Jakarta.
Transportasi, Jakarta
Soegijapranata Semarang.
UniversitasKatolikSoegijapranata. Semarang.
Jakarta.
Tamin, Z Ofyar dan Rusmadi Suyuti. 2007. Kajian Peningkatan Matriks Asal Tujuan
.Media TeknikSipil.
METODOLOGI PENELITIAN
metodologi berdasarkan latar belakang, tujuan manfaat dan studi pustaka serta survey
akhir ini yang bersumberkan buku-buku serta referensi lainnya sebagai pendekatan teori
maupun sebagai perbandingan untuk mengkaji penelitian ini. Dalam hal ini yaitu teori-
teori mengenai pemilihan moda kendaraan yang diperoleh dari buku: “Perencanaan
Pemodelan dan Rekayasa Transportasi” oleh Ofyar Z. Tamin (2008), buku “Pengantar
dan permintaan transportasi serta taksi yang berasal dari beberapa jurnal.
serta melakukan survey untuk mendapatkan waktu operasi taksi dan tingkat
jumlah armada taksi yang beroperasi, besarnya harga suku cadang, serta
perizinannya, yaitu :
Medan
akan diteliti sebagai contoh aplikasi dari penelitian. Dalam hal ini dipilih adalah Taksi
Blue Bird, Taksi Express, dan Taksi Matra. Alasan pemilihan ketiga jenis taksi tersebut
adalah :
yang terbanyak.
c. Logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian
dan data lain yang dibutuhkan, seperti jumlah taksi yang beroperasi dan jumlah
jumlah taksi yang dimiliki setiap perusahaan. Jumlah sampel diharapkan dapat
yang dipakai (S) ditentukan berdasarkan banyaknya populasi (N), dengan tingkat
keyakinan sebesar 95%, seperti terlihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
10 10
100 80
900 269
950 274
100 384
1. Kendaraan-jam
kategori kendaraan-jam.
2. Kendaraan-km
pemeliharaan dari operasi untuk kendaraan yang tersedia per jumlah kendaraan yang
tersedia per jumlah jam atau km pada pelayanan yang disediakan. Pengeluaran
sistem operasi. Pajak lalu lintas juga dimasukkan pada kategori ini karena berkaitan
Dalam menganalisa data, bila data itu layak maka dapat segera dievaluasi, dan bila
tidak layak maka data-data tersebut harus diulang kembali dari pengumpulannya.
III.4 Evaluasi
Untuk menghitung jumlah armada taksi yang ideal sesuai permintaan, pelayanan
dan tingkat okupansinya serta variabel-variabel lain yang berpengaruh dapat dievaluasi
Medan.
operator pengelola angkutan taksi maupun permintaan pelayanan dari pinggir jalan atau
atau grafik maupun diagram, yang selanjutnya dapat ditarik kesimpulan dengan disertai
B A B I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
B A B II : STUDI PUSTAKA
Dalam bab ini akan membahas teori-teori yang akan digunakan dalam
BAB IV : METODOLOGI
Dalam bab ini membahas kerangka pikir dan prosedur-prosedur dari pemecahan
masalah.
Dalam bab ini dipaparkan data-data penelitian yang didapat dari hasil survey
Dalam bab ini akan diambil kesimpulan mengenai hasil analisis dan
pembahasan.
Pengumpulan Data
Pengolahan Data :
- Okupansi Taksi
- Biaya Operasional Kendaraan
- Pendapatan Perusahaan
Analisa Data
- Pengujian Statistik
Hasil
untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan membayar sejumlah
ongkos. Secara lebih rinci produk dari perusahaan angkutan taksi antara lain:
a. Jam operasi, yaitu jam kerja taksi mulai keluar dari garasi/pool perusahaan
sampai taksi kembali lagi ke garasi. Khusus angkutan taksi, jam kerja lebih
banyak daripada angkuatan publik lainnya, bahkan jam operasinya ada yang
24 jam sehari.
b. Panjang perjalanan, yaitu jarak yang ditempuh oleh taksi dalam waktu
tertentu. Satuan yang biasa digunakan adalah kilometer. Dalam satu hari,
e. Jumlah trip, yaitu banyaknya perjalanan taksi yang dilakukan taksi dalam
mengangkut penumpang.
operasional Taksi Blue Bird yaitu 24 jam operasi perhari. Bila jumlah Taksi Blue Bird
jenis Toyota Limo yang beroperasi 500 unit dengan jam operasi 24 jam perhari, maka
mempunyai taksi jenis Vios Limo (120 unit) dioperasikan selama 24 jam/hari, maka
total produksinya 120 x 24 = 2.880 jam/hari. Untuk Taksi Matra (jenis Limo) yang
berjumlah 200 unit mempunyai jam operasi selama 24 jam/ hari, maka total
perjalanan taksi berkaitan pula dengan biaya operasinya, karena semakin jauh
masing taksi dapat dilihat pada tabel 4.1. s/d 4.3. berikut ini:
Diskripsi Statistik:
Mean 243,58
Standard Deviation 0,005
Diskripsi Statistik:
Mean 247.1
Standard Deviation 0,022
Diskripsi Statistik:
Mean 239.46
Standard Deviation 0,005
Perjalanan isi adalah jarak tempuh taksi berpenumpang pada setiap kali
perjalanan (trip). Panjang perjalanan taksi ini merupakan perkalian antara panjang
tempuh taksi berpenumpang pada setiap trip yang dikalikan dengan banyaknya
Untuk memperoleh banyaknya perjalanan taksi ini, maka bagi setiap taksi
cara :
pusat perdagangan.
menggunakan jasa taksi dapat melalui lewat telpon kantor perusahaan dan
Hasil yang diperoleh dari perjalanan ini diharapkan dapat menutup biaya operasi
Jarak tempuh tiap perjalanan isi adalah jarak tempuh taksi rata-rata setiap kali
perjalanan isi per trip /hari untuk masing-masing taksi dilihat pada tabel 4.4. s/d 4.6
berikut ini :
Jarak Tempuh/Trip/Hari
Taksi 1 Taksi 2 Taksi 3 Taksi 4 Taksi 5 Taksi 6 Taksi 7 Taksi 8
No (km) (km) (km) (km) (km) (km) (km) (km)
11 6 8 8 7 8 7 10 7
12 6 11 7 12 11 8 9 11
13 7 8 12 11 7 6 8 8
14 11 7 6 8 12 5 10 11
15 6 13 7 6 12 7 8 7
16 10 8 6 7 8 5 6 5
17 7 12 8 7 8 11 8 7
18 11 9 9 7 8 10 11 7
19 7 7 11 12 7 9 8 5
20 9 7 8 8 7 7 6
Jumlah
(159 Unit) 1316
Rata-
Rata/Hari 8,277
Sumber : Hasil Pengolahan Data Taksi Blue Bird
Dekripsi Statistik
Mean 8,277
Standard Deviation 0,036
Deskripsi Statistik
Mean 7,65
Standard Deviation 0,016
Deskripsi Statistik :
Mean 6.9
Standard Deviation 0.042
Jumlah trip per hari merupakan banyaknya perjalanan taksi yang dilakukan
dalam mengangkut penumpang per hari. Dari pengolahan data hasil survai, jumlah trip
per hari masing-masing taksi dapat dilihat pada tabel 4. 7 s/d 4.9 berikut ini:
Diskripsi Statistik
Mean 14.33
Standard Deviation 0,024
Diskripsi Statistik
Mean 12.934
Standard Deviation 0,025
Diskripsi Statistik
Mean 11.62
Standard Deviation 0,026
dengan total panjang perjalanan taksi isi penumpang ditambah dengan panjang
perjalanan tanpa penumpang. Dari pengolahan data survei, okupansi perjalanan rata-rata
per hari masing-masing taksi dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.11 di bawah
ini :
50%
40%
Okupansi (%)
30%
20%
10%
0%
Blue Bird Taksi Express Taksi Matra
Nama Taksi
Pelayanan taksi di Kota Medan, sesuai dengan jumlah armada taksi yang
beroperasi sebanyak 720 unit dan dioperasikan oleh 3 (tiga) buah operator / perusahaan
taksi. Dari sejumlah taksi yang beroperasi di Kota Medan, diambil sampel penelitian
sesuai dengan Metode Krejcie-Morgan, bahwa jumlah taksi (N) = 900, maka sampel
yang dibutuhkan S = 269 sedangkan jumlah taksi (N) = 100 sampel yang dibutuhkan S
400
200
0
Blue Bird Group PT. Express Limo PT. Matra Taksi
Nusantara
Nama Taksi
dapat terlihat pada Tabel 4.12 dan Gambar 4.3 berikut ini :
350
Jumlah Penelpon (kali)
300
250
200 Jumlah Panggilan (kali)
150
100 Panggilan Terlayani (kali)
50
0 Panggilan Tak Terlayani
(kali)
Blue Bird PT. Express PT. Matra
Group Limo Taksi
Nusantara
Nama Taksi
Dari data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak permintaan yang belum
terlayani sejumlah 220.78 panggilan (28.8 %), sedangkan yang terlayani 546.659
panggilan (71.2%). Ini berarti bahwa di Kota Medan masih kekurangan taksi, namun
mengingat waktu panggilan yang bersamaan dengan jam sibuk sehingga banyak taksi
menunjukkan bahwa pelayanan (supply) taksi di Kota Medan masih lebih besar dari
permintaannya (demand).
perusahaan angkutan taksi diperoleh antara lain bila taksi selalu terisi penumpang
sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Gambar 4.4 berikut ini :
B Biaya Langsung
1 Overhead 40,000,000
2 pendapatan supir 17,500,000
3 biaya lain-lain 7,000,000
Total 64,500,000
Tabel IV. 16 Biaya Tidak Tetap (variable cost) Taksi Blue Bird
Jarak
Jumlah Jarak Tempuh Biaya Per Tahun
No Komponen Pemakaian Harga (Rp)
Pemakaian Per Tahun (Km) (Rp)
(km)
1 BBM 14 1 liter 4,500 85253 27,402,750
2 Ban 60,000 4 buah 800,000 85253 4,546,827
3 Oli Mesin 7,500 4 liter 155,000 85253 1,761,895
4 Oli Gemuk 20,000 1 tube 45,000 85253 191,819
5 Oli Transmisi 70,000 4 liter 244,000 85253 297,168
6 Minyak Rem 100,000 2 botol 45,000 85253 38,364
7 Accu 110,000 1 pcs 450,000 85253 348,762
8 Filter Udara 25,000 1 pcs 191,000 85253 651,333
9 Filter Bensin 60,000 1 pcs 350,000 85253 497,309
10 Filter Oli 22,500 1 pcs 60,000 85253 227,341
11 Lager Depan 80,000 1 pcs 1,000,000 85253 1,065,663
12 Lager Belakang 100,000 1 pcs 450,000 85253 383,639
13 Pirodo Depan 25,000 1 set 250,000 85253 852,530
14 Pirodo Belakang 75,000 1 set 250,000 85253 284,177
15 Ball Joint 40,000 1 pcs 220,000 85253 468,892
16 Cross Member 100,000 1 pcs 750,000 85253 639,398
17 Pelat Kopling 110,000 1 set 650,000 85253 503,768
18 Matahari 110,000 1 set 700,000 85253 542,519
19 Drag Laher 110,000 1 set 600,000 85253 465,016
20 Bearing (Laher) 110,000 1 set 600,000 85253 465,016
21 Timing Belt 50,000 1 pcs 300,000 85253 511,518
22 Fan Belt 110,000 1 set 300,000 85253 232,508
23 Busi 20,000 4 pcs 60,000 85253 255,759
24 CDI 80,000 1 set 2,500,000 85253 2,664,156
Jumlah
45,298,126
= 65,760,000 + 45,298,126
= Rp 111.058.126.
= 59,760,000 + 46,157,299
= Rp 105,917,299
A karateristik kendaraan
1 Type Sedan
2 jenis pelayanan Taksi
3 kapasitas / daya angkut 4 orang
B Biaya Langsung
1 Overhead 30,000,000
2 pendapatan supir 17,500,000
= 55,760,000 + 44,632,360
= Rp 100,392,360
120.000.000
100.000.000
80.000.000
60.000.000 Biaya Tetap (Rp.)
Biaya Variabel (Rp.)
40.000.000
Total BOK (Rp.)
20.000.000
0
Blue Bird Express Taksi Taksi Matra
Nama Taksi
pada Tabel 4.15. dan Rincian Pendapatannya terlihat pada gambar 4.6. berikut ini:
/tahun (Rp.)
150.000.000 BOK /unit/ tahun (Rp.)
100.000.000
Pendapatan Bersih /unit
/tahun (Rp.)
50.000.000
-
Blue Bird Express Taksi Taksi Matra
Nama Taksi
0,80
Kinerja Finansial
0,60
0,40
0,20
0,00
Blue Bird Express Taksi Taksi Matra
Nama Taksi
a. Total Fixed Cost (TFC) adalah biaya operasi tetap yang dikeluarkan oleh
perusahaan berdasarkan jumlah armadanya. (Contoh: biaya perijinan, gaji
karyawan kantor, biaya pengelolaan, dan penyusutan nilai kendaraan).
b. Total Variable Cost (TVC) adalah biaya operasi yang berubah dan dikeluarkan
oleh perusahaan berdasrkan jumlah armadanya. (Contoh: biaya bahan bakar,
biaya suku cadang, biaya ban, dan biaya perawatan).
c. Total Cost (TC) adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel:
TC = TFC + TVC
Asumsi yang dapat diambil dalam membuat kurva biaya dilakukan dengan
perhitungan besarnya total biaya operasi minimum secara simulasi, sehingga dapat
menentukan jumlah armada taksi optimal yang akan beroperasi. Hal ini berpengaruh
pula pada pendapatan bersih perusahaan dan kinerja finansial masing-masing armada
taksi.
Penentuan banyaknya taksi optimal berdasarkan total biaya operasi minimum
per unit/hari dapat dilihat pada tabel 4.17. berikut ini:
Tabel 4.17. Perhitungan Rata-rata Total Biaya Minimum dalam menentukan Jumlah
Taksi Optimal.
Jml. Rata-rata Rata-rata
Total Biaya Total Biaya Total Biaya Rata-rata Total
Kend. Biaya Tetap Biaya Variabel
Tetap (Rp) Variabel (Rp) (Rp) Biaya (Rp)
(Unit) (Rp) (Rp)
Dari tabel tersebut dapat digambarkan hubungan antara jumlah armada taksi
dengan besarnya biaya operasi taksi. Besarnya rata-rata biaya operasi kendaraan
terhadap jumlah armada taksi dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini:
70.000
Rp. 58.085,-
60.000
Titik Equilibrium
50.000
Rata-rata Biaya Tetap (Rp)
40.000 AFC=TFC/Q
Rata-rata Biaya Variabel (Rp)
30.000 AVC=TVC/Q
20.000 Rata-rata Total Biaya (Rp)
QTC=TC/Q
10.000
0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200
Gambar 4.8. Hubungan antara jumlah taksi dengan rata-rata total biaya
Dari hubungan antara besarnya rata-rata biaya dengan jumlah taksi, kemudian
dipilih rata-rata total biaya minimum untuk menentukan jumlah taksi optimal yang
dioperasikan. Pada perhitungan ini didapatkan jumlah armada taksi yang optimal
sebanyak 1.000 unit, sesuai dengan tabel IV.18. dan Gambar IV.9. berikut ini :
Taksi Matra
25%
Blue Bird
Express Taksi 52%
23%
Dari analisa yang telah diperoleh secara keseluruhan, maka dapat disusun Tabel
Analisanya sesuai dengan Tabel 4.17. berikut ini:
7 Kondisi Terjadi pada biaya minimum dengan Biaya: Rp. 58.085,- Dibutuhkan
keseimbangan jumlah taksi optimal. jumlah taksi taksi dengan
(Equilibrium): sebanyak = 1000 jumlah yang
unit. memadai.
Eq= Rp.
58.085,-. *5)
Sumber:
5.1. KESIMPULAN
kota Medan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang
akurat tentang kebutuhan angkutan taksi bagi masyarakat dan pihak perusahaan taksi
dalam menyediakan jumlah kendaraan yang optimal ditinjau dari tingkat okupasi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data-data primer
sebanyak 634.579 panggilan (71,2%) dan yang tidak terlayani sebanyak 238.579
panggilan (28,8%).
0,48.
5.2.SARAN
1. Perlu adanya peningkatan okupansi perjalanan taksi di kota Medan.
2. Perlu adanya pengurangan unit armada taksi agar tercapai titik equilibrium,
sehingga akan diperoleh biaya operasi biaya minimum dengan penghasilan yang
optimal.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 Pengertian
Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan dan keterikatan antara suatu variabel
dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, sedangkan transportasi itu
tempat lain. Dari dua pengertian di atas, sistem tranportasi dapat diartikan sebagai
bentuk keterkaitan dan keterikatan yang integral antara berbagai variable dalam suatu
kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain
(Munawar, 2005).
Pada dasarnya sistem transportasi terdiri dari sistem angkutan penumpang dan
penggunaan dan cara pengoperasiannya, yaitu angkutan dinas, angkutan pribadi dan
angkutan umum (Vuchic, 1981). Ditinjau dari segi penggunaannya, angkutan umum
a. Para Transit, pada pengoperasiannya tidak ada jadual yang pasti dan
taksi, becak).
dan jadual yang pasti (contoh : bus kota, kereta api, kapal laut, pesawat
terbang).
2. Sistem Sewa
dalam hal ini rute dan jadualnya tidak tentu. Sistem ini disebut demand
(contoh : taksi).
pemilihan moda. Menurut Ofyar Z. Tamin (1997), bahwa faktor yang mempengaruhi
umum.
a. Tujuan pergerakan
angkutan umum.
karena pada saat itu angkutan umum tidak atau jarang beroperasi.
c. Jarak perjalanan
Beberapa ciri yang dapat mempengaruhi pemilihan moda adalah jarak dari
pusat kota dan kepadatan jumlah penduduk . Model pemilihan moda ini
berbasis zona, dan dapat dianggap sebagai model tidak agregat bila dipakai
adalah kendaraan umum dengan jenis mobil penumpang yang diberi tanda khusus dan
dibandingkan moda angkutan lainnya dan memiliki pelayanan dari pintu ke pintu (door
to door service) dalam wilayah operasi terbatas. Dengan perkataan lain bahwa taksi
memiliki kelebihan utama pada pelayanan angkutan umum, bila dilihat dari keleluasaan
waktu yang tidak terjadwal, rute pelayanan dan tempat pemberhentiannya yang bebas,
Taksi merupakan salah satu jenis layanan transport yang mempunyai karateristik
pelayanan khusus, yang merupakan perpaduan antara kendaraan pribadi dan angkutan
umum. (Levinson & Weant, 1982). Karena taksi dapat melayani ke semua tempat di
daerah urban dan dapat dipanggil melalui telepon serta mampu memberikan pelayanan
Pengguna jasa taksi sangat bervariasi jika dilihat dari sisi kondisi social
ekonominya. Secara garis besar (Levinson & Weant, 1982), pengguna jasa taksi dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Mereka yang tidak punya pilihan lain kecuali taksi, missal orang tua, orang
4. Mudah didapatkan setiap saat karena waktu operasi yang hampir 24 jam.
6. Sangat tepat untuk hal-hal yang bersifat darurat, misalnya harus ke rumah
sakit.
Akses menuju atau keluar bandara biasanya juga menggunakan layanana jasa
taksi. System pengangkutan taksi secara bersama-sama (taxi pooling) untuk ke tempat
ke kerja atau pulang dari pekerjaaan dapat menurunkan biaya pemakaian taksi perorang.
Menurut KM 35 tahun 2003 mengatur tentang angkutan tidak dalam trayek yang
tertuang dalam Bab IV. Pada bagian pertama berisi tentang Jenis Angkutan pada pasal
28 yang berbunyi : angkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek, terdiri
dari:
a. Angkutan taksi
b. Angkutan sewa
c. Angkutan pariwisata
d. Angkutan lingkungan
Pada bagian kedua tentang angkutan taksi tertuang pada pasal 29 yang berisi :
Pelayanan angkutan taksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 huruf (a) merupakan
a. Tidak berjadwal
b. Dilayani dengan mobil penumpang umum jenis sedan atau station wagon
dan van yang memiliki konstruksi seperti sedan sesuai standar teknis yang
Berdasarkan Peraturan Wali Kota No.9 Tahun 2013 tentang tarif batas atas dan
bawah angkutan taksi, penetapan tarif angkutan taksi diberlakukan sebagai berikut:
(PKN)
(PKW)
(PKK)
2. Sektor Unggulan
kelompok:
b. Kelompok II : Pariwisata
Kel. I 1 1 1 1
JT = JP x FK x SU…………………………………………(II.1)
1. Jumlah penduduk kota Medan sebanyak 2.117.224 jiwa (BPS Kota Medan,
2009),maka :
2.117.224
JP = = 2.117,224 ribu
1000
FK = 1
4. Jumlah taksi : JT = JP x FK x SU
= 2.117,224 x 3 x 0,8
= 5.081,3376 armada
= 5.082 armada
isi penumpang dengan total panjang perjalanan taksi berpenumpang maupun taksi
berbagai tempat. Di suatu tempat ada calon penumpang yang menunggu taksi, dan pada
saat yang sama di tempat berbeda banyak taksi kosong mencari penumpang. Dengan
harus lebih besar dari permintaan atau jumlah taksi yang tersedia lebih besar dari
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik iso renevue pada Gambar 2.1
berikut ini :
Dalam kurva iso revenue, P1 adalah tarif minimum dan P2 adalah tarif
maksimum, sedangkan P3 adalah tarif taksi yang ideal. Permintaan terpenuhi apabila
berada di atas titik pertemuan (P0 ), artinya dengan tarif yang lebih tinggi maka jumlah
pengoperasian suatu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu.
hal ini pengusaha mendapatkan keuntungan yang wajar dan dapat menjamin
pada volume produksi yang terjadi. Biaya tetap ini dapat dikelompokkan menjadi:
sebagai komponen dari biaya tetap, jika masa pakai kendaraan dihitung berdasarkan
waktu. Untuk menghitung biaya depresiasi, hal pertama yang dilakukan adalah
menentukan harga kendaraan. Biaya penyusutan dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
……………………………….(II.1)
Keterangan:
Para pengusaha angkutan antar kota dalam propinsi sebagian besar memilih
sistem pemilikan kendaraan dalam sistem kredit beserta bunga yang harus dilunasi
dalam jangka waktu tertentu. Pembayaran kredit ini dilakukan dengan cara membayar
dengan jumlah tertentu dan tetap setiap tahun, yang terdiri dari pembayaran kembali
baik bunga maupun pinjaman pokok sekaligus. Untuk menghitung pembayaran kembali
(��� � �)………………...............................................................................(I
I.2)
Keterangan:
…………………………………….(II.3)
………...…………(II.4)
……………………..……….(II.5)
beroperasi. Komponen biaya yang termasuk ke dalam biaya tidak tetap yaitu:
Biaya awak bus didapat dari penjumlahan susuna awak kendaraan dengan
gaji dan tunjangan dibagi dengan per seat tahun (PST). Secara matematis:
…………………………(II.6)
Penggunaan Bahan Bakar Minyak secara umum tergantung dari jenis kendaraan
………………......…….(II.7)
…......................................................................................................................................(I
I.8)
oli mesin, cuci bus, penggantian suku cadang, dan pemeliharaan body. Besar biaya
…...................................................................................................................................(II.
9)
a. Menghitung 20-25% dari jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap.
kendaraan.
biaya tetap dan biaya tidak tetap. Secara matematis dihitung dengan rumus:
………....................................................................................................................……(II.
10)
Biaya operasional kendaraan dapat ditinjau dari dua sisi tergantung dari sistem
hubungan kerja antara pengusaha sebagai pemilik kendaraan dengan sopir (kru
kendaraan). Diantaranya adalah biaya operasional kendaraan sistem gaji dan biaya
operasional kendaraan sistem setoran. Bila hubungan kerja dengan sistem setoran
dimana sopir harus memberi setoran dengan jumlah yang telah disepakati maka biaya
sistem ini merupakan hubungan antara pengusaha sebagai pemilik armada kendaraan
dengan sopir sebagai patner kerja, dimana pihak sopir mempunyai kewajiban
memberikan setoran uang dengan jumlah tertentu kepada pemilik kendaraan setiap kali
kendaraan menjadi tanggung jawab pihak sopir sepenuhnya. Adapun beban biaya
operasional kendaraan tersebut dapat dikelompokkan sebagai biaya tetap dan tidak
tetap.
Secara garis besar besaran biaya tetap ini sama dengan setoran kepada pemilik
kendaraan. Bagi pemilik kendaraan besarnya setoran ini sudah diperhitungkan untuk
menutup semua biaya modal yang menjadi tanggung jawabnya. Besarnya setoran yang
dan perawatan, biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya ditambah pula dengan
besaran keuntungan yang diharapkan. Biaya tidak tetap besarnya sangat dipengaruhi
dengan kondisi kendaraan pada saat beroperasi, diantaranya: Bahan Bakar Minyak
(BBM), konsumsi, retribusi, oli, karet rem, penghasilan sopir dan kru kendaraan.
Teori penawaran jasa transportasi tidak lepas dari teori ekonomi mengenai
harga pasar untuk suatu komiditi dengan jumlah komoditi yang akan dihasilkan dan
dijual oleh para produsennya. Bentuk khas dari kurva penawaran sebagai berikut:
Bentuk dasar tersebut bertitik tolak dari pemikiran bahwa kenaikan harga
(Samuelson, 1985, hal 378-391). Kenaikan harga ini dibarengi dengan pertambahan
jumlah, karena perusahaan terdorong untuk menghasilkan jumlah barang yang lebih
persamaannya :
P = S (Q).........................................................................................(II.11)
Keterangan : P = Harga
Q = Jumlah
Penawaran jasa transportasi meliputi tingkat pelayanan dan harga agar dapat
digunakan secara bersama-sama dalam menentukan arus yang akan terjadi dalam suatu
harga.
Untuk penawaran jasa taksi, sumbu harga pada fungsi penawaran di atas
dianalogikan dengan sumbu tarif taksi, sedangkan untuk sumbu tarif taksi, sedangkan
untuk sumbu kuantitas dianalogikan dengan sumbu jumlah armada taksi yang
beroperasi, sehingga akan membentuk kurva penawaran yang baru sesuai dengan
gambar 2.3.
jumlah armada taksi yang beroperasi. Begitu pula sebaliknya jika tarif semakin kecil,
misalnya pada waktu perjalanan (travel time) yang sampe sekarang ekivalen nilai
berbeda dalam menilai waktu sesuai tingkat kepentingan dan tingkat penghasilkannya.
dalam hal biaya operasi, kapasitas dan kecepatan, sehingga akan menentukan
dengan harga yang sama akan lebih banyak barang yang ditawarkan dan
penentuan harga dalam pasar yang monopolistic berbeda dengan pasar yang
4. Aspek volume dan biaya transport juga dipengaruhi oleh perilaku pemakai
jasa dalam hal pemiliham moda, rute, kecepatan atau berpergian secara
bersamaan.
Keempat pengaruh ini berlaku secara timbal balik dan menghasilkan suatu
fungsi penawaran. Teknologi transport yang diterapkan oleh operator dan dipengaruhi
fungsi biaya operator. Dengan menerapkan cara recovery tertentu, fungsi biaya operator
dijabarkan menjadi biaya pemakai (user cost function). Karena dipengaruhi oleh
perilaku pemakai, maka fungsi biaya pemakai dapat dianggap sebagi fungsi penawaran
sumber oleh operator dan pemakai disebut generalized cost of transport, baik berupa
uang maupun nilai waktu perjalanan dan kenyamanan. Dalam fungsi penawaran yang
dipakai adalah hubungan antara volume dari kendaraan dengan biaya yang harus
akan transportasi dari pemakai system tersebut, baik untuk angkutan manusia maupun
barang. Oleh karena itu permintaan akan jasa transportasi merupakan dasar yang
tetapi hal itu dilakukan untuk mencapai tujuan lain, oleh karena itu, permintaan atas jasa
transportasi disebut sebagai permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat
pada fakta di mana perjalanan diadakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, seperti
pergi bekerja, membeli makanan ke toko serba ada, berenang ke pantai, dan sebagainya.
Karateristik alat transportasi yang tersedia dari tempat asal seseorang ke tempat
tujuannya merupakan faktor utama dalam menentukan moda (cara) dan rute yang akan
ditempuh.
Kondisi dan struktur pasar tertentu dapat digambarkan melalui sebuah model
mana harga suatu komiditi homogen yang di beli dan di jual di pasar ditentukan
sedemikian rupa, sehingga kuantitas total yang diproduksi (ditawarkan) akan sama
Pada harga tertentu, misalnya �1 seperti pada Gambar II.6, sejumlah �1 tersedia
dengan besarnya permintaan adalah �2 , terdapat permintaan lebih (�2 -�1 ). Fungsi
lebih tinggi. Jika harga naik maa permintaan berkurang hingga penawaran bertambah.
Proses ini berlaku terus hingga dicapai suatu keseimbangan (Equilibirium) pada harga
jumlah permintaan (demand) dan faktor yang menentukan jumlah dari penawaran
(supply) menghasilkan jumlah yang sama secara statis atau berkonvergensi terhadap
kurva. Timbulnya teknologi baru yang mengubah struktur harga, atau kenaikan
jumlah barang/jasa yang ditawarkan atau diminta konsumen pada harga-harga yang
Akibat teknologi baru maka pengusaha bersedia menawarkan lebih banyak barang/jasa
pada harga yang sama dan terjadi kelebihan supply dan demand, sehingga harga turun
dan menyebabkan tercapainya equibilirium baru menjadi �1 , pada harga yang lebih
menuju equibilirium terjadi karena kondisi kurva supply-demand dapat convergen, yang
secara teoritis dapat juga terjadi perubahan keseimbangan yang menjadi divergen.
perubahan yang terjadi terhadap kurva permintaan dari D menjadi �1 , akibat naiknya
oleh kelompok konsumen yang sebelumnya tidak bisa menikmati barang/jasa yang
terhadap kurva persediaan. Pengaruh yang terjadi berupa turunnya kurva S menjadi �1
yang berarti turunnya tingkat harga, dan pengaru naiknya kurva D yang berarti naiknyan
tingkat permintaan.
Supply transportasi sebagai penawaran transportasi dari system transportasi yang terdiri
dari ketersediaan prasarana atau jaringan jalan, sarana atau alat angkutan dan system
merupakan bagian dari penelitian yang utuh. Hasil penelitian untuk mencapai kondisi
pertumbuhan dan perkembangan Wilayah Kota agar tidak terpusat pada satu titik.
menyatakan bahwa untuk menjaga perusahaan taksi tetap hidup dan berkembang,
penghasilan perusahaan taksi harus ebih besar daripada biaya operasional perusahaan
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Analisa kategori orang
serta menggunakan uji regresi untuk menentukan jumlah taksi yang seharusnya beredar
yang diteliti adalah : tingkat perjalanan pengguna taksi, tujuan perjalanan pengguna
II.11.3 Penelitian Eersta Fiskus Artana, Y. Wiwien Dwi Winarto, Ir.Drs. Djoko
Setijowarno, MT.
wilayah Kota Semarang serta untuk mengetahui karateristik, pengaturan dan biaya
operasi kerja (BOK). Metode yang digunakan dalam metode ini adalah Analisa kategori
orang yaitu dengan metode survey langsung ke sasaran objek penelitian dengan cara
yang ditinjau adalah jumlah penduduk, tariff, serta biaya operasional kendaraan.
kebutuhna (demand potency) angkutan tasi dan menentukan jumlah angkutan taksi yang
kendaraan taksi, biaya operasional kendaraan, pendapatan, jumlah penduduk dan jumlah
wisatawan.
yang dianalisis berdasarkan tipe dan frekuensi perjalanan, tariff perjalanan serta jumlah
hari operasi per tahun. Sedangkan untuk menentukan jumlah penyediaan taksi
II.11.5 Penelitian Ir. Titi Kurniati, MT, Ir Ade Sjafruddin, M.Sc, Ph.D, Ir.
Bandung Dengan Teknik Stated Preference “ ini bertujuan untuk mengkaji karateristik
dan mencari tingkat kebutuhan taksi di Kotamadya Bandung, dan diharapkan dapat
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah Analisa kategori orang
secara statisti sehingga diperoleh model terbaik. Penelitian ini juga memperoleh
gambaran potensi penggunaan taksi pada beberapa kondisi hipotesis yang dilakukan
dengan disain eksperimen Stated Preference yang dianalisis dengan pendekatan multi
regresi.
PENDAHULUAN
umumnya relatif lebih tinggi dibanding daerah penyangganya sehingga hal tersebut
perkotaan.
Tingkat pertumbuhan ekonomi daerah kota yang tinggi dan menyebabkan arus
terjadi pada daerah perkotaan di mana pada beberapa kota besar di Indonesia
dengan meningkatnya laju urbanisasi yang terjadi pada kota-kota besar salah satunya
ketahanan nasional dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (UU No.23 Tahun
2007).
kebutuhan pergerakan dari suatu tepat ke tempat tujuannya dengan menggunakan alat
atau moda transportasi tertentu di mana berbagai macam moda transportasi tersebut
Kota Medan sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara, terbagai atas 21 wilayah
kecamatan, dan terdiri atas 151 kelurahan, serta memiliki luas wilayah secara
keseluruhan sebesar 265,10 km² (BPS Kota Medan, 2012). Kota Medan sebagai pusat
memiliki kegiatan transportasi yang relatif tinggi dibandingkan dengan kota-kota lain di
Sumatera Utara. Untuk menunjang kelancaran pergerakan seseorang dari suatu tempat
ke tempat lain dibutuhkan penyediaan sarana angkutan umum yang aman, nyaman, dan
Kebutuhan angkutan umum pada saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk di kota Medan yang secara langsung
diperlukan sarana angkutan umum yang merupakan pilihan dari mayoritas penduduk
kota Medan, baik sebagai kelompok captive user akibat tidak memiliki kendaraan
pribadi maupun choice user yang memiliki kendaraan pribadi tetapi memilih
Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Medan adalah taksi,
yang sifatnya berbeda dengan dengan angkutan umum lainnya. Perbedaan tersebut
meliputi rute yang tergantung pada permintaan penumpang, kenyamanan yang relatif
baik, waktu tempuh yang lebih cepat dan kemudahan untuk mendapatkan angkutan taksi
kenyamanan dan waktu tempuhnya akan menggambarkan kondisi angkutan umum yang
Taksi dikenal sebagai moda paratransit yang merupakan salah satu angkutan
umum alternatif yang banyak diminati masyarakat, meskipun dengan ongkos yang lebih
lainnya dan mempunyai ciri pelayanan dari pintu ke pintu (door to door service).
Dengan perkataan lain bahwa taksi memiliki kelebihan utama pada pelayanan angkutan
umum, bila dilihat dari keleluasaan waktu yang tidak terjadual, rute pelayanan dan
armadanya. Pada saat yang akan datang, apabila tingkat kemakmuran bertambah dan
daya beli masyarakat meningkat maka kebutuhan akan angkutan taksi akan meningkat
pula. Pada saat ini kota Medan yang berpenduduk ±2.117.224 jiwa (BPS Kota Medan,
2012), dipadati dengan keberadaan taksi yang menggunakan argo sejumlah 3.045
armada (Dinas Perhubungan Kota Medan, 2010). Kondisi tersebut dipakai sebagai dasar
mana pada tahun 2011 angkutan taksi berjumlah 3.045 kendaraan (tabel 1.1).
Tabel 1.1 Data Jumlah Kendaraan Angkutan Penumpang Umum Tidak Dalam Trayek.
5 Lain-lain
yang meningkat. Keadaan yang kontradiktif dengan tujuan Kota Medan sebagai kota
Dari uraian yang dikemukakan tersebut di atas, maka perlu dilakukan suatu
penelitian atas potensi kebutuhan (demand potency) dan penyediaan (supply potency)
angkutan taksi yang berargo untuk mengetahui apakah jumlah taksi di Kota Medan
Supply Angkutan Taksi di Kota Medan Berdasarkan Tingkat Okupansi Dan BOK”.
Dari kondisi latar belakang permasalahan yang telah dibahas di atas, tugas akhir
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini agar terarah dan tidak terlalu
2. Studi dilakukan pada 3 (tiga) buah perusahaan taksi yang ada di kota Medan
sampel peneleitian.
4. Analisa tingkat okupansi dan biaya operasi taksi di wilayah kota Medan,
Kebutuhan angkutan umum pada saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk di kota Medan yang secara langsung
mempengaruhi tingkat aktivitas masyarakat, sehingga untuk pemenuhan mobilitas
diperlukan sarana angkutan umum yang merupakan pilihan dari mayoritas penduduk
kota Medan, baik sebagai kelompok captive user akibat tidak memiliki kendaraan
pribadi maupun choice user yang memiliki kendaraan pribadi tetapi memilih
menggunakan angkutan umum.
Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Medan adalah taksi.
Pada saat ini kota Medan yang berpenduduk ±2.117.224 jiwa (BPS Kota Medan, 2012),
dipadati dengan keberadaan taksi yang menggunakan argo sejumlah 3.045 armada
(Dinas Perhubungan Kota Medan, 2010.
Tujuan penelitian untuk menganalisis keseimbangan dan menentukan jumlah
taksi yang dibutuhkan di wilayah administratif kota Medan dengan cara menganalisis
tingkat okupansi dan biaya operasional taksi.
Dalam pengolahan data diperlukan data primer dan data sekunder. Metode
Krejcie-Morgan digunakan untuk menentukan jumlah sampel taksi yang akan diteliti.
Dari 11 (sebelas) buah perusahaan taksi yang beroperasi di kota Medan diteliti 3 buah
perusahaan taksi yang total jumlah armadanya berjumlah 820 unit diambil 247 unit
sampel taksi yang akan diteliti. Jumlah sampel tersebut selanjutnya diolah sesuai
dengan kebutuhan tujuan penelitian.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik diperoleh Perusahaan
taksi di kota Medan menerapkan kebijakan jam operasi minimum 18 jam/hari dan
maksimum 24 jam/hari.Rata-rata panjang perjalanan taksi per hari pada Taksi Blue
Bird 243,58 km/ hari, Taksi Express 247,1 km, serta Taksi Matra 239.46 km. Jumlah
trip taksi pada Taksi Blue Bird 14,33 kali/hari, Taksi Express 12,93 kali/hari dan Taksi
Matra 11,63 kali/hari. Jarak tempuh / trip / hari pada Taksi Blue Bird 8,277 km/ trip /
hari, Taksi Express 7.65 km / trip /hari, dan Taksi Matra 6.9 km / trip / hari. Adapun
tingkat okupasi perjalanan pada Taksi Blue Bird adalah sebesar 49%, Taksi Express
40%, dan Taksi Matra 34%. Dengan rata-rata tingkat okupansi perjalanan sebesar
41%. Permintaan pelayanan taksi berdasarkan jumlah panggilan telepon selama
periode 1 (satu) tahun sebanyak 767.439 panggilan, adapun yang melayani sebanyak
634.579 panggilan (71,2%) dan yang tidak terlayani sebanyak 238.579 panggilan
(28,8%).Rata-rata kinerja finansial untuk masing-masing taksi di kota Medan sebesar
0,48.
Disusun Oleh
GUNTUR C PURBA
06 0404 040
Kebutuhan angkutan umum pada saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk di kota Medan yang secara langsung
mempengaruhi tingkat aktivitas masyarakat, sehingga untuk pemenuhan mobilitas
diperlukan sarana angkutan umum yang merupakan pilihan dari mayoritas penduduk
kota Medan, baik sebagai kelompok captive user akibat tidak memiliki kendaraan
pribadi maupun choice user yang memiliki kendaraan pribadi tetapi memilih
menggunakan angkutan umum.
Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Medan adalah taksi.
Pada saat ini kota Medan yang berpenduduk ±2.117.224 jiwa (BPS Kota Medan, 2012),
dipadati dengan keberadaan taksi yang menggunakan argo sejumlah 3.045 armada
(Dinas Perhubungan Kota Medan, 2010.
Tujuan penelitian untuk menganalisis keseimbangan dan menentukan jumlah
taksi yang dibutuhkan di wilayah administratif kota Medan dengan cara menganalisis
tingkat okupansi dan biaya operasional taksi.
Dalam pengolahan data diperlukan data primer dan data sekunder. Metode
Krejcie-Morgan digunakan untuk menentukan jumlah sampel taksi yang akan diteliti.
Dari 11 (sebelas) buah perusahaan taksi yang beroperasi di kota Medan diteliti 3 buah
perusahaan taksi yang total jumlah armadanya berjumlah 820 unit diambil 247 unit
sampel taksi yang akan diteliti. Jumlah sampel tersebut selanjutnya diolah sesuai
dengan kebutuhan tujuan penelitian.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik diperoleh Perusahaan
taksi di kota Medan menerapkan kebijakan jam operasi minimum 18 jam/hari dan
maksimum 24 jam/hari.Rata-rata panjang perjalanan taksi per hari pada Taksi Blue
Bird 243,58 km/ hari, Taksi Express 247,1 km, serta Taksi Matra 239.46 km. Jumlah
trip taksi pada Taksi Blue Bird 14,33 kali/hari, Taksi Express 12,93 kali/hari dan Taksi
Matra 11,63 kali/hari. Jarak tempuh / trip / hari pada Taksi Blue Bird 8,277 km/ trip /
hari, Taksi Express 7.65 km / trip /hari, dan Taksi Matra 6.9 km / trip / hari. Adapun
tingkat okupasi perjalanan pada Taksi Blue Bird adalah sebesar 49%, Taksi Express
40%, dan Taksi Matra 34%. Dengan rata-rata tingkat okupansi perjalanan sebesar
41%. Permintaan pelayanan taksi berdasarkan jumlah panggilan telepon selama
periode 1 (satu) tahun sebanyak 767.439 panggilan, adapun yang melayani sebanyak
634.579 panggilan (71,2%) dan yang tidak terlayani sebanyak 238.579 panggilan
(28,8%).Rata-rata kinerja finansial untuk masing-masing taksi di kota Medan sebesar
0,48.
Puji dan syukur yang kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, yang senantiasa
tugas akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil Universitas Sumatera
Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah “Analisis Demand dan Supply Angkutan
Kendaraan”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan Tugas Akhir ini tidak
terlepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang sebesar–besarnya
kepada :
2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan sebagai ketua Departemen Teknik Sipil
Utara Medan.
sebagai dosen pembanding yang telah memberikan masukan dan waktu dalam
6. Bapak dan Ibu staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
7. Untuk kedua orang tua tercinta, ayahanda B. Purba dan ibunda tercinta M br
Hutasoit yang senantiasa mencurahkan segenap kasih sayang dan dukungan baik
8. Untuk teman – teman seperjuangan angkatan 2006 (Paulus, Erick, Muek, Ray
9. Untuk adek-adek 2009 , Suparta, Jimmy, Edwin, Abraham serta adek 2012.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan,
serta referensi yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan saran-saran dan
kritik demi perbaikan pada masa – masa mendatang. Akhirnya semoga Tugas Akhir ini
(Guntur C Purba)
06 0404 040
ABSTRAK ............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN
Tabel 4.1 Panjang Perjalanan Taksi Blue Bird Per Hari ....................................47
Dalam Setahun…............................................................................58
unit/tahun…...................................................................................60
/unit/tahun…................................................................................62
Biaya Minimum…......................................................................65