Anda di halaman 1dari 15

Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut

Propinsi Kalimantan Utara

BAB-4
KONDISI ANGKUTAN
LAUT EKSISTING

4.1 Prasarana Angkutan Laut


4.1.1 Pelabuhan
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga
disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula
disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemprosesan barang.
Menurut PP RI No. 69 Tahun 2001, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan
dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi. Pada dasarnya pelabuhan terdiri dari 2 (dua)
jenis yaitu pelabuhan laut dan pelabuhan sungai dan danau. Pelabuhan laut memiliki hierarki
antara lain pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, dan pelabuhan pengumpan
(pengumpan regional dan pengumpan lokal).
 Pelabuhan utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri
dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayaran
antarprovinsi.
LAPORAN AKHIR 4-1
Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

 Pelabuhan pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan


angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta
angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.
 Pelabuhan pengumpan adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angktan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi.

Mobilitas penduduk dan arus pergerakan barang di wilayah Kalimantan Utara


dominan melalui jalur sungai dan laut. Karena itu, keberadaan sarana pelabuhan sangatlah
penting. Saat ini setidaknya tercatat hampir di seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi
Kalimantan Utara memiliki Pelabuhan Sungai dan Laut dengan 1 Pelabuhan Utama di Kota
Tarakan dan Pelabuhan kelas pengumpang (feeder) di wilayah Kabupaten-Kabupaten di
daratan Pulau Kalimantan. Adapun jangkauan pelayanan aktifitas transportasi laut ini tidak
hanya melayani skala internal di dalam Provinsi Kalimantan Utara namun juga ke Provinsi
lainnya bahkan sampai Kota Tawau yang merupakan wilayah Malaysia.
Sebagaimana yang tertuang dalam RTRW Kalimantan Utara dan dokumen Tatanan
Transportasi Wilayah, pelabuhan dibedakan atas 2 jenis, yakni pelabuhan sungai dan
pelabuhan laut. Pelabuhan sungai dan penyeberangan di Kalimantan utara terdiri atas :
1. Pelabuhan Penyeberangan Juata Laut di Kota Tarakan,
2. pelabuhan Tanjung Selor, Ancam, Sekatak, dan Bunyu di Kabupaten Bulungan;
3. pelabuhan Nunukan, Sebuku, Simenggaris, Sembakung, Mensalong, Binter, Tau
Lumbis, dan Sungai Ular di Kabupaten Nunukan;
4. pelabuhan Malinau Hilir di Kabupaten Malinau;
5. pelabuhan Sesayap, dan Sesayap Hilir di Kabupaten Tana Tidung.
Sedangkan untuk pelabuhan laut di Kalimantan Utara terdiri atas :
1. Pelabuhan utama yakni Pelabuhan Malundung di Kota Tarakan.
2. Pelabuhan Pengumpul :
a. pelabuhan Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan;
b. pelabuhan Pulau Bunyu di Kabupaten Bulungan;
c. pelabuhan Pidada di Kabupaten Bulungan;
d. pelabuhan Tunon Taka di Kabupaten Nunukan; dan

LAPORAN AKHIR 4-2


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

e. pelabuhan Sungai Nyamuk di Kabupaten Nunukan.


3. Pelabuhan Pengumpan Regional : Pelabuhan pengumpan regional ditetapkan di
Pelabuhan Ancam di Kabupaten Bulungan
4. Pelabuhan Lokal :
a. pelabuhan Sesayap di Kabupaten Tana Tidung; dan
b. pelabuhan Tana Lia di Kabupaten Tana Tidung.
5. Pelabuhan Untuk Kegiatan Perikanan :
a. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Mensapa di Kabupaten Nunukan;
b. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tengkayu II di Kota Tarakan;
c. Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Bunyu di Kabupaten Bulungan; dan
d. Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Sebatik di Kabupaten Nunukan.

Gambar 4-1 Peta Sebaran Jenis Pelabuhan di Kalimantan Utara

LAPORAN AKHIR 4-3


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Memperhatikan kondisi fisik wilayah Kalimantan Utara, maka prasarana angkutan


sungai, memegang peranan penting sebagai prasarana perhubungan antar wilayah, terutama
wilayah pedalaman yang belum terjangkau oleh angkutan jalan raya dan angkutan udara.
Hampir seluruh sungai besar di Provinsi Kalimantan Utara dimanfaatkan sebagai prasarana
transportasi dan memiliki nilai ekonomi, antara lain Sungai Kayan, Sungai Sesayap, dan Sungai
Sembakung. Permasalahan umum yang dihadapi dalam pemanfaatan ini adalah beberapa alur
sungai hanya dapat dimanfaatkan secara terbatas pada musim kemarau karena penurunan
muka air.
Dalam menunjang kelancaran kegiatan di suatu pelabuhan diperlukan fasilitas-
fasilitas, fasilitas-fasilitas yang ada di suatu pelabuhan dapat menggambarkan baik atau
buruknya pelabuhan tersebut. Fasilitas pelabuhan dapat dilihat dari peruntukan wilayahnya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 61 tahun 2009 tentang
kepelabuhanan dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 51 tahun 2015, rencana
peruntukan wilayah dibagi menjadi 2 (dua) yaitu peruntukan wilayah daratan dan peruntukan
wilayah perairan, yang mana tiap-tiap peruntukan wilayah terdapat fasilitas pokok dan
fasilitas penunjang.

Tabel 4-1
Standar Fasilitas Pelabuhan
Peruntukan
No Fasilitas Pokok Fasilitas Penunjang
Wilayah
Dermaga Kawasan perkantoran
Gudang Fasilitas pos dan telekomunikasi
Lapangan Penumpukan Fasilitas pariwisata dan perhotelan
Terminal penumpang Instalasi air bersih, listrik, dan
telekomunikasi
Terminal petikemas Jaringan jalan dan rel kereta api
Terminal curah air aringan air limbah, drainase, dan
sampah
1 Daratan Fasilitas penampungan dan pengolahan Areal pengembangan pelabuhan
limbah
Fasilitas bunker Tempat tunggu kendaraan bermotor
Fasilitas pemadam kebakaran Kawasan perdagangan
Fasilitas gudang untuk Bahan/Barang Kawasan industri
Berbahaya dan Beracun (B3)
Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan
peralatan fasilitas pelabuhan dan Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
Alur pelayaran Perairan untuk pengembangan
pelabuhan jangka panjang
2 Perairan Perairan tempat labuh Perairan untuk fasilitas pembangunan
dan pemeliharaan kapal
Kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar Perairan tempat uji coba kapal

LAPORAN AKHIR 4-4


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Peruntukan
No Fasilitas Pokok Fasilitas Penunjang
Wilayah
dan olah gerak kapal (percobaan berlayar)
Perairan tempat alih muat kapal Perairan tempat kapal mati
Perairan untuk kapal yang mengangkut Perairan untuk keperluan darurat
Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3)
Perairan untuk kegiatan karantina Perairan untuk kegiatan kepariwisata
dan perhotelan
Parairan alur penghubung intrapelabuhan
Sumber :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 61 tahun 2009 tentang kepelabuhanan;
2. Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 51 tahun 2015.

Berdasarkan hasil groundcheck lapangan, fasilitas yang terdapat di pelabuhan laut di


wilayah kalimantan Utara sudah memadai. Namun dalam perkembangan kedepan, perlu
adanya pengembangan area pelabuhan mengingat semakin tingginya permintaan terhadap
jasa angkutan transportasi laut. Pelabuhan Tengkayu I di Tarakan patut menjadi prioritas
dalam pengembangan fasilitas dan area pelabuhan. Dikarenakan semakin padatnya arus
pergerakan orang melalui pelabuhan tersebut. Pelabuhan Tengkayu I telah memilik grand
design untuk pengembangan pelabuhan. Pelabuhan lain yang perlu mendapat perhatian
adalah Pelabuhan Bunyu di Kabupaten Bulungan dan Pelabuhan di Pulau Sebatik yang
merupakan kawasan perbatasan negara.
 Kecamatan Bunyu merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Bulungan
dengan luas wilayah 198,32 Km 2. Jarak ibukota ke kabupaten kurang lebih 60 km,
dengan posisi wilayah berada di Pulau Bunyu terpisah dari daratan Kabupaten Bulungan.
Perjalanan ke ibukota Kabupaten Bulungan (Tanjung Selor) hanya bisa ditempuh melalui
jalur laut, menggunakan angkutan speedboat dengan lama perjalanan sekitar 2 jam.
Dilihat dari konstelasi wilayah secara struktur ruang, Kecamatan Bunyu termasuk dalam
sistem pusat kegiatan PKL (Pusat Kegiatan Lokal) berada di Bunyu Tengah. Berdasarkan
jaringan transportasi sungai dan penyeberangan terdapat pelabuhan penyeberangan
Bunyu serta rencana sistem jaringan transportasi laut yakni Pelabuhan Bunyu di
Kecamatan Bunyu sebagai pelabuhan pengumpan.
Untuk aksesibilitas masyarakat di Bunyu saat ini masih menggunakan pelabuhan milik
salah satu perusahaan yang beroperasi di Pulau Bunyu. Pelabuhan ini hanya melayani
angkutan penumpang/penyebrangan menggunakan speed dengan rute Tarakan–
Bunyu–Tarakan dan Tanjung Selor-Bunyu-Tanjung Selor. Terkait dengan transportasi
barang-barangbesar untuk keperluan operasionalisasi berbagai kegiatan masyarakat
(Kendaraan besar dll) di Kecamatan Bunyu yang ada saat ini masih sulit dan

LAPORAN AKHIR 4-5


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

membutuhkan biaya pengiriman yang cukup besar. Oleh karena itu Bunyu dipandang
perlu untuk memiliki Pelabuhan Feri yang berfungsi sebagai pelabuhan yang
mengakomodir pergerakan barang-barang yang cukup besar dalam rangka mendukung
kegiatan operasionalisasi migas selain itu juga mendukung pembangunan di Pulau
Bunyu.
Dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Pulau Bunyu akan ditetapkan sebagai salah
satu Pelabuhan Pengumpul (PP) hingga tahun 2030. Pelabuhan Pengumpul merupakan
salah satu kebijakan pemerintah dalam upaya pemerataan pembangunan nasional dan
meningkatkan pertumbuhan wilayah, berada dekat dengan jalur pelayanan nasional ± 50
mil, berdekatan dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota provinsi dan kawasan
pertumbuhan nasional, dan berperan sebagai pengumpul angkutan peti
kemas/curah/general cargo/penumpang nasional.

Gambar 4-2 Rencana Lokasi Pelabuhan Feri Bunyu

Penumpang potensial yang akan menggunakan angkutan laut diasumsikan 203% dari
jumlah penduduk Kecamatan Bunyu. Angka prosentasi ini diperoleh dari data potensi
jumlah penumpang trip penyebrangan yang ada di Pelabuhan Bunyu sejak tahun 2012.
Jumlah trip Bunyu-Tarakan adalah 5 kali sehari begitu juga sebaliknya, dengan kapasitas
speedboat 25 dan 45 penumpang. Asumsinya dari 5 trip penyebrangan menggunakan 5
LAPORAN AKHIR 4-6
Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

speedboat dengan komposisi 2 spead besar (kapasitas 45 penumpang) dan 3 speedboat


kecil (kapasitas 25 penumpang). Dengan load factor 70 % maka diperoleh angka rata-rata
penumpang perhari adalah 78 orang. Karena penyebrangan yang ada di Bunyu dilakukan
setiap hari maka dalam satu tahun (365 hari) diperoleh jumlah potensi penumpang
28.470 orang atau 203 % dari jumlah penduduk Bunyu tahun 2012. Angka ini dianggap
wajar dengan pertimbangan intensitas pergerakan keluar masuk penduduk asli
Kecamatan Bunyu yang cukup tinggi dan juga banyak pekerja yang berasal dari luar
Pulau Bunyu yang menggunakan angkuatan laut ini.
 Pulau Sebatik merupakan salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan wilayah
Malaysia. Pulau Sebatik juga merupakan pulau terluar yang unik, karena wilayah pulau ini
terbelah menjadi dua bagian, yakni sebagian milik Indonesia dan sebagiannya lagi milik
Malaysia. Berada di wilayah terluar membuat akses menuju Sebatik sangat terbatas.
Satu-satunya jalur transportasi yang bisa digunakan untuk menuju Sebatik hanya
menggunakan moda transportasi air, yakni dengan speedboat baik dari Tarakan,
Nunukan maupun Tawau, Malaysia. Dengan kondisi tersebut, dermaga dan pelabuhan
menjadi lokasi yang vital bagi masyarakat Sebatik. Dermaga utama penyeberangan di
Sebatik berada di Sungai Nyamuk, Sebatik Timur. Dermaga ini menghubungkan
penyeberangan maupun pelayanan dari dan ke Tarakan. Sementara untuk ke Pulau
Nunukan bisa melewati dermaga Binalawan di Sebatik Barat. Bisa juga melalui Dermaga
Bambangan yang juga di Sebatik Barat. Pengiriman kebutuhan pokok, hasil perkebunan
dan lainnya semua harus melewati dermaga untuk pendistribusiannya. Selain itu,
dermaga ini juga menjadi penyambung hidup beberapa usaha masyarakat seperti ojek,
taksi dan warung makan. Sayangnya kondisi dermaga-dermaga tersebut saat ini kurang
mendapat perhatian.

Pelabuhan Juata Laut di Tarakan

LAPORAN AKHIR 4-7


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Pelabuhan Tengkayu I di Tarakan

Pelabuhan Malundung (petikemas) di Tarakan

Pelabuhan Dagang Kayan I di Kabupaten Bulungan

Pelabuhan Bongkar Muat Kelapis di Kabupaten Malinau

Pelabuhan Tunon Taka di Kabupaten Nunukan

Pelabuhan PLBL Liem Hie Djung di Kabupaten Nunukan

LAPORAN AKHIR 4-8


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Pelabuhan Milik
Pertamina Yang Beroperasi di Bunyu

Tabel 4-2
Skala Pelayanan Perhubungan Laut di Propinsi Kalimantan Utara
Skala Pelayanan Pelabuhan
No Kabupaten/Kota
Status Pelabuhan utama Jangkauan Pelayanan
1 Kabupaten Bulungan Pelabuhan Pengumpan 
Tarakan

Lokal Kabupaten
2 Kabupaten Tana Tidung Pelabuhan Pengumpan 
Tarakan

Lokal Kabupaten
3 Kabupaten Malinau Pelabuhan Pengumpan 
Tarakan

Lokal Kabupaten
4 Kabupaten Nunukan Pelabuhan Pengumpan 
Tarakan

Tawau

Lokal Kabupaten
5 Kota Tarakan Pelabuhan Utama 
Lokal Provinsi
Kalimantan Utara
 Regional yang mencakup
:
o Toli-Toli
o Berau
o Samarinda
o Balikpapan
 Internasional (Tawau –
Malaysia)
Sumber : Buku Masterplan Prasarana Perhubungan Daerah Kalimantan Utara

4.1.2 Jalur Angkutan


Jaringan pelayanan angkutan laut antar provinsi di wilayah Provinsi Kalimantan Utara
dilayani oleh 3 (tiga) kapal PELNI yang bersandar di Pelabuhan Tarakan. Ke-3 Kapal Pelni
tersebut adalah sebagai berikut :
1. KM Dobonsolo, dengan rute pelayanan Balikpapan – Kijang – Makassar – Nunukan –
Pantoloan – Pare-Pare – Surabaya – Tarakan – Tg Priok – Toli-Toli ;
2. KM Tidar, dengan rute pelayanan Balikpapan – Makassar – Nunukan – Pantoloan –
Pare-Pare – Surabaya – Tarakan ;
3. KM Umsini, dengan rute pelayalayanan Balikpapan – Bau-Bau – Makassar – Nunukan –
Pantoloan – Pare-Pare – Tarakan – Toli-Toli.

LAPORAN AKHIR 4-9


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

4. KM Bukit Siguntang, dengan rute pelayanan Tarakan-Nunukan-Balikpapan-Pare Pare-


Makassar-Bau Bau-Maumere-Lewoleba-Kupang.
Keberadaan kapal PELNI yang mengangkut barang dan orang sangat besar perannya
dalam perkembangan wilayah Kalimantan Utara. Pergerakan antar propinsi yang dilakukan
penduduk Kalimantan Utara dominan menuju Pulau sulawesi, yakni Toli-toli, Pare-pare dan
Makasar yang ditunjang dengan intensitas hilir mudik kapal hingga 3x dalam seminggu.

1. KM Talia dan Catalia yg


melayani Rute Nunukan –
Tarakan – Pare-Pare
2. KM Embilu yg melayani rute
: Nunukan – Toli-toli –
Balikpapan – Pare-pare –
Makasar
3. KM Siguntang yg melayani
rute : Nunukan – Balikpapan
– Pare-pare – Makasar –
Maumere – Lembata -
Kupang

Gambar 4-3 Rute Pergerakan Kapal PELNI Ke Wilayah Kalimantan Utara

Pelayaran dengan menggunakan transportasi laut berupa “speed boat” merupakan


transportasi unggulan dalam menghubungkan wilayah Kota Tarakan sebagai Pusat Kegiatan
Nasional, ke kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Saat ini tercatat 48 kali
keberangkatan dari Pelabuhan Tengkayu II Tarakan menuju ke Kabupaten lainnya dalam
wilayah Provinsi Kalimantan Utara, yaitu :
1) Tarakan-Tanjung Selor (Kab. Bulungan)
2) Tarakan-Pulau Bunyu (Kab. Bulungan)
3) Tarakan-Nunukan (Kab. Nunukan)
4) Tarakan-Sei Nyamuk (Kab. Nunukan)

LAPORAN AKHIR 4-10


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

5) Tarakan-Malinau (Kab. Malinau)


6) Tarakan- Tidung Pala (Kab. Tana Tidung).

1) Tarakan-Tanjung Selor (Kab. Bulungan)


2) Tarakan-Pulau Bunyu (Kab. Bulungan)
3) Tarakan-Nunukan (Kab. Nunukan)
4) Tarakan-Sei Nyamuk (Kab. Nunukan)
5) Tarakan-Malinau (Kab. Malinau)
6) Tarakan- Tidung Pala (Kab. Tana Tidung)

Gambar 4-4 Rute Pergerakan Penumpang Dalam Propinsi Kalimantan Utara

Ketersediaan pelabuhan ferry juga mendukung perkembangan wilayah kalimantan


utara. Pelabuhan ferry yang terdapat di Tarakan sebagai simpul kegiatan utama di Wilayah
Kalimantan Utara berada di Juata Laut yang menghubungkan :
 Tarakan – Toli-toli;
 Tarakan – Nunukan;
 Tarakan – Ancam.

LAPORAN AKHIR 4-11


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

4.2 Sarana Angkutan Laut


4.2.1 Kunjungan Kapal

Frekuensi kunjungan kapal, khususnya PELNI hanya 1x dalam seminggu. Hal ini
dikarenakan panjang nya rute yang ditempuh. Sedangkan untuk penyeberangan Ferry yang
melalui Pelabuhan Juata Laut cukup bervariasi, yakni :
1) Tarakan – Toli Toli, Lintas Provinsi, oleh KMP Julung-Julung, 1 x seminggu
2) Tarakan – Nunukan, Dalam Provinsi, oleh KMP Manta, 2 x seminggu
3) Tarakan – Ancam, Dalam Provinsi, oleh KMP Manta II, 3 x seminggu.

4.2.2 Naik Turun Penumpang


Rekapitulasi data penumpang yang menggunakan PELNI hingga saat ini masih belum
didapatkan. Dikarenakan pengelolaan pelabuhan berada dibawah wewenang Pelindo IV.
Sedangkan untuk data penumpang yang menggunakan speed boat untuk mobilisasi antar
kabupaten berdasarkan data yang tersedia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Jalur
transportasi laut dengan menggunakan speed boat di Kalimantan Utara memang menjadi
primadona tersendiri di kalangan masyarakat. Rata-rata pertumbuhan penumpang, baik yang
berasal maupun yang menuju setiap zona kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara, berkisar
antara 3% sampai dengan 5% pertahun. Trend pertumbuhan ini bersesuaian dengan
pertumbuhan ekonomi yang digambarkan dalam nilai PDRB yang memiliki rata-rata
pertumbuhan antara 6% sampai dengan 8% atau memiliki koefisien dengan perbandingan
antara 1,5 - 2.

Tabel 4-3
Arus Penumpang di Pelabuhan Tengkayu I Kota Tarakan
PENUMPANG
NO TAHUN
TURUN NAIK
1 2004 128.149 130.256
2 2005 226.879 260.923
3 2006 258.015 194.174
4 2007 206.143 262.139
5 2008 230.267 284.144
6 2009 267.921 206.734
7 2010 302.774 359.692
8 2011 336.575 384.331
9 2012 402.953 443.018
10 2013 449.032 481.973

LAPORAN AKHIR 4-12


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

PENUMPANG
NO TAHUN
TURUN NAIK
11 2014 412.689 415084
12 2015 433.432 508.740
JUMLAH 1.620.148 1.698.062
Sumber : Data Olahan, 2016

4.2.3 Bongkar Muat Barang


Kondisi saat ini di Provinsi Kalimantan Utara, interaksi pergerakan arus penumpang
dan barang yang paling tinggi terdapat di sekitar kawasan pesisir. Dengan adanya potensi
alur-alur sungai, seperti Sungai Kayan, Sungai Sesayap, dan Sungai Sembakung telah
dimanfaatkan sebagai prasarana transportasi utama pada pusat-pusat produksi di daerah
pedalaman dan pengangkutan barang. Rata-rata pertumbuhan angkutan barang, baik yang
berasal maupun yang menuju setiap zona kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara, berkisar
antara 9% sampai dengan 16% pertahun.

Tabel 4-4
Analisis Volume Asal Angkutan Barang di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 (dalam
Ton/Tahun)
Tana
Bulungan Nunukan Malinau Tarakan
Tidung
1 2 3 4 5
Bulungan 0 14,784 10,340 2,907 58,966
Nunukan 14,768 0 10,652 1,285 57,346
Malinau 12,860 15,671 0 1,118 29,009
Tana Tidung 1,286 1,140 798 0 4,549
Tarakan 62,292 51,052 13,945 5,418 0
Sumber : ATTN 2011 Balitbanghub, Hasil Analisis 2016

LAPORAN AKHIR 4-13


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Tabel 4-5
Pergerakan Ekspor Berdasarkan Jenis Barang Dimuat dan Simpul Pergerakan di Provinsi Kalimantan Utara

JENIS ARANG/ SIMPUL PERGERAKAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014

PERTAMBANGAN BATU BARA 257.559.692 546.218.959 645.031.304 737.316.139 864.602.519 878.428.285


LINGKAS TARAKAN 37.722.343 292.887.470 218.928.181 546.681.067 613.763.696 607.551.244
NUNUKAN 954.631 2.758.299 21.292.302 58.871.942 132.721.210 105.411.820
BUNYU 29.091.680 43.953.282 88.989.342 126.200.655 115.753.213 104.596.710
TANJUNG SELOR 5.562.475 2.364.400 57.363.451
JUATA TARAKAN 189.791.038 206.619.908 315.821.479 3.505.060
TARAKAN (U)
INDUSTRI PEMBEKUAN BIOTA AIR LAINNYA 45.801.002 52.603.563 38.301.780 65.605.764 85.223.432 106.279.459
LINGKAS TARAKAN 45.753.467 52.470.358 38.295.456 46.852.438 69.780.312 98.097.536
TARAKAN (U) 39.656 13.250 6.000 18.586.493 15.443.120 8.181.923
TANJUNG SELOR
JUATA TARAKAN 6.661 119.199 324
NUNUKAN 1.218 4.620
BUNYU 756 162.213
INDUSTRI KAYU LAPIS 30.599.684 73.970.857 82.157.946 80.225.303 92.161.770 81.144.057
LINGKAS TARAKAN 28.476.966 73.970.857 82.157.946 80.225.303 92.161.770 81.144.057
JUATA TARAKAN 2.122.718
INDUSTRI MINYAK MAKAN KELAPA SAWIT (CPO) 14.340.246 49.403.793 58.864.014 29.056.048 29.825.630 30.991.391
NUNUKAN 14.340.246 43.607.824 57.218.384 26.743.762 28.717.150 30.991.391
LINGKAS TARAKAN 5.795.969 1.645.630 2.312.286 1.108.480
INDUSTRI ROKOK DAN CERUTU LAINNYA 4.828.101 16.714.523 18.786.144 19.041.423 18.528.677 20.042.689
NUNUKAN 4.828.101 16.714.523 18.786.144 19.041.423 18.528.677 20.042.689

LAPORAN AKHIR 4-14


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

JENIS ARANG/ SIMPUL PERGERAKAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014

PERTAMBANGAN LIGNIT 5.363.050 28.858.278 31.811.090 7.946.635 9.588.995


LINGKAS TARAKAN 5.363.050 27.778.028 31.811.090 7.946.635 9.588.995
JUATA TARAKAN 1.080.250
PENANGKAPAN PISCES/IKAN BERSIRIP DI LAUT 417.452 4.079.185 7.728.753 3.368.199 4.567.782 5.087.993
TARAKAN (U) 84.893 57.388 64.005 199.212 2.052.424 3.349.150
LINGKAS TARAKAN 331.165 4.017.252 7.663.441 3.163.980 2.515.358 1.190.162
NUNUKAN 541.946
JUATA TARAKAN 1.394 3.081 1.307 6.735
BUNYU 1.464 2.409
TANJUNG SELOR 2.598
PENANGKAPAN CRUSTACEA DI LAUT 359.514 1.177.203 958.693 3.057.621 3.994.098 4.783.478
TARAKAN (U) 33.869 15.788 17.517 233.193 2.037.990 3.543.899
LINGKAS TARAKAN 324.249 1.160.263 936.568 2.809.663 1.956.108 1.234.508
NUNUKAN 4.608 5.155 5.071
BUNYU 4.739
JUATA TARAKAN 1.396 1.152
TANJUNG SELOR 4.871
INDUSTRI PANEL KAYU LAINNYA 2.929.043 6.662.727 5.806.820 3.850.399 3.760.852 3.675.523
LINGKAS TARAKAN 2.535.183 6.662.727 5.806.820 3.850.399 3.760.852 3.675.523
JUATA TARAKAN 393.860
INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU 3.067.825 3.026.867 3.651.815 1.744.412 1.047.048 2.920.774
LINGKAS TARAKAN 785.383 2.082.245 2.220.635 1.251.741 1.013.257 2.794.536
TARAKAN (U) 33.791 126.238
JUATA TARAKAN 2.282.442 944.622 1.431.180 492.671
Sumber: Data Ekspor Kementerian Perindustrian, 2016
LAPORAN AKHIR 4-15

Anda mungkin juga menyukai