Anda di halaman 1dari 4

Rencana pengajuan judul skripsi

1. Peranan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa kabupaten lampung selatan dalam


mengoptimalkan program inovasi desa (studi kasus di desa . . . .)
2. Implementasi kebijakan pemerintah kabupaten pesisir barat tentang pelaksanaan
pembangunan gedung DPR
3. Upaya pemerintahan daerah pesisir barat dalam
4. Implementasi program inovasi desa
5. Pengembangan (Good Corporate Governance) program Prukades (Produk Unggulan
Kawasan Perdesaan) oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi (Mendes, PDTT)
6. IMPLEMENTASI SISTEM PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRITAS SECARA
ELEKTRONIK (ONLINE SINGLE SUBMISSION) (STUDI PADA DINAS
PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN PESISIR BARAT)

Kisi – kisi

a. Pesibar dengan program KUAT berbasis komoditas kelapa ( http://kiprah.co.id/pemkab-


pesibar-bertekad-program-kuat-hadirkan-efek-ganda/ )

b. Implementasi program kawasan usaha agroindustri terpadu (KUAT) berbasis komoditas


kelapa terhadap pengembangan industri kecil dan mengah di kecamatan pesisir selatan
kabupaten pesisir barat.

c. https://www.scribd.com/document/399858310/Profil-Kawasan-Kelapa

d. Kawasan Usaha Agro Terpadu (KUAT), merupakan suatu kawasan yang terkait dengan
fungsi yang memiliki nilai strategis bagi pertumbuhan dan perkembangan wilayah
Kabupaten Pesisir Barat. Kawasan tersebut merupakan kawasan industri yang diharapkan
mampu untuk Meningkatkan daya saing bagi komoditas unggulan daerah, Meningkatkan
nilai tambah produk, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

e. program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), di Way


Pintau, Pekon Tanjung Rejo, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Kabupaten Pesisir Barat
oleh Pekerjaan Umum (PU) atau Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Sumber Berita: https://www.saibumi.com/artikel-63748-dua-tahun-pltmh-di-pesisir-


barat-siap-beroperasi.html#ixzz5ghVftVN0 Under Creative Commons License:
Attribution Non-Commercial No Derivatives
f. analisis patisipasi masyarakat terhadap pengelolaan program pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), di Way Pintau, Pekon Tanjung Rejo, Kecamatan
Bengkunat Belimbing, Kabupaten Pesisir Barat.

g. Implementasi kebijakan pembangunan bandara taufik keimas dalam peningkatan


kunjungan pariwisata di pesisir barat.

h. partisipasi masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan.


http://cvinspireconsulting.com/metode-penyusunan-rencana-induk-pembangunan-
pariwisata-daerah/
http://www.lampost.co/berita-sosialisasi-perda-daerah-wisata-di-pesisir-barat
http://www.editorlambar.com/2018/02/peraturan-daerah-kabupaten-pesisir.html
http://www.investasi.lampungprov.go.id/berita-30-potensi-pariwisata-provinsi-
lampung.html
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT NOMOR 3
TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA
DAERAH (RIPPDA)

Penyelenggaraan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional,


memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong
pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan daya tarik wisata dan destinasi di
Indonesia, serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antarbangsa.

Pembangunan kepariwisataan dikembangkan dengan pendekatan pertumbuhan dan pemerataan


ekonomi untuk kesejahteraan rakyat dan pembangunan yang berorientasi pada pengembangan
wilayah, bertumpu kepada masyarakat, dan bersifat memberdayakan masyarakat yang
mencakupi berbagai aspek, seperti sumber daya manusia, pemasaran, destinasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, keterkaitan lintas sektor, kerja sama antarnegara, pemberdayaan
usaha kecil, serta tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber kekayaan alam dan budaya.

Pembangunan kepariwisataan nasional tercermin pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009,


yang menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan nasional diselenggarakan berdasarkan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan yang meliputi perencanaan pembangunan industri
pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan, yang
terdiri atas:

1. Rencana Induk PembangunanKepariwisataan Nasional(RIPPARNAS)


2. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPAR-PROV)
3. Rencana Induk Pembangunan KepariwisataanKabupaten/Kota (RIPPAR-KAB/KOTA).

RIPPAR-PROVdan RIPPAR-KAB/KOTAadalah pedoman utama bagi perencanaan,


pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan di tingkat provinsi dan
kabupaten/kotayang berisi visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, rencana, dan program yang perlu
dilakukan oleh para pemangku kepentingan dalam pembangunan kepariwisataan.

Anda mungkin juga menyukai