Anda di halaman 1dari 6

Laporan Pendahuluan

Penyusunan Master PIan Kawasan Industri Perikanan Minapolitan


Kota Tarakan

II. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Kota Tarakan memiliki beberapa lokasi yang berpotensi sebagai lokasi


pengembangan kegiatan kelautan dan perikanan. Berdasarkan pada analisa tata
ruang wilayah Kota Tarakan dan kawasan pesisir, maka kawasan yang memiliki
potensi sebagai kawasan industri perikanan minapolitan adalah Kelurahan Juata
laut. Berikut karakter lokasi tersebut.

Gambar 1. Wilayah Industri Perikanan Kelurahan Juata Laut.

II.1. Kelurahan Juata Laut

a. Kesesuaian dengan RTRW Kota Tarakan


Di Wilayah Juata Laut banyak kesesuaian dengan RTRW Kota Tarakan
berkaitan dengan program pengembangan kawasan pesisir dan peningkatan
potensi kelautan dan Perikanan. Di Kawasan Pesisir Juata Laut saat ini memiliki
Potensi yang mendukung tata ruang Kota Tarakan, yaitu kawasan pemukiman
nelayan, kawasan industri, kawasan industri pengolahan ikan, kawasan hutan
mangrove. Maka tingkat kesesuaian Tata ruang sanggat tinggi.

DOKUMEN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN II-1


Laporan Pendahuluan
Penyusunan Master PIan Kawasan Industri Perikanan Minapolitan
Kota Tarakan

b. Memiliki komoditas unggulan dibidang kelautan dan perikanan dengan nilai


ekonomi.
Kawasan pesisir Juata Laut banyak terdapat kegiatan nelayan maupun industri
pengolahan ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sebagian besar masyarakat
nelayan memiliki usaha pengembangan hasil laut, terutama komoditas udang
dan kepiting. Sedangkan industri pengolahan udang terdapat disamping
kawasan pemukiman nelayan. Di kawasan pesisir yang dekat dengan kawasan
permukiman tidak terdapat tambak, karena sebagian besar nelayan
mendapatkan udang dan kepiting dilaut dan tidak mengembangkan ditambak.
c. Letak Geografis yang strategis, memenuhi syarat untuk pengembangan produk
unggulan kelautan dan perikanan.
Letak kawasan pesisir Juata Laut sangat strategis untuk mendukung kegiatan
kelautan dan perikanan. Hal ini dibuktikan dengan rencana RTRW yang
menempatkan tiga dermaga, yaitu peningkatan dermaga / pelabuhan nelayan
tradisional, dermaga / pelabuhan niaga (industri) untuk mendukung rencana
kawasan industri dan dermaga penumpang dengan skala pelayanan nasional
dan intenasional.
d. Terdapat unit produksi, pengolahan dan pemasaran dan jaringan usaha yang
aktif berproduktif dan memasarkan.
Terdapat unit produksi kegiatan kelautan dan perikanan, yaitu industri
pengolahan udang dan pengolahan ikan (udang dan kepiting) yang dilakukan
oleh nelayan dikawasan permukiman pesisir. Selain itu terdapat juga pasar yang
mendukung kegiatan pemasaran hasil perikanan. Kelompok usaha masyarakat
yang ada didalamnya sebagai bagian pendukung pengembangan usaha
kerakyatan dibidang kelautan dan perikanan.
e. Tersediannya fasilitas pendukung berupa aksebilitas pasar, permodalan, sarana
prasarana produksi, pengolahan dan pemasaran, lembaga usaha dan fasilitas
penyuluhan.
Dengan berjalannya sistem kelautan dan perikanan di Juata Laut, beberapa
fasilitas pendukung kegiatan ini banyak terjadi di Juata Laut, terbangunnya
sistem pemasaran, permodalan, lembaga usaha (kelompok masyarakat

DOKUMEN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN II-2


Laporan Pendahuluan
Penyusunan Master PIan Kawasan Industri Perikanan Minapolitan
Kota Tarakan

pengusaha). Karena keterlibatan fasilitas pendukung sangat dibutuhkan untuk


meningkatkan potensi tersebut.
f. Kelayakan lingkungan diukur berdasarkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan, potensi dampak negatif dan potensi terjadinnya kerusakan dilokasi.
Sampai saat ini, masyarakat melakukan kegiatan kelautan dan perikanan
sangat memperhatikan keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan. Tidak ada
eksplorasi alam terhadap kegiatan ini, maka kualitas lingkungan tetap terjaga
dan tidak menimbulkan kerusakan fisik.
g. Komitmen daerah berupa kontribusi pembiayaan, personil dan fasilitas
pengolahan dan pengembangan minapolitan.
Pemerintah Kota Tarakan sangat peduli terhadap perkembangan kegiatan
kelautan dan perikanan. Kepedulian ini dijabarkan di dalam RPJP, RPJM dan
RWRT Kota Tarakan sebagai bagian penting dari perkembangan Kota Tarakan.
Maka seluruh jajaran pemerintah dan didukung oleh lembaga swasta serta
masyarakat memberikan kepedulian dan keterlibatan yang signifikan terhadap
kegiatan kelautan dan perikanan.
h. Keberadaan kelembagaan pemerintah daerah yang bertanggung jawab di
bidang kelautan dan perikanan.
Sebagai pemangku kepentingan terhadap perkembangan wilayah, maka
seluruh lembaga pemerintah, swasta maupun masyarakat secara bersama-
sama turut dalam peningkatan kegiatan kelautan dan perikanan Kota Tarakan.
i. Tersedianya data dan informasi tentang kondisi dan potensi kawasan.
Kepedulian dan keseriusan pemerintah Kota Tarakan dalam mengembangkan
kegiatan kelautan dan perikanan diwujudkan dalam bentuk dukungan data dan
informasi bagi seluruh aspek kemasyarakatan baik yang berada di dalam
wilayah Kota Tarakan maupun dari luar wilayah. Dukungan data dan informasi
sebagai salah satu upaya memperlancar dan mempermudah pengembangan
kegiatan kelautan dan perikanan.

DOKUMEN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN II-3


Laporan Pendahuluan
Penyusunan Master PIan Kawasan Industri Perikanan Minapolitan
Kota Tarakan

II.2 Analisa Kawasan Industri

Menurut Alferd weber (1990) bahwa lokasi setiap industri tergantung pada
total biaya transportasi dan tenaga kerja dimana penjumlahan keduanya harus
minimum. Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum
adalah identik dengan tingkat keutungan yang maksimum. Dalam perumusan
modelnya, Weber bertitik tolak pada asumsi :
1. Unit telaahan adalah suatu wilayah yang terisolasi, iklim yang homogen,
konsumen terkonsentrasi pada beberapa pusat, dan kondisi pasar adalah
persaingan sempurna.
2. Beberapa sumber daya alam seperti air, pasir, dan batu bata tersedia di mana-
mana (equitous) dalam jumlah yang memadai.
3. Materi lainnya seperti bahan bakar mineral dan tambang tersedia secara
sporadis dan hanya terjangkau pada beberapa tempat terbatas.
4. Tenaga kerja tidak ubiquitous (tidak menyebar secara merata) tetapi
berkelompok pada beberapa lokasi dengan mobilitas yang teratas.

Berdasarkan asumsi tersebut ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi


industri yaitu biaya transportasi, upaya tenaga kerja (merupakan faktor regional yang
bersifat umum) dan faktor deaglomerasi yang bersifat lokal dan khusus. Menurut
Weber biaya transportasi merupakan faktor pertama dalam menentukan lokasi
sedangkan faktor lainnya merupakan faktor yang dapat memodifikasi lokasi. Jadi,
titik terendah biaya transportasi adalah titik yang menunjukkan biaya minimum untuk
angkutan bahan baku dan distribusi hasil produksi. Biaya transportasi dipengaruhi
oleh berat lokasional. Berat lokasional adalah berat total semua barang berupa input
yang harus diangkut ketempat produksi untuk mengasilkan satu satuan output
ditambah berat output yang akan dibawah kepasar. Berat total itu terdiri dari satu
satuan produk akhir ditambah semua berat input yang harus diangkut kelokasi
pabrik seperti bahan mentah, bahan setengah jadi, bahan penolong dan lain-lain
yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan output. Ada kemungkinan sumber
berbagai bahan baku dan pasar berada pada arah yang berbeda. Dalam hal ini,
lokasi biaya transportasi termurah adalah pada pertemuan dari berbagai arah
DOKUMEN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN II-4
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Master PIan Kawasan Industri Perikanan Minapolitan
Kota Tarakan

tersebut. Weber memberi konsep yang dikenal yang dikenal sebagai segitiga lokasi
atau location triangle.

August Losch merupakan orang pertama yang mengembangkan teori lokasi


dengan segi permintaan sebagai variable utama. Teori Losch bertujuan untuk
menemukan pola industri, sehingga diketemukan keseimbangan spasial antar teori
lokasi. Ia berpendapat bahwa dalam lokasi industri yang tampak tak teratur dapat
diketemukan pola keberaturan. Oleh karena itu Losch merupakan pendahulu dalam
mengatur kegiatan ekonomi secara spasial dan pelopor dalam teori ekonomi
regional modern. Teori Losch berasumsikan suatu daerah yang homogin dengan
distribusi sumber bahan mentah dan sarana angkutan yang merata serta selera
konsumen yang sama. Perdagangan baru terjadi bila terdapat kelebihan produksi.
Untuk mencapai keseimbangan, ekonomi ruang Losch harus memenuhi syarat
berikut ini :

1. Setiap lokasi industri harus menjamin keuntungan maksimum bagi penjual


maupun pembeli.
2. Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan pembayaran cukup merata,
sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani.
3. Terdapat free entry dan tak ada petani yang memperoleh super modal profit
sehingga tak ada rangsangan bagi petani dari luar untuk masuk dan menjual
barang yang sama didaerah tersebut.
4. Daerah penawaran adalah sedemikian sehingga memungkinkan petani yang
ada untuk mencapai besar optimum.
5. Konsumen bersifat indifferent terhadap penjual manapun dan satu-satunya
pertimbangan untuk membeli adalah harga yang terendah.

Pembangunan kawasan industri merupakan salah satu sarana untuk


mengembangkan industri yang berwawasan lingkungan serta memberikan
kemudahan dan daya tarik untuk berinvestasi. Hal ini sejalan dengan amanat dalam
undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang perindustrian bahwa upaya untuk
mendorong pembangunan industri perlu dilakukan melalui pembangunan lokasi

DOKUMEN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN II-5


Laporan Pendahuluan
Penyusunan Master PIan Kawasan Industri Perikanan Minapolitan
Kota Tarakan

industri yaitu berupa kawasan industri dimaksud, pemerintah telah menerbitkan


peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang kawasan Industri, dimana
setiap perusahaan industri baru setelah diberlakukannya peraturan pemerintah
tersebut, wajib masuk dalam kawasan Industri. Dasar pertimbangan mewajibkan
industri baru masuk dalam kawasan industri agar industri yang dibangun berada
dalam tata ruang yang tepat dan benar, akrab lingkungan, pengolaan yang efektif
dan efisien serta memudahkan dalam perencanan dan pengadaan infrastrukur yang
diperlukan. Dengan dibangunnya kawasan industri dapat memberikan dampak
sebagai berikut :

a. Memberi kemudahan bagi dunia usaha untuk memperoleh kaveling industri


siap bangun yang sudah dilengkapi berbagai infrastruktur yang memadai;
b. Memberi kepastian hukum lokasi tempat usaha, sehingga terhindar dari
segala bentuk gangguan dan diperoleh rasa aman bagi dunia usaha;
c. Mengatasi permasalahan tata ruang dan sekaligus mengendalikan masalah
dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan industri.

DOKUMEN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN II-6

Anda mungkin juga menyukai