Anda di halaman 1dari 59

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan merupakan unit kerja


Kementerian Agama yang secara institusional berada paling depan dan menjadi
ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat di
bidang keagamaan.
Secara historis, KUA adalah unit kerja Kementerian Agama yang memiliki
rentang usia cukup panjang. Menurut seorang ahli di bidang ke-Islaman Karel
Steenbrink, bahwa KUA Kecamatan secara kelembagaan telah ada sebelum
Depertemen Agama itu sendiri ada. Pada masa kolonial, unit kerja dengan tugas
dan fungsi yang sejenis dengan KUA kecamatan, telah diatur dan diurus di bawah
lembaga Kantor Voor Inslanche Zaken (Kantor Urusan Pribumi) yang didirikan
oleh pemerintah Hindia Belanda. Pendirian unit kerja ini tak lain adalah untuk
mengkoordinir tuntutan pelayanan masalah-masalah keperdataan yang
menyangkut umat Islam yang merupakan produk pribumi.
Kelembagaan ini kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Jepang melalui
lembaga sejenis
dengan sebutan Shumbu. Pada masa kemerdekaan, KUA Kecamatan dikukuhkan
melalui undang-undang No. 22 tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak,
Cerai dan Rujuk (NTCR). Undang undang ini diakui sebagai pijakan legal bagi
berdirinya KUA Kecamatan. Pada mulanya, kewenangan KUA sangat luas,
meliputi bukan hanya masalah NR saja, melainkan juga masalah talak dan cerai.
Dengan berlakunya UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan
yang diberlakukan dengan PP. No. 9 tahun 1975, maka kewenangan KUA
Kecamatan dikurangi oleh masalah talak cerai yang diserahkan ke Pengadilan
Agama.
Dalam perkembangan selanjutnya, maka Kepres No. 45 tahun 1974 yang
disempurnakan dengan Kepres No. 30 tahun 1978, mengatur bahwa Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
sebagaian tugas Kementerian Agama Kabupaten di bidang urusan agama Islam di
wilayah Kecamatan. Sejak awal kemerdekaan Indonesia, kedudukan KUA
Kecamatan memegang peranan yang sangat vital sebagai pelaksana hukum Islam,
khususnya berkenaan dengan perkawinan. Peranan tersebut dapat dilihat dari
acuan yang menjadi pijakannya, yaitu:
1. UU No. 22 tahun 1946 tentang pencatatan nikah, talak dan rujuk.
2. UU No.22 tahun 1946 yang kemudian dikukuhkan dengan UU No. 1 tahun
1974 tentang perkawinan.
3. Keppres No. 45 tahun 1974 tentang tugas dan fungsi KUA kecamatan yang
dijabarkan dengan KMA No. 45 tahun 1981 .
4. Keputusan Menteri Agama No. 517 tahun 2001 tentang pencatatan struktur
organisasi KUA kecamatan yang menangani tugas dan fungsi pencatatan
perkawinan, wakaf dan kemesjidan, produk halal, keluarga sakinah,
kependudukan, pembinaan haji, ibadah sosial dan kemitraan umat.
5. Keputusan Menteri Agama RI No. 298 tahun 2003 yang mengukuhkan kembali
kedudukan KUA kecamatan sebagai unit kerja Kantor Kementerian Agama
kabupaten / kota yang melaksanakan sebagian tugas Urusan Agama Islam.
Karena tugasnya berkenaan dengan aspek hukum dan ritual yang sangat
menyentuh kehidupan keseharian masyarakat, maka tugas dan fungsi KUA
Kecamatan semakin hari semakin menunjukkan peningkatan kuantitas dan
kualitasnya.
Peningkatan ini tentunya mendorong kepala KUA sebagai pejabat yang
bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas
Kantor Urusan Agama Kecamatan untuk bersikap dinamis, proaktif, kreatif,
mandiri, aspiratif dan berorientasi pada penegakkan peraturan yang berlaku.
Untuk lebih mendorong kualitas kinerja dan sumberdaya manusia, Kanwil
Kemnterian Agama Prop. Nusa Tenggara Barat berupaya melakukan berbagai
terobosan yang efektif yang intinya selain bersifat koordinatif, juga sekaligus
evaluative dalam pelaksanaan tugas-tugas KUA. Salah satu terobosan tersebut
adalah penyelenggaraan penilaian terhadap KUA dalam bentuk kegiatan penilaian
KUA percontohan yang rutin dilaksanakan setiap tahun.
Penilaian terhadap KUA yang diajukan dalam kegiatan tersebut, hasilnya
dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk melihat sejauh mana penjabaran visi-
misi serta etos kerja yang telah dilaksanakan para
pelaksana tugas dan fungsi KUA tersebut, apalagi kaitannya dengan arah dan
kebijakan pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai masyarakat yang
beriman dan bertaqwa, dengan visi Kab. Sumbawa sebagai masyarakat yang
religius Islami, hebat dan bermartabat maka Kementerian Agama Insya Allah
memberikan warna dalam rangka mengaktualisasikan visi tersebut.
Adapun objek yang menjadi prioritas penilaian adalah menyangkut
keseluruhan pelaksanaan tugas KUA Kecamatan, mulai dari bidang yang
bersifat fisik, maupun administrasi dan sumberdaya manusia. Dalam
rangka memenuhi kriteria inilah profil KUA Kecamatan Batulanteh
Kabupaten Sumbawa. Sebagai lembaga Perguruan Tinggi, Universitas
Samawa (UNSA) khususnya pada Fakultas Ekonomi menyadari akan
keterkaitan yang besar antara dunia kampus dan dunia perusahaan yang
merupakan suatu tali rantai yang saling terkait. Pelaksanaan Kuliah Keja
Usaha (KKU) merupakan salah satu model untuk mendekatkan keterkaitan
dan
kesepadanan antara pengetahuan di perkuliahan dengan kebutuhan lapangan
pekerjaan. KKU merupakan sebuah alternatif dalam menerapkan
kurikulum nasional sebagai mata kuliah yang bertujuan untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang baik dan
profesional dalam bidangnya.
Kuliah Kerja Usaha (KKU) dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
program studi atau konsentrasi setiap mahasiswa. Dengan adanya
pelaksanaan KKU ini diharapkan akan menambahkan kemampuan
mahasiswa untuk mengamati, mengkaji, serta menilai antara teori dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas managerial mahasiswa dalam mengamati
permasalahan dan persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori maupun
kenyataan yang sebenarnya.
Kuliah Kerja Usaha (KKU) dilakukan oleh setiap mahasiswa baik secara
individu (perorangan) maupun berkelompok.

B.TUJUAN PRATIKUM:
Tujuan diadakan penelitian yakni :
1. Untuk mengenali dan memahamipermsalahan di lingkup hokum keluaraga
2. Untuk mengenali dan memahami mengenai penerapan tugas, peran dan
pungsih kua
3. Untuk mengenali dan memahami mengenai dasar hukumperundang-
undangan tentang pencatatan perkawinan
BAB II
TINJAUAN LOKASI TEMPAT KKU

A. SEJARAH SINGKAT KANTOR URUSAN AGAMA DI


KECAMATAN BATU LANTEH
KUA Kecamatan Batulanteh merupakan salah satu dari 24 KUA
Kecamatan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Sumbawa. KUA Kecamatan Batulanteh dibangun di atas tanah yang
Bersertifikat milik Kementerian Agama Kab. Sumbawa yang luasnya
1000 M2. yang diperuntukkan untuk gedung KUA Kecamatan Batulanteh.
Seiring dengan dinamika kebutuhan kantor, kepemimpinan pada KUA
Kecamatan Batulanteh telah mengalami beberapa pergantian kepala
sebagai berikut :
1. Drs. Ismail Munir ( Tahun 1990-1996 )
2. L. Syawaluddin ( Tahun 1996-2000 )
3. L. Khairuddin ( Tahun 2000-2004 )
4. Sutardi, S. Ag. ( Tahun 2004 - 2008 )
5. Awaluddin, S. HI. ( Tahun 2008 - 2017 )
6. Arief Ramdayani, S. Ag. ( Tahun 2017 - 2021 )
7. Musturuddin Jayadi, S.HI( Tahun 2021 – hingga sekarang )Para kepala
KUA Kecamatan Batulanteh dari dulu sampai sekarang, tidak hanya
berkiprah dalam mengurusi urusan pernikahan dan rujuk saja, tapi mereka
diberi tugas tambahan dalam pemberdayaan masyarakat (Penyuluhan,
Zakat, Wakaf, dan Ibadah Sosial) sehingga beban tugas kepala KUA
Kecamatan Batulanteh bisa dikatakan cukup padat.
B. KONDISI KONDISI KUA KECAMATAN BATULANTEH
KUA Kecamatan Batulanteh terletak di wilayah bagian Selatan jalan Raya
Semongkat-Batudulang, berjarak 11 kilo meter dari Kabupaten Sumbawa. Dengan
sebagian besar wilayah Kecamatan Batulanteh berupa hutan, maka Kecamatan
Batulanteh merupakan daerah yang memiliki permukaan tanah yang tidak rata
dengan topografi yang cenderung berbukit-bukit dan memiliki ketinggian antara
250 sampai 800 meter di atas permukaan air laut.
1. Kondisi Gegrafis
Dengan kondisi ini maka Kecamatan Batulanteh dapat dikatakan sebagai
daerah pegunungan. Hal ini diperkuat oleh keberadaan pegunungan Batulanteh
yang merupakan pegunungan dengan ketinggian mencapai 1730 meter di atas
permukaan laut.

2. Luas Wilayah
Adapun wilayah Kecamatan Batulanteh seluas 39.140 Ha dengan
mayoritas penduduk adalah berpenghasilan dari Pertanian, Perkebunan,
perdagangan, dan lain-lain. Berdasarkan data monografi Kecamatan Batulanteh
tahun 2019, wilayah KUA Kecamatan Batulanteh terletak pada jalur lintas ujung
Selatan Jalan Raya Semongkat Batudulang dari pemerintah Kabupaten Sumbawa
– Kota dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara = Berbatasan dengan Kecamatan Rhee dan Buer
Sebelah timur = Kecamatan Unter Iwes dan Moyo Hulu
Sebelah selatan = Kecamatan Orong Telu dan Lenangguar
Sebelah barat = Kecamatan Alas

3. Situasi Demografis
Jumlah penduduk Kecamatan Batulanteh pada tahun 2019 Mayoritas Islam
secara keseluruhan berjumlah 10.489 orang, yang rinciannya sebagai berikut :
1. Jumlah Penduduk per Desa Wilayah Kecamatan Batulanteh Tahun 2021

No Jenis Kelamin
Desa JumlahPenduduk
. Laki-Laki Perempuan
1. KELUNGKUNG 1664 802 862
2. BATUDULANG 841 451 3
3. TEPAL 1660 675 985
TANGKAMPUL
4. 1465 565 900
IT
5. BAODESA 1075 412 663
6. BATUROTOK 3784 1565 2221
Jumlah 10.489 4468 6021
Sumber : Humas Kantor Kecamatan Batulanteh
2. Jumlah Penduduk berdasarkan Agama

No Budha
Desa Islam Kristen Katolik Hindu
.
1664
1. KELUNGKUNG - - - -

841
2. BATUDULANG - - - -

1660
3. TEPAL - - - -

TANGKAMPUL 1465
4. - - - -
IT
1075
5. BAODESA - - - -

3784
6. BATUROTOK - - - -

10.489
Jumlah - - -

Sumber : Humas Kantor Kecamatan Batulanteh

3. Jumlah Data Pernikahan Tahun 2021 ( Semester I )


No Bulan
Desa Mei Juni
. Januari Februari Maret April
1. KELUNGKUNG 3 1 4 2 4 2
2. BATUDULANG - - - - - -
3. TEPAL - - - - - -
4. TANGKAMPULIT - - 2 - 2 -
5. BAODESA - - - - 1 -
6. BATUROTOK - 2 - - 1 -
Jumlah 3 3 4 2 8 2
Sumber : Doktik KUA Kec. Batulanteh Tahun 2019

4. Kondisi Pemerintahan
Kecamatan Batulanteh terdiri dari 6 Desa, 75 Rukun Tetangga dan 33
Rukun Warga. Dengan rincian sebagai berikut :
No
Desa RT RW
.
1. KELUNGKUNG 16 8
2. BATUDULANG 8 2
3. TEPAL 12 5
4. TANGKAMPULIT 10 5
5. BAODESA 11 4
6. BATUROTOK 18 9
Jumlah 75 33

Kecamatan Batulanteh memiliki 6 Desa Definitif dan terdapat 17 Dusun,


33 Rukun Warga dan 75 Rukun Tetangga. Secara terperinci masing-masing Desa
dalam Wilayah Kecamatan Batulanteh terdiri dari 2 hingga 3 Dusun, dua sampai
sepuluh Rukun Warga dan enam sampai enam belas Rukun Tetangga. Dari Desa
tersebut Desa Baturotok memiliki Rukun Tetangga dan Rukun Warga terbanyak
di ikuti oleh Desa Kelungkung, Tepal danTangkampulit.
Sementara dua Desa lainnya memiliki rukun tetangga enam buah dan
rukun warga sebanyak 3 buah. Banyak sedikit jumlah RT ataupun RW dalam satu
Desa dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan luas wilayahnya. Untuk Desa yang
ada di wilayah Batulanteh memiliki luas wilayah antara 48,30 ha sampai 98,85 ha.
Atau secara presentase antara 12 persen hingga 25 persen dari luas Kecamatan.

a. Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi


No. Tahun Kondisi Rusak Kondisi Baik
1. 2021 23 21

b. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Selama 1 Tahun


No. Tahun Mobil Umum_JML Mobil Umum
1. 2021 - -

c. Tempat peribadatan di Kecamatan Batulanteh sebagai berikut:


Langgar Pura
No. Desa Masjid /Musholl Gereja Vihara
a
1. KELUNGKUNG 3 1 - - -
2. BATUDULANG 2 - - - -
3. TEPAL 3 1 - - -
4. TANGKAMPULIT 3 2 - - -
5. BAODESA 3 - - - -
6. BATUROTOK 9 3 - - -
Jumlah 23 7 -
Sumber : Doktik KUA Kec. Batulanteh Tahun 2019

d. Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk Kec. Batulanteh


No Jumlah TPU
Tahun Jumlah Penduduk
.
1. 2021 10.489 11

Sumber : Doktik KUA Kec. Batulanteh Tahun 2019

e. Jumlah Sekolah di kecamatan Batulanteh


No Tahu TK TK Swasta Jumlah
SD/MI SLTP/MTs SLTA/MA
. n Negeri
1. 2021 0 1 26 4 2 32

Sumber : Humas Kantor Kecamatan Batulanteh

f. Capaian Indeks Pembagunan Manusia

No Pengeluara
Tahun Ahh Amh Rls
. n
61.19 95.02 3.01
1. 2021 89780213

Sumber : Humas Kantor Kecamatan Batulanteh


5. Kelembagaan Agama Islam
Selain Kantor Urusan Agama, di Kecamatan Batulanteh terdapat pula
berbagai lembaga keagamaan yang bertugas memberikan pelayanan dan
pembinaan terhadap kehidupan keagamaan masyarakat. Lembaga tersebut adalah :
a) Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Batulanteh
b) Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kecamatan Batulanteh
c) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Batulanteh
d) Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP.4)
e) Badan Kerjasama Majlis Ta’lim (BKMM) Kecamatan Batulanteh
f) Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ)
g) Ikatan Persaudaraan Haji Indonesi (IPHI)
h) Kelompok Kerja Diniyah Takmiliyah (KKDT)
i) Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia.
1. Ibadah Sosial
a. Zakat
Peningkatan pembinaan zakat, infaq dan sodaqoh melalui program
sosialisasi sesuai dengan undang-undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat, pengumpulan dan pemberdayaan secara berkesinambungan sesuai
ketentuan hukum yang berlaku.
Adapun zakat profesi atau zakat mal baru disosialisasikan oleh ZIS Kab.
Sumbawa, sedangkan zakat profesi baru berjalan di lingkungan karyawan
Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa yang dikelola langsung oleh UPZ
Kementerian Agama Kab. Sumbawa.

b. Bimbingan Manasik Haji


Bimbingan manasik haji dilaksanakan setiap tahun bekerja sama dengan
KBIH yang pelaksanaannya disesuaikan dengan juklak dari bagian urusan haji
Kementerian Agama kab. Sumbawa.

c. Bahtsul Masail
Bahsul Masail dilaksanakan satu kali dalam satu bulan. Rabu ke-3
dilaksanakan di Kantor Kecamatan Batulanteh yang dihadiri oleh seluruh Muspika
Kecamatan Batulanteh, tokoh terkemuka sewilayah Kecamatan dan
pembahasannya dipimpin oleh ketua MUI Kecamatan Batulanteh. Adapun
pembahasannya meliputi masalah yang sedang hangat dibicarakan pada saat ini.
Kamis ke-2 dilaksanakan di KUA kecamatan Batulanteh yang dihadiri oleh
karyawan
KUA Batulanteh, Penyuluh Agama serta anggota PAH se-Kecamatan Batulanteh
serta para pembantu penghulu. Masalah yang dibahas terutama masalah
perkawinan dan dipimpin oleh penghulu KUA Kecamatan Batulanteh.

d. Tanah Wakaf dan Kegunaannya.


Peningkatan pemanfaatan tanah wakaf dengan sasaran terkordinirnya
pemanfaatan tanah wakaf beserta sertifikasinya sehingga dapat dikelola secara
optimal. Adapun jumlah tanah wakaf seluruhnya di Kecamatan Batulanteh
berjumlah 30 lokasi, seluas 72.815 M2. dengan rincian sebagai berikut :
No Bersertifik
Desa Lokasi Luas Ber AIW
. at
1. KELUNGKUNG 7 9468 M2 - 7
2. BATUDULANG 4 5474 M2 2 2
3. TEPAL 6 53109 M2 6 -
4. TANGKAMPULIT 3 866 M2 3 -
5. BAODESA 4 1655 M2 4 -
6. BATUROTOK 6 2243 M2 6 -
Jumlah 30 72.815 M2 21 9

 . PROGRAM KERJA KUA KECAMATAN BATULANTEH

a. Pokok-Pokok Program
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kantor.
2. Meningkatkan profesionalisme personil KUA
3. Meningkatkan tertib administrasi
4. Meningkatkan pelayanan di bidang kepenghuluan
5. Meningkatkan pelayanan di bidang BP.4 dan keluarga sakinah
6. Meningkatkan pelayanan di bidang zakat, wakaf, infaq, sodaqoh dan ibadah
sosial.
7. Meningkatkan pelayanan di bidang ibadah haji
8. Meningkatkan pelayanan di bidang kemasjidan dan hisab ru’yah
9. Meningkatkan pelayanan di bidang produk halal
10. Meningkatkan pelayanan di bidang lintas sektoral

b. Program Unggulan
Dari beberapa program kerja yang dicanangkan KUA Kecamatan
Batulanteh, ada tiga program ungggulan yang akan dilaksanakan oleh KUA
Kecamatan Batulanteh yang semuanya engarah kepada terwujudnya pelayanan
prima terhadap masyarakat
Pertama, komputerisasi pelayanan nikah.
Menyadari keterbatasan tenaga karyawan KUA yang kurang, sementara tugas-
tigas rutin semakin banyak, maka salah satu solusi untuk memberikan pelayanan
yang prima terhadap masyarakat adalah dengan sitem komputerisasi, termasuk
dalam memberikan pelayanan fatwa dan hukum.
Kedua, Profesionalisme personil KUA.
Salah satu untuk terbentuknya karyawan yang professional, kami
memprogramkan supaya karyawan KUA Kecamatan Batulanteh paham terhadap
isi kitab kuning minimal kitab Taqrib. Untuk itu dalam acara Radintap Bulanan
karyawan KUA dianjurkan seluruh karyawan membawa kitab Taqrib untuk dikaji
bersama. Hal itu tiada lain untuk m menjawab persoalan keagamaan yang sering
dilontarkan kepada KUA oleh masyarakat dengan jawaban yang tepat.

C. VISI DAN MISI


1.Visi Kantor Urusan Agama Kecamatan Batu Lanteh
Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Batulanteh yang Taat Beragama,
Rukun, Toleran, Bersatu, Mandiri dan berakhlak Mulia

2. Misi Kantor Urusan Agama batu Lanteh


a. Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah
danrujuk
b. Penyusunan statistik layanan dan bimbingan masyarakat Islam

c. Pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen KUA


Kecamatan;
d. Pelayanan bimbingan keluarga sakinah;
e. Pelayanan bimbingan Kemasjidan;
f. Pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembinaan syariah;
g. Pelayanan bimbingan dan penerangan agama Islam;
h. Pelayanan bimbingan zakat dan wakaf; dan
i. Pelayanan ketatausahaan dan kerumah tanggan KUA Kecamatan
j. Melaksnakan fungsi layanan bimbingan manasik haji bagi jemaah haji
reguler.

D. Motto pelayanan KUA Batulanteh adalah :


“ Melayani dengan PASTI :
(Profesional, Akuntabel, Santun, Tuntas dan Islami) ”

Motto tersebut mengambarkan komitmen dan totalitas semua pegawai


KUA Kecamatan Batulanteh dalam bekerja dan memberikan layanan untuk
selalu memberikan kepastian sehingga masyarakat yang menerima layanan
benar-benar merasakan layanan prima, dimana tersimpul dalam kata PASTI
tersebut merupakan akronim yang tersusun kata:

Profesional :
Bahwa dalam memebrikan pelayanan sesuai dengan protokol
dan bidang yang dijalaninya berdasarkan ketentuan juklak
juknis ( SOP )

Akuntabel : Layanan yang diberikan dilakukan dengan penuh tanggung


jawab dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara hukum
maupun secara moral
Santun : Bahwa dalam memberikan pelayanan agar tetap menunjukkan
sikap dan cara yang ramah, sopan dan penuh kekeluargaan
sebagai bagian dari etika dan adab
Tuntas : Dalam memberikan pelayanan semaksimal mungkin
terselesaikan tepat waktu, tidak menunda nunda dan sesuai
SOP
Islami : Bahwa setiap memebrikan layanan, stiap pribadi para pegawai
KUA tetap menjaga sikap religius dan suasana keagamaan
yang kuat

E. Standar Pelayanan
Berdasarkan motto pelayanan di atas, maka untuk memotivasi pegawai
dalam memberikan pelayanan terbaik, disusunlah Standar Waktu Penyelesaian
Pelayanan sebagai berikut :

NO JENIS PELAYANAN WAKTU KET

1 Layanan Nikah/Rujuk (Pendaftaran, pemeriksaan, dll) 30 Menit

2 Bimbingan Perkawinan 1 Hari

3 Pelaksanaan akad nikah 30 Menit

4 Duplikat Akte Nikah 20 Menit

5 Legalisir Kutipan Akte Nikah / Duplikat Akten Nikah 10 Menit

6 Rekomendasi Nikah 15 Menit

7 Layanan haji/Umroh (Pemeriksaan berkas, dll) 20 Menit

8 Layanan Wakaf (Pemeriksaan berkas) Ikrar Wakaf 60 Menit

9 Bimbingan Syariah/Hisab Rukiyat 60 Menit

10 Layanan Kemasjidan 30 Menit

11 Layanan Zakat 1 Hari

12 Layanan TPQ 1 Hari


13 Ibadah Sosial 30 Menit

14 Layanan Informasi dan Data 30 Menit

15 Pengurusan data lainnya Secukupnya

F. Maklumat Pelayanan

Dari visi misi, motto pelayanan dan standar pelayanan di atas, maka kami
menyampaikan maklumat pelayanan sebagai wujud integritas kinerja kepada
masyarakat yaitu : “Kami siap memberikan pelayanan sesuai dengan
standar pelayanan dan apabila kami tidak memberikan pelayanan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan, kami siap menerima sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ”

G. STRUKTUR ORGANISASI

Adapun struktur organisasi yang ada pada KUA Kecamatan Batulanteh adalah
sesuai dengan PMA Nomor 34 Tahun 2016 sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LENANGGUAR
( PMA NOMOR 34 TAHUN 2016 )

KEPALA

MUSTURUDDIN JAYADI,SHI
NIP. 198204162009121004

TATA USAHA/RT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
TERTENTU

PENGHULU
PENGHULU

MUSTURUDDIN JAYADI,SHI
NIP. 198204162009121004

PENYULUH

PENYULUH
SRI ROHANI FIRDAUSI, SH.;
SHI
NIP.198502212009012004 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
UMUM

KEMASJIDAN, ZAKAT, HISAB RUKYAT DAN BIMBINGAN PAI /


DOKTIK/SIMBI BIMBINGAN KS DAN WAKAF BINSYAR HAJI

Mashur Abdul Halim, Rusliadi, S.AP Ruslan, S.Pd H. Aminuddin


Hamnur S.Kom.I NIP. - NIP. - NIP. -
NIP. - NIP. -

Intan Cecef Sukardiawan Iwan, S.IP


Nurjannah Saifullah, NIP. - NIP. -
NIP. - S.Pd.I
NIP. -

Berikut adalah uraian tugas dalam struktur oraganisasi KUA di kecamatan Batu
Lante:

1. Tugas Kepala KUA

Berdasarkan KMA No. 18 tahun 1975 dan KMA No. 477 tahun 2004
tugas dan fungsi Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan adalah :

a. Melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama


Kabupaten/Kotamadya di bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah
Kecamatan.
b. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan dengan kecamatan dan
melaksanakan kegiatan sektoral maupun lintas sektoral dalam wilayah
Kecamatan.
c. Penyelenggaraan statistik dan dokumentasi
d. Penyelenggaraan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan dan
rumah tangga Kantor Urusan Agama
e. Melakukan pembinaan kepenghuluan, keluarga sakinah, ibadah sosial,
pangan halal, kemitraan, zakat dan wakaf, ibadah haji, dan
kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan
Penyelenggaraan Haji berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
f. Mengatur pola kerja penghulu yang berada di wilayahnya.
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, KUA
mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan pencatatan NTCR


b. Pembinaan masjid
c. Pembinaan zakat
d. Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat dan kearsipan
e. Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi
f. Mengurus rumah tangga kantor
g. Pembinaan wakaf, baitul maal dan ibadah sosial
h. Pembinaan keluarga sakinah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan haji berdasarkan Undang-
Undang

 TUPOKSI/URAIAN TUGAS

1. Kepala / Penghulu:

2. Memimpin dan melaksanakan tata usaha Kantor U rusan Agama


Kecamatan
3. Mengkordinir NR dan Administrasi NR
4. Menyelenggarakan tugas koordinasi dan kerjasama lintas sektoral,
Kemasjidan dan kegiatan MUI, DMI, LPTQ, BKPRMI dan kegiatan
keagamaan lainnya
5. Menandatangani pengumuman kehendak nikah
6. Menghadiri, menyaksikan dan mencatat peristiwa pernikahan di dalam
maupun di luar kantor
7. Memberikan khotbah, nasehat dan do’a nikah/rujuk
8. Menandatangani kutipan akta nikah model N
9. Bertindak sebagai wali hakim
10. Menandatangani akta ikrar wakaf
11. Menyelenggarakan kegiatan sosialisasi penyelenggaraan haji
12. Menyelenggarakan kegiatan bimbingan manasik haji
13. Memberikan pelayanan BP.4 penasehatan bagi pasangan pra nikah dan
nikah serta konseling keluarga
14. Meningkatkan pelayanan dan pembinaan keluarga sakinah
15. Monitoring dan evaluasi kegiatan penyuluh (PNS/Non PNS/APBD)
16. Menandatangani surat dinas
17. Menandatangani duplikat akta nikah
18. Menilai dan mengevaluasi kinerja pegawai KUA
19. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan baik tertulis maupun
lisan

2.Staf/ JFU Pengelola Penyuluhan


1. Menyusun SOP Pembinaan Pembinaan Program Penyuluhan
2. Menyusun Flowchart Pelaksanaan Pembinaan Program Penyuluhan
3. Menyusun SOP Pengelolaan Program Penyuluhan
4. Mempelajari peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaraan
sistem pembinaan penyuluhan Keagamaan ;
5. Melaksanakan penyiapan data potensi Penyuluh ;
6. Memfasilitasi penyiapan bahan pelayanan teknis dan admnistratif di
bidang program, programa dan rencana kerja penyuluh Kabupaten ;
7. Membantu dalam pengembangan metode dan materi penyuluhan;
8. Membantu mengindentifikasi dan penelaahan bentuk serta cara
penyajian, penayanangan bahan infirmasi penyuluhan;
9. Memfasilitasi dan melakukan pembinaan untuk mendorong peran serta
forum pelaku utama dan pelaku usaha dalam penyelenggaraan
penyuluhan
10. Melaksanakan penyiapan data rencana pengawasan penyelenggaraan
penyuluhan;
11. Menyusun rencana pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan penyuluhan;
12. Mengumpulkan dan menelaah laporan kegiatan penyelenggaraan
penyuluhan;
13. Meningkatkan kompetensi kerja penyuluh, Melakukan Pendataan
Keluarga Pra sakinah, Sakina Sakinah I,II,III,III Plus di Wilayah
Kecamatan
14. Menyelenggarakan kegiatan Suscatin :
15. Mengatur pelaksanaan konsultasi nikah/keluarga :
16. Melaksanakan kegiatan pembinaan kelompok keluarga sakinah :
17. Melakukan pemilihan keluarga sakinah teladan :
18. Melaksanakan Pembinaan Korp Penasihat Nikah/Keluarga :
19. Melaksanakan kegiatan pembinaan pra nikah :
20. Pengelolaan Dokumen Kegiantan Penyelenggaraan Haji dan Umrah
21. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur yang
berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggungiawaban
22. Melaksanakan Tugas lain yang di berikan oleh Atasan

3. Honorer/Pramubakti
1. Menginput data NR
2. Melaksanakan tugas administrasi KUA
3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
4. Menjaga dan melaksanakan kebersihan kantor
4. Penyuluh Non PNS
1. Melaksanakan pendataan potensi dakwah
2. Membentuk kelompok-kelompok binaan
3. Melakukan bimbingan penyuluhan agama Islam
4. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan

H. Fasilitas dan sarana prasana


Fasilitas dan sarana prasarana Kantor KUA Batu Lanteh meliputi
kantor yang luas tanahnya 750 m2 sudah bersertifikat milik pemerintah,
didalam kantor KUA Batu Lante juga terdapat beberapa ruangan diantaranya
ruang kepala KUA, ruang PPAI (penyuluhan pendidikan Agama Islam), ruang
staf meliputi penghulu, penyuluh, perwakafan, pendaftaran nikah dan operator
pendaftaran online.Selain itu juga terdapat beberapa ruangan yaitu ruang balai
nikah, pengarsipan, kamar mandi, dapur umum dan gudang. Di halaman depan
juga terdapat lahan parkir untuk pegawai KUA, dan juga kebun rambutan
yang berada di belakang KUA.
Fasilitas yang ada didalam KUA Batu Lanteh diantaranya, komputer,
printer, internet, , televisi, motor dinas, meja untuk pendaftaran, meja
administrasi, meja akad, dan fasilitas pendukung yang lain.
BAB III
PRAKTIK KUA

A. Laporan Kegiatan Praktikum


Dari hasil observasi di KUA ada beberapa prosedur dalam pernikahan,
adapun prosedur pernikahan tersebut yaitu:
1. Proses pendaftaran nikah.
Proses pendaftaran nikah berdasarkan Peraturan Menteri Agama
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2007 tentang pencatatan nikah
yang harus di laksanakan oleh calon pengantin, berikut alurproses
pernikahan di Kantor Urursan Agama Kecamatan Ngrayun :
a. Calon pengantin mengurus surat pengantar nikah kepada RT/RW
untuk dibawa ke kantor kelurahan.
b. Selanjutnya mengurus surat pengantar nikah (N1-N4) yang
berdasarkan Peraturan Menteri Agama No 11 Tahun 2007 BAB III
tentang pemberitahuan kehendak nikah pasal 5 angka 2 huruf a
sampai l.
c. Setelah itu calon pengantin menentukan apakah pelaksanaan akad
nikah di dalam kantor KUA atau diluar kantor KUA.
d. Kemudian calon pengantin mengurus surat pengantar rekomendasi
nikah untuk dibawa ke KUA kecamatan setempat.
e. Dalam pelaksanaan akad nikah dengan pendaftaran calon pengantin
kurang dari 10 hari jam kerja maka meminta surat dispensasi ke
kantor kecamatan dan dibawa ke KUA setempat.
f. setelah mendapatkan surat disapensasi bagi yang pelaksanaan akad
pernikahan kurang dari 10 hari, calon pengantin mendaftarkan nikah
di KUA setempat.
g. Apabila pernikahan diluar kantor KUA maka mebayar di bank,
persepsi yang telah ditentukan dengan biaya Rp.600.000.00 dan
apabila dilakukan di kantor KUA maka keseluruhan gratis.
Ketentuan tersebut diatur menurut peraturan pemerintah RI nomor
48 tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor
47 tahun 2004 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak
yang berlaku pada Departemen Agama
h. Menyerahkan billing pembayaran dikantor KUA bagi yang akadnya
diluar kantor.
i. Pemeriksaaan data nikah calon pengantin dan wali nikah di KUA
tempat akad nikah.
j. Pelaksanaan akad nikah dan penyerahan buku nikah.

2. Persyaratan bagi calon pengantin.


a. Calon pengantin laki laki
1) Model N1 (surat keterangan untuk nikah dari kepala desa/lurah)
2) Model N2(kutipan akta kelahiran)
3) Model N3(persetujuan calon mempelai)
4) Model N4(surat ketyerangan orang tua ibu dan ayah dari kepala
desa)
5) Model N5/ijin P.A(kurang umur/poligami)
6) Model N6/akta cerai
7) Fotocopy akta kelahiran
8) Fotocopy KK
9) Fotocopy KTP
10) Fotocopy KTP saksi akad nikah
11) Pas foto ukuran 2x3 sebanyak 4 lembar(background biru).
12) Surat pemberitahuan kehendak nikah.
13) Ijin nikah jika catin adalah anggota TNI/POLRI.
14) Surat pernyataan jejaka bermatrai Rp.6000(diketahui
saksi/kepala desa/lurah).
15) Surat keterangan sehat.
b. Calon pengantin perempuan.
1) Model N7
2) Model N1 (surat krterasnagan untuk nikah dari kepala
desa/lurah)
3) Model N2 (kutipan akta kelahiran)
4) Model N3 (persetujuan calon mempelai)
5) Model N4 (surat keterangan orang tua ibu dan ayah dari kepala
desa)
6) Model N5/ijin P.A (kurang umur/poligami)
7) Model N6/akta cerai
8) Fotocopy akta kelahiran
9) Fotocopy KK
10) Fotocopy ktp
11) Fotocopy ktp saksi akad nikah
12) Pas foto ukuran 2x3 sebanyak 4 lembar(background biru).
13) Surat pemberitahuan kehendak nikah.
14) Ijin nikah anggota TNI/POLRI.
15) Surat pernyataan perawan bermatrai Rp.6000(diketahui
saksi/kepala desa/lurah).
16) Surat keterangan sehat.
17) Surat rekomendasi nikah.
18) Dispensasi kecamatan daftar h-10 hari kerja.
19) Surat keterangan wali.
20) Fotocopy KTP wali dan KK wali.
21) Billing pembayaran nikah.

B. Tata persuratan
1. Surat rekomendasi
2. Surat keterangan pengantar nikah
3. Surat keterangan belum nikah
4. Legalisasi kutipan akat nikah
C. Wakaf
1. Prosedur wakaf
Dalam Pasal 1 angka 1 UU No, 41 Tahun 2004 Tentang Perwakafan
“Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya
atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah.” Sedangkan
yang menjadi tujuannya menurut Pasal 4 UU No, 41 Tahun 2004 Tentang
Perwakafan “wakaf adalah memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan
fungsinya” dan fungsinya menurut Pasal 5 UU No, 41 Tahun 2004 Tentang
Perwakafan “mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf
untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum”.
Adapun unsur-unsur dari wakaf tu sendiri adalah
1. Wakif
Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta bendanya. Wakif bisa
berupa perorangan, organisasi atau badan hukum. Syarat wakif adalah
dewasa, berakal sehat, tidak terhalang melakukan perbuatan hukum, dan
pemilik sah harta benda wakaf. Wakif organisasi hanya dapat melakukan
wakaf apabila memenuhi ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta
benda wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi
yang bersangkutan.Wakif badan hukum hanya dapat melakukan wakaf
apabila memenuhi ketentuan badan hukum untuk mewakafkan harta benda
wakaf milik badan hukum  sesuai dengan anggaran dasar badan hukum
yang bersangkutan.
2. Nazhir
Unsur wakaf yang kedua adalah nazir. Nazir adalah pihak yang
menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan
sesuai dengan peruntukkannya. Nazir dapat berupa perseorangan,
organisasi atau badan hukum.
Perorangan hanya dapat menjadi nazir apabila memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Warga negara Indonesia
b. Beragama Islam
c. Dewasa
d. Amanah
e. Mampu secara jasmani dan rohani
f. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum
Organisasi dapat memenuhi syarat menjadi nazir apabila :
a. Pengurus organisasi tersebut memenuhi syarat untuk menjadi nazir
perseorangan.
b. Organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan,
kemasyarakatan dan/atau keagamaan Islam.
3. Harta Benda Wakaf
Harta benda wakaf adalah harta benda yang diwakafkan oleh
wakif. Harta ini harus memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka
panjang, serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariat. Harta benda
wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh wakif
secara sah.
Harta benda wakaf meliputi benda bergerak dan tidak bergerak.
Benda bergerak dalam wakaf meliputi :
a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar.
b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah.
c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.
d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Benda bergerak adalah harta benda yang tidak bisa habis karena
dikonsumsi, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Uang
2. Logam mulia
3. Surat berharga
4. Kendaraan
5. Hak atas kekayaan intelektual
6. Hak sewa
7. Benda bergerak lain, sesuai dengan ketentuan syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Ikrar wakaf
Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan
secara lisan dan/atau tulisan kepada nazir untuk mewakafkan harta
benda miliknya. Ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif  kepada nazir
dihadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) dengan
disaksikan oleh dua orang saksi. Ikrar wakaf dinyatakan secara lisan
dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.
Jika wakif tidak dapat menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau
tidak dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf, wakif dapat
menunjuk kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat oleh dua orang
saksi. Hal ini diperbolehkan jika wakif memiliki alasan yang
dibenarkan secara hukum.
b. Peruntukan harta benda wakaf
Peruntukan harta benda wakaf adalah orientasi harta benda
wakaf yang dituju, apakah kepada perorangan atau kelompok umum.
Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf
hanya dapat digunakan untuk tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Sarana dan kegiatan ibadah.
2. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan.
3. Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, dan
beasiswa.
4. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat, dan/atau
5. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak
bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.
Penetapan peruntukan harta benda wakaf dilakukan oleh
wakif pada pelaksanaan ikrar wakaf. Jika wakif tidak menetapkan
peruntukan harta benda wakaf, nazir dapat menetapkan peruntukan
harta benda wakaf yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan fungsi
wakaf.
c. Jangka waktu wakaf
Syarat wakaf harus ada jangka waktu wakaf. Pada
umumnya para ulama berpendapat yang diwakafkan zatnya harus
kekal. Namun Imam Malik dan golongan syi’ah Imamiyah
menyatakan bahwa wakaf itu boleh dibatasi waktunya.

Golongan Hanafiyah mensyaratkan bahwa harta yang diwakafkan


itu zatnya harus kekal yang memungkinkan dapat dimanfaatkan terus-
menerus
Sebelum wakaf dilaksanakan maka harus memenuhi beberapa
pesyaratan dimana hak atas tanah yang diwakafkan wajib dimiliki atau
dikuasai oleh Wakif secara sah serta bebas dari segala sitaan, bebas dari
perkara, bebas dari sengketa, dan tidak dijaminkan. Agar perwakafan
tanah dapat dilaksanakan dengan tertib, maka UU No 41 Tahun 2004
menentukan tata cara perwakafan tanah sebagai berikut :
a. Calon Wakif (orang yang ingin mewakafkan) melakukan musyawarah
dengan keluarga untuk mohon persetujuan untuk mewakafkan
sebagian tanah miliknya.
b. Syarat tanah yang diwakafkan adalah milik Wakif baik berupa
pekarangan, pertanian (sawah-tambak) atau sudah berdiri bangunan
boleh berupa tanah dan bangunan prduktif, atau bila tanah negara
sudah dikuasai lama oleh nadzir/pengurus lembaga sosial-agama dan
berdiri bangunan sosial-agama.
c. Calon Wakif memberitahukan kehendaknya kepada Nadzir (orang
yang diserahi mengelola harta benda wakaf) di Desa/Kelurahan atau
Nadzir yang ditunjuk.
d. Nadzir terdiri dari Nadzir Perorangan biasa disebut Nadzir
Desa/Kelurahan atau Nadzir yang ditunjuk (Minimal 3 orang
maksimal 5 orang berdomisili KTP di kecamatan wilayah tempat
Objek Wakaf)
e. Nadzir Organisasi contoh Pengurus NU atau Pengurus
Muhammadiyah di tingkat kecamatan atau kabupaten.
f. Nadzir Badan Hukum (memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan
yang berlaku)
g. Calon Wakif dan Nadzir memberitahukan kehendaknya kepada
Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) yaitu Kepala KUA yang
mewilayahi tempat objek wakaf guna merencanakan Ikrar Wakaf
dengan membawa bukti asli dan foto copy kepemilikan (Sertipikat
Hak, HGB, Petok atau Keterangan Tanah Negara (yang sdh dikuasai
Lembaga Sosial dan didirikan bangunan sosial)
h. Bila objek yang diwakafkan berasal dari sertipikat hak milik yg
dipecah (tidak diwakafkan keseluruhan) maka perlu dipecah dulu
sesuai dengan luas yang diwakafkan (proses pemisahan/[emecahan
sertipikat di BPN). Bila dari tanah yasan/bekas hak adat, atau dari
tanah Negara perkiraan luas yang diwakafkan mendekati luas riel
i. Calon Wakif & Nadzir memenuhi persyaratan administrasi yang
dibutuhkan (lihat lampiran persyaratan administrasi) Diusakan
persyaratan administrasi telah lengkap sebelum dilaksanakan Ikrar
Wakaf
j. Setelah persyaratan diperiksa dan cukup memenuhi syarat, Ikrar
Wakaf dilaksanakan di depan PPAIW dan diterbitkan Akta Ikrar
Wakaf (untuk wakaf baru/wakifnya masih ada) atau Akta Ikrar
Pengganti Ikrar Wakaf (untuk wakaf telah lama dilakukan oleh wakif
dibawah tangan dan wakifnya telah meninggal dunia, ahli waris hanya
mendaftarkan wakaf)
k. Nadzir atau orang yang ditunjuk mendaftarkan Tanah Wakaf ke
Kantor BPN setempat untuk mendapatkan sertipikat Tanah Wakaf
sesuai dengan persyaratan yang ada.

2. Wakif dan Nadzir


Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.
(Pasal 1 Angka 2 UU Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf). Nadzir
wakaf adalah orang atau badan hukum yang memegang amanat untuk
memelihara dan mengurus harta wakaf sesuai dengan wujud dan tujuan
wakaf tersebut. Sedangkan menurut undang-undang nomor 41 tahun
2004 pasal 1 ayat (4) tentang wakaf menjelaskan bahwa Nadzir adalah
pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan
dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

3. Pelaksanaan Ikrar
a. Pengertian ikrar adalah pengakuan seseorang dalam menyerahkan,
melaksanakan, memenuhi dan merencanakan sesuatu dengan
sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Ikrar merupakan perkataan
kebenaran yang keluar dari lubuk hati seseorang.
b. Pengertian waqaf menurut Jumhur Ulama ialah: “Suatu harta yang
mungkin dimanfaatkan selagi barangnya utuh, dengan putusnya hak
penggunaan dari si wakif untuk kebajikan yang semata-mata demi
mendekatkan diri kepada Allah. Harta yang diwakafkan itu telah
lepas dari hak milik wakif dan menjadi ditahan sebagai pemilik Allah
SWT”. Artinya waqaf merupakan suatu bentuk usaha dalam
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menyerahkan harta
benda yang kekal zatnya kepada orang lain sehingga hak kepemilikan
harta bukan lagi milik orang yang menyerahkan.
c. Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan
Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (selanjutnya disingkat PPAIW)
dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.
d. Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara
lisan dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh
PPAIW. Selanjutnya Pasal 42 UU No. 41 Tahun 2004 menentukan
bahwa : “Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya”.
e. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ikrar waqaf
adalah pengakuan seseorang dalam menyerahkan harta miliknya
dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati kepada orang lain dengan
tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ikrar merupakan bukti
nyata dalam menyerahkan harta kepada pihak lain dan memiliki
kekuatan hukum dalam Islam.

D. Kepenyuluhan

Kehumasan yang unggul dari KUA sangat penting untuk


menanamkan pengertian, menumbuhkan kepercayaan dan meningkatkan
partisipasi umat dalam menyukseskan program KUA. Tenaga humas KUA
yang handal mampu menciptakan pengertian umat sebagaimana yang
diharapkan. Humas mempunyai fungsi manajemen yang terencana dan
berkelanjutan untuk memperoleh pengertian dan dukungan masyarakat dalam
menjalankan program pemerintah yang berkaitan dengan KUA.Dalam hal ini
humas menjadi unsur penting agar terciptanya hubungan yang harmonis dan
saling membutuhkan antara masyarakat dengan KUA.

Pada kenyataannya tidak semua KUA mempunyai SDM yang cukup.


Banyak KUA di beberapa wilayah di negara kita yang jumlah pegawainya
hanya beberapa orang saja.  Hal ini tentu membuat mereka memgemban
semua pekerjaan KUA, termasuk tugas kehumasan KUA. Pada
implementasinya tugas KUA yaitu melaksanakan pencatatan pernikahan,
melakukan pembinaan masjid, zakat, wakaf, baitul maal,  produk halal,
pengembangan keluarga sakinah dan kegiatan ibadah sosial lainnya. Dalam
hal ini tenaga humas KUA menyampaikan informasi-informasi dimaksud
kepada masyarakat.

Namun kehadiran penyuluh di KUA telah menguatkan pelaksanaan


kehumasan KUA.Penyuluh mampu menjadi Public Relation KUA.sebagai
seorang penyuluh yang berkantor di KUA mempunyai tugas-tugas dakwah
lainnya diluar kantor yang ditetapkan  Kasi Bimas Islam kemenagKabupaten.

E. Kordinasi Lintas Sektoral


Saling berkordinasi dengan pihak pihak yang lain yang berkaitan
dengan kependudukan warga indonesia, baik dengan DUKCAPIL, dan yang
lainnya.

F. Deskripsi Persoalan
Dalam praktikum di Kantor Urusan Agama yang berada di Kecamatan
Batu Lante ada beberapa masalah yang terjadi di masyarakat, baik itu calon
pengantin maupun masyarakat yang sudah menikah, adapaun masalah-
masalah administrasi yang terjadi adalah, kurangnya persyaratan pernikahan
dalam ini meliputi surat keterangan nikah dari kantor kepala desa yang
bermodel N1, foto kopi kartu keluarga yang belum diperbaharui, pergantian
nama pada akta nikah dan masalah-masalah yang lain.
Masalah seperti diatas memang sudah menjadi hal yang wajar di
dalam Kantor Urusan Agama di kecamatan batu lanteh adapun cara
mengatasi masalah-masalah diatas yaitu dengan mengecek ulang kembali
persyaratan-persyaratan pernikahan yang sudah disetorkan di KUA kemudian
apabila terdapat kekurangan petugas dapat memberitahu langsung kepada
calon pengantin atau kawur kesra, serta mengarahkan bagaimana prosedur
untuk mendapatkan surat-surat tersebut.
Dalam hal selama praktikum kami menemukan ada masalah calon
pengantin yang hendak menikah, bukan persoalan administrasi saja akan
tetapi masalah status calon pengantin tersebut sudah menikah, berikut
gambaran persoalan masalah calon pengantin yang kami angkat sebagai kasus
unik.
Keunikan disini adalah ada sepasang kekasih hendak menikah yaitu
lelaki bernama teguh usia 35 tahun, tinggal didesa Baosan lor kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo, dan kekasihnya heni usia kurang lebih 30
tahun, yang bertempat tinggal di desa Baosan Lor kecamatan Ngrayun
Kabupaten Ponorogo, sepasang kekasih ini hendak akan menikah di kantor
urusan Agama kecamatanBatu Lante, masalahnya disini lelaki yang bernama
Teguh statusnya masih dalam pernikahan dengan seorang perempuan
bernama Neka yang bertempat tinggal di Desa keungkung o kecamatan
Ngrayun Kabupaten Ponorogo, kejadian tersebut bermula pada keluarga
Teguh Dan Neka, keluarga tersebut menikah kurang lebih sudah 5 tahun,
kemudian pada suatu hari si Teguh terkena kasus pidana kekerasan pada
waktu itu dan sempat mendekam dipenjara selama 3 bulan, setelah keluar dari
penjara teguh kembali lagi dikeluarganya dengan istrinya Neka, disitu
keluarga Teguh mulai tidak harmonis lagi karena Neka sang Istri tidak lagi
perhatian dengan suaminya Teguh, Kemudian Teguh meninggalkan rumah
dan pergi mencari kerja di Surabaya, Kemudian selang beberapa bulan Teguh
berkenalan dengan Heni yang mereka sama-sama bekerja di Surabaya,
mereka menjalin kasih di Surabaya dan Heni pun tidak tahu bahwa Teguh
sudah punya keluarga, setelah itu Henipun Hamil diluar nikah dengan Teguh,
kemudian sepasang kekasih tersebut pulang ke Ngrayun Untuk mengurus
pernikahan karena keduanya tidak mau anaknya dilahirkan tanpa orang tua.
Inti dari kasus tersebut adalah Teguh dan Heni ingin menikah karena
Hamil, akan tetapi Teguh masih dalam status pernikahan dengan Neka dan
belum bercerai, dalam administrasi persyaratan pernikahan Teguh juga Masih
dalam status Belum kawin, serta belum ada akta perceraian.
Penyelesaian kasus tersebut dalam Kantor Urusan Agama KUA Batu
Lante menetapkan surat N8 untuk penolakan persyaratan nikah, dikarenakan
CATIN belum memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan dan KUA
menjelaskan bahwa calon pengantin harus menyerahkan persyaratan
sebagaimana yang telah disebutkan meliputiakta cerai atau N6, foto kopi
Kartu keluarga, foto kopi KTP yang sudah diperbaharui dari belum kawin
menjadi kawin, dari kawin menjadi duda. Untuk nanti diajukan ke dinas
pendudukan dan catatan sipil, setelah persyaratan tersebut sudah selesai bisa
langsung diajukan ke Kantor Urusan Agama untuk ditindak lanjuti.
BAB IV
EVALUASI DAN ANALISIS PRAKTIKUM

A. EVALUASI (FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG


PRAKTIKUM)
Dengan berjalannya praktikum, terdapat berbagai kendala-kendala
yang menghambat proses pelaksanaan praktikum, berikut evaluasi terhadap
kegiatan praktikum yang telah dilakukan :
1. Faktor-faktor yang menghambat dalam pelaksanaan praktikum Kantor
urusan Agama di Kecamatan Batu Lanteh :
a. Proses ijab qobul calon pengantin kebanyakan berada dirumah bukan
dikantor
b. Jarak antara kantor dengan proses praktek diluar kantor cukup jauh
dengan medan pegunungan.
c. Sarana transportasi kurang memadai.
d. Tidak dapat dipastikan waktu berpraktikum
e. Jaringan internet belum maksimal.
f. Curah hujan sangat tinggi.
Kendala lain yang secara admintartif maupun subtantif tidak ada
karena di Kantor Urusan Agama dikecamatan Batu Lante semua proses
yang dijalankan tertata dengan baik dan tepat serta pelayanan pada
masyarakat dengan Prima.
2. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan kegiatan praktikum Kantor
Urusan Agama Dikecamatan Batu Lante :
a. Sarana prasarana memadai.
b. Tempat praktikum yang nyaman.
c. Semua informasi tentang pernikahan dapat dijagkau dengan mudah
d. Administrasi ke KUA sangat baik.
e. Manajemen Ke KUA sangat baik.
Selain kami memperoleh informasi mulai dari wawancara,
komunikasi, dokumen-dokumen administrasi pernikahan, wakaf,
kepenyuluhan, data talak, cerai rujuk dapat dengan mudah dikarenakan
orang-orangnya sangat ramah, baik serta arsip-arsip dari tahun ke tahun
tertata dengan rapidan arsip dari tahun 19 an masih ada.

B. ANALISIS TERHADAP KASUS YANG DIANGKAT DALAM


PRAKTIKUM
Dari kasus yang terjadi di Kantor urusan agama kecamatan Batu Lante
yaitu menurut peraturan menteri agama republic Indonesia nomor 11 tahun
2007 tentang pencatatan nikah BAB III pasal 5 angka 2 yang mana pada point
tersebut telah disebutkan persyaratan kehendak menikah dengan syarat
sebagai berikut yaitu Surat keterangan untuk nikah dari kepala desa/lurah atau
nama lainnya, Kutipan akta kelahiran atau surat kenal lahir, atau surat
keterangan asal usul calon mempelai darikepala desa/lurah atau nama lainnya.
Persetujuan kedua calon mempelai, Suratketerangan tentang orang tua
(ibu dan ayah) dari kepala desa/pejabat setingkat, Izin tertulis orang tua atau
wali bagi calon mempelai belum mencapai usia 21 tahun, Izin dari
pengadilan, dalam hal kedua orang tua atau walinya sebagaimana dimaksud
diatas tidak ada, Dispensasi dari pengadilan bagi calon suami yang belum
mencapai umur 19 tahun dan bagi calonisteri yang belum mencapai umur 16
tahun, Surat izin dari atasannya/kesatuannya jika calon mempelai anggota
TNI/POLRI, Putusan pengadilan berupa izin bagi suami yang hendak
beristeri lebih dari satu orang.
kutipan buku pendaftaran talak/buku pendaftaran cerai bagi mereka
yang perceraiannya terjadisebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Akta kematian atau surat keterangan
kematian suami/isteri dibuat oleh kepala desa/lurah atau, pejabat setingkat
bagi janda/duda, Izin untuk menikah dari kedutaan/kantor perwakilan negara
bagi warga negara asing.
Pada kasus yang berada di Kantor Urusan Agam kecamatan Batu
Lanteh calon pengantin pria tidak menyertakan akta perceraian, maka Kantor
Urusan Agama Kecamatan Ngrayun menetapkan N8 yaitu penolakan
kehendak nikah yang sudah ditetapkan pada BAB VI peraturan Menteri
nomor 11 tahun 2007, dalam bab tersebut menerangkan bilamana
pemeriksaan terdapat syarat-syarat perkawinan sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 5 ayat (2) tidak terpenuhi atau terdapat halangan utuk menikah,
maka kehendak perkawinannya ditolak dan tidak dapat dilaksanakan, serta
PPN memberitahu penolakan tersebut kepada calon pengatin beserta alas an-
alasannya.Serta dalam kasus ini juga PPN dilarang membantu melaksanakan
dan memcatat peristiwa nikah apabila persyaratan perkawinan tidak terpenuhi
dan mengetahui adanya pelanggaran ketentuan/persyaratan pernikahan.
Dan sampai sekarang kasus yang ada belum tuntas, karena masih
harus sidang dan sidang membutuhkan waktu yang lama, sehingga masih
dalam proses persidangan di pengadilan agama Kabupaten Ponorogo.
BAB V
REKOMENDASI DAN KESIMPULAN

A. REKOMENDASI TENTANG PELAKSANAAN PRAKTIKUM KE


DEPAN UNTUK PESERTA
Untuk peserta praktikum selanjutnya saya harap agar peserta tidak
kecewa ditempatkan di Kantor Urusan Agama dikecamatan Batu Lanteh,
karena meskipun medan pegunungan tetapi ekplorasi yang mendukung
kegiatan praktek sangatlah baik, sarana prasana sangat memadai, udara yang
sejuk, Serta pemandangan yang tidak terdapat di Kantor Urusan Agama
manapun yang berada diwilayah Kabupaten sumbawa
Saya berpesan agar menjaga sopan santun, tingkah laku yang baik,
karena praktikum bukan hanya belajar diluar kelasa akan tetapi juga menjaga
nama baik almamater.
Untuk peserta saya minta untuk tidak anak laki-laki saja akan tetapi
merata, ada laki-laki dan perempuan.

B. REKOMENDASI TENTANG PELAKSANAAN PRAKTIKUM KE


DEPAN UNTUK FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN PRODI
EKONOMI PEMBANGUNAN
Saya berharap kepada fakultas untuk praktikum selanjutnya yang
berada di Kecamatan batu Lanteh untuk lebih mengajukan praktek pada akhir
tahun bukan diawal tahun, dikarenakan akad nikah yang dilaksanakan di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Batu Lanteh menganut bulan-bulan
tertentu yang kurang lebih pada bulan-bulan seperti rajab, safar, besar, mulud
dan bulan yang lain.
C. REKOMENDASI TENTANG PELAKSANAAN PRAKTIKUM KE
DEPAN UNTUK KUA
Didalam kegiatan praktikum Kantor Urusan Agama rekomendasi
kedepan untuk Kantor Urusan Agama adalah menjadwal kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta praktikum.
D.KESIMPULAN

Kuliah Kerja Usaha yang telah dilaksanakan oleh Praktikan merupakan sebuah
bentuk implementasi dari pengetahuan yang telah didapatkan oleh Praktikan
selama mengikuti kegiatan perkuliahan. Kegiatan ini bukan hanya sekedar sebuah
kegiatan yang dilakukan guna memenuhi SKS dalam mata kuliah atau prasyarat
mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Berdasarkan pengalaman Praktikan selama melaksanakan Kuliah Kerja


Usaha, dapat ditraik kesimpulan bahwa:
1) Praktikan mendapatkan pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah
Praktikan dapatkan dalam perkuliaha.
2) Praktikan mendapatkan gambaran mengenai dunia kerja yang nyata dan
sesungguhnya, hal ini berguna sebagai bekal bagi Praktikandalam
persiapan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya
3) Praktikan mendapatkan kesempatan dalam mengaplikasikan ilmu yang
telah didapatkan selama bangku perkuliahan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai