Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KOMUNITAS PADA PERKEMBANGAN REMAJA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
YONIKA SRIDIAN (NH0822013)
YUNITA TRIANA MANIMAU (NH0822014)

DOSEN PENGAMPUH: ANDI HASLIANI, S.ST., M.Keb

PROGRAM STUDI STRATA SATU KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah dengan judul “ Komunitas pada perkembangan remaja “
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,17 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang......................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi komunitas..............................................................................................5
B. Proses pembentukan komunitas pada perkembangan remaja..............................7
C. Faktor yang mempengaruhi remaja bergabung dalam komunitas……………...14
D. Dampak positif dan negative komunitas pada remaja………………………….16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………20
B. Saran…………………………………………………………………………..20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada masa kini dengan adanya globalisasi banyak sekali kebudayaan
yang masuk ke Indonesia, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi muncul banyak
sekali kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Kelompok-kelompok
tersebut muncul dikarenakan adanya persamaaan tujuan dari masing-masing
individu. Kelompok-kelompok sosial itu diantaranya terbentuk dari beberapa
anak muda/ remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini
biasanya seringmenimbulkan kelompok remaja melakukan perilaku baik dan
menyimpang.

Berbicara perilaku remaja tentu terlintas di pikiran kita perilaku yang


baik dan buruk. Adanya kelompok remaja yang sering melakukan acara dance,
acara pertunjukan band lokal, menyanyi dengan berbagai aliran musik atau
menggunakan pakaian, aksesoris yang unik yang digunakan pada acara yang
diselenggarakan di tempat umum, mereka mengaku dirinya sebagai komunitas
anak acara.

Masa remaja diketahui bahwa masa yang sangat rentan terhadap


pergaulan-pergaulan yang dapat menjerumuskan para remaja kedalam pergaulan
yang salah, karena kita ketahui masa remaja merupakan suatu periode atau masa
tumbuhnya seorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang
meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa
dewasa ( Boring E.G, 1990 ).

Sebagai keluarga yang merupakan lingkungan sosial pertama yang


memberikan kontribusi dalam pembentukan kepribadian yang sangat besar bagi
tumbuh kembangnya anak. Remaja dapat mencapai tingkat kedewasaan,
memiliki pribadi yang baik, dengan kata lain anak akan tumbuh kembang secara
ideal jika hidup bersama keluarga yang harmonis.
Remaja adalah generasi harapan bangsa yang memiliki potensi dan
vitalitas serta semangat patrioritas. Namun demikian, pemerintah dan
masyarakat pada saat ini masih prihatin dengan masalah remaja. Karena ternyata
budi pekerti kaum remaja mulai menurun jika dibandingkan dengan angkatan
muda sebelumnya. Fenomena ini terlihat dari permasalahan yang terjadi
dikalangan remaja saat ini, seperti pergaulan bebas, lari dari rumah, aborsi,
mengkonsumsi narkoba, alkohol, bolos sekolah, mendirikan kelompok ilegal
atau geng bahkan permasalahan lainnya.

Pada kenyataannya permasalahan remaja semakin berdampak terutama


pada pergaulan remaja, baik di lingkungan desa atau kota. Di desa seperti Desa
Beringin sekarang ini bermunculan kelompok remaja yang mempunyai
pergaulan yang sangat menyimpang dari norma-norma masyarakat disekitar
kitadimana sekelompok remaja yang di kenal sebagai komunitas anak acara.
Gaya hidup mereka dalam pergaulan remaja tidak seperti gaya hidup remaja
lainnya yang berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi.

Pergaulan merupakan suatu proses interaksi antara seseorang dengan


orang lain, dapat dilakukan oleh dua orang atau berkelompok. Hal ini tergantung
dari maksud dan tujuan pergaulan itu sendiri. Pergaulan tidak dapat dilepaskan 3
dari interaksi yaitu hubungan yang dinamis antar individu dengan individu
lainnya, individu dengan kelompok serta kelompok dengan kelompok lainnya
(Basrowi 2005).

Pergaulan remaja akan terlihat pergaulan mereka baik atau buruk, hal itu
dapat di lihat dari segi lingkungan dan keluarga. Namun tidak selamanya
pergaulan remaja baik untuk diikuti, justru karena pergaulan akan
menjerumuskan remaja pada pergaulan yang menyimpang dan akan
menimbulkan dampak negatif bagi setiap keluarga dan masyarakat.
Salah satunya remaja yang mengikuti komunitas anak acara memiliki
dampak yang kurang baik dalam lingkungan seperti lingkungan keluarga dan
mayarakat. Remaja selalu di anggap sebagai masalah sosial dalam pergaulan
remaja yang tidak ada gunanya. Remaja yang sering keluar malam akan merusak
moral remaja dan nama baik orang tua. Namun hal ini yang membuat ikut dalam
komunitas anak acara dengan tujuan untuk bersenang - senang dan menjadikan
sebuah hiburan dalam pergaulannya. Remaja ingin membebaskan diri dalam
berekspresi, menunjukan bakat dan memenuhi keinginannya yang tidak
terpenuhi dalam keluarga.

Jika dilihat dari segi penilaian di lingkungan keluarga dan masyarakat


anak acara merupakan dampak sosial. Dapat dilihat dari cara berpenampilan
remaja yang identik dengan pakaian hitam seperti anak jalanan/ preman,
menggunakan tindik/ aksesoris di telinga, hidung pada anak laki-laki. Alur
musik yang keras yang mereka mainkan dan dengarkan saat menyelenggarakan
acara tersebut seperti alur musik rock, metal yang menjerumuskan mereka untuk
4 melakukan aksi yang menyimpang tanpa batas waktu yang seharusnya tidak di
lakukan anak remaja dalam masa pendidikan. Komunitas ini diikuti banyak anak
remaja dalam masa pendidikan yang berusia 12 tahun sampai 17 tahun . Remaja
pada usia tersebut akan merusak moral dan kepribadian mereka.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian komunitas
2. Jelaskan Bagaimana terbentuknya komunitas pada perkembangan remaja
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi remaja bergabung dalam komunitas
4. Apa dampak positif dan negatif komunitas pada remaja

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan masalah ini yaitu:
1. Untuk memahami pengertian kominitas
2. Untuk mengetahui dan mengidentifikasih terbentuknya komunitas pada
perkembangan remaja
3. Untuk mengetahui dan mengidentifikasih faktor apa saja yang
mempengaruhi remaja bergabung dalam komunitas.
4. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif komunitas pada remaja
dalam anggota, lingkunga keluarga, dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi komunitas
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Komunitas
dapat diartikan dalam bidang sosial ataupun biologi, tergantung konteks pembicarannya.
Terdapat pula jenis-jenis dan contoh komunitas yang ada di sekitar kita.

Secara umum, komunitas merupakan kelompok sosial di suatu masyarakat yang


terdiri dari beberapa individu yang mana individu tersebut saling berinteraksi di
lingkungan tertentu dan biasanya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Namun
komunitas juga memiliki arti lain tergantung konteksnya.

Pengertian komunitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah


kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di
dalam daerah tertentu. Dalam KBBI, komunitas juga dapat diartikan sebagai kelompok
masyarakat atau sebuah paguyuban.

Pengertian komunitas secara umum diartikan sebagai kumpulan beberapa


populasi yang menghuni atau menempati wilayah tertentu secara bersama-sama. Spesies
dari berbagai populasi ini pun tak hanya hidup berdampingan saja, tetapi juga saling
berinteraksi satu sama lainnya.

Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,


kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah
kondisi lain yang serupa. Di bidang sosial, komunitas menjadi wadah perkumpulan dari
individu-individu dengan hobi dan minat sejenis untuk saling bertukar pikiran.

Contoh komunitas yang sering dijumpai di sekitar kita misalnya komunitas seni
atau komunitas gamers. Mereka membentuk komunitas untuk saling bertukar pikiran
dan berkomunikasi satu sama lain dengan minat dan hobi yang sama. Tentunya tiap
anggota komunitas juga mendapat manfaat dengan bergabung di komunitas tersebut.

Berikut akan dijabarkan apa saja definisi dan pengertian komunitas menurut
pendapat para ahli selengkapnya.

Menurut McMillan dan Chavis (1986)


Pengertian komunitas merupakan kumpulan dari para anggotanya yang memiliki
rasa saling memiliki, terikat diantara satu dan lainnya dan percaya bahwa kebutuhan
para anggota akan terpenuhi selama para anggota berkomitmen untuk terus bersama-
sama.

Menurut Koentjaraningrat (1990)


Pengertian komunitas menurut Koentjaraningrat adalah suatu kesatuan hidup
manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan yang berinteraksi menurut suatu
sistem adat-istiadat serta terikat oleh suatu rasa identitas dalam komunitas.

Menurut Hillery, George Jr. (1955)


Definisi komunitas secara singkat adalah hal yang dibangun dengan fisik atau
lokasi geografi dan kesamaan dasar akan kesukaan (interest) atau kebutuhan (needs).

Menurut Kertajaya Hermawan


Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari
yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar
para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values.

Menurut Spradley (1985)


Menurut Spradley, pengertian komunitas merupakan sekumpulan orang yang
saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
Berikut pembahasan macam-macam komunitas dan jenis-jenisnya berdasarkan
kriteria tertentu seperti lokasi, minat atau komuni.

Komunitas Berdasarkan Lokasi atau Tempat


Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat di mana
sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis. Dan saling
mengenal satu sama lain sehingga tercipta interaksi dan memberikan konstribusi bagi
lingkungannya.

Komunitas Berdasarkan Minat


Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena mempunyai
ketertarikan dan minat yang sama. Komunitas berdasarkan minat memiliki jumlah
paling besar karena melingkupi berbagai aspek, misalnya komunitas gamers, komunitas
seni, komunitas film, komunitas fotografi, komunitas pedagang, dan lain sebagainya.

Komunitas Berdasarkan Komuni


Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri.
Dengan kata lain, jenis komunitas berdasarkan komuni ini terbentuk atas dasar
kepentingan di dalam organisasi sosial dalam masyarakat.

B. Proses pembentukan komunitas pada perkembangan remaja

Menurut Erikson (1989:354) masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-
anak menuju dewasa di mana pada masa ini seorang remaja meletakkan perhatian
tentang bagaimana orang lain memberikan penilaian terhadapnya. Peran remaja
dalam melakukan interaksi bersama dengan remaja lain memberikan penekanan
bahwa keberadaan remaja dalam suatu komunitas dianggap ada dan tergambarkan
keberadaannya. Remaja sebagai suatu subyek tidak terlepas dari definisi remaja itu
sendiri. Di Indonesia definisi remaja menurut Sarwono (2011:18- 19) yakni
seseorang yang berusia 11-24 tahun dan belum menikah. Definisi tersebut muncul
dengan melalui beberapa pertimbangan yang melibatkan banyaknya suku, adat, dan
tingkatan sosial-ekonomi maupun pendidikan.
Beberapa pertimbangan menurut Sarwono tentang definisi remaja pada
masyarakat Indonesia diantaranya adalah:

1. Berdasarkan kriteria fisik usia 11 tahun merupakan usia ketika pada


umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak.

2. Berdasarkan kriteria sosial usia 11 tahun pada banyak masyarakat Indonesia


sudah dianggap akil balig baik menurut adat maupun agama, sehingga
masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak.

3. Berdasarkan kriteria psikologis pada usia tersebut mulai muncul tanda-tanda


penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri,
tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual dan tercapainya
puncak perkembangan kognitif maupun moral.

4. Berdasarkan adat dan tradisi batas akhir usia remaja yakni usia 24 tahun
merupakan batas maksimal, hal ini ditujukan untuk memberikan peluang
bagi mereka sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada
orang tua di mana remaja belum memiliki hak-hak penuh sebagai orang
dewasa.

5. Berdasarkan definisi remaja di atas, status perkawinan menjadi sangat


menentukan. Hal ini dikarenakan arti perkawinan masih dianggap sangat
penting bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.

Identitas sosial yang secara khusus memfokuskan pada aspek diri seorang
remaja bahwa ia merupakan bagian dari sebuah kelompok merupakan salah satu hal
yang melekat pada diri remaja yang berada dalam satu lingkungan sosial tertentu.
Identitas sosial dapat muncul pada diri individu ketika seorang individu tersebut
tergabung ke dalam suatu kelompok sosial. Menurut Tajfel (1986) Identitas sosial
memiliki fokus pada kapan dan mengapa seseorang mengidentifikasi dirinya dengan
sekitarnya serta menempatkan individu berperilaku sebagai bagian dari suatu
kelompok, serta bersikap seperti kelompok di mana ia berafiliasi (Zheng, Burrow-
Sanchez, Drew, 2010:3).

Terdapat sebuah proses yang dilalui oleh seorang remaja yang tergabung dalam
suatu kelompok memiliki kesesuaian dengan proses interaksi yang dilakukan. Pada
proses interaksi dengan individu lain, seorang remaja mendapatkan identitas sosial
dengan melakukan penyingkapan diri (self-disclosure) yakni memberikan informasi-
informasi mengenai dirinya kepada remaja lain sesama anggota kelompok. Dengan
melakukan self-disclosure dalam berinteraksi turut membantu remaja tersebut untuk
dapat dikenali keberadaannya dan diakui sebagai anggota kelompok.

Menurut Derlega dan Grzerlak (1979) self-disclosure terbagi menjadi 5 hal


dimana Kelima hal ini dapat membantu menggambarkan proses pembentukan
identitas sosial bagi remaja yang tergabung dalam sebuah komunitas5 hal tersebut
diantaranya adalah social validation, social control, self-clarification, self-
expression, dan relationship development.

1. Social validation

Pada social validation, seorang individu melakukan penyingkapan diri


dalam suatu kelompok dimaksudkan untuk membantu individu agar
memperoleh sebuah pengertian atau definisi tentang bagaimana sikap
keyakinan, dan nilai.

2. Sosial control

Pada social control ini, seorang individu yang tergabung dalam suatu
kelompok yang telah memvalidasi dirinya kemudian berusaha untuk
beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Adaptasi yang dilakukan oleh
individu dalam rangka untuk memahami kondisi dalam kelompok yang
diikuti serta untuk mempermudah interaksi dengan sesama anggota dari
kelompok tersebut. Oleh karenanya, dengan adaptasi dimana ia mengetahui
kondisi di dalam kelompok menuntun menampilkan dirinya di dalam satu
kelompok tersebut.

3. Self-clarifitacion

Pada proses self-clarification ini, seorang individu yang telah beradaptasi


berusaha untuk lebih memahami kondisi yang ada di dalam kelompoknya.
Seorang individu melakukan diskusi dengan individu lain untuk
mendapatkan jawaban yang lebih kuat atau kokoh tentang kondisi di dalam
kelompoknya yang menginternal ke dalam identitasnya. Oleh karenanya,
dalam proses ini seorang individu yang telah meleburkan identitas dirinya ke
dalam identitas kelompok menjadi semakin mengerti dan paham bagaimana
posisi identitasnya.

4. Self-expression

Pada self-expression memberikan penjelasan kepada dirinya bahwa


identitas kelompok sudah masuk kedalam dirinya dimana hal ini ditunjukkan
dengan mudahnya seorang individu mengekspesikan apa saja yang ada di
dalam dirinya.

5. Relationship development

Pada relationship development, individu-individu yang telah mampu


mengekspresikan diri mereka akan berusaha untuk membangun suatu ikatan
hubungan sesama anggota.

Self-disclosure yang meliputi 5 hal tersebut, memberikan gambaran bagaimana


seorang individu yang pada awalnya masih dalam identitasnya sebagai individu
kemudian setelah mereka berafiliasi dengan kelompok tertentu identitas dirinya
mulai melebur hingga pada akhirnya mendapatkan suatu identitas sosial yang
menempatkan diri individu berperilaku sebagai bagian dari suatu kelompok, serta
bersikap seperti kelompok di mana ia berafiliasi.

Selain self-disclosure yang berada di dalam pertukaran, pembentukan identitas


sosial memiliki satu komponen lainnya yang disebut dengan
deindividualizationKonsep deindividualization mengacu pada norma dalam
kelompok yang diikuti oleh anggotanya ketika identitas sosial lebih unggul daripada
identitas diri. Hal ini sesuai dengan Spears dan Lea (1992) yang mencontohkan
bahwa dalam satu kelompok jika norma yang ada di dalamnya adalah self-
disclosure, tentu saja anggota dari kelompok tersebut akan mengikutinya. Oleh
karenanya, bersamaan dengan self- disclosure konsep deindividualization sudah
menjadi bagian dari pembentukan identitas sosial.

Pembentukan identitas sosial pada individu yang tergabung dalam suatu


kelompok yang digambarkan dengan proses interaksi dan komunikasi berupa
penyingkapan diri masih memiliki implikasi pada suatu hubungan yang terjalin
antar individu yang berkaitan dengan lemah atau kuatnya sebuah hubungan
tersebutHal ini dapat ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Subrahmanyam dkk (2001) dimana hubungan dengan komunikasi online lebih
menunjukkan pada derajat lemah dibandingkan dengan komunikasi secara langsung
atau offlineSubrahmanyam dan Lin (2007) dalam penelitiannya juga menunjukkan
hal yang sebaliknya. Suatu hubungan yang dimulai dengan berinteraksi secara
online menjadi lebih kuat jika dibandingkan dengan interaksi secara offline
(ZhengBurrow- Shancez, Drew,2010:56).

Oleh karenanya, hubungan sosial dari individu dengan individu lain dapat
digambarkan dengan beberapa hal seperti closeness (kedekatan), emotional intimacy
(keintiman emosi), reciprocal trust (kepercayaan dalam pertukaran)shared of
experiences (pengalaman bersama), ability to communicate (kemampuan
berkomunikasi), dan self-disclosure (penyingkapan diri).

1. Kedekatan
Kedekatan dalam konteks hubungan sosial individu merupakan suatu
kondisi di mana seorang individu memiliki hubungan erat dengan individu
lain dalam satu kelompok.

2. Keintiman emosi

Emotional intimacy dijelaskan sebagai perasaan yang dirasakan individu


pada proses komunikasi verbal dan nonverbal, perilaku, rencana seseorang
dalam suatu ruang tertentu, ciri-ciri kepribadian, dan hubungan jangka
panjang yang baik (Reis & Shaver1988:367)

3. Kepercayaan dalam pertukaran

Kepercayaan atau trust didefinisikan oleh Jonker dan Treur (1999)


sebagai sikap seorang individu yang meletakkan rasa hormat kepada
ketergantungan atau kemampuan individu lain atau meletakkan rasa hormat
pada suatu kegiatan. Sesuai dengan pertukaran sebagai komponen
pembentukan identitas sosial yang didalamnya terdapat kegiatan interaksi
antar individu berupa self-disclosure, bahwa Hubungan sosial yang
dikembangkan dari self-disclosure mendorong antar individu untuk
melakukan interaksi-interaksi di mana hal tersebut memunculkan saling
ketergantungan

4. Pengalaman Bersama

Hubungan sosial antar individu juga tercermin dari pengembangan


pengalaman bersama yang dilakukan antar individuSelama proses self-
disclosure terjadi interaksi yang melibatkan beberapa individu yang

5. Kemampuan berkomunikasih

Pada konteks hubungan sosial ini, kemampuan berkomunikasi seorang


individu dalam membangun suatu hubungan sosial dapat didefinisikan
sebagai kesanggupan atau kecakapan individu untuk melakukan pertukaran
informasi, ide, sikap, pikiran, dan atau pendapat kepada individu lain.
6. Penyingkapan diri

Penyingkapan diri dapat didefinisikan oleh Altman & Taylor dalam


Rotenberg (1995:1) bahwa komunikasi yang dilakukan beberapa orang
secara verbal ataupun nonverbal yang bervariasi pada sebuah dimensi yang
mendalam. Komunikasi yang dilakukan tersebut meliputi hal-hal yang
dianggap dangkal hingga kearah personal atau intim.

Menurut Santoso (2009), terdapat beberapa faktor pembentuk terjadinya


komunitas, yaitu sebagai berikut:

1. Adanya suatu interaksi yang lebih besar di antara anggota yang bertempat
tinggal di satu daerah dengan batas-batas tertentu.

2. Adanya normal sosial manusia di dalam masyarakat, di antaranya


kebudayaan masyarakat sebagai suatu ketergantungan yang normatif, norma
kemasyarakatan yang historis, perbedaan sosial budaya antara lembaga
kemasyarakatan dan organisasi masyarakat.

3. Adanya ketergantungan antara kebudayaan dan masyarakat yang bersifat


normatif. Demikian jaga norma yang ada dalam masyarakat akan
memberikan batas-batas pada kelakuan anggotanya dan dapat berfungsi
sebagai pedoman bagi kelompok untuk menyumbangkan sikap
kebersamaannya di mana mereka berada.

Sedangkan menurut Delobelle (2008), terdapat empat faktor yang melatarbelakangi


pembentukan komunitas, yaitu:
1. Komunikasi dan keinginan berbagi (sharing), para anggota saling
menolong satu sama lain.
2. Tempat yang disepakati bersama untuk bertemu.
3. Ritual dan kebiasaan, orang-orang datang secara teratur dan periodik.
4. Influencer, merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya ikut
terlibat.
C. Faktor yang mempengaruhi remaja bergabung dalam komunitas.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhinya yaitu sebagai berikut:
1. Pergaulan dan dorongan mengikuti komunitas
Banyaknya pengaruh dari teman-teman atau lingkungan membuat para
remaja terpengaruh untuk mengikuti komunitas tersebut.
2. Remaja mengikuti komunitas karena memiliki tujuan tertentu
Remaja yang mengikuti komunitas dengan tujuan tertentu lebih sedikit
dibandingkan dengan remaja yang mengikuti komunitas dengan tidak
memiliki tujuan karena mereka menganggap bahwa dalam komunitas
tersebut mereka mendapat kenyamanan dan kebebasan berekspresi.
3. Mencari keuntungan yang ingin didapat dalam berkomunitas
Setiap individu umumnya mengambil keputusan pada
penentuanpenentuan kegiatan untuk mendapatkan keuntungan yang menarik
bagi individu tersebut. Remaja umumnya mengikuti komunitas untuk
mendapat keuntungan dengan bertambahnya teman yang memiliki kesamaan
hobby dan potensi yang dimiliki remaja.

Ada juga beberapa faktor lain yang melatar belakangi timbulnya community,
antara lain sebagai berikut: (Santosa, 2004)

1. Adanya suatu interaksi yang lebih besar diantara anggota yang


bertempat tinggal disatu daerah dnegan batas – batas tertentu.
2. Adanya norma sosial manusia didalam masyarakat, diantaranya
kebudayaan masyarakat sebagai suatu ketergantungan yang normatif,
norma kemasyarakatan yang historis, perbedaan sosial budaya antara
lembaga kemasyarakatan dan organisasi masyarakat.
3. Adanya ketergantungan antara kebudayaan dan masyarakat yang bersifat
normatif. Demikian juga norma yang ada dalam masyarakat akan
memberikan batas – batas kelakuan pada anggotanya dan dapat
berfungsi
sebagai pedoman bagi kelompok untuk menyumbangkan sikap dan
kebersamaannya dimana mereka berada.
4. Faktor pendorong, adalah faktor yang mendorong remaja ingin bergabung
dalam suatu komunitas, contohnya faktor internal yaitu masalah keluarga.
5. Faktor penarik, adalah faktor yang menarik remaja untuk masuk ke dalam
suatu komunitas tertentu, contohnya adanya pengakuan dari dalam
komunitas tentang eksistensi seorang remaja.

D. Dampak positif dan negatif komunitas pada remaja


Komunitas adalah wadah untuk kelompok-kelompok sosial yang berasal dari
berbagai kalangan dan latar belakang yang saling peduli satu sama lain dan memiliki
kebutuhan dan kepentingan yang sama.

Pergaulan remaja akan terlihat pergaulan mereka baik atau buruk, hal itu dapat
di lihat dari segi lingkungan dan keluarga. Namun tidak selamanya pergaulan remaja
baik untuk diikuti, justru karena pergaulan akan menjerumuskan remaja pada
pergaulan yang menyimpang dan akan menimbulkan dampak negatif bagi setiap
keluarga dan masyarakat.

Di dalam sebuah komunitas, pasti memberikan dampak yang positif dan negatif
pada individu-individu yang bergabung pada komunitas tersebut, yaitu :

1. Dampak positif
Dampak positif dari komunitas, yaitu:
a. Menghasilkan hal yang baik. Dengan adanya komunitas, remaja
menjadi memiliki wadah untuk meluapkan hobi dalam suatu
komunitas tersebut. Selain itu dalam komunitas kamu dapat
mengembangkan bakat dengan orang yang sudah ahli dalam
bidangnya.
Misalnya komunitas sepeda, maka kamu dapat mengembangkan
bakat bersama anak sepeda lainnya. Saling memberi saran dan cara
saat bermain sepeda yang baik dan benar.
b. Menambah Wawasan. Dengan adanya komunitas bisa menambah
wawasan tentang hal yang kamu sukai bersama komunitas tersebut.
Berbagi pengalaman bersama dan menyelesaikan masalah secara
bersama merupakan tujuan yang harus dicapai.
c. Menambah Penghasilan. Pengaruh positif komunitas bagi remaja
berikutnya yaitu dapat menambah penghasilan. Bila kamu dapat
memaksimalkan eksplorasi dalam komunitas tersebut maka kamu
akan menambah penghasilan.
Misalnya komunitas sepeda, kamu dapat berjualan aksesoris sepeda
di dalam komunitas tersebut. Selain aksesoris kamu juga dapat
berjualan baju sepeda dan konsumen yang dituju pertama adalah
anggota komunitas tersebut.
d. Menambah Teman. Sudah dapat dipastikan jika kamu mengikuti
sebuah komunitas pasti kamu akan memiliki banyak teman baru.
Berkenalan dengan orang yang baru membuat kamu akan menjadi
lebih aktif dalam bersosialisasi dalam masyarakat. Namun tetap harus
dapat memilih teman dengan selektif agar tidak terjerumus terhadap
hal yang tidak baik.
e. Memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Pengaruh positif komunitas
bagi remaja selanjutnya yaitu dengan memiliki rasa solidaritas yang
tinggi. Karena setiap orang yang tergabung dalam sebuah komunitas
pasti akan memiliki rasa kepedulian terhadap sesama anggota
komunitas tersebut. Hal ini terjadi karena mereka memiliki rasa
sepenanggungan dan rasa kekeluargaan yang tinggi.
f. Melatih untuk bersosialisasi dan berkomunikasih dengan baik.
Dalam sebuah komunitas remaja akan dibantu untuk bertemu dengan
banyak orang-orang yangvtentunya, memiliki karakter dan
keoribadian yang berbeda-beda. Disitulah remaja akan tertantang
untuk belajar bagaimana bagaimana bersosialisasi dan
berkomunikasih dengan berbagai orang yang berbeda karakter
kepribadiannya.
g. Wadah untuk menemukan inspirasi baru. Selain untuk
menyalurkan hobi dan melepas stres. Remaja bisa menemukam
inspirasi baru yang membuat hidupnya lebih berwarna.

2. Dampak negatif
Dampak negatif dari komunitas, yaitu:
a. Lupa dengan kepentingan pribadi. Hal ini bisa terjadi jika individu
tersebut terlalu takluk atau tunduk pada komunitas tersebut karena
memiliki “kekuatan” yang besar. Jadi mereka hanya mematuhi
komunitas tersebut.
b. Waktu untuk ibadah, keluarga, teman dan diri sendiri berkurang.
Dimana individu tersebut terlalu focus pada komunitas, terlalu
merasa aman dan nyaman sehingga lupa dengan hal lainnya.
c. Adanya daya saing antar komunitas. Dimana salah satu komunitas
merasa lebih besar dibandingkan yang lainnya. Sehingga terkadang
bentrok bahkan bermusuhan satu sama lain. Terkadang membuat
anda bersifat diskriminatif terhadap orang lain bahkan kepada
komunitas lain. Hal ini dapat terjadi jika kamu sudah memiliki rasa
yang kuat terhadap komunitasmu tersebut.
d. Menjadi manusia yang komsumtif karena kamu akan terus menerus
mengikuti gaya hidup yang lagi booming di kalangan komunitas
tersebut.
e. Terkekang. Hal ini terjadi jika komunitas yang kita masuki itu
memiliki pemimpin yang diktator, dimana kita tidak bisa berteman
dengan orang lain dan sosialisasi kita terganggu.
f. Terjadi kerusakan alam di berbagai wilayah. Gejala sosial atau
komunitas dapat menimbulkan kekacauan di masyarakat. Hal ini
dapat mengakibatkan banyak warga yang mengambil sumber daya
dari alam secara berlebihan, atau bahkan dengan sengaja merusak
alam. Contohnya seperti yang baru-baru ini terjadi, banyak kebun
pohon pisang yang rusak di beberapa wilayah akibat ulah remaja-
remaja di berbagai wilayah yang mengikuti video viral memukul
pohon pisang sampai tumbang.
g. Meningkatnya konflik yang mengarah kepada kekerasan di tengah
masyarakat. Konflik sosial yang dimaksud di sini dapat berupa
tawuran, peperangan, perebutan wilayah kekuasaan, perebutan
daerah sumber daya alam, dan sebagainya. Konflik-konflik sosial ini
dapat disebabkan oleh gejala sosial seperti kemiskinan, tingginya
tingkat pengangguran, serta kurangnya SDM dan SDA yang
berkualitas di suatu wilayah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah disusun, penyusun dapat


menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Defenisi komunitas

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang


berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Komunitas dapat diartikan dalam bidang sosial ataupun biologi, tergantung
konteks pembicarannya. Terdapat pula jenis-jenis dan contoh komunitas yang
ada di sekitar kita. Secara umum, komunitas merupakan kelompok sosial di
suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa individu yang mana individu
tersebut saling berinteraksi di lingkungan tertentu dan biasanya memiliki
ketertarikan dan habitat yang sama. Namun komunitas juga memiliki arti lain
tergantung konteksnya.

2. Proses pembentukan komunitas pada perkembangan remaja yaitu :

Menurut Derlega dan Grzerlak (1979) self-disclosure terbagi menjadi 5


hal dimana Kelima hal ini dapat membantu menggambarkan proses
pembentukan identitas sosial bagi remaja yang tergabung dalam sebuah
komunitas5 hal tersebut diantaranya adalah social validation, social control, self-
clarification, self-expression, dan relationship development. Oleh karenanya,
hubungan sosial dari individu dengan individu lain dapat digambarkan dengan
beberapa hal seperti closeness (kedekatan), emotional intimacy (keintiman
emosi), reciprocal trust (kepercayaan dalam pertukaran)shared of experiences
(pengalaman bersama), ability to communicate (kemampuan berkomunikasi),
dan self-disclosure (penyingkapan diri).
3. Factor pengaruh pada remaja yang mengikuti komunitas

Ada beberapa factor yang mempengruhi remaja mengikuti komunitas


yaitu: Pergaulan dan dorongan mengikuti komunitas, remaja mengikuti
komunitas karena memiliki tujuan tertentu, mencari keuntungan yang ingin
didapat dalam berkomunitas.
4. Dampak positif dan negatif dalam mengikuti komunitas
Dampak positif komunitas bagi remaja yaitu menghasilkan hal yang
baik, menambah wawasan, menambah teman, memiliki rasa solidaritas yang
tinggi, melatih untuk bersosialisasi dan berkomunikasih dengan baik, dan wadah
untuk menemukan inspirasi baru.
Dampak negatif komunikasih bagi remaja yaitu, Lupa dengan
kepentingan pribadi. Hal ini bisa terjadi jika individu tersebut terlalu takluk atau
tunduk pada komunitas tersebut karena memiliki “kekuatan” yang besar. Jadi
mereka hanya mematuhi komunitas tersebut, serta waktu untuk ibadah, keluarga,
teman dan diri sendiri berkurang. Dimana individu tersebut terlalu focus pada
komunitas, terlalu merasa aman dan nyaman sehingga lupa dengan hal lainnya.
Dsb.

B. Saran
Setelah melihat uraian dan pembahasan di atas, maka kami sebagai penyusun
makalah menyarankan beberapa hal yaitu :
1. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
2. Semoga makalah tentang pengaruh komunitas pada remaja ini dapat, pembaca
dapat mengetahui dan memahami dampak positif dan dampak negatif dalam
mengikuti komunitas.
3. Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran ang membangun bagi
kelancaran dan kesempurnaan penyusun makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Misriati. 2016. Faktor-Faktor Mempengaruhi Remaja Mengikuti Komunitas Musik


Metal Dunia Kami Dunia Hitam Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten
Rokan Hilir.Universitas Riau:Riau

Zakky. 2020 . Pengertian komunitas,Defenisi,Jenis-Jenis,Manfaat,dan Contohnya.

Zulfa Avidiansyah. 2015. Pembentukan Identitas Sosial Remaja Dalam Komunitas


Baca Goodreads Indonesia Regional Surabaya.Universitas
Airlangga:Surabaya

Yustika Tri Dewi. 2017. Faktor Penyebab Tergabungnya Remaja Kota Bandung Dalam
Komunitas Kenakalan Remaja.Universitas Padjajaran:Bandung

Frans. 2016. Pengaruh Dampak Positif dan Dampak Negatif Komunitas Bagi Remaja.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai