Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN INDUSTRI,

MASALAH & SOLUSINYA


Permasalahan struktural industri di Indonesia adalah terkonsentrasinya
lokasi industri manufaktur di Jawa dan Sumatra (menyerap lebih dari
93 % tenaga kerja Indonesia)

Pentingnya perspektif baru dalam kebijakan targeting industri.Bahwa,


secara umum kebijakan industri dapat diklasifikasikan ke dalam
upaya sektoral dan horizontal.Upaya sektoral terdiri dari berbagai
macam tindakan yang dirancang untuk mentargetkan industri-
industri atau sektor-sektor tertentu dalam perekonomian.Upaya
horizontal dimaksudkan untuk mengarahkan kinerja perekonomian
secara keseluruhan dan kerangka persaingan dimana perusahaan-
perusahaa melaksanakan usahanya.

Masih banyak ekspor yang nilai tambahnya sedikit (bahan mentah) 


Hilirisasi Industri Berbasis Agro, Migas dan Bahan Tambang Mineral.
Hilirisasi industri di dalam negeri akan mampu menghasilkan nilai
tambah, memperkuat struktur industri, serta menyediakan lapangan
kerja dan peluang usaha di dalam negeri
Beberapa strategi utama dalam rangka akselerasi industrialisasi antara lain
mendorong partisipasi dunia usaha dalam pembangunan infrastruktur,
percepatan proses pengambilan keputusan pemerintah, reorientasi kebijakan
ekspor bahan mentah dan sumber energi, mendorong peningkatan
produktivitas dan daya saing, serta meningkatkan integrasi pasar domestik.

Kebijakan dan program pemerintah dalam mempercepat industrialisasi antara


lain; kebijakan fiskal berupa penetapan tarif bea keluar untuk CPO, kakao dan
65 jenis bijih mineral dan batuan serta pemberian tax holiday dan tax
allowance; promosi investasi; pengembangan kawasan industri; serta
membangun sumber daya manusia industri.

Pemerintah perlu mengatur pengembangan industri strategis dalam


pembangunan industri nasional.Industri strategis adalah industri yang
memenuhi kebutuhan yang sangat pokok bagi kesejahteraan rakyat atau
menguasai hajat hidup orang banyak, mengolah sumber daya alam strategis,
mempunyai kaitan dengan kepentingan pertahanan serta keamanan negara,
menggunakan sumber daya manusia yang menguasai teknologi
tinggi.Pengaturan industri strategis dilakukan melalui pengaturan
kepemilikan, produksi dan distribusi, termasuk pengamanan dan
perlindungan
Ke-strategis-an industri-industri tersebut dapat dilihat dari dua sisi. Pertama,
adalah strategis untuk kehidupan bangsa, yaitu industri peralatan
transportasi, peralatan energi, komunikasi dan persenjataan. Kedua,
adalah strategis dalam proses, menguasai, dan mengembangkan
teknologi didalam negeri.

Kebijakan Industri (Industrial Policy), tidak dapat dipisahkan dan terlepas


dari Kebijakan Ekonomi (Economic Policy) maupun dari Kebijakan
Nasional (National Policy)

Kebijakan industri perlu dibuat pengelompokan dengan pola pengembangan


yang berbeda. Unuk itu pola pengembangan industri nasional dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu pertama industri dalam
rangka pembentukan modal, kedua industri yang dikaitkan langsung
dengan pembangunan sumberdaya manusia, dan ketiga adalah industri
yang merupakan program keterkaitan antar industri dan / atau sektor
ekonomi lainnya.
Industri Dalam Rangka Pembentukan Modal

Pembangunan industri yang mengandalkan nilai keunggulan komparatif yang terkandung dalam sumber daya alam yang kita miliki. Industri ini
dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam dan hasil komoditi primer untuk dijadikan bahan baku, barang
setengah jadi atau barang-barang konsumsi. Industri semacam ini dikembangkan baik untuk memenuhi pasar dalam negeri maupun luar
negeri.
Manusia sebagai pembawa teknologi.
Dalam rangka mentransformasikan bangsa dan negara kita menjadi negara industri, untuk itu perlu dikembangkan industri rekayasa dan
manufaktur.Pengembangan industri yang dikaitkan dengan strategi transformasi industri dan teknologi.Industri semacam ini dikaitkan
dengan program peningkatan ketrampilan dan penguasaan teknologi.
Penguasaan dan pengembangan teknologi merupakan upaya pembinaan manusia menjadi lebih terampil dan bermutu. Tetapi harus disadari
bahwa penguasaan teknologi ini bukan hanya membutuhkan tenaga terampil saja tetapi juga dana yang besar dan waktu.
Contoh: Industri alat pertanian, industri alat bangunan dan peralatan pabrik, industri kendaraan bermotor, kapal dan pesawat terbang,
industri elektronika dan komunikasi (ICT), industri peralatan rumah tangga dan lain-lain.
Masalah:
? Keengganan pemilik teknologi dari luar negeri mengalihkan teknologinya.
? Pengusaha dan investor kita masih berorientasi rent seeking.
?Masyarakat yang masih berorientasi barang atau merek luar negeri. Sistem pengadaan barang pemerintah kurang memihak produk dalam
negeri, melainkan lebih mengutamakan transparansi (tender).
?Pasar dalam negeri memberikan peluang yang lebih besar kepada produk dan jasa buatan luar negeri. : industri minyak dan gas bumi
(termasuk LNG), industri hasil pertambangan, industri hasil kehutanan, industri hasil laut dan lain-lain.

Dalam rangka pemupukan dana pembangunan, industri yang bertujuan ekspor tersebut merupakan industri yang memegang peran penting dalam
ekonomi kita. Oleh karena itu usaha-usaha pemilihan teknologi serta efisiensi produksi perlu terus dilakukan dan dikembangkan agar
keunggulan komparatif yang dimilik oleh sumber daya alam tersebut dapat dikembangkan atau setidak-tidaknya dapat dipertahankan.
Teknologi yang diperlukan perlu dipilih dari teknologi yang paling mutakhir, efisien dan teruji.Dalam hal ini masalah alih dan penguasaan
teknologi bukan menjadi syarat yang penting.
Masalah :
 Masih terus terkotak-kotaknya kebijakan dalam proses industri
secara menyeluruh, seperti Departemen Pertanian, Departemen
Kehutanan, Departemen ESDM, Departemen Perindustrian, dan
Departemen Perdagangan. InteresT dan fokus masing-masing
DEPARTEMEN, menghambat proses menuju industri hilir. Contoh:
Gas Alam, Batu Bara, Sawit, Coklat/kakao, Biji Mete, Rumput Laut,
Kayu, Rotan dll.
 Perubahan pasar dari komoditi primer menjadi produk intermediate
atau produk akhir, tidak dipersiapkan dengan perluasan pasar yang
tepat.Dominasi pembeli yang datang atau foreign buyer lebih
menonjol daripada usaha eksportir.
 Peningkatan ekspor komoditi primer sering dikaitkan dengan
pengamanan balance of payment ekonomi nasional.
 Tekanan negara-negara industri maju, agar kita tetap sebagai
penghasil komoditi primer untk industri mereka.
Industri Yang Dikaitkan Dengan
Pembangunan Manusia
Salah satu sumber daya yang kita miliki yang sekaligus juga menjadi tujuan
pembangunan kita adalah sumberdaya manusia itu sendiri. Pembangunan
industri yang didasarkan dan ditujukan untuk pengembangan sumber daya
manusia ini, dapat dibedakan dari segi kedudukan dan fungsinya:

1. Manusia sebagai konsumen.


Industri yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.Jadi industri
semacam ini harus benar-benar memenuhi syarat bahwa jumlah dan kualitas
yang memadai serta harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Contoh : industri pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan.
2. Manusia sebagai tenaga kerja dan pelaksana proses produksi.
Industri yang mampu menciptakan dan memperluas lapangan kerja (industri
padat karya).Untuk mendorong dan memperluas lapangan kerja tersebut
seyogyanya industri semacam ini perlu diberikan insentif.Setidak-tidaknya
keringanan dapat diberikan kepada industri yang memerlukan investasi per
tenaga kerja yang rendah.
Contoh : kelompok aneka industri baik untuk pasar dalam negeri maupun
ekspor (foot loose industries), merupakan bagian dari regionalisasi dan
globalisasi pemegang merek.
3. Manusia sebagai pembawa teknologi.
Dalam rangka mentransformasikan bangsa dan negara kita menjadi negara
industri, untuk itu perlu dikembangkan industri rekayasa dan
manufaktur.Pengembangan industri yang dikaitkan dengan strategi
transformasi industri dan teknologi.Industri semacam ini dikaitkan dengan
program peningkatan ketrampilan dan penguasaan teknologi.
Penguasaan dan pengembangan teknologi merupakan upaya pembinaan
manusia menjadi lebih terampil dan bermutu. Tetapi harus disadari bahwa
penguasaan teknologi ini bukan hanya membutuhkan tenaga terampil saja
tetapi juga dana yang besar dan waktu.
Contoh: Industri alat pertanian, industri alat bangunan dan peralatan pabrik,
industri kendaraan bermotor, kapal dan pesawat terbang, industri
elektronika dan komunikasi (ICT), industri peralatan rumah tangga dan lain-
lain.

Masalah:
 Keengganan pemilik teknologi dari luar negeri mengalihkan teknologinya
 Pengusaha dan investor kita masih berorientasi rent seeking.
 Masyarakat yang masih berorientasi barang atau merek luar negeri. Sistem
pengadaan barang pemerintah kurang memihak produk dalam negeri,
melainkan lebih mengutamakan transparansi (tender).
 Pasar dalam negeri memberikan peluang yang lebih besar kepada produk
dan jasa buatan luar negeri.
Industri Yang Merupakan Program Keterkaitan Antar
Sektor Industri Dan/Atau Sektor Ekonomi Lainnya
Kebijakan Industri yang dibangun agar terjadi keterkaitan antar sektor industri, atau
keterkaitan dengan sektor ekonomi lainnya. Jadi yang diperlukan adalah
kebijakan industri yang diperlukan untuk menutup mata rantai proses industri.
Contoh :
- Alumina: Peleburan aluminium di Asahan, karena tersedianya listrik yang
murah, dan bahan baku alumina diimpor. Disisi lain bahan baku untuk alumina
yaitu bauxit yang kita miliki diekspor. Jadi sebenarnya diperlukan industri
produksi alumina, yang diperlukan untuk menutup mata rantai proses produksi.
- Iron pellet: Industri besi baja dikembangkan karena kita menggunakan proses
direct reduction karena memiliki gas alam. Bisi besi yang berbentuk pellet
diimpor. Disisi lain kita mengekspor pasir besi dan biji besi, yang sebenarnya bisa
dijadikan pellet.
- Singkong (ethanol ) bahan bakar pengganti bbm yang ramah lingkungan
- Industri gula dengan sektor pertanian tebu. Perlu ada kejelasan hubungan
antara petani tebu dan industri gula.
Masalah:
- Penguasa kebijakan yang terkotak-kotak, mempersulit kebijakan terintergrasi.
- Turunnya harga komoditi dipasar internasional, sering dibebankan hanya
kepada petani.
- Industri produk antara kalau hanya ditujukan untuk kebutuhan dalam negeri,
belum mencapai keekonomiannya.
Dalam bidang industri dan teknologi yang mana kita harus mandiri untuk
bisa sejajar berhadapan dengan negara-negara industri maju dengan
posisi tawar yang baik dalam era globalisasi ini ? Teknologi dan industri
itulah yang akan menjadi pilihan untuk diutamakan, atau menjadi
prioritas.

Pendekatan klasik yang banyak diterapkan oleh negara-negara


berkembang, dengan jumlah penduduk yang banyak, dalam
menentukan industri yang strategis, adalah dikuasainya industri dasar,
baik logam maupun kimia, serta industri berat, alat konstruksi dan
pertanian.

Bagi negara dengan geografi yang luas dan jumlah penduduk yang besar,
menempatkan industri peralatan transportasi, konversi energi dan
telekomunikasi sebagai industri strategis merupakan pilihan yang
penting

Hambatan utama adalah skala keekonomiannya, ekonomi kita pada saat ini
belum dapat menyerap kapasitas yang terpasang, sehingga kerjasama
regional dan pasar ekspor harus menjadi andalan

Anda mungkin juga menyukai