1. Program: Pengembangan budidaya dan pascapanen rumput laut di kawasan pengembangan budidaya
a. Lokasi kawasan pengembangan budidaya KKP, Kemen ATR /BPN
b. Pengembangan dan penyediaan bibit rumput laut KKP
c. Areal, tenaga kerja, produksi, sarana dan prasarana pendukung budidaya rumput laut Kemen PUPR dan KKP
KKP, Kemenperin, Kemenkes dan
d. Pembinaan dan peningkatan mutu melalui pascapanen rumput laut
BSN
Kemenkop dan UKM, Kemendag,
Peningkatan status kelembagaan dan kapasitas SDM di kawasan pengembangan budidaya dan pengolahan
e. KKP, Kemenperin, Kemenko
rumput laut
Perekonomian
2. Program: Pengembangan dan Penataan Industri Pengolahan Berbasis Rumput Laut
a. Peningkatan Produksi dan diversifikasi produk olahan dan produk akhir rumput laut Kemenperin dan KKP
Penataan dan penyebaran pembangunan pabrik dan revitalisasi pabrik industri pengolahan produk ATC/SRC dan
b. KKP dan Kemenperin
ATG/Agar Bubuk
Program: Pengembangan pasar bahan baku dan produk setengah jadi, dan produk akhir industri
3.
rumput laut di dalam dan luar negeri.
Pengembangan pasar fisik terorganisir rumput laut melalui pasar lelang secara online dan/atau offline serta
a. Kemendag
penerapan SRG di sentra produksi utama rumput laut
Pengembangan pasar bahan baku, produk setengah jadi, dan akhir industri rumput laut melalui sosialisasi dan
b. Kemenperin, KKP, Kemendag
promosi di dalam dan luar negeri
c. Peningkatan ekspor produk olahan rumput laut (karaginan dan agar-agar) Kemendag dan Kemenperin
Program: Penelitian Pengembangan budidaya jenis (spesies dan/atau varietas) baru dan inovasi teknologi
4.
produk setengah jadi dan produk akhir serta pasar produk rumput laut nasional dan global
a. Penelitian pemanfaatan dan pengembangan budidaya jenis (spesies dan/atau varietas) baru rumput laut KKP, BPPT, dan LIPI
Penelitian pengembangan inovasi melalui transfer teknologi produk setengah jadi dan produk akhir serta pasar
b. KKP dan Kemenperin
rumput laut
Rumusan Hasil Seminar Nasional Sinergitas Implementasi Kebijakan
Pengembangan Industri Rumput Laut Nasional pada Tanggal 10 Juli 2019
a. Budidaya rumput laut merupakan usaha potensial yang mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat di pesisir dan pulau-pulau kecil yang tergolong miskin, dan
jadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di daerah.
b. Peningkatan produksi rumput laut telah dimasukkan dalam proyek prioritas nasional
dalam Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024, dengan proyeksi produksi pada
tahun 2020 sebesar 15,8 juta ton hingga 2024 sebesar 20 juta ton.
c. Dalam rangka ketersediaan bibit yang cukup, perlu diikuti dengan pembangunan
sentra bibit di pusat-pusat pengembangan budidaya rumput laut. Saat ini hanya
terdapat beberapa pusat pembenihan antara lain Lampung, Jepara, Takalar, Lombok,
Ambon dan SEAMEO BIOTROP sebagai pusat penghasil kultur jaringan
d. Indonesia sebagai negara kepulauan, maka keberadaan pusat bibit dapat
meningkatkan kelayakan bisnis hulu dengan keterlibatan pihak Swasta yang
kemudian menjual bibit ke pembudidaya dengan harga yang ekonomis, efisien dan
berdaya saing.
Hasil Rakor Es I Pembahasan Perkembangan Implementasi
Rencana Aksi Perpres Nomor 33 Tahun 2019 pada tanggal 16 Agustus 2019
1. Utilisasi industri pengolahan rumput laut rata-rata sebesar 55%. Rendahnya utilisasi
tersebut disebabkan kurangnya pasokan bahan baku dari dalam negeri, karena rumput laut
kebanyakan diekspor dalam bentuk kering.
2. Pasokan dan kualitas bahan baku selama ini menjadi salah satu penyebab industrialisasi
rumput laut bergerak lamban. Pengembangan bibit melalui kultur jaringan belum mampu
memenuhi kebutuhan pembudidaya dan perluasan tanam rumput laut, sehingga perlu
dukungan dalam pengembangan pusat bibit dan kultur jaringan rumput laut.
3. Tindak lanjut:
KKP perlu mendorong pengembangan sektor hulu terutama dalam penyediaan bahan baku
berkualitas untuk dapat memenuhi kebutuhan industri sebagai salah satu bentuk jaminan
bahan baku sebelum membangun industri hilir.
Hasil Rakor Es II tanggal 2 Oktober 2019
1. Pembahasan Perkembangan Pelaksanaan Rencana Aksi dalam Perpres Nomor 33 Tahun 2019,
sektor hulu (mencakup bibit dan bahan baku rumput laut)
2. Usulan Rencana Aksi Perpres Nomor 33 Tahun 2019 dalam RPJMN 2020-2024
1. Dalam rangka kepastian pasar hasil produksi dan pembinaan kepada SDM pembudidaya rumput
laut maka diperlukan peran pemerintah pusat dan daerah serta dukungan dari pelaku usaha.
2. Diperlukan komitmen Pemerintah Daerah sentra produksi dalam penetapan lokasi kawasan
pengembangan rumput laut yang terintegrasi ke dalam RTRW dan RZWP3K dengan melibatkan
KKP dan ATR/BPN.
3. Rencana Aksi Perpres Nomor 33 Tahun 2019 diusulkan masuk dalam RPJMN 2020-2024 menjadi
bagian dari sasaran dan target indikator atau menjadi bagian bab tersendiri.
4. Perkembangan pelaksanaan rencana aksi pengembangan industri rumput laut nasional 2018-2021
sektor hulu sampai dengan tanggal 2 Oktober 2019 terlampir.
5. Pengisian atau revisi pelaksanaan rencana aksi pengembangan industri rumput laut nasional 2018-
2021 sektor hulu diharapkan dapat disampaikan kepada Kemenko Perekonomian melalui surel
hapsari.ekon@gmail.com paling lambat tanggal 8 Oktober 2019.
6. Rapat tindak lanjut terkait kebutuhan alokasi anggaran dalam pelaksanaan Rencana Aksi Perpres
Nomor 33 Tahun 2019 direncanakan pada tanggal 9 Oktober 2019, dengan melibatkan
Kementerian Keuangan, Bappenas, K/L teknis terkait serta Pemerintah Daerah sentra produksi
rumput laut.
Hasil Rakor Es II Pembahasan Dukungan Pelaksanaan Rencana Aksi dalam Perpres
Nomor 33 Tahun 2019 dalam RPJMN 2020-2024 pada tanggal 8 Oktober 2019
1. Perlu dibentuk Kelompok Kerja yang terdiri dari Biro Perencanaan dan unit Eselon 2 teknis K/L
terkait serta Pemerintah Provinsi dalam rangka penyiapan pelaksanaan rencana aksi 2020 yang
tertuang dalam Perpres No 33 Tahun 2019 tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri
Rumput Laut Nasional 2018-2021, baik secara detail kegiatan maupun pendanaan.
2. Kemenko Perekonomian akan segera melakukan pertemuan dengan pemerintah provinsi yang sudah
memiliki rencana zonasi kawasan budidaya rumput dalam rangka merumuskan komitmen bersama
untuk mengembangkan rumput laut di daerah.
3. Rumput laut merupakan satu dari 5 komoditas unggulan perikanan dan kelautan dalam rancangan
teknokratis RPJMN 2020-2024. Sebagai wujud komitmen Kemenko Bidang Perekonomian dalam
pengembangan rumput laut nasional, maka dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) Jangka Menengah RPJMN 2020-2024, rumput laut perlu dimasukkan dalam bahan
paparan Menko Perekonomian.
4. Perlu pemfokusan program dan provinsi sentra pengembangan rumput laut nasional dalam rangka
efektivitas evaluasi pelaksanaan rencana aksi Perpres No 33 Tahun 2019.
PERKEMBANGAN SAAT INI
No. Instansi Perpres 33/2019 Posisi Saat ini PIC Es. 2
2 Peningkatan pengelolaan a. Produksi Ikan 15,44 16,31 17,54 18,88 20,39 juta ton
kemaritiman dan kelautan b. Produksi rumput
10,99 11,55 11,85 12,10 12,33 juta ton
laut
c. Produksi garam 3 3,10 3,20 3,30 3,40 juta ton
3 Peningkatan ekspor bernilai tambah
tinggi dan penguatan Tingkat
Kandungan Dalam Negeri (TKDN)
Ekspor hasil perikanan 6,08 6,43 6,86 7,27 7,55 USD miliar
Sumber: KKP
Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024 (versi 14 Agustus 2019) Rumput Laut hanya fokus pada produksi (volume)
Rencana Aksi Perpres Nomor 33 Tahun 2019 dalam RPJMN 2020-2024
1. Rencana Aksi Perpres Nomor 33 Tahun 2019 Sasaran, Indikator dan Target Tahun 2020-2024
2. Rencana Aksi Perpres Nomor 33 Tahun 2019 Bagian / Bab tersendiri dalam RPJMN 2020-204
3. Usulan lain dalam rangka dukungan Rencana Aksi Perpres Nomor 33 Tahun 2019
Diskusi
a. Update perkembangan pelaksanaan Renaksi Perpres 33 Tahun 2019 dari masing-masing K/L
penanggung jawab:
1. KKP (2020 sudah teralokasi di sektor hulu)
2. Kemen ATR /BPN (2020 belum teralokasi)
3. Kemen PUPR (2020 belum teralokasi)
4. Kemenperin (Biro Perencanaan tidak hadir)
5. Kemenkes (2020 belum teralokasi)
6. BSN (2020 belum teralokasi)
7. Kemenkop dan UKM (2020 sudah teralokasi)
8. Kemendag (2020 hanya program ekspor)
9. BPPT (Biro Perencanaan tidak hadir)
10. LIPI (2020 sudah teralokasi)
11. BKPM ( .....)
b. Kendala / hambatan dalam pelaksanaan renaksi (ketersediaan anggaran, RPJMN, dll).
c. Apakah diperlukan Renaksi Perpres 33 Tahun 2019 masuk dalam RPJMN 2020-2024.
TERIMA KASIH