Anda di halaman 1dari 10

TAHAP –TAHAP PRODUKSI FILM

Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat
fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu
agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai.
Mengembangkan naskah ke dalam program video siap pakai melalui tahapan-tahapannya : Tahap Pra Produksi, Tahap
Produksi, Tahap Pasca Produksi
Dalam produksi film sangat erat kaitannya dengan kerabat kerja atau tim atau cruepelaksana pembuatan film dan
deskripsi kerjanya masing-masing. Adapun tim tersebut dapat terdiri atas :
 Sutradara (Director), Bertugas memimpin dan mengarahkan keseluruhan proses pembuatan film.
 Ide cerita, Pencetus atau pemilik ide cerita pada naskah film yang diproduksi.
 Penulis skenario/Script Writer, Bertugas menterjemahkan ide cerita ke dalam bahasa visual gambar atau skenario.
 Kameramen, Bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera saat shooting.
 Tata cahaya (lighting), Bertugas mengatur pencahayan dalam produksi film.
 Tata musik (music director), Bertugas membuat atau memilih musik yang sesuai dengan nuansa cerita dalam film.
 Tata kostum (costume designer), Bertugas membuat atau memilih dan menyediakan kostum atau pakaian yang
sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata Rias (Make up Artist), Bertugas mengatur make up yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata suara dan sound effect (sound recorder), Bertugas membuat atau memilih atau merekam suara dan efek suara
yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata artistik (artistic director), Bertugas membuat dan mengatur latar dan setting yang sesuai dengan nuansa cerita
dalam film.
 Editor, Bertugas melakukan editing pada hasil pengambilan gambar dalam produksi film.
 Kliper, Bertugas memberi tanda pengambilan shot dalam produksi film.
 Pencatat adegan, Bertugas mencatat adegan atau shot yang diambil serta kostum yang dipakai dalam produksi film.
 Casting, Bertugas mencari dan memilih pemain yang sesuai ide cerita dalam produksi film.

1. TAHAP PRA PRODUKSI


ANALISIS IDE CERITA.
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat
fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu
agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan
pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan faktanya. Bisa
dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya.
Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara lain:
 Pengalaman pribadi penulis yang menghebohkan.
 Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan.
 Cerita rakyat atau dongeng.
 Biografi seorang terkenal atau berjasa.
 Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau novel.
 Dari kajian musik, dll

MENYIAPKAN NASKAH
Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang
sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah.
Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film.
MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING
Jadwal atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang

1
diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang
harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal pengambilan gambar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
 Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain.
 Penyediaan kaset video.
 Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.
 Penyediaan property, kostum, make-up.
 Honor untuk pemain, konsumsi.
 Akomodasi dan transportasi.
 Menyewa alat jika tidak tersedia.
HUNTING LOKASI
Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar di tempat umum
biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir dipertengahan
pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin (dan saya mengalaminya.. hehe).
Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting,
tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada
saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.
MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY.
Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan
mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario.
Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim property dan artistik.
MENYIAPKAN PERALATAN
Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan berkualitas. Peralatan yang
diperlukan (dalam film minimalis) :
 Clipboard.
 Proyektor.
 Lampu.
 Kabel Roll.
 TV Monitor.
 Kamera video S-VHS atau Handycam.
 Pita/Tape.
 Mikrophone clip-on wireless.
 Tripod Kamera.
 Tripod Lampu.
CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung ataupun dicasting
terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain
selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.

TAHAP PRODUKSI
TATA SETTING
Set construction merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar. Setting tidak selalu
berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan
mempertegas latar peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.
TATA SUARA
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan berkualitas. Jenis mirofon yang
digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di
dalam dan di luar ruangan.
2
TATA CAHAYA
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya keualitas teknik film tersebut. Seperti
fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka
kamera tidak akan dapat merekam objek.
TATA KOSTUM (WARDROBE)
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai
nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan
mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum
pemain. Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya maka
sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa
yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna
untuk shot selanjutnya.
TATA RIAS
Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi juga pada seluruh anggota
badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur
manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar
dengan kamera. Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.

2. TAHAP PASCA PRODUKSI


PROSES EDITING
Secara sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih
berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini seorang editor akan merekonstruksi potongan-potongan gambar yang
diambil oleh juru kamera.
Tugas editor antara lain sebagai berikut:
 Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya.
 Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.
 Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.
 Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.
 Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan
kepadanya untuk keperluan editing.
REVIEW HASIL EDITING
Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara intern. Alat untuk
pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan
PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna
untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera
diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini
sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.
PRESENTASI DAN EVALUASI
Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai dengan gambaran skenario, maka
film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih luas seperti Ahli Sinematografi., Ahli Produksi Film., Ahli
Editing Film (Editor) dan Penonton/penikmat film.

3
LANGKAH-LANGKAH MENULIS NASKAH FILM PENDEK
Banyak yang bertanya kepada kami bagaimana cara menulis naskah film pendek? Keluhan yang sering kami dengar
adalah banyak penulis yang merasa idenya semakin bercabang dan tidak fokus. Menentukan fokus merupakan
tantangan tersendiri bagi seorang penulis. Seringkali informasi yang disediakan terlalu banyak, sehingga cerita menjadi
berantakan dan tidak fokus.
Lalu, bagaimana caranya menjaga fokus cerita dari ide awal hingga akhirnya menjadi naskah? Caranya memang susah-
susah gampang, tetapi kami selalu menyarankan untuk mengikuti langkah-langkah menulis naskah film pendek sesuai
urutan. Selalu mulailah dengan premis, kemudian menjabarkannya menjadi sinopsis, lalu menjadi treatment, sebelum
memberikan dialog-dialog menjadi naskah yang utuh. Ikuti urutan tersebut dan jangan sampai terbalik.
Apa sih sebetulnya premis, sinopsis, treatment, dan naskah? Kami coba jabarkan di bawah sini. Berikut inilah langkah-
langkah menulis naskah film pendek:
Mulailah dengan Premis
Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kamu tak bisa menjelaskan sesuatu dengan sederhana, maka kamu tak
cukup mengerti. Pepatah ini berlaku dalam penulisan skenario. Jadi, silahkan camkan baik-baik pepatah tersebut
sebelum kamu memulai proses kreatifmu.
Kamu harus bisa menjelaskan ceritamu dalam satu kalimat. Pernahkah kamu mendengar istilah elevator pitch? Ini
adalah istilah yang menjelaskan sebuah perandaian dimana kamu bertemu seorang produser ternama di sebuah lift dan
tiba-tiba ia menanyakan apa yang sedang kamu kerjakan. Penjelasan panjang dan bertele-tele tidak akan membuatnya
tertarik, sementara beberapa detik kemudian, ia sudah tiba di kantornya, meninggalkan kamu yang masih belepotan
menjelaskan. Jelaskan dengan singkat, lugas, dan tepat.
Apa itu premis? Premis adalah pernyataan cerita dan masalah yang menggerakan cerita. Dalam sebuah premis
terkandung (1) karakter & atributnya, (2) aksi/tindakan, (3) situasi. Biasanya, ketika menulis premis, nama karakter
belum disebut, melainkan menjelaskan atributnya. Berikut contoh-contoh premis beberapa film Pixar yang terkenal (kami
terpaksa mengambil contoh film panjang yang terkenal untuk memudahkan teman-teman pembaca, film Pixar selalu
menjadi contoh yang baik, karena premisnya sederhana dan mudah diidentifikasi):
Finding Nemo: Seekor ikan badut menantang marabahaya di samudera lepas untuk mencari anak semata wayangnya
yang diculik oleh seorang penyelam tak dikenal.
Toy Story: Sebuah boneka koboi kesayangan pemiliknya merasa terancam & cemburu dengan kedatangan mainan
Astonot baru.
Sekarang apa premis ceritamu? Coba jabarkan dan identifikasi ceritamu ke dalam satu kalimat. Sisihkan dulu detail-
detail, karena kita belum sampai pada tahap itu. Lihatlah big picture-nya, identifikasi strukturnya, dan jangan lekas
melaju ke tahap berikutnya sebelum premis ceritamu solid.
Coba diskusikan premis ceritamu dengan teman-teman satu produksimu. Bahas bersama kemungkinan-kemungkinan
lain. Tampung semuanya dan jangan kesampingkan pendapat teman-temanmu. Pada tahap ini, kamu memang harus
terbuka dengan segala kemungkinan. Begitu kamu yakin dengan premis ceritamu, lanjutkan ke tahap berikutnya.
Jabarkan Premis Menjadi Sinopsis Pendek
Kamu sudah punya satu kalimat yang menjelaskan film pendekmu secara keseluruhan. Sekarang, coba jabarkan satu
kalimat ceritamu menjadi tiga kalimat. Tiga kalimat ini disebut sinopsis. Sekali lagi, jangan terpaku pada detail-detail
yang tidak perlu karena kita belum sampai ke sana. Pilihlah kalimat dengan bijak, karena ini akan menentukan proses
penulisanmu berikutnya. Jika kamu mulai keluar dari fokus, ingatlah kembali satu kalimat premismu, agar cerita tidak
kehilangan fokus.
Perhatikan pula hubungan sebab-akibat dalam menulis kalimat sinopsis. Hubungan sebab-akibat yang baik akan
memudahkanmu dalam menulis babak pertama, kedua, dan ketiga. Ketiga kalimat tersebut haruslah mewakili ketiga
babak tersebut. Babak pertama mewakili situasi awal, babak kedua menceritakan pokok persoalan, dan babak ketiga
menceritakan penyelesaian.
Sebagai latihan, kita akan melanjutkan premis Finding Nemo dan Toy Story yang sudah kita tulis sebelumnya menjadi
satu kalimat sinopsis.
4
Finding Nemo: Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata wayangnya yang memiliki sirip
tak sempurna. Suatu ketika, sang anak tertangkap jaring nelayan dan dibawa ke Sydney, Australia. Marlin pun harus
menempuh perjalanan penuh marabahaya untuk menemukan kembali anaknya.
Toy Story: Woody, mainan koboi favorit pemiliknya yag bernama Andy, merasa terancam dengan kedatangan Buzz
Lightyear, mainan astronot baru yang menjadi favorit baru Andy. Suatu ketika, Woody yang cemburu tidak sengaja
mendorong Buzz Lightyear jatuh keluar dari kamar Andy. Kini, Woody harus mencari Buzz Lightyear untuk
mengembalikan kepercayaan teman-teman mainan penghuni kamar Andy lainnya.
Bagaimana? Kini satu kalimat premis yang sudah kalian diskusikan terasa lebih detail dan lengkap dengan nama (1)
karakter dan atributnya, (2) deskripsi masalah, serta (3) langkah (action) apa yang harus diambil oleh tokoh utama.
Cerita kalian akan tetap fokus karena berpegang pada premis utama.
Sekarang coba jabarkan premismu menjadi sinopsis. Lanjutkan meeting dengan teman-teman produksimu untuk
menulis sinopsis. Jika ide-ide mulai berdatangan, buka kembali premismu dan refleksikan kembali apa yang menjadi
fokus utamamu. Jangan pernah takut untuk kembali ke langkah pertama dan mengubah premismu. Lebih baik kamu
melakukannya sekarang daripada setelahnya.
Jika kamu sudah yakin dengan sinopsismu dan teman-temanmu sudah sepakat. Mari lanjut ke langkah berikutnya yang
dijamin semakin seru.
Jabarkan Menjadi Sinopsis Panjang
Kini kamu sudah memiliki sinopsis pendek yang solid. Sekarang tugasmu adalah memasukan detail-detail dari ketiga
kalimat sinopsis pendekmu. Cara paling mudah adalah menjabarkan ketiga kalimat sinopsis menjadi tiga paragraf.
Masing-masing kalimat di langkah sebelumnya bisa kamu jadikan topic sentence.
Apa itu topic sentence? Topic sentence adalah kalimat utama dan pertama yang mengidentifikasikan isi paragraf. Topic
sentence selalu ditulis di awal sebuah paragraf. Ia harus bisa menjelaskan topik keseluruhan dalam satu
paragraf. Topic sentence selalu didukung oleh kalimat-kalimat pendukung. Kalimat pendukung harus tetap
bersinggungan dan memperkuat topik utama.
Kita ambil contoh sinopsis pendek Finding Nemo:
“Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata wayangnya yang memiliki sirip tak sempurna.
Suatu ketika, sang anak tertangkap jaring nelayan dan dibawa ke Sydney, Australia. Marlin pun harus menempuh
perjalanan penuh marabahaya untuk menemukan kembali anaknya.”
Sekarang masing-masing kalimat tersebut bisa dijadikan topic sentence sebuah paragraf. Contoh:
Paragraf 1: Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata wayangnya yang memiliki sirip tak
sempurna.
Paragraf 2: Suatu ketika, sang anak tertangkap jaring nelayan dan dibawa ke Sydney, Australia.
Paragraf 3: Marlin pun harus menempuh perjalanan penuh marabahaya untuk menemukan kembali anaknya.
Nah sekarang tugasmu adalah menulis kalimat pendukung untuk masing-masing topic sentence di atas. Nih contohnya:
“Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata wayangnya yang memiliki sirip tak sempurna. Ia
sangat menyayangi dan menjaga Nemo karena ia satu-satunya anak yang selamat dari suatu kejadian di masa lalu.
Sementara itu, Nemo mulai kesal karena ia merasa ayahnya berlebihan dalam menjaga dan melindunginya.
Suatu ketika, Nemo tertangkap jaring nelayan. Dari kacamata yang penyelam yang tertinggal, Marlin mengetahui ke
mana Nemo di bawa, yaitu Sydney, Australia. Marlin tidak sengaja bertemu dengan Dory, seekor ikan penyandang
masalah ingatan jangka pendek, yang bersedia membantu Marlin.
Marlin pun harus menempuh perjalanan penuh marabahaya untuk menemukan kembali anaknya. Beberapa kejadian
pun harus dihadapinya, mulai dari tertelan ke perut ikan paus, bertemu pasukan penyu yang sedang migrasi, hingga
bertemu kawanan ikan hiu. Bersama Dory, mereka mengarungi samudera luas menuju Sydney untuk mencari Nemo.”
Kira-kira begitulah apabila ketiga kalimat tersebut dijabarkan menjadi tiga paragraf. Sekarang coba jabarkan tiga kalimat
sinopsis pendekmu menjadi tiga paragraf. Deskripsikan kejadian-kejadian dengan lebih rinci dan detail. Pastikan tokoh

5
utamamu mengalami masalah serius, buat hidupnya susah, beri ia pelajaran hidup berarti, seperti Marlin. Jika kamu
merasa ceritamu mulai bertele-tele, hentikan sejenak, lihat kembali premismu, ingat kembali fokus utamamu. Tetaplah
berpegang pada satu kalimat premis utamamu!
Lanjutkan Menjadi Sebuah Cerpen (Treatment)
Oke, sekarang ceritamu sudah semakin detail, bukan? Jangan puas dulu, karena perjalananmu masih panjang sampai
naskahmu siap untuk dieksekusi. Sekarang kamu punya tiga paragraf yang berisi karakter, masalah, dan tindakan yang
diambil oleh sang karakter. Tugasmu adalah menjabarkan lagi tiga paragraf tersebut menjadi cerpen (cerita pendek)
yang terdiri dari beberapa paragraf.
Kamu bisa cari berbagai referensi cerpen baik di Google, perpustakaan, maupun toko buku. Jangan khawatir dulu soal
dialog yang diucapkan oleh karakter, jangan khawatir pula soal pembagian adegan maupun urutan shot. Itu urusan
nanti. Sekaramng fokus dulu pada penjabaran tiga paragraf sinopsis panjang. Berpeganglah pada struktur yang sudah
kau tulis di sinopsis panjang. Ketika kamu mulai hilang fokus dan merasa cerita mulai bertele-tele, buka kembali premis
utamamu dan ingat kembali apa yang menjadi fokus utamamu.
Cara paling mudah untuk melakukannya adalah menjabarkan lagi masing-masing paragraf menjadi tiga paragraf.
Misalnya dalam kasus Finding Nemo, kamu bisa jabarkan lagi paragraf pertama yang berisi situasi awal hubungan
Marlin dan Nemo ke dalam tiga paragraf. Perkaya tulisanmu dengan penggambaran latar tempat dan waktu yang lebih
detail. Bangun nuansa menggunakan kata-kata sifat untuk membantu pembaca memahami dunia yang sedang kamu
bangun. Lengkapi pula dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh karakternya.
Ingat, jangan lupakan struktur utama ceritamu. Jangan takut untuk buka kembali premis utamamu. Jika kamu sudah
merasa puas dengan cerita pendekmu (dalam film biasa disebut treatment), mari melaju ke tahap berikutnya: penulisan
naskah.
Tulis Ulang Cerpenmu dalam Format Naskah & Tambahkan Dialog
Jika kamu mengikuti petunjuk kami diatas, maka sekarang kamu sudah memiliki minimal 9 paragraf cerita pendek.
Sekarang saatnya kamu menuangkannya ke dalam format naskah.
Sebelum ke sana, cara paling mudah untuk mempersiapkanmu menulis naskah adalah menjabarkan 9 paragraf tersebut
ke dalam urutan adegan (scene). Adegan (scene) dibagi sesuai dengan latar tempat dan waktu. Apabila suatu situasi
terjadi dalam satu tempat dan waktu, maka ia dihitung sebagai satu adegan. Jabarkan ceritamu ke dalam urutan latar
waktu dan tempat. Lalu tulis kejadiannya dengan semakin detail. Misalnya:
Scene 1 – Dapur Kos – Siang
Scene 2 – Kamar Tidur – Malam
Scene 3 – Sekolah – Pagi
Dan seterusnya…
Jika kamu sudah memiliki urutan cerita sesuai dengan latar waktu dan tempat. Kini kamu bisa menuangkannya ke
dalam format naskah. Aplikasi yang biasa digunakan untuk menulis naskah adalah FinalDraft. Namun aplikasi ini
harganya relatif mahal. Beberapa penulis menggunakan Celtx, aplikasi gratis yang tak kalah canggih dengan FinalDraft.
Sekian langkah-langkah menulis skenario agar ceritamu tetap fokus. Jika kamu mengikuti langkah-langkah ini, mudah-
mudahan ceritamu dapat tetap fokus. Kami tahu seringkali banyak ide-ide liar berdatangan dan menganggu fokus cerita.
Jika kamu mengalaminya, kami tidak pernah bosan untuk mengingatkan untuk melihat kembali tulisanmu di tahap
sebelumnya, dan ingat kembali premis utama ceritamu, karena itulah fokus utamamu. Yang kamu lakukan setelah
menulis premis adalah memberikan argumen penunjang untuk memperkuat premis tersebut. Jangan pernah
menambahkan situasi, karakter, atau apapun yang malah melemahkan premis utamamu.
Tak ada aturan baku dalam penulisan skenario. Yang kami tulis di sini adalah berdasarkan pengalaman kami, karena
kamipun sering mengalami hal serupa. Jadi jangan pernah takut untuk bereksplorasi dan menemukan proses kreatifmu
sendiri.

6
CONTOH FORMAT SKENARIO FILM
Banyak contoh skenario film yang bisa kamu jadikan sebagai referensi. Berbicara engenai skenario, sepertinya yang
satu ini menjadi hal yang sangat penting dalam proses produksi film. Apapun filmnya, mulai dari dokumenter, film
pendek, film animasi, film komedi, film romance tentu memerlukan skenario. Bisa jadi saat skenario sudah rampung
dibentuk, maka otomatis sebuah film telah dibuat versi tulisannya. Skenario yang buruk tak akan mungkin menciptakan
film yang baik. Namun, dengan kematangan skenario yang dibuat, akan lebih memungkinkan menghasilkan film yang
baik pula. Ada beberapa point penting sebelum menciptakan sebuah skenario. Kamu harus tahu dulu bagaimana cerita
dasar sebuah film, karakter yang bermain dalam film tersebut, hingga lokasi di mana adegan dibuat. Nah, mengenai
skenario, kira-kira seperti apa sih contoh format skenario film?

a. Judul Scene

Biasanya film terbuat dari beberapa scene yang menampilakan beberapa adegang dan latar. Keterangan latar atau
tempat menandakan di mana adegang dibuat. Nbiasanya istilah EXT digunakan untuk keterangan adegan dalam
ruangan, sedangkan INT untuk adegang di dalam ruangan. Umumnya, format penulisan menggunakan font Times New
Roman, 12 pt, Capital, Bold, dan Underline. Contoh:

1. INT. RUMAH RANI (DI PERUMAHAN MEWAH) – SORE.


2. EXT. PASAR TRADISIONAL – MALAM.

b. Nama Pemeran

Sebenarnya, format skenario internasional dalam penulisan nama tidak umum dituliskan. Namun, di Indonesia ada
beberapa penulis skenario menganggap menuliskan nama penting dan berada tepat di bawah judul scene. Umumnya
menggunakan Times New Riman, 10 ot, Capital. Contoh:

INT. RUMAH RANI (DI PERUMAHAN MEWAH) – SORE.


RANI, PEMILIK RUMAH

c. Deskripsi Visual

Deskripsi mengenai keterangan suasana, tempat kejadian, dan peristiwa yang ada dalam scene tersebut, deskripsi ini
yang akan diterjemahkan sutradara dalam menghasilkan visualnya. Contoh:

“Madrim memanggul sebuah karung, berjalan melintas depan warung nasi. Langkahnya cenderung cepat khas kuli yang
sedang memanggul barang. Si Pemilik Warung (merangkap rentenir), pria bertampang okem, menegurnya. Sementara
pelayan perempuan berkulit gelap dan bertampang sangat dusun (padahal sebetulnya manis), ialah keponakan si
Pemilik Warung bernama naryati, melayani para tamu warung sambil sesekali memandang iba pada Madrim.”

d. Tokoh Dialog

Bagian ini hanya menerangkan NAMA dari tokoh (karakter) yang sedang mengeluarkan vokal, baik dialog maupun
monolog. Umumnya dituliskan di tengah, Times New Roman, 12 pt, Capital, dan Bold.

e. Beat

Beat atau irama dalam skenario film merupakan istilah yang digunakan untuk mengetahui emosi tokoh di mana nantinya
akan terlihat dalam bentuk ekspresi. Beat inilah yang menjadikan dialog yang diucapkan dan laku menjadi sinkron
hingga memiliki arti dan motivasi. Beat ditulis dalam tanda kurung (…), huruf kecil, letaknya di bawah posisi tokoh dialog,
dan bisa juga diselipkan di antara kalimat dialog, Times New Roman, dan 12 pt.

7
f. Dialog

Seperti yang sudah kamu ketahui bahwa dialog berisi kata-kata yang diucapkan tokoh. Format penulisan dialog adalah
Times New Roman, 12 pt, huruf kecil, posisi agak ke tengah di bawah nama Tokoh. Ada beberapa hal saat menyusun
format dialog, yaitu.

· Siapa yang berdialog.


· Dengan siapa dia berdialog.
· Apa latar belakang tokoh tersebut. Misalnya ia lulusan apa, berasal dari budaya mana, usianya berapa, dll
· Di mana terjadinya dialog tersebut.
· Bagaimana suasana hati tokoh yang berdialog.
· Apa tujuan dialog tersebut, apakah permohonan, ancaman, dan sebagainya.

g. Transisi
Seperti yang sudah dikatakan bahwa film terdiri dari beberapa scene. Nah, transisi dalam skneario berfungsi nuntuk
peralihan dari scene datu ke scne lainnya. Biasanya dipakai istilah CUT TO, FADE OUT- FADE IN, DISSOLVE TO.
Tujuan transisi selain sebagai pengait antar scene, dari ending scene menuju scene berikutnya, transisi bisa juga untuk
memaknai adegan tertentu, misalnya mimpi dengan menggunakan DISSOLVE TO, atau melamun/membayangkan
sesuatu dengan menggunakan transisi lainnya yang sesuai.
Nah, ada beberapa istilah dalam skenario yang harus kamu tahu.
1. COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini, dengan memberi kejutan atau
suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya.
2. CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi
3. CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali ke tempat sebelumnya. Jadi, ada satu
kejadian di satu tempat, lalu berpindah ke tempat lain, dan kembali ke tempat semula.
4. CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi bersamaan, tetapi di tempat yang berbeda atau
kelanjutan adegan di hari yang sama.
5. DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum berpindah ke adegan
berikutnya.
6. ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH saja.
7. EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan
8. FADE OUT: Perpindahan gambar dari terang ke gelap secara perlahan.
9. FADE IN: Perpindahan gambar dari gelap ke terang secara perlahan.
10. FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan gambar tayangan
sekarang.
11. FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang melamun.
12. FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi pada tokoh utama dan dapat membuat
penonton penasaran sehingga membuat penonton bersedia menunggu kelanjutannya.
13. INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
14. INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam satu kesatuan cerita.
15. INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang terlihat secara keseluruhan.
16. MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.
17. MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan mengalir. Bisa juga menunjukkan
beberapa lokasi yang berbeda, tetapi merupakan satu rangkaian cerita.
18. OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan tokoh yang
mendengarnya.
19. PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.
20. SCENE: Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.
21. SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang dramatis.
22. SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara
telepon berdering, bel sekolah, dll.
23. SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.
24. TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar terus mengikuti cerita.
25. VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon namun bibir tidak bergerak
8
Contoh naskah film

NASKAH FILM PENDEK “MASIH BELAJAR”


Oleh : Yuliyanto Dwi Cahyo

MASIH BELAJAR
Sinopsis: adalah cerita bagaimana tentang demokrasi di Indonesia yang ternyata masih belajar.
FADE IN:
TEASER
SCENE 1.INT.RUANG KELAS (NOON)
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jovan(Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
START MUSIC
Suasana pagi hari di ruang kelas.
Ratmi (Bu Guru)
Bu Ratmi Menulis “Demokrasi adalah…….”,
CAMERA CLOSE UP TO:Bu Ratmi sedang menulis.
Bu Ratmi berbalik dan bertanya “Anak – anak ada yang bisa jawab?”
CAMERA MOVE TO: Bu Ratmi bertanya.
SCENE 2.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jovan(Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Semua terdiam dan saling melihat
CAMERA Close up: Mengambil gambar setiap siswa di kelas dengan impose jabatan dari masing - masing siswa,
seperti Anggota Dewan, Aktivis, Artis, dll.
CUT TO:
SCENE 3.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo(Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Seketika itu Angger Sang anggota dewan yang duduk bersebelahan dengan Cahyo (Pengusaha)mengangkat
tangannya dan menghentakkan tangannya di meja ingin menjawab, dan langsung cahyo pun membungkam mulut
angger (anggota dewan) dengan uang, dan angger pun langsung diam, dan cahyo pun yang sambil menelfon berkata
“sory bos ada interupsi sedikit”
CAMERA Close up to Angger lalu long shot dan terlihat cahyo membungkam mulut angger dengan uang lalu camera
Close up ke cahyo yang sambil nelfon.
CUT TO:
SCENE 4.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Setelah itu Sutono (petani )yang duduk di dekat bayu (polisi) pun angkat tangan ingin menjawab, dan seketika itu sutono
pun langsung di tangkap oleh bayu dengan memegang leher dan tangan sutono dan membenturkannya ke meja.
CAMERA Close up Sutono mengangkat tangan, lalu long shot bayu menangkap sutono.
CUT TO:
SCENE 5.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Ajik (Media) sedang mememotret Jojo (Artis) dan jojo bertanya kepada ajik yang sedang memotret I dia “kamu tau
nggak?” (sambil memegang alat kosmetik dan berdandan, dan ajik pun menggelengkan kepalanya.
CAMERA Close up ke ajik sedang memotret lalu long shot kepada ajik dan jojo yang bertanya, dan di belakangnya
masih ada pak polisi yang sedang menangkap sutono.
CUT TO:

9
SCENE 6.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Lalu bu Ratmi pun kesal dan berkata “duh berantem mulu sih”, lalu bu ratmi bertanya kepada siwsa – siswanya lagi
“ada lagi yang bisa jawab??”
CAMERA Zoom out kepada bu Ratmi yang berada di depan berdiri sedang kesal.
CUT TO:
SCENE 7.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Lalu Saprol (anak SD) pun mengangkat tangannya.
Camera Close Up to Tangan Saprol
CUT TO:
SCENE 8.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Saprol pun Maju ke depan kelas berniat ingin menjawab pertanyaan bu guru Ratmi.
Camera Long shot ke arah saprol berjalan menuju kedepan kelas dengan senyum yang lebar.
CUT TO:
SCENE 9INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Setelah sampai depan lalu bu guru pun menyodorkan spidol di depan muka Saprol.
CAMERA close up ketika bu guru Ratmi menyodorkan spidol di depan muka Saprol.
CUT TO:
SCENE 10.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Dengan muka yang polos saprol pun ingin menulis jawaban dari soal bu guru ratmi dengan tangan yang gemetar.
CAMERA close up to muka saprol dan move to tangan saprol yang gemetar
CUT TO:
SCENE 11.INT.RUANG KELAS
Cast: Cahyo (Entrepreneur), Saprol (Anak SD), Angger (Anggota Dewan), Bayu (Polisi), Jojo (Artis), Ratmi (Bu guru),
Paozan (Aktivis), Ajik (Media), Sutono (Petani)
Lalu tiba – tiba Bel pun bordering, dan murid – murid yang lain pun berlarian meninggalkan kelas.
Sound Effect Bel Berbunyi dengan keras.
CAMERA close up ke muka saprol dan spidol nya dengan tujuan ingin menulis dan seketika itu layar hitam.
CUT TO :
SCENE 12.INT.RUANG KELAS
Cast: Saprol (Anak SD)
Lalu dengan penuh kecewa saprol meninggalkan kelas karena kelas sudah selesai.
CAMERA long shot dari belakang saprol yang pergi meninggalkan kelas.
CUT TO :
SCENE 13.INT.RUANG KELAS
Dengan perginya Saprol maka terlihat papan yang berisi pertanyaan “Demokrasi adalah….” Lalu muncul effect tulisan
yang berisi “Masih Belajar” yang muncul di samping pertanyaan tadi yang memperlihatkan bahwa jawaban dari
Demokrasi adalah masih belajar.
CAMERA Close up ke papan tulis.
CUT TO :
SCENE 14.INT.RUANG KELAS
Closing
CAMERA Close up ke arah gambar pancasila yang berada di dalam kelas dan muncullah credi title yang menandakan
bahwa film sudah selesai.
10

Anda mungkin juga menyukai