Anda di halaman 1dari 12

KD 3.

13 Menganalisis produksi video,animasi dan atau musik digital

MENGANALISIS PRODUKSI VIDEO, ANIMASI DAN/ ATAU MUSIK DIGITAL

Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang
gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.

Visual : saya melihat , gambar bergerak.

Audio : Suara

Video proses yang pengambilan gambarnya dilakukan dengan kamera video, baik yangterpasang pada
telpon genggam dan perangkat gaget lainnya, maupun pada kamera khusus untuk perekaman video,
termasuk camcorder.

Screen recording adalah pengambilan gambar dari layar komputer dengan menggunakan aplikasi rekam
layar dan dapat ditambahkan penggunaan lensa yang terpasang pada laptop atau webcam yang sengaja
dipasang untuk perekaman gambar.

Presentasi video adalah video untuk mengomunikasikan ide atau gagasan, yang digunakan untuk
memperkenalkan produk atau cara kerja yang dibuat melalui proses merekam gambar dan suara,
menata urutan dan menyambung atau memotong gambar dan menyatukannya menjadi kesatuan yang
utuh.

Fungsi Presentasi Video

Presentasi video berfungsi sebagai sarana untuk mengomunikasikan ide atau gagasan melalui penyajian
suatu produk yang telah dihasilkan. Sebagai sarana untuk mengomunikasikan ide atau gagasan,
presentasi video harus mengemukakankeunggulan ide atau gagasan yang akan disampaikan. Ide atau
gagasan merupakan upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis Video

Berdasarkan tujuan pembuatannya, video dapat diperuntukan:

Cerita

Video yang bertujuan untuk memaparkan cerita.

Dokumenter

Video yang bertujuan merekam sebuah kejadian atau peristiwa dalam kehidupan

nyata.

Berita
Video yang bertujuan memaparkan sebuah berita.

Pembelajaran

Video yang bertujuan untuk memberikan materi pembelajaran agar mudah diserap

dan dapat dimainkan ulang.

Presentasi

Video yang bertujuan untuk mengomunikasikan ide atau gagasan

CIRI-CIRI PRESENTASI VIDEO

mengomunikasikan ide

menunjukkan solusi

mengomunikasikan produk dan jasa

menunjukkan cara kerja

Pembuatan video memerlukan beberapa tahapan proses meliputi praproduksi, produksi, dan
pascaproduksi. Praproduksi merupakan tahapan perencanaan, produksi merupakan tahapan
pengambilan gambar, dan pascaproduksi merupakan tahap penyelesaian video.

Secara umum praproduksi merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting
film atau video).

Pada intinya tujuan praproduksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat
berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya video sesuai dengan harapan.

Untuk memulai praproduksi dibutuhkan beberapa langkah, sebagai berikut:

Merumuskan Masalah

Ide/gagasan

Sinopsis

Treatmentt

Naskah

Merumuskan Masalah

Masalah merupakan kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi nyata. Setiap orang menginginkan
kondisi yang ideal sesuai keinginannya namun pada kenyataannya banyak kendala yang menyebabkan
tidak tercapainya kondisi ideal.
Ide

Ide/gagasan adalah rancangan yang tersusun dalam pikiran, berarti sama dengan gagasan. Gagasan
menyebabkan timbulnya konsep. Secara sederhana ide dapat dikatakan sebuah gagasan, sebuah
rencana, pendapat.

Sinopsis

Sinopsis adalah suatu peristiwa atau rekaan yang dikisahkan dalam bentuk cerita singkat, ringkas, padat
dan jelas, tanpa menghilangkan unsur – unsur pentingnya. Dengan membaca sinopsis mendapatkan
gambaran utuh dari sebuah cerita.

Treatmentt

Treatment adalah langkah menyusun urutan adegan, sehingga adegan tersebut menjadi cerita yang
menarik. Di dalam penyusunan treatment ini tidak dibutuhkan dialog melainkan menggambarkan
kondisi adegan yang harus dilakukan oleh pelaku atau aktor.

Naskah

Naskah adalah suatu teks yang berisi gambaran alur cerita. yang akan terlihat di layar, naskah dalam
pembuatan video kali ini dibuat agar sang presenter mengerti detail dari presentasi yang akan
disampaikan. Penulisan naskah dapat disederhanakan sesuai keperluan tetapi masih mengandung
dimengerti oleh pendukung akan memproduksi.

Proses Pembuatan Digital Animation

PRAPRODUKSI

Pada tahap ini film belum dibuat tetapi persiapan telah direncanakan mulai dari tema, dan
dikembangkan menjadi sinopsis, sinopsis dikembangkan menjadi storyline, storyboard.

Concept Art

Pada tahap ini mulai dibuat gambar-gambar sketsa. Semua sketsa yang dibuat akan dibentuk dalam
model 3D dalam tahap produksi.

Storyboard

Pada saat skenario dan concept art telah selesai, tuangkan ide cerita tersebut ke dalam bentuk visual
sehingga orang lain dapat memahami maksudnya.

Animatic Storyboard

Tahap ini dapat dianggap film telah memiliki kerangka acuan, karena alur cerita jelas dan gambar-
gambar dari storyboard yang telah di scanning akan ditampilkan dengan tambahan sound dialog, narasi,
sound FX.
Casting dan Recording

Para pengisi suara membacakan dialog yang telah dibuat.

Sound efect dan Music

Lagu tema dibuat berdasarkan alur cerita yang ada. Sebelum menciptakan lagu, pencipta lagu akan
membaca script, sehingga alur cerita dan tema lagu dapat sejalan.

PRODUKSI

Modelling 2D ke 3D

Tahap ini merupakan tahap pembuatan film animasi yang berlangsung. Diawali dengan menstransfer
objek 2D yang dibuat menjadi objek 3D. Body modeling,atau modeling lainnya yang masih dalam bentuk
gambar 2D, dikonversikan ke dalam objek 3D.

Pemberian Tekstur pada Karakter

Tahap Mapping Texture Character, untuk pemetaan material kulit pada karakter.

Penganimasian

Proses pembuatan pergerakan atau penganimasian mencakup proses rigging, skinning, dan animasi.

Rendering

Pada tahapan ini objek 3D yang sudah selesai diteruskan dengan pemberian pencahayaan dan sifat
bahan atau kulit pada objek, sehingga memberikan kesan yang lebih alamiah terhadap objek 3D.

POSTPRODUKSI

Compositing and Editing

Hal yang utama dalam film animasi 2D maupun 3D adalah pengomposisian karena pada tahap inilah
adegan-adegan hasil render disatukan dan dirangkai untuk dapat lebih lanjut pada proses material.

3D Animation

Pada tahapan ini dilakukan pergerakan pada objek atau dikenal dengan istilah animasi. Sama halnya
dengan modeling dan tekstur.

Video Effect

Proses yang terjadi pada tahapan ini adalah klip animasi yang dihasilkan oleh tahapan 3D tadi diolah
sedemikian rupa melalui efek-efek khusus yang tidak bisa atau kurang efisien jika dilakukan pada tahap
3D tadi.

Final Compositing
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dimana semua elemen gambar, tulisan, dan klip animasi diproses
dan disusun sehingga memperoleh sebuah rangkaian animasi akhir. Untuk memperkaya hasil animasi
biasanya ditunjang oleh proses manipulasi suara yang dilakukan melalui teknik sound effect.

Analisis Video Animasi

Sweet Cocoon

IDE : Distraxion adalah contoh animasi reel yang dalam pembuatan nya cukup sulit, namun ide dalam
video animasi ini sangat unik dan banyak juga terjadi di sekitar kita, ide yang di dasari suatu pengalaman
biasanya akan lebih mudah untuk di sampaikan kepada orang lain.

SINOPSIS & PLOT : Seekor ulat masuk ke tempat di mana dia merasa aman menjalani metamorfosisnya.
Kepompongnya terlalu kecil baginya untuk masuk, untungnya ada dua serangga lain yang bisa
membantunya.

Trio ini akan membawa kita ke beberapa situasi lucu tapi juga kupu-kupu yang indah.

KONSEP : Konsep video ini mendasar dengan back sound dan sound effect yang sesuai sehinnga
membuat video ini tidak monoton, pembedaan karakter dengan musik sebagai mediator pembedanya ,
sangatlah konsep yang biasa namun memang sangat menyenangkan untuk di lihat dan di sajikan kepada
para penikmat film / video animasi.

CHARACTER OF ANIMATION : Tiga karakter yang berbeda antara seekor ulat yang akan bermetamarfosis
dengan 2 ekor kumbang. Ulat yang terus berusaha masuk kedalam kepompongnya hampir putus asa,
kemudian lewatlah temannya, 2 ekor kumbang yang membantunya masuk ke dalam kepompong. Musik
dan instrumen lucu serta background dari animasi sanggat menarik untuk dilihat.

COLOUR & SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar Sangat baik untuk sekelas ANIMASI 3D.

Jenis Pengambilan gambar dalam film ini:

1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).

2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).

3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).

4. The paralel Sintagma (montase dari motif).

Teknik Pengambilan Gambar:

1. Extreme Long Shot.

2. Wide Shot (Open Shot)

3. Extablishing Shot
2. Piper

IDE : Distraxion adalah contoh animasi reel yang dalam pembuatan nya cukup sulit, namun ide dalam
video animasi ini sangat unik dan banyak juga terjadi di sekitar kita, ide yang di dasari suatu pengalaman
biasanya akan lebih mudah untuk di sampaikan kepada orang lain.

SINOPSIS & PLOT : Menceritakan sebuah kisah mendalam tentang seekor anak burung yang bernama
Piper, tokoh utamanya, adalah seorang sandpiper kecil yang berhak mendapatkan semua makanannya
jatuh ke dalam mulutnya oleh ibunya sementara burung kecil itu tinggal jauh dari pasang surut yang
menumbuhkan makanan lezatnya. Suatu hari, ibu tidak menurunkan makanan di mulutnya lagi tapi
meminta Piper untuk bergabung dengannya dalam ketakutan yang tidak diketahui tentang pemulungan
tiram. Piper memiliki waktu yang sulit untuk mempelajari ujung tombak ketekunan, tapi cukup tangguh
untuk mengatasi trauma yang menimpanya.

KONSEP : Sebuah alegori tentang cara anak belajar dari orang tua mereka dan dari anak-anak lain, Piper
adalah sebuah cerita tentang menaklukkan dan mengatasi ketakutan pribadi seseorang. Gaya
fotorealistik enam menit yang bergaya mengikuti puyuh lapar Piper, yang harus mengatasi rasa takutnya
akan air agar bisa makan.

CHARACTER OF ANIMATION : Seekor anak burung yang lapar, menunggu makanan dari ibunya, yang
ingin mengajarkannya langsung cara mencari makan dipesisir pantai dengan ombak yang pasang surut.
Ketika burung-burung lain yang berlarian saat ombak pasang. Ia belajar menghindari ombak dari 3 ekor
kumang laut yang bersembunyi dibawah pasir.

COLOUR & SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar Sangat baik untuk sekelas ANIMASI 3D.

Jenis Pengambilan gambar dalam film ini:

1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).

2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).

3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).

4. The paralel Sintagma (montase dari motif).

Teknik Pengambilan Gambar:

1. Wide Shot

2. Medium Shot

3. Extablishing Shot

4. Full Shot

5. long shot
6. Extreme Long Shot (XLS)

PRODUKSI MEDIA AUDIO

Peralatan produksi media audio

Produksi sebuah media audio profesional ( proses rekaman) dilakukan di sebuah studio rekaman. Studio
rekaman merupakan sebuah ruangan yang digunakan sebagai fasilitas proses rekaman. Sebuah studio
rekaman paling tidak memiliki dua ruangan, yaitu ruang rekam dan ruang kontrol. Idealnya merekam
suara dilakukan diruang rekam. Ruang rekam harus kedap suara , artinya dapat menyerap suara
sehingga tidak ada suara yang terpantulkan dan tidak bocor dari suara liar dari luar ruang rekam.
Sedangkan ruang kontrol, digunakan sebagai tempat dimana pemegang kendali jalannya rekaman
berada dan melakukan rekaman terhadap suara-suara dari ruang rekaman.

Peralatan yang umum ada dalam studio rekaman adalah:

1) Miikrofon

Mikrofon merupakan barisan terdepan dalam sebuah proses rekaman. Karena alat ini merupakan
tranducer yang dapat mengubah

gelombang suara di udara menjadi variasi tegangan yang nantinya akan diubah menjadi data digital oleh
sebuah converter. Berdasarkan tipe sensifitasnya, mikrofon dibedakan menjadi dua, yaitu omni
directional dan uni directional.

2) Mixer console

Istilah lain untuk mixer console, yaitu audio mixeratau soundboard. Seiring perkembangan teknologi kini
ada juga mixer console digital.

Secara umum bagianaudio mixer terdiri dari:

a)Beberapa chanel input, jumlah tergantung tipe audio mixer. Setiap channel input, biasanya terdiri dari:
terminal masukan, dapat berupa jenis input jack, XLR, RCA

b)Kontrol Equalisasi, untuk mengatur frekuensi jangkauan, misalnya bass, treble, midle.

c)Fader Gain, menagtur kuat lemahnya volume masukkan.

d)Kontrol keluaran utama

e)Tampilan Meter

Tampilan meter ini biasanya berupa vu meter atau led display, yang berupa menunjukkan level setiap
channel input maupun master output.

3) Speaker monitor
Speaker dalam sebuah studio rekaman memang dirancang khusus untuk kebutuhanmixing/mastering.

4) Open reel

Open reel adalah alat produksi media audio yang berguna untuk perekaman analog. Selain itu, open reel
digunakan juga sebagai alat untuk editing.Seiring perkembangan teknologi di dunia audio recording,
yang mengarah pada produksi audio digital alat ini sudah ajarang diggunnakan.

5) Digital audio work station

Digiatal Audio Workkstation adalah perangkat yan digunakan khusus untuk proses rekaman audio
digital. Perangkat ini pada dasarnya adalah sebuah komputer yang dapat melakukan fungsi perekam,
sinthesizier, tigital to analog converter, mixing, sound effect. Untuk memenuhi fungsi-fungsinya,
komputer ini harus memiliki perangkat keras tambahan yaitu:

a)Audio converter

Pada prinsipnya audio converter mempunyai fungsi utama sama dengan sebuah sound card, meskipun
demikian audio converter yang dimaksud berbeda pada sound card pada komputer-komputer biasa.
Fungsi-fungsi audio converter ini, diantaranya:

Sintheszier

MIDI interface

Pengkonversi data analog ke digital, misalnya merekam suara dari mikrofon

Pengonversi data dari digital ke analog.

b)Multi Track audio software

Perekam lunak yang digunakan untuk aplikasi perekaman. Selain itu, perangkat lunak ini juga
mempunyai fasilitas untuk mixing dan editing suara. Ada pun beberapa perangkat lunak ini misalnya:

Digidesaign Pro Tools

Adobe audition

Cakewalk sonar

Steinberg nuendo dan Cubase, dll

6) Tape Recorder

Alat ini menggunakan bahan baku kaset. Hasil rekaman yang diperoleh berupa data analog. Selain dapat
merekam tape recorder juga dapat memutar kaset audio.

7) Digital Portable Recorder


Alat ini dapat merekam suara dan menyimpannya dalam bentuk data digital.

Proses pembuatan media audio

Secara umum proses pembuatan media audio melalui tiga tahap, yaitu: pra produksi, produksi, dan
pasca produksi. Pada setiap tahapnya terdiri dari beberapa kegiatan.

1) Tahap Pra Produksi

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pra produksi, meliputi:

a) Telaah Materi

Dalam mengembangkan media untuk pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum yang berlaku
dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang akan dibuat medianya. Kurikulum dijadikan acuan utama,
agar media pembelajaran yang dibuat sesuai tujuan dan tepat sasaran.

Telaah kurikulum meliputi telaah tujuan (kompetensi dasar) yang ingin dicapai, anlisis karakteristik
materi ajar dan analisis karakteristik siswa. Media audio yang akan dibuat harus sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan dari peserta didik. Bila media yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran, maka media tersebut tidak akan banyak membantu peserta didik.

b) Pencarian Ide

Setelah analisis kurikulum, akan diperoleh gambaran tentang materi-materi yang membutuhkan media
audio. Selanjutnya, tinggal memilih materi mana yang lebih dulu akan dibuat medianya dan menetapkan
format sajian media audio yang akan diproduksi. Bermacam-macam bentuk sajian yang dapat dipilih
misalnya dialog, drama, narasi, pantun dan lain-lain.

Telaah kurikulum sebaiknya dilakukan oleh guru atau pengembang media, dan dikaji oleh ahli materi
dan ahli media. Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi
yang tercantum dalam silabus dan RPP. Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus
benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus
menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini.

Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam
media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di
kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.

c)Penulisan Naskah

Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah program. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu
untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi
akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli
media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karateristik media audio,
misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dan lain-lain. Tahapan
penulisan naskah yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan
treatment, dan skenario/naskah.

Format naskah audio yang umum digunakan adalah menggunakan format dua kolom

1) Tahap produksi

Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan
langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembuk naskah, pemilihan pemain, latihan
kering, rekaman, editing dan mixing, preview, pembuatan master.

a) Membentuk Tim Produksi

Produksi media audio ini merupakan kerja kolaboratif (team work), yaitu beberapa orang dengan
keahlian atau keterampilan berbeda bekerja secara bersama-sama dalam menyelesaikan media. Di sini,
diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan
komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu:

Sutradara, yaitu: orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari sebuah
produksi.

Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.

Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.

Penata musik, menyiapkan musik dan sound effectsesuai dengan naskah.

Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur (dialog/drama) dengan
musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.

b) Rembuk naskah (script conference)

Setelah sutradara mempelajari naskah program media, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan
penulis naskah, ahli materi dan ahli media dan pihak-pihak terkait.rembuk naskah dilakukan untuk
menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap isi naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi
kesalahan yang fatal. Setelah penyamaan persepsi selesai, maka sutradara segera mengubah naskah
menjadi bahasa audio(skenario) yang menarik minat, enak didengar, mudah dipahami, menyenagkan
dan bermanfaat.

c) Menyusun Storyboard/skenario

Skenario adalah naskah panduan operasional dalam kegiatan produksi (perekaman), oleh karena itu
perlu disusun secara jelas dengan bahasa yang mudah dipahami dan mearik minat pendengar. Pada
skenario sudah tergambar dengan jelas dan secara rinci mengenai siapa pemerannya, dimana lokasinya,
berapa lama durasinya, jenis musik dan lain-lain.

d) Penyusunan anggaran
Anggaran adalah total biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan media tersebut, mulai dari perencanaan
hingga kegiatan pasca produksi. Penyusunan anggaran harus mempertimbangkan beberapa faktor,
seperti: lamanya syuting, jumlah tim produksi, lokasi, biaya editing baik didalam studio maupun diluar
studio, jauh dekatnya dan berapa tempat, pemain: bintang atau bukan dan jumlahnya, peralatan yang
dipakai, setting dan properti yang diperlukan, faktor kesulitan (stuntman, animasi), musik (buat sendiri
atau beli hak cipta) dan lain sebagainya

e) Pemilihan pemain

Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya adalah pemilihan pemain. Pemain disini adalah
orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter
tokoh yang dituntut dalam naskah sehingga akan membuat media audio bagus dan menarik.

f) Latihan kering

Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih
sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing
dalam naskah tersebut. Hal untuk menghindari bnayak kesalahan pada saat rekaman.

g) Rekaman (recording)

Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali
sepenuhnya jalanya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.

Tahap Pasca Produksi

Setelah produksi selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu pasca produksi. Kegiatan pasca produksi
langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan, yaitu:

1) Editing dan Mixing

Editing maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau
juga menambah efek, misalnya echo. Mixing mksudnya mencampur atau menambah musik dan
soundeffectsehingga media audio terkesan menarik.

a) Preview

Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang
melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya.
Evaluasi terhadap hasil produksi ini di tinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi misalnya
ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara
(soundeffect), kualitas suara (ada tidaknya noise), ksetabilan volume. Jika hasil produksi belum
dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.

2) Pembuatan Master Audio Pembelajaran


Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaseet, CD, atau media
penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika
diperlukan penggandaan

Anda mungkin juga menyukai