PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bima Tahun 2011-2031, maka pada
tahun anggaran 2014 ini, pemerintah Kabupaten Bima telah mengalokasikan anggaran
untuk kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan
Perkotaan Sila Kabupaten Bima Tahun 2014-2034, dengan maksud sebagai pedoman
dalam perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, pelaksanaan penataan ruang, dan
pedoman pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Perkotaan Sila Kecamatan Bolo.
AZAZ, TUJUAN DAN SASARAN
Azas
Adapun azas yang digunakan dalam penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Sila antara
lain :
a. Keterpaduan
b. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan
c. Keberlanjutan
d. Keberdayaan dan keberhasilgunaan
e. Keterbukaan
f. Kebersamaan dan kemitraan
g. Perlindungan Kepentingan Umum
h. Kepastian hukum dan Keadilan
i. Akuntabilitas
Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sila yaitu :
1. Menjaga konsistensi dan keserasian pembangunan kawasan perkotaan Sila dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima;
2. Mewujudkan tata ruang Kecamatan Bolo yang terencana melalui suatu proses yang
meliputi perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang
3. Mengklasifikasikan zona-zona peruntukan bagian Kecamatan berdasarkan kesamaan
fungsi dan karakteristik tertentu
4. Menyusun produk tata ruang dalam rangka mengembangkan potensi dan mengatasi
dampak dari masalah internal maupun eksternal.
Sasaran
Sasaran dari perencanaan ini antara lain :
1. Menetapkan Tujuan Penataan Ruang Wilayah Perencanaan;
2. Rencana Pola Ruang;
3. Rencana Jaringan Prasarana;
4. Menetapkan Bagian dari Wilayah Perencanaan yang Diprioritaskan Penanganannya;
5. Arahan Pemanfaatan Ruang;
6. Peraturan Zonasi.
LINGKUP LOKASI
Ruang lingkup wilayah penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Sila
Tahun 2014 -2034 meliputi Kawasan Perkotaan Sila di Kecamatan Bolo, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada peta 1
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RDTRK
Beberapa dasar hukum utama dalam pelaksanaan penyusunan pekerjaan ini adalah :
EXECUTIVE SUMMARY
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
3. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bima Tahun 2006-2025;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bima Tahun 2010-2015;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bima 2011-2031;
EXECUTIVE SUMMARY
Luas (Ha)
5,2
24,3
11,4
2,25
2,9
0,02
0,09
1,36
1,6
2,17
8,5
201,47
0,19
261,45
Tabel
Penggunaan Lahan Tak Terbangun
No
1
2
3
Luas (Ha)
625,56
678,49
153,86
1457,91
EXECUTIVE SUMMARY
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN
SILA KECAMATAN BOLO
Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 20 tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota,
penyusunan RDTR harus mencantumkan Tujuan, Kebijakan dan Strategi penataan BWP,
termasuk pada Kawasan Perkotaan Sila.
Tujuan Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Sila
Tujuan penataan ruang diuraikan secara umum memperhatikan karakteristik wilayah
Perkotaan Sila serta kecenderungan perkembangan yang terdapat dalam wilayahnya.
Tujuan penataan bagian wilayah Perkotaan Sila disusun berdasarkan isu-isu strategis yang
telah dirumuskan berdasarkan potensi dan permasalahan pada kawasan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bima menetapkan bahwa peran dan fungsi
Kawasan Perkotaan Sila adalah sebagai pusat perdagangan dan jasa dan pendidikan dari
wilayah pengaruhnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan tujuan penataan BWP
Sila yaitu :
Mewujudkan Perkotaan Sila sebagai Kota Produktif sektor Perdagangan jasa dan
Pendidikan yang berbudaya dan religius
Sedangkan kebijakan dan strategi penetapan pola ruang dan jaringan prasarana Kawasan
Perkotaan Sila adalah :
A. Kebijakan Dan Strategi Penetapan Pola Ruang Wilayah
1. Kebijakan dan strategi penetapan kawasan lindung
a. Kebijakan Penetapan Kawasan Lindung
Kebijakan pemantapan kawasan lindung, dengan penetapan berbagai fungsi lindung
kota dan pelestarian yang terpadu meliputi : kawasan perlindungan setempat dan
kawasan ruang terbuka hijau.
b. Strategi :
(1) Penetapan dan pelestarian kawasan perlindungan setempat dilakukan dengan
strategi melalui:
a. Memantapkan fungsi kawasan sempadan sungai untuk fungsi lindung dan
penunjang kegiatan pariwisata;
(2) Penetapan dan pelestarian kawasan ruang terbuka hijau dilakukan dengan
strategi melalui :
a. Menetapkan dan mengoptimalkan fungsi Ruang Terbuka Hijau publik sebesar
20% (dua puluh persen) dari luas kawasan terbangun Perkotaan Sila yang
persebarannya disesuaikan dengan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau;
b. Mengatur pemanfaatan ruang terbuka hijau privat sebesar 10% (sepuluh
persen), melalui pengendalian Koefisien Dasar Bangunan pada kawasan
terbangun kota;
c. Melestarikan ruang terbuka hijau untuk fungsi lindung, penciptaan iklim mikro,
pereduksi polutan, serta pengendalian pelestarian lingkungan kota.
2. Kebijakan Penetapan Kawasan Budidaya
a. Kebijakan penetapan kawasan budidaya
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya, dengan meningkatkan fungsi setiap
zona di Perkotaan Sila meliputi : zona perumahan; zona perdagangan dan jasa; zona
perkantoran; zona industri; zona sarana pelayanan umum; zona ruang terbuka non
hijau; zona peruntukan lainnya; zona peruntukan khusus dan zona campuran.
b. Strategi :
(1) Pengembangan zona perumahan dilakukan dengan strategi melalui :
a. Mengembangkan dan menata kepadatan perumahan sebagai kepadatan
tinggi, sedang dan rendah secara proporsional dalam memenuhi kebutuhan
seluruh masyarakat;
b. Meningkatkan kualitas lingkungan zona perumahan, serta pengembangan
zona siap bangun/lingkungan siap bangun;
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN
PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA
TAHUN 2014 - 2034
EXECUTIVE SUMMARY
c. Mengembangkan zona perumahan baru yang terintegrasi dengan kawasan
sekitarnya.
(2) Pengembangan zona perdagangan dan jasa dilakukan dengan strategi melalui :
a. Mengembangkan Pasar Tradisional;
b. Mengembangkan pusat perbelanjaan secara terintegrasi dalam skala kawasan
perkotaan;
c. Mengembangkan toko modern dalam tingkat unit lingkungan yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan;
d. Mengembangkan pusat perdagangan dan jasa pada setiap sub bagian wilayah
perkotaan secara berhierarki;
e. Mengakomodasi penyediaan lahan bagi kegiatan sektor informal pada setiap
zona perdagangan.
(3) Pengembangan zona perkantoran dilakukan dengan strategi melalui :
a. Mempertahankan fungsi perkantoran yang telah ada;
b. Mengembangkan pemusatan layanan perkantoran pemerintah/ pemerintah
provinsi/ pemerintah daerah secara berhirarki pada kawasan pelayanan publik;
c. Mengembangkan perkantoran swasta pada pusat-pusat pelayanan kota;
(4) Pengembangan zona industri dilakukan dengan strategi melalui :
a. Mengembangkan zona industri yang ramah lingkungan;
b. Meningkatkan peran industri kecil dan industri rumah tangga sebagai sentra
industri;
c. Menjaga kualitas lingkungan pada zona industri.
(5) Pengembangan zona ruang terbuka non hijau dilakukan dengan strategi melalui :
a. Mengembangkan fungsi ruang terbuka non hijau sebagai satu kesatuan sistem
yang menghubungkan sistem jaringan dalam kawasan maupun antar kawasan
budidaya;
b. Mengembangkan estetika dan kenyamanan pada setiap zona ruang terbuka
non hijau.
(6) Penyediaan kawasan ruang evakuasi bencana dilakukan dengan strategi melalui :
a. Menggunakan ruang terbuka hijau dan non hijau yang ada pada setiap
lingkungan untuk menampung korban bencana;
b. Menggunakan ruang-ruang dan bangunan lainnya yang dapat berubah menjadi
tempat pengungsian sementara.
(7) Pengembangan zona sarana pelayanan umum dilakukan dengan strategi melalui :
a. Mengembangkan sub zona pendidikan tinggi dan mendistribusikan secara
merata fasilitas pendidikan yang berhierarki;
b. Mengembangkan sub zona peribadatan untuk tiap unit pengembangan dan
pemukiman baru;
c. Mengembangkan sub zona kesehatan yang berhierarki
(8) Pengembangan zona peruntukan lainnya dilakukan dengan strategi melalui :
a. Mengembangkan sub zona pertanian dengan tetap mempertahankannya
sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).
b. Mengintegrasikan fungsi pariwisata pada berbagai kawasan budidaya kota
lainnya;
(9) Pengembangan zona peruntukan khusus dilakukan dengan strategi melalui :
a. Membatasi perkembangan secara fisik pada sekitar kawasan militer.
b. Menyediakan ruang bagi kegiatan sektor informal;
c. Mengintegrasikan antara ruang untuk kegiatan sektor informal dan sektor
formal dalam satu kesatuan sistem; dan
d. Mendukung penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana pendukung bagi
kegiatan sektor informal.
B. Kebijakan Dan Strategi Jaringan Prasarana
1. Kebijakan dan strategi jaringan prasarana
EXECUTIVE SUMMARY
Kebijakan jaringan prasarana, dengan pengembangan sistem jaringan yang terpadu,
meliputi : sistem jaringan pergerakan, sistem jaringan energi, sistem jaringan
telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem jaringan infrastruktur kota.
2. Strategi:
(1) Pengembangan sistem jaringan pergerakan, meliputi :
a. Mengembangkan transportasi darat yang dikembangkan secara terpadu dengan :
1. Mengembangkan jaringan jalan secara berhirarki dengan mengutamakan
peningkatan akses yang setara antara utara-selatan dan timur-barat;
2. Meningkatkan pelayanan angkutan umum dan barang dalam dan antar kota
dengan mengutamakan angkutan umum massal;
3. Meningkatkan pelayanan sistem pedestrian yang sejalan dengan
pengembangan jaringan jalan dan kawasan budidaya;
4. Membangun dan meningkatkan kualitas prasarana dan sarana jalan bagi
pejalan kaki pada kawasan budidaya dan pada sepanjang jalan utama kota;
5. Menyediakan jalur pedestrian bagi penyandang cacat.
(2) Pengembangan sistem jaringan energi dilakukan dengan strategi yaitu Meningkatkan
pelayanan dan memperluas daerah pelayanan untuk memenuhi kebutuhan listrik
kota;
(3) Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi dilakukan dengan strategi meliputi :
a. meningkatkan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi khususnya untuk
kawasan yang baru dikembangkan;
b. Meningkatkan pelayanan jaringan telepon nirkabel melalui penggunaan secara
bersama menara telekomunikasi (base transceiver station) antar provider.
(4) Pengembangan sistem jaringan air bersih dilakukan dengan strategi meliputi :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan air minum melalui perluasan cakupan
pelayanan air minum;
b. Meningkatan kuantitas dan kualitas air menjadi layak dan siap minum pada
kawasan fasilitas umum dan komersial;
c. Mengoptimalkan dan membangun jaringan pelayanan hidran umum melalui
pengintegrasian antara hidran dengan saluran sekunder perpipaan air bersih;
(5) Pengembangan sistem jaringan drainase kota dilakukan dengan strategi melalui :
a. Mengembangkan sistem drainase secara terpadu dengan memaksimalkan fungsi
drainase sebagai saluran pematusan air hujan dan mengurangi genangan;
b. Mengembangkan jaringan drainase yang terintegrasi dengan jaringan pergerakan
yang ada dan yang akan dikembangkan;
c. Meningkatkan tampungan/resapan air melalui pengoptimalan fungsi tampungan
untuk wisata air, penataan lingkungan, konservasi serta pengendalian banjir.
(6) Pengembangan sistem pengolahan air limbah dilakukan dengan strategi yaitu
mengelola limbah kota untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, melalui
penyediaan IPAL dan IPAL Komunal;
(7) Pengembangan prasarana lainnya dengan strategi :
a. Mengembangkan sistem pengelolaan sampah dengan pengurangan volume,
penggunaan kembali dan pendaur-ulangan sampah;
b. Mengembangkan teknologi persampahan yang hemat energi dan ramah
lingkungan;
c. Menyediakan jalur evakuasi bencana khususnya bencana banjir di kawasankawasan yang rawan bencana.
EXECUTIVE SUMMARY
SUB BWP
I
Tabel
Pembagian Sub BWP dan Blok Perkotaan Sila
BLOK
7 Blok ( Blok A s/d Blok G )
II
LUASAN (Ha)
1010,77
BLOK 1A
Desa Tambe
BLOK 1B
Sebagian
desa
Tambe
sebagian Desa Rasabou
BLOK 1C
BLOK 1D
BLOK 1E
BLOK 1F
Sebagian Desa
Desa Kananga
BLOK 1G
Rato,
dan
sebagian
BLOK 2B
Sebagian
Desa
Bontokape,
sebagian
Desa
Darussalam,
sebagian desa Sondosia
709,83
EXECUTIVE SUMMARY
SUB BWP
BLOK
BLOK 2C
BLOK 2D
LUASAN (Ha)
1720, 60
EXECUTIVE SUMMARY
perumahan dengan kepadatan tinggi terkonsentrasi pada Desa Rato dan Desa
Kananga. Dalam pengembangan zona perumahan, arah pengembangan perumahan
direncanakan sebagian besar merupakan perumahan dengan kepadatan sedang dan
rendah. Pengembangan zona perumahan pada Kawasan Perkotaan Sila meliputi
perumahan kepadatan tinggi (R-2), perumahan kepadatan sedang (R-3) dan
perumahan kepadatan rendah (R-4)
Sub Zona Perumahan Kepadatan Tinggi (R2)
Sub Zona Perumahan Kepadatan Tinggi di Kawasan Perkotaan Sila dikembangkan di
sekitarv kawasan perdagangan dan jasa skala regional. Sub zona ini berada di SBWP 1
Blok 1B, 1E, ,1F, dan 1G.
Sub Zona Perumahan Kepadatan Sedang (R3)
Sub zona perumahan kepadatan sedang (R-3) dikembangkan di seluruh Bagian utara
wilayah Perkotaan Sila Kecamatan Bolo. pengembangan sub zona perumahan
kepadatan sedang berada pada SBWP 1 Blok 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, dan 1G serta SBWP
2 yang berada pada blok 2A, 2B, 2C, dan 2D. Jenis rumah pada zona perumahan
kepadatan sedang adalah jenis rumah tunggal dan rumah deret.
Sub Zona Kepadatan Rendah (R-4)
Sub zona perumahan kepadatan rendah (R-4) dikembangkan pada seluruh kawasan
perkotaan Sila. Berada pada SBWP 1 blok 1A, 1E, dan SBWP 2 pada blok 2A, 2C.
Jenis rumah pada sub zona perumahan kepadatan rendah adalah jenis rumah tunggal.
B. Zona Perdagangan dan Jasa
Zona perdagangan dan jasa terkonsentrasi pada koridor utama jalan Nasional Lintas
Sumbawa yaitu dipusat Pertokoan dan Pasar Sila umumnya berupa perdagangan
tunggal dan deret berupa pertokoan dan ruko. Sedangkan untuk perdagangan berupa
kios dan took menyebar di seluruh sub BWP Perkotaan Sila Peruntukan ruang yang ada
secara eksisting difungsikan untuk pengembangan kegiatan usaha yang bersifat
komersial, tempat bekerja, tempat berusaha, serta tempat pusat perbelanjaan. Zona
perdagangan dan jasa dapat dikelompokan menjadi :
Perdagangan dan Jasa Tunggal (K-3)
Pengembangan perdagangan dan jasa Tunggal (K-1) terdiri atas beberapa jenis
kegiatan antara lain :
1. Warung, jenis kegiatan perdagangan dan jasa berjenis warung.
2. Toko, merupakan salah satu bentuk perdagangan dan jasa yang menjuall
berbagai aneka kebutuhan bagi masyarakat di perkotaan Sila.
3. Pasar Pasar Lingkungan, secara eksisting pasar tradisional belum tersedia di
perkotaan Sila, dengan demikian direncanakan pengembangan pasar tradisional
dengan skala regional di Desa Kananga.
4. Pusat Perbelanjaan dan Supermarket. Pengembangan pusat perbelanjaan dan
supermarket di perkotaan Sila tidak terlepas fungsi wilayah perencanaan sebagai
pusat perdagangan dan jasa dengan skala regional karena melayani kebutuhan
masyarakat dalam lingkup kabupaten Bima.
5. Peralatan Rumah Tangga, jenis kegiatan perdagangan dan jasa berupa peralatan
rumah tangga lebih berorientasi pada usaha pengolahan kayu meubel.
6. Hewan Peliharaan, secara eksisting jenis kegiatan perdagangan dan jasa ini
menjual makanan dan berbagai jenis obat-obatan bagi hewan peliharaan
khususnya jenis unggas dan burung, rencana kedepan peru dikembangkan
penjualan hewan yg terkait dgn hobi masyarakat seperti Burung Kicau, Kucing
dan Hamster yang mulai digemari oleh masyarakat.
7. Perlengkapan dan Pasokan Pertanian, perkotaan Sila merupakan salah satu
wilayah di pusat kota yang memeiliki zona pertanian lahan basah yang cukup
produktif di Desa Leu Sub BWP untuk memberikan kemudahan bagi petani dalam
proses pengolahan areal pertanian, maka perlu dikembangkan pusat
perlengkapan dan pasokan pertanian.
untuk zona perdagangan dan jasa tunggal berada pada SBWP 1 Blok 1A, 1B, 1C,
1D, 1E, 1F dan 1G. serta di SBWP 2 pada blok 2A, 2B, 2C, dan 2D
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN
PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA
TAHUN 2014 - 2034
EXECUTIVE SUMMARY
Perdagangan dan Jasa Deret (K-3)
Pengembangan perdagangan dan Jasa Deret (K-3) umumnya berupa Ruko. Berada
pada SBWP 1 Blok 1F, 1G, dan SBWP 2 pada Blok 2B.
C. Zona Perkantoran
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan dan tempat bekerja/berusaha,
tempat berusaha, dilengkapi dengan fasilitas umum/sosial pendukungnya.
Perkantoran Pemerintah (KT-1)
Pengembangan kegiatan Subzona perkantoran pemerintah di perkotaan Sila terbagi
menjadi beberapa jenis kegiatan seperti Kantor Desa tersebar di Sub BWP I dan Sub
BWP II , Untuk Kantor dinas pemerintah seperti : Kantor Kecamatan ,kantor pertahanan
dan keamanan seperti Kapolsek dan Koramil berada di Sub BWP I. Letak sub Zona
Perkantoran pemerintah berada pada SBWP 1 Blok 1A, 1B, 1D, 1E, 1F, 1G, dan SBWP
2 pada Blok 2A, 2B, 2D
Perkantoran Swasta (KT-2)
Subzona perkantoran swasta dengan jenis kegiatan berupa jasa perbankan (Bank)
,pegadaian dan Kantor Pos tersebar di Sub BWP I pada blok 1E, 1F dan Sub BWP II
blok 2C.
D. Zona Sarana Pelayanan Umum
Zona Pendidikan (SPU-1)
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan
untuk sarana pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, pendidikan formal dan
informal, serta dikembangkan secara horizontal dan vertikal. Pembagian Sub Zona
Pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis kegiatan antara lain :
1. Paud dan TK
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan Tinggi (PT) UNRAM Cabang Mataram
6. Pondok Pesantren
7. Pengembangan Sekolah berbasis Internasional pada sekolah unggulan di Perkotaan
Sila
Untuk zona Pendidikan (SPU-1) berada pada SBWP 1 Blok 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, 1F, 1G
DAN sbwp 2 PADA Blok 2A, 2B, 2C, dan 2D.
Zona Transportasi (SPU-2)
Sub Zona Transportasi merupakan salah satu peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk manampung fungsi
transportasi dalam upaya untuk mendukung kebijakan pengembangan sistem
transportasi. Jenis kegiatan yang dikembangkan pada sub zona transportasi adalah
pengembangan terminal Tipe C di Sub BWP I blok I.F
Sub Zona Kesehatan (SPU-3)
Sub Zona kesehatan yang terdapat di perkotaan Sila yang telah ada adalah berupa
Rumah Sakit, Poloklinik dan Praktek Dokter,Puskesmas Pembantu, Puskesmas dan
Bidan desa yang lokasinya tersebar di berbagai Seluruh BWP. Adapun rencana
pengembangan rencana kegiatan untuk sub zona kesehatan terdiri dari beberapa jenis
kegiatan antara lain :
1. Rumah Sakit Tipe B
2. Puskesmas
3. Posyandu
4. Poliklinik
5. Polindes
Sub Zona Kesehatan (SPU 3) tersebar di SBWP 1 pada Blok 1A, 1C, 1D, 1E, 1F, 1G,
dan SBWP 2 pada Blok 2B, 2C, 2D.
10
EXECUTIVE SUMMARY
Zona Olah Raga (SPU-4)
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan
untuk menampung sarana olahraga baik dalam bentuk terbuka maupun tertutup sesuai
dengan lingkup pelayanannya. Rencana Persebaran Zona Rekreasi dan Olah Raga di
Perkotaan Sila terbagi adalah
1. Pengembangan komplek olahraga berisi lapangan sepak bola yang dilengkapi
lapangan bola basket, lapangan tennis, lapangan sepak takraw dan lapangan volly di
Sub BWP I Blok I.E.
2. Pembangunan lapangan olahraga Sub BWP I Blok 1,B dan 1E dan SBWP 2 Blok 2A.
Zona Sosial Budaya (SPU-5)
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan
untuk menampung sarana sosial budaya dengan hirarki dan skala pelayanan lebih
besar atau sama dengan tingkat kecamatan yang meliputi balai warga, gedung
serbaguna, balai latihan kerja, gedung jumpa bakti dan gedung pertemuan umum.
Zona sosial budaya di Perkotaan Sila berada Sub BWP 1 Blok 1E dan SBWP 2 Blok
2B.
Zona Sarana Pelayanan Peribadatan (SPU-6)
Subzona sarana pelayanan Peribadatan (SPU-6) direncanakan berada di seluruh
wilayah Sub BWP 1 dan sub dan melayani penduduk sesuai dengan agama yang dianut
penduduknya. Sub BWP 1 Blok 1A, 1B, 1C, 1D, 1F, dan 1G, serta pada Sub BWP 2
pada Blok 2A, 2B, 2C, dan 2D.
E. Zona Industri
Jenis industri yang dkembangkan di Perkotaan Sila berupa aneka industri (I-4) termasuk
dalam industri kerajinan rumahan (home industri) yang menghasilkan beragam
kebutuhan konsumen berada di Sub BWP 1 Blok 1E dan 1G, serta Sub BWP 2 Blok 2C.
F. Zona Peruntukan Lainya
Zona Peruntukan lainnya di Perkotaan Sila berupa pertanian, peternakan dan tambak
garam. Yang tergabung dalam zona pertanian (PL 1)yang berada pada Sub BWP 1
Blok 1A, 1B, 1C, 1D, 1E, 1F, dan 1G dan Sub BWP 2 pada Blok 2A, 2B, 2C, dan 2D.
G. Zona Peruntukan Khusus
Dalam zona peruntukan khusus ini, hanya meliputi :
1. Pertahanan dan keamanan (KH-1) meliputi Koramil dan Polsek Bolo berada di Sub
BWP 1 pada Blok 1.E.
2. Rencana Penyediaan Ruang Bagi Sektor Informal (KH-2)
Sektor informal adalah sektor yang tidak terorganisasi, tidak teratur dan kebanyakan
legal tapi tidak terdaftar. Sektor informal memiliki karakteristik jumlah unit usaha yang
banyak dengan skala yang kecil. Kepemilikan oleh individu atau keluarga, tingkat
pendidikan dan keterampilan yang rendah, akses ke lembaga keuangan yang rendah
dan tingkat upah yang relatif rendah dibandingkan dengan sektor formal.
a. Lokasi Kegiatan Sektor Informal
Sektor informal berupa pedagang kaki lima (PKL) di koridor utama Perkotaan Sila
Jln Nasional Lintas Sumbawa terdapat pada Sub BWP I Blok I.F Dan Mulai Tumbuh
di Kawasan Sekitas Baruga Nae Sub BWP 1 Blok 1.E.
b. Jenis Kegiatan Sektor Informal
Sektor informal berupa pedagang kaki lima (PKL) yang terdapat di ruas jalan
Nasional Lintas Sumbawa tepatnya pada Sub BWP I blok 1.F berupa penjaja
makanan dan minuman.
c. Waktu Kegiatan Sektor Informal
Setiap tempat mempunyai waktu yang berbeda bagi pedagang kaki lima untuk
mulai menjajakan dagangannya. Untuk PKL di Sub BWP I Blok I.F beroperasi dari
Sore hingga malam. Sedangkan untuk PKL di Baruga Nae di Sub BWP Blok I.E
dari Pagi Hingga Malam
d. Pengelolaan Lokasi Kegiatan Sektor Informal
PKL yang ada meliputi PKL dengan prasarana berdagang berupa gerobak ataupun
mobil. PKL yang terdapat di Sub BWP I Blok I.F kurang tertata dan tidak
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN
PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA
TAHUN 2014 - 2034
11
EXECUTIVE SUMMARY
terorganisasi sehingga menimbulkan kesan kumuh dan tidak menarik.Sedangkan
yang ada di Baruga Nae di Sub BWP I Blok I.E PKL yang ada terlihat lebih rapi.
Penataan PKL dengan pengembangan sentra-sentra PKL untuk menampung PKL
di perkotaan Sila Kecamatan Bolo antara lain :
Di arahkan pada Kawasan Sekitar Baruga Nae dengan penyeragaman tenda
PKL dan relokasi PKL dari pinggir jalan Nasional Lintas Sumbawa
Penggunaan bangunan tenda dengan modifikasi yang lebih modern yang praktis
untuk digunakan dan bisa lebih menghemat tempat. Dan dapat digunakan di
sekitar Zona Sarana Pelayanan Umum dan Perkantoran.
12
EXECUTIVE SUMMARY
13
EXECUTIVE SUMMARY
14
EXECUTIVE SUMMARY
15
EXECUTIVE SUMMARY
16
EXECUTIVE SUMMARY
Rencana Jaringan Pergerakan Lainnya
A. Jalur Pedestirian (Pedestrian way)
Fasilitas pejalan kaki di Perkotaan Siila berupa trotoar akan diarahkan sekitar Ruas Jalan
Pendidikan dan Ruas Jalan Kesehatan Pada Sub BWP 1 Blok 1 E dan 1 F.
Rencana penyediaan fasilitas pejalan kaki juga diarahkan pada blok-blok dengan fungsi
kegiatan sarana pelayanan umum seperti pendidikan, kesehatan, rekreasi dan olahraga,
serta pada zona perkantoran.
Gambar :
Ilustrasi Trotoar di zona permukiman dilengkapi dengan RTH Jalur Jalan dan tingkat
lalu lintas yang rendah
Selain pengembangan jaringan jalan, keberadaan fasilitas penunjang transportasi seperti
tempat penyeberangan, halte, marka jalan serta parkir sangat penting untuk ditingkatkan
pelayanannya. Penjabaran lebih lanjut sebagai berikut :
Tempat Penyebrangan (Zebra Cross)
Di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo, rencana penambahan zebra cross pada ruas-ruas
jalan utama yang aktifitas pejalan kakinya tinggi, dimana penggunaan lahannya dapat
menimbulkan tarikan bagi masyarakat misalnya perdagangan dan jasa, perkantoran serta
sarana pelayanan umum.Lokasi-lokasi penambahan zebra cross adalah pada pada
persimpangan-persimpangan yang padat lalu lintasnya seperti pada perempatan Jalan
Cabang Donggo dan Perempatan Pasar Sila yang terdapat pada Sub BWP 1 Blok 1F.
selian itu ruas jalan sekitar Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar dan SMP Dan SMA.
Halte
Halte yang terdapat di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo ada 2 unit yaitu di Jalan Nasional
Lintas Sumbawa Tepatnya di Cabang Donggo Sub BWP 1 Blok 1 F dan di depan Rumah
Sakit Umum Kabupaten Bima di Desa Sondosia pada Sub BWP 2 Blok 2C. untuk itu
perlu di rencanakan sekitar kawasan pendidikan dan depan fasilitas pelayanan umum
rekreasi dan olahraga. Halte dibangun sepanjang jaringan trayek angkutan kota dengan
jarak antar halte sekitar 500 1000 meter. Untuk pemilihan lokasi halte, harus memenuhi
beberapa ketentuan sebagai berikut :
1. Tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas kendaraan maupun pejalan kaki;
2. Dekat dengan lahan yang mempunyai potensi besar untuk pengguna angkutan
umum, misalnya pendidikan, perkantoran, perdagangan dan jasa serta pelayanan
umum lainnya;
3. Mempunyai aksesibilitas yang tinggi terhadap pejalan kaki;
17
EXECUTIVE SUMMARY
4. Jarak satu halte dengan halte lainnya pada suatu ruas jalan minimal 300 meter dan
maksimal 700 meter;
5. Lokasi penempatan halte disesuaikan dengan kebutuhan.
Rencana penambahan Halte di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo adalah pada titik-titik
yang paling banyak dilalui oleh angkutan umum, yaitu pada zona perdagangan dan jasa,
sarana pelayanan umum serta perkantoran yang terdapat di Sub BWP I Blok 1F dan 1E
RENCANA JARINGAN ENERGI KELISTRIKAN
Kebijakan dalam pengembangan sistem jaringan energi/kelistrikan antara lain
pengembangan/peningkatan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ke pusat pusat
kegiatan baru, serta pengembangan/peningkatan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
ke tiap blok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta pengembangan jaringan energy
pada peta 8.
RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Dalam pengembangan Menara Telekomunikasi hendaknya memperhatikan :
- Penggunaan tanah sekitar tower difungsikan sebagai kawasan RTH, jauh dari
permukiman.
- Pemagaran yang rapat pada sepanjang tower demi keamanan, karena mempunyai
tegangan tinggi.
- Jarak antara menara pemancar minimal 3 Km agar tidak frekuensi dapat lebih maksimal
Saat ini jumlah menara telekomunikasi (BTS) di wilayah perencanaan adalah 8 unit dan
Menyebar di sub BWP 1 dan 2 Rencana Untuk BTS Perlu dilakukan pengamanan pada
sekitar kawasan BTS dan lebih diarahkan kepada penggunaan BTS Bersama.
RENCANA PENGEMBANGAN AIR BERSIH
Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi persyaratan
untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan
air bersih sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan
perundangan yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air
bersih lingkungan perumahan perkotaan.
Penyediaan air minum di wilayah Perkotaan Sila cukup beragam sebagaian masyarakat
perkotaan Sila Kecamatan Bolo Menggunakan Sumur Bor Sumur Galian dan distribusi dari
PDAM Unit Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. PDAM Kecamatan Bolo untuk kedepannya di
harapakan kebutuhan air bersih di wilayah perkotaan Sila Kecamatan Bolo lebih terjangkau
oleh jaringan Air Besrih dari PDAM Dalam rangka melayani kebutuhan air bersih penduduk
Perkotaan Sila
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, rencana penyediaan air bersih di
Perkotaan Sila Kecamatan Bolo sebagai berikut :
a. Sambungan Rumah
Sambungan rumah adalah tiap sambungan dari sistem penyediaan air minum yang
dilengkapi dengan sebuah meteran air dan disambungkan pada sistem plambing
rumah.
Kapasitas 60 liter / orang / hari.
Harus tersedia sistem plambing dalam rumah.
Ukuran minimal pipa dinas 18 Mm.
Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 Mm.
Pipa tertanam dalam tanah dipakai pipa PVC.
Pipa diatas tanah tanpa perlindungan dapat dipakai pipa GIP (Galvanized Iron
Pipe).
b. Sambungan Halaman
Sambungan halaman adalah tiap sambungan dari sistem penyediaan air bersih
yang hanya berhenti sampai halaman rumah dan dilengkapi dengan metera air dan
sebuah katup.
Kapasitas minimal 60 liter / orang / hari.
Ukuran pipa dinas 12,5 Mm.
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN
PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SILA
TAHUN 2014 - 2034
18
EXECUTIVE SUMMARY
Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 Mm.
Pipa tertanam dalam tanah dipakai pipa PVC.
Pipa diatas tanah tanpa perlindungan dapat dipakai pipa GIP (Galvanized Iron
Pipe).
c. Sambungan Kran Umum
Kapasitas minimal 30 liter / orang / hari
Ditempatkan pada jarak pelayanan tidak lebih dari 100 meter.
Jumlah rumah yang dilayani tidak lebih dari 20 unit.
Tiap unit dilengkapi dengan meter air.
Tiap unit dilengkapi dua kran.
d. Hydran Kebakaran
Ditempatkan 100 meter untuk bangunan yang berfungsi komersil dan 200 meter
untuk perumahan.
Mudah dilihat dan mudah dicapai oleh unit mobil pemadam kebakaran.
Jika tidak tersedia saluran air minum kota perlu dibuat sumur sumur kebakaran
dalam jarak sesuai persyaratan untuk kran kebakaran.
-
19
EXECUTIVE SUMMARY
RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN PRASARANA LAINNYA
Rencana Jaringan Persampahan
Rencana penambahan jumlah TPS ( Gerobak dan Bak Sampah sesuai dengan Kebutuhan
di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo adalah Tong Sampah Pribadi sejumlah 8754 unit,
Gerobak dan Bak Sampah Kecil 18 Unit Serta Gerobak dan Bak Sampah Besar 1 Unit.
Tabel
Rencana Kebutuhan Persampahan
Jumlah Kebutuhan
NO
Status
2014
2019
2024
2029
1
Status Pribadi (Tong Sampah)
7844
8062
8286
8517
2
Status TPS (Gerobak Dan Tong sampah Kecil)
16
16
17
17
3
Sataus TPS (Gerobak Dan Bak Sampah Besar)
1
1
1
1
Sumber : Hasil Rencana
2034
8754
18
1
Adapun dasar atau analisis yang di gunakan untuk menetukan Kebutuhan sarana
Persampahan di Perkotaan Sila Kecamatan Bolo adalah
Tabel
Standar Kebutuhan Sarana Persampahan
No Lingkup Prasarana
1
2
3
Rumah (5 Jiwa)
RW ( 2500 Jiwa)
(Kelurahan) (30.000 Jiwa
Sarana Pelengkap
Status
Tong Sampah
Pribadi
Gerobak Sampah
Bak Sampah Kecil
Gerbak Sampah
Bak Sampah Besar
TPS
TPS
20
EXECUTIVE SUMMARY
Peta 14 peta kjalur evakuasi bencana
21
EXECUTIVE SUMMARY
22
EXECUTIVE SUMMARY
23
EXECUTIVE SUMMARY
24
EXECUTIVE SUMMARY
25
EXECUTIVE SUMMARY
26
EXECUTIVE SUMMARY
Zona-zona dalam kawasan budidaya antara lain : Zona Perumahan (R), zona Perdagangan
dan jasa (K), zona perkantoran (KT), dan zona sarana pelayanan umum (SPU).
Ketentuan teknis zonasi tersebut terbagi menjadi :
1. Klasifikasi I = Pemanfaatan Diperbolehkan/Diizinkan
Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi I memiliki sifat sesuai
dengan peruntukan ruang yang direncanakan. Pemerintah Kota tidak dapat melakukan
peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain terhadap kegiatan dan penggunaan
lahan yang termasuk dalam klasifikasi I.
2. Klasifikasi T = pemanfaatan bersyarat secara terbatas
Pemanfaatan bersyarat secara terbatas bermakna bahwa kegiatan dan penggunaan
lahan dibatasi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk pembatasan waktu beroperasinya
suatu kegiatan di dalam subzona maupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan
lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan;
b. Pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, maupun ketinggian
bangunan. Pembatasan ini dilakukan dengan menurunkan nilai maksimal dan
meninggikan nilai minimal dari intensitas ruang dalam peraturan zonasi;
c. Pembatasan jumlah pemanfaatan, jika pemanfaatan yang diusulkan telah ada mampu
melayani kebutuhan, dan belum memerlukan tambahan, maka pemanfaatan tersebut
tidak boleh diizinkan atau diizinkan terbatas dengan pertimbangan-pertimbangan
khusus. Contoh: dalam sebuah zona perumahan yang berdasarkan standar teknis
telah cukup jumlah fasilitas peribadatannya, maka aktivitas rumah ibadah termasuk
dalam klasifikasi T.
3. Klasifikasi B = pemanfaatan bersyarat tertentu
Pemanfaatan bersyarat tertentu bermakna bahwa untuk mendapatkan izin atas suatu
kegiatan atau penggunaan lahan diperlukan persyaratan - persyaratan tertentu yang
dapat berupa persyaratan umum dan persyaratan khusus. Persyaratan dimaksud
diperlukan mengingat pemanfaatan ruang tersebut memiliki dampak yang besar bagi
lingkungan sekitarnya. Contoh persyaratan umum antara lain:
a. Dokumen AMDAL;
b. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL);
c. Dokumen Analisis Dampak Lalu-lintas (ANDALIN); dan
d. Pengenaan disinsentif misalnya biaya dampak pembangunan (development
impact fee). Contoh persyaratan khusus misalnya mendapatkan persetujuan
tertulis dari tetangga sekitarnya.
4. Klasifikasi X = pemanfaatan yang tidak diperbolehkan.
Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi X memiliki sifat tidak
sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak
yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya. Kegiatan dan penggunaan lahan yang
termasuk dalam klasifikasi X tidak boleh diizinkan pada zona yang bersangkutan.
Berikut disajikan contoh tabel peraturan zonasi pada Sub BWP Prioritas Blok 1E dan Blok
1F
27
EXECUTIVE SUMMARY
Tabel
Kegiatan dan Penggunaan Lahan Kawasan Budi Daya Perkotaan Sila Sub BWP 1 Blok 1E
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
PERUMAHAN
Rumah kost
Rumah kampung
Rumah tunggal
Rumah deret
Asrama
Rumah Dinas
Ruko
Toko
Warung
Pasar lingkungan
Pasar Tradisional
Pusat Perbelanjaan
PKL
Penyaluran grosir
Supermarket
28
EXECUTIVE SUMMARY
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
Hewan peliharaan
Tanaman
Jasa bangunan
Jasa komunikasi
Jasa bengkel
SPBU
Jasa perkantoran/bisnis
lainnya
Taman hiburan
Taman perkemahan
Relaksasi
Restoran
Penginapan hotel
29
EXECUTIVE SUMMARY
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
Penginapan losmen
Salon
Laundry
Kantor pemerintahan
kota/kabupaten
Kantor kecamatan
Polsek
Makanan minuman
Tembakau
Kayu
TK
SD
SMP
SMA/SMK
Perguruan tinggi/akademi
Laboratorium kesehatan
PEMERINTAHAN
INDUSTRI
30
EXECUTIVE SUMMARY
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
Puskesmas
Puskesmas pembantu
Apotek
Posyandu
Praktek Dokter
Bidan
Poliklinik
Masjid
Gereja
Kelenteng
Langgar/Mushola
Gedung pertemuan
Gedung Serbaguna
Terminal tipe C
Tempat Parkir
31
EXECUTIVE SUMMARY
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
Taman kota
TPU
Sempadan/penyangga
Pekarangan
Lapangan
Trotoar
Tempat Parkir
Wisata alam
Wisata buatan
Wisata budaya
Kolam Pancing
BTS
Pengolahan sampah
TPS
PERUNTUKAN LAINNYA
PERUNTUKAN KHUSUS
32
EXECUTIVE SUMMARY
Tabel
Kegiatan dan Penggunaan Lahan Kawasan Budi Daya Perkotaan Sila Sub BWP Blok 1F
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
KT -2
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
PERUMAHAN
Rumah kost
Rumah kampung
Rumah tunggal
Rumah deret
Asrama
Rumah Dinas
Ruko
Toko
Warung
Pasar lingkungan
Pasar Tradisional
Pusat Perbelanjaan
PKL
Penyaluran grosir
Supermarket
33
EXECUTIVE SUMMARY
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
KT -2
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
Hewan peliharaan
Tanaman
Jasa bangunan
Jasa komunikasi
Jasa bengkel
SPBU
Taman hiburan
Taman perkemahan
Relaksasi
Restoran
Penginapan hotel
34
EXECUTIVE SUMMARY
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
KT -2
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
Penginapan losmen
Salon
Laundry
Kantor pemerintahan
kota/kabupaten
Kantor kecamatan
Polsek
Makanan minuman
Tembakau
Kayu
TK
SD
SMP
SMA/SMK
Perguruan tinggi/akademi
PEMERINTAHAN
INDUSTRI
35
EXECUTIVE SUMMARY
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
KT -2
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
Laboratorium kesehatan
Puskesmas
Puskesmas pembantu
Apotek
Posyandu
Praktek Dokter
Bidan
Poliklinik
Masjid
Gereja
Kelenteng
Langgar/Mushola
Gedung pertemuan
Gedung Serbaguna
Terminal tipe C
Tempat Parkir
36
EXECUTIVE SUMMARY
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
KT -2
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
Taman kota
TPU
Sempadan/penyangga
Pekarangan
Lapangan
Trotoar
Tempat Parkir
Wisata alam
Wisata buatan
Wisata budaya
Kolam Pancing
BTS
Pengolahan sampah
PERUNTUKAN LAINNYA
PERUNTUKAN KHUSUS
37
EXECUTIVE SUMMARY
ZONA PERLINDUNGAN
SETEMPAT
ZONA RUANG
TERBUKA HIJAU
ZONA
PERUMAHAN
ZONA PERDAGANGAN
DAN JASA
ZONA
PERKANTORAN
INDUSTRI
SPU
KH
KETERANGAN
KEGIATAN/ ZONA
PS
TPS
RTH
R-2
R-3
K-1
K-3
KT-1
KT -2
I-4
SPU1
SPU3
SPU4
SPU6
KH
1
38