Anda di halaman 1dari 84

Daftar Pustaka

Anonim, (1993).Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan,

Jakarta.

Anonim, (1997).Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2007 tentang

Transportasi, Jakarta

Artana; FiskusEersta Y, WiwienDwiWinarto, Ir.Drs.DjokoSetijowarno,MT. Analisis

Operasional Angkutan Taksi Di Kota Semarang. Simposium III FSTPT,

ISBN no. 979-96241-0-X.

Aryawan; I Gede Made Oka. 2010, AnalisisKeseimbangan Kebutuhan dan Penyediaan

Angkutan Taksi Di Kota Denpasar.Simposium XIII FSTPT Universitas

Katolik Soegijapranata, Semarang.

Black, A. 1995. Urban Transport Planning.McGraw-Hill Inc. Singapore.

Ir. Titi Kurniati,MT, Ir. Ade Sjafruddin,M.Sc,Ph.D, Ir.Pamudji Widodo,M.Sc. Analisa

Tingkat KebutuhanAngkutanTaksi Kota Bandung DenganTeknik Stated

Preference. Simposium III FSTPT, ISBN no. 979-96241-0-X.

JokoSiswanto, BambangRiyantodanBrotoSunaryo. 2010. AnalisisPelayananTaksi Di

Kota Semarang BerdasarkanPendekatanKeseimbanganPermintaan Dan

Pendapatan Operator.Simposium XII FSTPT Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang.

Universitas Sumatera Utara


Lubis, KhairunnisadanMedis S Surbakti. 2010. Model PemilihanAngkutanTaksi Di Kota

Medan (Teknik Stated Preference). Simposium XII FSTPT

UniversitasKatolikSoegijapranata. Semarang.

Miro, Fidel. 2005. PerencanaanTransportasi. Erlangga.Jakarta

Morlok, K. Edward. 1991, PengantarTeknikdanPerencanaanTransportasi.Erlangga,

Jakarta.

Kusumastuti, SrieSubekti, SaptaritaKusumawati. 2011. PerananKeseimbangan Supply

Dan Demand Transportasi Di Surabaya. Seminar

NasionalAplikasiTeknologiPrasarana Wilayah 2011.

P, HaidiFaizAchmad. 2007. Analisa Model Gravity Pada Trip

DistribusiPenumpangAngkutan Kota Trayek Terminal Bratang – JMP

Surabaya. Jurnal Aplikasi ISSN. 1907-753X

Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Tranportasi..Bandung : ITB Bandung.

Tamin, Z Ofyar dan Rusmadi Suyuti. 2007. Kajian Peningkatan Matriks Asal Tujuan

Yang Dihasilkandari Data Arus Lalu lintas pada Kondisi Keseimbangan.

PROC. ITB Sains&Tek. Vol.39 A, No. 1&2,2007,23-29.

Tamin, Z dan RahayuSulistyorini.2007. Kajian Lanjut Pengembangan Model Simultan

.Media TeknikSipil.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menyusun

metodologi berdasarkan latar belakang, tujuan manfaat dan studi pustaka serta survey

pendahuluan, berkaitan dengan penilaian kinerja finansial taksi.

III.1 Studi Literatur

Studi literatur yakni pengumpulan data-data yang berhubungan dengan tugas

akhir ini yang bersumberkan buku-buku serta referensi lainnya sebagai pendekatan teori

maupun sebagai perbandingan untuk mengkaji penelitian ini. Dalam hal ini yaitu teori-

teori mengenai pemilihan moda kendaraan yang diperoleh dari buku: “Perencanaan

Pemodelan dan Rekayasa Transportasi” oleh Ofyar Z. Tamin (2008), buku “Pengantar

Teknik dan Perencanaan Transportasi” oleh Edward K. Morlok serta buku

“Perencanaan Transportasi” Oleh Fidel Miro serta tulisan-tulisan mengenai penawaran

dan permintaan transportasi serta taksi yang berasal dari beberapa jurnal.

III.2 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan dua data sumber yaitu:

 Data Primer diperoleh melalui metode pengumpulan data yang dilakukan

secara acak/random dengan memberi kuesioner kepada pengemudi taksi,

serta melakukan survey untuk mendapatkan waktu operasi taksi dan tingkat

okupansinya. Pengemudi taksi diwawancarai pada akhir perjalanan mereka

atau pada saat menunggu di pangkalan taksi. Adapun pertanyaan yang

Universitas Sumatera Utara


diajukan adalah jam operasi, jumlah perjalanan (trip), dan jarak tempuh tiap

perjalanan berpenumpang maupun tidak berpenumpang.

 Data Sekunder diperoleh melalui dari perusahaan taksi untuk memperoleh

jumlah armada taksi yang beroperasi, besarnya harga suku cadang, serta

besarnya komponen biaya operasi kendaraan. Dari data Dinas Perhubungan

kota Medan terdapat 10 operator taksi yang masih mendaftarkan

perizinannya, yaitu :

Tabel 3.1 Operator-operator yang melayani pengguna moda taksi di Kota

Medan

No. Nama Perusahaan Alamat Kantor

1 CV. EKA PRASETYA Jl. Gaperta Ujung No. 68

2 KOSTAR TAKSI Jl. Jend. A. Yani No. 112

3 KPUM TAKSI Jl. Setia Luhur No.59

4 KOKA PURA Bandara Polonia Medan

5 PT. ANGKASA BAKTI Jl. Imam Bonjol No. 47

6 PT. DELI CEPAT Jl. Mesjid No. 38

7 PT. EXPRESS LIMO NUSANTARA Jl. Bambu II komp. Graha Niaga I

8 PT. KARSA Jl. Kirana No.21

9 PT. YUKI Jl. Danau Tess

10 PT. RIDHA ALMUNAWARAH Jl. Sultan Hasanuddin No.27

11. BLUE BIRD GROUP Jl. Kapten Muslim No. 92

Universitas Sumatera Utara


Dari sejumlah operator di atas dipilih 3 (tiga) operator taksi yang selanjutnya

akan diteliti sebagai contoh aplikasi dari penelitian. Dalam hal ini dipilih adalah Taksi

Blue Bird, Taksi Express, dan Taksi Matra. Alasan pemilihan ketiga jenis taksi tersebut

adalah :

• Dari data Dinas Perhubungan Kota Medan, jumlah armadanya merupakan

yang terbanyak.

• Ketiga jenis taksi tersebut sudah memenuhi syarat/standar kendaraan yang

digunakan untuk angkutan taksi sesuai Keputusan Menteri Perhubungan

nomor: KM. 35 Tahun 2003, yang harus dilengkapi dengan:

a. Tulisan ”TAKSI” yang ditempatkan diatas atap bagian luar kendaraan.

b. Dilengkapi dengan alat pendingin udara.

c. Logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian

tengah, dengan susunan sebelah atas adalah logo perusahaan dan

sebelah bawah adalah nama perusahaan.

d. Lampu bahaya yang ditempatkan di samping kanan tanda taksi.

e. Tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboar kendaraan,

yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan taksi.

f. Radio komunikasi yang berfungsi sebagai alat berkomunikasi antara

pengemudi dengan pusat pengendali operasi dan/atau sebaliknya.

g. Argometer yang disegel oleh instansi yang berwenang

Universitas Sumatera Utara


h. Nomor urut kendaraan dari setiap perusahaan angkutan yang

ditempatkan pada bagian depan, belakang, kanan atau kiri kendaraan.

III. 3 Pengolahan Data

Data biaya operasi angkutan taksi diklasifikasikan berdasarkan jumlah operator

dan data lain yang dibutuhkan, seperti jumlah taksi yang beroperasi dan jumlah

pendapatan. Untuk mendapatkan kinerja operasi taksi, diambil sampel berdasarkan

jumlah taksi yang dimiliki setiap perusahaan. Jumlah sampel diharapkan dapat

mempersentasekan semua operasi taksi di kota Medan.

Untuk menghitung jumlah sampel yang dibutuhkan, dapat menggunakan Tabel

Krejcie-Morgan (Purnomo SA Dan Husaini Usman, 2000, hal.322). Banyak sampel

yang dipakai (S) ditentukan berdasarkan banyaknya populasi (N), dengan tingkat

keyakinan sebesar 95%, seperti terlihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Jumlah Sampel berdasarkan Krejcie-Morgan

Jumlah Populasi (N) Jumlah Sampel (S)

10 10

100 80

900 269

950 274

100 384

Sumber: Purnomo SA dan Husaini Usman, 2000

III.3 Analisis Data

Universitas Sumatera Utara


Setiap perusahaan pada 5 (lima) perusahaan taksi yang ada di kota Medan,

pengeluaran perusahaan dialokasikan terhadap salah satu dari variabel kendaraan-jam,

kendaraan-km, kebutuhan puncak, dan pendaptan sistem.

1. Kendaraan-jam

Operator kendaraan diprosentasikan pada satu elemen terbesar dari biaya

perusahaan angkutan. Pekerja yang digunakan dalam operasi kendaraan dibayar

berdasarkan jam pelayanan per-jam pada sistem operasionalnya. Pengawas operasi

angkutan dihubungkan dengan jumlah jam pelayanan yang dialokasikan pada

kategori kendaraan-jam.

2. Kendaraan-km

Pengeluaran biaya yang berhubungan langsung dengan kilometer sistem operasi

taksi adalah sebagai berikut:

a. Pengeluaran bahan bakar, ban dan peralatan pemeliharaan merupakan fungsi

dari kilometer operasi.

b. Pengeluaran material dari bahan kendaraan, rem, mesin, dan transmisi

merupakan fungsi dari elemen-elemen dalam bentuk kilometer.

c. Pengeluaran pajak dan pengeluaran lainnya merupakan kategori kendaraan-km.

3. Kebutuhan kendaraan puncak

Pengeluaran yang tidak bervariasi merupakan fungsi parameter (kendaraan-jam atau

kendaraan-km). Sebagai contoh adalah biaya untuk menyediakan fasilitas

pemeliharaan dari operasi untuk kendaraan yang tersedia per jumlah kendaraan yang

tersedia per jumlah jam atau km pada pelayanan yang disediakan. Pengeluaran

material yang bervariasi juga berhubungan dengan kebutuhan puncak. Besar

pengeluaran overhead akan bervariasi sesuai dengan jumlah kendaraan yang

Universitas Sumatera Utara


beroperasi pada sistem operasional, termasuk biaya perijinan, gaji karyawan kantor,

biaya pengelolaan dan penyesuaian nilai kendaraan.

4. Pendapatan sistem operasional

Biaya operasional hasil dari kerusakan kendaraan dikategorikan pada pendapatan

sistem operasi. Pajak lalu lintas juga dimasukkan pada kategori ini karena berkaitan

dengan system operasional.

Dalam menganalisa data, bila data itu layak maka dapat segera dievaluasi, dan bila

tidak layak maka data-data tersebut harus diulang kembali dari pengumpulannya.

III.4 Evaluasi

Untuk menghitung jumlah armada taksi yang ideal sesuai permintaan, pelayanan

dan tingkat okupansinya serta variabel-variabel lain yang berpengaruh dapat dievaluasi

berdasarkan Uji Statistik yang memadai.

Pengambilan banyaknya sampel dilakukan dilakukan berdasarkan metode

Krejcie-Morgan, dengan menginterpolasi banyaknya populasi taksi yang ada di kota

Medan.

Permintaan pelayanan dihitung dari banyaknya permintaan melalui telepon lewat

operator pengelola angkutan taksi maupun permintaan pelayanan dari pinggir jalan atau

dari pangkalan taksi.

III.5 Kesimpulan Dan Saran

Universitas Sumatera Utara


Tahap ini menjelaskan hasil dari penelitian yang ditampilkan dalam bentuk tabel

atau grafik maupun diagram, yang selanjutnya dapat ditarik kesimpulan dengan disertai

saran, pendapat dan rekomendasinya.

III.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan sudi ini adalah sebagai berikut :

B A B I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

B A B II : STUDI PUSTAKA

Dalam bab ini akan membahas teori-teori yang akan digunakan dalam

menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam penelitian tugas akhir.

BAB IV : METODOLOGI

Dalam bab ini membahas kerangka pikir dan prosedur-prosedur dari pemecahan

masalah.

BAB V : PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA

Dalam bab ini dipaparkan data-data penelitian yang didapat dari hasil survey

untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan diambil kesimpulan mengenai hasil analisis dan

pembahasan.

Secara keseluruhan kegiatan penyusunan Tugas Akhir inidapat digambarkan

dalam bagan alir yang terlihat pada Gambar III.1 di bawah :

Latar Belakang, Penentuan Tujuan, Judul dan Lingkup Studi

Universitas Sumatera Utara


Persiapan:
- Survei Pendahuluan
- Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

• Jarak Tempuh Taksi • Jumlah Perusahaan Taksi dan


• Jarak Tempuh Isi Penumpang Taksi jumlah armada taksi yang
• Jumlah perjalanan (trip) taksi dalam 1 beroperasi
hari • Harga suku cadang kendaraan
• Biaya operasi kendaraan

Pengolahan Data :
- Okupansi Taksi
- Biaya Operasional Kendaraan
- Pendapatan Perusahaan

Analisa Data

- Pengujian Statistik

Hasil

Kesimpulan Dan Saran

Gambar 4.1 Bagan Alir Metodologi Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.2. Peta Jaringan Jalan Kota Medan

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Produk Perusahaan Taksi

Produk perusahaan taksi adalah jasa angkutan yang mengangkut penumpang

untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan membayar sejumlah

ongkos. Secara lebih rinci produk dari perusahaan angkutan taksi antara lain:

a. Jam operasi, yaitu jam kerja taksi mulai keluar dari garasi/pool perusahaan

sampai taksi kembali lagi ke garasi. Khusus angkutan taksi, jam kerja lebih

banyak daripada angkuatan publik lainnya, bahkan jam operasinya ada yang

24 jam sehari.

b. Panjang perjalanan, yaitu jarak yang ditempuh oleh taksi dalam waktu

tertentu. Satuan yang biasa digunakan adalah kilometer. Dalam satu hari,

rata-rata panjang perjalanan taksi adalah 250 kilometer/hari.

c. Perjalanan isi, yaitu panjang jarak tempuh taksi berpenumpang pada

sejumlah trip (perjalanan). Satuan yang dipakai adalah perjalanan kilometer.

d. Jarak tempuh, yaitu panjang perjalanan berpenumpang setiap kali

menggunakan taksi. Satuan yang dipakai adalah kilometer.

e. Jumlah trip, yaitu banyaknya perjalanan taksi yang dilakukan taksi dalam

mengangkut penumpang.

Universitas Sumatera Utara


IV.2 Jam Operasi Taksi

Jam operasi taksi masing-masing perusahaan senantiasa berbeda-beda,

tergantung kebijaksanaan dari pengelolaannya. Sebagai contoh adalah jam kerja

operasional Taksi Blue Bird yaitu 24 jam operasi perhari. Bila jumlah Taksi Blue Bird

jenis Toyota Limo yang beroperasi 500 unit dengan jam operasi 24 jam perhari, maka

total produksinya sebanyak 500 x 24 = 12.000 jam/hari. Perusahaan Taksi Express

mempunyai taksi jenis Vios Limo (120 unit) dioperasikan selama 24 jam/hari, maka

total produksinya 120 x 24 = 2.880 jam/hari. Untuk Taksi Matra (jenis Limo) yang

berjumlah 200 unit mempunyai jam operasi selama 24 jam/ hari, maka total

produksinya 200 x 24 = 4.800 jam/hari.

IV.3 Panjang Perjalanan Taksi

Operasi taksi dalam mencari penumpang biasanya berkeliling ke tempat-tempat

yang ramai, sehingga memudahkan calon penumpang untuk mendapatkannya. Panjang

perjalanan taksi berkaitan pula dengan biaya operasinya, karena semakin jauh

perjalanannya maka semakin besar juga biaya operasinya.

Berdasarkan pengolahan data hasil survai, panjang perjalanan perhari masing-

masing taksi dapat dilihat pada tabel 4.1. s/d 4.3. berikut ini:

Tabel 4.1 Panjang Perjalanan Taksi Blue Bird / Hari


Panjang Perjalanan / Hari
Taksi 1 Taksi 2 Taksi 3 Taksi 4 Taksi 5 Taksi 6 Taksi 7 Taksi 8
No (Km) (Km) (Km) (Km) (Km) (Km) (Km) (Km)
1 238 251 251 226 248 229 260 259
2 244 213 240 246 257 262 255 256
3 237 267 235 247 226 256 247 249
4 267 237 217 229 252 238 242 244
5 228 248 226 234 247 230 251 238
6 250 240 255 265 250 249 255 257

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.1 Panjang Perjalanan Taksi Blue Bird / hari
Panjang Perjalanan / Hari
Taksi 1 Taksi 2 Taksi 3 Taksi 4 Taksi 5 Taksi 6 Taksi 7 Taksi 8
No (Km) (Km) (Km) (Km) (Km) (Km) (Km) (Km)
7 255 230 260 258 264 234 248 250
8 235 260 259 238 247 240 254 248
9 260 236 235 257 231 232 261 258
10 235 248 246 237 236 231 253 255
11 240 256 230 265 256 245 257 267
12 235 230 235 250 252 247 255 253
13 240 212 255 228 230 216 236 241
14 239 250 230 236 235 230 241 235
15 224 265 252 231 256 235 256 256
16 255 245 238 260 255 243 253 245
17 245 221 247 250 240 210 232 230
18 235 257 236 235 239 222 245 240
19 220 251 217 255 248 227 232 246
20 225 237 249 245 256 250 253
Jumlah (159
38,730
Unit)
Rata-
243.58
Rata/Hari
Sumber: Hasil Pengolahan Data Taksi Blue Bird

Diskripsi Statistik:
Mean 243,58
Standard Deviation 0,005

Tabel 4.2. Panjang Perjalanan Taksi Express / hari


Panjang Perjalanan/Hari
Taksi 1 Taksi 2 Taksi 3 Taksi 4 Taksi 5 Taksi 6
No (Km) (Km) (Km) (Km) (Km) (Km)
1 260 262 248 249 250 245
2 241 235 260 243 238 240
3 253 249 254 241 241 248
4 248 251 245 254 252 240
5 259 246 231 240 243
Jumlah (29
unit) 7166
Rata-rata/Hari 247.1
Sumber: Hasil Pengolahan Data Taksi Express

Diskripsi Statistik:
Mean 247.1
Standard Deviation 0,022

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3. Panjang Perjalanan Taksi Matra / hari
Panjang Perjalanan
Taksi 1 Taksi 2 Taksi 3 Taksi 4 Taksi 5 Taksi 6
No (Km) (Km) (Km) (Km) (Km) (Km)
1 245 250 242 248 244 251
2 248 240 235 234 229 252
3 237 236 236 221 234 228
4 239 242 245 238 238 240
5 238 237 237 239 239 227
6 237 238 237 240 237 246
7 241 246 237 251 245 236
8 239 229 233 240 239 244
9 240 244 241 237 251 238
10 238 239 237 240 239
Jumlah (59
Unit) 14,128
Rata-Rata/Hari 239.46
Sumber: Hasil Pengolahan Data Taksi Matra

Diskripsi Statistik:
Mean 239.46
Standard Deviation 0,005

IV.4 Perjalanan Isi

Perjalanan isi adalah jarak tempuh taksi berpenumpang pada setiap kali

perjalanan (trip). Panjang perjalanan taksi ini merupakan perkalian antara panjang

tempuh taksi berpenumpang pada setiap trip yang dikalikan dengan banyaknya

trip/perjalanan taksi berpenumpang.

Untuk memperoleh banyaknya perjalanan taksi ini, maka bagi setiap taksi

diharapkan mampu mengangkut penumpang seoptimal mungkin. Bermacam cara yang

dapat dilakukan untuk mendapatkan penumpang sebanyak-banyaknya adalah dengan

cara :

a. Berjalan terus memutari kota untuk mencari penumpang, terutama di daerah

pusat perdagangan.

Universitas Sumatera Utara


b. Menunggu di pangkalan-pangkalan taksi atau tempat-tempat keramaian,

terminal, stasiun kereta api, disekitar pusat perbelanjaan dan sebagainya.

c. Memasang alat komunikasi sehingga jika ada penumpang yang akan

menggunakan jasa taksi dapat melalui lewat telpon kantor perusahaan dan

diteruskan kepada taksi yang sedang beroperasi di jalan.

Hasil yang diperoleh dari perjalanan ini diharapkan dapat menutup biaya operasi

kendaraan pada saat taksi berjalan tanpa penumpang.

IV.5 Jarak Tempuh Tiap Perjalanan Isi

Jarak tempuh tiap perjalanan isi adalah jarak tempuh taksi rata-rata setiap kali

mengangkut penumpang. Berdasarkan pengolahan dari data survei, jarak tempuh

perjalanan isi per trip /hari untuk masing-masing taksi dilihat pada tabel 4.4. s/d 4.6

berikut ini :

Tabel 4.4 Jarak Tempuh Taksi Blue Bird / Trip / Hari


Jarak Tempuh/Trip/Hari
Taksi 1 Taksi 2 Taksi 3 Taksi 4 Taksi 5 Taksi 6 Taksi 7 Taksi 8
No (km) (km) (km) (km) (km) (km) (km) (km)
1 7 7 7 8 6 8 7 7
2 8 6 7 9 7 7 7 6
3 10 7 8 8 9 9 12 7
4 7 9 12 9 10 13 7 7
5 12 10 8 12 8 7 8 9
6 8 8 12 7 7 7 10 9
7 7 5 7 8 6 11 8 7
8 9 7 7 8 7 8 12 8
9 8 11 6 11 12 9 7 14
10 5 7 11 9 6 6 8 9

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.4 Jarak Tempuh Taksi Blue Bird / Trip / Hari

Jarak Tempuh/Trip/Hari
Taksi 1 Taksi 2 Taksi 3 Taksi 4 Taksi 5 Taksi 6 Taksi 7 Taksi 8
No (km) (km) (km) (km) (km) (km) (km) (km)
11 6 8 8 7 8 7 10 7
12 6 11 7 12 11 8 9 11
13 7 8 12 11 7 6 8 8
14 11 7 6 8 12 5 10 11
15 6 13 7 6 12 7 8 7
16 10 8 6 7 8 5 6 5
17 7 12 8 7 8 11 8 7
18 11 9 9 7 8 10 11 7
19 7 7 11 12 7 9 8 5
20 9 7 8 8 7 7 6
Jumlah
(159 Unit) 1316
Rata-
Rata/Hari 8,277
Sumber : Hasil Pengolahan Data Taksi Blue Bird

Dekripsi Statistik
Mean 8,277
Standard Deviation 0,036

Tabel 4.5 Jarak Tempuh Taksi Express / Trip / Hari


Jarak Tempuh Taksi / Trip / Hari
No Taksi 1 (Km) Taksi 2 (Km) Taksi 3 (Km) Taksi 4 (Km) Taksi 5 (Km) Taksi 6 (Km)
1 7 7 7 8 7 7
2 11 8 8 7 8 7
3 7 9 7 8 9 7
4 8 7 8 8 7 8
5 9 7 7 7 7
Jumlah (29 unit) 222
Rata-rata/hari 7.65
Sumber : Hasil Pengolahan Data Taksi Express

Deskripsi Statistik
Mean 7,65
Standard Deviation 0,016

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.6 Jarak Tempuh Taksi Matra / Trip / Hari
Jarak Tempuh Taksi / Trip / hari
No taksi 1 (km) taksi 2 (km) taksi 3 (km) taksi 4 (km) taksi 5 (km) taksi 6 (km)
1 6 6 6 7 6 7
2 7 6 6 6 6 9
3 9 6 8 7 7 7
4 7 6 6 7 8 6
5 6 8 5 7 8 7
6 8 7 7 6 7 8
7 6 6 7 5 7 7
8 8 7 8 7 10 5
9 6 10 6 6 6 8
10 7 7 6 8 8
jumlah (59 unit) 407
Rata-rata/hari 6.9
Sumber : Hasil Pengolahan Data Taksi Matra

Deskripsi Statistik :
Mean 6.9
Standard Deviation 0.042

IV.6 Jumlah Trip per hari

Jumlah trip per hari merupakan banyaknya perjalanan taksi yang dilakukan

dalam mengangkut penumpang per hari. Dari pengolahan data hasil survai, jumlah trip

per hari masing-masing taksi dapat dilihat pada tabel 4. 7 s/d 4.9 berikut ini:

Tabel 4.7 Jumlah Trip Taksi Blue Bird


Jumlah Trip / Hari
No Taksi 1 Taksi 2 Taksi 3 Taksi 4 Taksi 5 Taksi 6 Taksi 7 Taksi 8
(kali) (kali) (kali) (kali) (kali) (kali) (kali) (kali)
1 17 16 16 12 16 13 18 17
2 15 17 15 13 17 18 17 18
3 11 18 14 14 11 14 9 15
4 18 13 9 12 12 9 17 16
5 9 11 13 9 16 15 15 12

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7 Jumlah Trip Taksi Blue Bird
Jumlah Trip / Hari
No Taksi 1 Taksi 2 Taksi 3 Taksi 4 Taksi 5 Taksi 6 Taksi 7 Taksi 8
( kali) (kali) (kali) (kali) (kali) (kali) (kali) (kali)
6 16 15 10 18 17 17 12 14
7 13 17 18 16 18 10 16 17
8 13 18 16 14 16 15 10 15
9 16 10 15 11 9 14 18 9
10 18 15 10 13 18 16 15 14
11 15 16 15 18 16 17 12 18
12 17 11 17 10 11 15 13 11
13 16 12 11 9 16 17 14 14
14 10 16 14 14 9 16 11 10
15 18 10 16 17 10 17 16 15
16 12 15 17 18 17 18 17 18
17 17 9 15 16 13 9 13 13
18 10 14 12 17 14 11 10 17
19 16 17 19 10 15 12 14 16
20 14 16 15 15 17 16 16
Jumlah
(159u nit) 2279
Rata-rata/hari 14.33
Sumber : Pengolahan Data Taksi Blue Bird

Diskripsi Statistik
Mean 14.33
Standard Deviation 0,024

Tabel 4.8 Jumlah Trip Taksi Express / Hari


Jumlah Trip / hari
No.
Taksi 1 (kali) Taksi 2 (kali) Taksi 3 (kali) Taksi 4 (kali) Taksi 5 (kali) Taksi 6 (kali)
1 14 11 13 10 14 14
2 13 14 10 14 13 13
3 12 15 12 13 11 15
4 13 14 14 13 14 12
5 14 13 10 14 13

Jumlah ( 29 unit ) 375


Rata-rata / hari 12.93
Sumber : Pengolahan Data Taksi Express

Diskripsi Statistik
Mean 12.934
Standard Deviation 0,025

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.9 Jumlah Trip Taksi Matra / Hari
Jumlah Trip / hari
No
Taksi 1 (kali) Taksi 2 (kali) Taksi 3 (kali) Taksi 4 (kali) Taksi 5 (kali) Taksi 6 (kali)
1 11 14 12 11 12 10
2 13 13 14 10 11 12
3 11 10 13 14 9 14
4 11 11 13 14 12 11
5 10 8 11 10 13 13
6 12 10 10 13 10 14
7 12 11 14 13 11 10
8 13 10 13 8 9 13
9 11 14 13 11 13 13
10 10 10 10 12 12
jumlah (59 unit) 686
Rata-rata/hari 11.63
Sumber : Pengolahan Data Taksi Matra

Diskripsi Statistik
Mean 11.62
Standard Deviation 0,026

IV.7 Okupansi Perjalanan Taksi

Okupansi adalah perbandingan antara panjang perjalanan taksi berpenumpang

dengan total panjang perjalanan taksi isi penumpang ditambah dengan panjang

perjalanan tanpa penumpang. Dari pengolahan data survei, okupansi perjalanan rata-rata

per hari masing-masing taksi dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.11 di bawah

ini :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10 Okupansi Harian Rata-Rata (%)
Panjang
Perjalanan Jlh. Trip Jarak
Nama per Hari Jarak Tempuh / per Hari Perjalanan Isi Okupansi
No. Taksi (km) Trip /hari (km) (km) per Hari (km) (%)
g = f/c x
a b c D e f = dxe 100%
1 Blue Bird 243.58 8.3 14.3 118.69 49%
2 Express 247.1 7.6 12.9 98.04 40%
3 Matra 239.5 6.9 11.63 80.247 34%
Rata-rata 243.3933 7.6 12.94333 98.99233 41%
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

50%

40%
Okupansi (%)

30%

20%

10%

0%
Blue Bird Taksi Express Taksi Matra

Nama Taksi

Gambar 4.1. Okupansi Harian Rata-rata (%)

IV.8 Pelayanan dan Permintaan Taksi

Pelayanan taksi di Kota Medan, sesuai dengan jumlah armada taksi yang

beroperasi sebanyak 720 unit dan dioperasikan oleh 3 (tiga) buah operator / perusahaan

taksi. Dari sejumlah taksi yang beroperasi di Kota Medan, diambil sampel penelitian

sesuai dengan Metode Krejcie-Morgan, bahwa jumlah taksi (N) = 900, maka sampel

yang dibutuhkan S = 269 sedangkan jumlah taksi (N) = 100 sampel yang dibutuhkan S

Universitas Sumatera Utara


= 80. Dengan cara interpolasi maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 247 unit

dari 720 unit taksi yang ada di Kota Medan.

Tabel 4.11 Jumlah Taksi dan Sampel Penelitian


Jumlah Taksi yang Jumlah Sampel
No. Nama Perusahaan Taksi
Beroperasi (unit) Penelitian (unit)

1 Blue Bird Group 500 159

2 PT. Express Limo Nusantara 120 29

3 PT. Matra Taksi 200 59

Jumlah Taksi 820 247

Sumber : Pengolahan Data Primer

Jumlah Taksi yang Beroperasi


(unit)
600 Jumlah Sampel Penelitian
(unit)
Jumlah Taksi

400

200

0
Blue Bird Group PT. Express Limo PT. Matra Taksi
Nusantara
Nama Taksi

Gambar 4.2 Jumlah Taksi dan Sampel Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Permintaan jasa angkutan di Kota Medan berdasarkan panggilan lewat telepon

dapat terlihat pada Tabel 4.12 dan Gambar 4.3 berikut ini :

Tabel 4.12. Panggilan taksi lewat telepon dalam satu tahun


N Jumlah Panggilan Panggilan Terlayani Panggilan Tak Terlayani
Nama Perusahaan Taksi
o (kali) (kali) (kali)

1 Blue Bird Group 324.898 226.669 98.229

PT. Express Limo


2 134.551 104.305 30.246
Nusantara

3 PT. Matra Taksi 30.799 215.685 92.305

Jumlah Penelepon 767.439 546.659 220.78

Persentase 100% 71.2% 28.8%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder

350
Jumlah Penelpon (kali)

300
250
200 Jumlah Panggilan (kali)
150
100 Panggilan Terlayani (kali)
50
0 Panggilan Tak Terlayani
(kali)
Blue Bird PT. Express PT. Matra
Group Limo Taksi
Nusantara

Nama Taksi

Gambar 4.3. Panggilan taksi lewat telepon dalam setahun

Dari data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak permintaan yang belum

terlayani sejumlah 220.78 panggilan (28.8 %), sedangkan yang terlayani 546.659

panggilan (71.2%). Ini berarti bahwa di Kota Medan masih kekurangan taksi, namun

mengingat waktu panggilan yang bersamaan dengan jam sibuk sehingga banyak taksi

Universitas Sumatera Utara


yang sedang terpakai. Terkait dengan tingkat okupansi yang rata-rata 41%, hal ini

menunjukkan bahwa pelayanan (supply) taksi di Kota Medan masih lebih besar dari

permintaannya (demand).

IV.9. Pendapatan Perusahaan

Perusahaan angkutan taksi merupakan perusahaan swasta yang bergerak di

bidang angkutan publik, sehingga di samping bertujuan untuk mencari keuntungan,

perusahaan taksi juga harus memberi keuntungan bagi masyarakat. Keuntungan

perusahaan angkutan taksi diperoleh antara lain bila taksi selalu terisi penumpang

dengan tarip/ongkos yang tinggi.

Hasil penghitungan pendapatan perusahaan taksi per unit/tahun sesuai jumlah

sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Gambar 4.4 berikut ini :

Tabel IV.13. Perhitungan Pendapatan Perusahaan / unit


/ tahun
Tipe/ Jumlah Jlh. Jam Pendapatan
Merek Kendar operasi Besar Pendapatan Perusahaan /
Nama Kenda aan per hari setoran per hari unit / tahun
No Taksi raan (unit) (jam) (Rp) (Rp) (Rp)
A b c d E f g = dxf I
blue
1 bird Limo 159 24 500,000 79,500,000 175,000,000

2 Express Limo 29 24 450,000 13,050,000 157,500,000

3 matra Exel 59 24 400,000 23,600,000 140,000,000


Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Universitas Sumatera Utara


200.000.000
180.000.000 Pendapatan Perusahaan /
160.000.000 unit / tahun (Rp)
140.000.000
120.000.000
100.000.000
80.000.000
60.000.000
40.000.000
20.000.000
0
blue bird taksi express taksi matra

Gambar 4.4. Pendapatan Perusahaan / unit / tahun

IV.10 Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan

Tabel IV. 14 Data Spare Part


No Komponen Taksi Satuan Harga Spare Part (Rp)
1 BBM liter 4,500
2 Ban buah 400,000
3 Oli Mesin liter 155,000
4 Oli Gemuk tube 45,000
5 Oli Transmisi liter 244,000
6 Minyak Rem botol 45,000
7 Accu pcs 450,000
8 Filter Udara pcs 191,000
9 Filter Bensin pcs 350,000
10 Filter Oli pcs 60,000
11 Lager Depan pcs 1,000,000
12 Lager Belakang pcs 450,000

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV. 14 Data Spare Part
No Komponen Taksi Satuan Harga Spare Part (Rp)

13 Pirodo Depan set 250,000

14 Pirodo Belakang set 250,000

15 Ball Joint pcs 220,000

16 Cross Member pcs 750,000

17 Pelat Kopling set 650,000

18 Matahari set 700,000

19 Drag Laher set 600,000

20 Bearing (Laher) set 600,000

21 Timing Belt pcs 300,000

22 Fan Belt set 300,000

23 Busi pcs 60,000

24 CDI set 2,500,000

Sumber : Pengolahan Data

IV.10.1 Biaya Operasional Taksi Blue Bird

Tabel IV.15 Biaya Tetap (fixed cost) Taksi Blue Bird


A karateristik kendaraan
1 Type Sedan
2 jenis pelayanan Taksi
3 kapasitas / daya angkut 4 orang
4 harga kendaraan 200,000,000

B Biaya Langsung
1 Overhead 40,000,000
2 pendapatan supir 17,500,000
3 biaya lain-lain 7,000,000
Total 64,500,000

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.15 Biaya Tetap (fixed cost) Taksi Blue Bird
No Komponen Biaya Durasi Waktu
Harga (Rp.) Biaya Per Tahun (Rp)
1 STNK 1 tahun
800,000 800,000
2 Ijin Operasi 5 tahun
150,000 30,000
3 Biaya Argometer 6 bulan
60,000 120,000
4 KIR 6 bulan 65,000 130,000
5 Biaya kartu pengawasan 1 tahun
30,000 30,000
6 Biaya Radio Mobil 1 tahun
25,000 25,000
7 IPAKBU 8 tahun
1,000,000 125,000
Total
1,260,000
Total biaya tetap
65,760,000
Sumber : Pengolahan Data

Tabel IV. 16 Biaya Tidak Tetap (variable cost) Taksi Blue Bird
Jarak
Jumlah Jarak Tempuh Biaya Per Tahun
No Komponen Pemakaian Harga (Rp)
Pemakaian Per Tahun (Km) (Rp)
(km)
1 BBM 14 1 liter 4,500 85253 27,402,750
2 Ban 60,000 4 buah 800,000 85253 4,546,827
3 Oli Mesin 7,500 4 liter 155,000 85253 1,761,895
4 Oli Gemuk 20,000 1 tube 45,000 85253 191,819
5 Oli Transmisi 70,000 4 liter 244,000 85253 297,168
6 Minyak Rem 100,000 2 botol 45,000 85253 38,364
7 Accu 110,000 1 pcs 450,000 85253 348,762
8 Filter Udara 25,000 1 pcs 191,000 85253 651,333
9 Filter Bensin 60,000 1 pcs 350,000 85253 497,309
10 Filter Oli 22,500 1 pcs 60,000 85253 227,341
11 Lager Depan 80,000 1 pcs 1,000,000 85253 1,065,663
12 Lager Belakang 100,000 1 pcs 450,000 85253 383,639
13 Pirodo Depan 25,000 1 set 250,000 85253 852,530
14 Pirodo Belakang 75,000 1 set 250,000 85253 284,177
15 Ball Joint 40,000 1 pcs 220,000 85253 468,892
16 Cross Member 100,000 1 pcs 750,000 85253 639,398
17 Pelat Kopling 110,000 1 set 650,000 85253 503,768
18 Matahari 110,000 1 set 700,000 85253 542,519
19 Drag Laher 110,000 1 set 600,000 85253 465,016
20 Bearing (Laher) 110,000 1 set 600,000 85253 465,016
21 Timing Belt 50,000 1 pcs 300,000 85253 511,518
22 Fan Belt 110,000 1 set 300,000 85253 232,508
23 Busi 20,000 4 pcs 60,000 85253 255,759
24 CDI 80,000 1 set 2,500,000 85253 2,664,156
Jumlah
45,298,126

Universitas Sumatera Utara


Total Biaya Operasional Kendaraan Taksi Blue Bird
= Biaya Tetap + Biaya Variabel

= 65,760,000 + 45,298,126

= Rp 111.058.126.

IV.10.2 Biaya Operasional Taksi Express

Tabel IV.17 Biaya Tetap (fixed cost)


A karateristik kendaraan
1 Type Sedan
2 jenis pelayanan Taksi
3 kapasitas / daya angkut 4 orang
4 harga kendaraan 170,000,000
B Biaya Tetap
1 Overhead 34,000,000
2 pendapatan supir 17,500,000
3 biaya lain-lain 7,000,000
Total 58,500,000
No Komponen Biaya Durasi Waktu
Harga (Rp.) Biaya Per Tahun (Rp)
1 STNK 1 tahun
800,000 800,000
2 Ijin Operasi 5 tahun
150,000 30,000
3 Biaya Argometer 6 bulan 60,000 120,000
4 KIR 6 bulan 65,000 130,000
5 Biaya kartu pengawasan 1 tahun 30,000 30,000
6 Biaya Radio Mobil 1 tahun
25,000 25,000
7 IPAKBU 8 tahun
1,000,000 125,000
Total 1,260,000
Total Biaya Tetap 59,760,000
Sumber : Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.18 Biaya Variabel (variable cost)
Jarak Jumlah Jarak
Pemakaian Pemakaia Tempuh Per Biaya Per
No Komponen (km) n Harga (Rp) Tahun (Km) Tahun (Rp)
1 BBM 14 1 liter 4,500 86870 27,922,500
2 Ban 60,000 4 buah 800,000 86870 4,633,067
3 Oli Mesin 7,500 4 liter 155,000 86870 1,795,313
4 Oli Gemuk 20,000 1 tube 45,000 86870 195,458
5 Oli Transmisi 70,000 4 liter 244,000 86870 302,804
6 Minyak Rem 100,000 2 botol 45,000 86870 39,092
7 Accu 110,000 1 pcs 450,000 86870 355,377
8 Filter Udara 25,000 1 pcs 191,000 86870 663,687
9 Filter Bensin 60,000 1 pcs 350,000 86870 506,742
10 Filter Oli 22,500 1 pcs 60,000 86870 231,653
11 Lager Depan 80,000 1 pcs 1,000,000 86870 1,085,875
12 Lager Belakang 100,000 1 pcs 450,000 86870 390,915
13 Pirodo Depan 25,000 1 set 250,000 86870 868,700
14 Pirodo Belakang 75,000 1 set 250,000 86870 289,567
15 Ball Joint 40,000 1 pcs 220,000 86870 477,785
16 Cross Member 100,000 1 pcs 750,000 86870 651,525
17 Pelat Kopling 110,000 1 set 650,000 86870 513,323
18 Matahari 110,000 1 set 700,000 86870 552,809
19 Drag Laher 110,000 1 set 600,000 86870 473,836
20 Bearing (Laher) 110,000 1 set 600,000 86870 473,836
21 Timing Belt 50,000 1 pcs 300,000 86870 521,220
22 Fan Belt 110,000 1 set 300,000 86870 236,918
23 Busi 20,000 4 pcs 60,000 86870 260,610
24 CDI 80,000 1 set 2,500,000 86870 2,714,688
Jumlah
46,157,299
Sumber : Pengolahan Data

Total Biaya Operasional Taksi Express

= Biaya Tetap + Biaya Variabel

= 59,760,000 + 46,157,299

= Rp 105,917,299

Universitas Sumatera Utara


3. Perhitungan Biaya Operasional Taksi Matra

Biaya Tetap (fixed cost)

A karateristik kendaraan

1 Type Sedan
2 jenis pelayanan Taksi
3 kapasitas / daya angkut 4 orang

4 harga kendaraan 150,000,000

B Biaya Langsung
1 Overhead 30,000,000
2 pendapatan supir 17,500,000

3 biaya lain-lain 7,000,000


total 54,500,000

No Komponen Biaya Durasi Waktu


Harga (Rp.) Biaya Per Tahun (Rp)
1 STNK 1 tahun
800,000 800,000
2 Ijin Operasi 5 tahun
150,000 30,000
3 Biaya Argometer 6 bulan
60,000 120,000
4 KIR
6 bulan
65,000 130,000
5 Biaya kartu pengawasan 1 tahun
30,000 30,000
6 Biaya Radio Mobil 1 tahun
25,000 25,000
7 IPAKBU 8 tahun
1,000,000 125,000
Jumlah 1,260,000

total biaya langsung 55,760,000

Universitas Sumatera Utara


Biaya Tidak Tetap (variable cost)
Jarak Jarak Tempuh
Jumlah
Pemakaian Per Tahun Biaya Per
Pemakaian
No Komponen (km) Harga (Rp) (Km) Tahun (Rp)
1 BBM 14 1 liter 4,500 84000 27,000,000
2 Ban 60,000 4 buah 800,000 84000 4,480,000
3 Oli Mesin 7,500 4 liter 155,000 84000 1,736,000
4 Oli Gemuk 20,000 1 tube 45,000 84000 189,000
5 Oli Transmisi 70,000 4 liter 244,000 84000 292,800
6 Minyak Rem 100,000 2 botol 45,000 84000 37,800
7 Accu 110,000 1 pcs 450,000 84000 343,636
8 Filter Udara 25,000 1 pcs 191,000 84000 641,760
9 Filter Bensin 60,000 1 pcs 350,000 84000 490,000
10 Filter Oli 22,500 1 pcs 60,000 84000 224,000
11 Lager Depan 80,000 1 pcs 1,000,000 84000 1,050,000
12 Lager Belakang 100,000 1 pcs 450,000 84000 378,000
13 Pirodo Depan 25,000 1 set 250,000 84000 840,000
14 Pirodo Belakang 75,000 1 set 250,000 84000 280,000
15 Ball Joint 40,000 1 pcs 220,000 84000 462,000
16 Cross Member 100,000 1 pcs 750,000 84000 630,000
17 Pelat Kopling 110,000 1 set 650,000 84000 496,364
18 Matahari 110,000 1 set 700,000 84000 534,545
19 Drag Laher 110,000 1 set 600,000 84000 458,182
20 Bearing (Laher) 110,000 1 set 600,000 84000 458,182
21 Timing Belt 50,000 1 pcs 300,000 84000 504,000
22 Fan Belt 110,000 1 set 300,000 84000 229,091
23 Busi 20,000 4 pcs 60,000 84000 252,000
24 CDI 80,000 1 set 2,500,000 84000 2,625,000
Jumlah
44,632,360
Sumber : Pengolahan Data

Total Biaya Operasional Taksi Matra

= Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap

= 55,760,000 + 44,632,360

= Rp 100,392,360

Universitas Sumatera Utara


Biaya operasi kendaraan (BOK) merupakan biaya tetap ditambah dengan tidak

tetap (variabel). Perhitungan BOK masing-masing perusahaan ditunjukkan pada tabel

4.14. dan pembiayaannya terlihat pada Gambar 4.5 berikut ini :

Tabel 4. 14 Perhitungan BOK / unit / tahun


NO Nama Taksi Biaya Tetap (Rp.) Biaya Variabel (Rp.) Total BOK (Rp.)
1 Blue Bird 65,760,000 45,339,039 111,099,039
2 Express Taksi 59,760,000 46,157,299 105,917,299
3 Taksi Matra 55,760,000 44,632,360 100,392,360
Rata-rata/unit/tahun 60,426,667 45,376,233 105,802,899
Rata-rata/unit/hari 167,852 126,045 293,897
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder
Pembiayaan Perusahaan (Rp)

120.000.000
100.000.000
80.000.000
60.000.000 Biaya Tetap (Rp.)
Biaya Variabel (Rp.)
40.000.000
Total BOK (Rp.)
20.000.000
0
Blue Bird Express Taksi Taksi Matra
Nama Taksi

Gambar 4.5 Pembiayaan Perusahaan / unit / tahun

Universitas Sumatera Utara


Perhitungan pendapatan bersih untuk masing-masing perusahaan ditunjukkan

pada Tabel 4.15. dan Rincian Pendapatannya terlihat pada gambar 4.6. berikut ini:

Tabel 4.15. Perhitungan Pendapatan Bersih/ unit/ tahun


N Nama pendapatan kotor /unit BOK /unit/ Pendapatan Bersih /unit
O Taksi /tahun (Rp.) tahun (Rp.) /tahun (Rp.)
Blue
175,000,000
1 Bird 111,099,039 63,900,961
2 Express 157,500,000 105,917,299 51,582,701
3 Matra 140,000,000 100,392,360 39,607,640
Rata-
rata/unit/tahun 157,500,000 105,802,899 51,697,101
Rata-
rata/unit/hari 450,000 293,897 143,603
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder

200.000.000 pendapatan kotor /unit


Pendapatan Taksi (Rp)

/tahun (Rp.)
150.000.000 BOK /unit/ tahun (Rp.)

100.000.000
Pendapatan Bersih /unit
/tahun (Rp.)
50.000.000

-
Blue Bird Express Taksi Taksi Matra
Nama Taksi

Gambar IV.6 Pendapatan Taksi / unit / tahun

Universitas Sumatera Utara


IV.11 Kinerja Finansial

Kinerja financial diukur dari tingkat keuntungan masing-masing perusahaan taksi


yang dihitung dari Pendapatan Bersih dibagi dengan Biaya Operasi Kendaraan masing-
masing taksi pada setiap tahun. Adapun evaluasi dari kinerja finansialnya dapat dilihat
pada Tabel 4.16. dan Gambar 4.7. berikut ini:
Tabel 4.16. Kinerja Finansial
N Nama pendapatan bersih /unit /tahun BOK /unit/ tahun Kinerja
O Taksi (Rp.) (Rp.) Finansial
1 Blue Bird 63,900,961 111,099,039 0.58
2 Express 51,582,701 105,917,299 0.49
3 Matra 39,607,640 105,802,899 0.37
Rata-Rata Kinerja Finansial 0.48
Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder

0,80
Kinerja Finansial

0,60
0,40
0,20
0,00
Blue Bird Express Taksi Taksi Matra
Nama Taksi

Gambar 4.7 Kinerja Finansial

4.12. Biaya Minimum dan Armada Optimal

Dalam mengembangkan kurva biaya operasi kendaraan, maka pengelompokan


biaya operasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Total Fixed Cost (TFC) adalah biaya operasi tetap yang dikeluarkan oleh
perusahaan berdasarkan jumlah armadanya. (Contoh: biaya perijinan, gaji
karyawan kantor, biaya pengelolaan, dan penyusutan nilai kendaraan).
b. Total Variable Cost (TVC) adalah biaya operasi yang berubah dan dikeluarkan
oleh perusahaan berdasrkan jumlah armadanya. (Contoh: biaya bahan bakar,
biaya suku cadang, biaya ban, dan biaya perawatan).
c. Total Cost (TC) adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel:
TC = TFC + TVC

Universitas Sumatera Utara


d. Average Fixed Cost (AFC) adalah biaya tetap rata-rata yang dialokasikan
perusahaan untuk setiap armadanya :
AFC = TFC / Q
(keterangan : Q = jumlah armada taksi)
e. Average Variable Cost (AVC) adalah biaya variabel rata-rata yang dialokasikan
perusahaan untuk setiap armadanya:
AVC = TVC / Q
f. Average Total Cost (ATC) adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel rata-
rata untuk setiap armadanya:
ATC = TC / Q

Asumsi yang dapat diambil dalam membuat kurva biaya dilakukan dengan
perhitungan besarnya total biaya operasi minimum secara simulasi, sehingga dapat
menentukan jumlah armada taksi optimal yang akan beroperasi. Hal ini berpengaruh
pula pada pendapatan bersih perusahaan dan kinerja finansial masing-masing armada
taksi.
Penentuan banyaknya taksi optimal berdasarkan total biaya operasi minimum
per unit/hari dapat dilihat pada tabel 4.17. berikut ini:

Tabel 4.17. Perhitungan Rata-rata Total Biaya Minimum dalam menentukan Jumlah
Taksi Optimal.
Jml. Rata-rata Rata-rata
Total Biaya Total Biaya Total Biaya Rata-rata Total
Kend. Biaya Tetap Biaya Variabel
Tetap (Rp) Variabel (Rp) (Rp) Biaya (Rp)
(Unit) (Rp) (Rp)

Q TFC TVC TC=TFC+TVC AFC=TFC/Q AVC=TVC/Q QTC=TC/Q

100 3.727.330 2.413.820 6.141.150 37.273 24.138 61.412

200 7.332.300 4.748.400 12.080.700 36.662 23.742 60.404

300 10.878.500 7.046.100 17.924.600 36.262 23.487 59.749

400 14.443.200 9.355.200 23.798.400 36.108 23.388 59.496

500 17.993.644 11.654.806 29.648.450 35.987 23.310 59.297

600 21.540.307 13.952.043 35.492.350 35.901 23.253 59.154

Universitas Sumatera Utara


700 25.105.116 16.261.034 41.366.150 35.864 23.230 59.095

800 28.468.253 18.439.397 46.907.650 35.585 23.049 58.635

900 31.858.305 20.635.195 52.493.500 35.398 22.928 58.326

1000 35.251.483 22.833.017 58.084.500 35.251 22.833 58.085

1100 38.950.539 25.228.961 64.179.500 35.410 22.935 58.345

1200 43.052.212 27.885.688 70.937.900 35.877 23.238 59.115

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari tabel tersebut dapat digambarkan hubungan antara jumlah armada taksi
dengan besarnya biaya operasi taksi. Besarnya rata-rata biaya operasi kendaraan
terhadap jumlah armada taksi dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini:

70.000
Rp. 58.085,-
60.000
Titik Equilibrium
50.000
Rata-rata Biaya Tetap (Rp)
40.000 AFC=TFC/Q
Rata-rata Biaya Variabel (Rp)
30.000 AVC=TVC/Q
20.000 Rata-rata Total Biaya (Rp)
QTC=TC/Q
10.000

0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200

Gambar 4.8. Hubungan antara jumlah taksi dengan rata-rata total biaya

Dari hubungan antara besarnya rata-rata biaya dengan jumlah taksi, kemudian
dipilih rata-rata total biaya minimum untuk menentukan jumlah taksi optimal yang
dioperasikan. Pada perhitungan ini didapatkan jumlah armada taksi yang optimal
sebanyak 1.000 unit, sesuai dengan tabel IV.18. dan Gambar IV.9. berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.18 Jumlah Taksi Optimal Berdasarkan Biaya Minimum
No Nama Taksi Jumlah Taksi yang beroperasi (unit) Jumlah Taksi optimal yang diharapkan (unit)

1 Blue Bird 500 525

2 Express 120 230

3 Taksi Matra 200 245

Jumlah 820 1000

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Taksi Matra
25%

Blue Bird
Express Taksi 52%
23%

Gambar 4.9 Jumlah Taksi Optimal berdasarkan Biaya Minimum

Dari analisa yang telah diperoleh secara keseluruhan, maka dapat disusun Tabel
Analisanya sesuai dengan Tabel 4.17. berikut ini:

N Kondisi Parameter Analisis Action Plan


o. Eksisting
1 Jumlah armada Medan merupakan Ibukota Provinsi Masih butuh Penambahan
taksi: Sumatera Utara, memiliki kawasan penambahan armada sebanyak:
∑T= 820 unit perkotaan dengan beberapa sektor taksi. 1000-820 unit
*1)
unggulan dan jumlah penduduk yang = 180 unit.
padat.
2 Jumlah Tiap 1 (satu) taksi mewakili 1250 orang ∑� 2.117.224 Perlu
*3) =
penduduk: ∑� 820 penambahan
∑P= 2.117.224 = 2.582 jumlah taksi.
orang *2) (>1.250 orang)

Universitas Sumatera Utara


3 Okupasi Kelayakan okupasi pejalanan = 60%. *3) Bila Okupasi 60% Peningkatan
perjalanan berarti penambahan pelayanan
rata-rata = taksi dapat mencapai taksi.
54%. *4) titik impas (BEP).
4 Jumlah Terlayani secara keseluruhan. Banyaknya order Peningkatan
panggilan taksi lewat telepon, berarti manajemen
lewat telepon penambahan tingkat taksi pada jam
per tahun = pelayanan taksi. sibuk.
767.439 kali.
Terlayani =
721.2%. *5)
Tak terlayani=
28,8%.
5 Biaya operasi Biaya Tetap ditambah dengan Biaya Penentuan besarnya Perlu efisiensi
kendaraan: Rp. Tidak Tetap. BOK yang minimum. dengan
21.768.887,- menjaga
/unit /tahun. *5) kedisiplinan
kerja.
6 Kinerja KF > 1. Bila KF > 1, berarti Perlu
finansial Rata- (lebih besar dari satu) ada keuntungan. peningkatan
rata= 1,42. *5) keuntungan
operator.

7 Kondisi Terjadi pada biaya minimum dengan Biaya: Rp. 58.085,- Dibutuhkan
keseimbangan jumlah taksi optimal. jumlah taksi taksi dengan
(Equilibrium): sebanyak = 1000 jumlah yang
unit. memadai.
Eq= Rp.
58.085,-. *5)
Sumber:

*1) Dinas Perhubungan Kota Medan, 2012.


*2) BPS Medan, 2012.
*3) FSTPT-ITS, 2000.
*4) Hasil Pengolahan Data Primer, 2013.
*5) Hasil Pengolahan Data Sekunder, 2013.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

5.1. KESIMPULAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis kebutuhan supply-demand taksi di

kota Medan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang

akurat tentang kebutuhan angkutan taksi bagi masyarakat dan pihak perusahaan taksi

dalam menyediakan jumlah kendaraan yang optimal ditinjau dari tingkat okupasi

perjalanannya serta kriteria total biaya minimum.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data-data primer

dan sekunder dapat disimpulkan bahwa:

1. Perusahaan taksi di kota Medan menerapkan kebijakan jam operasi minimum 18


jam/hari dan maksimum 24 jam/hari.
2. Dari hasil perhitungan di dapat hasil sebagai berikut :
• Rata-rata panjang perjalanan taksi per hari pada Taksi Blue Bird 243,58 km/
hari, Taksi Express 247,1 km, serta Taksi Matra 239.46 km.
• Jumlah trip taksi pada Taksi Blue Bird 14,33 kali/hari, Taksi Express 12,93
kali/hari dan Taksi Matra 11,63 kali/hari.
• Jarak tempuh / trip / hari pada Taksi Blue Bird 8,277 km/ trip / hari, Taksi
Express 7.65 km / trip /hari, dan Taksi Matra 6.9 km / trip / hari.
• Adapun tingkat okupasi perjalanan pada Taksi Blue Bird adalah sebesar
49%, Taksi Express 40%, dan Taksi Matra 34%. Dengan rata-rat tingkat
okupansi perjalanan sebesar 41%.
3. Permintaan pelayanan taksi berdasarkan jumlah panggilan telepon selama

periode 1 (satu) tahun sebanyak 767.439 panggilan, adapun yang melayani

sebanyak 634.579 panggilan (71,2%) dan yang tidak terlayani sebanyak 238.579

panggilan (28,8%).

Universitas Sumatera Utara


4. Rata-rata kinerja finansial untuk masing-masing taksi di kota Medan sebesar

0,48.

5.2.SARAN
1. Perlu adanya peningkatan okupansi perjalanan taksi di kota Medan.

2. Perlu adanya pengurangan unit armada taksi agar tercapai titik equilibrium,

sehingga akan diperoleh biaya operasi biaya minimum dengan penghasilan yang

optimal.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sistem Transportasi

II.1.1 Pengertian

Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan dan keterikatan antara suatu variabel

dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, sedangkan transportasi itu

sendiri adalah kegiatan pemindahan barang-barang/penumpang dari suatu tempat ke

tempat lain. Dari dua pengertian di atas, sistem tranportasi dapat diartikan sebagai

bentuk keterkaitan dan keterikatan yang integral antara berbagai variable dalam suatu

kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain

(Munawar, 2005).

Pada dasarnya sistem transportasi terdiri dari sistem angkutan penumpang dan

sistem angkutan barang. Sistem angkutan penumpang diklasifikasikan menurut

penggunaan dan cara pengoperasiannya, yaitu angkutan dinas, angkutan pribadi dan

angkutan umum (Vuchic, 1981). Ditinjau dari segi penggunaannya, angkutan umum

dibedakan menjadi 2 (dua) sistem pemakaian:

1. Sistem Penggunaan Bersama


Yaitu kendaraan dioperasikan oleh operator dengan rute tertentu. Sistem ini

dikenal sebagai transit system, meliputi:

a. Para Transit, pada pengoperasiannya tidak ada jadual yang pasti dan

kendaraan bisa berhenti di sepanjang rutenya (contoh : angkot/mikrolet,

taksi, becak).

Universitas Sumatera Utara


b. Mass Transit, pada pengoperasiannya ada tempat pemberhentian tertentu

dan jadual yang pasti (contoh : bus kota, kereta api, kapal laut, pesawat

terbang).

2. Sistem Sewa

Yaitu kendaraan dioperasikan oleh operator atau dioperasikan oleh penyewa,

dalam hal ini rute dan jadualnya tidak tentu. Sistem ini disebut demand

responsive system, karena penggunannya hanya bergantung pada permintaan

(contoh : taksi).

I.1.2 Pemilihan Moda Angkutan

Dalam mengawali suatu perjalanan, akan senantiasa dihadapkan pada masalah

pemilihan moda. Menurut Ofyar Z. Tamin (1997), bahwa faktor yang mempengaruhi

pemilihan moda dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:

1. Ciri pengguna jalan

Faktor yang mempengaruhi pemilihan moda adalah :

a. Ketersediaan atau kepemilikan kendaraan pribadi, yaitu semakin tinggi

kepemilikannya maka akan semakin kecil ketergantungan pada angkutan

umum.

b. Kepemilikan Surat Ijin Mengemudi

c. Struktu rumah tangga (pasangan muda, karyawan/karyawati, pensiunan,

bujangan, dan lain-lain).

d. Pendapatan keluarga, sehingga semakin tinggi pendapatannya maka akan

semakin besar peluang menggunakan kendaraan pribadi.

e. Faktor lain, misalnya keharusan menggunakan mobil ke tempat bekerja

dan keperluan mengantar anak sekolah.

Universitas Sumatera Utara


2. Ciri pergerakan

Pemilihan moda akan sangat dipengaruhi oleh :

a. Tujuan pergerakan

Pergerakan ke tempat kerja di negara maju lebih mudah dengan

menggunakan angkutan umum, karena ketepatan waktu dan tingkat

pelayanannya sangat baik serta ongkosnya lebih murah dibandingkan

dengan angkutan pribadi. Namun di negara berkembang, orang-orang

masih tetap menggunakan mobil/kendaraan pribadi ke tempat kerja,

karena ketepatan waktu dan kenyamanannya kurang terpenuhi oleh

angkutan umum.

b. Waktu terjadi pergerakan

Bila ingin bergerak pada tengah malam membutuhkan kendaraan pribadi

karena pada saat itu angkutan umum tidak atau jarang beroperasi.

c. Jarak perjalanan

Semakin jauh perjalanan maka semakin cenderung memilih angkutan

umum dibandingkan angkutan pribadi.

3. Ciri fasilitas moda transportasi

Hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori :

a. Faktor kuantitatif, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Waktu perjalanan, meliputi waktu menunggu di tempat

pemberhentian bus, waktu berjalan kaki ke tempat pemberhentian

bus, dan waktu selama bergerak.

2. Biaya transportasi (tarip, biaya bahan bakar, dan lain-lain).

3. Ketersedian ruang dan tarip parkir.

b. Faktor kualitatif, meliputi kenyamanan, keamanan, keandalan,

keteraturan, dan lain sebagainya.

4. Ciri kota atau zona

Beberapa ciri yang dapat mempengaruhi pemilihan moda adalah jarak dari

pusat kota dan kepadatan jumlah penduduk . Model pemilihan moda ini

dapat dianggap sebagai model agregat bila digunakan informasi yang

berbasis zona, dan dapat dianggap sebagai model tidak agregat bila dipakai

data berbasis individu.

II.2 Angkutan Taksi

II.2.1 Pengertian Taksi

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 Tahun 1993, Taksi

adalah kendaraan umum dengan jenis mobil penumpang yang diberi tanda khusus dan

Universitas Sumatera Utara


dilengkapi dengan argometer. System pelayanan taksi bersifat fleksibel bila

dibandingkan moda angkutan lainnya dan memiliki pelayanan dari pintu ke pintu (door

to door service) dalam wilayah operasi terbatas. Dengan perkataan lain bahwa taksi

memiliki kelebihan utama pada pelayanan angkutan umum, bila dilihat dari keleluasaan

waktu yang tidak terjadwal, rute pelayanan dan tempat pemberhentiannya yang bebas,

serta dilengkapi dengan argometer.

Taksi merupakan salah satu jenis layanan transport yang mempunyai karateristik

pelayanan khusus, yang merupakan perpaduan antara kendaraan pribadi dan angkutan

umum. (Levinson & Weant, 1982). Karena taksi dapat melayani ke semua tempat di

daerah urban dan dapat dipanggil melalui telepon serta mampu memberikan pelayanan

perjalanan secara pribadi, sehingga taksi cenderung merupakan kendaraan pribadi

daripada kendaraan umum.

Pengguna jasa taksi sangat bervariasi jika dilihat dari sisi kondisi social

ekonominya. Secara garis besar (Levinson & Weant, 1982), pengguna jasa taksi dapat

dikelompokkan menjadi:

1. Mereka yang tidak punya pilihan lain kecuali taksi, missal orang tua, orang

yang cacat fisik dan lain-lain.

2. Orang yang naik taksi karena menginginkan servis yang baik

II.2.2 Kelebihan Angkutan Taksi

Kelebihan taksi dibandingkan dengan moda transportasi yag lain menurut

Levinson & Weant (1982) adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


1. Pengoperasian taksi berdasarkan permintaan penumpang, dan mampu

melayani ke semua tempat di daerah urban.

2. Pelayanan pemesanan dapat dilakukan melalui telepon.

3. Pelayanan taksi bersifat dari pintu ke pintu (door to door).

4. Mudah didapatkan setiap saat karena waktu operasi yang hampir 24 jam.

5. Lebih nyaman dan bersifat pribadi.

6. Sangat tepat untuk hal-hal yang bersifat darurat, misalnya harus ke rumah

sakit.

7. Lebih cepat bagi pengguna jasa yang berburu waktu.

Akses menuju atau keluar bandara biasanya juga menggunakan layanana jasa

taksi. System pengangkutan taksi secara bersama-sama (taxi pooling) untuk ke tempat

ke kerja atau pulang dari pekerjaaan dapat menurunkan biaya pemakaian taksi perorang.

II.2.3 Pelayanan Taksi

Menurut KM 35 tahun 2003 mengatur tentang angkutan tidak dalam trayek yang

tertuang dalam Bab IV. Pada bagian pertama berisi tentang Jenis Angkutan pada pasal

28 yang berbunyi : angkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek, terdiri

dari:

a. Angkutan taksi

b. Angkutan sewa

c. Angkutan pariwisata

d. Angkutan lingkungan

Pada bagian kedua tentang angkutan taksi tertuang pada pasal 29 yang berisi :

Pelayanan angkutan taksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 huruf (a) merupakan

Universitas Sumatera Utara


pelayanan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas meliputi daerah kota atau

perkotaan. Pelayanan angkutan taksi diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tidak berjadwal

b. Dilayani dengan mobil penumpang umum jenis sedan atau station wagon

dan van yang memiliki konstruksi seperti sedan sesuai standar teknis yang

ditetapkan oleh Direktur Jendral.

c. Tarif berdasarkan argometer.

d. Pelayanan dari pintu ke pintu.

Berdasarkan Peraturan Wali Kota No.9 Tahun 2013 tentang tarif batas atas dan

bawah angkutan taksi, penetapan tarif angkutan taksi diberlakukan sebagai berikut:

1. Tarif awal / flag fall sebesar Rp. 6000,-

2. Tarif batas bawah sebesar Rp. 4.500,-

3. Batas atas kilometer selanjutnya sebesar Rp. 3.500,-/ km

4. Batas bawah kilometer selanjutnya sebesar Rp. 2.500,-/km

5. Batas atas biaya tunggu ditetapkan sebesar Rp. 35.000,- /jam

6. Batas bawah biaya tunggu ditetapkan sebesar Rp. 25.000,-/jam.

II.3 Penentuan Jumlah Kebutuhan Taksi

Dalam menentukan jumlah kebutuhan taksi, variabel yang terkait adalah:

1. Fungsi kawasan perkotaan

Adalah fungsi kawasan kota ditinjau dari aktivitasnya, meliputi:

a. Kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional

(PKN)

b. Kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW)

Universitas Sumatera Utara


c. Kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

d. Kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Khusus

(PKK)

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2000), bahwa nilai dari

fungsi kawasan perkotaan dapat dibedakan menjadi:

a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) = 3

b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) = 1

c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) = 0,33

d. Pusat Kegiatan Khusus (PKK) = 0,33

2. Sektor Unggulan

Adalah kegiatan utama yag mendukung perekonomian kota dalam

kelompok:

a. Kelompok I : Jasa dan Perdagangan

b. Kelompok II : Pariwisata

c. Kelompok III : Industri dan Pertanian

Dari masing-masing kelompok tersebut mempuyai besaran nilai yang berbeda.

Adapun pertimbangan penentuan nilai tersebut terlihat dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kelompok Sektor Unggulan

Sektor Unggulan PKN PKW PKL PKK

Kel. I 1 1 1 1

Kel. I+II 0.9 0.9 0.9 0.9

Kel. I+II+III 0.8 0.8 0.8 0.8

Universitas Sumatera Utara


Kel. II 0.5 0.5 0.5 0.5

Kel. II+III 0.4 0.4 0.4 0.4

Kel. III 0.25 0.25 0.25 0.25

Sumber : Ditjen Hubdat,2000

II. 4 Penentuan Rumus Kebutuhan Taksi

Penentuan jumlah taksi di Kota Medan berdasarkan variabel pendekatan metode

empiris. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

JT = JP x FK x SU…………………………………………(II.1)

Ket: JT = Jumlah taksi (dalam satuan armada)

JP = Jumlah Penduduk (dalam ribuan)

FK = Fungsi Kawasan (tergantung dari nilai PKN, PKW, PKL, PKK)

SU = Sektor Unggulan (tergantung dari nilai kelompok sektor)

(Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,2000)

Untuk menghitung formula kebutuhan taksi kota Medan berdasarkan variable

pendekatan metoda empiris adalah sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk kota Medan sebanyak 2.117.224 jiwa (BPS Kota Medan,

2009),maka :

2.117.224
JP = = 2.117,224 ribu
1000

Universitas Sumatera Utara


2. Fungsi kawasan kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), maka

FK = 1

3. Sector unggulan yang mendukung perekonomian kota Medan adalah

perdagangan, jasa, pariwisata, industri, dan pertanian, sehingga tercakup

dalam kelompok I+II+III, dengan besar nilai SU = 0,8

4. Jumlah taksi : JT = JP x FK x SU

= 2.117,224 x 3 x 0,8

= 5.081,3376 armada

= 5.082 armada

II. 5 Okupansi Perjalanan Taksi

Okupansi merupakan perbandingan prosentase antara panjang perjalanan taksi

isi penumpang dengan total panjang perjalanan taksi berpenumpang maupun taksi

kosong (Ofyar Z. Tamin 1997).

Permintaan dan penawaran jasa transportasi khususnya taksi, seringkali terjadi di

berbagai tempat. Di suatu tempat ada calon penumpang yang menunggu taksi, dan pada

saat yang sama di tempat berbeda banyak taksi kosong mencari penumpang. Dengan

demikian untuk memberikan pelayanan kepada calon penumpang, jumlah penawaran

harus lebih besar dari permintaan atau jumlah taksi yang tersedia lebih besar dari

kebutuhan. Konsekuensinya, banyak perjalanan taksi yang tidak berpenumpang

(kosong), berarti banyak produk yang terbuang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik iso renevue pada Gambar 2.1

berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Kurva iso revenue
Sumber : Ofyar Z. Tamin,1997

Dalam kurva iso revenue, P1 adalah tarif minimum dan P2 adalah tarif

maksimum, sedangkan P3 adalah tarif taksi yang ideal. Permintaan terpenuhi apabila

berada di atas titik pertemuan (P0 ), artinya dengan tarif yang lebih tinggi maka jumlah

taksi juga lebih banyak (penawaran melebihi permintaan).

II. 6. Biaya Operasional Kendaraan

Biaya operasional kendaraan merupakan parameter penting di dalam

pengoperasian suatu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu.

Berdasarkan pertimbangan ekonomi, diperlukan kesesuaian antara besarnya tarif. Dalam

hal ini pengusaha mendapatkan keuntungan yang wajar dan dapat menjamin

kelangsungan serta perkembangan usaha jasa angkutan umum yang dikelolanya.

Komponen biaya operasi kendaraan dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:

II. 6. 1. Biaya Tetap (Standing Cost)

Universitas Sumatera Utara


Biaya tetap adalah biaya yang dalam pengeluarannya tetap tanpa tergantung

pada volume produksi yang terjadi. Biaya tetap ini dapat dikelompokkan menjadi:

II. 6. 1. 1. Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan nilai

kendaraan karena berkurangnya umur ekonomis. Biaya depresiasi dapat diperlakukan

sebagai komponen dari biaya tetap, jika masa pakai kendaraan dihitung berdasarkan

waktu. Untuk menghitung biaya depresiasi, hal pertama yang dilakukan adalah

menentukan harga kendaraan. Biaya penyusutan dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut:

Biaya Penyusutan = (�� − ��)/(��� � ��)

……………………………….(II.1)

Keterangan:

HK = Harga Kendaraan (rupiah)

NR = Nilai Residu (rupiah)

PST = Per Seat Tahun (seat km)

II. 6. 1. 2. Biaya Bunga Modal

Para pengusaha angkutan antar kota dalam propinsi sebagian besar memilih

sistem pemilikan kendaraan dalam sistem kredit beserta bunga yang harus dilunasi

dalam jangka waktu tertentu. Pembayaran kredit ini dilakukan dengan cara membayar

dengan jumlah tertentu dan tetap setiap tahun, yang terdiri dari pembayaran kembali

baik bunga maupun pinjaman pokok sekaligus. Untuk menghitung pembayaran kembali

biaya modal kendaraan maka digunakan rumus:

Universitas Sumatera Utara


Biaya Bunga Modal = (� + 1)/2 � (�� � 75% � �)/

(��� � �)………………...............................................................................(I

I.2)

Keterangan:

N = masa pinjaman (tahun)

I = tingkat bunga per tahun (tahun)

II. 6. 1. 3. Biaya Pajak Kendaraan Bermotor (STNK)

Biaya PKB/STNK = (0,5 ��)/���

…………………………………….(II.3)

II. 6. 1. 4. Biaya Keur Bus

Biaya Keur Bus =(����� ���� ��� ��ℎ�� ��� ���)/���

………...…………(II.4)

II. 6. 1. 5. Biaya Asuransi Kendaraan

Biaya Asuransi Kendaraan =(2,5% � ��)/���

……………………..……….(II.5)

II. 6. 2. Biaya Tidak Tetap (Running Cost)

Universitas Sumatera Utara


Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat kendaraan

beroperasi. Komponen biaya yang termasuk ke dalam biaya tidak tetap yaitu:

II. 6. 2. 1. Biaya Awak Bus

Biaya awak bus terdiri dari:

a. Susunan awak kendaraan (supir dan kondektur)

b. Gaji dan Tunjangan

Biaya awak bus didapat dari penjumlahan susuna awak kendaraan dengan

gaji dan tunjangan dibagi dengan per seat tahun (PST). Secara matematis:

Biaya Awak Bus = (����� ���� ��� ��ℎ��)/���

…………………………(II.6)

II. 6. 2. 2. Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM)

Penggunaan Bahan Bakar Minyak secara umum tergantung dari jenis kendaraan

dan kapasitas kendaraan. Biaya tersebut diperoleh dari:

Biaya BBM = (����� ��� ��� ��� ��� ℎ���)/���

………………......…….(II.7)

II. 6. 2. 3. Biaya Ban

Universitas Sumatera Utara


Biaya Ban = (����� ��� ��� ���)/(���� ��ℎ�� ��� � ��������� ������)

…......................................................................................................................................(I

I.8)

II. 6. 2. 4. Biaya Pemeliharaan Kendaraan

Biaya pemeliharaan kendaraan terdiri dari biaya service, overhaul, penambahan

oli mesin, cuci bus, penggantian suku cadang, dan pemeliharaan body. Besar biaya

pemeliharaan kendaraan merupakan akumulasi dari biaya tersebut.

II. 6. 2. 5. Biaya Retribusi Terminal

Biaya Retribusi Terminal =

(��������� ��� ℎ��� ��� ���)/(���� �� ��� ℎ���)

…...................................................................................................................................(II.

9)

II. 6. 3. Biaya Overhead

Biaya overhead dapat diketahui melalui 2 cara yaitu:

a. Menghitung 20-25% dari jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap.

b. Menghitung biaya overhead secara terperinci yaitu menghitung biaya

overhead yang perlu terus dipantau secara berkala oleh pemilik

kendaraan.

Universitas Sumatera Utara


Dalam penelitian ini digunakan dengan cara menghitung 20-25% dari jumlah

biaya tetap dan biaya tidak tetap. Secara matematis dihitung dengan rumus:

Biaya Overhead = (Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap) x (20-25%)

………....................................................................................................................……(II.

10)

Biaya operasional kendaraan dapat ditinjau dari dua sisi tergantung dari sistem

hubungan kerja antara pengusaha sebagai pemilik kendaraan dengan sopir (kru

kendaraan). Diantaranya adalah biaya operasional kendaraan sistem gaji dan biaya

operasional kendaraan sistem setoran. Bila hubungan kerja dengan sistem setoran

dimana sopir harus memberi setoran dengan jumlah yang telah disepakati maka biaya

operasional kendaraan menjadi beban sopir untuk operasional kendaraan tersebut.

II. 7. Biaya Operasional Kendaraan Sistem Setoran

Daniels (1974) dalam jurnal Muhammad Isya dkk mengemukakan bahwa

sistem ini merupakan hubungan antara pengusaha sebagai pemilik armada kendaraan

dengan sopir sebagai patner kerja, dimana pihak sopir mempunyai kewajiban

memberikan setoran uang dengan jumlah tertentu kepada pemilik kendaraan setiap kali

kendaraan dioperasikan. Dalam hubungan kerja semacam ini beban operasional

kendaraan menjadi tanggung jawab pihak sopir sepenuhnya. Adapun beban biaya

operasional kendaraan tersebut dapat dikelompokkan sebagai biaya tetap dan tidak

tetap.

Secara garis besar besaran biaya tetap ini sama dengan setoran kepada pemilik

kendaraan. Bagi pemilik kendaraan besarnya setoran ini sudah diperhitungkan untuk

menutup semua biaya modal yang menjadi tanggung jawabnya. Besarnya setoran yang

Universitas Sumatera Utara


diterima sudah mencakup biaya pengadaan kendaraan, biaya perijinan, biaya perbaikan

dan perawatan, biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya ditambah pula dengan

besaran keuntungan yang diharapkan. Biaya tidak tetap besarnya sangat dipengaruhi

dengan kondisi kendaraan pada saat beroperasi, diantaranya: Bahan Bakar Minyak

(BBM), konsumsi, retribusi, oli, karet rem, penghasilan sopir dan kru kendaraan.

II.8 Penawaran Jasa Angkutan

Teori penawaran jasa transportasi tidak lepas dari teori ekonomi mengenai

penawaran suatu komiditi tertentu. Fungsi penawaran menentukan hubungan antara

harga pasar untuk suatu komiditi dengan jumlah komoditi yang akan dihasilkan dan

dijual oleh para produsennya. Bentuk khas dari kurva penawaran sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kurva Fungsi Penawaran

Bentuk dasar tersebut bertitik tolak dari pemikiran bahwa kenaikan harga

mengakibatkan meningkatnya jumlah yang dihasilkan dan ditawarkan untuk dijual

(Samuelson, 1985, hal 378-391). Kenaikan harga ini dibarengi dengan pertambahan

jumlah, karena perusahaan terdorong untuk menghasilkan jumlah barang yang lebih

Universitas Sumatera Utara


banyak apabila harga produk tersebut makin tinggi. Sehingga dalam bentuk

persamaannya :

P = S (Q).........................................................................................(II.11)

Keterangan : P = Harga

Q = Jumlah

S = Hubungan fungsi penawaran

Penawaran jasa transportasi meliputi tingkat pelayanan dan harga agar dapat

digunakan secara bersama-sama dalam menentukan arus yang akan terjadi dalam suatu

sistem transportasiI. Tingkat pelayanan transportasi berhubungan erat dengan penetapan

harga.

Untuk penawaran jasa taksi, sumbu harga pada fungsi penawaran di atas

dianalogikan dengan sumbu tarif taksi, sedangkan untuk sumbu tarif taksi, sedangkan

untuk sumbu kuantitas dianalogikan dengan sumbu jumlah armada taksi yang

beroperasi, sehingga akan membentuk kurva penawaran yang baru sesuai dengan

gambar 2.3.

Gambar 2.3 Kurva Fungsi Penawaran Moda Taksi

Universitas Sumatera Utara


Dengan demikian maka semakin besar tarif taksi yang ada, semakin banyak pula

jumlah armada taksi yang beroperasi. Begitu pula sebaliknya jika tarif semakin kecil,

maka jumlah armada taksi yang beroperasi juga akan berkurang.

Dalam penawaran jasa transportasi sangat dipengaruhi aspek non-monetary,

misalnya pada waktu perjalanan (travel time) yang sampe sekarang ekivalen nilai

harganya belum dapat ditentukan secara memuaskan, karena masing-masing orang

berbeda dalam menilai waktu sesuai tingkat kepentingan dan tingkat penghasilkannya.

Menurut Edward K. Morlok (1995), aspek dari fungsi penawaran transportasi

yang perlu diperhatikan adalah:

1. Teknologi yang dipakai mempengaruhi kemampuan system transportasi

dalam hal biaya operasi, kapasitas dan kecepatan, sehingga akan menentukan

tingkat pelayanan, misalnya frekuensi, keamanan dan kenyamanan.

Kemajuan teknologi akan menggeser grafik penawaran ke kanan, artinya

dengan harga yang sama akan lebih banyak barang yang ditawarkan dan

dapat menekan biaya produksi. Pergeseran penawaran terlihat pada Gambar

2.4 berikut ini:

Gambar 2.4. Pergeseran Penawaran, Edward K Morlok,1995

Universitas Sumatera Utara


2. Perilaku operator menentukan strategi operasi (operating strategy), yang

berhubungan dengan kinerja (performance).

3. Perilaku operator dipengaruhi oleh lingkungan kelembagaan yang

membatasi kebijakan harga, akibat pengaruh struktur pasar, karena

penentuan harga dalam pasar yang monopolistic berbeda dengan pasar yang

kompetitif (persaingan bebas).

4. Aspek volume dan biaya transport juga dipengaruhi oleh perilaku pemakai

jasa dalam hal pemiliham moda, rute, kecepatan atau berpergian secara

bersamaan.

Keempat pengaruh ini berlaku secara timbal balik dan menghasilkan suatu

fungsi penawaran. Teknologi transport yang diterapkan oleh operator dan dipengaruhi

oleh lingkungan kelembagaan menghasilkan fungsi kemampuan yang dianggap sebagai

fungsi biaya operator. Dengan menerapkan cara recovery tertentu, fungsi biaya operator

dijabarkan menjadi biaya pemakai (user cost function). Karena dipengaruhi oleh

perilaku pemakai, maka fungsi biaya pemakai dapat dianggap sebagi fungsi penawaran

dalam membuat analisis permintaan jasa transport. Biaya-biaya akibat penggunaan

sumber oleh operator dan pemakai disebut generalized cost of transport, baik berupa

uang maupun nilai waktu perjalanan dan kenyamanan. Dalam fungsi penawaran yang

dipakai adalah hubungan antara volume dari kendaraan dengan biaya yang harus

diperhitungkan (percieved cost).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyedian angkutan (transport supply) secara

skematis dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.5 faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan transportasi
Sumber : Tjokroadiredjo, 1990

II.9 Permintaan Transportasi

Pada dasarnya permintaan atas jasa tranportasi merupakan cerminan kebutuhan

akan transportasi dari pemakai system tersebut, baik untuk angkutan manusia maupun

barang. Oleh karena itu permintaan akan jasa transportasi merupakan dasar yang

penting dalam mengevaluasi perencanaan transportasi dan perancangan fasilitas

pelengkapnya. Tanpa mengetahui permintaan atas jasa trasnportasi, maka sangat

dimungkinkan akan menghasilkan system yang tidak sesuai dengan kebutuhan

transportasi, sehingga akan menimbulkan pemborosan sumber daya yang ada.

Transportasi manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir,

tetapi hal itu dilakukan untuk mencapai tujuan lain, oleh karena itu, permintaan atas jasa

transportasi disebut sebagai permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat

adanya permintaan akan komoditi atau jasa lain.

Dalam hal angkutan penumpang, karakter turunan dari kebutuhan dicerminkan

pada fakta di mana perjalanan diadakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, seperti

pergi bekerja, membeli makanan ke toko serba ada, berenang ke pantai, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


Biaya untuk mencapai tempat tujuan tadi dari tempat asal penumpang juga penting.

Karateristik alat transportasi yang tersedia dari tempat asal seseorang ke tempat

tujuannya merupakan faktor utama dalam menentukan moda (cara) dan rute yang akan

ditempuh.

II.10. Interaksi Supply dan Demand

Kondisi dan struktur pasar tertentu dapat digambarkan melalui sebuah model

yang memuat fungsi penawaran maupun permintaan sesuai Gambar 2.6

Gambar 2.6 Kondisi Keseimbangan (Equilibirium) Supply-Demand

Teori ekonomi dasar mengenai keseimbangan pasar berlaku untuk situasi di

mana harga suatu komiditi homogen yang di beli dan di jual di pasar ditentukan

sedemikian rupa, sehingga kuantitas total yang diproduksi (ditawarkan) akan sama

dengan kuatitas total yang dibeli (diminta).

Pada harga tertentu, misalnya �1 seperti pada Gambar II.6, sejumlah �1 tersedia

dengan besarnya permintaan adalah �2 , terdapat permintaan lebih (�2 -�1 ). Fungsi

permintaan menunjukkan bahwa hanya sebagian konsumen yang bersedia membayar

lebih tinggi. Jika harga naik maa permintaan berkurang hingga penawaran bertambah.

Proses ini berlaku terus hingga dicapai suatu keseimbangan (Equilibirium) pada harga

Universitas Sumatera Utara


�3 dan �3 merupakan jumlah yang diminta dan besarnya sama dengan yang

ditawarkan. Equibilirium dicapai pada saat faktor-faktoryang berpengaruh terhadap

jumlah permintaan (demand) dan faktor yang menentukan jumlah dari penawaran

(supply) menghasilkan jumlah yang sama secara statis atau berkonvergensi terhadap

kesamaan secara dinamis. Gambar 2.7 memberikan keterangan mengenai perubahan

keseimbangan ke arah konvergensi.

Gambar 2.7 Proses Keseimbangan

Kondisi keseimbangan akan selalu mengalami perubahan-perubahan tertentu.

Perubahan supply-demand akibat perubahan harga yang terjadi pada masing-masing

kurva. Timbulnya teknologi baru yang mengubah struktur harga, atau kenaikan

pendapatan akan membawa perubahan posisi kurva supply-demand, karena berbagai

jumlah barang/jasa yang ditawarkan atau diminta konsumen pada harga-harga yang

sama. Misalnya semula posisi keseimbangan �1 dengan harga �1 dan permintaan �1 .

Akibat teknologi baru maka pengusaha bersedia menawarkan lebih banyak barang/jasa

pada harga yang sama dan terjadi kelebihan supply dan demand, sehingga harga turun

dan menyebabkan tercapainya equibilirium baru menjadi �1 , pada harga yang lebih

Universitas Sumatera Utara


rendah (�� ) dengan jumlah barang/jasa yang diminta �� lebih besar dari �1 . Proses

menuju equibilirium terjadi karena kondisi kurva supply-demand dapat convergen, yang

secara teoritis dapat juga terjadi perubahan keseimbangan yang menjadi divergen.

Gambar II.8 dan Gambar II.9 memberikan ilustrasi mengenai perubahan

keseimbangan akibat perubahan parameter tertentu. Gambar II.8 menunjukkan

perubahan yang terjadi terhadap kurva permintaan dari D menjadi �1 , akibat naiknya

pendapatan masyaraka. Kenaikan permintaan akibat kenaikan pendapatan ini dialami

oleh kelompok konsumen yang sebelumnya tidak bisa menikmati barang/jasa yang

ditawarkan karena kemampuan membayarnya di bawah harga yang ditawarkan.

Sedangakn Gambar II.9 menggambarkan pengaruh perbaikan sistem transportasi

terhadap kurva persediaan. Pengaruh yang terjadi berupa turunnya kurva S menjadi �1

yang berarti turunnya tingkat harga, dan pengaru naiknya kurva D yang berarti naiknyan

tingkat permintaan.

Gambar 2.8 Pengaruh Kenaikan Pendapatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.9 Pengaruh Perbaikan Sistem Tranportasi

Interaksi permintaan dan penawaran yang merupakan pemodelan bentuk-bentuk

pasar (market structures model) dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini :

1. Tujuan produsen (supplier) dalam memaksimalkan keuntungan (maximize

profit) dengan mengurangi/menambah biaya produksi (cost), tetapi hal

tersebut tidak mencukupi untuk bisa menentukan besarnya hasil produksi

(output), pendapatan (revenue) atau keuntungan (profit), jika terjadi di pasar

akibat besarnya permintaan tidak diketahui besarnya.

2. Bila konsumen (user) berusaha memaksimalkan utilitasnya (maximize

utility) dalam bentuk kepuasaan (satisfaction), kesenangan (pleasure) dan

kemakmuran (welfare), maka konsumen dihadapkan pada pilihan yang bisa

memberikan utilitas tersebut (moneter dan non-moneter), seperti travel cost

dan travel time. Konsumen juga mempunyai minat (preference) yang

didasarkan pada ciri/sifat barang/jasa yang menimbulkan nilai utilitas

barang/jasa yang tersedia.

II.11 Penelitian Terdahulu

Universitas Sumatera Utara


II.11.1 Penelitian Kusumastuti, Sri Subekti dan Saptarita Kusumawati

Dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Keseimbangan Supply Dan

Demand Tranportasi Di Surabaya”, menyatakan bahwa kemacetan secara umum

disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand transportasi.

Supply transportasi sebagai penawaran transportasi dari system transportasi yang terdiri

dari ketersediaan prasarana atau jaringan jalan, sarana atau alat angkutan dan system

pengelolaan transportasi. Sedangkan demand transportasi sebagai permintaan atau

kebutuhan transportasi terdiri dari perkembangan aktivitas dan perkembangan wilayah.

Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan berupa review literature yang

merupakan bagian dari penelitian yang utuh. Hasil penelitian untuk mencapai kondisi

seimbang antara supply dan demand transportasi adalah dengan mengembangkan

transportasi missal untuk mengurangi kendaraab yang beredar, atau mengatur

pertumbuhan dan perkembangan Wilayah Kota agar tidak terpusat pada satu titik.

II.11.2 Penelitian Joko Siswanto, Bambang Riyanto, dan Broto Sunaryo

Penelitian yang berjudul “ Analisi Pelayanan Taksi Di Kota Semarang

Berdasarkan Pendekatan Keseimbangan Permintaan Dan Pendapatan Operator “,

menyatakan bahwa untuk menjaga perusahaan taksi tetap hidup dan berkembang,

penghasilan perusahaan taksi harus ebih besar daripada biaya operasional perusahaan

dan harus menguntungkan perusahaan tersebut. Metode pergerakan analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Analisa kategori orang

serta menggunakan uji regresi untuk menentukan jumlah taksi yang seharusnya beredar

di kota Semarang terhadap data yang berkaitan dengan pendapatan. Variabel-variabel

yang diteliti adalah : tingkat perjalanan pengguna taksi, tujuan perjalanan pengguna

Universitas Sumatera Utara


taksi, tingkat kemudahan mendapatkan moda transportasi taksi, rata-rata kebutuhan

BBM per hari taksi dan pendapatan supir taksi.

II.11.3 Penelitian Eersta Fiskus Artana, Y. Wiwien Dwi Winarto, Ir.Drs. Djoko

Setijowarno, MT.

Penelitian yang berjudul “ Analisi Operasional Angkutan Taksi Di Kota

Semarang” ini dilakukan dengan tujuan menganalisa keberadaan angkutan taksi di

wilayah Kota Semarang serta untuk mengetahui karateristik, pengaturan dan biaya

operasi kerja (BOK). Metode yang digunakan dalam metode ini adalah Analisa kategori

orang yaitu dengan metode survey langsung ke sasaran objek penelitian dengan cara

membagikan angket pertanyaan masing-masing kepada pengguna dan pengemudi taksi.

Dalam pengolahan datanya digunakan analisis bangkitan pergerakan dengan parameter

yang ditinjau adalah jumlah penduduk, tariff, serta biaya operasional kendaraan.

II.11.4 Penelitian I Gede Made Oka Aryawan

Penelitian ini yang berjudul “ Analisis Keseimbangan Kebutuhan Dan

Penyediaan Angkutan Taksi Di Kota Denpasar “ bertujuan untuk menganalisis potensi

kebutuhna (demand potency) angkutan tasi dan menentukan jumlah angkutan taksi yang

sebaiknya beroperasi berdasarkan permintaan di Bali sehingga memperoleh keuntungan

berdasarkan biaya operasional kendaraan. Parameter yang digunakan adalah jumlah

kendaraan taksi, biaya operasional kendaraan, pendapatan, jumlah penduduk dan jumlah

wisatawan.

Dalam menentukan jumlah kebutuhan taksi digunakan pendekatan pendapatan

yang dianalisis berdasarkan tipe dan frekuensi perjalanan, tariff perjalanan serta jumlah

hari operasi per tahun. Sedangkan untuk menentukan jumlah penyediaan taksi

Universitas Sumatera Utara


digunakan pendekatan biaya operasional kendaraan (BOK). Dan untuk menentukan

keseimbangan kebutuhan dan penyediaan angkutan taksi digunakan dua pendekatan

analisis keseimbangan yaitu analisis keseimbangan berdasarkab pendapatan dan biaya

operasional kendaraan taksi serta pendekatan analisis keseimbangan berdasarkan

pendapatan dan BOK + margin 15%.

II.11.5 Penelitian Ir. Titi Kurniati, MT, Ir Ade Sjafruddin, M.Sc, Ph.D, Ir.

Pamudji Widodo, M.Sc.

Penelitian yang berjudul “ Analisa Tingkat Kebutuhan Angkutan Taksi Kota

Bandung Dengan Teknik Stated Preference “ ini bertujuan untuk mengkaji karateristik

dan mencari tingkat kebutuhan taksi di Kotamadya Bandung, dan diharapkan dapat

digunakan untuk memperkirakan jumlah taksi yang dibutuhkan.

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah Analisa kategori orang

(Person-Category trip generation Model), dan perhitungan dengan cara Multiple

Classification Analysis (MCA). Model tingkat pergerakan yang dikembangakan diuji

secara statisti sehingga diperoleh model terbaik. Penelitian ini juga memperoleh

gambaran potensi penggunaan taksi pada beberapa kondisi hipotesis yang dilakukan

dengan disain eksperimen Stated Preference yang dianalisis dengan pendekatan multi

regresi.

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada daerah-daerah perkotaan pada

umumnya relatif lebih tinggi dibanding daerah penyangganya sehingga hal tersebut

menyebabkan peningkatan arus urbanisasi dan peningkatan aktivitas pada daerah

perkotaan.

Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah kota yang tinggi dan menyebabkan arus

urbanisasi tersebut memberikan dampak pada peningkatan pertumbuhan penduduk yang

terjadi pada daerah perkotaan di mana pada beberapa kota besar di Indonesia

pertumbuhan penduduknya mencapai 2%( persen) lebih tinggi dibanding pertumbuhan

penduduk secara nasional (Tjahjati, 2006). Peningkatan pertumbuhan penduduk seiring

dengan meningkatnya laju urbanisasi yang terjadi pada kota-kota besar salah satunya

memberikan implikasi terhadap peningkatan kebutuhan penduduk di wilayah perkotaan

khususnya terhadap sarana transportasi untuk menunjang pergerakan atau

mobilitasnya.(Singgih Junaidi, 2006).

Transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan

ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara, serta memperkukuh

ketahanan nasional dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (UU No.23 Tahun

2007).

Universitas Sumatera Utara


Transportasi merupakan suatu alat penunjang kegiatan yang bertujuan melayani

kebutuhan pergerakan dari suatu tepat ke tempat tujuannya dengan menggunakan alat

atau moda transportasi tertentu di mana berbagai macam moda transportasi tersebut

akan membentuk suatu kota yang yang dilayaninya (Warpani,1992).

Kota Medan sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara, terbagai atas 21 wilayah

kecamatan, dan terdiri atas 151 kelurahan, serta memiliki luas wilayah secara

keseluruhan sebesar 265,10 km² (BPS Kota Medan, 2012). Kota Medan sebagai pusat

kegiatan wilayah perkotaan, pariwisata, industri, pertanian, jasa dan perdagangan,

memiliki kegiatan transportasi yang relatif tinggi dibandingkan dengan kota-kota lain di

Sumatera Utara. Untuk menunjang kelancaran pergerakan seseorang dari suatu tempat

ke tempat lain dibutuhkan penyediaan sarana angkutan umum yang aman, nyaman, dan

dengan biaya yang terjangkau.

Kebutuhan angkutan umum pada saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini

disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk di kota Medan yang secara langsung

mempengaruhi tingkat aktivitas masyarakat, sehingga untuk pemenuhan mobilitas

diperlukan sarana angkutan umum yang merupakan pilihan dari mayoritas penduduk

kota Medan, baik sebagai kelompok captive user akibat tidak memiliki kendaraan

pribadi maupun choice user yang memiliki kendaraan pribadi tetapi memilih

menggunakan angkutan umum.

Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Medan adalah taksi,

yang sifatnya berbeda dengan dengan angkutan umum lainnya. Perbedaan tersebut

meliputi rute yang tergantung pada permintaan penumpang, kenyamanan yang relatif

baik, waktu tempuh yang lebih cepat dan kemudahan untuk mendapatkan angkutan taksi

Universitas Sumatera Utara


di hamper semua tempat. Kelebihan yang dimiliki taksi ditinjau dari tingkat

kenyamanan dan waktu tempuhnya akan menggambarkan kondisi angkutan umum yang

ideal dan sesuai dengan tuntutan konsumen.

Taksi dikenal sebagai moda paratransit yang merupakan salah satu angkutan

umum alternatif yang banyak diminati masyarakat, meskipun dengan ongkos yang lebih

tinggi dibandingkan angkutan umum lainnya.

I.2 Perumusan Masalah

Sistem pelayanan taksi bersifat fleksibel bila dibandingkan moda angkutan

lainnya dan mempunyai ciri pelayanan dari pintu ke pintu (door to door service).

Dengan perkataan lain bahwa taksi memiliki kelebihan utama pada pelayanan angkutan

umum, bila dilihat dari keleluasaan waktu yang tidak terjadual, rute pelayanan dan

tempat pemberhentiannya yang bebas, serta dilengkapi dengan argometer.

Taksi merupakan sarana transportasi bebas jalur yang dibatasi jumlah

armadanya. Pada saat yang akan datang, apabila tingkat kemakmuran bertambah dan

daya beli masyarakat meningkat maka kebutuhan akan angkutan taksi akan meningkat

pula. Pada saat ini kota Medan yang berpenduduk ±2.117.224 jiwa (BPS Kota Medan,

2012), dipadati dengan keberadaan taksi yang menggunakan argo sejumlah 3.045

armada (Dinas Perhubungan Kota Medan, 2010). Kondisi tersebut dipakai sebagai dasar

untuk mengevaluasi tingkat okupansi dan biaya operasi kendaraan (BOK).

Universitas Sumatera Utara


Angkutan taksi pada tahun 2009 yang beroperasi di kota Medan mencapai 3.395

kendaraan (tabel 1.1) jumlahnya semakin menurun pada tahun-tahun berikutnya di

mana pada tahun 2011 angkutan taksi berjumlah 3.045 kendaraan (tabel 1.1).

Tabel 1.1 Data Jumlah Kendaraan Angkutan Penumpang Umum Tidak Dalam Trayek.

No Jenis kendaraan 2009 2010 2011

1 Taksi dengan argometer 3.395 3.245 3.045

2 Kendaraan sewa --- --- ---

3 Bus pariwisata --- --- ---

4 Kendaraan roda 3 654 558 482

5 Lain-lain

a. Ojek --- --- ---

b. Becak Bermotor 26.960 26.421 25.892

Jumlah 31.009 30.224 29.419

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan (2011)

Dari data tersebut di atas menunjukkan kecenderungan menurunnya jumlah taksi

dengan argometer, sementara untuk taksi tanpa argometer memiliki kecenderungan

yang meningkat. Keadaan yang kontradiktif dengan tujuan Kota Medan sebagai kota

jasa dan industri (Dinas Perhubungan Kota Medan,2010).

Dari uraian yang dikemukakan tersebut di atas, maka perlu dilakukan suatu

penelitian atas potensi kebutuhan (demand potency) dan penyediaan (supply potency)

angkutan taksi yang berargo untuk mengetahui apakah jumlah taksi di Kota Medan

Universitas Sumatera Utara


sudah memadai atau justru berlebih dengan judul “Analisis Kebutuhan Demand dan

Supply Angkutan Taksi di Kota Medan Berdasarkan Tingkat Okupansi Dan BOK”.

I.3. Tujuan Penelitian

Dari kondisi latar belakang permasalahan yang telah dibahas di atas, tugas akhir

ini bertujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis supply dan demand angkutan taksi berdasarkan tingkat

okupansi dan Biaya Operasi Kendaraan (BOK).

2. Menentukan jumlah taksi yang dibutuhkan

I.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini agar terarah dan tidak terlalu

meluas, maka penulis memberikan batasan masalah:

1. Lokasi penelitian atau wilayah studi adalah wilayah administratif kota

Medan seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1

2. Studi dilakukan pada 3 (tiga) buah perusahaan taksi yang ada di kota Medan

dalam memperoleh data-data sekunder, sedangkan untuk memperoleh data-

data primer dilakukan pada titik-titik lokasi pangkalan taksi.

3. Dalam memperoleh data-data primer digunakan teknik pengambilan jumlah

sampel peneleitian.

4. Analisa tingkat okupansi dan biaya operasi taksi di wilayah kota Medan,

berdasarkan asumsi semua bahwa seluruh armada taksi berjalan lancar.

5. Penentuan jumlah taksi yang optimum berdasarkan biaya operasi yang

minimum, sesuai kriteria kondisi keseimbangan supply-demand.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Kebutuhan angkutan umum pada saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk di kota Medan yang secara langsung
mempengaruhi tingkat aktivitas masyarakat, sehingga untuk pemenuhan mobilitas
diperlukan sarana angkutan umum yang merupakan pilihan dari mayoritas penduduk
kota Medan, baik sebagai kelompok captive user akibat tidak memiliki kendaraan
pribadi maupun choice user yang memiliki kendaraan pribadi tetapi memilih
menggunakan angkutan umum.
Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Medan adalah taksi.
Pada saat ini kota Medan yang berpenduduk ±2.117.224 jiwa (BPS Kota Medan, 2012),
dipadati dengan keberadaan taksi yang menggunakan argo sejumlah 3.045 armada
(Dinas Perhubungan Kota Medan, 2010.
Tujuan penelitian untuk menganalisis keseimbangan dan menentukan jumlah
taksi yang dibutuhkan di wilayah administratif kota Medan dengan cara menganalisis
tingkat okupansi dan biaya operasional taksi.
Dalam pengolahan data diperlukan data primer dan data sekunder. Metode
Krejcie-Morgan digunakan untuk menentukan jumlah sampel taksi yang akan diteliti.
Dari 11 (sebelas) buah perusahaan taksi yang beroperasi di kota Medan diteliti 3 buah
perusahaan taksi yang total jumlah armadanya berjumlah 820 unit diambil 247 unit
sampel taksi yang akan diteliti. Jumlah sampel tersebut selanjutnya diolah sesuai
dengan kebutuhan tujuan penelitian.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik diperoleh Perusahaan
taksi di kota Medan menerapkan kebijakan jam operasi minimum 18 jam/hari dan
maksimum 24 jam/hari.Rata-rata panjang perjalanan taksi per hari pada Taksi Blue
Bird 243,58 km/ hari, Taksi Express 247,1 km, serta Taksi Matra 239.46 km. Jumlah
trip taksi pada Taksi Blue Bird 14,33 kali/hari, Taksi Express 12,93 kali/hari dan Taksi
Matra 11,63 kali/hari. Jarak tempuh / trip / hari pada Taksi Blue Bird 8,277 km/ trip /
hari, Taksi Express 7.65 km / trip /hari, dan Taksi Matra 6.9 km / trip / hari. Adapun
tingkat okupasi perjalanan pada Taksi Blue Bird adalah sebesar 49%, Taksi Express
40%, dan Taksi Matra 34%. Dengan rata-rata tingkat okupansi perjalanan sebesar
41%. Permintaan pelayanan taksi berdasarkan jumlah panggilan telepon selama
periode 1 (satu) tahun sebanyak 767.439 panggilan, adapun yang melayani sebanyak
634.579 panggilan (71,2%) dan yang tidak terlayani sebanyak 238.579 panggilan
(28,8%).Rata-rata kinerja finansial untuk masing-masing taksi di kota Medan sebesar
0,48.

Universitas Sumatera Utara


ANALISA DEMAND DAN SUPPLY ANGKUTAN TAKSI DI KOTA
MEDAN BERDASARKAN TINGKAT OKUPANSI DAN BIAYA
OPERASIONAL KENDARAAN
TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk

Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun Oleh

GUNTUR C PURBA
06 0404 040

BIDANG STUDI TRANSPORTASI


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Kebutuhan angkutan umum pada saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk di kota Medan yang secara langsung
mempengaruhi tingkat aktivitas masyarakat, sehingga untuk pemenuhan mobilitas
diperlukan sarana angkutan umum yang merupakan pilihan dari mayoritas penduduk
kota Medan, baik sebagai kelompok captive user akibat tidak memiliki kendaraan
pribadi maupun choice user yang memiliki kendaraan pribadi tetapi memilih
menggunakan angkutan umum.
Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Medan adalah taksi.
Pada saat ini kota Medan yang berpenduduk ±2.117.224 jiwa (BPS Kota Medan, 2012),
dipadati dengan keberadaan taksi yang menggunakan argo sejumlah 3.045 armada
(Dinas Perhubungan Kota Medan, 2010.
Tujuan penelitian untuk menganalisis keseimbangan dan menentukan jumlah
taksi yang dibutuhkan di wilayah administratif kota Medan dengan cara menganalisis
tingkat okupansi dan biaya operasional taksi.
Dalam pengolahan data diperlukan data primer dan data sekunder. Metode
Krejcie-Morgan digunakan untuk menentukan jumlah sampel taksi yang akan diteliti.
Dari 11 (sebelas) buah perusahaan taksi yang beroperasi di kota Medan diteliti 3 buah
perusahaan taksi yang total jumlah armadanya berjumlah 820 unit diambil 247 unit
sampel taksi yang akan diteliti. Jumlah sampel tersebut selanjutnya diolah sesuai
dengan kebutuhan tujuan penelitian.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik diperoleh Perusahaan
taksi di kota Medan menerapkan kebijakan jam operasi minimum 18 jam/hari dan
maksimum 24 jam/hari.Rata-rata panjang perjalanan taksi per hari pada Taksi Blue
Bird 243,58 km/ hari, Taksi Express 247,1 km, serta Taksi Matra 239.46 km. Jumlah
trip taksi pada Taksi Blue Bird 14,33 kali/hari, Taksi Express 12,93 kali/hari dan Taksi
Matra 11,63 kali/hari. Jarak tempuh / trip / hari pada Taksi Blue Bird 8,277 km/ trip /
hari, Taksi Express 7.65 km / trip /hari, dan Taksi Matra 6.9 km / trip / hari. Adapun
tingkat okupasi perjalanan pada Taksi Blue Bird adalah sebesar 49%, Taksi Express
40%, dan Taksi Matra 34%. Dengan rata-rata tingkat okupansi perjalanan sebesar
41%. Permintaan pelayanan taksi berdasarkan jumlah panggilan telepon selama
periode 1 (satu) tahun sebanyak 767.439 panggilan, adapun yang melayani sebanyak
634.579 panggilan (71,2%) dan yang tidak terlayani sebanyak 238.579 panggilan
(28,8%).Rata-rata kinerja finansial untuk masing-masing taksi di kota Medan sebesar
0,48.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, yang senantiasa

memberikan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

tugas akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil Universitas Sumatera

Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah “Analisis Demand dan Supply Angkutan

Taksi di Kota Medan Berdasarkan Tingkat Okupansi Dan Biaya Operasional

Kendaraan”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan Tugas Akhir ini tidak

terlepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang sebesar–besarnya

kepada :

1. Bapak Yusandi Aswad ST, MT sebagai Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, mengarahkan dan memberikan saran dalam penyusunan

Tugas Akhir ini hingga selesai.

2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan sebagai ketua Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Bapak Ir. Syahrizal, MT sebagai seketaris Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.

4. Bapak Ir. Zulkanain A.Muis, M.Eng.Sc, sebagai koordinator bidang studi

transportasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara Medan.

Universitas Sumatera Utara


5. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT dan Bapak Irwan Suranta Sembiring ST, MT

sebagai dosen pembanding yang telah memberikan masukan dan waktu dalam

penyelesaian Tugas Akhir ini.

6. Bapak dan Ibu staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara.

7. Untuk kedua orang tua tercinta, ayahanda B. Purba dan ibunda tercinta M br

Hutasoit yang senantiasa mencurahkan segenap kasih sayang dan dukungan baik

dari segi moriil dan materiil, serta seluruh keluarga besar.

8. Untuk teman – teman seperjuangan angkatan 2006 (Paulus, Erick, Muek, Ray

(BK), Rico, Dion).

9. Untuk adek-adek 2009 , Suparta, Jimmy, Edwin, Abraham serta adek 2012.

Terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan,

baik penulisan maupun pembahasan oleh karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman

serta referensi yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan saran-saran dan

kritik demi perbaikan pada masa – masa mendatang. Akhirnya semoga Tugas Akhir ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2013

(Guntur C Purba)

06 0404 040

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 2

I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ .5

I.4. Pembatasan Masalah ................................................................. 5

I.5 Metodologi Penelitian ................................................................ 6

I.6 Sistematika Penulisan ................................................................. 7

I.7 Peta Lokasi Penelitian ................................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sistem Transportasi .................................................................... 10

II.1.1 Pengertian ...................................................................... 10

II.1.2 Pemilihan Moda Angkutan ............................................ 11

Universitas Sumatera Utara


II.2. Angkutan Taksi

II.2.1. Pengertian Taksi .......................................................... 14

II.2.2. Kelebihan Angkutan Taksi ......................................... 15

II.2.3. Pelayanan Taksi .......................................................... 15

II.3. Penentuan Jumlah Kebutuhan Taksi ........................... 17

II.4 Penentuan Formula Kebutuhan Taksi ......................... 18

II.5. Okupansi Perjalanan Taksi .......................................................... 19

II.6. Biaya Operasional Taksi ............................................................. 21

II.6.1 Biaya Tetap (Standing Cost) ........................................... 21

II.6.2 Biaya Tidak Tetap ........................................................... 23

II.6.3 Biaya Overhead ................................................................ .. 25

II.7. Biaya Operasional Kendaraan Sistem Setoran ............................ .. 25

II.8. Penawaran Jasa Angkutan ........................................................... .. 26

II.9 Permintaan Transportasi .............................................................30

II.10 Interaksi Supply dan Demand ......................................................31

II.11 Penelitian Terdahulu ......................................................................36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Pengumpulan Data ........................................................................ 39

III.2. Pengolahan Data ........................................................................... 41

III.3. Analisa Data ................................................................................. 43

III.4. Evaluasi .................................................................................... 34

III.5. Kesimpulan Dan Saran .................................................................. 34

Universitas Sumatera Utara


BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

IV.1. Produk Perusahaan Taksi ........................................................... 46

IV.2. Jam Operasi Taksi ...................................................................... 47

IV.3. Panjang Perjalanan Taksi ........................................................... 47

IV.4. Perjalanan Isi .............................................................................. 49

IV.5. Jarak Tempuh Tiap Perjalanan Isi .............................................. 50

IV.6. Jumlah Tip Per Hari ................................................................... 52

IV.7. Okupansi Perjalanan Taksi .......................................................... 55

IV.8. Pelayanan Dan Permintaan Taksi ............................................... 56

IV.9. Pendapatam Perusahaan ............................................................. 59

IV.10. Perhitungan Biaya Operasi Taksi ............................................... 61

IV.11. Kinerja Finansial ...................................................................63

IV.12 Biaya Minimum dan Armada Optimal.....................................64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan ................................................................................. 75

V.2. Saran ........................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Kendaraan Angkutan Taksi Penumpang Umum

Tidak Dalam Trayek .............................................................................. 4

Tabel 2.1 Kelompok Sektor Unggulan .................................................................. 18

Tabel 3.1 Operator-Operator Yang Melayani Pengguna Moda Taksi

Di Kota Medan ...................................................................................... 40

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Krejcie-Morgan .................................... 22

Tabel 4.1 Panjang Perjalanan Taksi Blue Bird Per Hari ....................................47

Tabel 4.2 Panjang Perjalanan Taksi Express Per Hari ......................................48

Tabel 4.3 Panjang Perjalanan Taksi Matra Per Hari ..........................................48

Tabel 4.4 Jarak Tempuh Taksi Blue Bird / trip /hari…......................................50

Tabel 4.5 Jarak Tempuh Taksi Express / trip /hari…........................................51

Tabel 4.6 Jarak Tempuh Taksi Matra / trip /hari……........................................52

Tabel 4.7 Jarak Trip Taksi Blue Bird / trip /hari……….....................................53

Tabel 4.8 Jarak Trip Taksi Express / trip /hari…..............................................54

Tabel 4.9 Jarak Trip Taksi Matra / trip /hari……..............................................54

Tabel 4.10Okupansi harian Rata-Rata (%)…..…...............................................56

Tabel 4.11Jumlah Taksi Dan Sampel Penelitian …………………….…………..57

Tabel 4.12 Panggilan Taksi Lewat Telepon

Dalam Setahun…............................................................................58

Tabel 4.13 Perhitungan Pendapatan Perusahaan /

unit/tahun…...................................................................................60

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.14 Perhitungan BOK / unit / tahun.….................................................61

Tabel 4.15 Perhitungan Pendapatan Bersih

/unit/tahun…................................................................................62

Tabel 4.16 Kinerja Finansial..........................................................................63

Tabel 4.17 Perhitungan Rata-Rata Total

Biaya Minimum…......................................................................65

Tabel 4.18 Jumlah Taksi Optimal

Berdasarkan Biaya Minimum…..................................................66

Tabel 4.19 Tabel Analisa ....................................................................................... 67

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Jaringan Jalan Kota Medan ....................................................... 9

Gambar 2.1. Kurva Iso Renevue ............................................................................ 20

Gambar 2.2. Kurva Fungsi Penawaran .................................................................. 27

Gambar 2.3. Kurva Fungsi Penawaran ………………………………………… 28

Gambar 2.4. Pegeseran Penawaran ........................................................................ 29

Gambar 2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penyediaan Transportasi ................................................................. 30

Gambar 2.6. Kondisi Keseimbangan ..................................................................... 32

Gambar 2.7. Proses Keseimbangan ........................................................................ 33

Gambar2.8. Pengaruh Kenaikan Pendapatan Masyarakat ..................................... 34

Gambar4.1. Okupansi Harian Rata-Rata ................................................................ 56

Gambar4.2. Jumlah Taksi Dan Sampel Penelitian ................................................. 57

Gambar4.3. Panggilan Taksi Lewat Telepon Dalam Setahun ............................... 59

Gambar4.4. Pendapatan Perusahaan / unit / tahun ................................................ 61

Gambar4.5. Pembiayaan Perusahaan / unit/ tahun ................................................. 62

Gambar4.6. Pendapatan Taksi / unit / tahun .......................................................... 63

Gambar4.7. Kinerja Finansial ................................................................................ 64

Gambar4.8. Hubungan Antara Jumlah Taksi

dengan Rata-Rata Total Biaya .......................................................... 66

Gambar4.8. Jumlah Taksi Optimal

Berdasarkan Biaya Minimum ........................................................... 67

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai