PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B.TUJUAN PRATIKUM:
Tujuan diadakan penelitian yakni :
1. Untuk mengenali dan memahamipermsalahan di lingkup hokum keluaraga
2. Untuk mengenali dan memahami mengenai penerapan tugas, peran dan
pungsih kua
3. Untuk mengenali dan memahami mengenai dasar hukumperundang-
undangan tentang pencatatan perkawinan
BAB II
TINJAUAN LOKASI TEMPAT KKU
2. Luas Wilayah
Adapun wilayah Kecamatan Batulanteh seluas 39.140 Ha dengan
mayoritas penduduk adalah berpenghasilan dari Pertanian, Perkebunan,
perdagangan, dan lain-lain. Berdasarkan data monografi Kecamatan Batulanteh
tahun 2019, wilayah KUA Kecamatan Batulanteh terletak pada jalur lintas ujung
Selatan Jalan Raya Semongkat Batudulang dari pemerintah Kabupaten Sumbawa
– Kota dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara = Berbatasan dengan Kecamatan Rhee dan Buer
Sebelah timur = Kecamatan Unter Iwes dan Moyo Hulu
Sebelah selatan = Kecamatan Orong Telu dan Lenangguar
Sebelah barat = Kecamatan Alas
3. Situasi Demografis
Jumlah penduduk Kecamatan Batulanteh pada tahun 2019 Mayoritas Islam
secara keseluruhan berjumlah 10.489 orang, yang rinciannya sebagai berikut :
1. Jumlah Penduduk per Desa Wilayah Kecamatan Batulanteh Tahun 2021
No Jenis Kelamin
Desa JumlahPenduduk
. Laki-Laki Perempuan
1. KELUNGKUNG 1664 802 862
2. BATUDULANG 841 451 3
3. TEPAL 1660 675 985
TANGKAMPUL
4. 1465 565 900
IT
5. BAODESA 1075 412 663
6. BATUROTOK 3784 1565 2221
Jumlah 10.489 4468 6021
Sumber : Humas Kantor Kecamatan Batulanteh
2. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama
No Budha
Desa Islam Kristen Katolik Hindu
.
1664
1. KELUNGKUNG - - - -
841
2. BATUDULANG - - - -
1660
3. TEPAL - - - -
TANGKAMPUL 1465
4. - - - -
IT
1075
5. BAODESA - - - -
3784
6. BATUROTOK - - - -
10.489
Jumlah - - -
4. Kondisi Pemerintahan
Kecamatan Batulanteh terdiri dari 6 Desa, 75 Rukun Tetangga dan 33
Rukun Warga. Dengan rincian sebagai berikut :
No
Desa RT RW
.
1. KELUNGKUNG 16 8
2. BATUDULANG 8 2
3. TEPAL 12 5
4. TANGKAMPULIT 10 5
5. BAODESA 11 4
6. BATUROTOK 18 9
Jumlah 75 33
No Pengeluara
Tahun Ahh Amh Rls
. n
61.19 95.02 3.01
1. 2021 89780213
c. Bahtsul Masail
Bahsul Masail dilaksanakan satu kali dalam satu bulan. Rabu ke-3
dilaksanakan di Kantor Kecamatan Batulanteh yang dihadiri oleh seluruh Muspika
Kecamatan Batulanteh, tokoh terkemuka sewilayah Kecamatan dan
pembahasannya dipimpin oleh ketua MUI Kecamatan Batulanteh. Adapun
pembahasannya meliputi masalah yang sedang hangat dibicarakan pada saat ini.
Kamis ke-2 dilaksanakan di KUA kecamatan Batulanteh yang dihadiri oleh
karyawan
KUA Batulanteh, Penyuluh Agama serta anggota PAH se-Kecamatan Batulanteh
serta para pembantu penghulu. Masalah yang dibahas terutama masalah
perkawinan dan dipimpin oleh penghulu KUA Kecamatan Batulanteh.
a. Pokok-Pokok Program
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kantor.
2. Meningkatkan profesionalisme personil KUA
3. Meningkatkan tertib administrasi
4. Meningkatkan pelayanan di bidang kepenghuluan
5. Meningkatkan pelayanan di bidang BP.4 dan keluarga sakinah
6. Meningkatkan pelayanan di bidang zakat, wakaf, infaq, sodaqoh dan ibadah
sosial.
7. Meningkatkan pelayanan di bidang ibadah haji
8. Meningkatkan pelayanan di bidang kemasjidan dan hisab ru’yah
9. Meningkatkan pelayanan di bidang produk halal
10. Meningkatkan pelayanan di bidang lintas sektoral
b. Program Unggulan
Dari beberapa program kerja yang dicanangkan KUA Kecamatan
Batulanteh, ada tiga program ungggulan yang akan dilaksanakan oleh KUA
Kecamatan Batulanteh yang semuanya engarah kepada terwujudnya pelayanan
prima terhadap masyarakat
Pertama, komputerisasi pelayanan nikah.
Menyadari keterbatasan tenaga karyawan KUA yang kurang, sementara tugas-
tigas rutin semakin banyak, maka salah satu solusi untuk memberikan pelayanan
yang prima terhadap masyarakat adalah dengan sitem komputerisasi, termasuk
dalam memberikan pelayanan fatwa dan hukum.
Kedua, Profesionalisme personil KUA.
Salah satu untuk terbentuknya karyawan yang professional, kami
memprogramkan supaya karyawan KUA Kecamatan Batulanteh paham terhadap
isi kitab kuning minimal kitab Taqrib. Untuk itu dalam acara Radintap Bulanan
karyawan KUA dianjurkan seluruh karyawan membawa kitab Taqrib untuk dikaji
bersama. Hal itu tiada lain untuk m menjawab persoalan keagamaan yang sering
dilontarkan kepada KUA oleh masyarakat dengan jawaban yang tepat.
Profesional :
Bahwa dalam memebrikan pelayanan sesuai dengan protokol
dan bidang yang dijalaninya berdasarkan ketentuan juklak
juknis ( SOP )
E. Standar Pelayanan
Berdasarkan motto pelayanan di atas, maka untuk memotivasi pegawai
dalam memberikan pelayanan terbaik, disusunlah Standar Waktu Penyelesaian
Pelayanan sebagai berikut :
F. Maklumat Pelayanan
Dari visi misi, motto pelayanan dan standar pelayanan di atas, maka kami
menyampaikan maklumat pelayanan sebagai wujud integritas kinerja kepada
masyarakat yaitu : “Kami siap memberikan pelayanan sesuai dengan
standar pelayanan dan apabila kami tidak memberikan pelayanan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan, kami siap menerima sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ”
G. STRUKTUR ORGANISASI
Adapun struktur organisasi yang ada pada KUA Kecamatan Batulanteh adalah
sesuai dengan PMA Nomor 34 Tahun 2016 sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LENANGGUAR
( PMA NOMOR 34 TAHUN 2016 )
KEPALA
MUSTURUDDIN JAYADI,SHI
NIP. 198204162009121004
TATA USAHA/RT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
TERTENTU
PENGHULU
PENGHULU
MUSTURUDDIN JAYADI,SHI
NIP. 198204162009121004
PENYULUH
PENYULUH
SRI ROHANI FIRDAUSI, SH.;
SHI
NIP.198502212009012004 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
UMUM
Berikut adalah uraian tugas dalam struktur oraganisasi KUA di kecamatan Batu
Lante:
Berdasarkan KMA No. 18 tahun 1975 dan KMA No. 477 tahun 2004
tugas dan fungsi Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan adalah :
TUPOKSI/URAIAN TUGAS
1. Kepala / Penghulu:
3. Honorer/Pramubakti
1. Menginput data NR
2. Melaksanakan tugas administrasi KUA
3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
4. Menjaga dan melaksanakan kebersihan kantor
4. Penyuluh Non PNS
1. Melaksanakan pendataan potensi dakwah
2. Membentuk kelompok-kelompok binaan
3. Melakukan bimbingan penyuluhan agama Islam
4. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan
B. Tata persuratan
1. Surat rekomendasi
2. Surat keterangan pengantar nikah
3. Surat keterangan belum nikah
4. Legalisasi kutipan akat nikah
C. Wakaf
1. Prosedur wakaf
Dalam Pasal 1 angka 1 UU No, 41 Tahun 2004 Tentang Perwakafan
“Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah.” Sedangkan
yang menjadi tujuannya menurut Pasal 4 UU No, 41 Tahun 2004 Tentang
Perwakafan “wakaf adalah memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan
fungsinya” dan fungsinya menurut Pasal 5 UU No, 41 Tahun 2004 Tentang
Perwakafan “mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf
untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum”.
Adapun unsur-unsur dari wakaf tu sendiri adalah
1. Wakif
Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta bendanya. Wakif bisa
berupa perorangan, organisasi atau badan hukum. Syarat wakif adalah
dewasa, berakal sehat, tidak terhalang melakukan perbuatan hukum, dan
pemilik sah harta benda wakaf. Wakif organisasi hanya dapat melakukan
wakaf apabila memenuhi ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta
benda wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi
yang bersangkutan.Wakif badan hukum hanya dapat melakukan wakaf
apabila memenuhi ketentuan badan hukum untuk mewakafkan harta benda
wakaf milik badan hukum sesuai dengan anggaran dasar badan hukum
yang bersangkutan.
2. Nazhir
Unsur wakaf yang kedua adalah nazir. Nazir adalah pihak yang
menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan
sesuai dengan peruntukkannya. Nazir dapat berupa perseorangan,
organisasi atau badan hukum.
Perorangan hanya dapat menjadi nazir apabila memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Warga negara Indonesia
b. Beragama Islam
c. Dewasa
d. Amanah
e. Mampu secara jasmani dan rohani
f. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum
Organisasi dapat memenuhi syarat menjadi nazir apabila :
a. Pengurus organisasi tersebut memenuhi syarat untuk menjadi nazir
perseorangan.
b. Organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan,
kemasyarakatan dan/atau keagamaan Islam.
3. Harta Benda Wakaf
Harta benda wakaf adalah harta benda yang diwakafkan oleh
wakif. Harta ini harus memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka
panjang, serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariat. Harta benda
wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh wakif
secara sah.
Harta benda wakaf meliputi benda bergerak dan tidak bergerak.
Benda bergerak dalam wakaf meliputi :
a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar.
b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah.
c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.
d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Benda bergerak adalah harta benda yang tidak bisa habis karena
dikonsumsi, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Uang
2. Logam mulia
3. Surat berharga
4. Kendaraan
5. Hak atas kekayaan intelektual
6. Hak sewa
7. Benda bergerak lain, sesuai dengan ketentuan syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Ikrar wakaf
Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan
secara lisan dan/atau tulisan kepada nazir untuk mewakafkan harta
benda miliknya. Ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nazir
dihadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) dengan
disaksikan oleh dua orang saksi. Ikrar wakaf dinyatakan secara lisan
dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.
Jika wakif tidak dapat menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau
tidak dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf, wakif dapat
menunjuk kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat oleh dua orang
saksi. Hal ini diperbolehkan jika wakif memiliki alasan yang
dibenarkan secara hukum.
b. Peruntukan harta benda wakaf
Peruntukan harta benda wakaf adalah orientasi harta benda
wakaf yang dituju, apakah kepada perorangan atau kelompok umum.
Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf
hanya dapat digunakan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Sarana dan kegiatan ibadah.
2. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan.
3. Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, dan
beasiswa.
4. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat, dan/atau
5. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak
bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.
Penetapan peruntukan harta benda wakaf dilakukan oleh
wakif pada pelaksanaan ikrar wakaf. Jika wakif tidak menetapkan
peruntukan harta benda wakaf, nazir dapat menetapkan peruntukan
harta benda wakaf yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan fungsi
wakaf.
c. Jangka waktu wakaf
Syarat wakaf harus ada jangka waktu wakaf. Pada
umumnya para ulama berpendapat yang diwakafkan zatnya harus
kekal. Namun Imam Malik dan golongan syi’ah Imamiyah
menyatakan bahwa wakaf itu boleh dibatasi waktunya.
3. Pelaksanaan Ikrar
a. Pengertian ikrar adalah pengakuan seseorang dalam menyerahkan,
melaksanakan, memenuhi dan merencanakan sesuatu dengan
sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Ikrar merupakan perkataan
kebenaran yang keluar dari lubuk hati seseorang.
b. Pengertian waqaf menurut Jumhur Ulama ialah: “Suatu harta yang
mungkin dimanfaatkan selagi barangnya utuh, dengan putusnya hak
penggunaan dari si wakif untuk kebajikan yang semata-mata demi
mendekatkan diri kepada Allah. Harta yang diwakafkan itu telah
lepas dari hak milik wakif dan menjadi ditahan sebagai pemilik Allah
SWT”. Artinya waqaf merupakan suatu bentuk usaha dalam
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menyerahkan harta
benda yang kekal zatnya kepada orang lain sehingga hak kepemilikan
harta bukan lagi milik orang yang menyerahkan.
c. Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan
Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (selanjutnya disingkat PPAIW)
dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.
d. Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara
lisan dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh
PPAIW. Selanjutnya Pasal 42 UU No. 41 Tahun 2004 menentukan
bahwa : “Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya”.
e. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ikrar waqaf
adalah pengakuan seseorang dalam menyerahkan harta miliknya
dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati kepada orang lain dengan
tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ikrar merupakan bukti
nyata dalam menyerahkan harta kepada pihak lain dan memiliki
kekuatan hukum dalam Islam.
D. Kepenyuluhan
F. Deskripsi Persoalan
Dalam praktikum di Kantor Urusan Agama yang berada di Kecamatan
Batu Lante ada beberapa masalah yang terjadi di masyarakat, baik itu calon
pengantin maupun masyarakat yang sudah menikah, adapaun masalah-
masalah administrasi yang terjadi adalah, kurangnya persyaratan pernikahan
dalam ini meliputi surat keterangan nikah dari kantor kepala desa yang
bermodel N1, foto kopi kartu keluarga yang belum diperbaharui, pergantian
nama pada akta nikah dan masalah-masalah yang lain.
Masalah seperti diatas memang sudah menjadi hal yang wajar di
dalam Kantor Urusan Agama di kecamatan batu lanteh adapun cara
mengatasi masalah-masalah diatas yaitu dengan mengecek ulang kembali
persyaratan-persyaratan pernikahan yang sudah disetorkan di KUA kemudian
apabila terdapat kekurangan petugas dapat memberitahu langsung kepada
calon pengantin atau kawur kesra, serta mengarahkan bagaimana prosedur
untuk mendapatkan surat-surat tersebut.
Dalam hal selama praktikum kami menemukan ada masalah calon
pengantin yang hendak menikah, bukan persoalan administrasi saja akan
tetapi masalah status calon pengantin tersebut sudah menikah, berikut
gambaran persoalan masalah calon pengantin yang kami angkat sebagai kasus
unik.
Keunikan disini adalah ada sepasang kekasih hendak menikah yaitu
lelaki bernama teguh usia 35 tahun, tinggal didesa Baosan lor kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo, dan kekasihnya heni usia kurang lebih 30
tahun, yang bertempat tinggal di desa Baosan Lor kecamatan Ngrayun
Kabupaten Ponorogo, sepasang kekasih ini hendak akan menikah di kantor
urusan Agama kecamatanBatu Lante, masalahnya disini lelaki yang bernama
Teguh statusnya masih dalam pernikahan dengan seorang perempuan
bernama Neka yang bertempat tinggal di Desa keungkung o kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo, kejadian tersebut bermula pada keluarga
Teguh Dan Neka, keluarga tersebut menikah kurang lebih sudah 5 tahun,
kemudian pada suatu hari si Teguh terkena kasus pidana kekerasan pada
waktu itu dan sempat mendekam dipenjara selama 3 bulan, setelah keluar dari
penjara teguh kembali lagi dikeluarganya dengan istrinya Neka, disitu
keluarga Teguh mulai tidak harmonis lagi karena Neka sang Istri tidak lagi
perhatian dengan suaminya Teguh, Kemudian Teguh meninggalkan rumah
dan pergi mencari kerja di Surabaya, Kemudian selang beberapa bulan Teguh
berkenalan dengan Heni yang mereka sama-sama bekerja di Surabaya,
mereka menjalin kasih di Surabaya dan Heni pun tidak tahu bahwa Teguh
sudah punya keluarga, setelah itu Henipun Hamil diluar nikah dengan Teguh,
kemudian sepasang kekasih tersebut pulang ke Ngrayun Untuk mengurus
pernikahan karena keduanya tidak mau anaknya dilahirkan tanpa orang tua.
Inti dari kasus tersebut adalah Teguh dan Heni ingin menikah karena
Hamil, akan tetapi Teguh masih dalam status pernikahan dengan Neka dan
belum bercerai, dalam administrasi persyaratan pernikahan Teguh juga Masih
dalam status Belum kawin, serta belum ada akta perceraian.
Penyelesaian kasus tersebut dalam Kantor Urusan Agama KUA Batu
Lante menetapkan surat N8 untuk penolakan persyaratan nikah, dikarenakan
CATIN belum memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan dan KUA
menjelaskan bahwa calon pengantin harus menyerahkan persyaratan
sebagaimana yang telah disebutkan meliputiakta cerai atau N6, foto kopi
Kartu keluarga, foto kopi KTP yang sudah diperbaharui dari belum kawin
menjadi kawin, dari kawin menjadi duda. Untuk nanti diajukan ke dinas
pendudukan dan catatan sipil, setelah persyaratan tersebut sudah selesai bisa
langsung diajukan ke Kantor Urusan Agama untuk ditindak lanjuti.
BAB IV
EVALUASI DAN ANALISIS PRAKTIKUM
Kuliah Kerja Usaha yang telah dilaksanakan oleh Praktikan merupakan sebuah
bentuk implementasi dari pengetahuan yang telah didapatkan oleh Praktikan
selama mengikuti kegiatan perkuliahan. Kegiatan ini bukan hanya sekedar sebuah
kegiatan yang dilakukan guna memenuhi SKS dalam mata kuliah atau prasyarat
mendapatkan gelar sarjana pendidikan.