Anda di halaman 1dari 28

Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut

Propinsi Kalimantan Utara

BAB-6
Analisis Pengembangan
Wilayah

6.1 Analisis Pengembangan Wilayah

6.1.1 Tipologi Klassen

Alat analisis Klassen Typology (Tipologi Klassen) digunakan untuk mengetahui


gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah.
Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu
pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Melalui analisis ini
diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu:
daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi
tertekan (high income but low growth), daerah berkembang cepat (high growth but
income), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income).
1. Daerah maju dan cepat tumbuh (Rapid Growth Region/Kuadran I)
Daerah maju dan cepat tumbuh (Rapid Growth Region) adalah daerah yang
mengalami laju pertumbuhan PDRB dan tingkat pendapatan per kapita yang lebih
tinggi dari rata-rata seluruh daerah. Pada dasarnya daerah-daerah tersebut
merupakan daerah yang paling maju, baik dari segi tingkat pembangunan maupun
kecepatan pertumbuhan. Biasanya daerah-daerah ini merupakan daerah yang
mempunyai potensi pembangunan yang sangat besar dan telah dimanfatkan
secara baik untuk kemakmuran masyarakat setempat.
2. Daerah berkembang cepat (Growing Region / Kuadran II)

LAPORAN AKHIR 6-1


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Daerah berkembang cepat (Growing Region) pada dasarnya adalah daerah yang
memiliki potensi pengembangan sangat besar, tetapi masih belum diolah secara
baik. Oleh karena itu, walaupun tingkat pertumbuhan ekonominya tinggi namun
tingkat pendapatan per kapitanya, yang mencerminkan tahap pembangunan yang
telah dicapai sebenarnya masih relatif rendah dibandingkan dengan daerah-daerah
lain. Karena di masa mendatang daerah ini diperkirakan akan mampu berkembang
pesat untuk mengejar ketertinggalannya dengan daerah maju
3. Daerah relatif tertinggal (Relatively Backward Region / Kuadran III).
Kemudian daerah relatif tertinggal (Relatively Backward Region) adalah daerah
yang mempunyai tingkat pertumbuhan dan pendapatan per kapita yang berada di
bawah rata-rata dari seluruh daerah. Ini berarti bahwa baik tingkat kemakmuran
masyarakat maupun tingkat pertumbuhan ekonomi di daerah ini masih relatif
rendah. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa di daerah ini tidak akan berkembang di
masa mendatang. Melalui pengembangan sarana dan prasarana perekonomian
daerah berikut tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat setempat
diperkirakan daerah ini secara bertahap akan dapat pula mengejar
ketertinggalannya (Sjafrizal,1997).
4. Daerah maju tapi tertekan (Retarted region/Kuadran IV)
Daerah maju tapi tertekan (Retarted Region) adalah daerah-daerah yang relatif
maju tetapi dalam beberapa tahun terakhir laju pertumbuhannya menurun akibat
tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan. Karena itu, walaupun
daerah ini merupakan daerah telah maju tetapi di masa mendatang diperkirakan
pertumbuhannya tidak akan begitu cepat , walaupun potensi pembangunan yang
dimiliki pada dasarnya sangat besar.
Tabel berikut merangkum hasil yang didapatkan dari pengelompokan berdasarkan
Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Utara. Tidak ada kabupaten/kota yang termasuk
kedalam kuadran I, yaitu kabupaten/kota yang memiliki perekonomian sangat baik.
Berdasarkan pengelompokkan, terlihat bahwa kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara
terklasifikasi kedalam Kuadran II, III dan IV. Berikut adalah table tipologi klassen untuk
daerah Kalimantan Utara.

LAPORAN AKHIR 6-2


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Tabel 6.1 Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Utara

Gi >= G Gi < G

Kuadran I: daerah maju dan tumbuh cepat Kuadran II: daerah maju tapi tertekan
Yi >= Y Kota Tarakan
Kabupaten Bulungan

Kuadran III: daerah berkembang Kuadran IV: daerah relatif tertinggal


cepat/potensial Kabupaten Tana Tidung
Yi < Y Kabupaten Malinau Kabupaten Nunukan

Gi: Pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota i


G : Pertumbuhan ekonomi di provinsi Kalimantan Utara
Yi: PDRB/kapita di kabupaten/kota i
Y : PDRB/kapita di provinsi Kalimantan Utara

6.1.2 Potensi Perkembangan Ekonomi Wilayah

Provinsi Kalimantan Utara merupakan hasil pemekaran dari Kalimantan Timur,


namun karena potensi alam yang melimpah dan berpotensi menjadi unggulan masih belum
dikelola optimal sehingga menjadikan wilayah di perbatasan Indonesia-Malaysia ini
pertumbuhannya jauh tertinggal dibandingkan dengan provinsi asalnya. Belum optimalnya
pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki oleh Kalimantan Utara menyebabkan
pertumbuhan ekonomi nya melambat. Namun demikian, jika dilihat dari perkembangan
PDRB daerah mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,73% per tahunnnya. Sektor
perdagangan, hotel dan restoran adalah sektor yang memiliki kontribusi terbesar
terhadap pembentukan PDRB. disusul sektor pertambangan dan pertanian hingga sektor
listrik, gas dan air bersih diurutan terakhir yang memiliki laju peningkatan melebihi laju
total PDRB yaitu sebesar 4.51%.
Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dapat mengalami perubahan.
Perubahan struktural tersebut dapat dilihat dalam peranan sektor-sektor maupun
wilayah yang berperan dalam pembentukan produksi nasional maupun besarnya
persentase tenaga kerja. Dimana peranan ataupun sumbangan sektor primer dalam
pembentukan PDRB akan semakin berkurang dan digantikan oleh peranan sektor
sekunder maupun tersier yang meningkat dengan semakin majunya perekonomian di
wilayah tersebut.

LAPORAN AKHIR 6-3


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Gambar 6-1 Diagram PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut
Kabupaten/Kota

Kontribusi perekonomian di Kalimantan Utara saat ini paling besar berada pada Kota
Tarakan dan paling kecil berada pada Kabupaten Tana Tidung. Pertumbuhan PDRB yang
dilihat 5 tahun terakhir dan analisis proyeksi PDRB untuk 20 tahun yang akan datang,
dimana pertumbuhan ekonomi mencapai 2,43%.

Secara geografis, Provinsi Kalimantan Utara memiliki potensi alam yang melimpah
dan menjadi potensi unggulan daerah. Beberapa potensi tersebut antara lain potensi hutan
tropis, hasil laut dan tambak, sumberdaya mineral, pertanian, perkebunan dan sumberdaya
air yang salah satunya berada di wilayah Ambalat yang diperkirakan kaya sumberdaya
minyak dan gas. Wilayah Provinsi Kalimantan Utara sendiri merupakan wilayah yang
strategis segitiga Indonesia-Malaysia-Filipina. Ketergantungan perekonomian Kalimantan
Utara dari sektor primer seperti pertanian dan pertambangan, belum ditunjang dengan
industri pengolahan. Sehingga produk sektor pertambangan akan langsung dikirimkan ke
luar wilayah dalam bentuk tak terolah. Umumnya sektor pertambangan cenderung bersifat
enclave activity, meningkatkan PDRB tetapi tidak memberikan kontribusi yang berarti
terhadap penyerapan tenaga kerja, apalagi tenaga kerja lokal. Karena sebagian besar
produknya dikirim ke luar, maka nilai tambah yang diperoleh oleh daerah akan lebih kecil

LAPORAN AKHIR 6-4


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

dibandingkan apabila terjadi pengolahan lebih lanjut di wilayah yang bersangkutan atau
sekitarnya.
Tabel 6.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Prov.
Kalimantan Utara (Juta Rp), 2013-2014
No Sektor 2013 2014
1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 7.470.162,6 8.020.794,3
2 Pertambangan dan Penggalian 13.934.181,1 15.251.675,0
3 Industri dan Pengolahan 29.951,2 31.727,3
4 Pengadaan listrik, Gas 4.960.375,5 5.435.772,9
5 Pengadaan Air 4.593.690,6 4.804.997,2
6 Bangunan/Kontruksi 2.518.420,6 2.734.962,4
7 Perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil serta 535.727,3 560.861,4
motor
8 Transportasi dan pergudangan 1.026.246,5 1.123.842,8
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 499.901,4 523.387,1
10 Informasi dan komunikasi 436.049,9 463.145,3
11 Jasa keuangan 132.865,0 144.721,6
12 Real estate 2.154.505,0 2.440.212,6
13 Jasa perusahaan 965.633,9 1.063.204,0
14 Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan social 374.558,4 407.933,7
wajib
15 Jasa pendidikan 209.179,3 223.504,5
Sumber : Kalimantan Utara dalam Angka, 2015

Struktur perekonomian Provinsi Kalimantan Utara masih didominasi oleh


sector yang berbasis sumberdaya alam seperti Pertambangan dan
penggalian serta sector pertanian, kehutanan dan perikanan yang masing-
masing kontribusi sebesar 28,05 persen dan 17,61 persen.

Setiap daerah mempunyai karakteristik wilayah, penduduk, dan sumber daya yang
berbeda-beda. Hal ini membuat potensi masing-masing daerah akan menjadi berbeda dalam
menentukan arah kebijakan pengembangan kegiatan ekonomi di wilayahnya. Pertimbangan
utama dalam penetapan komoditas unggulan di suatu wilayah adalah komoditas yang
diusahan harus efisien dari sisi teknologi dan sosial ekonomi serta memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif. Melihat struktur pembentuk PDRB masing-masing
kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Utara, setiap kabupaten/kota memiliki sector
dominan yang cenderung tumbuh dan menjadi sector andalan dalam perekonomian
wilayah tersebut.

LAPORAN AKHIR 6-5


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Melihat konstelasi wilayah Kalimantan Utara dengan negara tetangga serta posisi
strategis yang berdekatan dengan Laut Cina Selatan, maka perlu adanya gebrakan dalam
hal ekonomi wilayah untuk mengangkat daya saing daerah. Propinsi Kalimantan Utara
merupakan pintu gerbang atau outlet strategis ke wilayah Asia Pasifik dan Eropa, karena
berada dijalur pelayaran nasional dan internasional ALKI II. Dengan akan terbentuknya
masyarakat ekonomi Asean dan AFTA 2015 yang akan membuka aliran barang, jasa, dan
orang tanpa hambatan antar negara ASEAN sehingga penting untuk merumuskan fungsi
dan peran Kalimantan Utara dimasa depan dalam kerangka sistem ekonomi geografis dan
politik dimasa yang akan datang.

Gambar 6-2 Alur Laut Kepulauan Indonesia

Saat ini, aglomerasi ekonomi hanya terjadi di Kota Tarakan. Dapat dikatakan bahwa
secara ekonomi Kota Tarakan mampu menghidupi dirinya sendiri. Kota Tarakan
memposisikan dirinya sebagai Little Singapore dan menjadi meeting point bagi para
pendatang, terutama yang berasal dari Sulawesi dan Jawa. Sebagai hub perdagangan, Kota
Tarakan juga memiliki sub sektor perhotelan dan restoran yang kuat, sekaligus menjadi
basis pemukiman. Adanya Pelabuhan Laut Tarakan yang merupakan pelabuhan peti kemas
serta bandara Juwata yang akan diperluas menjadikan Kota Tarakan juga menjadi basis
industri di Provinsi Kalimantan Utara. Perkembangan Kota Tarakan yang sangat signifikan
belum dibarengi oleh kabupaten lain. Hal ini terbukti dengan penetapan status daerah
tertinggal oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal di Kabupaten Malinau dan
Nunukan ke dalam daftar 183 kabupaten/kota tertinggal.

LAPORAN AKHIR 6-6


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Ketatnya persaingan ekonomi antar wilayah menyebabkan pertumbuhan


ekonomi Provinsi Kalimantan Utara akan sangat rentan terhadap pertumbuhan wilayah-
wilayah lain yang lebih cepat. Oleh karena itu, persaingan antar wilayah memaksa
pemerintah untuk mempunyai strategi yang dapat mendorong perekonomian
menjadi lebih berkembang sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan ekonomi
dari wilayah lain yang sudah maju. Berikut adalah skenarion pengembangan ekonomi
Kalimantan Utara.

Tabel 6-3
Skenario Jangka Pendek dan Jangka Panjang Pengembangan Ekonomi

No Kabupaten/Kota Jangka Pendek Jangka Panjang


1 Tarakan Aktifitas perkotaan yang sangat pembangunan Jembatan Bulan
dominan harus disikapi bersama. yang menghubungkan Kota
Kebutuhan pangan akan bergeser ke Tarakan dan Tanjung Selor akan
arah ketergantungan pada pasokan memberikan spillover effect
dari luar Kota Tarakan. Pada periode positif bagi Tanjung Selor dan
ini Kota Tarakan mulai mengurangi tekanan pada
mempersiapkan pembangunan kompetisi penggunaan lahan di
Kawasan Ekonomi Khusus dan Kota Tarakan. Posisi Kota
penataan klaster industri, serta Tarakan sebagai pusat
memperkuat pasokan listrik dan perekonomian Provinsi
BBM, serta telekomunikasi untuk Kalimantan Utara akan menguat
menunjang kebutuhan kegiatan dengan sektor industri dan
perekonomian yang makin meningkat sektor perdagangan yang akan
menjadi basis perekonomian
2 Nunukan Fokus pengembangan daerah Fokus pengembangan daerah
perbatasan kawasan pedalaman perbatasan pada jangka panjang
difokuskan pada 2 hal, peningkatan adalah pembukaan isolasi daerah
economies of scale kawasan serta dan peningkatan economies of
penguatan kemandirian ekonomi. scale perekonomian penduduk
Untuk meningkatkan economies of lokal. Keterisolasian daerah
scale kawasan, dilakukan dapat dibuka melalui
peningkatan dan penguatan basis pembangunan jalur kereta api
ekonomi. Peningkatan basis ekonomi
dilakukan dengan meningkatkan
jumlah penduduk di kawasan
perbatasan. Program transmigrasi
yang secara selektif menempatkan
petani penggarap dan TNI akan
memperluas wilayah pemukiman
3 Bulungan Penunjukan Tanjung Selor sebagai Terjadi pertumbuhan sektor
lokasi pusat pemerintahan Provinsi industri secara nyata karena 2
Kalimantan Utara dan kedekatannya hal. Pertama, industri yang
dengan Kota Tarakan apabila mengolah hasil pertanian dan
terhubung dengan Jembatan Bulan perkebunan menjadi finished
serta posisinya yang berbatasan products akan bermunculan.

LAPORAN AKHIR 6-7


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

No Kabupaten/Kota Jangka Pendek Jangka Panjang


dengan kabupaten-kabupaten lainnya Kedua, industri yang memiliki
akan menjadikan Tanjung Selor risiko lingkungan lebih tinggi
berfungsi pula sebagai service city akan lebih dapat dilokasikan di
bagi kabupaten-kabupaten di Tanjung Selor. Peningkatan
sekitarnya kegiatan industri akan
memunculkan pula peningkatan
kegiatan perdagangan
4 Malinau Fokus pengembangan ekonomi Fokus pengembangan ekonomi
diarahkan pada peningkatan diarahkan pada penguatan
ketahanan pangan dan kemandirian ketahanan pangan dan
ekonomi penduduk kawasan kemandirian ekonomi,
perdesaan, peningkatan regional perbesaran basis ekonomi di
connectivity melalui pembangunan air kawasan perdesaan,
strip dan pelabuhan sungai, serta peningkatan regional
pembangunan akses jalan darat yang connectivity melalui
menghubungkan areal perkebunan, pembangunan ruas jalan darat
HPH dan pertambangan, ke dan jalur kereta api, dan
pelabuhan sungai. Pembangunan pertumbuhan sektor industri
akses jalan darat secara masif masih yang mengolah hasil
mahal, sehingga waterways menjadi pertambangan, perkebunan, dan
alternatif yang lebih ekonomis kehutanan. Pembinaan
masyarakat perdesaan dan
asimilasi kebudayaan antara
masyarakat asli dan pendatang
akan memunculkan perubahan
paradigma perilaku berpikir
masyarakat, dari sekedar pola
pengusahaan ekstraktif menjadi
budidaya, dari produksi untuk
sekedar pemenuhan kebutuhan
sendiri (swa sembada / self
sufficient) menjadi pemenuhan
kebutuhan pasar.
5 Tana Tidung Meningkatkan keanekaragaman Memperkuat ketahanan pangan
pangan dan produktivitas pangan melalui penciptaan food estate
melalui penyuluhan dan pelatihan di kawasan perdesaan serta
budidaya tanaman pangan serta Memperkuat fungsi pelabuhan
bantuan bibit pangan laut dan bandara sebagai
gerbang arus barang dan orang
melalui peningkatan fasilitas
bandara dan pelabuhan laut

6.1.3 Potensi Pariwisata

Pola pergerakan wisatawan yang menggunakan jalur udara, yaitu melalui: (a)
Jakarta-Balikpapan-Tarakan; (b) Jakarta-Yogyakarta-Balikpapan-Tarakan; dan (c) Jakarta-

LAPORAN AKHIR 6-8


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Makassar-Balikpapan-Tarakan. Untuk jalur laut, telah dilengkapi dengan pelabuhan utama


yaitu di Pelabuhan Tarakan (Kota Tarakan) dan Pelabuhan Tanjung Selor (Kabupaten
Bulungan). Daya tarik wisata di Provinsi Kalimantan Utara, antara lain:
 Daya tarik wisata Heart of Borneo (HoB).
Heart of Borneo merupakan item untuk menunjukkan keberadaan hutan primer
terluas dan tertua di dunia, yaitu di jantung Kalimantan.
 Daya tarik wisata kawasan perkotaan Tarakan-Tanjung Selor.
Tarakan dikenal dengan minyak dan sejarah pendudukan bangsa Asing, Bulungan
merupakan salah satu kerajaan di Kalimantan Utara.
 Daya tarik wisata kawasan pesisir kepulauan (Nunukan, Bulungan Kepulauan,
dan Tana Tidung Kepulauan)
Nunukan, Bulungan Kepulauan, dan Tana Tidung Kepulauan merupakan wilayah
dengan potensi wisata yang beragam mulai dari pantai sampai dengan hutan
hujan tropis.
 Daya tarik wisata kawasan pedalaman (pedalaman Bulungan dan Tana Tidung)
Daya tarik pariwisata ini dikelmpokkan menjadi tiga bagian, yaitu daya tarik
wisata berbasis alam, wisata berbasis sejarah dan budaya, serta wisata berbasis
kehidupan masyarakat yang lebih dominan.
 Kawasan Perbatasan Negara
Kawasan pengembangan pariwisata perbatasan negara yang ada di Kalimantan
Utara, meliputi daerah perbatasan Malinau yang berbatasan langsung dengan
Serawak (Malaysia Timur). Dalam pengembangan wisata di kawasan ini,
didominasi variasi wisata kehidupan masyarakat dan wisata berbasis alam.

Adapun destinasi pariwisata unggulan di Provinsi Kalimantan Utara, yaitu Pantai


Amal, Wana Wisata Persemaian, Hutan Mangrove Tarakan, Air Terjun Martin Billa, Sungai
Nyamuk, Long Bawan (Krayan), Gunung Rian, Batu Mapan, Hutan Lindung Sungai Sesayap,
Pantai Kuning/Taman Laut Karang Tigau, Eks Kerajaan Bulungan.

LAPORAN AKHIR 6-9


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Pantai Amal Wana Wisata Persemaian Gunung Ria

Pantai tanah Kuning Eks Kerajaan Bulungan

Hutan Lindung Sungai Sesayap

Sektor pariwisata dan industri merupakan salah satu komponen dalam


pembangunan ekonomi. Pembangunan pariwisata dan industri harus dilakukan secara
berkelanjutan sehingga memberikan manfaat langsung untuk kesejahteraan masyarakat.
Objek wisata yang dimiliki Kalimantan Utara belum ditata dengan baik menjadi daya Tarik
wisata unggulan, padahal potensinya cukup besar.

6.1.4 Kependudukan

Jumlah penduduk Kalimantan Utara mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini
ditunjukkan oleh peningkatan positif yang terus berlangsung selama periode tersebut yaitu
sebesar 4.39 persen per tahun. Konsentrasi penduduk tinggal di kawasan pesisir (perkiraan
88,07% atau 462,076 jiwa). Berdasarkan proyeksi, penduduk Kalimantan Utara pada tahun
2036 berjumlah 1.443.970 jiwa (88%). Dengan adanya konsentrasi penduduk di kawasan
pesisir, aglomerasi sosial ekonomi sangat mendominasi kawasan ini. Penduduk di
pedalaman dan perbatasan juga memiliki potensi ekonomi lokal yang belum dikembangkan.
Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan pelayanan sistem logistik ke arah perbatasan

LAPORAN AKHIR 6-10


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

dan pedalaman untuk membawa hasil produksi masyarakat ke pesisir ataupun sebaliknya.
dengan dibukanya kawasan perbatasan, maka isolasi kawasan pedalaman akan berkurang,
sehingga terjadi pergerakan penduduk ke daerah pedalaman dan perbatasan. Kepadatan
Penduduk di Kalimantan Utara didominasi oleh wilayah perkotaan yakni Kota Tarakan
dengan tingkat kepadatan 836 jiwa/km2. Sangat jauh dibandingkan dengan tingkat
kepadatan Provinsi Kalimantan Utara. Sementara Kabupaten Malinau, memiliki tingkat
kepadatan yang paling rendah yakni 2 jiwa/km2.

Penduduk sebagai SDM yang dimiliki suatu wilayah merupakan faktor yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam suatu perencanaan wilayah. Dengan mengetahui
komposisi dan keadaan kependudukan dalam suatu wilayah dapat diketahui dan
diperkirakan banyak permintaan bahan konsumsi yang harus disediakan, serta fasilitas
umum yang diperlukan di suatu wilayah. Untuk kawasan pesisir, rencana distribusi
penduduk di koridor perkotaan Tarakan –Tidung Pale – Tanjung Selor sebagai pusat utama
provinsi pada tahun 2035 diperkirakan mencapai lebih dari 60% (atau sekitar 825.000 jiwa).
Jumlah penduduk tersebut, dapat dianggap sebagai kota besar, oleh karena itu diperlukan
upaya pengembangan infrastruktur dan sarana untuk melayani penduduk yang ada.

Tabel 6-4
Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016-2036
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No Kabupaten/Kota
2016 2021 2026 2031 2036
1 Malinau 80,265 97,327 118,015 143,101 173,519
2 Bulungan 138,079 167,430 203,019 246,174 298,501
3 Tana Tidung 21,329 25,863 31,361 38,027 46,110
4 Nunukan 182,646 221,470 268,547 325,630 394,847
5 Tarakan 245,624 297,834 361,143 437,909 530,993
Jumlah 667,944 809,924 982,085 1,190,841 1,443,970
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

LAPORAN AKHIR 6-11


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

600000,0
Malinau
Bulungan
500000,0
Tana Tidung
Nunukan
400000,0
Tarakan

300000,0

200000,0

100000,0

,0
2016 2021 2026 2031 2036

Gambar 6-3
Perkembangan Penduduk Kalimantan Utara

Optimalisasi posisi Kalimantan Utara yang dapat mendukung pengembangan


wilayah membutuhkan dukungan prasarana perhubungan yang baik khususnya dalam
mempelancar lalu lintas penduduk dan distribusi barang. Permasalahan yang sering
mengemuka yaitu kerusakan jalan. Hal ini tentu menjadi penghambat peningkatan
produktivitas sector pertanian dan menimbulkan ekonomi biaya tinggi bagi pengembangan
industri local. Geografis wilayah Kalimantan utara beserta potensi sumberdaya alamnya
hanya akan dapat berfungsi optimal jika didukung oleh sarana prasarana perhubungan yang
memadai. Transportasi darat, laut dan udara menjadi satu kesatuan komponen dalam
membuka aksesibiltas ke seluruh wilayah Kalimantan Utara. Jaringan jalan yang memadai
dan menghubungkan ke outlet/Pelabuhan akan sangat mendorong arus lalu lintas distribusi
barang hingga ke pelosok wilayah.

LAPORAN AKHIR 6-12


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Gambar 6-4
Konsep Rantai Nilai Lokal

Permasalahan perdagangan di perbatasan, secara umum menunjukkan pentingnya


peningkatan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat yang tinggal di perbatasan. Dalam
kerangka daerah perbatasan, permasalahan ini diperluas dengan masalah hambatan
geografis, kedekatan dengan sumber barang dari negara tetangga yang mudah diakses
oleh masyarakat baik dari sisi harga yang lebih murah maupun dari sisi kualitas yang relative
lebih baik dan kurangnya pemenuhan kebutuhan masyarakat dari dalam negeri. Salah satu
alasan tingginya peran barang pokok dari Malaysia dalam pemenuhan kebutuhan di
perbatasan adalah barang produksi dalam negeri lebih mahal Karena distribusi dari pusat
pasokan ke perbatasan lebih kepada land-base oriented.

LAPORAN AKHIR 6-13


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Gas dan Gula Dari Malaysia yang membanjiri pasar di Nunukan

Distribusi land-based oriented tidak sejalan dengan amanat RPJMN 2015-2019 yang
menjelaskan bahwa transportasi laut ditempatkan sebagai tulang punggung system logistic
nasional melalui pengembangan 24 pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut yang
diintegrasikan dengan moda kereta api dan jalan raya. Terobosan terbaru yang sedang
dipersiapkan oleh pemerintah adalah ‘Gerai Maritim’.
Gerai maritim adalah program penyaluran barang pokok yang diselenggarakan
pemerintah dalam menyediakan barang kebutuhan pokok terutama di daerah wilayah timur
dan wilayah terluar/perbatasan Indonesia. Aktivitas transportasi mengacu pada pergerakan
produk dari satu lokasi ke lokasi lain dalam rantai pasokan. Transportasi merupakan
aktivitas yang paling mudah dilihat sebagai kegiatan utama logistic.

LAPORAN AKHIR 6-14


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Gambar 6-5 Terminologi Logistik dan Transortasi


Sumber : Kementerian perhubungan, 2015

Ketergantungan Kabupaten Nunukan terhadap wilayah lain di Indonesia, terutama


Sulawesi Selatan (Makassar dan Pare-pare) dan Surabaya, sangat besar dengan pola pusat-
pinggiran. Sebagian besar bahan, khususnya kebutuhan pokok, sekunder dan tersier
berasal dari luar Nunukan. Dalam hal ini peran Makassar dan Surabaya tidak lepas dari posisi
strategis pelabuhan yang dimiliki. Selain itu, salah satu fungsi unik dari Pulau Nunukan
adalah sebagai persinggahan dan pintu masuk lewat laut bagi para pedagang dan TKI local
ke Tawau, sabah Malaysia.

LAPORAN AKHIR 6-15


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Kapal laut pengangkut penumpang da barang dari Pare-pare

Ada tiga varian moda transportasi laut khusus yang tersedia untuk transportasi
barang ke Nunukan, yaitu kapal penumpang (PT.Pelni dan swasta), kapal kargo, dan kapal
kayu pelayaran rakyat (pelra). Secara umum, pemilihan ketiga varian moda transportasi laut
ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu :
i. Lokasi produsen;
ii. Biaya;
iii. Karakteristik barang yang diangkut; dan
iv. Kinerja pelabuhan.
Dari segi lokasi produsen, kapal kargo merupakan moda transportasi perdagangan
antar provinsi yang dominan. Sebagian besar barang dari Surabaya, yang menuju Nunukan
diangkut menggunakan kapal kargo peti kemas.

Tabel 6-5
Faktor-Faktor yang menetukan Pilihan Moda Transportasi Laut
Kapal Penumpang
Deskripsi Kapal Kayu (Pelra) Kapal Khusus (Cargo)
(PT.Pelni)
Biaya Rp 1.024.000 per Rp 400.000 per metric Rp 380.000 per metric
metric ton ton ton
Rute Makassar – Pare-pare – Makassar – Pare-pare- Makassar -Surabaya-
samarinda - Nunukan Nunukan Tarakan-Nunukan
Waktu pengiriman 2-3 hari 5-7 hari 8-9 hari
Jenis barang yang Barang-barang tahan Bahan-bahan tidak Bahan-barang tahan

LAPORAN AKHIR 6-16


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Kapal Penumpang
Deskripsi Kapal Kayu (Pelra) Kapal Khusus (Cargo)
(PT.Pelni)
diangkut lama, barang tertentu tahan lama lama dan ukuran tidak
yang dari sisi ukuran terbatas
besar dan panjang
Keamanan Relative aman Risiko barang rusak Aman (terutama dalam
(terutama dalam peti atau hilang kecil peti kemas)
kemas) tetapi berisiko
ruska atau hilang jika
diletakkan di atas
kapal, terutama pada
saat kegiatan bongkar
muat.
Sumber : Puska PDN, BP2KP, Kementerian Perdagangan

6.1.5 Komoditas Unggulan

Sektor basis pada dasarnya harus dapat memberikan kontribusi untuk


berswasembada dan memenuhi kebutuhan di wilayah lain serta dapat menghasilkan PDRB
dalam jumlah yang besar. Setiap wilayah umumnya akan memiliki satu atau lebih sektor
yang menjadi unggulan di wilayah tersebut. Sektor basis tersebut juga harus memiliki
pertumbuhan yang relatif cepat dibandingkan sektor lainnya dan juga berdaya saing.
Mengacu pada data perkembangan PDRB Kalimantan Utara serta gambaran potensi lokal
yang dikaitkan dengan pembangunan nasional, sektor perkebunan merupakan sektor yang
memiliki daya saing paling baik dan layak dikembangkan menjadi sektor basis. Sektor
industri pengolahan juga dapat menjadi sektor basis. Pembangunan ekonomi di Provinsi
Kalimantan Utara dengan sektor basis akan lebih optimal apabila pemerintah mengetahui
bagaimana potensi yang dimiliki oleh masing-masing kabupaten/kota, sehingga dapat
ditetapkan satu wilayah sebagai pusat pengembangan sektor perkebunan.

Daerah dengan sektor perkebunan yang lebih unggul berada di Kabupaten


Bulungan dan Nunukan. Sedangkan sektor industri pengolahan menjadi basis di Kabupaten
Malinau, Tana Tidung dan Kota Tarakan. Akan tetapi di Kota Tarakan, sektor
perdagangan, hotel dan restoran juga memiliki potensi yang dapat dikembangkan
menjadi sektor basis karena potensinya hampir sama dengan sektor industri pengolahan,
dimana kondisi geografis Kota Tarakan sangat mendukung berkembangnya sektor tersebut
karena wilayah ini merupakan tujuan wisata dari dalam dan luar negeri. Oleh karena
itu, agar pembangunan ekonomi dengan sektor perkebunan sebagai sektor basis dapat

LAPORAN AKHIR 6-17


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

terlaksana dengan lebih efisien di Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Bulungan dan
Nunukan dapat menjadi alternatif daerah yang tepat untuk pengembangan sektor basis
tersebut.

LAPORAN AKHIR 6-18


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

1. Kota Tarakan

Struktur perekonomian Kota Sektor Pertambangan


3 Tarakan didominasi oleh juga memiliki
sektor perdagangan dengan kontribusi yang besar
kontribusi nilai tambah terhadap PDRB Kota
sebesar 42 % terhadap PDRB Tarakan.
Kota Tarakan
5
2. Kabupaten Bulungan
1
Struktur perekonomian
Sektor pertanian
Kabupaten Bulungan masih
memberi kontribusi
didominasi sector
sebesar 16,84%
pertambangan dengan
4 2 kontribusi 31,45% terhadap
PDRB

3. Kabupaten Nunukan

Sektor pertambangan dan Sektor pertanian


penggalian memberikan memberi kontribusi
kontribusi sebesar 50,57% sebesar 22,83%

4. Kabupaten Malinau 5. Kabupaten Tana Tidung


Sektor pertambangan memberikan pengaruh yang sangat
Komoditas unggulan di Selama 4 tahun terakhir,
besar terhadap perekonomian Kab.Malinau dengan
Kabupaten Tana Tidung sub sector batubara
kontribusi sebesar 49,14%
masih didominasi sector menjadi tumpuan
pertanian dengan ekonomi Kab.Tana
Pertanian, Kehutanan dan perikanan memberikan kontribusi kontribusi 33% Tidung dengan
kontribusi 32%
sebesar 12,15%.
LAPORAN AKHIR Gambar 6-66-19
Sektor Unggulan Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Utara
Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

6.2 Ultimate Goals


6.2.1 Simpul Produksi Pertanian
Terwujudnya kedaulatan pangan merupakan salah satu cerminan kemandirian
ekonomi nasional. Ketahanan pangan merupakan salah satu faktor penentu stabilitas
ekonomi sehingga upaya pemenuhan kecukupan pangan menjadi kerangka pembangunan
yang mampu mendorong pembangunan sektor lainnya. Ketahanan pangan dibangun atas
tiga pilar utama, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan.
Kemandirian pangan akan mampu menjamin masyarakat memenuhi kebutuhan pangan
yang cukup, mutu yang layak, aman dan tanpa ketergantungan dari pihak luar.

Sumber pangan lokal di Provinsi Kalimantan Utara antara lain tanaman pangan dan
holtikultura, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Produksi padi di Provinsi Kalimantan
Utara tahun 2015 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dan mencapai 119.180
ton. Peningkatan produksi terbesar terdapat di Kabupaten Bulungan yang kemudian disusul
oleh Kabupaten Tana Tidung. Kabupaten Tana Tidung memiliki persentase yang paling
besar diantara kabupaten/ kota yang lain di sektor pertanian dengan jumlah sebesar 32,78%.
Produksi jagung di Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2015 mencapai 1.205 ton, turun 30
ton dari tahun 2014 sebesar 1.235 ton. Penurunan produksi diperkirakan terjadi karena
penurunan luas panen, sedangkan produkstivitasnya meningkat terutama di Kabupaten
Bulungan.

Tercapainya kondisi ketahanan dan kemandirian pangan di Provinsi Kalimantan


Utara juga dipengaruhi adanya inovasi dan adopsi teknologi dalam pengembangan usaha
tani tanaman pangan, usaha tani hortikultura, usaha peternakan, dan usaha perkebunan
yang mampu memberikan dampak bagi peningkatan produksi dan produktivitas petani dan
peternak. Pemerintah daerah mendorong peningkatan jumlah lahan pertanian dengan
memfungsikan kembali lahan sawah untuk ditanam padi, jagung, dan kedelai sesuai dengan
musimnya. Ketersediaan lahan di Kalimantan Utara cukup luas untuk dimanfaatkan dalam
meningkatkan produksi tanaman pertanian dan kebutuhan pangan lainnya. Untuk
perluasan areal tanaman pangan sebagai upaya untuk mewujudkan kemandirina pangan di
Kalimantan Utara, luas lahan potensial untuk pengembangan tanaman pangan masih
tersedia dalam luasan yang cukup besar. Upaya perluasan areal sawah sangat penting
untuk mendukung ketahanan pangan karena kebutuhan produksi tanaman pangan

LAPORAN AKHIR 6-20


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

khususnya padi terus meningkat sedangkan alih fungsi lahan cukup luas setiap tahunnya.
Untuk mendukung ketahanan pangan di Kalimantan Utara diperlukan pembukaan lahan
pertanian dalam memenuhi target produksi tanaman pangan di tahun 2019.

Terdapat beberapa jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Provinsi


Kalimantan Utara seperti: Karet, kelapa, kopi, lada, aren, kakao, kelapa sawit, dan lain-lain.
Namun yang menjadi komoditas unggulan hanya 4 jenis yaitu kakao dan kelapa (Prioritas I),
serta kopi dan kelapa sawit (Prioritas II). Perkebunan kakao di Provinsi Kalimantan Utara
terdapat di semua kabupaten kecuali Kota Tarakan. Produksi panen kelapa di Provinsi
Kalimantan Utara mencapai 1.960 ton, dengan produksi terbesar yaitu di Kabupaten
Bulungan (836 ton). Luas dan hasil panen kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Utara terus
mengalami kenaikan. Luas perkebunan sawit meningkat dari 62.879 hektar menjadi 137.389
hektar. Produksi kelapa sawit mengalami peningkatan cukup tajam, yaitu dari 21.754 kwintal
menjadi 513.448 kwintal.

Sumber daya perikanan di Kalimantan Utara berasal perikanan laut dan perikanan
darat. Jenis perikanan darat adalah perairan umum, tambak, kolam, keramba dan budidaya
pantai/laut. Pada sektor perikanan, jenis perikanan darat masih menjadi yang utama yakni
dari jenis budidaya pantai yang mengalami pertumbuhan jumlah produksi dari tahun ke
tahun. Selain budidaya pantai, jenis perikanan darat yang mengalami pertumbuhan jumlah
produksi adalah dari tambak dan kolam. Wilayah dengan perikanan laut yang dominan
adalah Kota Tarakan. Sedangkan wilayah dengan produksi perikanan darat yang dominan
adalah Kabupaten Nunukan.

Tabel 6-6 Produksi Perikanan Menurut Sub Sektor Perikanan dan Kabupaten/Kota (Ton) di
Provinsi Kalimantan Utara
Produksi Perikanan Darat (ton)
Kabupaten /Kota Perikanan Perairan Budidaya Jumlah
Tambak Kolam Karamba
Laut Umum Pantai Kabupaten
Kabupaten - 329 - 439,7 - - 768.7
Malinau
Kabupaten 2.998,3 194,5 3.693,1 25,1 - 96 7.007
Bulungan
Kabupaten 3.411,6 110,1 3.577 48,4 0,2 146.674 15.3821.3
Nunukan
Kabupaten Tana 897,5 354,4 12.530 - - - 1.3781.9
Tidung
Kota Tarakan 4.518,7 - 725,1 23,7 - 25.551 30.818.5

LAPORAN AKHIR 6-21


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Produksi Perikanan Darat (ton)


Kabupaten /Kota Perikanan Perairan Budidaya Jumlah
Tambak Kolam Karamba
Laut Umum Pantai Kabupaten
Provinsi 2012 11.826,1 988 20.525,2 536,9 0,2 172.321 206.197.4
Kalimant 2011 12.643,2 1.106,9 19.266,3 309,5 0 118.062,6 151.388,5
an Utara 2010 8.766,5 449,2 15.485,7 209,9 0 56.542,8 81.454,1
2009 8.897,9 672,6 6.243 167,1 0 39.321 55.301,6
2008 9.209,6 1.060,1 6.730,4 302,4 47,9 10,4 17.360,8
Sumber: Kalimantan Utara Dalam Angka 2015

6.2.2 Simpul Kegiatan Industri dan Pertambangan


Atas pertimbangan hasil analisa terhadap kondisi dan potensi ekonomi daerah dan
potensi pengembangan lima tahun ke depan serta keterkaitannya dengan industri
penunjang, industri terkait dan industri di provinsi lain, Pemerintah Pusat telah menetapkan
industri unggulan di Kalimantan Utara, yaitu kakao. Jika dibandingkan dengan data
perkebunan yang ada, komoditas kakao dan karet memang memiliki jumlah produksi yang
tinggi. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi barang jadi yang memiliki nilai
tambah. berdasarkan data, industri di bidang agro dan hasil hutan masih lebih kecil
dibandingkan dengan industri logam, mesin, elektronika, dan aneka industri. Oleh karena
itu, pengembangan industri agro perlu lebih dimaksimalkan.
Produk unggulan UMKM di Provinsi Kalimantan Utara, antara lain meubel rotan,
anyaman bambu, anyaman rotan, anyaman manik-manik, kue dan roti, bubuk kopi,
pengolahan logam, pembuatan kapal, pengolahan rumput laut, minyak atsiri, beras Adan,
ikan teri, udang kering, kerupuk durian, amplang, dan batik.

Tabel 6-7 Potensi Produk Unggulan Industri UMKM di Provinsi Kalimantan Utara
No. Kabupaten/Kota Produk Unggulan Pemasaran
1 Kabupaten Malinau  Meubel Rotan Kabupaten Malinau dan luar
 Anyaman Rotan kabupaten
 Anyaman bambu,
 Anyaman pandan
 Kopi Bubuk
 Batik Malinau
2 Kabupaten Bulungan  kue dan roti  Kabupaten Bulungan,
 Mie kering dan mie basah Kabupaten Malinau,
 Kopi bubuk Kabupaten Tana Tidung,
 Tahu dan Tempe  Kabupaten Berau
 Kerupuk dan Amplang (kalimantan Timur), Kota
 Anyaman Manik dan Jakarta, Kota Surabaya,

LAPORAN AKHIR 6-22


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

No. Kabupaten/Kota Produk Unggulan Pemasaran


Anyaman Serat Provinsi Bali
 Penyulingan Minyak Atsiri  Negara Perancis, China,
 Pengolahan Logam Uni Emirat Arab
 Pembuatan Kapal
 Meubel Kayu
 Meubel Rotan
3 Kabupaten Nunukan  Beras Adan  Kecamatan Sebatik,
 Olahan Rumput Laut Kabupaten Nunukan
 Kerupuk Durian  Malaysia
 Ikan Teri
 Udang Kering
4 Kabupaten Tana  Abon Ikan Pari di dalam kabupaten Tana
Tidung  Anyaman Bambu dan Tidung
Daun Pandan
5 Kota Tarakan  Ikan Asin Tipis Dalam dan luar Kota
 Amplang Tarakan
 Batik Khas Tarakan

Tidak dapat dipungkiri bahwa Pulau Kalimantan merupakan salah satu aset negara
mengingat potensi sumber daya alamnya yang tinggi terutama minyak, gas, dan mineral.
Tidak terkecuali Provinsi Kalimantan Utara. Terletak di wilayah strategis segitiga Indonesia-
Malaysia- Filipina, potensi laut di wilayah provinsi Kalimantan Utara sangat menjanjikan.
Terlebih lagi, wilayah ini memiliki sebagian kawasan Ambalat yang diperkirakan kaya akan
potensi minyak dan gas. Jika mengacu pada RTRW Propinsi Kalimantan Utara, kawasan
peruntukan pertambangan berada di :
a. kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara
Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara terdapat di Kabupaten
Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten
Tana Tidung.
b. kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi
Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi terdapat di Kabupaten
Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.

6.3 Analisis Ketimpangan Wilayah


Penyebab kesenjangan ekonomi di Kalimantan Utara sebagai wilayah perbatasan
adalah kesenjangan pembangunan infrastruktur yang berdampak pada kesenjangan sosial,
ekonomi, dan kesejahteraan. Kabupaten Bulungan sebagai daerah ibukota Provinsi

LAPORAN AKHIR 6-23


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Kalimantan Utara (Tanjung Selor) memiliki infrastruktur yang belum memadai sebagai
ibukota provinsi. Kesenjangan juga terjadi akibat ketergantungan masyarakat perbatasan
terhadap negara lain karena sulitnya memasarkan produk pertanian, perikanan, dan
perkebunan seperti kelapa sawit dan kakao.

Kondisi geografis Kalimantan Utara yang memiliki luas perairan cukup besar
memiliki potensi transportasi laut yang dapat dikembangkan. transportasi laut memegang
peranan yang sangat penting dan strategis dalam sistem mobilisasi penduduk di dalam
wilayah Kalimantan Utara maupun keluar wilayah.

Pelayaran perintis sangat diperlukan karena masyarakat di daerah terpencil atau


belum berkembang tidak memiliki kemampuan membeli jasa transportasi dengan kondisi
yang normal. Oleh sebab itu, tidak ada sebuah perusahaan pelayaran yang bersedia
mengoperasikan kapal-kapalnya di derah terpencil. Pengoperasian kapal di daerah itu pasti
akan menimbulkan kerugian yang tidak kecil. Karena tidak adanya sarana angkutan laut
yang bersedia beroperasi, maka pelayanan angkutan di daerah terpencil harus diambil alih
Pemerintah. Ini dilakukan dalam upaya menjamin terselenggarannya hubungan daerah
terpencil dengan daerah lain. Dengan adanya hubungan dengan daerah lain, masyarakat di
daerah itu diharapkan tetap dapat melakukan kegiatan yang diperlukan untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan dalam berbagai dimensinya. Sebagai
regulator, pemerintah tidak memiliki kapal-kapal niaga. Oleh sebab itu pelayanan angkutan
laut di daerah terpencil tidak mungkin dilakukan sendiri. Untuk itu dilakukan kerjasama
dengan operator angkutan laut dalam penyelenggaraan angkutan perintis. Seperti trayek
pelayaran lain, trayek pelayaran perintis ditetapkan oleh Ditjen Perhubungan dengan
memperhatikan:

a. keterpaduan intra moda transportasi laut dan antar moda transportasi darat, laut dan
udara;
b. usul dan saran Pemda;
c. kesiapan fasilitas pelabuban;
d. kesiapan fasilitas keselamatan pelayaran;
e. keterpaduan dengan program sektor lain;
f. keutuhan wilayah.

LAPORAN AKHIR 6-24


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

Pelabuhan singgah pada trayek pelayaran perintis ini, dapat berubah-ubah tiap
tahun sesuai dengan perkembangan yang terjadi di daerah tersebut. Dengan
dimungkinkannya perubahan ini, maka pelayaran perintis diharapkan mampu mendukung
program pengembangan daerah terpencil dan belum berkembang. Wilayah kepulauan
seringkali tertinggal dalam proses pembangunan tetapi tidak seharusnya letak geografis
mengganggu proses pembangunan. Apalagi suatu ironi jika kepulauan yang selama ini
banyak menyumbang untuk pendapatan daerah serta memiliki sumber daya alam yang
begitu melimpah, tidak bisa dioptimalkan oleh pemerintah daerah.

Disparitas antar wilayah juga diakibatkan oleh kebijakan pemerintah yang menekankan
pertumbuhan ekonomi dengan membangun pusat - pusat pertumbuhan sehingga menimbulkan
kesenjangan antar wilayah yang ekstrim. Selain itu akibat trickle down effect yang tidak terjadi
secara efektif dan justru backwash effect yang mengakibatkan eksplotasi sumberdaya secara
berlebihan dari wilayah hinterland.

LAPORAN AKHIR 6-25


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

DISPARITAS WILAYAH

Pertumbu
Aspek Infrastrukt
Ekonomi SDA han
Geografis Penduduk ur

 Pembangunan
 Struktur
infrastruktur di
Ketimpangan ekonomi  Pengelolaan
wilayah Kalimantan
pembangunan masih Sumber Daya
Utara terkendala
di wilayah bertumpu Alam masih
dengan ketersediaan
Kalimantan pada sector belum  Aglomerasi
anggaran.
Utara lebih primer yang optimal penduduk
 Pembangunan jalan
dikarenakan sangat rentan  Minimnya mendekati
pusat terkendala oleh
geografis terhadap industry
ekonomi medan yang sulit
wilayah yang penurunan pengolahan
produksi menyebabka  Mayoritas  Transportasi sungai
luas dan masih
dan laut yang tersedia
sulit dijangkau.  Pusat n tidak ada penduduk
berada di saat ini masih belum
pertumbuhan nilai tambah
optimal dari segi
masih  Minimnya pesisir dan
sepanjang pelayanan,
terpusat di infrastruktur
aliran dikarenakan biaya
Kota Tarakan penunjang
yang tinggi
 Masih untuk sungai
 Alur sungai di
didominasi distribusi hasil
beberapa titik
produk luar SDA
memerlukan
negeri
pengerukan untuk
(Malaysia)
memperlancar
pergerakan kapal

Gambar 6-7 Analisis Akar Masalah Ketimpangan Wilayah Kalimantan Utara

6.4 Kebijakan Perencanaan Program Nasional


Nawa Cita merupakan rumusan sembilan agenda prioritas Presiden Ir H. Joko
Widodo yang diharapkan dapat menjadi pedoman seluruh komponen bangsa untuk
dijadikan prioritas dalam menuju perubahan. Dimana sembilan program tersebut
merupakan penjabaran dari konsep Trisakti Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno

LAPORAN AKHIR 6-26


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

yakni menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi
dan berkepribadian dalam kebudayaan. Salah satu poin yang ada dalam “Nawacita”
tersebut adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Beberapa kegiatan yang menjadi fokus utama
dari program tersebut adalah :

 Desentralisasi Asemetris;
 Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa, kawasan timur Indonesia, dan
kawasan perbatasan
 Penataan daerah otonomi baru untuk kesejahteraan rakyat
 Implementasi undang – undang desa.

Tantangan utama dalam pengembangan wilayah untuk pemerataan pembangunan


adalah mengurangi kesenjangan antarwilayah yang ditunjukkan dengan semakin besarnya
kontribusi wilayah luar jawa melalui akselerasi pertumbuhan ekonomi di luar Jawa.
Keberpihakan terhadap kawasan timur Indonesia ditunjukkan dengan akselerasi
pertumbuhan ekonomi di luar Jawa yang juga diikuti dengan peningkatan kesejahteraan di
daerah tertinggal, perdesaan dan perbatasan untuk menghindari kesenjangan intrawilayah.

Untuk itu, program utamanya adalah pembangunan desa dengan memperkuat


ekonomi desa. Basis ekonomi desa adalah pertanian rakyat atau usaha rakyat skala mikro
kecil yang dikelola secara tradisional dengan memanfaatkan sumber daya pertanian atau
sumber daya alam lainnya yang ada di desa. Dengan adanya penguatan ekonomi desa, akan
mengurangi ketimpangan antara desa dan kota. Terutama dalam hal tingkat kesejahteraan
dan kemajuan ekonomi. Selain itu, upaya mengurangi kesenjangan antara desa dan kota
dilakukan dengan mempercepat pembangunan desa-desa mandiri serta membangun
keterkaitan ekonomi lokal antara desa dan kota melalui pembangunan kawasan perdesaan.

Gagasan tol laut adalah upaya untuk mewujudkan Nawacita pertama yakni
memperkuat jati diri sebagai negara maritim dan Nawacita ketiga, yaitu membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka
negara kesatuan. Tol laut bertujuan untuk menegaskan kembali Indonesia sebagai negara
maritim. Tol laut yang dimaksud adalah membangun transportasi laut dengan kapal atau
sistem logistik kelautan, yang melayani tanpa henti dari Sabang hingga Merauke. Tujuannya

LAPORAN AKHIR 6-27


Studi Perencanaan Master Plan Angkutan Laut
Propinsi Kalimantan Utara

menggerakkan roda perekonomian secara efisien dan merata. Logikanya sederhana, jika
sistem logistik nasional kuat maka harga kebutuhan pokok menurun dan industri di daerah
meningkat karena biaya transportasi menurun sehingga rakyat dapat sejahtera dan
ekonomi di kawasan Timur Indonesia maju.

Sebagai negara kepulauan, tol laut memang menjadi andalan masyarakat di daerah-
daerah terpencil. Meskipun mempunyai komoditas yang berpotensi, namun karena tak ada
kapal yang melayari banyak potensi daerah-daerah tersebut yang tidak muncul ke
permukaan. Tol laut bakal memunculkan pusat-pusat pertumbuhan baru sebagai sebuah
multiplier effect. Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional
maupun domestik. Vallega (2001) dalam perspektif geografis mengingatkan bahwa
tantangan globalisasi yang berkaitan dengan kelautan adalah transportasi laut, sistem
komunikasi, urbanisasi di wilayah pesisir, dan pariwisata bahari. Karena itu diperlukan
kebijakan kelautan (ocean policy) yang mengakomodasi transportasi laut di sebuah negeri
bahari.

Program lain nya adalah Gerai Maritim untuk kawasan perbatasan, seperti
Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Malinau. Hal ini didasarkan pada ketidakseimbangan
perdagangan antara Nunukan dengan wilayah lain disebabkan rasio antara jumlah peti
kemas yang dibongkar lebih kecil dibandingkan dengan yang dimuat, sehingga
menyebabkan peningkatan biaya transportasi untuk setiap satuan berat atau volume
disebabkan karena muatan pada rute balik tidak mencapai skala ekonominya. Implementasi
Gerai Maritim dengan menggunakan kapal PT. Pelni dapat menjadi alternaltif solusi
terhadap pemenuhan barang kebutuhan pokok di perbatasan.

LAPORAN AKHIR 6-28

Anda mungkin juga menyukai