Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HARMONI INDUSTRIALISASI DAN EKOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu Keislaman


yang diampu oleh Dosen: Dr. H., Z Sukawi., M.A

Disusun oleh:

Nasrul Arifin

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ) JAWATENGAH

DI WONOSOBO

2023
HARMONI INDUSTRIALISASI DAN EKOLOGI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan suatu negara tidak akan terlepas dari perkembangan
sektor industri. Trasformasi masyarakat menjadi masyarakat industri mampu
memacu pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan lapangan pekerjaan serta
produktifitas dan dapat meningkatkan pendapatan per kapita. Dengan adanya
industrialisasi juga akan mendorong perkembangan infrastruktur, teknologi
serta inovasi-inovasi baru dilingkungan masyarakat. Tentu kualitas hidup
akan terpengaruh dengan perkembangan-perkembangan tersebut.
Disisi lain industrialisasi sangat membutuhkan sumber daya alam dan
ekologi yang mendukung. Penggunaan sumber daya alam dengan adanya
industrialisasi sudah seharusnya diintegrasikan dengan prinsip keberlanjutan
ekologi. Dengan adanya industrialisasi yang tidak mempertimbangkan
ekologi dapat merusak alam dengan pencemaran udara, air, tanah serta
lingkungan hidup lainya. Hal ini tentu menjadi sangat kursial demi mencapai
keseimbangan dan keselarasan antara pertumbuhan industri dan
keberlanjutan lingkungan hidup.
Islam hadir sebagai agama yang rachmah lil’̄alamīn tidak mungkin
untuk mengesampingkan tentang keberlangsungan hidup manusia serta
keberlangsungan alam semesta. Misi Islam bukan hanya seputar kehidupan
akhirat semata, tentu Islam akan mempertimbangakn kehidupan manusia di
dunia, karena kehidupan akhirat juga ditentukan oleh kehidupan manusia
didunia ini.
Kajian dengan judul “Harmoni Industrialisasi Dan Ekologi Dalam
Islam” ini akan mengkaji tentang keselarasan antara perkembangan industri
sebagai salah satu prasarat kemajuan suatu masyarakat, serta kesinambungan
ekologi dengan adanya industrialisasi dengan sudut pandang pemikiran Islam
sebagai agama rachmah lil’̄alamīn.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat pembahasan dalam kajian ini dalam
beberapa rumusan masalah berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan industrialisasi dan ekologi?
2. Apakah yang dimaksud dengan industrialisasi dan ekologi?
3. Bagaimanakah harmoni antara industrialisasi dan ekologi?
C. Tujuan Penulisan
Kajian tentang “Harmoni Industrialisasi Dan Ekologi Dalam Islam”
memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Agar mengetahui secara mendalam mengenai industrialisasi serta
urgensinya dalam perkembangan taraf hidup manusia.
2. Agar mengetahui tentang ekologi serta pengaruhnya dalam kehidupan
manisia dan pengaruh industri terhadap ekologi.
3. Agar menetahui tatacara menyelaraskan antara industrialisasi agar tetap
menjaga keberlangsungan ekologi.
4. Agar mengetahui pandangan Islam tentang perkembangan industri serta
perawatan ekologi yang berimbang.
II. PEMBAHASAN
A. Industrialisasi
Industri secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
bermakna kegiatan memproses atau mengolah suatu barang menggunakan
peralatan atau sarana seperti mesin. Menurut Sukirno (2006) Industri dalam
sektor perekonomian adalah sebuah unit atau kesatuan produk yang berada
pada tempat tertentu dengan meletakan kegiatan untuk mengolah atau
barang-barang secara mekanis atau kimia untuk menghasilkan produk yang
sifatnya lebih konsuftif bagi para pengguna. Arsyad (2004) memaparkan
bahwa industri dalam sektor ekonomi adalah lingkungan suatu usaha yang
didalamnya terdapat kegiatan produktif dalam pengolahan baharang mentah
menjadi barang jadi siap pakai ataupun setengah jadi. Industri secara luas
dapat diartikan sebagai segala upaya dalam bidang perekonomian yang
bersifat produktif, atau dapan dipersingkat sebagai pengubahan suatu bahan
menjadi barang jadi atau produk. Hemat penulis Industri merupakan sebuah
upaya untuk mengubah dan mengolah barang dengan tatacara tertentu agar
menghasilkan produk yang bersifat konsumtif.
Industrialisasi secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti usaha untuk menggalakan industri dalam sebuah negara atau bisa
disebut pengindustrian. Menurut arsyad (2004) industrialisasi merupakan
proses moderenisasi perekonomian yang mencangkup semua sektor
perekonomian dan memiliki keterkaitan dengan industri pengolahan serta
industrialisasi mengarah pada peningkatan pada seluruh sektor ekonomi dan
sektor unggulan dalam industrialisasi adalah industri pengolahan. lebih lanjut
Yustika (2000) memaparkan bahwa negara dapat dikategorikan sudah
mengalami industrialisasi apabila negara tersebut sudah menjadikan sektor
industri sebagai sektor unggulan dalam proses pertumbuhan perekonomian.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa industrialisasi adalah
proses perubahan struktur atau bangunan perekonomian yang menyebabkan
peningkatan sumbangsih perekonomian dalam peningkatan permintaan
konsumen, pendapatan, tenaga kerja serta kesempatan kerja.
Dalam upaya peningkatan kemakmuran bagi negara industrialisasi
menjadi sebuah tahapan penting. Karena industrialisasi dapat menyelesaikan
problem-problem mendasar dalam negara berkembang, sepertihalnya
masalah pengangguran, rendahnya pendapatan, serta minimnya produktivitas
dalam kerja. Dengan adanya industrialisasi negara mampu meningkatkan
lapangan pekerjaan sehingga mampu menekan tingkat pengagguran, selain
itu manfaat utama dari industrialisasi adalah peningkatan produk dan nilai
produk dengan proses produksi yang lebih mudah dan evisien.
Indikator dalam industrialisasi dapat diukur menggunakan empat
aspek. 1) pertumbuhan ekonomi meningkat serta melebihi pertumbuhan
penduduk, 2) menurunya share sektor primer, 3) meningkatnya share sektor
skunder, 4) share sektor jasa tidak konstan yang menyebabkan negara
menjadi negara industri baru. Dalam perkembangan industrialisasi di
Indonesia, Menurut departemen perindustrian, industri nasional Indonesia
dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu:
1. Industri Dasar yang meliputi kelompok industri mesin dan logam dasar
(IMLD) dan kelompok kimia dasar (IKD). Yang termasuk dalam IMLD
antara lain: industri mesin pertanian, elektronika kereta api, pesawat
terbang, kendaraan bermotor, besi baja, aluminium, tembaga dan
sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam IKD antara lain: industri
pengolahan kayu dan karet alam, industri pestisida, industri pupuk,
industri semen, industri batubara dan sebagainya. Industri dasar
mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu
penjualan struktur industri dan bersifat padat modal. Teknologi tepat
guna yang digunakan adalah teknologi maju, teruji dan tidak padat karya,
namun dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru secara besar
sejajar dengan tumbuhnya industri hilir dan kegiatan ekonomi lainnya.
2. Industri Kecil yang meliputi antara lain industri pangan, industri sandang
dan kulit, industri kimia dan bahan bangunan, industri galian bukan
logam dan industri logam. Kelompok industri kecil ini mempunyai misi
melaksanrakan pemerataan. Teknologi yang digunakan teknologi
menengah atau sederhana dan padat karya. Pengembangan industri kecil
ini diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan meningkatkan
nilai tambah dengan memanfaatkan pasar dalam negeri dan pasar luar
negeri (ekspor).
3. Industri Hilir yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi antara
lain: industri yang mengolah sumberdaya hutan, industri yang mengolah
hasil pertambangan, industri yang mengolah sumberdaya pertanian
secara luas dan lain-lain. Kelompok AI ini mempunyai misi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan, memperluas
kesempatan kerja, tidak padat modal dan teknologi yang digunakan
adalah teknologi menengah dan atau teknologi maju.
Teknologi memgang peranan yang sangat penting dalam
perkembangan industry dan ekonomi secara umum. Semua teori tentang
perkembangan ekonomi, pasti memasukkan teknologi sebagai salah satu
factor penting pertumbuhan. Teknologi adalah cara untuk mengolah atau
menghasilkan suatu jenis barang atau jasa tertentu. Teknologi mempunyai
hubungan dengan inovasi yaitu penemuanbaru yang telah diterapkan dalam
proses produksi, seperti menemukan komoditi baru, menemukan cara
produksi baru, dan lain-lain. Setidaknya ada tiga macam kemajuan teknologi
yang sifatnya sederhana:
1. Kemejuan teknologi yang khusus meningkatkan efisiensi setiap unit
tenaga kerja. Dengan kemjuan teknologi ini, seorang pekerja, dengan
mesin atau alat yang sama, bisa meningkatkan outputnya. Perbaikan
kesehatan dan ketrampilan termasuk kedalam kategori ini. Tenaga
kerja yang bisa ditingkatkan produktifitasnya dengan kemajuan
teknologi ini disebut tenaga kerja efektif.
2. Kemajuan teknologi yang meningkatkna produktifitas capital (mesin)
tapi tidak mempengaruhi tenaga kerja. Dalam hal ini, setiap mesin
dengan pekerja yang sama menghasilkan output yang lebih banyak
atau lebih berkwalitas. Penggunaan bahan bakar yang lebih efisien
adalah contoh dari kemajuan teknologi macam ini.
3. Kemajuan teknologi yang mningkatkan produktifitas mesin dan
tenaga kerja secar seimbang. Kemajuan teknologi ini menggeser
keatas Seluruh fungsi produksi. Contoh dari kemajuan teknologi ini
adalah perbaikan manajemen produksi yang meningkatkan
produktifitas mesin maupun tenaga kerja secara menyeluruh

B. Ekologi
Ekologi berasal dari kata Yunani yang berarti; Oikos dan Logos.
Oikos artinya: tempat tinggal dengan segala penghuninya, sementara Logos
artinya: ajaran, pengetahuandan ilmu. Ekologi secara bahasa (etimology)
berarti pengetahuan tentang cara mengatur tempat tinggal. Adapun secara
istilah (terminology) ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-
makhluk yang hidup, bukan sebagai satuan-satuan yang tersendiri, tetapi
sebagai anggotaanggota dari suatu rangkaian yang pelik dari makhluk-
makhluk hidup (organisme) yang saling beriteraksi atau berhubungan,
dimana masing-masing mempunyai fungsi dan peran, dalam suatu
lingkungan hidup (Salim, 2008).
Sedangkan menurut sugeng (1995) ekologi adalah hubungan
interaksi dan interpendensi antara makhluk hidup, sesamanya dan dengan
lingkungan geofisik kimianya. Sehingga dalam disiplin ekologi terdapat
segmentasi kajian antara lain, peranan dan perilaku manusia akan dipelajari
secara khusus dalam ekologi manusia, begitu juga dengan binatang dan
tumbuh-tumbuhan akan dikaji dalam segmen kajian ekologi secara khusus
sesuai ruang lingkupnya.
Ruang lingkup ekologi dapat dipahami ketika manusia melakukan
pendalaman dan pengamatan serta memberikan penafsiran terhadap interaksi
antara makhluk hidup dengan lingkungan fisiknya maupun dengan sesama
makhluk hidup (Baja, 20112). Dalam ekologi, lingkungan fisik disebut juga
komponen fisik/ komponen tak hidup/ komponen non hayati/ komponen
abiotik. Komponen ini terdiri atas tanah, air, udara, cahaya, matahari dan
benda-benda atau lainnya. Disamping itu, dikenal komponen hidup yang
disebut juga komponen hayati atau biotik, dan komponen ini terdiri atas
tumbuhan, hewan, dan semua makhluq hidup lainnya.
Menurut Fahruddin (2007) Landasan etika lingkungan hidup itu
akan sangat mempengaruhi ekosistem. Ekosistem kita mengenal dua macam
hubungan organisme-organisme yang saling berhubungan, pertama,
hubungan intraspesies artinya hubungan antara orgenisme yang sama
spisiesnya, misalnya hubungan antara manusia dengan manusia. Hubungan
intraspisies tidak hanya dalam perkembangbiakan saja, hubungan yang
bersifat lain masih ada misalnya tolong menolong, dll. kedua, hubungan
antarspesies artinya hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies,
misalnya manusia dengan kucing, ayam dengan tikus.
Filsafat yang bagi sebagian orang dianggap hanya berpikir dan
merenungkan hal-hal yang abstrak saja, ternyata apa yang dianggap oleh
sebagian orang itu tidaklah benar, karena filsafat juga memikirkan,
mengamati, merenungkan dan merefleksikan hal-hal yang ada di alam
konkret ini, atau dengan kata lain cara berpikir filsafat adalah berpikir
universal (menyeluruh). Problem awal filsafat pada pokoknya membahas
tentang kehidupan sehari-hari atau situasi manusiawi. Jadi, kalau filsafat
mulai meninggalkan atau berpaling dari kehidupan dunia yang nyata, maka
dunia juga tidak lagi merasa perlu untuk meminta pengarahan kepada filsafat
dalam menghadapi problem-problem baru yang sifatnya mendesak.
Perkembangan kemudian oleh adanya faktor heuristika (non ilmiah) maka
akan lahirlah cabang-cabang ilmu pengetahuan yang baru, seperti ekologi
(ilmu tentang lingkungan). Ekologi lahir karena melihat perkembangan ilmu
pengalaman yang tidak lagi mempertimbangkan lingkungan.
Menurut Anton Hubungan ekologi dalam hal ini adalah berjalan
paralel dengan kosmologi filosofis, jika di pandang dari segi rangkuman dari
segi arah normatfnya. Mengapa berjalan paralel, sebab kosmologi filosofis
juga menerangkan semua strata dan bidang dalam kosmos, tetapi sekalipun
adanya penyatuan ekologi tetap berada pada tataran empiris. Antara ekologi
empiris dan kosmologi filosofis dapat memberikan perspektif untuk semua
pengetahuan. Di lain sisi, ekologi adalah sebagai yang mengkonkretkan
pemahaman filosofis yang masih umum. Bersamasama mereka
mengembangkan tentang pengetahuan lengkap oikos kita. Filsafat menurut
hakikatnya bersifat normatif dapat memberikan dukungannya yang kuat
kepada ekologi dalam penentuan norma-norma untuk kelestarian lingkungan
dan alam. Ekologi juga merupakan jembatan di antara ilmu-ilmu khusus dan
kosmologi filosofis, dikarenakan jangkauan dan keterarahan ekologi dalam
arti tertentu dapat disebut sebagai kosmologi empiris, dan sebaliknya
kosmologi filosofis dapat juga disebut ekologi filosofis. Bintarto mengatakan,
bahwa antara filsafat dan ekologi manusia sama-sama membahas tentang
perilaku manusia terhadap lingkungan totalnya, demikian antara keduanya
(filsafat dan ekologi) merupakan mitra dialog yang menunjukkan semakin
eratnya hubungan antara ilmu pengetahuan dan filsafat di abad sekarang ini.

C. Harmoni antara Industrialisasi dan Ekologi


Melihat paparan tentang industrialisasi yang seakan-akan mengarah pada
pemanfaatan suberdaya yang ada agar dapat meningkatkan potensi
produktifitas dalam industri, tentu sagat berhubungan erat dengan ekologi
atau lingkungan hidup manusia. Berdasarkan riset IPPC (intergrovemental
Panel Climate Change) yang dipaparkan oleh Nur Afiyah (2014)
menyatakan bahwa salah satu faktor kerusakan lingkungan hidup manusia
adalah gaya hidup modern yang memiliki kecenderungan kurang harmonis
dan berinteraksi dengan alam. Dalam riset IPPC kerusakan alam 13%
disebabkan oleh industri, 25% disebabkan oleh penggunaan energi, 13 %
disebabkan pertanian, 17% disebabkan limbah sampah dan 13.1%
disebabkan transportasi.
Globalisasi dunia yang biasa disebut-sebut belakangan ini adalah
merupakan dampak langsung dari keberhasilan revolosi
teknologikomunikasi, setelah didahului oleh dua revolusi kebudayaan
manusia, yaitu revolusi pertanian dan revolusi industri. Di era industri dan
globalisasi sekarang ini, berbagai sektor kehidupan banyak ditentukan oleh
perkembangan teknologi dan industri, pertumbuhan ekonomi telah menjadi
tolok ukur bagi kemajuan suatu negara di dunia dan teknologi
penerapanscince di berbagai produksi dan jasa. Jargon revolusi industri
berkecamuk di dunia, sehingga ilmu energi berhasil diterapkan, dan manusia
mampu “membuat” mesin uap yang menjadi pangkal tolak alat mesin yang
menggerakkan. Sejak itu, teknologi mampu memacu produksi serta
pembangunan secara pesat sekali. Dalam tulisan Koesnadi (1990) Masalah
lingkungan hidup yang dihadapi timbul karena pelaksanaan programprogram
sebagai berikut: (1) program industrialisasi, (2) program pertanian,
perkebunan dan peternakan, (3) program pertambangan umum,minyak dan
gas bumi, (4) program kehutanan, (5) program transmigrasi.
Disadari bahwa etika antroposentrisme dan kapitalisme telah
menjadikan alam hanya sekedar alat pemuas, hanya sekedar obyek eksploitasi
manusia. Dan ternyata hal ini menimbulkan kerusakan. Oleh karena itu dalam
buku Etika Lingkungan, Keraf menuntut adanya perubahan radikal dalam
masyarakat modern. Etika Antroposentrisme harus dirubah menjadi etika
biosentrisme dan bahkan etika ekosentrisme. Namun etika baru ini tidak bisa
direalisasikan manusia modern yang masih “tercemari” paradigma lama yang
antroposentris. Sehingga perlu perubahan mendasar dan diaktualisasikan
dalam wujud gerakan bersama membangun kultur baru yang ecosophy, yakni
gerakan bersama merawat bumi sebagai sebuah rumah tangga untuk
menjadikannya sebagai tempat yang nyaman bagi semua kehidupan. Tentu
pendekatan ini perlu aturan kehidupan dari Sang Maha Pencipta alam
semesta. Disinilah urgensi etika lingkungan yang dilandasi spiritualitas
tinggi.
Berkaitan dengan pendekatan politik lingkungan, dimana politik
lingkungan yang dilandasi etika lingkungan. Komitmen politik global yang
telah disepakati dalam KTT Bumi tahun 1992 di Rio de Janeiro berupa
paradigma pembangunan berkelanjutan, semestinya juga ditindak lanjuti
dengan paradigma keberlanjutan ekologi. Karena jika hanya terfokus pada
paradigma pembangunan berkelanjutan, dikhawatirkan dunia akan kembali
terjebak pada etika developmentalisme yang terbukti sangat eksploitatif
dengan alasan pembangunan.
Developmentalisme menurut Wolfgang Sachs telah menjebak
banyak negara di dunia. Hasil yang diperoleh adalah kehidupan yang tetap
memprihatinkan di berbagai Negara, yang tercipta kemudian jurang yang
menganga antara segelintir orang yang kaya dengan mayoritas rakyat yang
miskin, kehancuran lingkungan, dan tergusurnya budaya lokal. Oleh karena
itu, disinilah urgensinya politik lingkungan dilandasi atas ideologi yang benar
serta paradigma keberlanjutan ekologi yang luas sebagai alternatif dari
konsep pembangunan berkelanjutan. Hal lain yang sangat mendesak adalah
penyelenggaraan good governance. Disamping itu perlu adanya penegakan
hukum lingkungan. Penegakan Hukum Lingkungan merupakan aspek
penting yang perlu dibahas tersendiri. Undang-undang Sumberdaya Air,
Undang-undang Penanaman Modal Asing, PP 2/2008 dll, semestinya ditinjau
kembali untuk kepentingan penyelamatan sumberdaya alam dan lingkungan.
Karena bila substansi peraturan perundangan tidak menjamin kepentingan
lingkungan hidup dan tidak pro-rakyat, maka akan terjadi civil disobedience
dalam mematuhi peraturan perundang-undangan tersebut.
Menurut Fahruddin Konsep etika lingkungan yang dilandasi aspek
spiritualitas juga sebagai koreksi fundamental kesalahan kapitalisme dan
developmentalisme harus diaktualisasi secara komprehensif baik pada tataran
individu, publik maupun negara. Diharapkan langkah ini akan memberi
secercah harapan bagi upaya penyelamatan sumberdaya alam dan
lingkungan. Sehingga bencana-bencana lingkungan seperti yang disebutkan
diatas, tidak lagi menjadi musibah rutin yang menyengsarakan rakyat.
Etika merupakan cabang filsafat yang berusaha mengkaji berbagai
masalah berkaitan dengan tindakan manusia yang empiris ataupun rasional.
Suatu tindakan dikatakan etis jika memenuhi kaidah tertentu atau sebaliknya.
Banyak orang mengajukan konsep etika lingkungan dengan spektrum
pengertian yang cukup luas. Dengan berbagai tekanan yang berbeda namun
umumnya mengandung dimensi moral, perilaku manusia yang sadar dan
tanggungjawabnya sebagai manusia terhadap lingkungan hidupnya. Etika
lingkungan mengandung konsekuensi komitmen manusia terhadap
kelangsungan daya dukung lingkungan ini baik untuk generasi manusia
sekarang maupun generasi yang akan datang. Lingkungan hidup bukan
semata milik manusia saat ini, namun lingkungan hidup menjadi titipan
generasi yang akan datang.
Dalam Islam telah ada ajaran untuk memotivasi atau menggerakan
hati manusia supaya tidak merusak lingkungan hidup dan sumber alam.
Dalam akselerasinya terhadap lingkungan hidup, yang sekarang sudah pada
tahap krisis lingkungan global mulai menoleh kembali pada dimensi etis; etis
teologis maupun etis antropologis dalam struktur utuh kerangka dasar
struktur bangunan tindakan manusia. Sedangkan para ilmuwan dan politikus
justru sering menghindari dimensi ini, karena dianggap lebih banyak
mengganggu derap langkah akselerasi proyek pembangunan dan
perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Di sinilah kadang harus
mengorbankan unsur pemihakan (commitment) terhadap alam semesta yang
dijadikan bahan kajiannya. Struktur fundamental hukum-hukum alam dan
sosial adalah merupakan unsur pokok yang sangat dicari-cari oleh para
ilmuwan (Amin, 1995). Ajaran Islam baik yang bersumber dari Al Quran
maupun Al Hadis memberika perhatian yang besar terhadap masalah
lingkungan hidup. Ayat-ayat Al Quran berbicara secara umum dan lebih
bersifat metafor, sedang Al Hadis lebih operasional. Pandangan Islam
terhadap etika (khsusunya) dalam kaitannya terhadap lingkungan hidup
tercermin dari banyaknya ayat-ayat Allah SWT yang mengajarkan tentang
konsep keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, karena dunia
adalah sarana menuju kehidupan di akhirat.
Menurut sony Prinsip-prinsip etika pengelolaan lingkungan hidup
dalam perspektif al-Qur’an adalah;
a. Sikap hormat terhadap alam karena dengan diterapkannya etika
terhadap lingkungan hidup maka manusia akan menganggap bahwa
alam juga memiliki hak dan nilai yang sama seperti manusia.
b. Prinsip tanggung jawab terhadap alam karena manusia bisa
melangsungkan kehidupannya jika alam tidak mengalami kerusakan.
c. Solidaritas kosmis dimana manusia merasa prihatin dan sedih dengan
punahnya spesies dan kerusakan ekosistem.
d. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam, karena sikap ini
dipengaruhi oleh sikap manusia yang tidak bisa lepas dari alam.
e. Prinsip “no harm” (tidak merugikan alam secara tidak perlu), dimana
penggunaan alam untuk kebutuhan seperlunya saja.
f. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
g. Prinsip keadilan. Dalam arti, adil tentang prilaku manusia terhadap
alam.
h. Prinsip demokrasi, dimana sikap alam selalu terbuka dan keterbukaan
menerima keanekaragaman dan pluralitas.
i. Prinsip integritas moral, dimana prinsip ini dimiliki oleh para pemegang
kekuasaan. Sehingga kekuasaan yang dimilikinya tidak disalahgunakan
guna kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok. Disini
pemerintah atau presiden sangat diutamakan dalam hal sikap prioritas
terhadap lingkungan hidup. Dalam artian, menjadikan lingkungan
hidup sebagai agenda utama dari seluruh pembangunan nasional.
Merujuk pada tujuan hukum Islam yang dirumuskan dalam konsep
maqashidus syari’ah (maksud atau tujuan syariat). Dalam konsep ini syariat
Islam tidak lain adalah melindungi hal-hal yang prinsipil yaitu terumus dalam
lima hal atau yang biasa dikenal dengan adl-dlaruriyat al-khams menurut
rumusan imam Syatibi yakni : memelihara agama (Hifdzud din), melindungi
jiwa (Hifdzun nafs), melindungi akal (Hifdzul aql) , melindungi keturunan
(Hifdzun nasl) , melindungi kepemilikan harta benda atau properti (Hifdzul
mal)
III. KESIMPULAN
Industri merupakan sebuah upaya untuk mengubah dan mengolah barang
dengan tatacara tertentu agar menghasilkan produk yang bersifat konsumtif.
Sedangkan industrialisasi adalah proses perubahan struktur atau bangunan
perekonomian yang menyebabkan peningkatan sumbangsih perekonomian dalam
peningkatan permintaan konsumen, pendapatan, tenaga kerja serta kesempatan
kerja. Teknologi memgang peranan yang sangat penting dalam perkembangan
industry dan ekonomi secara umum. Semua teori tentang perkembangan ekonomi,
pasti memasukkan teknologi sebagai salah satu factor penting pertumbuhan. Hal ini
tentu berkaitan erat dengan ekologi. ekologi adalah hubungan interaksi dan
interpendensi antara makhluk hidup, sesamanya dan dengan lingkungan geofisik
kimianya. Sehingga dalam disiplin ekologi terdapat segmentasi kajian antara lain,
peranan dan perilaku manusia akan dipelajari secara khusus dalam ekologi manusia,
begitu juga dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan akan dikaji dalam segmen
kajian ekologi secara khusus sesuai ruang lingkupnya. Dalam ekologi, lingkungan
fisik disebut juga komponen fisik/ komponen tak hidup/ komponen non hayati/
komponen abiotik. Komponen ini terdiri atas tanah, air, udara, cahaya, matahari dan
benda-benda atau lainnya. Secara Khusus Industrialisasi memegang 13% penyebab
kerusakan lingkungan, diluar faktor ynag berkaitan dengan industrialisasi seperti
penggunaan energi, pertanian serta trasportasi.

Etika antroposentrisme dan kapitalisme telah menjadikan alam hanya


sekedar alat pemuas, hanya sekedar obyek eksploitasi manusia. Dan ternyata hal ini
menimbulkan kerusakan. Etika Antroposentrisme harus dirubah menjadi etika
biosentrisme dan bahkan etika ekosentrisme. Landasan etika lingkungan hidup itu
akan sangat mempengaruhi ekosistem. Paradigma pembangunan berkelanjutan,
semestinya juga ditindak lanjuti dengan paradigma keberlanjutan ekologi. Karena
jika hanya terfokus pada paradigma pembangunan berkelanjutan, dikhawatirkan
dunia akan kembali terjebak pada etika developmentalisme yang terbukti sangat
eksploitatif dengan alasan pembangunan. Konsep etika lingkungan yang dilandasi
aspek spiritualitas juga sebagai koreksi fundamental kesalahan kapitalisme dan
developmentalisme harus diaktualisasi secara komprehensif baik pada tataran
individu, publik maupun negara.
Dalam Islam telah ada ajaran untuk memotivasi atau menggerakan hati
manusia supaya tidak merusak lingkungan hidup dan sumber alam. Ajaran Islam
baik yang bersumber dari Al Quran maupun Al Hadis memberika perhatian yang
besar terhadap masalah lingkungan hidup. Ayat-ayat Al Quran berbicara secara
umum dan lebih bersifat metafor, sedang Al Hadis lebih operasional. Pandangan
Islam terhadap etika (khsusunya) dalam kaitannya terhadap lingkungan hidup
tercermin dari banyaknya ayat-ayat Allah SWT yang mengajarkan tentang konsep
keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, karena dunia adalah sarana
menuju kehidupan di akhirat Prinsip-prinsip etika pengelolaan lingkungan hidup
dalam perspektif al-Qur’an adalah Sikap hormat terhadap, Prinsip tanggung jawab
terhadap alam, Solidaritas kosmis, Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap
alam, Prinsip “no harm” (tidak merugikan alam secara tidak perlu, Prinsip hidup
sederhana dan selaras dengan alam, Prinsip keadilan, Prinsip demokrasi, dimana
sikap alam selalu terbuka dan keterbukaan menerima keanekaragaman dan
pluralitas dan Prinsip integritas moral. Industrialisasi pada tujuan hukum Islam
yang dirumuskan dalam konsep maqashidus syari’ah (maksud atau tujuan syariat).
memelihara agama (Hifdzud din), melindungi jiwa (Hifdzun nafs), melindungi akal
(Hifdzul aql) , melindungi keturunan (Hifdzun nasl) , melindungi kepemilikan harta
benda atau properti (Hifdzul mal).

Anda mungkin juga menyukai