Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar belakang dari pemilihan cerita film animasi ini didasari oleh penurunan
kebiasaan membaca masyarakat, khususnya di Indonesia, yang tercatat dalam beberapa
riset ilmiah. Data menunjukkan bahwa penggunaan media informasi digital yang tidak
terfiltrasi menyebabkan penurunan minat membaca, dengan sebagian besar informasi
yang diakses cenderung tidak diverifikasi dan bahkan berpotensi sebagai berita palsu atau
hoaks. Dalam konteks ini, film animasi ini mencoba menggambarkan dampak dari
perubahan pola pikir dan konsumsi informasi yang semakin tergantung pada media
digital.
Dalam menciptakan naratif film animasi ini, terinspirasi oleh konsep jelangkung yang
populer dalam budaya Indonesia. Konsep tersebut diadaptasi untuk menyampaikan
informasi, menggambarkan bagaimana pemahaman terhadap suatu jawaban dari
jelangkung yang "indonesia banget" dapat mengubah pandangan dan sikap para tokoh.
Dengan demikian, cerita ini tidak bermaksud untuk meniadakan keberadaan kemagisan
dalam kepercayaan masyarakat, tetapi lebih fokus pada cara individu menyikapi dan
merespons jawaban dari jelangkung, menciptakan ruang untuk perubahan dan
pertumbuhan.
Pembuatan tugas akhir ini juga didasarkan pada kajian teori dan pustaka yang
relevan. Penelitian dan literatur seputar perubahan perilaku masyarakat, dampak
digitalisasi terhadap budaya baca, dan adaptasi konsep budaya lokal di film animasi
menjadi landasan untuk mengembangkan naratif yang kuat. Dengan demikian, film
animasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami dinamika
masyarakat Indonesia dalam menghadapi perubahan budaya dan teknologi.
BAB II
PEMBAHASAN

B. PROSES PEMBUATAN TA DAN HASIL


1. Pipeline animasi beserta deskripsi atau penjelasannya :
a. Idea
Tahapan animasi pipeline yang paling awal adalah dengan menemukan inspirasi
atau ide. Ide bisa berasal dari sumber referensi, contohnya buku, cerita pendek,
atau bahkan pengalaman pribadi. Ide menjadi inti dari setiap rangkaian tahap
pembuatan animasi. Oleh karena itu, penting untuk mematangkan ide sebelum
lanjut ke tahap berikutnya.
b. Story Writing
Setelah berhasil menemukan ide, langkah berikutnya dalam animasi pipeline
adalah menulis naskah atau script. Naskah akan menjadi kerangka dasar untuk
cerita animasi. Naskah berisi dialog, aksi, dan alur cerita yang akan digunakan
dalam animasi.
c. Storyboard
Storyboard adalah visualisasi awal dari animasi. Storyboard berupa rangkaian
gambar atau panel yang berisi setiap adegan yang tercantum pada naskah. Disini
tim penulis menggunakan software Ibis Paint.
d. Voice Record
Sama seperti komponen visual, komponen audio juga penting dalam
menghidupkan animasi. Disini tim pengisi suara memerankan dialog pada film
animasi dan suaranya direkam dan diproses dengan software Adobe Audition.
e. Animatic
Animatic adalah gambar bergerak yang dibuat berdasarkan storyboard.
Singkatnya, animasi adalah versi kasar dari animasi. Animatic membantu tim
animasi untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang bagaimana setiap adegan
akan dikembangkan. Gambaran-gambaran animatic dibuat secara berurutan agar
mudah dimanfaatkan. Disini tim penulis menggunakan software Procreate untuk
membuat animatic.
f. Concept Art
Tim konsep menyediakan desain konsep, desain karakter, kostum, desain
properti, dan lingkungan. Suasana film juga harus sepenuhnya disampaikan di sini.
g. Modelling
Pada proses modeling, tim modeler membuat objek, karakter atau lingkungan
pada software 3D seperti Autodesk Maya dan Blender, dan menyesuaikan dengan
concept art atau referensi yang sudah ditentukan.
h. Rigging
Selama proses rigging, karakter atau objek 3D diberikan struktur tulang,
sehingga animator dapat memindahkan berbagai bagian objek geometris (dalam
rigging karakter, misalnya) secepat dan seefisien mungkin.
i. Layout
Menggabungkan asset-aset yang dibuat oleh 3D modeler pada suatu
lingkungan, menata latar, dan membuat pergerakan kamera dan mengembangkan
komposisi berdasarkan animatic yang telah dibuat.
j. Animating
Proses dimana tim animator membuat gerakan untuk karakter atau objek yang
sudah di layout (akting, ekspresi,pergerakan badan) supaya terlihat dinamis dengan
menggerakkan rig yang sudah ada.
k. Lighting Render
Sama seperti pencahayaan dunia nyata dalam fotografi atau pembuatan film,
pencahayaan animasi 3D adalah tahap di mana penata cahaya atau lighting artist
memberikan cahaya pada suatu adegan sehingga menciptakan suasana tertentu
terhadap suatu adegan. disini tim lighting render menggunakan software Blender.
l. Compositing
Ketika berhadapan dengan animasi 3D, setiap adegan dipisahkan dan dirender
menjadi beberapa lapisan, termasuk objek, bayangan, latar belakang, latar depan,
kabut, dan sebagainya. Lapisan akan disatukan pada proses compositing. pada
proses ini tim compositing menggunakan software Davinci Resolve.
m. Audio Mixing
Pada proses ini tim audio membuat musik latar untuk setiap adegan sehingga
memperkuat suasana yang tercipta. disini tim audio menggunakan software FL
studio.
n. Motion graphic
Pada proses ini tim motion graphic membuat beberapa efek 2D. di projek ini,
tim motion graphic membuat stiker emoticon yang akan muncul sesuai dengan
emosi karakter. disini tim motion graphic menggunakan software Adobe After
Effect.
o. Editing & Color Grading
Disini tim editing menggabungkan setiap shot yang telah di compose dan akan
diurutkan sesuai urutan film. dan tim editing akan melakukan proses color grading
atau mengoreksi warna pada setiap adegan sehingga keseluruhan warna film terasa
selaras dan juga menciptakan suasana yang sesuai.
1. Software dan hardware yang digunakan.
Software :
a. Ibis Paint & Procreate
Ibis Paint dan Procreate adalah software digital drawing.
Penulis menggunakan software ibis paint dan procreate untuk membuat concept
art, Storyboard, hingga animatic.
b. Pureref
Pureref adalah software referensi gambar. Penulis menggunakan software
Pureref untuk mengumpulkan referensi yang akan digunakan pada proses
modeling.
c. Blender
Blender adalah software 3D Animation yang serbaguna.
Penulis menggunakan software Blender untuk beberapa divisi. Dari mulai
modeling, rigging, dan lighting render menggunakan cycles.
d. Autodesk Maya
Autodesk Maya adalah software 3D Animation. Penulis menggunakan software
Autodesk Maya untuk proses pada divisi 3D Modeling.
e. Pixologic Zbrush
Zbrush adalah software sebagai alat pematung digital. Penulis menggunakan
Zbrush untuk membuat detail pada proses modeling.
f. Adobe Substance Painter
Adobe Substance Painter adalah software untuk memberi tekstur pada objek 3D.
Penulis menggunakan substance painter untuk membuat tekstur pada objek
g. Adobe Audition
Adobe Audition adalah multitrack digital audio recording, editor, dan Mixer yang
mudah digunakan serta memiliki berbagai fasilitas pengolahan suara. Penulis
menggunakan Adobe Audition untuk proses perekaman suara
h. Pdplayer
Pdplayer merupakan pemutar dan penampil urutan gambar profesional untuk
industri 3D, CG, dan VFX.Penulis menggunakan Pdplayer untuk preview
playblast animasi atau untuk preview hasil render.
i. Davinci Resolve
platform “all-in-one” yang menyediakan alat lengkap untuk produksi video
profesional. Penulis menggunakan davinci resolve pada proses compositing dan
juga editing.
j. Adobe After Effect
Adobe After effect adalah software untuk membuat grafis gerak dan efek visual
yang menarik.Penulis menggunakan adobe after effect untuk membuat motion
graphic.
k. Adobe Photoshop
Adobe Photoshop adalah perangkat lunak atau software untuk mengedit foto dan
gambar dalam format tertentu. Penulis menggunakan adobe photoshop untuk
membuat feed Instagram.
l. FL Studio
FL Studio adalah aplikasi untuk komputer yang digunakan untuk merekam,
mengubah, dan membuat audio. Penulis menggunakan FL Studio untuk membuat
komposisi musik latar belakang.

Hardware :
a. Device yang kalian gunakan untuk membuat laporan ini

Anda mungkin juga menyukai