempatan obyek
akan dihilangkan.
Gaffer :
Pemimpin electrician yang bertanggung jawab di bawah Director of Photography mengenai
pencahayaan set.
Geared Head :
Unit dimana kamera dipasangkan yang dapat dihubungkan pada dolly atau crane dan panned
(gerakan secara horisontal) atau tilted (gerakan secara vertikal) memungkinkan kamera untuk
mengikuti gerakan.
Gen :
Truk generator yang digunakan untuk menyediakan tenaga listrik ketika unit film berada di
lokasi atau tambahan penyediaan tenaga di studio. Juga disebut sebagai genset.

Gobo :
Layar kayu yang dicat hitam. Digunakan untuk menghalangi cahaya dari sati atau lebih
pencahayaan lampu studio, suatu set peralatan yang digunakan untuk mecegah jatuhnya cahaya
yang tidak diinginkan ke lensa kamera atau area set. Biasanya diletakkan pada sanggahan yang
dapat disesuaikan. Gobo tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Green Departement :
Bertanggungjawab untuk menyediakan pepohonan, semak, bunga, rumput, dan benda-benda
hidup lainnya baik yang asli maupun buatan.
Grip :
Orang yang berwenang memindahkan dan mengatur trek atau jalannya kamera apapun yang
membutuhkan cengkeraman yang kuat di set.
Grip Chain :
Rantai ringan yang digunakan untuk berbagai keperluan yang dilakukan oleh bagian grip. pada
set biasanya digunakan pada sekitar kaki kursi atau sofa yang ditempati pemain untuk
mencegahnya bergerak.
Hairdresser :
Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut
laki-laki maupun perempuan.
Hairdresser Departement :
Bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para aktor dan aktris.
Hand Cue :
biasanya diberikan oleh sutradara atau asistennya untuk menunjukan waktu masuk seorang
aktor/aktris atau bagian khusus dari suatu adegan.
Hand Held :
Mengambil gambar dengan kamera ringan seperti handycam, jenis yang dapat ditahan oleh
operator kamera dengan tangannya selagi mengambil gambar, berlawanan dengan
meletakkannya pada gear head atau tripod. Memberikan fleksibilitas yang lebih. Teknik
penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod
Headroom :
Ruangan bagian atas suatu obyek dalam gambar dengan bagian atas frame.
High Head :
Tripod logam kecil dengan ketinggian tertentu yang dapat dipasangkan ke lantai untuk
mempertahankan posisinya. Digunakan untuk menahan kamera saat pengambilan gambar dengan
sudut rendah.
Hot Set :
Suatu set yang telah diisi barang dan dekor untuk syuting. Penggambaran ini biasanya

mengindikasikan bahwa set tersebut tidak boleh dimasuki atau digunakan.


Hot Spot :
Area dalam set yang memiliki pencahayaan yang sangat terang.
Hunting Location :
Proses pencarian dan penggunaan lokasi yang tepat dan terbaik
untuk syuting.
Idiot Cards :
Kartu besar tempat dialog dituliskan untuk aktor yang tidak dapat mengingat kalimatnya. Dapat
juga berarti sebuah bagian mesin elektronik yang mahal disebut Tele-Prompter, dimana sebuah
gulungan kertas ditempatkan di depan atau dekat dengan kamera dan dituliskan dialognya
dengan huruf yang besar sehingga mudah untuk dibaca. Bisa juga disebut dengan Cue cards.
Independent :
Seseorang yang membuat film tanpa dipekerjakan oleh sebuah studio besar.
Insert Shot :
Suatu obyek biasanya yang dicetak seperti surat kabar atau sebuah jam, dan dimasukkan ke
dalam rangkaian untuk menjelaskan tindakan.
Int. :
Interior. Bagian dari film yang diambil didalam ruangan. Interior dapat berupa set yang dibentuk
di studio atau diluar studio. Lebih dikenal sekarang ini sebagai location interiors.
Intercut :
Mengubah urutan tindakan dari belakang ke depan dari sebuah adegan ke adegan lain, biasanya
dilakukan dengan kecepatan cukup tinggi.
Iris :
bagian yang terbuka dari sebuah lensa atau bagian belakang yang mengatur masuknya cahaya
kdalam film. ukuran Iris dapat dikontrol oleh operator kamera.
Jell :
Gelatin atau materi plastik berwarna yang digunakan di depan sebuah lampu untuk mengubah
warna cahaya dari lampu tersebut. Bisa juga disebut dengan Gel.
Jumping Shot :
Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan
Jimmy Jib :
Katrol kamera otomatis yang digerakan dengan remote
Key Grip :
Orang yang memimpin para pekerja grip.

Key Light :
Cahaya utama yang digunakan untuk menerangi subyek tertentu.
Lab :
Secara umum disebut sebagai suatu tempat untuk memproses exposed film pada tahap akhir.
Lens (Lensa) :
Konstruksi dari berbagai macam potongan kaca yang dipasang sesuai kebutuhan dan dimasukkan
kedalam tube metal. Beberapa jenis lensa bersifat tetap dalam arti tidak dapat diubah-ubah
panjangnya.
Light Meter :
Instrumen kecil dan dapat dipegang dengan tangan yang digunakan untuk mengukur intensitas
cahaya.
Lining Up :
Membatasi adegan. Operator kamera atau sutradara mengatur penempatan kamera sehingga
mencakup ruang pengelihatan yang diinginkan. Dapat juga berarti framing.
Limbo :
Melakukan pengambilan gambar pada area atau set yang tidak dapat dijelaskan sebagai suatu
lokasi khusus. Dapat digunakan untuk adegan close-up, insert, dan lain sebagainya.
Lip-Sync :
Sesi perekaman saat seoarang aktor/aktris menyesuaikan suaranya dengan gerakan bibir dari
gambar.
Location Departement :
Bertanggung jawab untuk mendapatkan lokasi khusus yang dibutuhkan untuk syuting film serta
membuat penagturan agar seluruh kru dan peralatan dapat mencapai lokasi tersebut.
Long Focus Lens :
Istilah yang relatif digunakan untuk menggambarkan lensa yang lebih panjang dari ukuran fokus
normal (telephoto) dan memberikan perbesaran image.
Looks :
Arah khusus yang diminta pada aktor/aktris untuk menagrahkan matanya dengan tujuan untuk
menyesuaikan tindakan pada gambar sebelumnya. Bisa juga untuk mengindikasikan lokasi
seseorang atau benda yang tidak ada dalam gambar, misalnya diluar kamera.
Long Shot :
Gambar direkam dari jarak jauh. Biasanya digunakan dengan cara
pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar.
Magazine :
Wadah film yang membentuk bagian dari suatu kamera atau proyektor. Magazine bersifat tahan

cahaya serta tidak memungkinkan cahaya untuk masuk ke film yang belum atau sudah exposed
didalam magazine.
Magnetic Recorder :
Alat perekam pita magnetik.
Make-Up Call :
Waktu untuk aktor/aktris berada pada bagian make-up atau ruang rias sebelum dimulainya
syuting.
Make-Up Departement :
bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan
skenario pada saat syuting.
Mark It :
Perintah terhadap asisten kamera untuk melepaskan clapper stick pada slate board untuk
memberikan tanda suara pada adegan ketika kamera sedang berjalan pada kecepatan fotografi.
Marks :
Digunakan untuk memberikan referensi pada aktor/aktris atau dolly mengenai posisi tertentu
dalam suatu adegan. Tanda ini dapat dibuat ditanah atau lantai dengan menggunakan kapur,
kertas perekat, tees atau segitiga dari kayu serta metal.
Married Print :
Gabungan antara track gambar dan suara setelah film tersebut selesai diedit. Istilah ini tidak
dikenal dalam produksi dengan menggunakan format video.
Match :
Menghasilkan ulang suatu tindakan yang dilakukan dalam adegan lain sehingga keduanya dapat
dipotong sehingga menghasilkan posisi yg dapat disesuaikan.
Matching Directions :
Penyesuaian adegan dalam film seperi masuk dari kiri ke kanan sehingga orang atau alat
transportasi dalam film tidak memiliki arah yang terbalik ketika pengambilan gambar lain
dimasukkan.
Matte :
Sebuah cut-out atau penutup sebagian yang diletakkan didepan lensa untuk mencegah ekspose
dari bagian film. Misalnya sepasang kembar identik sedang berbicara, padahal hanya satu
aktor/aktris yang memerankan peran tersebut.
Matte Box :
Sebuah frame yang dipasang didepan lensa kamera dan didesain untuk menahan matte kamera
yang digunakan pada suatu efek khusus. Matte Box biasanya dikombinasikan dengan sunshade.
Measuring Tape :

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak dari lensa ke subyek dengan tujuan untuk
menentukan fokus secara tepat.
Microphone Shadow :
Munculnya bayangan dari mikrofon pada bagian set yang masuk pada area pandang kamera. Bila
muncul pada gambar maka its a no-no (gambar tidak terpakai)
Mock-Up :
Tiruan suatu benda yang dibuat seperti asli tapi hanya berupa bagian tertentu saja menurut
kebutuhan.
Montage :
Urutan gambar yang mengalir, menyatu, atau kadang dipotong dari yang satu ke yang lainnya.
Digunakan untuk memperlihatkan peningkatan atau pembalikan waktu terhadap perubahan
lokasi.
M.O.S. :
Porsi gamabr dari sebuah adegan yang diambil tanpa merekam suaranya. Inisial ini awalnya
muncul dari sutradara Eropa yang tidak dapat mengucapkan WS dan mengatakan Mit Out Sound.
Moving Shot :
Teknik pengambilan gambar dari obyek yang bergerak.
Music Departement :
Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film.
Master Control :
Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari
berbagai input pada suatu produksi acara
Medium Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak yang cukup dekat
Medium Shot :
Gambar diambil dari jarak dekat
Medium Long Shot :
Gambar diambil dari jarak yang panjang dan jauh
Middle Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak sedang
Master Shot :
Gambar pilihan utama dari sebuah adegan yang kemudian dijadikan referensi atau rujukan pada
saat melakukan proses editing.

N.G. :
No Good (tidak baik) Istilah ini dipakai sebagai komentar terhadap pengambilan gambar yang
tidak baik pada laporan kamera dan suara, misalnya N.G. Sound, N.G. Action
NTSC (National Television Standards Committee)
Sistem warna televisi yang dipergunakan di negara Amerika Serikat dan beberapa negara
lainnya, NTSC terdiri dari 525 garis pemindaian yang berada pada rate 30 frame perdetiknya.
Non-Exclusive Contract :
Kesepakatan dimana sesorang dijamin untuk ikut dalam sejumlah produksi namun diperbolehkan
untuk bekerja pada produksi lainnya.
Non-Theatrical Film :
Film yang tidak dipertontonkan di bioskop melainkan untuk film pelatihan.
O.S. :
Off Screen (tidak tampak pada layar)
Outs, Out Takes :
Bagian gambar yang tidak masuk pada versi lengkap dari sebuah film.
Overlap :
Perintah untuk aktor/aktris agar memulai dialog tanpa harus menunggu pemeran lainnya
menyelesaikan dialognya.
Opening Scene :
Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita.
Biasanya adegan ini dikemas secara kreatif dan menarik untuk
mendapatkan perhatian dari penonton
PAL (Phase Alternation by Line) :
Sistem warna televisi yang pertama kali dibuat di Jerman, dan digunakan di Eropa dan beberapa
negara lain termasuk Indonesia. PAL terdiri dari 625 garis pemindaian berada pada rate 25 frame
perdetiknya.
Plot :
Alur cerita dari sebuah naskah.
P.O.V. :
Point of View (Sudut Pandang).
Practical :
Deskripsi dari sesuatu dalam sebuah set film seperti pada kehidupan nyata. Misalnya kompor
gas, bak cuci, pintu terbuka, pencahayaan lampu.

Print :
Perintah ketika pengambilan gambar telah lengkap dan dikirim ke laboratorium untuk
dikembangkan.
Producer :
Sebutan ini untuk orang yang memproduksi sebuah film tetapi bukan dalam arti membiayai atau
menanamkan investasi dalam sebuah produksi. Tugas seorang produser adalah memimpin
seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek
kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disetujui oleh executive
producer.
Production Departement :
Bagian yang menentukan batasan biaya dan menangani persiapan dan pelaksanaan atas segala
keperluan dalam sebuah produksi.
Production Assistant :
Bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dilapangan selama proses produksi.
Production Manager :
Orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu selesai.
Production Unit :
Terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua orang yang diperlukan
dalam suatu produksi.
Prop Box (Kotak Properti) :
Tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran serta memiliki roda yang gunanya sebagai tempat
penyimpanan barang-barang kebutuhan suatu produksi.
Prop Man :
Bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat dibutuhkan
untuk suatu produksi.
Power Pack :
Tempat khusus untuk pembagian arus listrik
Panning :
Pergerakan horisontal kamera dari kiri kekanan maupun sebaliknya
Rain Cluster :
Sebuah perangkat sprinkler yang dapat digantung diatas kepala untuk memberikan simulasi efek
dari hujan. Di sini sering memakai semburan dari mobil pemadam kebakaran.
Raw Stock :
Film yang belum diekspose.

Reaction Shot :
Pengambilan gambar yang dimasukkan dalam sebuah adegan untuk menunjukkan efek kalimat
atau tindakan terhadap partisipan lain dalam adegan tersebut.
Reel of Film :
Jumlah film yang akan diproyeksikan dalam waktu 10 menit. 900 feet untuk ukuran 35mm atau
360 feet untuk ukuran 16mm. Gulungan standar dapat menampung film sepanjang 1000 feet
untuk 35mm dan 400 feet untuk 16mm.
Reflector :
Pemantul yang permukaannya berlapis perak digunakan untuk memantulkan cahaya. Untuk
pengambilan film eksterior reflektor sering digunakan untuk mengarahkan sinar matahari ke
bagian dalam suatu adegan.
Release Print :
Married Print yang dibuat untuk didistribusikan ke bioskop setelah answer print (telah disetujui)
Re-Load :
Penanda dari departemen kamera atau tata suara ketika mereka telah kehabisan persediaan untuk
merekam.
Remake :
Produksi suatu film yang sebelumnya telah diproduksi.
Re-Run :
Memutar ulang suatu film atau acara televisi.
Research Departement :
bagian riset yang terdiri dari orang-orang yang menilai otentisitas artikel, benda, kostum, dan
peristiwa dalam sebuah film sebelum produksi film tersebut dijalankan.
Resolution, Resolving Power :
Kemampuan lensa atau film untuk menangkap serta menunjukkan detail yang halus.
Re-Take :
Pengulangan sebuah adegan dalam syuting.
Reverse, Reverse Angle :
Lawan dari sudut kamera dari adegan yang baru saja diselsaikan untuk memperlihatkan sisi lain
dari gambar.
Rigging :
Sebuah rangka pondasi untuk penyangga lampu penerangan pada suatu set. Sering disebut juga
dengan Scaffolding.
Roll, Rool em :

Perintah yang biasanya diberikan oleh asisten sutradara ketika sutradara merasa adegan telah siap
untuk pengambilan gambar dengan memfungsikan kamera film dan peralatan rekam lainnya.
Rough Cut :
Penggabungan dari berbagai adegan film menurut suatu cerita yang komprehensip, biasanya
sudah dengan dialog dan soundtrack.
Running Shot :
Menggerakkan kamera untuk menyesuaikan dengan aktor/aktris ketika mereka menyeberangi set
atau lokasi.
Rushes :
Cetakan dari hasil pengambilan gambar hari itu yang diproses pada hari yang sama sehingga
dapat dilihat pada besoknya.
Rundown :
Susunan isi dan alur cerita dari program acara yang dibatasi oleh
durasi, segmentasi, dan bahasa naskah
Run Through :
Latihan akhir bagi seluruh pendukung acara yang disesuaikan dengan
urutan acara dalam rundown
Retake :
Pengambilan ulang suatu gambar/adegan
Sandbag :
Tas/bungkusan berisi pasir untuk pemberat.
Scouting :
Mencari lokasi untuk produksi atau bisa juga mencari orang yang berbakat.
Screen Play :
Naskah lengkap yang menjadi bahan untuk melakukan produksi film.
Screen Test :
Sebuah adegan yang memberikan kesempatan bagi aktor/aktris untuk memperlihatkan
kemampuannya. Adegan ini biasanya diambil dari film untuk mempertimbangkan seorang
aktor/aktris diambil lengkap dengan menggunakan kostum, set, dan riasan.
Scrim :
Sebuah bendera yang dibuat dari materi tembus cahaya. Kegunaannya adalah sebagian untuk
mengurangi dan mendifusikan sumber cahaya. Berada ditengah antara sebuah gobo dan sebuah
diffuser.

Script Supervisor, Script Clerk :


Bertanggungjawab untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi.
termasuk semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan, penagrahan mimik
wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik yang harus disesuaikan
aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk kemungkinan pengambilan gamabr
ulang. Semua informasi ini dimasukkan dalam salinan naskah milik supervisi naskah dan
digunakan oleh editor ketika tahap editing. Dalam salinan ini juga dimasukkan catatan dari
sutradara untuk editor.
Sequence :
Sebuah rangkaian adegan.
Shutter :
Mekanisme kamera yang mencegah cahaya masuk ke film diantara pengukuran frame segingga
serial foto yang terpisah memiliki jarak walaupun gulungan film tetap diputar dalam kamera.
Sneak, Sneak Preview :
Pemutaran film di bioskop tanpa pemberitahuan sehingga pembuat film dapat memperoleh
tanggapan dari penonton sebelum didistribusikan secara umum. Seringkali tanggapan dari
penonton untuk membuat perubahan dalam film yang menurut produser akan membuat film
tersebut lebih berhasil dipasaran.
Soft Focus :
pengambilan gambar dengan lensa yang diatur sedikit out of focus sehingga subyek tampak agak
buram. seringkali digunakan ketika memfoto seorang aktor.aktris yang mulai terlihat berkerut.
Soft Light :
Pencahayaan lampu yang memungkinkan tidak menghasilkan bayangan dan berpendar secara
keseluruhan.
Sound Camera :
Kamera yang beroperasi dengan tenan selama perekaman gambar sehingga suara dapat direkam
tanpa adanya bunyi dari kamera.
Splice, Splicing :
Penggabungan akhir dari 2 buah film sehingga terbentuk sebuah kesatuan yang
berkesinambungan. Proses ini disebut splicing, hubungannya disebut splice.
Sprocket :
Roda dengan gerigi teratur yang mencengkeram bagian pinggir film untuk menggerakkannya
didalam kamera.
Still man, Photographer :
Bertanggungjawab atas publiitas dan pembuatan foto set serta lokasi. Dapat juga digunakan pada
kesempatan tertentu.

Stop Frame :
Pengulangan sebuah frame film untuk memberikan efek diam pada aksi. Juga disebut dengan
freeze frame.
Story Board :
Sketsa yang menggambarkan adegan dalam film. Digunakan untuk mempemudah pengambilan
gambar.
Sunshade (Lens Shade) :
Kotak persegi panjang untuk meningkatkan ukuran lensa keluar, dipasangkan pada kamera
diabgian lensa depan untuk mencegah masuknya cahaya kedalam lensa.
Super, Superimposure :
Penempatan sebuah gambar diatas gambar lainnya, misalnya title atau subtitle terjemahan
bahasa.
Swish Pan :
Gerakan panning ketika kamera digerakkan secara cepat dari sebuah sisi ke sisi lainnya,
menyebabkan gambar menjadi kabur untuk memunculkan kesan gerakan mata secara cepat.
Simply Shot :
Gambar yang diambil dari sudut yang mudah
Script Format :
Format penulisan naskah acara
Script Marking :
Penandaan pada naskah untuk menjadi catatan bagi sutradara maupun
pendukung produksi lainnya
Stock Shot :
Berbagai bentuk gambar yang diciptakan untuk menjadi pilihan pada
saat gambar-gambar tersebut memasuki proses editing
Suspense :
Istilah yang digunakan untuk menunjukkan adegan yang menegangkan
dan mengundang rasa was-was bagi penonton
Steady Shot :
Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak dan dapat dinikmati
dengan posisi diam
Slow Motion :
Pergerakan gambar yang diperlambat sesuai dengan kebutuhan cerita
Tag, Tag Line :

Kalimat atau tindakan dalam sebuah adegan terakhir dari sebuah film yang diharapkan dapat
menjadi puncak dari apa yang telah disuguhkan sebelumnya.
Teaser :
Adegan pertama dari keseluruhan gambar dari cerita. Biasanya adegan yang menarik, digunakan
di televisi.
Tele-Photo Lens :
Lensa dengan panjang fokus lebih besar dari normal yang digunakan untuk membuat obyek jauh
menjadi dekat.
Thats a Hold :
Perintah dari sutradara pada script supervidor dan asisten kamera bahwa pengambilan gambar
yang baru saja selesai tidak akan dikirim ke lab untuk dicetak tapi diberi label hold sampai
pengambilan gambar lainnya telah selesai dan sutradara memutuskan gambar mana yang akan
dicetak.
Tilt :
Menggerakan kamera secara vertikal (naik-turun)
Tone Track :
Soundtrack yang memunculkan bunyi latar yang diasosiasikan dengan lokasi interor atau
eksterior. Suara ini biasanya tidak disadari namun memberikan sentuhan realitas yang
dibutuhkan oleh sebuah film.
Top Lighting :
Cahaya dari sumber yang diletakkan diatas subyek sehingga turun menyinari.
Transportation Departement :
Bertanggungjawab terhadap semua kendaraan yang digunakan oleh kru dan pemain selama
syuting berlangsung. Dalam hal ini termasuk antar dan jemput kru atau pemain.
Treatment :
Presentasi detail dari cerita sebuah film namun belum berbentuk naskah.
Triangle :
Alat yang digunakan untuk menahan kaki-kaki tripod agar tidak bergerak jika diletakkan di lantai
yang licin.
Two/Three Shot :
Perintah yang seringkali digunakan oleh sutradara untuk mengarahkan kamera pada dua/tiga
obyek yang dituju.
Unit Manager :
Bertanggungjawab atas kelancaran operasi perusahaan film di lokasi.

Variable Speed Motor :


Variasi kecepatan film di kamera untuk keperluan efek khusus.
Viewfinder :
Instrumen optik yang diletakkan samping kiri blimp yang memungkinkan operator kamera untuk
mengikuti aksi sementara kamera sedang berputar.
Voice Cue :
Sinyal vokal dari sutradara atau aktor/aktris dalam adegan bahwa sudah waktunya aktor/aktris
lain masuk.
VTR :
Video Tape Recording
Very Long Shot :
Gambar yang diambil dari jarak yang sangat jauh
Voice Over :
Suara dari announcer atau penyiar untuk mendukung isi cerita (narasi)
Wardrobe Box :
Kotak penyimpanan kostum.
Wardrobe Departement :
Bertanggungjawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan untuk produksi.
Wild Line :
Kalimat yang biasanya direkam setelah pengambilan gambar atau diakhir syuting pada hari itu.
Dipergunakan untuk mengulang kalimat dari suatu adegan yang telah diambil karena tidak jelas.
White Balance :
Prosedur untuk mengoreksi warna gambar dari kamera dengan
mengubah sensitivitas CCD ke dalam spektrum warna.
Umumnya prosedur ini menggunakan warna putih sebagai dasar
Wild Recording :
Perekaman yang tidak dilakukan selama proses fotografi. efek suara dan bunyi acak biasanya
direkam dengan cara ini, kadang untuk narasi dan musik juga. Seringkali disebut Non-Sync.
Wind Machine :
Kipas angin besar yang ditutup dengan kawat pengaman. Digunakan untuk menciptakan efek
angin.
Wipe :
Efek optik antara 2 gambar dimana gambar ke-2 mulai di bagian luar layar dan menghapus

gambar pertama sampai dengan garis yang masih terlihat dan pada akhirnya menutupi gambar
pertama.
Wrap :
Perintah yang digunakan untuk memberitahukan pada semua orang bahwa syuting pada hari itu
sudah selesai.

Video
Pada dasarnya terdapat dua jenis video dalam layer computer, yaitu : analog dan
digital video.
a. Video Analog merupakan produk dari industri pertelevisian dan oleh sebab itu
dijadikan sebagai standar televise
b. Video Digital adalah produk dari industri computer dan oleh sebab itu dijadikan
standar data digital.
1. Video Analog
Meskipun banyak video yang diproduksi hanya untuk platform display digital(untuk
Web, CD-ROM, atau sebagai presentasi HDTV DVD), video analaog (kebanyakan
masih digunakan untuk penyiaran televisi) masih merupakan platform yang paling
banyak diinstal untuk mengirim dan melihat video.
Standar Penyiaran Video Analog
Tiga standar penyiaran video analog yang paling banyak digunakan di dunia adalah
NTSC, PAL, dan SECAM. Di Amerika Serikat, standar NTSC sudah tidak digunakan
lagi, digantikan oleh standar Televisi Digital ATSC. Karena standar dan format ini
tidak dapat saling menggantikan, maka sangat penting untuk mengetahui di mana
proyek multimedia Anda akan digunakan. Kaset Video yang direkam di Amerika
Serikat (menggunakan NTSC) tidak an diputar ditelevisi Negara Eropa manapun
(yang menggunakan PAL atau SECAM), meskipun metode dan style recording kaset
menggunakan VHS. Demikian juga tape yang direkam di Eropa dalam format PAL
ata SECAM tidak akan diputar di recorder kaset video NTSC. Masing-masingsistem
didasrakan pada standar yang berbeda yang mendefinisikan cara informasi diekode
ntuk menghaslkan sinyal elekronik, yang pada akhirnya membentuk gambar
televise VC mulormast dapat meutar ketiga standar tersebut, namun biasay idak
dapat dubbing dari satu standar ke standar yang lain; dubbing antar standar
membutuhkan perlengkapan khusus terkemuka.
a. NTSC
Amerika serikat, Kanada, Meksiko, Jepang, dan banyak Negara lain menggunakan
system penyiaran dan pemutaran video berdasarkan spesifikasi yang dibuat pada
tahun 1952, National Television Standar Comitee. Standar ini
mendefinisikan sebuah metode untuk mengenkode informasi kedalam sinyal video

terbuat dari 525 garis Horizontal yang di-scan dan digambar ke dalam wajah dalam
tabung gambar berfosfor setiap 1/30 detik dengan electron yang bergerak cepat.
Gambar tersebut muncul dengan cepat sehingga mata Anda menangap image yang
stabil. Gerakan electron sebenarnya membuat dua lintasan ketika ia menggambar
satu frame video, pertama meletakkan semua garis berangka ganjil, kemudian
semua garis berangka genap. Masing-masing lintasn ini (yang terjadi dalam
kecepatan 60 perdetik, atau 60 Hz) melukis sebuah field dan dua field
dikombinasikan untuk menciptakan satu frame dengan kecepatan 30 fps(frame per
second ). ( Secara teknis, kecepatan sebenarnya adalah 29.97 Hz.) Proses
pembuatan satu frame dari dua field disebut interlacing, sebuah teknik yang
membantu mencegah kedipan pada layer televise. Monitor computer menggunakan
teknologi scan progresif yang berbeda dan menggambar daris dari seluruh frame
dalam satu lintasan, tanpa menggabungkannya dan tanpa kedipan.
b. PAL
Sistem Phase Alternate Line (PAL) digunakan di Inggris, Eropa Barat, Australia,
Afrika Selatan, Cina, dan Amerika Selatan. PAL meningkatkan resolusi layer menjadi
625 garis Horizontal, namun memperlamabta kecepatan scan menjadi 25 frame per
detik. Sama seperti saat penggunaan NTSC, garis genap dan ganjil digabungkan ,
setiap field memerlukan 1/50 detik untuk menggambar (50Hz).
c. SECAM
Sistem Sequantial Color and Memory (SECAM, diambil dari bahasa Perancis,
Systeme Electronic pour Couleur Avec Memoire atau Sequentiel Couleur Avec
Memoire) digunakan di Perancis. Eropa timur, USSR (sekarang Rusia), dan beberapa
Negara lai. Meskipun SECAM merupakan system dengan 625 garis, 50 Hz, namun
berbeda jauh dari system warna NTSC dan PAL dalam hal dasar teknologi dan
metode penyiaran. Terkadang TV yang dijual di Eropa memanfaatkan dual
komponen dan dapat menggunakan system PAL dan SECAM.
d. ATSC
High Definition Television (HDTV) dari komisi komunikasi federal pada tahun 1980an, pertama-tama berubah menjadi Advanced Television, kemudian berakhir
menjadi Digital Television (DTV) seperti diumumkan FCC pada 1996. Standar,
yang diubah sedikit demi sedikit dari Digital Televisons Standard ( ATSC Doc. A/53)
dan Digital Audio Compression Standard (ATSC Doc. A/52), mengubah televisi
amerika dari standar analog ke standar digital dan menyediakan bagi stasiun
televisi bandwidth cukup untuk mempresentasikan empat atau lima sinyal Standard
Television (STV, menyediakan resolusi NTSC 525 garis dengan aspek rasio 3:4,
namun dalam bentuk sinyal digital) atau satu sinyal HDTV (menyediakan garis 1080
garis resolusi dengan layer bioskop dengan aspek rasio 16:9). Hal penting untuk
produser multimedia , standar tersebut mengizinkan adanya transmisi data ke
komputer dan untuk layanan ATV interaktif yang baru .
Sampai bulan Mei 2003, 1587 stasiun TV di Amerika Serikat (94 %) telah memiliki
Izin atau lisensi konstruksi DTV. Diantara jumlah itu, 1081 stasiun benar-benar
menyiarkan sinyal DTV, hamper semuanya men-simulcast sinyal TV mereka.
Berdasarkan jadwal terbaru, semua stasiun televise meninggalkan siaran dalam

channel analog dan secara penuh adan berpindah ke sinyal digital pada tahun 2006
ini.
High Definition Television (HDTV) menyediakan resolusi tinggi dengan aspek rasio
16:9. aspek rasio ini mengizinkan melihat film dalam Cinemascope dan
Panavision.terdapat perdebatan antara indusri penyiaran dn indstri ompter apakah
akan mengunakan teknologi interlacing atau scan progresif. Industri penyiaran telah
mengumumkan secara resmi format interlaced 1920 x 1080 resolusi ultra-high
sebagai batu penjuru generasi baru dari pusat hiburanterkemuka, namun industri
komputer lebih senang memakai sistem scan progresif 1280 x 720 untuk HDTV.
Karena format 1920 x 1080 menyediakan lebih banyak piksel dibanding standar
1280 x 720, kecepatan refresh-nya juga akan berbeda. Format dengan interlace
resolusi lebih tinggi mengirimkan hanya setengah gambar setiap 1/60 dalam satu
detik dank arena interlacing tersebt, dalam image dengan detail ebih ingi terdapat
edipacuup besar setiap 30 Hz. Orang-orang yang berkecimpung dibidang computer
berpendapat nahwa kualitas gambar dalam 1280720 lebih superior dan stabil.
Kedua format telah dimasukkan dalam standar HDTV oleh Advanced Television
Systems Committee(ATSC, http://www.atsc.org)
2. Video Digital
Integrasi Penuh dari video digital dalam kamera dan komputer mengurangi nemtuk
televisi analog dari video dari produksi multimedia dan platform pengiriman, jika
kamera video anda menggerakkan sinyal output digital, Anda dapat merekam video
Anda langsung ke disk, yang siap untuk diedit. Jika sebuah video klip disimpan
sebagai data pada hard disk, CD-ROM atau perangkat penyimpanan massal lain,
klip tersebut dapat memainkannya kembali dimonitor tanpa perangkat keras
khusus.
Dunia video kini telah mengalami perubahan dari analog ke digital. Perubahan ini
terjadi pada setiap tingkatan industri. Pada konsumen rumahan dan perkantoran
kita dapat menikmati kualitas video digital yang prima lewat hadirnya teknologi
VCD dan DVD (Digital Versatile Disc), sedangkan dunia broadcasting kini juga
lambat laun mengalihkan teknologinya kearah DTV (Digital Television). Sebagian
besar rumah tangga di Amerika Serikat telah menggunakan penerimaan sinyal
kabel digital dan sinyal satelit digital untuk menikmati siaran televisi digital.
Arsitektur Video Digital
Arsitektur Video Digital tersusun atas sebuah format untuk mengenkode dan
memainkan kembali file video dengan komputer dan menyertakan sebuah player
yang dapat mengenali dan membuka file yang dibuat untuk format tersebut.
Arsitektur video digital yang utama adalah AppleQuicktime, Microsoft Windows
Media Format, dan Real Network RealMedia. Format file video yang terkait adalah
QuickTime movie (.mov), Audio Video Interleaved(.AVI), Windows Media Video
(.wmv) , dan RealMedia (.rm). Beberapa player mengenali dan memainkan lebih dari
satu format file video.
Video, seperti halnya audio juga mengalami proses yang serupa yaitu biasanya
direkam dan dimainkan sebagai sinyal analog. Untuk itulah harus dikonversi
menjadi digital terlebih dahulu agar dapat diproses menjadi sebuah multimedia

title.
Sebuah sumber video seperti Kamera Video, VCR, TV, atau videodisk, dikoneksikan
ke sebuah kartu penangkap video (video capture card ) yang terdapat dalam
sebuah computer. Ketika sumber Video tersebut dimainkan, sinyal analog dikirim ke
kartu video dan dikonversi menjadi data digital yang kemudian disimpan kedalam
harddisk. Dalam waktu yang bersamaan, suara dari sumber video juga didigitalisasi.

Anda mungkin juga menyukai