Anda di halaman 1dari 8

Materi Teknis

BAB – II

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN


STRATEGI PENATAAN RUANG
WILAYAH KABUPATEN

Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang


merupakan terjemahan dari visi dan misi Kabupaten
dalam pelaksanaan dan operasional untuk mencapai
kondisi ideal penataan ruang di wilayah kabupaten yang
diharapkan.

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan


arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin
dicapai pada masa yang akan datang.

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten I-


4
merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk
mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten.

Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan


ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

2.1 PERUMUSAN TUJUAN

2.1.1. DASAR PERUMUSAN TUJUAN

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota dirumuskan berdasarkan:

RTRW KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2011 – 2031


-4
II
Materi Teknis

1. Visi dan misi pembangunan wilayah Kabupaten Lima Puluh kota,

2. Karakteristik wilayah kabupaten,

3. Isu strategis,

4. Kondisi obyektif yang diinginkan.

Visi :

Terwujudnya masyarakat madani melalui pemerintahan yang amanah dalam membangun


Kabupaten Lima Puluh Kota.

Misi :
1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Nagari.
2. Menegakkan Supremasi Hukum dalam kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
pembangunan.
3. Meningkatkan aktualisasi adat dan budaya daerah dalam kehidupan masyarakat
4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas kesehatan,
pendidikan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan taqwa.
5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
6. Meningkatkan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana pemerintahan dan publik.
7. Melaksanakan pembangunan berkesetaraan dan berkelanjutan.
8. Meningkatkan kerjasama pembangunan dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan daerah.
9. Meningkatkan pendapatan daerah melalui pendekatan yang lebih profesional.

2.1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN


I-
4

A. Karakteristik Kabupaten Lima Puluh kota


Kabupaten Lima Puluh Kota pada dasarnya terdiri dari dua bentang alam darat yang
berupa kawasan dataran untuk pengembangan permukiman dan kawasan pegunungan.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka karakteristik potensi unggulan Kabupaten Lima
Puluh Kota meliputi pertanian, perkebunan, dan pariwisata.

B. Potensi Masalah Kabupaten Lima Puluh Kota


Sedangkan potensi dan masalah Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebagai berikut::

 Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Lima Puluh Kota ke Perkotaan Sarilamak akan
memacu perkembangan bagian tengah Kabupaten Lima Puluh Kota terutama

RTRW KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2011 – 2031


-4
II
Materi Teknis

yang berdekatan dengan kawasan perkotaan Payakumbuh;


 Merupakan jalur strategis PKN Padang – PKW Bukittinggi – PKN Pekanbaru
yang merupakan urat nadi perekonomian wilayah Pulau Sumatera;
 Rencana pembangunan Ruas Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang –
Payakumbuh – Bukittinggi yang yang melintasi wilayah Kabupaten Lima Puluh
Kota akan mendorong pusat kegiatan baru khususnya permukiman di sekitar
gerbang tol dan perkotaan sekitarnya terutama di perkotaan Sarilamak
 Potensi pariwisata (baik wisata alam maupun budaya) khususnya objek wisata
Harau yang dikategorikan sebagai kawasan lindung geologi dan kawasan
pariwisata alam yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
 Potensi sektor pertanian dan perkebunan gambir yang memiliki nilai ekonomi
tinggi dan potensi ekspornya bisa diperluas ke negara tujuan lainnya.
 Potensi Industri pengolahan gambir yang dapat memberikan nilai tambah
sehingga memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat dan
peningkatan PAD Kabupaten Lima Puluh Kota
 Merupakan bagian dari wilayah yang rentan terhadap bencana meliputi sesar aktif
maupun bencana banjir, angin ribut dan kekeringan
 Adanya potensi masyarakat madani yang dikaitkan dengan latar belakang budaya
yang kuat dan terlembagakan melalui lembaga adat nagari;
 Adanya potensi lahan pertanian yang luas, panennya bisa mencapai kurang lebih
44.223 ha dan berpotensi turut mendukung terwujudnya Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B);
 Adanya potensi pertanian dan perkebunan yang dapat dikemas menjadi sektor
agribisnis sehingga dapat memberikan peningkatan nilai tambah bagi
perekonomian Kabupaten Lima Puluh kota; I-
4
 Adanya potensi peternakan (khususnya potensi ayam ras petelur) yang tersebar
di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. Dimana aset
komoditi Ayam Ras petelur sebesar 450.645.408.000 atau sama dengan dana
APBD Kabupaten Lima Puluh Kota dalam setahun.
 Adanya potensi perikanan yg tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lima Puluh
Kota. Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat No.523-24-2010 tentang
proyeksi produksi perikanan budidaya di Sumatera Barat, Kabupaten Lima Puluh
Kota menempati peringkat ke 2 terkait produksi perikanan yaitu sebesar 21.421
Ton/tahun dari 19 Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Barat.
 Adanya potensi bahan galian dan tambang yang tersebar di beberapa lokasi
seperti di Kecamatan Kapur IX (tambang Batu Bara), Kawasan Manggani

RTRW KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2011 – 2031


-4
II
Materi Teknis

(Emas dan Biji Besi) , serta Kawasan Blok Nort Kuantan (Migas dan Geothermal)
 Kesenjangan perkembangan wilayah (Utara, Barat dan Selatan), dimana
perkembangan wilayah cenderung terpusat di bagian tengah wilayah Kabupaten
Lima Puluh Kota sedangkan wilayah Utara (Kapur IX, Pangkalan Koto Baru)
wilayah Barat ( Gunuang Omeh, Bukik Barisan dan Suliki) wilayah Selatan
(Situjuah Limo Nagari, Lareh Sago Halaban) kurang berkembang dibanding
wilayah tengah.

Dengan kondisi diatas, maka disusunlah Tujuan dari Penyusunan Revisi Rencana Tata
Ruang di Wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota yang dirumuskan sebagai berikut :

“ UNTUK MEWUJUDKAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA


SEBAGAI SENTRA AGRIBISNIS DAN PARIWISATA YANG BERDAYA SAING
DIDUKUNG PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR YANG MAJU, SINERGIS
DAN BERKELANJUTAN ”

2.2 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN LIMA


PULUH KOTA

Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang disusun untuk meraih tujuan


penataan ruang wilayah Kabupaten Lima Puluh kota yang merupakan kebijakan tentang
struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis. Dari kebijakan-kebijakan tersebut maka
akan dirumuskan strategi-strategi sebagai panduan dalam operasionalisasinya.

2.2.1. KEBIJAKAN DAN STRATEGI STRUKTUR RUANG


I-
4

Kebijakan dan strategi dari penataan ruang wilayah Kabupaten Lima Puluh kota dapat
dijelaskan sebagai berikut:
A. Kebijakan
Kebijakan : PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PELAYANAN SECARA
BERHIRARKI DAN BERSINERGIS ANTARA PUSAT
PENGEMBANGAN DI PERKOTAAN SARILAMAK DAN
PERKOTAAN KECAMATAN SERTA PENGEMBANGAN
SISTEM PERMUKIMAN NAGARI BERBASIS AGRIBISNIS DAN
PARIWISATA;

B. Strategi

RTRW KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2011 – 2031


-4
II
Materi Teknis

1. Menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah terutama


yang berfungsi sebagai pusat agribisnis, dan pariwisata yang berbasis
ekowisata;
2. Memantapan fungsi simpul-simpul wilayah;
3. Memantapkan keterkaitan antar simpul-simpul wilayah dan interaksi antara
simpul wilayah dengan kawasan nagari sebagai hinterlandnya.

2.2.2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI POLA RUANG

A. Kebijakan
Kebijakan : PENDISTRIBUSIAN PERSEBARAN PENDUDUK SESUAI
DENGAN KEBIJAKAN PUSAT-PUSAT PELAYANAN.

B. Strategi
1. Mendistribusikan persebaran penduduk dengan pengembangan prasarana –
sarana pada kawasan pusat pertumbuhan baru; dan
2. Memeratakan persebaran penduduk dengan perbaikan sarana-prasarana dan
infrastruktur di kawasan nagari atau kawasan kurang berkembang guna
mengurangi urbanisasi.

Kebijakan : PEMANTAPAN SISTEM AGRIBISNIS MELALUI PENETAPAN


KAWASAN AGROPOLITAN UNTUK PENINGKATAN
KOMODITI PERTANIAN UNGGULAN DISERTAI
PENGELOLAAN HASIL UNTUK MEMBERIKAN NILAI
TAMBAH

Strategi: I-
4
1. Mengembangkan kawasan sesuai potensinya yang dihubungkan dengan
pusat kegiatan untuk mendukung agribisnis melalui penetapan agropolitan,
2. Mengembangkan kawasan agribisnis melalui kawasan agropolitan untuk
mendorong pertumbuhan kawasan nagari di wilayah Kabupaten Lima Puluh
Kota meliputi seluruh kecamatan
3. Mengembangkan kawasan sentra perkebunan gambir dan mendorong
terbentuknya industri pengolahan gambir terutama di Kec. Kapur IX, Bukik
Barisan, Pangkalan Koto Baru, Lareh Sago Halaban dan Mungka
4. Mengembangkan sumberdaya manusia pada kawasan agribisnis;
5. Menekan pengurangan luasan lahan sawah beririgasi teknis;

RTRW KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2011 – 2031


-4
II
Materi Teknis

6. Menetapkan kawasan pertanian abadi atau lahan sawah lestari;


7. Mengembangkan sawah baru pada kawasan yang dipandang potensial.

Kebijakan : PENGEMBANGAN KELENGKAPAN PRASARANA WILAYAH


DAN PRASARANA LINGKUNGAN DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN SENTRA PRODUKSI PERTANIAN,
INDUSTRI PERTANIAN, EKOWISATA DAN PUSAT
PERMUKIMAN SECARA TERPADU DAN EFISIEN;

Strategi :
1. Mengembangkan sistem transportasi secara intermoda sampai ke pusat
produksi pertanian, industri yang berbasis pertanian dan pelayanan
pariwisata;
2. Meningkatkan jaringan energi dan pelayanan secara interkoneksi bagian dari
Provinsi Sumbar dan Provinsi Riau dan pelayanan sampai pelosok nagari;
3. Mendayagunakan sumber daya air dan pemeliharaan jaringan untuk
pemenuhan kebutuhan air baku dan sarana dan prasarana pengairan
kawasan pertanian;
4. Meningkatkan jumlah, mutu dan jangkauan pelayanan komunikasi serta
kemudahan mendapatkannya yang diprioritaskan untuk mendukung
pengembangan industri pertanian dan perkebunan, pariwisata
5. Mengoptimalkan tingkat penanganan dan pemanfaatan persampahan guna
menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.

Kebijakan : PEMANTAPAN PELESTARIAN DAN PERLINDUNGAN


KAWASAN LINDUNG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS I-
LINGKUNGAN, SUMBERDAYA ALAM/BUATAN DAN 4
EKOSISTEMNYA, MEMINIMALKAN RESIKO DAN
MENGURANGI KERENTANAN BENCANA, MENGURANGI
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL YANG BERPRINSIP
PARTISIPASI, MENGHARGAI KEARIFAN BUDAYA MINANG,
SERTA MENUNJANG PARIWISATA, PENELITIAN, DAN
EDUKASI;

Strategi:
1. Memantapkan fungsi kawasan Taman Nasional Bukit Barisan dan hutan
lindung lainnya melalui peningkatan kelestarian hutan untuk keseimbangan
tata air dan lingkungan hidup;
2. Meningkatkan kualitas kawasan yang memberi perlindungan di bawahnya
berupa kawasan resapan air untuk perlindungan fungsi lingkungan;

RTRW KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2011 – 2031


-4
II
Materi Teknis

3. Memantapkan kawasan perlindungan setempat melalui upaya konservasi


alam, rehabilitasi ekosistem yang rusak, pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup serta penetapan kawasan lindung spiritual;
4. Memantapkan fungsi dan nilai manfaatnya pada kawasan suaka alam,
pelestarian alam, dan cagar budaya;
5. Menangani kawasan rawan bencana alam melalui pengendalian dan
pengawasan kegiatan perusakan lingkungan terutama pada kawasan yang
berpotensi menimbulkan bencana alam, serta pengendalian untuk kegiatan
manusia secara langsung;
6. Memantapkan wilayah kawasan lindung geologi yang terdiri dari Harau, cagar
alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap air tanah disertai dengan pemantapan
zonasi di kawasan dan wilayah sekitarnya serta pemantapan pengelolaan
kawasan secara partisipatif; dan
7. Memantapkan kawasan lindung lainnya sebagai penunjang usaha pelestarian
alam.

Kebijakan : PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA UNTUK


MENDUKUNG PEMANTAPAN SISTEM AGRIBISNIS MELALUI
DORONGAN TERWUJUDNYA SENTAR INDUSTRI BERBASIS
PERTANIAN-PERKEBUNAN DAN EKOWISATA

Strategi :
1. Mengembangkan kawasan hutan produksi guna meningkatkan produktivitas
lahan dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan; I-
4
2. Menetapkan dan mengembangkan kawasan hutan rakyat dalam mendukung
penyediaan hutan oleh rakyat;
3. Mengamankan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) dan menjaga
suplai pangan nasional;
4. Mengembangkan komoditas-komoditas unggul perkebunan khususnya gambir
dan mendorong terwujudnya industri pengolahan gambir guna memberikan
nilai tambah ekonomi;
5. Mengembangkan kawasan pertambangan yang berbasis pada teknologi yang
ramah lingkungan;

RTRW KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2011 – 2031


-4
II
Materi Teknis

6. Menata dan mengendalikan kawasan dan lokasi industri skala besar-


menengah-kecil maupun rumah tangga;
7. Meningkatkan pengembangan pariwisata alam berbasis ekowisata dengan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, pelestarian budaya minang dan
melibatkan peran masyarakat adat (nagari);
8. Mengintegrasikan kawasan permukiman perkotaan secara sinergis dengan
permukiman nagari;

2.2.3. KEBIJAKAN DAN STRATEGI KAWASAN STRATEGIS

A. Kebijakan
Kebijakan (7) : PENGEMBANGAN PEMANFAATAN RUANG PADA KAWASAN
STRATEGIS BAIK UNTUK FUNGSI PENGEMBANGAN
WILAYAH MAUPUN GUNA PERLINDUNGAN KAWASAN
SESUAI FUNGSI UTAMA KAWASAN

B. Strategi
1. Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan Strategis
Kabupaten di Kabupaten Lima Puluh kota yang terinterintegrasi dengan
Kawasan. Strategi Provinsi Sumbar maupun Kawasan. Strategis Nasional:
2. Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis
sosial dan budaya dengan memperkuat kelembagaan adat nagari;
3. Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis
ekonomi untuk menunjang perkembangan perekonomian Kabupaten Lima
Puluh Kota.
I-
4

RTRW KABUPATEN LIMA PULUH KOTA 2011 – 2031


-4
II

Anda mungkin juga menyukai