Disusun oleh:
Nasrul Arifin
FAKULTAS PASCASARJANA
DI WONOSOBO
2023
HARMONI INDUSTRIALISASI DAN EKOLOGI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan suatu negara tidak akan terlepas dari perkembangan
sektor industri. Trasformasi masyarakat menjadi masyarakat industri mampu
memacu pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan lapangan pekerjaan serta
produktifitas dan dapat meningkatkan pendapatan per kapita. Dengan adanya
industrialisasi juga akan mendorong perkembangan infrastruktur, teknologi
serta inovasi-inovasi baru dilingkungan masyarakat. Tentu kualitas hidup
akan terpengaruh dengan perkembangan-perkembangan tersebut.
Disisi lain industrialisasi sangat membutuhkan sumber daya alam dan
ekologi yang mendukung. Penggunaan sumber daya alam dengan adanya
industrialisasi sudah seharusnya diintegrasikan dengan prinsip keberlanjutan
ekologi. Dengan adanya industrialisasi yang tidak mempertimbangkan
ekologi dapat merusak alam dengan pencemaran udara, air, tanah serta
lingkungan hidup lainya. Hal ini tentu menjadi sangat kursial demi mencapai
keseimbangan dan keselarasan antara pertumbuhan industri dan
keberlanjutan lingkungan hidup.
Islam hadir sebagai agama yang rachmah lil’̄alamīn tidak mungkin
untuk mengesampingkan tentang keberlangsungan hidup manusia serta
keberlangsungan alam semesta. Misi Islam bukan hanya seputar kehidupan
akhirat semata, tentu Islam akan mempertimbangakn kehidupan manusia di
dunia, karena kehidupan akhirat juga ditentukan oleh kehidupan manusia
didunia ini.
Kajian dengan judul “Harmoni Industrialisasi Dan Ekologi Dalam
Islam” ini akan mengkaji tentang keselarasan antara perkembangan industri
sebagai salah satu prasarat kemajuan suatu masyarakat, serta kesinambungan
ekologi dengan adanya industrialisasi dengan sudut pandang pemikiran Islam
sebagai agama rachmah lil’̄alamīn.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat pembahasan dalam kajian ini dalam
beberapa rumusan masalah berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan industrialisasi dan ekologi?
2. Apakah yang dimaksud dengan industrialisasi dan ekologi?
3. Bagaimanakah harmoni antara industrialisasi dan ekologi?
C. Tujuan Penulisan
Kajian tentang “Harmoni Industrialisasi Dan Ekologi Dalam Islam”
memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Agar mengetahui secara mendalam mengenai industrialisasi serta
urgensinya dalam perkembangan taraf hidup manusia.
2. Agar mengetahui tentang ekologi serta pengaruhnya dalam kehidupan
manisia dan pengaruh industri terhadap ekologi.
3. Agar menetahui tatacara menyelaraskan antara industrialisasi agar tetap
menjaga keberlangsungan ekologi.
4. Agar mengetahui pandangan Islam tentang perkembangan industri serta
perawatan ekologi yang berimbang.
II. PEMBAHASAN
A. Industrialisasi
Industri secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
bermakna kegiatan memproses atau mengolah suatu barang menggunakan
peralatan atau sarana seperti mesin. Menurut Sukirno (2006) Industri dalam
sektor perekonomian adalah sebuah unit atau kesatuan produk yang berada
pada tempat tertentu dengan meletakan kegiatan untuk mengolah atau
barang-barang secara mekanis atau kimia untuk menghasilkan produk yang
sifatnya lebih konsuftif bagi para pengguna. Arsyad (2004) memaparkan
bahwa industri dalam sektor ekonomi adalah lingkungan suatu usaha yang
didalamnya terdapat kegiatan produktif dalam pengolahan baharang mentah
menjadi barang jadi siap pakai ataupun setengah jadi. Industri secara luas
dapat diartikan sebagai segala upaya dalam bidang perekonomian yang
bersifat produktif, atau dapan dipersingkat sebagai pengubahan suatu bahan
menjadi barang jadi atau produk. Hemat penulis Industri merupakan sebuah
upaya untuk mengubah dan mengolah barang dengan tatacara tertentu agar
menghasilkan produk yang bersifat konsumtif.
Industrialisasi secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti usaha untuk menggalakan industri dalam sebuah negara atau bisa
disebut pengindustrian. Menurut arsyad (2004) industrialisasi merupakan
proses moderenisasi perekonomian yang mencangkup semua sektor
perekonomian dan memiliki keterkaitan dengan industri pengolahan serta
industrialisasi mengarah pada peningkatan pada seluruh sektor ekonomi dan
sektor unggulan dalam industrialisasi adalah industri pengolahan. lebih lanjut
Yustika (2000) memaparkan bahwa negara dapat dikategorikan sudah
mengalami industrialisasi apabila negara tersebut sudah menjadikan sektor
industri sebagai sektor unggulan dalam proses pertumbuhan perekonomian.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa industrialisasi adalah
proses perubahan struktur atau bangunan perekonomian yang menyebabkan
peningkatan sumbangsih perekonomian dalam peningkatan permintaan
konsumen, pendapatan, tenaga kerja serta kesempatan kerja.
Dalam upaya peningkatan kemakmuran bagi negara industrialisasi
menjadi sebuah tahapan penting. Karena industrialisasi dapat menyelesaikan
problem-problem mendasar dalam negara berkembang, sepertihalnya
masalah pengangguran, rendahnya pendapatan, serta minimnya produktivitas
dalam kerja. Dengan adanya industrialisasi negara mampu meningkatkan
lapangan pekerjaan sehingga mampu menekan tingkat pengagguran, selain
itu manfaat utama dari industrialisasi adalah peningkatan produk dan nilai
produk dengan proses produksi yang lebih mudah dan evisien.
Indikator dalam industrialisasi dapat diukur menggunakan empat
aspek. 1) pertumbuhan ekonomi meningkat serta melebihi pertumbuhan
penduduk, 2) menurunya share sektor primer, 3) meningkatnya share sektor
skunder, 4) share sektor jasa tidak konstan yang menyebabkan negara
menjadi negara industri baru. Dalam perkembangan industrialisasi di
Indonesia, Menurut departemen perindustrian, industri nasional Indonesia
dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu:
1. Industri Dasar yang meliputi kelompok industri mesin dan logam dasar
(IMLD) dan kelompok kimia dasar (IKD). Yang termasuk dalam IMLD
antara lain: industri mesin pertanian, elektronika kereta api, pesawat
terbang, kendaraan bermotor, besi baja, aluminium, tembaga dan
sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam IKD antara lain: industri
pengolahan kayu dan karet alam, industri pestisida, industri pupuk,
industri semen, industri batubara dan sebagainya. Industri dasar
mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu
penjualan struktur industri dan bersifat padat modal. Teknologi tepat
guna yang digunakan adalah teknologi maju, teruji dan tidak padat karya,
namun dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru secara besar
sejajar dengan tumbuhnya industri hilir dan kegiatan ekonomi lainnya.
2. Industri Kecil yang meliputi antara lain industri pangan, industri sandang
dan kulit, industri kimia dan bahan bangunan, industri galian bukan
logam dan industri logam. Kelompok industri kecil ini mempunyai misi
melaksanrakan pemerataan. Teknologi yang digunakan teknologi
menengah atau sederhana dan padat karya. Pengembangan industri kecil
ini diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan meningkatkan
nilai tambah dengan memanfaatkan pasar dalam negeri dan pasar luar
negeri (ekspor).
3. Industri Hilir yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi antara
lain: industri yang mengolah sumberdaya hutan, industri yang mengolah
hasil pertambangan, industri yang mengolah sumberdaya pertanian
secara luas dan lain-lain. Kelompok AI ini mempunyai misi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan, memperluas
kesempatan kerja, tidak padat modal dan teknologi yang digunakan
adalah teknologi menengah dan atau teknologi maju.
Teknologi memgang peranan yang sangat penting dalam
perkembangan industry dan ekonomi secara umum. Semua teori tentang
perkembangan ekonomi, pasti memasukkan teknologi sebagai salah satu
factor penting pertumbuhan. Teknologi adalah cara untuk mengolah atau
menghasilkan suatu jenis barang atau jasa tertentu. Teknologi mempunyai
hubungan dengan inovasi yaitu penemuanbaru yang telah diterapkan dalam
proses produksi, seperti menemukan komoditi baru, menemukan cara
produksi baru, dan lain-lain. Setidaknya ada tiga macam kemajuan teknologi
yang sifatnya sederhana:
1. Kemejuan teknologi yang khusus meningkatkan efisiensi setiap unit
tenaga kerja. Dengan kemjuan teknologi ini, seorang pekerja, dengan
mesin atau alat yang sama, bisa meningkatkan outputnya. Perbaikan
kesehatan dan ketrampilan termasuk kedalam kategori ini. Tenaga
kerja yang bisa ditingkatkan produktifitasnya dengan kemajuan
teknologi ini disebut tenaga kerja efektif.
2. Kemajuan teknologi yang meningkatkna produktifitas capital (mesin)
tapi tidak mempengaruhi tenaga kerja. Dalam hal ini, setiap mesin
dengan pekerja yang sama menghasilkan output yang lebih banyak
atau lebih berkwalitas. Penggunaan bahan bakar yang lebih efisien
adalah contoh dari kemajuan teknologi macam ini.
3. Kemajuan teknologi yang mningkatkan produktifitas mesin dan
tenaga kerja secar seimbang. Kemajuan teknologi ini menggeser
keatas Seluruh fungsi produksi. Contoh dari kemajuan teknologi ini
adalah perbaikan manajemen produksi yang meningkatkan
produktifitas mesin maupun tenaga kerja secara menyeluruh
B. Ekologi
Ekologi berasal dari kata Yunani yang berarti; Oikos dan Logos.
Oikos artinya: tempat tinggal dengan segala penghuninya, sementara Logos
artinya: ajaran, pengetahuandan ilmu. Ekologi secara bahasa (etimology)
berarti pengetahuan tentang cara mengatur tempat tinggal. Adapun secara
istilah (terminology) ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-
makhluk yang hidup, bukan sebagai satuan-satuan yang tersendiri, tetapi
sebagai anggotaanggota dari suatu rangkaian yang pelik dari makhluk-
makhluk hidup (organisme) yang saling beriteraksi atau berhubungan,
dimana masing-masing mempunyai fungsi dan peran, dalam suatu
lingkungan hidup (Salim, 2008).
Sedangkan menurut sugeng (1995) ekologi adalah hubungan
interaksi dan interpendensi antara makhluk hidup, sesamanya dan dengan
lingkungan geofisik kimianya. Sehingga dalam disiplin ekologi terdapat
segmentasi kajian antara lain, peranan dan perilaku manusia akan dipelajari
secara khusus dalam ekologi manusia, begitu juga dengan binatang dan
tumbuh-tumbuhan akan dikaji dalam segmen kajian ekologi secara khusus
sesuai ruang lingkupnya.
Ruang lingkup ekologi dapat dipahami ketika manusia melakukan
pendalaman dan pengamatan serta memberikan penafsiran terhadap interaksi
antara makhluk hidup dengan lingkungan fisiknya maupun dengan sesama
makhluk hidup (Baja, 20112). Dalam ekologi, lingkungan fisik disebut juga
komponen fisik/ komponen tak hidup/ komponen non hayati/ komponen
abiotik. Komponen ini terdiri atas tanah, air, udara, cahaya, matahari dan
benda-benda atau lainnya. Disamping itu, dikenal komponen hidup yang
disebut juga komponen hayati atau biotik, dan komponen ini terdiri atas
tumbuhan, hewan, dan semua makhluq hidup lainnya.
Menurut Fahruddin (2007) Landasan etika lingkungan hidup itu
akan sangat mempengaruhi ekosistem. Ekosistem kita mengenal dua macam
hubungan organisme-organisme yang saling berhubungan, pertama,
hubungan intraspesies artinya hubungan antara orgenisme yang sama
spisiesnya, misalnya hubungan antara manusia dengan manusia. Hubungan
intraspisies tidak hanya dalam perkembangbiakan saja, hubungan yang
bersifat lain masih ada misalnya tolong menolong, dll. kedua, hubungan
antarspesies artinya hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies,
misalnya manusia dengan kucing, ayam dengan tikus.
Filsafat yang bagi sebagian orang dianggap hanya berpikir dan
merenungkan hal-hal yang abstrak saja, ternyata apa yang dianggap oleh
sebagian orang itu tidaklah benar, karena filsafat juga memikirkan,
mengamati, merenungkan dan merefleksikan hal-hal yang ada di alam
konkret ini, atau dengan kata lain cara berpikir filsafat adalah berpikir
universal (menyeluruh). Problem awal filsafat pada pokoknya membahas
tentang kehidupan sehari-hari atau situasi manusiawi. Jadi, kalau filsafat
mulai meninggalkan atau berpaling dari kehidupan dunia yang nyata, maka
dunia juga tidak lagi merasa perlu untuk meminta pengarahan kepada filsafat
dalam menghadapi problem-problem baru yang sifatnya mendesak.
Perkembangan kemudian oleh adanya faktor heuristika (non ilmiah) maka
akan lahirlah cabang-cabang ilmu pengetahuan yang baru, seperti ekologi
(ilmu tentang lingkungan). Ekologi lahir karena melihat perkembangan ilmu
pengalaman yang tidak lagi mempertimbangkan lingkungan.
Menurut Anton Hubungan ekologi dalam hal ini adalah berjalan
paralel dengan kosmologi filosofis, jika di pandang dari segi rangkuman dari
segi arah normatfnya. Mengapa berjalan paralel, sebab kosmologi filosofis
juga menerangkan semua strata dan bidang dalam kosmos, tetapi sekalipun
adanya penyatuan ekologi tetap berada pada tataran empiris. Antara ekologi
empiris dan kosmologi filosofis dapat memberikan perspektif untuk semua
pengetahuan. Di lain sisi, ekologi adalah sebagai yang mengkonkretkan
pemahaman filosofis yang masih umum. Bersamasama mereka
mengembangkan tentang pengetahuan lengkap oikos kita. Filsafat menurut
hakikatnya bersifat normatif dapat memberikan dukungannya yang kuat
kepada ekologi dalam penentuan norma-norma untuk kelestarian lingkungan
dan alam. Ekologi juga merupakan jembatan di antara ilmu-ilmu khusus dan
kosmologi filosofis, dikarenakan jangkauan dan keterarahan ekologi dalam
arti tertentu dapat disebut sebagai kosmologi empiris, dan sebaliknya
kosmologi filosofis dapat juga disebut ekologi filosofis. Bintarto mengatakan,
bahwa antara filsafat dan ekologi manusia sama-sama membahas tentang
perilaku manusia terhadap lingkungan totalnya, demikian antara keduanya
(filsafat dan ekologi) merupakan mitra dialog yang menunjukkan semakin
eratnya hubungan antara ilmu pengetahuan dan filsafat di abad sekarang ini.